Professional Documents
Culture Documents
I.1 Latar belakang Penelitian mengenai pupuk dimulai pada awal abad ketujuh belas. Pada tahun 1604-1670 ahli kimia Jerman-Belanda, Bacon dan Glauber menggambarkan efek yang menguntungkan dari penambahan senyawa ke tanah. Glauber mengembangkan pupuk mineral pertama, yang merupakan campuran senyawa kapur, asam fosfat, nitrogen, dan kalium. Tahun 1807-1810, Davy menemukan unsur-unsur kalium, natrium, kalsium, khlor dan boron di dalam pupuk (Beaton,1989). Penelitian dilanjutkan oleh Lawes (1814-1900), ia bereksperimen dengan tanaman dan pupuk kandang di pertanian Harpenden dan berhasil menemukan pupuk kimia pertama yaitu super fosfat, yang berasal dari batuan fosfat dan asam sitrat. Pada tahun 1805, Haber berhasil mendeteksi gas amoniak dalam jumlah kecil dari reaksi N2 dan H2 pada temperatur rendah dan tekanan tinggi menggunakan katalis besi. Dengan keberhasilan Haber menyintesis amoniak, bangsa Eropa berhasil memproduksi pupuk buatan seperti amonium sulfat ((NH4)2SO4) dan amonium fosfat ((NH4)3PO4) dari amoniak (Setiono, 2007). Produksi amonium sulfat skala pabrik mulai dilakukan pada abad ke-19 dengan bahan baku amoniak yang berasal dari pembuatan gas kokas dan menjadi pupuk nitrogen paling penting pada tahun itu. Perkembangan pupuk amonium sulfat terus mengalami kenaikan produksi di tiap tahunnya. Jumlah penggunaan amonium sulfat pada tahun 1994 adalah 950.000 ton yang meningkat dari tahun sebelumnya yaitu tahun 1900 sebesar 5000 ton, tahun 1870 sebesar 2000 ton, dan tahun 1860 sebesar 500 ton (Beaton, 1989). Pada tahun 1945, industri kokas mampu memproduksi 746.298 ton dan pada tahun yang sama 888.630 ton amonium sulfat dapat diproduksi oleh 5 pabrik dengan menggunakan bahan baku amoniak sintetik (Kobe, 1948). Sejak tahun 1960, amonium sulfat mulai diproduksi sebagai produk samping pada proses produksi synthetic-fiber I-1
I-3
Tugas Akhir
penyediaan benih.Departemen Pertanian.p.2). Hal ini menunjukkan permintaan konsumen akan pupuk ZA masih sangatlah besar. Namun, saat ini produksi pupuk ZA di Indonesia hanya dilakukan oleh PT. Petrokimia Gresik dengan kapasitas sebesar 650.000 ton/tahun. Oleh sebab itu, pengembangan pabrik pupuk atau penambahan pabrik pupuk di Indonesia merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kelangkaan pupuk yang menyebabkan kelangkaan pangan di Indonesia. Pupuk ZA mempunyai potensi pasar yang cukup bervariasi. Beberapa potensi pasar untuk pupuk ZA antara lain : Mampu meningkatkan produksi dan kualitas panen Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan Berbahan baku senyawa kimia yang stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan. Dijamin kualitas produk sesuai standar SNI, karena berasal dari bahan baku yang bermutu dan proses produksi yang sempurna. Mudah penanganannya dan ekonomis. Aman digunakan untuk semua jenis tanaman. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pendirian pabrik ZA adalah kapasitas pabrik. Pabrik pupuk ZA ini direncanakan akan mulai beroperasi pada tahun 2014 dengan mengacu pada kebutuhan nasional. Data produksi, konsumsi, ekspor dan impor pupuk ZA untuk tahun 2004 2008 dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan 1.2 :
Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi
Tabel 1.2 Persentase Perkembangan Pupuk ZA di Indonesia Perkembangan (%) Tahun Ekspor Impor Produksi Konsumsi 2004 ----------------------------2005 0,674241 0,611487 0,125255 -0,2867 2006 0,25397 0,623117 -0,02999 0,157563 2007 -0,83851 -0,1331 0,0256 0,270417 2008 9,075973 -0,01482 0,014041 0,035714 Rata rata 1,833134 0,217336 0,026982 0,0354 Dari Tabel 1.2 persentase perkembangan pupuk ZA di Indonesia, dapat diprediksi perkembangan pupuk ZA pada tahun 2014 berdasarkan persamaan : F = P ( 1 + i )n Dimana : F = nilai pada tahun ke-n P = nilai pada tahun awal n = selisih antara tahun awal dengan tahun prediksi i = pertumbuhan rata-rata Dengan menggunakan persamaan tersebut dapat diprediksi kapasitas produksi, kebutuhan, ekspor, dan impor dalam ton/tahun pada tahun 2014 sebagai berikut :
Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi
I-5
Tugas Akhir
Tahun 2014 Ekspor 1.097.358 Impor 776.595 Produksi 762.589 Konsumsi 893.276
Dari hasil prediksi perkembangan pupuk ZA di Indonesia pada tabel diatas, kebutuhan pasar Indonesia dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan : Kebutuhan pasar = (konsumsi + ekspor) (produksi + impor) = 451.129,4077 ton/ tahun Pabrik pupuk ZA ini direncanakan memasok 25% kebutuhan pasar pada tahun 2014 sehingga diperoleh kapasitas produksi = 25% 451.129,4077 ton/tahun = 112.782,3519 ton/tahun, dibulatkan menjadi 112.000 ton/tahun. Pabrik bekerja secara kontinu dalam 1 tahun selama 330 hari. Sehingga, kapasitas produksi = 339,4 ton/hari dan dibulatkan menjadi 340 ton/hari. Ada beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik agar pabrik yang kita rancang dapat mendatangkan keuntungan yang besar, antara lain : penyediaan bahan baku, pemasaran produk, fasilitas transportasi dan tenaga kerja. Alasan pemilihan lokasi untuk lokasi pendirian pupuk ZA yang sesuai dengan studi kelayakan antara lain : a. ketersediaan sumber air, b. dekat dengan konsumen pupuk. c. dekat dengan pelabuhan. d. dekat dengan pabrik amoniak dan asam sulfat untuk memudahkan memperoleh bahan baku. Lokasi pabrik pupuk ZA direncanakan berdiri di Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Penyediaaan bahan baku Untuk menekan biaya penyediaan bahan baku, maka pabrik pupuk didirikan berdekatan dengan pabrik pemasok Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
2.
3.
4.
5.
Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi
I-7
Tugas Akhir
I.2 Dasar Teori Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk memasok satu atau lebih elemen yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan produktivitas. Ada tiga unsur utama dalam pupuk, yaitu unsur nitrogen, kalium dan fosfor. Selain itu elemen sekunder dalam pupuk adalah kalsium, belerang, magnesium, dan unsur-unsur lain adalah boron, mangan besi, seng, tembaga dan molibdenum (Anonim, 2009). Pupuk dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu : a. Berdasarkan terjadinya, pupuk dibagi menjadi: Pupuk Buatan - Pupuk Tunggal - Pupuk Majemuk Klasifikasi pupuk buatan dapat dilihat dalam Tabel I.3 dan I.4 Pupuk alam b. Berdasarkan zat-zat makanan yang dikandungnya, pupuk dibagi menjadi: Pupuk-pupuk yang mengandung zat N Pupuk-pupuk yang mengandung zat P Pupuk-pupuk yang mengandung zat K Pupuk-pupuk yang mengandung zat kapur dan magnesium Pupuk gabungan c. Berdasarkan susunan kimiawi dan perubahanperubahannya di dalam tanah, pupuk dibagi menjadi : Pupuk Anorganik Pupuk Organik (Sarief, 1989 )
Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi
Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi
I-9
Tugas Akhir
Tabel I.4 Klasifikasi jenis pupuk majemuk Pupuk NP % N Ammo-Phos Supersikfos NH4(H2PO4) Diamonium fosfat 20 Diamonium fosfat 20 amonium sulfat Pupuk NK % N Kalium nitrat KNO3 13 Pupuk PK % P Kalium metafosfat 60 Monokaliumfosfat 52 (murni) Pupuk NPK (Sarief, 1989 )
% P
52 20 % K 44 % K 40 34
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda, Zwavelzure amoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4)2SO4. Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Ion sulfat yang terkandung dalam pupuk ZA larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah sehingga pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya (Anonim, 2010 a). Berikut adalah spesifikasi kandungan unsur hara yang terkandung dalam pupuk ZA.
Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi
Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi
I-11
Tugas Akhir
Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan (Agung, 2009). Kekurangan unsur hara belerang (sulfur) dapat menyebabkan kelainan pada tanaman, antara lain : Produksi protein tanaman menurun sehingga pertumbuhan sel tanaman kurang aktif Tanaman tumbuh kerdil, kurus dan panjang Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman Terjadi kerusakan aktivitas fisiologis dan mudah terserang hama penyakit Produksi butir daun hijau menurun sehingga tanaman mengalami klorosis / kekuningan Proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat Pertumbuhan dan kematangan terlambat, terutama pada tanaman biji bijian (PT.Petrokimia Gresik, 2002). Bahan baku yang berupa uap amoniak (NH3) dengan tekanan 3 - 4 kg/cm2 direaksikan dengan asam sulfat (H2SO4) dalam reactor/saturator dan terjadi reaksi netralisasi. Reaksi yang terjadi dalam saturator : 2NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4 Reaksi netralisasi dalam saturator diikuti dengan kristalisasi sehingga hasil keluaran saturator berupa campuran kristal dan cairan (50 : 50) yang selanjutnya akan dipisahkan di centrifuge. Hasil yang keluar dari centrifuge berupa cairan (mother liquor) direcycle kembali ke saturator sebagai titik kristal, dan produk berwujud kristal yang diharapkan 60% tertahan di screen 30 mesh selanjutnya dikeringkan dalam rotary dryer agar kadar air maksimum sebesar 1%. Kristal ZA keluar dryer setelah didinginkan selanjutnya masuk proses pengantongan dan siap untuk dipasarkan. (PT.Petrokimia Gresik, 1977)
Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi
I-13
Tugas Akhir
Tidak higroskopis Sesuai dan aman untuk berbagai jenis tanaman. Dapat dicampur dengan pupuk lain Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau. Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen. Meningkatkan produksi protein dalam tanaman dan pertumbuhan sel tanaman. Meningkatkan jumlah anakan yang menghasilkan (pada tanaman padi). Berperan penting pada proses pembulatan zat gula. Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau omprongan). Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi bawang merah dan bawang putih. Mampu meningkatkan serapan unsur hara P, S dan K. (Agung, 2009) I.4 I.4.1 Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku Utama Amoniak, Asam sulfat Amoniak Nama Lain : Amoniak cair, aqua amoniak Rumus Molekul : NH3 Massa Atom : 17,031 Bau : Berbau kuat Penampilan : Berbentuk gas tidak berwarna Titik Beku : - 77,7 C Titik Didih : - 33,35 C (239.81 K) Kelarutan dalam Air : 42,8 wt % pada 0C; 33,1 wt % pada 20oC; 23,4 wt % pada 40oC; 14,1 wt % pada 60oC Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi
: Oil of Vitriol, Battery Acid, Fertilizer Acid : H2SO4 : 98,08 : bebau : cair berminyak : 10 C : 290C : Bereaksi pada suhu ekstrim dengan kekerasan dekomposisi
(Baker, 2010 ) I.4.2 Bahan Baku Pendukung Uresoft 150 Penampilan Viskositas Titik Lebur (oC) Titik Didih Flash Point Kelarutan dalam Air Spesifik Gravity Berat jenis pH (Kao Corporation, 2006 )
: Berbentuk liquid bersih : 200 max : - 5 sampai -2 : > 100 oC : > 93,3 : mudah larut dalam air : ca. 0.90 @ 25C/25C : 1,02 1,10 : 7,2 8,8
Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi
I-15
Tugas Akhir
I.4.3 Produk 1.4.3.1 Produk Utama (Pupuk ZA) Produk utama yang dihasilkan dari unit produksi ini adalah pupuk ZA dengan spesifikasi sebagai berikut: ZA Nama Lain : -amonium sulfat -diamonium sulfat -asam sulfat garam diamonium -mascagnite Rumus Molekul : (NH4)2SO4 Massa Atom : 132,14 Penampilan : Putih halus, higroskopik butiran atau kristal Kepadatan : 1,769 g/cm3 (20 C) Titik Lebur : 235-280 (20C),508-553 K 455-536 F (terurai) Kelarutan dalam Air : 70,6 g/100 ml (0 C) 74,4 g/100 ml (20 C) 103,8 g/100 ml (100 C) Kelarutan : Tidak larut dalam alkohol, aseton dan eter. Hazard : Bahaya ledakan jika dicampur dengan kalium (Baker, 2008 ) 1.4.3.2 Produk Samping Dalam proses produksi pupuk ZA tidak memiliki produk samping. Hal ini dikarenakan produk yang tidak sesuai dengan standart yang ditentukan langsung di recycle sehingga tidak memiliki produk samping.
Pabrik Pupuk ZA (Amonium Sulfat) dari Amoniak dan Asam Sulfat dengan Proses Netralisasi