You are on page 1of 13

TATA CARA PENYELENGGARAAN JENAZAH

Kamaradika Nur Asiah Rani Septiawantari Reni Asmara Suminah Vitri Wulan Febriana Yovita Sari

Program B 1 PSIK UMJ Tahun 2011

PENGERTIAN
Penyelenggaraan Jenazah adalah prosesi pengurusan jenazah yang dilakukan mulai dari memandikan, mengkafani, menyolatkan hingga menguburkan mayit berdasarkan tuntunan syariat. Hukum menyelenggarakan jenazah adalah Fardhu Kifayah

Apabila seorang muslim telah dipastikan meninggal dunia, wajib bagi orang didekatnya melakukan beberapa perkara, antara lain:
1. Memejamkan kedua mata mayit dan mendoakannya 2. Melemaskan seluruh persendian mayit agar tidak mengeras 3. Menutup sekujur jasad mayit dengan kain 4. Mempercepat penyelenggaraan jenazah 5. Tidak mengapa untuk menunggu keluarga mayit apabila tidak dikhawatirkan terjadinya perubahan pada jasad mayit 6. Bagi keluarga yang ditinggalkan (ahli waris) wajib menyelesaikan pembayaran utangnya. 7. Rasulullah SAW bersabda : Jiwa seorang mukmin itu tergantung pada utangnya hingga dibayarkan (HR. Ahmad) 8. Menguburkan jenazah ditempat meninggalnya.

Memandikan Jenazah
Sebelum memandikan jenazah, maka ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan:
Air bersih untuk memandikan Air yang telah dicampur dengan daun bidara (sabun jika tidak ada) Air yang telah dicampur dengan kapur barus (yang telah dihaluskan) Gunting kuku Alat cukur Sarung tangan (jika dibutuhkan) Tempat mandi yang tertutup Handuk Sisir

Lanjutan

Memandikan Jenazah

Adapun yang berhak memandikan mayit :


Orang yang telah ditunjuk (diwasiatkan) oleh mayit ketika hidup Ayah kemudian keluarga terdekat mayit Jenazah pria dimandikan oleh pria dan jenazah wanita dimandikan oleh wanita Suami boleh memandikan istrinya dan sebaliknya Mayit yang berusia dibawah tujuh tahun (belum baligh) boleh dimandikan oleh lawan jenisnya Apabila seorang pria atau wanita yang meninggal ditengah-tengah suatu kaum dimana mereka tidak memiliki mahram, maka bagi yang hidup tidak perlu untuk memandikan akan tetapi cukup dengan ditayamumkan saja (agar aurat tidak terlihat kepada yang tidak berhak) Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk memandikan mayat orang kafir

Lanjutan

Memandikan Jenazah

Tata cara memandikan jenazah: Menutup aurat mayit dengan menggunakan kain sarung (kain yang bercorak) Membersihkan kotoran pada dubur dan Qubul Mayit Berniat memandikan, membaca basmalah kemudian mewudukan mayit sebagaimana wudhu ketika shalat Mencuci kepala dan jenggot dengan menggunakan air yang telah dicampur dengan daun bidara (sabun jika tidak ada) Memandikan seluruh badan dengan mendahulukan yang kanan kemudian yang kiri, sebanyak 3 kali atau cukup sekali apabila sudah bersih atau lebih dari tiga apabila masih dirasakan kurang bersih, dan pada siraman yang terakhir dengan menggunakan air yang telah dicampur kapur barus. Mengeringkan sisa-sisa air pada mayit dengan menggunakan handuk menggunting kuku, serta mencukur bulu kemaluan, ketiak dan merapikan kumis mayit Membungkus jasad mayit dengan kain sarung sebelum pengkafanan agar aurat mayit tetap terjaga

Mengkafani Jenazah
Terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum pengkafanan: Kain kafan sekurang-kurangnya selapis kain yang menutupi seluruh badan mayat. Tetapi sebaiknya tiga lembar untuk laki-laki dan lima lembar untuk perempuan Kapas Wewangian

Lanjutan

Mengkafani Jenazah

Tatacara Pengkafanan: - Siapkan Kain kafan tiga helai yang disusun secara bertumpuk, dan telah diukur sesuai dengan besar mayit - Menyiapkan tali pengikat kafan dengan jumlah sesuai kebutuhan, yang di hamparkan dibawah tumpukan kain - Menyiapkan kain yang telah dibubuhi kapas (menyerupai popok bayi) yang telah diberi wewangian untuk menutup aurat mayit yang diletakan di bokong mayit. - Meletakkan mayit diatas kain kafan, kemudian melilitkan kapas pada mayit untuk menjaga agar kotoran tidak keluar - Sisa kapas yang telah diberi wewangian diletakkan pada kedua mata, lubang hidung, mulut, lubang telinga, dan diatas anggota sujudnya, demikian pula dengan lipatan-lipatan tubuh seperti ketiak, bawah siku, bawah lutut dan pusar - Memberikan wewangian pada kain kafan (tumpukan teratas) dan kepala mayit - Mengambil sisi kanan lembaran kain yang paling atas kemudian diikuti dengan sisi kiri untuk membungkus mayit, sambil melepaskan kain sarung yang menutupinya.setelah itu diikuti dngan lembaran kedua dan ketiga - Mengikat kafan dengan tali yang telah disediakan - Sisa kafan dibagian kepala di arahkan kewajah, dan pada kaki di arahkan ke bagian depan kaki

Menyolatkan jenazah
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan shalat jenazah, antara lain:
Mayat diletakkan dihadapan imam dengan posisi kepala diarah utara Shalat dilakukan dengan menghadap ke kiblat Bagi jenazah laki-laki maka posisi imam menghadap sejajar dengan dada mayit, sedangkan apabila jenazahnya adalah wanita maka posisi imam menghadap sejajar dengan perut mayit Apabila jumlah orang yang menyolatkan cukup banyak maka disunnahkan untuk membentuk tiga shaf

Lanjutan
Adapun tatacara shalat jenazah: Takbiratul Ihram (takbir yang pertama), diikuti dengan membaca Surat Al Fatihah. Takbir kedua yang diikuti dengan membaca shalawat kepada Nabi. Takbir ketiga, diikuti dengan mendoakan mayit. Takbir keempat Salam

Menguburkan jenazah
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penguburan jenazah, antara lain: Disunnahkan untuk mengiringi mayit ke pemakamannya. Disunnahkan menyegerakan (tidak terburu-buru) dalam mengusung jenazah. Rasulullah bersabda: Bersegeralah dalam mengusung jenazah (HR. Muttafaqun alaihi, dari Abu Hurairah). Diharamkan bagi wanita untuk mengiringi jenazah. Bagi yang menyaksikan iringan Jenazah, disunnahkan untuk berdiri, sedangkan bagi yang mengantarnya, hendknya mereka tidak duduk hingga jenazah diletakkan di lahad terkecuali untuk sebuah keperluan. Dari Abu Said bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Bila kalian melihat jenazah maka berdirilah, dan barangsiapa mengantarkannya hendaknya ia tidak duduk sampai jenazah itu diletakkan." (HR. Muttafaq Alaihi). Disunnahkan memperdalam dan memperluas kuburan Rasulullah bersabda: Galilah, luaskanlah dan dalamkanlah (HR. Abu Daud). Bagi setiap orang yang masuk ke kompleks pekuburan disunnahkan untuk memberi salam kepada penghuni kubur, membuka sandal, tidak duduk diatas kuburan serta banyak mengingat kematian.

Adapun tatacara penguburan jenazah:


Beberapa orang turun kedalam kubur (untuk menyambut mayit). Mayit diturunkan dari arah kubur dengan mendahulukan bagian kepala. Mayit diletakkan dilahad dengan dimiringkan bertumpu pada sisi kanannya menghadap kiblat, bagi orang yang meletakkannya mengucapkan Bismillah waala millati Rasulillah (HR.Ahmad). Meletakkan batu atau yang lain dibawah kepalanya. Mayit didekatkan pada dinding lahad. Diletakkan sesuatu dibelakang punggung mayit sebagai penahan agar tidak terbalik kebelakang. Mulut liang lahad ditutup dengan batu atau semacamnya. Menuangkan tanah ke kuburan dengan menggunakan tanah bekas galian kuburnya. Tanah makam ditinggikan kurang lebih satu jengkal diatas permukaan tanah dan di bentuk seperti punggung unta agar air hujan tidak menggenang diatasnya. Boleh ditaburi kerikil dan disiram dengan air agar tanah menjadi padat sehingga tidak mudah terperosok. Memberi tanda (nisan) pada kedua ujungnya untuk menjelaskan batas-batasnya agar dikenali sebagai kuburan. Bagi para pelayat disunnahkan untuk mendoakan mayit.

Rasulullah Shalallaahu alaihi wasallam bersabda: Mintakanlah ampun (kepada Allah) untuk saudara kalian (yang wafat) dan mintakanlah keteguhan untuknya, sesungguhnya sekarang dia sedang ditanya. (HR.Abu Daud, dari hadits Utsman)

TERIMAKASIH WASSALAM

You might also like