You are on page 1of 10

TERAPI MEDIS PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR DAN OBAT-OBATAN PENDAMPING 1.

CEDOCARD Isosorbide dinitrate VASODILATOR KORONER KOMPOSISI : mengandung : 1,4 : 3,6-dianhydrosorbitol 2,5-dinitrate (isosorbide dinitrate) URAIAN : CEDOCARD 5, melebarkan pembuluh-pembuluh darah jantung dan bila diberikan secara sublingual, kemanjurannya sebanding dengan nitroglycerin, tetapi CEDOCARD* 5 memberikan efek yang lebih lama dengan mulainya daya kerja yang hampir sama. Pemberian nitroglycerin (0,1 - 0,6 mg) secara sublingual akan memberikan daya kerjanya setelah 1-3 menit, tetapi hanya berlangsung selama 20-30 menit. Sedangkan CEDOCARD9 5 yang diberikan secara sublingual, daya kerjanya akan terlihat dalam waktu kira-kira 2 menit dan berlangsung selama 2 sampai 3 jam. Pemberian CEDOCARD 5 secara oral, daya kerja dimulai dalam waktu 20 sampai 30 menit kemudian dan akan dipertahankan untuk sekurang-kurangnya 4 jam. Cepatnya daya kerja CEDOCARD 5 yang sebanding dengan nitroglycerin disebabkan oleh karena kelarutannya yang tinggi dalam air, dan daya kerja yang diperpanjang dari CEDOCARD 5 disebabkan oleh lebih lambatnya proses peruraian oleh enzimenzim dibandingkan dengan nitroglycerin. INDIKASI Untuk pengobatan angina pektoris dan untuk pencegahan terjadinya serangan angina pada penderita penyakit jantung koroner menahun. Untuk pengobatan gangguan angina sesudah infark miokardial. POSOLOGI Untuk serangan angina pektoris, 1 tablet dilarutkan perlahan-lahan dalam mulut dibawah lidah. Untuk pengobatan pencegahan, tergantung dari beratnya penyakit, 1 sampai 2 tablet 3 atau 4 kali sehari. Untuk mencegah serangan pada malam hari, 1 sampai 2 tablet sebelum tidur. PERINGATAN DAN PERHATIAN : Pada umumnya CEDOCARD 5 tidak memberikan efek samping yang berarti, tetapi pada beberapa penderita mungkin akan menimbulkan sakit kepala yang biasanya terjadi apabila menerima dosis harian sampai 40 mg atau lebih. Tetapi sakit kepala akan berhenti, bila dosis dikurangi hingga 1/2 tablet 3 x sehari, dan tidak akan menimbulkan kembali gangguan sakit kepala, walaupun dosis dinaikkan lagi setelah beberapa hari. Pada pengobatan jangka panjang dengan CEDOCARD 5 kepekaan terhadap sakit kepala akan hilang tanpa keharusan penyesuaian dosis dan kerja memperlebar pembuluh-pembuluh darah jantung tidak akan berkurang.

2. LOVENOX KOMPOSISI Enoxaparine Na / Natrium Enoksaparin. INDIKASI Pengobatan untuk mencegah kelainan tromboemboli vena, terutama pada bedah tulang atau bedah umum. Pencegahan trombosis pada sirkulasi ekstrakorporeal selama hemodialisis. KONTRA INDIKASI Riwayat trombositopenia selama terapi dengan Enoksaparin. Kecenderungan terjadinya perdarahan, luka organik dengan kecenderungan perdarahan, kelainan pembekuan darah. Endokarditis menular yang akut, sindroma stroke hemoragik, ulkus saluran pencernaan akut. PERHATIAN Gagal hati atau ginjal, hipertensi arterial yang tidak terkontrol, riwayat ulkus lambung-usus, penyakit pembuluh darah pada koroid & retina. Periode sesudah pembedahan otak & urat saraf tulang belakang. Riwayat trombositopenia yang terjadi bersama dengan heparin lainnya. Tiga bulan pertama masa hamil. Jangan diberikan secara intramuskular. Interaksi obat : Meningkatkan resiko pardarahan bila digunakan bersama dengan obat-obat anti inflamasi (anti radang) non steroid, Tiklopidin, kortikosteroid, Dekstran 40. Bisa mempotensiasi efek antikoagulan oral Antagonis Vitamin K, obat-obat anti platelet. EFEK SAMPING Gejala-gejala perdarahan, trombositopenia (jarang), lebam & nekrosis (kematian sel atau jeringan) kulit pada tempat penyuntikan, reaksi alergi kulit atau alergi sistemik. INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya). KEMASAN Pre-filled syringe 40 mg/0,4 ml x 2 biji. DOSIS Pencegahan tromboembolisme : 20 mg sehari secara subkutan. Pada bedah umum : suntikan pertama diberikan 2 jam sebelum operasi. Resiko tinggi tromboembolisme selama bedah tulang : 40 mg sehari secara subkutan. Pada bedah tulang : suntikan pertama diberikan 12 jam sebelum pembedahan. Pengobatan dilanjutkan selama 7-10 hari.

Hemodialisis : 1 mg/kg berat badan ke dalam "arterial line" sirkuit dialisis pada permulaan sesi untuk suatu sesi selama 4 jam. Injeksi sebanyak 0,5-1 mg/kg berat badan harus langsung diberikan jika cincin fibrin terbentuk. 3. ISOSORBIDE DINITRAT TABLET 5 MG DEXA MEDICA KANDUNGAN Isosorbide Dinitrat. INDIKASI Pengobatan angina pektoris, pencegahan serangan angina pada pasien dengan penyakit koroner kronis, pengobatan gangguan angina setelah infark miokardial. KONTRA INDIKASI Glaukoma, perdarahan otak, hipotensi dengan tekanan sistolik rendah, kegagalan sirkulasi akut, infark miokardial akut dengan tekanan pengisian rendah. PERHATIAN Kardiomiopati, kehamilan trimester pertama, labilitas sirkulatori. Interaksi obat : alkohol, obat-obat hipertensi, obat-obat simpatomimetik. EFEK SAMPING Sakit kepala, hipotensi ortostatik, refleks takhikardia. INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin. KEMASAN Tablet kunyah 5 mg x 10 x 10 butir. DOSIS Serangan angina pektoris : 2,5-10 mg diletakkan di bawah lidah (sublingual), diantara pipi dan gusi (intrabukal), atau sebagai tablet kunyah. Jika hilangnya nyeri tidak tercapai selama serangan, dosis tambahan dapat diberikan dalam jarak waktu 5-10 menit. Pencegahan : dosis bisa diulangi tiap 2-3 jam. Pengobatan jangka panjang : 3 atau 4 kali sehari 10-20 mg. Mencegah serangan di malam hari : 1-2 tablet sebelum tidur. 4. LASIX AMPUL KANDUNGAN Furosemide. INDIKASI Edema, asites (pengumpulan cairan) pada hati, hipertensi ringan sampai sedang. KONTRA INDIKASI Gagal ginjal akut yang disertai dengan anuria (tidak dibentuknya kemih oleh ginjal), koma hepatikum, hipokalemia, hiponatremia, hipovolemia dengan atau tanpa hipotensi. Gangguan fungsi ginjal atau hati. PERHATIAN Hamil & menyusui, ketidakseimbangan cairan & elektrolit, gangguan berkemih. Diabetes, Gout. Interaksi obat :

meningkatkan resiko ototoksisitas jika digunakan dengan aminoglikosida, Sisplatin serta nefrotoksisitas jika digunakan dengan aminoglikosida, Sefaloridin. ACE inhibitors bisa menyebabkan penurunan tekanan darah secara jelas. antagonisme dengan Indometasin. potensiasi terjadi jika digunakan dengan Salisilat, Teofilin, Litium, dan relaksan otot tipe Kurare. hipokalemia bisa mempercepat toksisitas Digitalis. EFEK SAMPING Gangguan ringan pada saluran cerna, kehabisan Ca, K, dan Na, nefrokalsinosis pada bayi prematur, memperparah alkalosis metabolik; diabetes. Jarang : syok anafilaktik, reaksi alergi, depresi sumsum tulang, pakreatitis akut, gangguan pendengaraan. INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin. KEMASAN Ampul 20 mg/2 ml x 5 biji. DOSIS Dewasa dan anak berusia lebih dari 15 tahun : 20-40 mg intramuskular (IM) atau intravena (IV). Tingkatkan secara bertahap dalam interval 2 jam sebesar 2 mg (1 injeksi). Edema paru akut : diawali dengan 40 mg secara IV. Bayi dan anak berusia kurang dari 15 tahun : 1 mg/kg berat badan/hari, maksimal 20 mg/hari. 5. SISMVASTATIN Farmakologi Simvastatin merupakan obat yang menurunkan kadar kolesterol (hipolidemik) dan merupakan hasil sintesa dari hasil fermentasi Aspergillus terreus. Secara invivo simvastatin akan dihidrolisa menjadi metabolit aktif. Mekanisme kerja dari metabolit aktif tersebut adalah dengan cara menghambat kerja 3-Hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase (HMG Co-A reduktase), dimana enzim ini mengkatalisa perubahan HMG Co-A menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari sintesa kolesterol. Indikasi Terapi dengan lipid-altering agents dapat dipertimbangkan penggunaannya pada individu yang mengalami peningkatan resiko artherosclerosis vaskuler yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia. Terapi dengan lipid-altering agents merupakan penunjang pada diet ketat, bila respon terhadap diet dan pengobatan non-farmakologi tunggal lainnya tidak memadai. Penyakit jantung koroner. Pada penderita dengan penyakit jantung koroner dan hiperkolesterolemia, simvastatin diindikasikan untuk :

Mengurangi resiko mortalitas total dengan mengurangi kematian akibat penyakit jantung koroner. o Mengurangi resiko infark miokardial non fatal. o Mengurangi resiko pada pasien yang menjalani prosedur revaskularisasi miokardial. Hiperkolesterolemia. Menurunkan kadar kolesterol total dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia primer (Tipe IIa dan IIb). Rekomendasi umum : Sebelum memulai terapi dengan simvastatin, agar disingkirkan terlebih dahulu penyebab sekunder dari hiperkolesterolemia (seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol, hipotiroid, sindrom nefrotik, disproteinemia, penyakit hati obstruktif, terapi dengan obat lain, alkoholism), dan lakukan pengukuran profil kolesterol total, kolesterol HDL dan trigliserida (TG). Kontra Indikasi Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat. Penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum yang menetap yang tidak jelas penyebabnya. Wanita hamil dan menyusui. Dosis Pasien harus melakukan diet pengurangan kolesterol sebelum dan selama pengobatan dengan simvastatin. Efek Samping Abdominal pain, konstipasi, flatulens, astenia, sakit kepala, miopati, rabdomiolisis. Pada kasus tertentu terjadi angioneurotik edema. Efek samping lain yang pernah dilaporkan pada golongan obat ini : o Neurologi : disfungsi saraf cranial tertentu, tremor, pusing, vertigo, hilang ingatan, parestesia, neuropati perifer, kelumpuhan saraf periferal. o Reaksi hipersensitif : anafilaksis, angioedema, trombositopenia, leukopenia, anemia hemolitik. o Gastrointestinal : anoreksia, muntah. o Kulit : alopecia, pruritus. o Reproduksi : ginekomastia, kehilangan libido, disfungsi ereksi. o Mata : mempercepat katarak, optalmoplegia. Peringatan dan Perhatian Selama terapi dengan simvastatin harus dilakukan pemeriksaan kolesterol secara periodik. Pada pasien yang mengalami peningkatan kadar serum transaminase, perhatian khusus berupa pengukuran kadar serum transaminase harus dilakukan jika terjadi peningkatan yang menetap (hingga 3 kali batas normal atas) pengobatan segera dihentikan. Dianjurkan melakukan tes fungsi hati sebelum pengobatan dimulai, 6 dan 12 minggu setelah pengobatan pertama, dan berikutnya secara periodik (misalnya secara semianual). Hati-hati penggunaan pada pasien alkoholism dan / atau yang mempunyai riwayat penyakit hati. Pada penggunaan jangka panjang dianjurkan melakukan tes laboratorium secara periodik tiap 3 bulan untuk menentukan pengobatan selanjutnya. Terapi dengan simvastatin harus dihentikan sementara atau tidak dilanjutkan pada penderita dengan miopati akut dan parah atau pada penderita dengan

resiko kegagalan ginjal sekunder karena rabdomiolisis atau terjadi kenaikan creatinin phosphokinase (CPK). Penderita agar segera memberitahukan kepada dokter apabila terjadi nyeri otot yang tidak jelas, otot terasa lemas dan lemah. Simvastatin tidak diindikasikan dimana hipertrigliseridemia merupakan kelainan utama (misalnya hiperlipidemia tipe I, IV dan V). Keamanan dan efektivitas pada anak-anak dan remaja belum pasti. Interaksi Obat Pemakaian bersama-sama dengan immunosupresan, itrakonazol, gemfibrozil, niasin dan eritromisin dapat menyebabkan peningkatan pada gangguan otot skelet (rabdomiolisis dan miopati). Dengan antikoagulan kumarin dapat memperpanjang waktu protrombin. Antipirin, propanolol, digoksin 6. VALSARTAN-NI TABLET KANDUNGAN Valsartan. INDIKASI Hipertensi. (Angiotensin II receptor antagonist) KONTRA INDIKASI Wanita hamil, kerusakan hati, sirosis, penyumbatan kandung empedu. PERHATIAN Pasien yang kehilangan volume atau sodium darah, stenosis arteri renalis, gangguan fungsi ginjal berat, sumbatan saluran empedu. Bisa mempengaruhi kemampuan untuk mengemudi atau mengoperasikan mesin. EFEK SAMPING Sakit kepala, pusing, infeksi virus, infeksi saluran pernapasan bagian atas, batuk, diare, lemah, rinitis, sinusitis, nyeri punggung, nyeri pada perut, mual, faringitis, nyeri sendi. INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin. KEMASAN Tablet salut selaput 80 mg x 2 x 14 biji. DOSIS 80 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan sampai 160 mg/hari atau dapat ditambahkan diuretik jika tekanan darah tidak cukup terkontrol. 7. ASCARDIA 80 Mg KOMPOSISI : Tiap tablet salut enterik mengandung 80 mg asam asetil salisilat (asetosal) TINJAUAN UMUM :

ASCARDIA8 Enteric Coated terdiri dari tablet inti yang mengandung asetosal dan bahan penyalut yang tahan terhadap asam lambung. Produk ini dirancang untuk tidak melepaskan zat aktifnya di lambung, melainkan segera melepaskannya di duodenum. Sifat ini bermanfaat untuk melindungi lambung dari iritasi oleh asetosai. FARMAKOLOGI : Asetosal merupakan zat berkhasiat yang berfungsi mencegah adhesi dan agregasi platelet, dengan cara menghambat enzim siklooksigenase yang berfungsi membentuk tromboksan A2 dan prostasiklin. Tromboksan A2 merupakan suatu vasokonstriktor yang akan menginduksi pelepasan granulgranul intraseluier, sehingga berakibat agregasi platelet. Prostasiklin merupakan vasodilator yang akan menghambat agregasi platelet. Pada keadaan normal diperlukan keseimbangan antara tromboksan A2 dan prostasiklin. Pada pembuluh darah yang sehat, platelet yang bersirkulasi tidak akan mengalami adhesi dengan pembuluh darah. Tetapi adanya kerusakan pada sel endotel akan menyebabkan agregasi platelet dan membentuk trombus, atau terjadi adhesi platelet dengan pembuluh darah. Keadaan tersebut menyebabkan gangguan aliran darah dan terjadi iskemia. yang merupakan patogenesis MCi (Myocard infarct) dan TIA (Transient Ischemic Attack) INDIKASI : Mengurangi resiko kematian dan atau serangan MCI pada penderita dengan riwayat infark atau angina pektoris yang tidak stabil. Mengurangi resiko serangan ulang TIA atau stroke pada pria dengan riwayat iskemia otak sementara akibat emboli fibrin platelet. Catatan : Untuk menjaga keutuhan dan manfaat salut enteriknya, Ascardia tidak disarankan untuk dibelah, dikunyah, dihancurkan atau diracik sebelum ditelan. KONTRA INDIKASI : Tukak lambung aktif, hemofflia dan gangguan perdarahan lainnya,serta hipersensitivitas. INTERAKSI OBAT : Pemberian bersama asetosal dan warfarin dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna dan kadang-kadang perdarahan intraserebral. EFEK SAMPING : Reaksi gastrointestinal : Dosis 1000 mg/hari asetosal konvensional dapat menyebabkan nyeri lambung, rasa terbakar, mual dan muntah. Efek samping tersebut dapat dikurangi dengan sediaan enteric coated ini. Perdarahan saluran cerna: Merupakan akibat efek asetosal pada mukosa lambung, disfungsi platelet dan kerentanan individu, misal: penderita ulkus peptikum. Hipoprotrombinemia :

Merupakan akibat pengunaan asetosal dosis besar selama beberapa hari. Hal ini dapat diperbaiki dengan pemberian Vitamin K. Hipersensitivitas : Spasme bronkus, urtikaria dan angioedema. PERINGATAN DAN PERHATIAN : Asetosal dapat menyebabkan sindroma Reye, sehingga sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak dengan panastinggi, terutama pada influenza dan varicella, kecuali alas anjuran dokter. Hentikan pengobatan bila terjadi tinitus, gangguan pendengaran atau pusing. Jika terjadi gangguan lambung yang menetap atau terjadi keracunan (overdosis), segera hubungi dokter. Penggunaan untuk wanita hamil dan menyusui, konsultasikan dulu dengan dokter. Penggunaan bersama asetosal dengan antasida yang dapat terabsorbsi akan meningkatkan klirens asetosal. Penggunaan bersama asetosal dengan antasida yang tidak dapat terabsorbsi dapat mengganggu absorbs! asetosal. Sebaiknya asetosal tidak diberikan pada penderita dengan kerusakan hati berat. hipoprotrombinemia atau defisiensi Vitamin K. Jauhkan dari jangkauan anak-anak 8. ASPAR K Komposisi : K L-aspartat Mg L-aspartat BESTON*(Bisbentia Vitamin B1. Kadar 100 mg Pemberian obat jadi Tablet salut gula berwarna putih INDIKASI Sebagai bahan bergizi dan tonikum. Sebagai penambah gizi pada keadaan berikut : Sewaktu dan masa Penyembuhan, tidak ada nafsu makan, kekurangan gizi, pengeluaran yang berlebihan (demam/febrile) dan penyakit-penyakit yang menghilangkan banyak energi (consumptive diseases), kehamilan dan menyusui. Kelemahan tubuh (asthenic constitution) untuk orang dewasa. ATURAN PAKAI DAN DOSIS satu tablet tiga kali sehari sesudah makan PERHATIAN 1. Penderita-penderita seperti berikut dianjurkan untuk memeriksakan dirinya terlebih dulu pada dokter sebelum makan obat ini: 1. Penderita penyakit ginjal yang menerima pengobatan pembatasan pemakaian elektrolit. 2. Penderita yang masih di bawah pengawasan seorang dokter. 2. Ikutilah aturan pemakaian yang telah diberikan. Jangan berikan ASPAR* tablet pada anak di bawah umur 15 tahun, karena obat ini dimaksudkan untuk orang dewasa. 3. Perhatian dalam pemakaian dan setelah makan ASPAR* 1 Hentikan pemakaian ASPAR* dan periksakan diri pada dokter bila timbul gejala-gejala misalnya bintik-bintik merah pada

4.

kulit,Perasaan Panas pada jantung, muntah, tinja yang lembek,diare. 2 Bila khasiat obat tidak diperoleh setelah makan ASPAR tablet untuk beberapa waktu lamanva periksakan pada dokter. Perhatian dalam penyimpanan. 1 Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak. 2 Hindarkan obat ini dari sinar matahari langsung, dan simpan dalam wadah yang kedap udara tempat sejuk serta kelembaban rendah. 3 Untuk mencegah penyalahgunaan dan untuk menjaga kwalitas obat hendaknya obat ini tetap disimpan dalam kemasan strip aslinya. 4 Mengingat sifat higroskopiknya, makanlah ASPAR* tablet segera setelah kemasan strip dibuka.

9. DIAZEPAM TABLET KOMPOSISI : Tiap tablet mengandung : Diazepam 2 mg CARA KERJA OBAT : Diazepam merupakan turunan bezodiazepin. Kerja utama diazepam yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-aminobutirat (GABA) sebagai mediator pada sistim syaraf pusat. Dimetabolisme menjadi metabolit aktif yaitu N-desmetildiazepam dan oxazepam. Kadar puncak dalam darah tercapai setelah 1 - 2 jam pemberian oral. Waktu paruh bervariasi antara 20 - 50 jam sedang waktu paruh desmetildiazepam bervariasi hingga 100 jam, tergantung usia dan fungsi hati. INDIKASI : Untuk pengobatan jangka pendek pada gejala ansietas. Sebagai terapi tambahan untuk meringankan spasme otot rangka karena inflamasi atau trauma; nipertdnisitairotot (kelaTrian motorik serebral, paraplegia). Digunakan juga untuk meringankan gejala-gejala pada penghentian alkohol akut dan premidikasi anestesi. KONTRA INDIKASI : * Penderita hipersensitif * Bayi dibawah 6 bulan * Wanita hamil dan menyusui * Depress pernapasan * Glaucoma sudut sempit * Gangguan pulmoner akut * Keadaan Phobia CARA PENGGUNAAN : Dewasa Ansietas 2-10 mg, 2-4 kali sehari Terapi tambahan pada spasme otot rangka : 2 -10 mg. 3-4 kali sehari dalam dosis bagi Penghentian alkohol akut 10 mg. 3-4 kali sehari selama 24 jam pertama, kemudian dikurangi menjadi 5 mg. 3 - 4 kali sehari Premidikasi: dewasa: 10 mg: anak-anak diatas 2 tahun: 0,25 mg/kg

Usia lanjut dan pasien yang lemah : 2 - 2,5 mg, 1 - 2 kali sehari dapat ditingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan. Pada penderita dengan gangguan pulmoner kronik, penderita hati dan ginjal kronik dosis dikuTarigT. Anak-anak 0.12 - 0.8 mg/kg sehari dibagi dalam 3 atau 4 dosis. EFEK SAMPING : Mengantuk,ataksia. kelelahan Erupsi pada kulit. edema, mual dan konstipasi, gejalagejala ekstra pirimidal. jaundice dan neutropenia. perubahan libido, sakit kepala, amnesia, hipotensi. gangguan visual dan retensi urin, incontinence. PERINGATAN DAN PERHATIAN : * Jangan mengemudikan kendaraan bermotor atau menjalankan mesin selama minum obat ini. * Ansietas atau ketegangan karena stress kehidupan sehari-hari biasanya tidak memerlukan pengobatan dengan ansiolitik. * Keefektifan dalam pengobatan jangka lama (lebih dari 4 bulan) belum diuji secara klinis sistematik. * Penggunaan jangka lama dapat menyebabkan ketergantungan pada obat * Pada penderita lemah dan lanjut usia dianjurkan dengan dosis efektif terkecil. * Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan pulmoner kronik, penderita fungsi hati dan ginjal kronik. * Hentikan pengobatan jika terjadi reaksi-reaksi paradoksikal seperti keadaan hiper eksitasi akut. ansietas. halusinasi dan gangguan tidur. INTERAKSI OBAT : Penggunaan bersama obat-obat depresan Susunan Syaraf Pusat atau alkohol dapat meningkatkan efek depresan. Cimetidin dan Omeprazol mengurangi bersihan benzodiazepin. Rifampisin dapat meningkatkan bersihan benzodiazepin.

You might also like