You are on page 1of 14

MANAJEMEN AUDIT AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI

Oleh 1. Baqoh Damara 2. Viki Merdeka Putra 3. Khusnul Baihaqi 4. Herry Aminuddin 5. Ryan Hakam Y

: (09321052) (09321057) (09321063) (09321073) (09321075)

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Gresik 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Adanya tekanan yang sama kuat terhadap bisnis manufaktur saat ini, menuntut perusahaan untuk lebih cerdas dalam menjalankan operasinya. Fungsi produksi dan operasi yang mentransformasikan input menjadi output bertanggungjawab untuk menghasilkan produk dalam kuantitas dan kualitas yang telah ditentukan, tepat waktu, secara efektif dan efisien. Kebijakan produksi dan operasi, kapasitas produksi ( sumber daya dan fasilitas), jadwal produksi, inovasi, dan peningkatan berkelanjutan harus dikonsentrasikan untuk memenuhi kepuasan pelanggan, agar perusahaan memiliki keunggulan dalam intensitas persaingan yang sangat ketat. Kemampuan dalam menghasilkan produk dalam waktu, kuantitas dan kualitas yang dapat belumlah cukup untuk mendukung keunggulan bersaing perusahaan. Produk harus dihasilkan melalui proses yang efisien dimana optimalisasi penggunaan sumber daya menjadi pedoman dalam setiap proses transformasi. Menghasilkan produk dengan biaya produksi yang rendah tanpa mengorbankan atribut kepuasan pelanggan, berarti perusahaan telah bergerak menuju keunggulan bersaingnya. Dengan biaya produksi yang rendah, perusahaan dapat menawarkan produk tersebut kepada pelanggan dengan harga yang lebih rendah relative dari pesaing tanpa mengorbankan proporsi margin yang telah direncanakan. Untuk memastikan bahwa proses produksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan, membantu mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang masih terjadi yang dapat menghambat tercapainya tujuan fungsi ini dan mencari perbaikannya, perusahaan melakukan audit atas fungsi produksi dan operasi baik yang dilakukan secara adhoc maupun periodik.

1.2

Rumusan Masalah Apakah audit dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja produksi dan operasinya ?

1.3

Tujuan Untuk mengetahui apakah audit dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja produksi dan operasinya

1.4

Manfaat Dengan makalah ini diharapkan para pembaca bisa memahami tentang audit produksi dan operasi serta mengetahui bagaimana audit produksi dan operasi membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja produksi dan operasinya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

PENGERTIAN AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI

Audit produksi dan operasi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif dan efisien). Audit ini dilakukan tidak hanya terbatas pada unit produksi tetapi juga berperan melengkapi fungsi pengendalian kualitas. Alasan yang mendasari perlu dilakukannya audit antara lain : 1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki. 3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan. 4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses. 5. Berjalanya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait.

2.2

AUDIT OPERASIONAL TERHADAP FUNGSI PRODUKSI

Audit operasional terhadap fungsi produksi atau sering disebut dengan audit produksi merupakan suatu bentuk audit yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dibidang produksi. Selain itu, produksi juga berfungsi untuk mengukur seberapa baik manajemen menjalankan fungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan produksi dan seberapa efektifkah manajemen dalam

membuat keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan produksi yang telah ditetapkan. Audit produksi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan efisien). Beberapa alasan yang mendasari perlunya dilakukan audit produksi, antara lain: 1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki 3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan 4. Pendekatan proaktif harus menjadi dasar dalam peningkatan proses. 5. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait.

2.3

PRINSIP PRINSIP UMUM AUDIT : 1. Tujuan utama audit adalah untuk menentukan apakah proses produksi dan operasi yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan criteria (peraturan,kebijakan, tujuan, rencana, standar) yang telah ditetapkan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan konsisten dengan standar kualitas yang telah ditetapkan serta mengidentifikasikan wilayah (bagian) yang masih memerlukan perbaikan. 2. Auditor harus secara objektif dan sistematis mengumpulkan dan menganalisis data yang cukup dan relevan sebagai dasar penilaian terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan criteria yang telah ditetapkan. 3. Auditor harus mengklarifikasikan ketidaksesuaian yang terjadi antara aktifitas produksi dan operasi dengan kebutuhan kriteria (standar) yang telah ditetapkan dan membuat rekomendasi untuk peningkatan.

2.4

TUJUAN AUDIT OPERASIONAL : 1. Untuk menilai kinerja dari manajemen dan berbagai fungsi dalam badan usaha. 2. Untuk menilai apakah sumber daya (manusia, mesin, dana, harta lainnya ) yang dimiliki badan usaha telah dugunakan efisien dan ekonomis. 3. Untuk menilai efektifitas badan usaha dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 4. Memberikan rekomendasi kepada manajemen puncak untuk memperbaiki kelemahan kelemahan terhadap penerapan struktur pengendalian internal, sistem pengendalian manajemen dan prosedur operasional badan usaha, dalam rangka meningkatkan efisien,

keekonomisan, dan efektivitas kegiatan operasi badan usaha.

2.5

MANFAAT AUDIT OPERASIONAL : 1. Memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang ketaatan dan kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang ditetapkan 2. Memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi dan operasi yang telah dilakukan perusahaan. 3. Menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan produksi. 4. Menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta kebutuhan perbaikannya.

2.6

TAHAP TAHAP AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI :

2.6.1 Audit Pendahuluan Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi auditee. Untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan rencana audit dan penggalian informasi umum tentang organisasi auditee, objek yang akan diaudit mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses produksi dan operasi. Setelah melakukan tahapan audit ini, auditor dapat memperkirakan (menduga) kelemahan kelemahan yang mungkin terjadi pada fungsi produksi dan operasi perusahaan auditee. 2.6.2 Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditor pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap tujuan utama fungsi produksi dan operasi serta variable-variabel yang mempengaruhinya. Variabel variabel ini meliputi berbagai kebijakan dan peraturan yang telah ditetapkan untuk setiap program/aktifitas, praktik yang sehat, dokumentasi yang memadai dan ketersediaan sumber yang dibutuhkan dalam menunjang usaha pencapaian tujuan tersebut. Pada tahap ini auditor juga mengidentifikasi dan mengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan produksi dan operasi. Berdasarkan review dan pengujian yang dilakukan pada tahap ini, auditor mendapatkan keyakinan tentang dapat diperolehnya data yang cukup dan kompeten serta tidak terhambatnya akses untuk melakukan pengamatan yang lebih dalam terhadap tujuan audit sementara yang telah ditetapkan pada tahapan audit sebelumnya. Auditor dapat menetapkan tujuan audit yang sesungguhnya (definitive audit objective) yang akan didalami pada audit lanjutan.

2.6.3 Audit Lanjutan(terinci) Auditor melakukan audit yang lebih dalam dan pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan (dokumen) yang berkaitan dengan produksi dan operasi. Konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang merupakan kelemahan (nonconformances) yang ditemukan auditor. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya, auditor menggunakan daftar pertanyaan (audit checklist) yang ditunjukan kepada berbagai pihak yang berwenang dan berkompeten berkaitan dengan masalah yang diaudit. 2.6.4 Pelaporan Laporan audit disajikan dengan format sebagai berikut : a. Informasi Latar Belakang b. Kesimpulan Audit dan Ringkasan Temuan Audit c. Rumusan Rekomendasi d. Ruang lingkup audit

2.6.5 Tindak lanjut Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan alternatif perbaikan yang ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan ( kekurangan) yang masih terjadi pada perusahaan.

2.7

RUANG LINGKUP AUDIT

Secara keseluruhan ruang lingkup audit produksi dan operasi meliputi : a. Rencana produksi dan operasi

Rencana ini menghubungkan kebutuhan pasar atas produk yang dipersyaratkan, aktifitas pengembangan dan rekayasa, kapasitas produksi, rencana persediaan, keungan, ketersediaan SDM, bahan baku, dan tingkat timbal balik hasil investasi yang dipersyaratkan investor. Suatu rencana induk memuat tentang : 1. Jadwal induk produksi. 2. Penilaian atas penggunaan kapasitas produksi. 3. Tingkat persediaan. 4. Perencanaan keseimbangan lintas produksi.

b. Produktivitas dan peningkatan nilai tambah. Lean production, suatu metode produksi ramping, yang dikembangkan oleh produsen yang menggunakan fokus berulang dalam rancangan prosesnya mampu secara signifikan memberi keuntungan bagi perusahaan yang menerapkannya. Keunggulan lean production, didukung oleh kebijakan dan praktik produksi yang secara maksimal mengoptimalkan penggunaan sumber daya perusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya, kebijakan dan praktik tersebut meliputi: 1. Penghapusan Persediaan (Zero inventory) Metode ini menggunakan Just in Time dalam menurunkan persediaan dan pemborosan yang disebabkan oleh persediaan tersebut. 2. Tingakat cacat nol (zero defect). Metode produk ini membangun suatu system produksi dan operasi yang dapat membantu karyawan memproduksi unit yang sempurna untuk setiap kalinya. Persiapan proses produksi dilakukan dengan lebih matang untuk mencegah terjadinya kegagalan dalam menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan. 3. Meminimalkan kebutuhan tempat (areal).

Upaya meminimalkan jarak tempuh unit produk dapat mengurangi kebutuhan tempat dalam proses produksi. Penataan fasilitas produksi yang terintegrasi dengan gudang penyimpanan bahan baku dan/atau produk jadi, dapat menghemat kebutuhan tempat tanpa mengganggu jalannya proses produksi. 4. Kemitraan dengan pemasok. Melibatkan pemasok ke dalam rencana keberhasilan perusahaan merupakan model yang banyak dikembangkan dalam praktik produksi modern saat ini. Dengan membangun hubungan yang erat (kemitraan) dengan pemasok dan menjalankan rencana dan standart kebutuhan bahan kepadanya, pemasok menjadi memahami dengan baik kebutuhan perusahaan dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan perusahaan terhadap pasokan bahan baku baik dalam kualitas, kuantitas, dan waktu pasokan tersebut dibutuhkan harus sudah tersedia di perusahaan. 5. Tanggung jawab pemasok. 6. Meminimalkan aktifitas yang tidak menambah nilai. Melalui suatu analisis aktifitas dan komitmen untuk melakukan perbaikan secara terus menerus, perusahaan yang menerapkan metode ini, meminimalkan aktifitas aktifitas yang tidak berguna (tidak menambah nilai) baik bagi pelanggan maupun bagi perusahaan. 7. Pengembangan angkatan kerja. Dengan secara terus menerus memperbaiki desain pekerjaan, pelatihan, partisipasi, komitmen karyawan dan pemberdayaan

kelompok-kelompok kerja, metode ini secara konsisten mengembangkan angkatan kerja.

Selanjutnya lean production, mengidentifikasi tujuh sumber pemborosan yang mengakibatkan operasi perusahaan tidak efisien, meliputi :

1. Produksi yang lebih besar dari kebutuhan (penumpukan persediaan). 2. Waktu tunggu dan/atau waktu menganggur. 3. Penanganan material yang terlalu sering. 4. Persediaan (bahan baku/dan atau barang jadi). 5. Pergerakan peralatan dan operatornya yang tidak menambah nilai bagi produk. 6. Proses produksi yang tidak penting (tidak dibutuhkan). 7. Pengolahan kembali produk cacat. 8. Menciptakan tantangan dalam bekerja. Maksudnya disini mampu menciptakan hal hal baru dalam pekerjaan atau ber eksperimen mencoba hal baru yang mampu membuat kita untuk tambah maju dan tidak monoton.

2.8

TUJUAN PENGENDALIAN PRODUKSI DAN OPERASI : 1. Maksimumkan tingkat pelayanan pelanggan.

Proses harus memahami bahwa pelanggan yang harus dilayani dengan tepat bukan saja pelanggan ekstranal tetapi yang harus dilayani dengan tepat bukan saja pelanggan eksternal tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah pelanggan internal. 2. Minimumkan investasi pada persediaan. Aktivitas pemesanan dan penerimaan bahan harus terintegrasi dengan jadwal produksi demikian juga jadwal produksi harus terintegrasi dengan rencana (jadwal) penyerahan kepada pelanggan. Pengendalian yang baik akan mencapai arus produksi yang mulus (smooth product Ion flow) dengan persediaan yang minimum dan waktu tunggu yang pendek. 3. Efisiensi produksi dan operasi. Efisiensi produksi dan operasi adalah sesuatu yang mutlak dan harus menjadi budaya kerja pada setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi. 10

Dalam hal ini pengendalian harus semaksimal mungkin mampu menekan pemborosan (aktifitas tidak bernilai tambah) yang terjadi. Secara rinci pengendalian tersebut meliputi hal hal berikut : 1. Pengendalian bahan baku. 2. Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi. 3. Pengendalian transformasi. 4. Pengendalian kualitas. 5. Pengendalian barang jadi

11

BAB III KESIMPULAN

Audit operasional terhadap fungsi produksi atau sering disebut dengan audit produksi merupakan suatu bentuk audit yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dibidang produksi. Beberapa alasan yang mendasari perlunya dilakukan audit produksi, antara lain: 1. Proses produksi dan operasi harus berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Kekurangan/kelemahan yang terjadi harus ditemukan sehingga segera dapat diperbaiki. 3. Konsistensi berjalannya proses harus diungkapkan. 4. Pendekatan proaktif haras menjadi dasar dalam peningkatan proses. 5. Berjalannya tindakan korektif harus mendapat dorongan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait. Dalam audit mempunyai prinsip-prinsip kerja sebagai pedoman kerja auditor. Tahap audit meliputi : 1. Audit pendahuluan 2. Review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen 3. Audit lanjutan 4. Pelaporan 5. Tindak lanjut Ruang lingkup audit meliputi : 1. Rencana produksi dan operasi. 2. Produktifitas dan peningkatan nilai tambah. 3. Pengendalian produksi dan operasi

12

DAFTAR PUSTAKA

Bayangkara, IBK.2008.Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Salemba Empat : Jakarta http://yuliakurnia.blogspot.com/2011/12/audit-produksi-dan-operasi.html http://www.scribd.com/doc/90938531/Makalah-Audit-Produksi

13

You might also like