You are on page 1of 8

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM KONSENTRASI PLASTICIZER PADA SINTESA PLASTIK BIODEGRADABLE BERBAHAN DASAR PATI SORGUM

Ricki Harnist dan Yuli Darni Chemical Engineering Department, Engineering Faculty, Lampung University Lampung Jl Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, Telp. (0721) 701609 E-mail : darni_yuli@yahoo.com

ABSTRAK - Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kondisi optimum konsentrasi plasticizer dalam menghasilkan plastik biodegradable (bioplastik) berbahan dasar pati-kitosan yang memiliki sifat mekanik dan ketahanan air yang baik. Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan masih memiliki kekurangan pada kekuatan mekanik dan ketahanan air bioplastik , maka beranjak dari data yang didapat dari penelitian tersebut diambil kondisi terbaik formulasi pati-kitosan 7:3 g/g dan konsentrasi gliserol divariasikan pada 10%, 15%, 23%, 27%, 33%, 35% berat guna mendapatkan kondisi optimum dalam pembuatan bioplastik. Hasil penelitian diperoleh film bioplastik optimum pada formulasi patikitosan 7:3 g/g adalah pada konsentrasi plasticizer gliserol 10 % dengan Kekuatan Tarik 82,525 Mpa, Modulus Young 542,437 Mpa dan ketahanan air 25%. Kata kunci : konsentrasi plasticizer, plastik biodegradable, sorgum
Topik : Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

1. PENDAHULUAN

Kebutuhan plastik diseluruh dunia terus meningkat, hampir setiap produk menggunakan plastik sebagai kemasan atau bahan dasar. Setiap tahun sekitar 100 juta ton plastik diproduksi dunia untuk digunakan diberbagai sektor industri (Martaningtiyas, 2010). Plastik yang digunakan saat ini merupakan polimer Bioplastik atau plastik dapat terdegradasi sintetis dari bahan baku minyak bumi secara alamiah adalah plastik atau polimer

yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat diperbaharui. Maka, dibutuhkan adanya alternatif bahan plastik yang diperoleh dari bahan yang mudah didapat dan tersedia di alam dalam jumlah besar dan murah tetapi mampu menghasilkan produk dengan kekuatan yang sama yaitu bioplastik (Martaningtiyas,2010).

yang secara alamiah dapat dengan mudah 2.2. Prosedur Penelitian terdegradasi baik melalui serangan mikroorganisme maupun oleh cuasa Pembuatan bioplastik melalui tahapan(kelembaban dan radiasi sinar matahari). tahapan sebagai berikut : Bahan dasar pembuatan plastik ini sendiri adalah senyawa- senyawa tanaman seperti pati, selulosa, dan lignin serta bahan-bahn dari hewan seperti protein, kasein, lipid. Di Indonesia sendiri penggunaan pati sebagai bahan baku untuk plastik mempunayai potensi besar, karena di indonesia banyak tumbuh tanamantanaman penghasil pati, misalnya sorgum. Komponen utama penyusun pati adalah amilosa dan amilopektin. Pada penelitian ini digunakan pati sorgum dan kitosan serta gliserol sebagai plasticizer. Penelitian sebelumnya dengan menggunakan pati sorgum sebagai bahan baru belum menghasilkan plastik yang memiliki karakteristik menyamai plastik komersial. Maka pada penelitian ini akan dicari kondisi optimum untuk konsentrasi plasticizer pada pembuatan bioplastik. 2. METODE PENELITIAN 2.1. Alat dan Bahan Pati dan kitosan ditimbang dengan perbandingan massa 7 : 3 (gr/gr). Larutan pati serta larutan kitosan dibuat melalui penambahan aquades sesuai dengan jumlah volume yang telah dihitung pada gelas ukur yang terpisah, larutan pati pada gelas ukur 500 ml dan larutan kitosan 20 % dengan penambahan asam asetat pada gelas ukur 50 ml hingga volume 15 ml. Larutan gliserol diukur sesuai kebutuhan 10%, 15%, 23%, 27%, 33% dan 35% dari total berat kering campuran pati dan kitosan 10 gram. Dan dengan perhitungan didapat volume. Panaskan Water bath dipanaskan dan atur temperatur yang akan digunakan yaitu 95oC. Gelas ukur 500 ml berisi larutan pati dan kitosan diletakkan pada water bath kemudian stirrer atau pengaduk dihidupkan. Larutan kitosan ditambahkan ke dalamnya dan diaduk (mix) selama 25 menit dengan kecepatan 50 Rpm. Setelah 25 menit, ditambahkan gliserol pada larutan pati kitosan dan diaduk sampai homogeny. Gelas ukur berisi larutan dikeluarkan, kemudian dinginkan sebelum dicetak.Sebanyak 50 ml larutan diuangkan ke dalam cetakan, kemudian cetakan diletakkan di dalam oven pada suhu 60oC selama 12 jam. Setelah dikeringkan dalam oven, plastik dilepaskan dari cetakannya.

Sorgum, Kitosan, Gliserol, Aquadest, Asam Asetat. Peralatan Penelitian : Gelas ukur, Water bath dan Stirrer, Drying oven, Termometer, Digital balance Kapasitas Maks: 220 grmAkurasi: 0,0001, Cetakan, Zipbag lock, tempat penyimpanan sampel, Pipet, Stopwatch, Spatula, Cawan petri, tempat bahan baku 3. HASIL DAN PEMBAHASAN untuk ditimbang, Botol sampel, Alat Dari penelitian yang telah dilakukan penghancur, Ayakan diperoleh lembaran bioplastik dengan hasil uji sebagai berikut :

Tabel 1. Data Hasil Penelitian


Ru n 1 2 3 4 5 6 7 Formulasi pati : kitosan (gr/gr) 7:3 7:3 7:3 7:3 7:3 7:3 10 : 0 Konsentrasi Densitas plasticizer gr/ml (% berat ) 10 % 0.600 15 % 0.600 23 % 0,400 27 % 0,500 33 % 1 35 % 0,6 10 % 0,25 Air terserap (%) 25 50 66,667 40 33,3333 37,5 100 Kuat tarik (Mpa) 82,525 80,85 12,250 30,625 26,95 30,625 Perpanjan gan (%) 15,98 18,04 11,69 26,58 13,58 18,975 Modulus young (Mpa) 542,4368 450,6118 105,7914 115,3007 201,1374 163,6045 -

3.1. Uji Mekanik Bioplastik 3.1.1. Pengaruh Bioplastik Terhadap Kekuatan Tarik Bioplastik Kuat tarik adalah salah satu uji untuk mengetahui tegangan maksimum suatu bahan. Kuat tarik pada bioplastik dipengaruhi oleh konsentrasi plasticizer, Pengaruh konsentrasi plasticizer terhadap kuat tarik bioplastik pada penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 1.
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 10 15 23 27 33 35 Konsentrasi Plasticizer (%)

tersebut menjadi elastis sehingga menurunkan tensile strengh bahan tersebut. Berdasarkan Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa kekuatan tarik tertinggi dari bioplastik didapat pada konsentrasi plasticizer gliserol sebesar 10 % dan kuat tarik tersebut mengalami penurunan seiring dengan penambahan konsentrasi plasticizer gliserol namun pada konsentrasi plasticizer 27 % mengalami kenaikan, akan tetapi kenaikan tersebut tidak signifikan. 3.1.2. Pengaruh Konsentrasi Plasticizer Terhadap Modulus Young Modulus Young diperoleh dari perbandingan antara kekuatan tarik (tensile strength) terhadap persen perpanjangan (elongation at break). Modulus Young ini juga bisa dikatakan sebagai ukuran kekakuan suatu bahan.

Kuat Tarik (mPa)

Gambar 1. Pengaruh konsentrasi palsticizer terhadap kekuatan tarik bioplastik

Kekuatan tarik film bioplastik semakin menurun seiring bertambahnya konsentrasi plasticizer hal ini dkarenakan plasticizer dalam jumlah yang tinggi menyebabkan bahan

600 Modulus Young ( mPa ) 500 400 300 200 100 0 10 15 23 27 33 35 Konsentrasi Plasticizer ( % ) Gambar 2 . Pengaruh konsentrasi plasticizer gliserol terhadap modulus young

3.2. Pengaruh Konsentrasi Plasticizer Terhadap Ketahanan Terhadap Air Uji ketahanan air yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahi seberapa besar daya serap bahan tersebut terhadap air. Pada bioplastik diharapkan air yang terserap pada bahan sangat sedikit atau dengan kata lain daya serap bahan tersebut terhadap air harus rendah. Sifat ini dipengaruhi oleh komponen-komponen penyusun bioplastik, seperti bahan dan plasticizer.
70 60

Berdasarkan Gambar 2 didapat bahwa modulus young tertinggi adalah pada konsentrasi plasticizer 10 % dan modulus young tersebut mengalami penurunan dengan bertambahnya konsentrasi plasticizer namun pada konsentrasi 27 % terjadi kenaikan modulus young, akan tetapi kenaikan tersebut tidak signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan bertambahnya konsentrasi plasticizer maka modulus young mengalami penurunan hal ini disebabkan karena plasticizer gliserol adalah zat yang ditambahkan untuk menambah elastisitas dari suatu bahan bioplastik, maka semakin besar konsentrasi plasticizer maka semakin elastis bahan tersebut namun sebaliknya semakin kecil derajat kekakuan atau modulus young bahan tersebut. Konsentrasi gliserol yang tinggi menyebabkan kekurangan pada kekuatan tarik dan modulus young bioplastik, namun menyebabkan elastisitas yang baik bagi bioplastik (sirikhajornnam, 2004).

air terserap ( %)

50 40 30 20 10 0 10 15 23 27 33 35 konsentrasi plasticizer gliserol (%)

Gambar 3. Pengaruh konsentrasi plasticizer terhadap Persen Air yang Terserap

Bahan pendukung yang digunakan pada penelitian ini yaitu kitosan yang merupakan salah satu campuran dari bioplastik yang menyebabkan bioplastik tersebut memilki ketahanan terhadap air, hal ini karena kitosan sendiri adalah senyawa yang bersifat hidrofobik. Dimana kitosan memodifikasi molekul pati dengan proses grafting atau pencangkokan molekul kitosan kedalam molekul pati sehingga diharapkan kitosan akan mampu mereduksi sifat dari pati yang pada dasarnya bersifat hidrofilik dengan persentase air terserapnya sekitar 100%. Berdasarkan uji yang dilakukan didapat bahwa kondisi

terbaik penyerapan air yaitu pada konsentrasi plasticizer 10% adalah 25 % Berdasarkan data yang didapat dapat disimpulkan bahwa kitosan telah mampu memodifikasi sifat dari pati namun belum sepenuhnya baik karena plastik masih cenderung menyerap 25 % air, hal ini juga dipengaruhi oleh adanya gugus hidroksida OH- pada plastik yang menyebabkan bioplastik ini masih bersifat hidrofilik. 3.3.Uji Densitas Bioplastik Kerapatan merupakan sifat fisik suatu polimer. kerapatan suatu bahan berpengaruh terhadap sifat mekanik bahan tersebut, semakin rapat suatu bahan maka semakin meningkatkan sifat mekaniknya. Sehingga film plastik yang dihasilkan mempunyai kekuatan tarik yang baik. Kerapatan atau densitas ini dapat didefinisikan sebagai berat per satuan volume bahan. Densitas dapat ditentukan dengan metode kenaikan fluida dalam gelas ukur.
Gambar 4. hasil analisa FTIR untuk konsentrasi plasticizer gliserol 10%

Dari hasil analisa FTIR diatas dapat kita tentukan gugus fungsi yang terdapat pada bioplastik dengan membandingkannya dengan table IR seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Gugus Fungsi dengan FTIR sampel 1 (10%)
Bilangan Gelombang (cm-1) hasil uji FTIR Tidak terdeteksi Mendekati 1640,90 1025,48 2630,30 Gugus Fungsi Rentang bilangan gelombang 2850-2960

Uluran C-H

C=O 1670-1760 Berdasarkan hasil uji yang dilakukan, karbonil sampel bioplastik terbaik pada penelitian C-O ester 1000-1260 ini memiliki densitas sebesar 0,6 kg/l O-H 2500-3000 seperti yang ditunjukan pada tabel 1. Nilai karboksil ini lebih kecil dari nilai densitas dari Low Density Poly Ethylene (0,91-0,94 kg/l) Berdasarkan Gambar 4 dapat terlihat (www.ausetute.com). bahwa gugus fungsi pada bioplastik merupakan gabungan dari gugus fungsi 3.4. Analisis Gugus Fungsi Bioplastik spesifik yang terdapat pada masing-masing (FTIR) komponen penyusun bioplastik tersebut. Uji FTIR (Fourier Transform Infrared Dimana gugus gabungan tersebut terbentuk Spectroscopy) sebagai analisis yang akibat adanya proses modifikasi pati yang dilakukan untuk menentukan gugus fungsi disebut dengan grafting atau pencangkokan pada polimer. Berdasarkan uji FTIR yang dimana terjadi -perubahan letak gugus dilakukan maka dihasilkan hasil sebagai fungsi, gugus OH putus dan berganti posisi dengan gugus dari kitosan dan gliserol. berikut :

Berdasarkan hal tersebut terlihat dengan jelas bahwa bioplastik yang dihasilkan memiliki gugus yang relatif sama dengan komponen penyusunnya sehingga dapat disimpulkan pula bahwa plastik yang terbentuk masih tetap memiliki sifat hidrofilik seperti komponen penyusunnya akan tetapi dengan proses grafting sifat hidrofilik tersebut mampu dikurangi, dimana persen air terserap pada pati yaitu sekitar 100% telah dapat dikurangi menjadi 25 % dengan memodifikasi pati dengan metoda grafting.

(fotodegradasi). Proses ini juga dapat dilakukan melalui proses secara anaerobik dan aerobik. Pada penelitian ini uji biodergradasi dilakukan pada kondisi aerobik dengan bantuan bakteri dan jamur yang terdapat ditanah dengan reaksi sebagai berikut. Cplastik + O2
Bakteri

CO2 + H2O+Humus

Sampel berupa film bioplastik ditanamkan pada tanah yang ditempatkan dalam pot dengan asumsi komposisi tanah sama. Sampel ini akan diperiksa setelah 15, 20, Sifat hidrofilik dari bioplastik ini juga 25 dan 30 hari kemudian untuk mengetahui dapat dilihat dari adanya gugus OH- pada degradasi pada sampel bioplastik. bioplastik yang terdapat pada bilangan Proses degradasi film bioplastik pada gelombang 2630,30 cm-1. Selain gugus media tanah dapat dilihat pada gambar hidroksida (OH), terdapat juga ester berikut (COOH). Adanya gugus fungsi tersebut menunjukkan film plastik dapat terdegradasi dengan baik ditanah. Struktur ikatan kimia antara pati, kitosan, gliserol dapat dilihat pada gambar berikut : HO pati HO gliserol HN kitosan
Gambar 5. Ikatan pati, kitosan, gliserol (Pupraset, 2005)

:
(a) (b)

3.5. Uji Biodegradabelitas

(c)

Uji biodegradabelitas dilakukan untuk Gambar 6. Proses degradasi bioplastik dengan mengetahui apakah suatu bahan dapat menggunakan media tanah (1 hari) dengan konsentrasi plasticizer a. 35%, b. 15%, c. 23% terdegradasi dengan baik dilingkungan. Proses biodegradabilitas dapat terjadi dengan proses hidrolisis (degradasi kimiawi), bakteri/jamur, enzim (degradasi enzimatik), oleh angin dan abrasi (degradasi mekanik), cahaya

(a)

(b)

(c)

(d)

(c)

(d)

(e)

(f)

Gambar 8. Proses degradasi bioplastik menggunakan media tanah ( hari ke 15) dengan konsentrasi plasticizer a. 10%, b. 15%, c. 23 %, d. 27%. e. 33%, f. 35%.

Berdasarkan gambar diatas dapat kita simpulkan bahwa pada hari ke 15 sampel bioplastik telah mengalami degradasi (e) (Gambar 10). Hal ini dikarenakan bahwa Gambar 7. Proses degradasi bioplastik dengan menggunakan media tanah (7 hari) dengan bioplastik yang terbentuk mengandung konsentrasi plasticizer a. 10%, b. 15%, c. 23 %, d. gugus hidroksil OH- dan gugus karbonil 33%. e. 35% CO dan juga ester COOH gugus tersebut Hari yang ketujuh saat pengujian menandakan bahwa bioplastik ini mampu biodegradable sampel bioplastik sampel terdegradasi dengan baik didalam tanah. sudah mulai menunjukan tanda-tanda 4. KESIMPULAN terdegradai walaupun masih sangat sedikit hal ini dapat terlihat pada Gambar 7 diatas. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan : 1. Kondisi optimum yang didapat pada penelitian ini yaitu pada konsentrasi plasticizer gliserol 10% akan tetapi bioplastik yang dihasilkan belum mampu menggantikan plastik komersial HDPE karena masih bersifat getas hal ini dapat dilihat dari elastisitasnya yang rendah yaitu 15.98%.

(a)

(b)

Bioplastik yang terbentuk mampu Films and Coatings, Faculty of terdegradasi dengan baik di tanah Science of the University of selama 15 hari, hal ini juga dapat Helsinki, Finlandia. dibuktikan dengan adanya gugus OH, CO dan COOH pada bioplastik yang Puprasert, Chaimongkol.2005. Physical and Mechanical Properties of terbentuk. Polymer Blends of Natural rubber and Cassava Starch. Department of DAFTAR PUSTAKA Chemistry, Faculty of Science, Khon Kean University Csu Stanislaus, CHARACTERISTIC INFRARED ABSORPTION FREQUENCIES, 26 Oktober 2010, Sirikhajornnam, Pongchayont dan Panu Danwanichakul. 2006. A Preliminary http:// Study of Preparing Biodegradable www.chemcsustan.edu/tutorials/infra Film From Starch. Thammasat red.htm. University. Thailand. Dewi Martaningtyas. Potensi Plastik Biodegradabel. WWW. Cakrawala Soeranto. Pemuliaan Tanaman SorgumIlmu pengetahuan. Com. 8 april BATAN. 27 mei 2010. http:// WWW. 2010. BATAN. Co.id Darni, Yuli, Utami, Herti. 2009. Studi Uthaichay, Kanjana, dkk. 2005. Pembuatan dan Karakteristik Sifat Preparation and Testing of Mekanik dan Hidrofobositas Thermoplastic Starch. Department of Bioplastik dari Pati Sorgum, Jurnal Materials Science and Engineering, Rekayasa Kimia dan Lingkungan, Faculty of Engineering and Industrial Journal of chemical engineering ang Technology, Silpakorn University, environtment. ISSN 1412-5064. Vol Nakorn Pathom 73000, Thailand 7. No 4. Desember 2009. Weiping Ban et al. 2005, Improving The Fessenden, Ralp dan Joan S. Fessenden. Physical and Chemical Functionally 1999. Kimia Organik Jilid 1. of Starch Derived Films With Erlangga Jakarta. Biopolymers, Journal of Applied Polymer Science 2006 Vol. 100, Guilbert, Stephanie, dkk.1986. United States. Mechanical and Thermomechanical Properties of Films Based on Whey Proteins as Affected by Plasticizer and Crosslinking Agents. Facultad de Agronomia, Universidad de la Republica, Montevideo, Urugay. Krogars, Karin. 2003, Aqueous-Based Amylose-Rich Maize Starch Solution and Dispersion: A study on Free

2.

You might also like