You are on page 1of 11

Perilaku ( conduct ) mengacu pada tindakan atau kebiasaan yang dilakukan perusahaan-perusahaan pada suatu kondisi tertentu dan

biasanya ditentukan oleh kharakteristik struktur industrinya ( Lypczynski, 2001 ). Menurut Greer ( 1980 ), Perilaku ialah kebiasaan tentang apa yang dilakukan perusahaan terhadap harga-harga mereka, tingkat produksinya, produkproduknya, promosi-promosi, dan variabel-variabel operasi lainnya. Menurut Greer, perilaku bisa dibagi dua kategori yaitu kategori harga dan bukan harga. Kategori bukan harga diantaranya advertising, pengepakan, kualitas produk, dan lainnya. Berdasarkan hubungannya dengan penguasaan pasar ( Market Power ) maka perilaku di bagi 3 yaitu : a. Eksploitasi Market Power Eksploitasi penguasaan pasar berarti perusahaan menggunakan kondisi penguasaan pasarnya untuk meningkatkan keuntungan. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan eksploitasi market power ini yaitu :

Dalam hal ini struktur mempengaruhi perilaku, contohnya struktur monopoli akan menghasilkan perilaku monopoli, struktur persaingan akan menghasilkan perilaku persaingan. Eksploitasi bisa dilakukan dengan strategi non-harga. Contohnya bisa dilakukan dengan menurunkan kualitas sehingga memotong semua biaya. Dengan harga yang sama maka keuntungan akan meningkat. Eksploitasi ini dalam jangka pendek mungkin akan meningkatkan profit tetapi dalam jangka panjang profit akan turun sejalan dengan masuknya perusahaan baru.

b. Ekspansi Penguasaan Pasar ( Expansion of Market Power ) Ekspansi penguasaan pasar ini memerlukan pengorbanan keuntungan dalam jangka pendek. Keuntungan akan meningkat kembali dalam jangka panjang. Ekspansi penguasaan pasar ini berhubungan dengan Strategic Behaviour. Strategic Behaviour ini memposisikan suatu perusahaan secara fisik atau psikologi untuk mendorong, menghadapi ancaman, atau sebagai reaksi terhadap pesaing, atau jika bisa mengeluarkan perusahaan lainnya dalam pasar (F.M. Scherer, 1986 ). Perilaku strategis ini memerlukan rencana jangka panjang. Semua perilaku pesaing diperhatikan. Perusahaan dominan bisa menggunakan strategi seperti dengan menggunakan pasarnya yang luas, menjadi pertama di pasar, menggunakan biaya material yang lebih murah. Strategi yang mengorbankan keuntungan jangka pendek ialah seperti predatory pricing dan entry limit

pricing. Hal ini juga menunjukan bahwa perilaku industri mempengaruhi strukturnya . c. Kombinasi Perilaku ( Eksploitasi dan Ekspansi ) Biasanya perusahaan-perusahaan besar menggunakan strategic behaviour yang menguntungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang, perilaku yang digunakannya kombinasi eksploitasi dan ekspansi penguasaan pasar ( Martin, 1988 ). Contoh dari kombinasi perilaku ini ialah Perjanjian eksklusif, pemberian Royalty, pemberian paten ekslusif. Penerapan kebijakan perilaku ini tergantung pada kondisi yang dihadapi perusahaan. Menurut Lipczynski dan Wilson ( 2001 ), Ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan perilaku industri ini yaitu : 1. Policy Objectives Tujuan perusahaan akan sangat menentukan perilaku yang akan diambil perusahaan. Tujuan perusahaan misalnya meningkatkan keuntungan, meningkatkan penjualan. Keseluruhan tujuan perusahaan akan menentukan strategi harga dan non-harga. 2. Pricing Objectives Strategi harga yang diterapkan oleh suatu perusahaan atau industri tergantung pada struktur industrinya itu sendiri. Pada pasar persaingan sempurna, harga produk berada pada tingkat kompetitifnya ( di mana harga sama dengan biaya marjinal ), sementara pada pasar monopoli, harga berada di atas biaya marginalnya. Strategi harga ini contohnya : kolusi harga, biaya marginal, pemimpin harga, dan lainnya. 3. Marketing Strategy Beberapa strategi memasukan differensiasi produk dari berbagai jenis sehingga membedakan produknya dengan perusahaan lain. 4. Penelitian dan Pengembangan ( R & D ) Menurut mazhab Austrian, penelitian dan pengembangan mendorong peningkatan teknikal melalui pengenalan produk dan proses baru yang mendorong evolusi industri dari satu negara ke negara lain.

Dari berbagai penjelasan mengenai Prilaku Industri ternyata ini terjadi karena adanya ketidaksempurnaan pasar, tepatnya ada persaingan yang

tidak sempurna dalam kegiatan bisnis. Ini pun sebenarnya ada kaitannya dengan resiko. Dalam menghadapi ketidaksempurnaan informasi, resiko juga tinggi. Artinya, ketidakpastian juga tinggi. Karena itu, dalam persaingan tidak sempurna, balas jasa terhadap resiko juga tinggi. Tetapi keuntungan yang tinggi ini dapat menarik pesaing untuk masuk ke dalam industri yang sempurna. Keuntungan yang tinggi ini kemungkinan hanya dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang akan ada perusahaan baru yang masuk. Namun, umumnya perusahaan yang telah mempunyai keuntungan yang tinggi senantiasa berusaha untuk mempertahankan tingkat keuntungan yang tinggi dengan menerapkan berbagai rintangan masuk ( entry barriers ).

Dengan melakukan pemilihan serta penentuan struktur organisasi yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi dalam perusahaan maka pencapian tujuan perusahan akan lebih terarah. Selain itu denga struktur organisasi yang jelas dan baik maka akan dapat diketahui sampai dimana wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki oleh seseorang dalam menjalankan tugasnya. Dalam menjalankan aktivitas usahanya, P.T. TIFICO Tbk menerapkan struktur organisasi fungsional dimana organisasi menrut fungsi menyatukan semua orang yang terlibat dalam satu aktivitas yang disebut fungsi dalam satu group. P.T. TIFICIO Tbk mempunyai empat group yaitu group administrasi ( Administrasi Group ), group produksi ( Production Group ), group machinery ( Machinery Group ), ISO 9002 & 14000 Project. Namun disamping beberapa departemen dan sub departemen, seperti di tunjukkan dalam lampiran 1. Adapun tugas dan tanggung jawab dari elemen organisasi pada P.T. TIFICO Tbk secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut : General Manager Manufacturing (GMM) Memimpin perusahaan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kelangsungan hidup perusahaan . Dalam menjalankan tugasnya GMM dibantu oleh empat divisi. Division Memimpin group dan bertanggung jawab atas beberapa departemen yang ada dibawahnya. Ada empat group dalam struktur organisasi P.T. TIFICO Tbk yaitu : group administrasi, group produksi, group machinery, dan ISO 9002 & 14000 Project Safety and Environmental Control Departement Departemen ini bertugas memberikan pembinaan mengenai keselamatan kerja karyawan, membuat standar pakaian dan alat kerja sehingga dalam bekerja karyawan mendapatkan jaminan keselamatan dan apabila terjadi kecelakaan perusahaan akan bertanggung jawab, sepenuhnya dengan catatan ketika kecelakaan terjadi karyawan telah memakai pakaian dan alat keselamatan kerja sesuai standar perusahaan. Bertanggung Jawab atas keberlangsung kondisi lingkungan hidup akibat dampak dari aktivitas produksi perusahaan. Berkaitan dengan hal itu maka departemen ini mengawasi dan mencegah terjadinya polusi dan pecemaran, mengatur gas buang, mengolahan limbah dan emisi. General Affair Departement Adalah bagian umum yang bertanggung jawab atas : 1) Penyediaan saranan pakaian dan alat keselamatan kerja seperti sabuk pengaman ( safety belt ), topi (heln met ), baju ( uniform ), sepatu anti setrum. 2) Menyediakan dan memelihara fasilitas kantin, Mushola, poliklinik, apotik, asrama, dan perumahaan ( dormitory and mess) karyawan 3) Menentukan rumah sakit, dokter, apotik yang ditunjuk untuk pelayanan karyawan

dan keluarganya. 4) Penyedian alat-alat tenaga kerja 5) Pengawasan kesehatan karyawan 6) Penyediaan air minum 7) Penyediaan sarana transportasi anatr jemput karyawan 8) Serta fungsi sebagai humas misalnya masalah eksternal perusahaan menangani jamsostek, menentukan Rumah Sakit yang dituju. Personalia Departement Departement personlia bertanggung jawab atas ketenagakerjaan mulai dari rekruitment karyawan, penggajian, kenaikan jabatan (promosi), penilaian prestasi kerja, penghargaan karyawan secara langsung maupun tidak langsung, pengadaan keamanan (securty) perusahaan Accounting Departememt Bertanggung jawab terhadap masalah keuangan, adapun untuk mengaudit keuangan perusahaan dilakukan oleh tim audit dari kuar perusahaan Purchasing 1 & 2 Departememt Purchasing 1 bertanggung jawab dalam penyediaan pergudangan dan penyediaan bahan baku ( lokal maupun import ), sedangkan Purchasing 2 bertanggung jawab dalm masalah transportasi bahan baku dan barang produksi. Polymerrization Production Departement Mempunyai tugas pokok membuat bahan baku untuk produksi, berupa chips yang diproses dari bahan pokoknya yaitu : Ethelyne Glycol (EG) dan Terepthalic Pure Acid (TPA). Polymer Tecnology Departement Melakukan riset dan pengembangan bahan baku chips Staple Fiber Production Departement Departement yang tugas pokoknya memproduksi kapas polyester ( Staple Fiber) Staple fiber Tecnology Departement Mempunyai tugas pokok melakukan penelitian dan pengembangan produk kapas polyester. FOY Production Departement Departement yang menghasilkan benang polyester dengan berbagai macam jenisnya . Quality Departement Membuat standar kualitas filament yang didasarkan pada hasil riset Control Departement Melakukan pengawasan secara ketat terhadap proses produksi filament. Spinning Draw Yarn (SDY) Production Departement Departement yang menghasilkan filament (benang) dengan menggunakan padat teknologi Draw Texture yarn (DTY) Production Departement Departement yang membuat texture benang sesuai dengan keinginan konsumen

Maintenance 1 & 2 Departement Mempunyai tugas pokok menjaga, merawat, dan memperbaiki peralatan mesin-mesin yang ada TIFICO Electricity & Maintenance Departement Mempunyai tugas pokok menjaga, merawat dan memperbaiki peralatan eletronika yang ada TIFICO Utility 1 & 2 Departement Mempunyai tugas pokok memasok sumber tenaga listrik, air dan netrogen ISO 9002 Group Mempunyai tugas pokok mengadakan pengembangan dan pengawasan ISO

Struktur industri menggambarkan bagaimana industri diorganisasikan. Hal ini terkait dengan hubungan dari (a) sesama produsen (b) sesama konsumen (c) produsen dan konsumen, dan (d) produsen yang telah ada terhadap produsen baru yang masuk ke pasar (Bain 1968). Menurut teori ekonomi industri, struktur industri menentukan tingkat kompetisi dan merupakan faktor yang berpengaruh pada perilaku dan kinerja dari suatu industri (perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri). Oleh karenanya, analisa struktur industri merupakan pijakan awal untuk mengkaji suatu industri. Struktur industri didefinisikan dalam terminologi distribusi jumlah dan ukuran dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri (Bain 1968). Struktur industri merupakan cerminan dari struktur pasar suatu industri (Kuncoro 2007). Dalam studi empiris mengenai struktur industri, digunakan pengukuran konsentrasi untuk mengukur intensitas dari persaingan dalam industri. Konsentrasi industri ini menginformasikan ukuran relatif dari perusahaanperusahaan yang ada pada pasar (Jacobson 1996). Terdapat beberapa alat pengukuran konsentrasi yang umum dipergunakan untuk menggambarkan distribusi dari pangsa pasar di antara perusahaan-perusahaan yang ada dalam industri, yaitu: Rasio Konsentrasi, Indeks Herfindhal, dan Koefisien Gini. Rasio Konsentrasi Rasio Konsentrasi (concentration ratio, CR) secara luas dipergunakan untuk mengukur pangsa dari output, turnover, value added, jumlah pegawai atau nilai asset dari total industri. Biasanya jumlah perusahaan N yang dihitung proporsi pangsa pasarnya adalah 4, sehingga dikenal sebagai CR4. Jika Pi mewakili pangsa pasar, dan jika proporsi dari output, turnover, value added, jumlah pegawai atau nilai asset dari total industri yang diwakili oleh perusahaan i = 1,2, , dengan P1 >= P2 >= P3 >= , maka Concentration Ratio, CRN, untuk N perusahaan dihitung sebagai: CRN = P1 + P2 + P3 + + PN Rasio konsentrasi berkisar antara nol hingga satu dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Nilai konsentrasi yang mendekati angka nol mengindikasikan bahwa sejumlah n perusahaan memiliki pangsa pasar yang relatif kecil. Sebaliknya, angka rasio konsentrasi yang mendekati satu mengindikasikan tingkat konsentrasi yang relatif tinggi. CRN sangatlah tergantung pada jumlah keseluruhan perusahaan yang ada dalam industri. CRN akan menurun jika jumlah perusahaan dalam industri meningkat. CRN dapat memberikan gambaran tentang peran n perusahaan yang ada dalam industri, namun demikian CRN tidak cukup dapat memberikan informasi mengenai keterkaitan antar perusahaan di dalam industri. Sebagaimana dikemukakan di atas, CR4 yang mewakili empat perusahaan dengan pangsa pasar paling besar, adalah rasio konsentrasi yang banyak dipergunakan. Beberapa kategori pasar dapat didefinisikan dengan menggunakan CR4 untuk

menggambarkan tingkat kompetisi sebagaimana ditampilkan dalam gambar di bawah.

Sumber: Buzzelli (2001); Ma (1993) Gambar: Tipe dari Struktur Pasar Yang paling ekstrem adalah perfect competition dalam hal mana banyak perusahaan dengan pangsa pasar masing-masing yang relatif kecil, dan monopoly dalam hal mana satu perusahaan memiliki 100 persen pangsa pasar. Kompetisi dan jumlah perusahaan adalah besar pada perfect competition dan sedikit pada monopoly. Pada perfect competition, terdapat banyak perusahaan, sehingga individu perusahaan tidak dapat mengendalikan harga. Perusahaan-perusahaan menghasilkan produk yang homogen, dan pembeli mengetahui harga dan dan memiliki informasi. Tidak ada entry dan exit barriers pada perfect competition. Sebaliknya, pada monopoly, hanya ada satu perusahaan yang menjual produk kepada banyak pembeli dan tidak ada produsen baru yang dapat memasuki pasar, dengan demikian perusahaan ini memiliki kekuatan monopoly. Angka CR4 yang tinggi akan menunjukkan bahwa pasar didominasi oleh sejumlah kecil perusahaan, yang berarti bentuk struktur oligopoly. Pada struktur oligopoly, produsen besar dapat mempengaruhi harga dengan cara mengendalikan output produksi. Terdapat tingkatan oligopoly, mulai dari moderately concentrated oligopolistic markets hingga highly concentrated oligopolies, yang mengindikasikan tingkat rendah hingga tinggi dari pengaruh pasar. Semakin rendah CR4, semakin dekat pasar pada kondisi perfectly competitive.

Indeks Herfindhal (H) Indeks Herfindhal adalah jenis ukuran konsentrasi lain yang cukup penting. Indeks Herfindhal dedefinisikan sebagai jumlah pangkat dua pangsa pasar dari seluruh perusahaan yang ada dalam industri, dan diformulasikan: H = P1^2 + P2^2 + P3^2 + + PN^2 Nilai H akan berkisar dari nol hingga satu. Nilai H akan sama dengan 1/n jika terdapat n perusahaan yang mempunyai ukuran yang sama. Jika H mendekati nol, maka akan berarti terdapat sejumlah besar perusahaan dengan ukuran usaha yang hampir sama dalam industri, dan konsentrasi pasar adalah rendah. Sebaliknya, industri bersifat monopoly jika H sama dengan satu. Semakin tinggi H, semakin tinggi disribusi ukuran dari perusahaan. The Federal Trade and Commission in the US menetapkan bahwa pasar terkategori highly concentrated jika nilai H lebih besar dari 0.18 (Chiang 2001). Kurva Lorenz dan Koefisien Gini Pendekatan lain untuk melihat konsentrasi industri adalah dengan menggunakan pemetaan Kurva Lorenz dan penghitungan Koefisien Gini (Adelaja, dkk. 1998, Wang 2004). Kurva Lorenz dan Koefisien Gini dipergunakan untuk mengukur dan membandingkan inequality dari perusahaan-perusahaan di dalam industri. Kurva Lorenz dan Koefisien Gini mengindikasikan tingkat kompetisi dalam suatu pasar dengan mengukur inequality dalam distribusi ukuran dari perusahaanperusahaan (Hart and Prais 1956). Koefisien Gini adalah ukuran statistik yang diperoleh dari Kurva Lorenz, yang terkait dengan pangsa kumulatif dari total nilai suatu variabel (output, revenue, jumlah pekerja, dsb.) terhadap angka atau persentase dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam suatu industri yang diurutkan meningkat sesuai ukurannya. Jika kurva berbentuk lurus, seluruh perusahaan memiliki ukuran yang sama, dan industri dapat dipandang sebagai completely unconcentrated, mengindikasikan tingkat kompetisi yang tinggi di pasar. Secara umum, perusahaan-perusahaan tidak mempunyai ukuran yang sama dalam suatu industri, dan semakin besar deviasi dari garis diagonal terhadap Kurva Lorenz, semakin besar inequality dari ukuran perusahaan dan semakin besar konsentrasi pasar. Sebaliknya, semakin dekat kepada garis diagonal, semakin terdistribusi dan perusahaan-perusahaan semakin tidak terkonsentrasi.

Sumber: Wikipedia Gambar: Kurva Lorenz Koefisien Gini didefinisikan sebagai sebagai rasio dari luasan yang terletak di antara garis diagonal dan Kurva Lorenz dibagi dengan luasan segitiga di bawah garis diagonal. Nilai maksimum dan minimum adalah satu dan nol, berturut-turut mewakili total inequality dan total equality. Jika luasan di antara garis diagonal (perfect equality) dan Kurva Lorenz adalah A, dan luasan di bawah Kurva Lorenz adalah B, maka Koefisien Gini adalah A / (A+B). Karena A+B = 0.5, maka Koefisien Gini, G = A/(0.5) = 2A = 1-2B. Jika Kurva Lorenz merupakan fungsi Y = L(X), nilai dari B dapat dicari dengan fungsi integral, sehingga: G = 1 2*(integral 0-1 dari L(X)dX) Kurva Lorenz dapat dituliskan sebagai fungsi L(F), dalam hal mana F adalah sumbu horizontal, dan L adalah sumbu vertikal. Untuk populasi berukuran n, dengan urutan nilai yi i=1 hingga n yang diurutkan meningkat (yi <= yi+1), maka Kurva Lorenz adalah fungsi linier yang menghubungkan titik-titik (Fi, Li), i = 0 hingga n, dalam hal mana F0 = 0, L0 = 0, dan untuk i = 0 hingga n: Fi = i/n Si = Yj1 + Yj2 + + Yji Li = Si/Sn REFERENSI

Adelaja, A., Menzo, J., and McCay, B. 1998. Market Power, Industrial Organization and Tradeable Quotas. Review of Industrial Organization, 13, 1998, 589-601 Church, J. and Ware, R. 2000. Industrial Organization: A Strategic Approach, McGraw Hill, Boston. Kuncoro, M. 2007. Ekonomika Industri Indonesia Menuju Negara Industri baru 2030?. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Wang, D. 2004. The Chinese Construction Industry from the Perspective of Industrial Organization, PhD Dissertation, Northwertern University, Evanston, Illinois.

You might also like