Professional Documents
Culture Documents
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. 1.2 Alasan Pentingnya pendidikan Pendidikan merupakan kegiatan manusia yang paling utama yang berkaitan dengan tujuan, pola kerja sumber dan manusia. Agar pendidikan itu dapat mencapai tujuannya maka diperlukan pengaturan atau upaya tentu seperti penetapan tujuan yang akan dicapai, pola kerja yang produktif pemanfaatan sumber yang efisien dan kerja sama orang-orang yang terpadu. Upaya tersebut dapat diberi batasan sebagai administrasi pendidikan. Jelas bahwa setiap orang yang terlibat dalam pendidikan seharusnya memahami sekaligus mahir dalam administrasi pendidikan sehingga pemuatannya dalam itu tidak sia-sia bahkan sebaliknya menjadi lebih produktif. Apalagi bagi guru yang merupakan ujung tombak upaya pendidikan. Dalam pendidikan itu terdapat dua jenis proses, yaitu proses pendidikan dan non pendidikan. Proses pendidikan sering juga disebut proses teknis sedangkan non pendidikan sering disebut non teknis. Seperti perencanaan penilaian pelaksanaan pengajaran dan kurikulum, bahwa proses pendidikan adalah pengembangan kepribadian manusia agar seluruh aspek ini terlaksana secara harmonis dan sempurna di samping seluruh potensi manusia dapat terpadu untuk mencapai suatu tujuan yang merupakan pangkal segala usaha, konsep tingkah laku dan getar perasaan hati. Pendidikan pada dasarnya haruslah mampu untuk menjadikan kualitas hidup manusia menjadi lebih baik sehingga dengan kualitas terbaik yang dimilikinya manusia itu mampu mengembangkan potensi dalam dirinya dan memanfaatkannya sebagai modal kehidupannya dimasa depan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Karena Pendidikan adalah suatu sarana bagi manusia untuk merubah karakter,sifat,tingkah laku yang tidak baik menjadi lebih baik. Pendidikan dengan keilmuannya haruslah mampu untuk membimbing serta mengarahkan kehidupan manusia kearah yang lebih baik. Karena manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang komplek(bersifat tidak sederhana)artinya manusia memiliki sifat,karakter,tujuan filosofi,dan sebagainya yang beragam yang sangat memerlukan adanya pendidikan sebagai arah tujuan hidup nya agar menjadi manusia yang berguna bagi dirinya dan juga bagi orang lain.
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
1.3 Masalah Yang Menjadi Fokus Penulisan Masa remaja adalah masa untuk berkembang baik berkembang secara fisik maupun berkembang secara pola berfikir . Anak remaja dapat memilih atau mempertimbangkan suatu keputusan yang dimana menurut nya baik atau buruk . Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkelompokan remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (1518) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak asing. Kebiasaan merokok di kalangan remaja dianggap dapat memberikan kenikmatan baginya, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi dirinya sendiri maupun orang orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan teman di sekitarnya. Maraknya penggunaan rokok dikalangan remaja pada zaman sekarang ini dikarenakan masih banyaknya siswa yang tidak paham terhadap masalah kesehatan, walaupun pada bungkus rokok sudah tertera penyebab dari rokok yaitu Merokok dapat menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi dan gangguan Kehamilan serta Janin. 1.4 Identifikasi Masalah Menurut penulis masalah yang timbul,akibat Maraknya Penggunaan Rokok Di Kalangan Pelajar
dapat di identifikasi sebagai berikut. a. b. c. d. Berkurangnya produktivitas dalam belajar akibat merokok Ketergantungan terhadap merokok Dapat mengakibatkan penyakit Mempunyai niat bolos sekolah, untuk merokok di kantin.
1.5
Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan lebih terarah, focus dan tidak menyimpang dari pembahasan yang sedang di bahas, oleh karena itu penulis memfokuskan untuk mengkaji sebuah masalah yang timbul akibat maraknya penggunan rokok di kalangan pelajar yaitu Berkurangnya produktivitas dalam belajar
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
1.6 Perumusan Masalah Berdasarkan masalah yang menjadi focus dalam mengkaji sebuah masalah Berkurangnya
produktivitas dalam belajar akibat merokok dapat di rumuskan sebagai berikut
a. b. c.
Bagaimana cara mengatasi berkurang nya produktivitas dalam belajar akibat merokok? Apakah factor yang menyebabkan hal tersebut? Apakah penggunaan rokok di kalangan pelajar dapat mempengaruhi hal tersebut?
1.7 tujuan dan kegunaan kajian penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini adalah : a. b. c. Untuk mengetahui alasan seorang pelajar mulai merokok. .Untuk mengetahui bahaya rokok terhadap kesehatan Untuk mengetahui dampak dari merokok terhadap proses pembelajaran
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
2.2 Definisi Pendidikan Secara etimologi pendidikan berasal dari bahasa Yunani Paedagogie, yang terdiri dari kata PAIS artinya anak dan AGAIN deiterjemahkan membimbing, jadi paedagogie taitu bimbingan yang diberikan kepada anak. Secara definitif pendidikan(paedagogie) diartkan oleh para tokoh pendidikan sebagi berikut :
Drijarkara Pendidikan ialah pe-manusia-an manusia , atau pemngangkatan muda ke taraf insani
Langeveld
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa. [1] John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia. J.J. Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa. Carter V.Good
a. Seni, praktik, atau profesi pengajar. b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan.
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
Ki Hajar Dewantara
Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. H. Horne
Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Menurut UU No. 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. 2.3 Sifat Pendidikan Sifat sifat ilmu pendidikan antara lain bersifat : Terbuka, artinya memerlukan bantuan ilmu-ilmu lain mencapai tujuannya(psikologis,antropologis,sosial,kebudayaan,ekonomi,politik,ideologi). Teoritis, mangkaji bidang keilmuannya secra luas (professional) sampai hal-hal yang
sekecil-kecilnya(atomik).
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
pendidikan. Normatif, memilki ciri-ciri dasar/aturan yang mendukung aturan-aturan dasar yang
sudah baku Deskriptif, menggambarkan seluruh peristiwa belajar dengan tepat/apa adanya/ tidak dimanipilasi 2.4 Situasi Pendidikan
Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kecendrungan untuk selalu berkumpul dengan orang lain. Saat berkumpul dengan orang lain itulah kemudian timbul berbagai keinginan untuk meniru, bertanya dan ingin tahu, kemudian kondisi ini merubah hubungna sosial biasa kearah hubungan pendidikan (yang membedakan hubungnan siswa anak didik dengan pendidik). Situasi pendidikan merupakan kondisi yang ditandai dengan adanya sejumlah kandungan pokok yang terdapat pada kegiatan pendidikan yaitu adanya peserta didik, penndidik, dan tujuan pendidikan, yang ketiganya terintegrasi melalui proses pembelajaran. Ciri anak didik ( disebut peserta didik ) antara laim adalah : lain Pribadi yang unik (berbeda satu sama lain,tidak sama) Ciri ciri anak di atas membawa konsekuensi terhadap peran pendidikannya yang di harapkan dapat menjadi : 1. 2. 3. 4. 5. Komunikator Motivator Fasilitator Konselor Administrator Pribadi yang selalu ingin berkembang,memerlukan bantuan, arahan dan contoh dari orang
1)Komunikator artinya : mampu mengkomunikasikan ilmu /pengertahuan dan keterampilan dengan baik. 2) Fasilitator artinya : dapat menciptakan situasi dan kondisi yang baik sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang optimal (situasi kondusif) 3)Motivator artinya : mampu memberi dorongna belajar.
Maraknya Penggunaan Rokok Di Kalangan Pelajar 8
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
4) Konselor artinya
/membantumemecahkan masalah dengan ikhlas. 1) Administrator artinya : mempunyai cacatan yang lengkap dari hasil kemajuan siswa dari awal sampai akhir pembelajaran. 2.5 Landasan Pendidikan Landasan, istilah landasan mengandung arti sebagai alas, dasar atau tumpuan (kamus besar bahasa Indonesia, 1995:560). Istilah landasan dikenal pula sebagai fundasi. Mengacu pada pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa landasan adalah alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik tumpu atau titik tolak dari suatu hal ; atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal. Menurut sifat wujudnya dapat dibedakan dua jenis landasan yaitu : landasan yang bersifat material, dan landasan yang bersifat konseptual. Contoh landasan yang bersifat material antara lain berupa landasan pacu pesawat terbang dan fundasi bangunan gedung. Adapun contoh landasan yang bersifat konseptual antara lain berupa dasar Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila dan UUD RI Tahun 1945; landasan pendidikan, dsb. Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi, yaitu suatu gagasan, kepercayaan, prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah dianggap benar, yang dijadikan titik tolak dalam rangka berpikir (melakukan suatu studi) dan/atau dalam rangka bertindak. (melakukan suatu praktek). Landasan pendidikan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa landaan pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak dalam rangka pendidikan. Sebagaimana telah kita pahami, dalam pendidikan mesti terdapat momen studi pendidikan dan momen praktek pendidikan. a. Landasan Filosofis dalam Pendidikan
Landsan filosofis terhadap pendidikan mengkaji masalah sekitar pendidikan dengan sudut pandang filsafat. Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Ada empat madzhab filsafat pendidikan yang besar pengaruhnya dalam pemikiran dan penyelenggaraan pendidikan, yaitu : Essensialisme, merupakan madzhab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara elektis. Perenialisme, menekankan keabadian dan menolak pandangan bahwa segala seuatu itu berubah. Diutamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang kostan atau perenial.
Maraknya Penggunaan Rokok Di Kalangan Pelajar 9
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
Progresivisme, berbeda dengan konsep perenialisme, konsepsi progresivisme memandang bahwa perubahan merupakan inti dar kenyataan. Oleh karena itu pendidikan merupakan proses perubahan. Pendidikan harus siap mengubah baik metode maupun kebijaksanaan pendidikan disesuaikan dengan perubahan lingkungan. Mutu pendidikan tidak terletak pada kesetiannya pada standar kebaikan, kebenaran dan keindahan yang abadi tetapi pada kemampuannya untuk terus menerus memperbaharui pengalaman. Rekonstruktivisme, konsepsi ini mengarahkan perhatian kepada tanggung jawab pendidikan dalam mengadakan pembaharuan (rekonstruksi) di masyarakat. b. Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi anatara dua individu (pendidik dan anak didik). Oleh karena itu kegiatan pendidikan dapat berlangsung baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu sosiologis tentang pendidikan mencakup semua jalur pendidikan tersebut. Yang menjadi penekanan adalam kegiatan ini adalah apakah pendidikan itu mempersiapkan anak untuk hidup dalam masyarakat(penekanan pada sosiologis) ataukah mmepersiapkan anak untuk memperbaharui masyarakatnya (penekanan pada aspek pembaharuan). Dalam pelaksanaan di berbagai negara diupayakan kesimbangan antara pelestarian dan pengembangan budaya dan masyarakat. c. Landasan Kultural
Pendididkan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia menjadi anggota masyarakat dan pendukung budaya. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik. Sebagai makhluk kebudayaan manusia hidup dalam suatu sistem yang mengatur bagaimana manusia itu harus hidup dan bertindak baik dalam kehidupannya secara perorangan ataupun sebagai anggota masyarakat. d. Landasan Psikologis
Pemahaman peserta didik merupakan kunci kenerhasilan pendidikan. Oleh karena itu hasil kajian dan penemuan pikologis sangat diperlukan penerapannya dalam pendidikan. 2.6 Komponen-komponen dalam Pendidikan Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti bagian-bagian dari system proses pendidikan yang menentukan berhasil atau tidaknya atau ada atau tidaknya proses pendidikan. Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan adalah :
Maraknya Penggunaan Rokok Di Kalangan Pelajar 10
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
Anak didik Langeveld menyatakan bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil. Oleh karena itu anak memiliki sifat kodrat kekanakan yang berbeda dengan orang dewasa. Anak memiliki sifat menggantungkan diri, membutuhkan pertolongan, dan bimbingan baik jasmani dan rohani, disamping memiliki usaha untuk menjadi seseorang atau sesuatu sebagaimana adanya pangakuan atas dimilikinya bakat atau disposisi yang bersifat kemungkinan-kemungkinan. Pendidik Secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam msyarakat dapat menjadi pendidik, karena setiap orang dewasa memmpunyai ciri adanya rasa tanggung jawab termasuk tenggung jawab mendidik anak yang belum dewasa untuk mencapai tingkat kedewasaan. Di dalam masyarakat, orang yang berpribadi dewasa susila mempunyai pula tanggung jawabtertentu terhadap orang lain, terhadap orang yang belum dewasa, entah karena status kodratnya, atau karena status sosialnya dalam kelompok masyarakat itu. Orang dewasa susila yang karena status kodratinya mempunyai tanggung jawab mendidik adalaj orang tua. Orang dewasa susila lainnya yang menjadi pendidik karena tanggung jawab sosial mereka terhadap orang yang belum dewasa dalam kelompok atau oraganisasi mereka. Merek ini adalah gurur, konselor, administrator di sekolah, pemimpin agama, pemimpin pemerintahan, pemimpin oraganisasi.
Tujuan dalam Pendidikan Dalam setiap kegiatan pendidikan pasti mempunyai tujuan. Langeveld mengutarakan tujuan pendidikan antara lain sebagai berikut : Tujuan umum ialah di dlam pendidikan yang seharusnya menjadi orang tua atau pendidik lain yang telah diterapkan oleh pendidik dan selalu dihubungkan
dengan kenyataan-kenyataan yang terdapat pada anak didik itu sendiri dan dihubungkan dengan syarat-syarat dan alat alat untuk mencapai tujuan umum. Tujuan tidak sempurna, yang dimaksud dengan tujuan tidak sempurna adalah tujuan- tujuan mengenai segi-segi kepribadian manusia tertentu yang hendak dicapai dengan pendidikan itu yaitu segi-segi yang berhubungan dengan nilai-nilai hidup tertentu Tujuan Sementara, merupakan tempat-tempat penghentian sementara pada jalan yang menuju ke tujuan umum Tujuan perantara ialah tujuan yang merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan lainnya Tujuan insidentil ialah suatu tujuan pendidikan yang akan dicapai dengan menggunakan peristiwa-peristiwa yang bersifat insidentil Alat Pendidikan Alat pendidikan menurut Langeveld ialah suatu perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. (Lanegeveld, 1971)
Maraknya Penggunaan Rokok Di Kalangan Pelajar 11
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
Lingkungan Pendidikan Manusia dewasa (pendidik) dan manusia belum dewasa (anak didik) bersama sama hidup dalam suatu kesatuan hidup tertentu di dalam suatu lingkungan sekitar (milleu). Lingkungan sekitar mempengaruhi perkembangan anak. Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebgai lat dalam proses pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, lat peraga dan lainnya) dinamakan lingkungan pendidikan (Langeveld, 1971). Lingkungan-lingkungan itu menurut Ki Hajar Dewantara (Tri Pusat Pendidkan) yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan oraganisasi pemuda.
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
meningkatkan resiko kanker paru-paru dan penyakit jantung .Karena Karbon monoksida dari rokok mencuri oksigen dari darah dan mengarah pada pengembangan kolesterol mengendap di dinding arteri. Ini lah yang menyebabkan orang di Indonesia sangat mudah sekali terkena serangan jantung di usia muda. Jarang sekali manusia di Indonesia sekarang hidup lebih dari usia 50 tahun. Karena akibat dari merokok tersebut . 3.3 hasil analisis masalah yang dikaji dengan konstruksi ideal Menurut masalah yang di bahas oleh penulis yaitu Maraknya penggunaan rokok dikalangan remaja diakibatkan oleh lingkungan yang kurang baik karena factor lingkungan dapat mempengaruhi kepribadian seseorang. Jika seseorang berada di lingkungan yang kurang baik maka orang tersebut akan bersifat kurang baik juga begitu pula sebaliknya jika seseorang berada di lingkungan yang baik maka orang tersebut akan bersifat baik. Sebagaimana hakikat manusia sebagai makhluk sosial mempunyai kecendurungan untuk selalu berkumpul dengan orang lain. Dan factor orang tua juga berpengaruh dalam kepribadian atau perkembangan anak. Dalam kasus ini ada kaitannya dengan pendapat yang di kemukakan oleh Carter V.Good yang menjelaskan bahwa: a. Seni, praktik, atau profesi pengajar. b. Ilmu yang sistematis atau pengajaran yang berhubungan dengan prinsip dan metode-metode mengajar, pengawasan dan bimbingan murid; dalam arti luas digantikan dengan istilah pendidikan. jadi anak didik harus cerdas dalam mengamati suatu ilmu,praktik yang ia pelajari. Dan bisa menentukan mana yang baik dan buruk bagi dirinya, jangan sampai terjerumus oleh sistem pengajaran yang tidak baik. Seperti menawarkan rokok kepada kita . maka kita harus berani untuk menolaknya. Jika di kaitkan masalah yang di bahas dengan landasan psikologis , maka telah terjadi kesalahan pada anak didik karena adanya pengalaman hidup terhadap lingkungan yang buruk yang di alaminya.sebab pemahaman peserta didik merupakan kunci keberhasilan pendidikan oleh karena itu hasil kajian dan penemuan psikologis sangat di perlukan penerapannya dalam pendidikannya Jika di kaitkan dengan komponen pendidikan peran orang tua sebagai pendidik kodrati sangat menentukan keadaan anak yang melakukan perilaku merokok . orang tua harus memberikan perhatian dengan baik kepada anak nya agar tidak mengulangi perbuatan nya lagi. Dan dapat mendidik anak didiknya dengan baik karena Secara umum dikatakan bahwa setiap orang dewasa dalam masyarakat dapat menjadi pendidik, karena setiap orang dewasa memmpunyai ciri adanya rasa tanggung jawab termasuk tenggung jawab mendidik anak yang belum dewasa untuk mencapai tingkat kedewasaan.
13
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
3.4 Solusi permasalahan Berdasarkan teori yang terkait dari rumusan penulisan mengenai masalah diatas yang berdampak kurang baik pada anak didik maka penulis membuat suatu solusi permasalahan dengan melakukan beberapa perencanaan, tindakan aksi dan evaluasi yang dapat dilakukan Orang tua dalam upaya untuk mencegah prilaku merokok pada pelajar: Perencanaan yang musti di lakukan orang tua adalah Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak dini tentang bahayanya merokok dan Membekali anak dengan dasar moral dan agama yang benar. Di harapkan orang tua dapat mengerti , dengan pola asuh sejak dini anak dapat di cegah sejak awal untuk melakukan sikap merokok . dan dengan di bekali oleh bimbingan agama yang kuat di yakini anak didik akan lebih kuat imannya untuk tidak melakukan sikap merokok Tindakan aksi yang akan penulis lakukan dengan perencanaan tersebut adalah mengadakan seminar di setiap sekolah, mengenai bahayanya merokok pada kesehatan dan Menerapkan sikap disiplin yang konsisten pada anak didik . di harapkan peserta didik dapat mengambil kesimpulan yang baik setelah diadakannya seminar di sekolah dengan tidak merokok maka tubuh akan sehat selalu.dan dengan menerapkan sikap di siplin di yakini peserta didik akan dapat mematuhi nya dengan baik. Evaluasi yang didapat yaitu di harapkan anak akan menjadi baik dalam perilakunya dan dapat mengetahui betapa pentingnya kesehatan bagi tubuh .
14
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
4.2 Saran Kita telah mengetahui bagaimana dampak apabila seeorang itu merokok. Jika seseorang menawarkan rokok, maka tolak dengan baik. Merasa
Maraknya Penggunaan Rokok Di Kalangan Pelajar 15
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
kasihanlah pada mereka yang merokok karena mereka hanya ingin menambah koleksi penyakit yang ada dalam tubuh. Jangan dengarkan mereka yang menganggap anda lebih rendah dari mereka jika tidak ikut ikutan merokok, karena dalam hati dan pikiran mereka yang waras, mereka sebenarnya ingin berhenti merokok. Beruntunglah bagi orang yang belum merokok karena mereka termasuk orang yang smart dan sangat mencintai kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, Mohammad. 2010. Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
..http://materi kuliah/PIP/referensi pip/Faktor penyebab seseorang merokok _ Seputar Rokok.htm ..http://materi kuliah/PIP/referensi pip/LANDASAN PENDIDIKAN Yandiyulios Blog.htm
Marjohan,http://penulisbatusangkar.blogspot.com
16
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
Lampiran
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya Maraknya penggunaan rokok dikalangan remaja pada zaman sekarang ini dikarenakan masih banyaknya siswa yang tidak paham terhadap masalah kesehatan, walaupun pada bungkus rokok sudah tertera penyebab dari rokok yaitu Merokok dapat menyebabkan Kanker, Serangan Jantung, Impotensi dan gangguan Kehamilan serta Janin. Kita ketahui banyak siswa sebelum berangka maupun sesudah selesai sekolah banyak yang merokok sambil nongkrong. Memang pada masa muda sakit akibat rokok yaitu paru-paru tidak terasa, namun nanti pada saat usia diatas 40 tahun, baru macam-macam penyakit akan muncul seperti yang tertera pada bungkus rokok tersebut. Berdasarkan dari masalah tersebut para pakar Guru-Guru SeJember (GGS) memberikan solusi yaitu dengan cara mengusahakan kurikulum tentang kesehatan (akibat dari merokok) disekolah-sekolah khususnya kalangan remaja dewasa ini. 2.2. Tipe Perilaku Merokok Telah diungkapkan oleh Leventhal & Chearly (Komasari & Helmi,2000) terdapat tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu : 1. Tahap Prepatory. Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat atau dari hasil bacaan. Hal-hal ini menimbulkan minat untuk merokok. 2. Tahap Initiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan atau tidak terhadap perilaku merokok. 3. Tahap Becoming a Smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok. 4. Tahap Maintenance of Smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan. Menurut Smet (1994) ada tiga tipe perokok yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap. Tiga tipe rokok tersebut adalah : 1. 2. 3. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam sehari. Perokok sedang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.
Berdasarkan survey yang dilakukan Komnas Perlindungan Anak 2009 banyak factor lain yang mempengaruhi remaja atau siswa zaman sekarang merokok, antara lain : 1.Orang tua Dalam hal ini orang tua sangat berpengaruh terhadap pembentukan tingkah laku anak seharihari, karena disini orang tua adalah orang yang sering dekat dengan anak. Sehingga jika orang
Maraknya Penggunaan Rokok Di Kalangan Pelajar 18
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
tua kuarang memperhatikan anak,dimana anak bermain, dengan siapa dia bergaul, maka akibatnya anak menjadi brutal, contohnya saja berani merokok. Sebagai keluarga apalagi orang tua seharusnya wajib mendidik anak dengan baik penuh pengorbanan, keikhlasan, jadi jangan hanya material dan logika keuangan untung rugi saja. Karena disini anak adalah penerus kelurga dan bangsa Kita ketahui banyak sekali orang tua yang saat ini masih merokok, walaupun didepannya ada anaknya sendiri. Hal inilah yang dapat menyebabkan anak sekarang merokok, berawal dari melihat akhirnya mencoba, sehingga pada akhiranya ketagihan. Jika sudah ketagihan, apalagi masih sekolah, uang masih minta, bias-bisa karena sudah ketagihan maka pada akhirnya muncul niat mencuri. Berdasarkan survey menurut orang yang merokok, kalau tidak merokok itu kecut. Sehingga disarankan supaya orang tua harus tahu mana yang baik dan mana yang jalek buat anak, karena anak 50 % pasti ikut sifat bapaknya. Seharusnya sebagai orang tua yaitu orang yang lebih mengerti juga mengajarkan hal-hal yang baik terhadapnya Dengan demikian agar anak tidak melakukan atau merokok, orang tua harus sering-sering mengontrol semua apa yang dilakukan anak baik diluar maupun didalam rumah, dengan kata lain yaitu sering-sering berkomunikasi dan janganlah pernah orang tua merokok pada saat ada anak maupun didepan anak. Karena berawal dari keluargalah maka pada akhiranya diikuti oleh anaknya. Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294). 2.Sekolah Sekolah ini adalah tempat no dua selain rumah yaitu tempat belajar,tempat berkumpul, bermain para siswa. Jadi 50 % siswa berani merokok ini karna adanya pergaulan disekolah. Disini siswa yang masih dibawah umur yang masih memiliki rasa ingin tau yang tinggi, biasanya siswa ikutikutan merokok.Seharusnya pada tiap-tiap sekolah ini ada waktu untuk razia(operasi) tas-tas tiap-tiap siswa, sehingga dengan adanya razia seperti itu otomatis hal-hal yang tidak diinginkan seperti membawa rokok, sabu-sabu dan lain-lain yang bersifat negative tidak akan terjadi. Biasanya siswa meletakkan barang-barangnya tersebut ditas, disebabkan tas itu tempatnya cukup luas. Jadi razia ini bisa dilakukan satu kali seminggu, dua kali seminggu tergantung musyawarah semua institusi yang ada disekolah. Maka seharusnya yang dilakukan pihak sekolah untuk mengatasi siswa merokok selain melakukan razia yaitu dengan cara memberikan peraturan yang ketat yang bisa membuat para siswa enggan merokok. Sehingga dengan adanya peraturan seperti itu pengguna rokok khususnya kalangan remaja bisa diatasi. 3.Warung dan Kantin
19
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
Disini warung maupun kantin merupakan factor-faktor lain yang mempengaruhi siswa merokok. Kita tahu warung maupun kantin adalah tempat dimana siswa membeli sesuatu baik makanan ringan maupun yang lainnya. Biasanya karena penjual ingin warung atau kantinnya laris, penjual warung selain berjualan makanan ringan juga menjual hal yang lain contohnya rokok. Disebabkan rokok ini adalah hal yang sangat digemari kalangan remaja sekarang, bisa menghilangkan setres(menurut kalangan remaja). Jadi hal ini yang dapat merangsang siswa pada zaman sekarang untuk merokok. Seharusnya pihak sekolah terlebih dahulu memberi tahu kepada para penjual warung maupun kantin, supaya tidak menjual rokok pada siswa atau hal-hal yang merugikan siswa. Jika masih tetap menjual rokok, maka cepat-cepat diberi sanksi misalnya dilarang menjual didekat sekolah. 4.Pengaruh teman. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan temant-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991) 5.Faktor Kepribadian. Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson,1999). 6.Pengaruh Iklan. Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991). 7.Pergaulan masyarakat Pergaulan memang sangat penting bagi anak-anak tingkat SMA sekarang. Namun pergaulan yang salah juga dapat mengakibatkan dampak negative bagi perkembangan anak. Pada lingkungan masyarakat tentunya ini adalah tempat dimana anak-anak bermain baik anak-anak dengan anak-anak, anak-anak dengan bapak-bapak maupun anak-anak dengan anak yang dewasa. Sehingga dari pergaulan yang beragam tersebut bias muncul sianak ingin merokok. Dikarenakan rata-rata bapak-bapak maupun orang-orang dewasa zaman inibanyak mengkonsumsi rokok.
20
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
2.3 Motif Perilaku Merokok Laventhal & Chearly (dalam Oskamp, 1984) menyatakan motif seseorang merokok terbagi menjadi dua motif utama , yaitu : 1. Kebiasaan
Perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negative ataupun positif. Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunnya tanpa tujuan tertentu. 2.Reaksi emosi yang positif Merokok digunakan untuk menghasilkan emosi yang positif, misalnya rasa senang, relaksasi, dan kenikmatan rasa. Merokok juga dapat menunjukkan kejantanan (kebanggan diri) dan menunjukkan kedewasaan. 3.Reaksi untuk penurunan emosi Merokok ditujukan untuk mengurangi rasa tegang, kecemasan biasa, ataupun kecemasan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang lain. 4.Alasan Sosial Merokok ditujukan untuk mengikuti kebiasaan kelompok (umumnya pada remaja dan anakanak), identifikasi dengan perokok lain , dan untuk menentuka image diri seseorang. Merokok pada anak-anak juga dapat disebabkan adanya paksaan teman-temannya. 5.Kecanduan dan ketagihan Seseorang merokok karena mengaku telah mengalami kecanduan. Kecanduan terjadi karena adanya nikotin yang terkandung di dalam rokok. Semula hanya mencoba-coba rokok, akhirnya tidak dapat menghentikan perilaku tersebut karena kebutuhan tubuh akan nikotin. 2.4. Dampak Perilaku Merokok Ogden (2000) membagi dampak perilaku merokok menjadi dua, yaitu: 1. Dampak Positif
21
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
Merokok menimbulkan dampak positif sedikit sekali, Graham (dalam Ogden,2000) menyatakan bahwa perokok menyebutkan dengan merokok dapat menghasilkan mood positif dan dapat membantu individu menghadapi keadaan-keadaan yang sulit. Smeet (1994) menyebutkan keuntungan merokok yaitu mengurangi ketegangan, membantu berkonsentrasi, dukungan social dan menyenangkan. 2. Dampak Negatif
Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negative yang sangat berpengaruh bagi kesehatan (Ogden,2000). Merokok bukanlah penyebab suatu penyakit , tetapi pemicu suatu jenis penyakit sehingga dapat dikatakan merokok dapat mendorong munculnya jenis penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Berbagai jenis penyakit yang dapat dipicu karena merokok dimulai dari penyakit di kepala sampai kaki, antara lain (Sitepce, 2001) : penyakit kardiolovaskular, neoplasma (kanker), saluran pernafasan, peningkatan tekanan darah, memperpendek umur, penurunan vertilitas(kesuburan) dan nafsu seksual, sakit mag, gondok, gangguan pembuluh darah, penghambat pengeluaran air seni, amblyopia (penglihatan kabur), kulit menjadi kering, pucat dan keriput, serta polusi udara dalam ruangan (sehingga terjadi iritasi mata, hidung, dan tenggorokan.
2.5.Solusi Penanganan Masalah merokok pada remaja atau siswa Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa. Ditangan remaja lah masa depan bangsa ini digantungkan. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja, yaitu antara lain : 1. Peran Orangtua : Membekali
Menanamkan pola asuh yang baik pada anak sejak prenatal dan balitaanak dengan dasar moral dan agama Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua anak Menjalin kerjasama yang baik dengan guru Menjadi tokoh panutan bagi anak baik dalam perilaku maupun dalam hal menjaga lingkungan yang sehat Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak Hindarkan anak dari NAPZA 2.Peran Guru :
Maraknya Penggunaan Rokok Di Kalangan Pelajar
22
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
Bersahabat dengan siswa Menciptakan kondisi sekolah yang nyaman Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan Ekstrakurikuler Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga Meningkatkan peran dan pemberdayaan guru BP Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain Meningkatkan keamanan terpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek Setempat Mewaspadai adanya provokator Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah Menciptakan kondisi sekolah yang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah hal fisik, mental, spiritual dan social Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaan NAPZA 3.Peran Pemerintah dan masyarakat : Menghidupkan kembali kurikulum budi pekerti Menyediakan sarana/prasarana yang dapat menampung agresifitas anakmelalui olahraga dan bermain Menegakkan hukum, sangsi dan disiplin yang tegas Memberikan keteladanan Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secara tegas Lokasi sekolah dijauhkan dari pusat perbelanjaan dan pusat hiburan Sebaiknya pemerintah mengadakan seminar atau penyuluhan mengenai bahaya merokok, terutama pada remaja yang duduk di bangku SMP ( diatas 13 tahun), karena berdasarkan penelitian yang dilakukan, sebagian besar ramaja merokok pertama kali ketika berusia 13 tahun Pemerintah membuat Undang-undang yang isinya yaitu boleh merokok namun harus diatas umur 25 tahun, sebab umur 25 tahun keatas itu sudah dewasa sudah tahu dengan hal yang menyangkut dirinya sendiri baik yang merugikan maupun yang menguntungkan bagi dirinya Pemerintah membuat suatu sepanduk sebagai sponsor dengan maksud agar masyarakat bisa mengetahui lebih dalam. Sehingga penjual maupun pengguna rokok tidak asal-asalan menjual maupun membeli. Memang disisi lain pajak rokok sangat besar bagi Negara, bahkan paling besar pajaknya dibandingkan bahan lain, namun kalau diliat dari akibatnya juga sangat besar selain perusak kesehatan generasi muda asapnya juga bisa menipiskan lapisan ozon. 4. Peran Media :
Maraknya Penggunaan Rokok Di Kalangan Pelajar 23
MUKLAS NAWADIN(5115116968)
Sajikan tayangan atau berita tanpa kekerasan (jam tayang sesaui usia) Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif) Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja.1
Akses di:http//tingus.wordpress.com/2010/01/04/sumber-daya-manusia-yang-kompetitif/.
24