You are on page 1of 12

Penelitian Operasional

Metode Grafik Progama Linear


Dosen Pengampu: Endang Widuri Asih ., S.T., M.T.

Penyusun : Arya Rukmana Ayu Wulandari Bendi Oktarando Dince

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA 2012

Bab 1

Progama Linear

1. Pengertian Progama Linear (Linear Progamming) adalah suatu suatu metode/model yang dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang muncul pada suatu organisasi dengan tujuan untuk memperoleh solusi yang optimal dengan mempertimbangkan berbagai kendala yang ada. Optimasi adalah suatu usaha yang yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan hasil terbaik yaitu keuntungan (manfaat) yang paling besar (maksimum) atau kerugian (ongkos) yang terkecil (minimum). Jadi Progama Linear mencakup perencanaan kegiatan-kegiatan untuk mencapai suatu hasil yang optimal, yaitu suatu hasil yang mencerminkan tercapainya sasaran tertentu yang paling baik diantara alternatif-alternatif yang mungkin dengan menggunakan fungsi linear, biasanya Progama Linear disingkat dengan PL, untuk lebih memahami Progama Linear dimulai dengan formulasi umum permasalahan Progama Linear, formulasi umum tersebut terdiri dari fungsi tujuan yang akan dicari solusi optimalnya berdasarkan alternatif-alternatif yang tersedia yang dirumuskan dalam fungsi pembatas sehingga dapat diformulasikan dalam model matematis. Tujuan organisasi/perusahaan pada umumnya adalah memaksimalisasi keuntungan, namun karena terbatasnya sumber daya, maka dapat juga perusahaan meminimalkan biaya. Progama Linear memiliki empat ciri khusus, yaitu: a. Penyelesaian masalah mengarah pada pencapaian tujuan maksimalisasi atau meminimasi b. Kendala yang ada membatasi tingkat pencapaian tujuan c. Ada beberapa alternatif penyelesaian d. Hubungan matematis bersifat linear

2. Bentuk Standar Karakteristik dari bentuk standar dari progama linear adalah sebagai berikut: 1. Semua kendala berbentuk persamaan (=), kecuali untuk kendala ketidaknegatifan (non-negativity constraint) 2. Elemen ruas kanan dari setiap kendala yang menyatakan kapasitas maksumum suatu fasilitas atau aktivitas adalah tidak negatif 3. Semua variabel keputusan adalah tidak negatif 4. Fungsi tujuan berbentuk maksimasi atau minimasi Secara umum bentuk standar progama linear untuk persoalan maksimasi dan minimasi adalah sebagai berikut: Fungsi tujuan : maksimasi Dengan memperhatikan kendala: , i = 1,......,m

Xj > 0 , j = 1,.....,n

Fungsi tujuan: Minimasi Dengan memperhatikan kendala : , i = 1,......,m

Xj < 0 , j = 1,.....,n

3. Asumsi-asumsi dalam Progama Linear Di dalam Progama Linear terdapat asumsi-asumsi pokok yang terkandung di dalamnya, yaitu: a. Proportionality (kesebandingan) Asumsi ini mempunyai arti bahwa naik turunnya nilai fungsi tujuan (Z) dan penggunaan sumber atau fasilitas yang tersedia akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan tingkat aktivitasnya. Misal: 1. Z = c1x1 + c2x2 + c3x3 + ..........+ cnxn Setiap pertambahan nilai x1 sebanyak 1 unit akan menaikan nilai Z sebanyak c1 Setiap pertambahan 1 unit x2 akan menaikan Z sebanyak c2 , dan seterusnya.

2. a11x1 + a12x2 + a13x3 + .......... + a1nx1 < b1 Setiap pertambahan 1 unit x1 sebanyak 1 unit akan menaikan penggunakan sumber atau fasilitas 1 sebanyak a11 satuan. Setiap pertambahan 1 unit x2 sebanyak 1 unit akan menaikan penggunaan sumber atau fasilitas 1 sebanyak a12 satuan, dan seterusnya. b. Additivity (penambahan) Asumsi ini mempunyai arti bahwa nilai fungsi tujuan setiap aktivitas tidak saling mempengaruhi, sehingga nilai fungsi tujuan merupakan penjumlahan dari sumbangan setiap variabel keputusan. Misal: Z = 5 x1 + 4 x2 Dimana: x1 = 2 dan x2 = 1 sehingga Z = 14 Seandainya x1 bertambah 1 unit, maka sesuai dengan formulasi diatas maka nilai Z akan meningkat menjadi 19. Jadi, tambahan nilai Z yang terjadi karena kenaikan x1 dapat langsung ditambahkan pada nilai Z sebelumnyantanpa mengurangi bagian-bagian Z yang diperoleh dari aktivitas x2 c. Divisibility (dapat dibagi) Asumsi ini mempunyai arti bahwa nilai dari variabel keputusan boleh berbentuk bilangan pecahan (bukan bilangan bulat). Misalnya x2 = 1,5 d. Deterministic (kepastian) Maksudnya adalah fungsi tujuan dan fungsi kendala sudah diketahui dengan pasti dan tidak berubah selama periode analisa. e. non-negative variable (variabel tidak negatif) Artinya bahwa semua nilai jawaban atau variabel tidak negatif.

4. Beberapa Masalah Teknis Dalam Progama Linear a. Masalah minimasi Jika permasalahan yang dicari dengan progama linear dimana tujuan yang dicari adalah maksimasi, yaitu mendapatkan laba yang paling besar. Bila nilai tujuannya minimasi misal mencari nilai ongkos/biaya

maka alternatif yang optimal adalah alternatif yang dapat meminimumkan nilai Z b. Fungsi batasan bertanda lebih besar atau sama dengan ( > ) Apabila fungsi batasan bertanda > maka daerah feasibel akan berada di sebelah kanan atas garis batasan c. Fungsi batasan bertanda sama dengan (=) Apabila fungsi batasan bertanda =, maka daerah feasibel akan terletak pada garis yang memiliki tanda sama dengan. d. Redundancy Biasanya karena adanya suatu tambahan batasan dimana tambahan batasan itu berada diluar daerah feasibel sehingga untuk menghemat waktu penghitungan maka bisa dihilangkan.

Bab II

Pemecahan persoalan Progama Linear Secara Grafik


Fungsi tujuan dari progama linier yang akan dioptimasi pada dasarnya akan mencari nilai-nilai ekstrim daripada fungsi tujuan, yaitu fungsi maksimum atau minimum. Penentuan nilai maksimum, minimum ini ditentukan oleh kendalakendala yang ada. Persoalan-persoalan progama linier dapat diselesaikan dengan

menggunakan metode grafik, jika persoalan tersebut mempunyai tidak lebih dari 2(dua) variabel keputusan. Kendala-kendala dalam persoalan tersebut

digambarkan sebagai garis lurus di atas bidang datar dua dimensi. Dengan menggeser-geserkan garis persamaan fungsi tujuan ke arah titik minimum atau maksimum, tergantung pada fungsi tujuannya, maka akan diperoleh solusi optimal dan layak (feasible)

A. Formulasi Permasalahan Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan persoalan dimana persoalan yang hanya terdapat dua variabel keputusan. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, langkah pertama yang dilakukan adalah memformulasikan permasalahan yang ada ke dalam bentuk progama linear. Langkah-langkah dalam formulasi permasalahan adalah : 1. Pahami secara menyeluruh permasalahan manajerial yang dihadapi 2. Identifikasi tujuan dan kendala permasalahan 3. Definisikan variabel keputusannya 4. Gunakan variabel keputusan untuk merumuskan fungsi tujuan dan fungsi kendala secara matematis.

B. Formulasi Pemecahan Permasalahan Supaya memperjelas prosedur dalam pemecahan persoalan secara grafik, maka dapat langsung diapliksikan ke suatu kasus permasalahan: Sebuah industri keramik membuat dua jenis produk unggulan A dan B. Untuk menghasilkan satu buah jenis A diperlukan waktu pengerjaan 1 jam

dan bahan baku 4 kg, sedangkan jenis B membutuhkan 2 jam dan bahan baku 3 kg. Waktu dan bahan baku yang tersedia masing-masing 40 jam dan 120 kg. Keuntungan tiap unit A dan B masing-masing $40 dan $50. Tentukan jumlah yang harus diproduksi untuk masing-masing jenis produk, sehingga keuntungan mencapai maksimum? Dari kasus di atas dapat diketahui bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan profit/keuntungan. Sedangkan kendala perusahaan tersebut adalah terbatasnya waktu dan bahan baku. Keterangan Waktu Bahan Baku Keuntungan Produk A 1 4 $40 Produk B 2 3 $50 Kapasitas yang Tersedia 40 120

Mengingat produk yang dihasilkan industri keramik adalah produk A dan B, maka dalam rangka memaksimumkan profit, industri harus memutuskan seberapa banyak Produk A dan B yang diproduksi. Dengan demikian dalam kasus ini variabel keputusannya adalah X1 = Jumlah produk A yang diproduksi X2 = Jumlah produk B yang diproduksi Setelah variabel keputusan telah didefinisikan maka langkah selanjutnya adalah menuliskan secara matematis fungsi tujuan dan fungsi kendala. 1. Fungsi tujuan Tujuan dari industri adalah memaksimumkan keuntungan, sehingga secara matematis dapat ditulis: Maksimasi Z = $40 X1 + $50X2 2. Fungsi kendala Berkaitan dengan sumber daya yang digunakan,

perusahaan/industri tidak dapat memperkirakan secara tepat kebutuhan sumber daya yang digunakan untuk mencapai keuntungan tertentu. Biasanya perusahaan/industri menyediakan sumber daya tertentu yang merupakan kebutuhan minimum atau maksimum. Dimana kondisi seperti ini secara matematis dapat diungkapkan dengan pertidaksamaan.

Kendala yang pertama adalah waktu yang tersedia di industri pembuatan. Total waktu yang diperlukan untuk pembuatan X1 (produk A) dimana untuk membuat 1 unit produk A diperlukan waktu 1 jam dan untuk pembuatan X2 (produk B) diperlukan 2 jam. Sehingga secara matematis dapat ditulis: X1 + 2X2 < 40 Begitupula dengan bahan baku yang secara matematis dapat ditulis: 4X1 + 3X2 < 120 Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam progama linear adalah asumsi nilai X1 dan X2 tidak negatif. Artinya bahwa: X1 > 0 (jumlah produk A yang diproduksi adalah lebih besar atau sama dengan nol) X2 > 0 (jumlah produk B yang diproduksi adalah lebih besar atau sama dengan nol) Dari uraian diatas dapat dirumuskan formulasi permasalahan secara ringkas sebagai berikut: Fungsi tujuan: Maksimasi Z = 40 X1 + 50X2 Fungsi kendala: X1 + 2X2 < 40 4X1 + 3X2 < 120 X1 > 0 X2 > 0 (Kendala kapasitas waktu pembuatan) (Kendala kapasitas bahan baku pembuatan) (kendala non negatif pertama) (kendala non negatif kedua)

C. Daerah Layak (Feasible) Dan Solusi Optimal Dalam mencari solusi dari pemecahan masalah progama linear perlu diketahui tentang daerah layak (feasible region) dan solusi optimal (optimal solution) yaitu: 1. Daerah layak (feasible) Himpunan atau set dari seluruh titik yang memenuhi seluruh kendala atau pembatas. 2. Solusi optimal (optimal solution)

Untuk persoalan maksimasi, solusi optimal dari persoalan progama linear adalah suatu titik pada daerah layak dengan nilai fungsi tujuan terbesar. Sedangkan untuk persoalan minimasi, solusi optmal adalah suatu titik pada daerah layak dengan nilai fungsi tujuan terkecil.

D. Penyelesaian Linear Progama secara Grafik Kasus industri keramik tersebut memiliki 2 variabel keputusan sehingga dalam penyelesaiannya dapat menggunakan progama linear. Langkah pertama dalam penyelesaiaan ini adalah menggambarkan fungsi kendalanya dimana untuk menggambarkan fungsi kendala ini harus merubah fungsi pertidaksamaan menjadi persamaan dan untuk membuat sebuah garis perpotongan maka pada masing-masing kendala, salah satu nilai variabel diganti dengan 0 (nol) begitu pula sebaliknya. Seperti sebagai berikut: Kendala I: Maka: X1 = 0 , Sehingga 0 + 2 X2 = 40 X2 = 20 Kendala II: Maka: X1 = 0 , Sehingga 0 + 3X2 = 120 X2 = 40 Kendala III: Kendala IV: X1 > 0 X2 > 0 X2 = 0 Sehingga 4X1 + 3(0) = 120 X1 = 30 4X1 + 3X2 = 120 X2 = 0 Sehingga X1 + 2(0) = 40 X1 = 40 X1 + 2X2 = 40

Setelah titik-titik koordinat pada grafik diketahui lalu dibuat grafik. Untuk mencari titik-titik potong diantara garis-garis yang ada di grafik dapat dicari dengan cara subtitusi atau juga eliminasi. Titik potong dapat dicari dengan:

4X1 + 3X2 X1 + 2X2

= 120 = 40

x1 4X1 + 3X2 = 120 x4 4X1 + 8X2 = 160 -5X2 = - 40 X2 = 8 = 120 +

Dimasukan ke persamaan 4X1 + 3X2 Jadi 4X1 + 3(8) 4X1 + 24 4X1 X1 = 120 = 120 = 96 = 24

Jadi titik potong antara garis kedua kendala adalah (5,8) Tanda < pada kedua kendala ditunjukkan pada area sebelah kiri dari garis
kendala. Sebagaimana nampak pada grafik 1. 1, feasible region (area feasibel) meliputi daerah sebelah kiri dari titik A (30; 0), B (24,8), dan C (0;20).

Untuk menentukan solusi yang optimal, ada dua cara yang bisa digunakan yaitu : 1. Dengan menggunakan garis profit (iso profit line) 2. Dengan titik sudut (corner point) 1. Penyelesaian dengan menggunakan garis profit (iso profit line) Yaitu penyelesaian dengan menggambarkan fungsi tujuan (Z).
Kemudian fungsi tujuan tersebut digeser ke kanan sampai menyinggung titik terjauh dari dari titik nol, tetapi masih berada pada area layak (feasible region). Gambar dari garis fungsi tujuan Z = C1X1 + C2X2 Z = 40X1 + 50X2 dengan koefisien arah sebesar dimana

tg

adalah sudut antara garis Z dengan sumbu X1. Setelah garis Z

dibuat, buat lagi garis Z sedemikian sehinggagaris tersebut dapat melalui sudut terjauh (maksimasi) dari daerah feasibel yang disebut sebagai titik optimum.

Jika dimasukan dalam kasus persoalan diatas maka tg

tg

sehingga

= 30,96o

2. Dengan titik sudut (corner point)

Yaitu mencari nilai tertinggi dari titik-titik yang berada pada area layak (feasible region). Dari kasus diatas dapat dilihat ada 4 titik yang membatasi area layak, yaitu O (0,0), A (30,0), B (24,8) dan C (0,40). Sehingga dapat dihitung dan dicari keuntungan yang paling optimal dalam persoalan tersebut: Z = 40 X1 + 50X2 Kuntungan pada titik O (0,0) adalah 40 (0) + 50 (0) = 0 Kuntungan pada titik A (30,0) adalah 40 (30) + 50 (0) = 1200 Kuntungan pada titik B (24,8) adalah 40 (24) + 50 (8) = 1360 Kuntungan pada titik C (0,20) adalah 40 (0) + 50 (20) = 1000

E. Keterbatasan Metode Grafik Metode grafik hanya digunakan untuk memecahkan permasalahan progama linier yang sederhana saja (dua variabel keputusan), sedangkan untuk persoalan yang kompleks (mempunyai banyak variabel keputusan) metode grafik akan sangat sulit untuk diaplikasikan. Pemecahan persoalan untuk jumlah variabel yang keputusan tiga atau bahkan lebih akan lebih mudah dipecahkan dengan menggunakan metode simpleks yang

dikembangkan oleh George B. Dantzig.

Daftar Pustaka
Riset operasi:suatu pengantar/hamdy a taha/jilid 1/edisi kelima/1996/jakarta/ Operation research/bagian penerbit institut teknologi nasional malang/tim penyusun/ir. Juanda napitupulu, mt/malang Penelitian operasional:teori dan praktek/p.siagian/universitas indonesia/

1987/jakarta

You might also like