You are on page 1of 98

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA KEDIRI DI KEDIRI

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2004

BPK PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA

Nomor Tanggal

: 173/R/XIV.4/08/2005 : 30 Agustus 2005

DAFTAR ISI

BAB I: BAB II:

Laporan Auditor Independen atas Laporan Keuangan Tahun Buku 2004 dan 2003 pada PDAM Kota Kediri .............................................................1 Laporan Keuangan ......................................................................................3 A. Neraca yang sudah diperiksa ................................................................3 B. Laporan Laba Rugi yang sudah diperiksa ............................................4 C. Laporan Perubahan Ekuitas yang sudah diperiksa ...............................5 D. Laporan Arus Kas yang sudah diperiksa ..............................................6 E. Umum ...................................................................................................7 F. Kebijakan Akuntansi ..........................................................................10 G. Penjelasan Pos-pos Neraca dan Laba Rugi .........................................14 H. Perhitungan PPh Badan .......................................................................39

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA


Jalan HOS Cokroaminoto No. 52 Yogyakarta 55244 Telp. (0274) 563635, Faks: (0274) 588736

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Nomor : 173/R/XIV.4/08/2005

Kepada Yth. 1. Direktur PDAM Kota Kediri 2. Ketua Badan Pengawas PDAM Kota Kediri di KEDIRI Kami telah mengaudit Neraca PDAM Kota Kediri tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, serta Laporan Rugi Laba, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Kami juga melakukan pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern. Laporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern adalah tanggung jawab manajemen perusahaan.Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern berdasarkan audit kami. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia dan Standar Audit Pemerintahan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlahjumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap kontrak, persyaratan bantuan dan pasal-pasal dalam peraturan perundang-undangan serta kepatuhan terhadap pengendalian intern. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PDAM Kota Kediri tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, dan hasil usaha, perubahan ekuitas serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern kami sampaikan secara terpisah kepada manajemen dengan surat kami Nomor 174/R/XIV.4/08/2005 tanggal 30 Agustus 2005.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA

SARJONO, SE, Ak. Nomor Register D.25873 30 Agustus 2005

BAB II LAPORAN KEUANGAN A. Neraca yang sudah diperiksa NERACA KOMPARATIF Per 31 Desember 2004 dan 2003
A K T I V A AKTIVA LANCAR Kas dan Bank Piutang Usaha Penyisihan Piutang Usaha Piutang Usaha Neto Piutang Lain Lain Persediaan Bahan Operasi Pembayaran Dimuka Pemda Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TETAP Tanah Dan Hak Atas Tanah Instalasi Sumber Air Instalasi Perpompaan Instalasi Transmisi Dan Distribusi Bangunan / Gedung Peralatan dan Perlengkapan Kendaraan Alat Pengangkutan Inventaris Kantor Nilai Perolehan Aktiva Tetap Akumulasi Penyusutan Aktiva tetap Nilai Buku Aktiva Tetap AKTIVA LAIN - LAIN Bahan Instalasi Sambungan Baru Yg belum Diterima Aktiva yang tidak dipergunakan Akum. Peny. Aktiva yang tidak dipergunakan Nilai buku Aktiva yang tidak dipergunakan Aktiva Dalam Penyelesaian Jumlah Aktiva Lain-lain TOTAL AKTIVA No. Cttn 1 2 3 4 5 6 Per 31-12-2004 990.072.038,42 836.744.608,50 (278.663.902,50) 558.080.706,00 25.950.075,00 25.746.010,00 164.816.049,68 1.764.664.879,10 82.178.277,20 2.393.803.143,87 1.132.119.485,00 9.136.599.969,12 218.952.249,00 169.201.145,69 166.315.000,00 122.298.100,00 13.421.467.369,88 (6.635.034.631,98) 6.786.432.737,90 319.370.867,35 433.557.300,00 752.928.167,35 9.304.025.784,35 Per 31-12-2003 190.096.472,82 1.041.012.957,50 (269.123.717,00) 771.889.240,50 11.194.200,00 22.473.825,00 164.816.049,68 1.160.469.788,00 PASIVA KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Biaya yang belum dibayar Hutang Pajak Bagian hutang jk. panjang akan jatuh tempo Kewajiban jk.pendek lainnya Jumlah Kewajiban Jangka pendek No. Cttn Per 31-12-2004 Per 31-12-2003

12 13 14 15

50.000,00 27.025.000,00 3.209.444.385,20 71.280.690,00 3.307.800.075,20

3.787.554,00 7.901.050,00 2.384.015.223,20 149.809.025,00 2.545.512.852,20

7 7 7 7 7 7 7 7 7

8 9 10 10 10 11

KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Pinjaman Departemen Keuangan 82.178.277,20 Jumlah Kewajiban Jangka panjang 2.525.835.050,00 2.132.904.800,00 KEWAJIBAN LAIN - LAIN 8.997.185.396,68 Jaminan langganan 226.751.364,00 Cadangan Dana 61.806.000,00 Sambungan baru yang akan ditagihkan 147.000.000,00 Jumlah Kewajiban Lain-lain 148.026.875,00 TOTAL KEWAJIBAN 14.321.687.762,88 (6.057.494.410,30) MODAL DAN CADANGAN 8.264.193.352,58 Kekayaan Pemerintah Daerah Penyertaan Pemerintah Pusat 242.443.420,00 Tambahan Modal Pemerintah Pusat 15.050.000,00 Penyert. Pem. Yg Blm Ditentukan Statusnya 64.462.371,50 Cadangan Tujuan (64.436.938,99) Cadangan Umum 25.432,51 Laba yang belum dibagikan Laba/Rugi Tahun Berjalan 257.518.852,51 Jumlah Ekuitas 9.682.181.993,09 TOTAL PASSIVA

16

1.989.327.135,38 1.989.327.135,38

2.237.993.135,38 2.237.993.135,38

17 18 19

106.778.475,00 10.715.152,04 117.493.627,04 5.414.620.837,62

103.078.475,00 10.715.152,04 15.050.000,00 128.843.627,04 4.912.349.614,62

20 21 22 23 24 25 26 27

6.276.422.818,86 2.563.360.830,00 683.557.300,00 59.742.399,99 95.650.545,45 (4.196.078.676,37) (1.593.250.271,20) 3.889.404.946,73 9.304.025.784,35

6.276.422.818,86 2.528.100.300,00 59.742.399,99 95.650.545,45 (3.322.776.041,86) (867.307.643,97) 4.769.832.378,47 9.682.181.993,09

B. Laporan Laba Rugi yang sudah diperiksa


PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA KEDIRI LAPORAN LABA-RUGI KOMPARATIF Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2004 dan 2003
U R A I A N Nomor Catatan TAHUN 2004 (Rp) TAHUN 2003 (Rp)

PENDAPATAN
Penjualan Air Penjualan Non Air 28 28

Jumlah Pendapatan Usaha BEBAN LANGSUNG USAHA


Beban Sumber Air Dan Perpompaan Beban Pengolahan Air Beban Transmisi dan Distribusi 29 30

4.132.939.185,00 200.844.251,00 4.333.783.436,00

2.637.079.225,00 343.349.672,00 2.980.428.897,00

Jumlah Beban Langsung Usaha Laba (Rugi) Kotor Usaha BEBAN USAHA
Beban Administrasi dan Umum 31

1.721.148.385,54 1.125.439.218,58 2.846.587.604,12 1.487.195.831,88 2.133.996.980,23 (646.801.148,35)

1.414.687.533,36 893.202.867,06 2.307.890.400,42 672.538.496,58 1.556.558.869,23 (884.020.372,65)

Laba ( Rugi ) Usaha PENDAPATAN/BEBAN LAIN-LAIN


Pendapatan Lain -lain Beban Lain -lain 32 33

Jumlah Pendapatan & Beban Lain-lain Laba ( Rugi ) Sebelum Pajak KERUGIAN LUAR BIASA PAJAK PENGHASILAN LABA (RUGI) SETELAH PAJAK
34

53.418.494,11 606.635.521,95 (553.217.027,84) (1.200.018.176,20) 393.232.095,00 0,00

19.143.560,43 2.430.831,75 16.712.728,68 (867.307.643,97) 0,00 0,00

(1.593.250.271,20)

(867.307.643,97)

C. Laporan Perubahan Ekuitas yang sudah diperiksa


PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA KEDIRI LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KOMPARATIF TAHUN BUKU 2004 dan 2003
URAIAN Modal Dasar Penyertaan Pemerintah Pusat ( Rp ) 2.528.100.300,00 Kekayaan Pemerintah Daerah ( Rp ) 5.057.992.300,00 Penyertaan Pemerintah Belum Ditentukan Statusnya ( Rp ) Cadangan Tujuan ( Rp ) 59.742.399,99 Cadangan Umum ( Rp ) 95.650.545,45 Saldo Laba Ditahan ( Rp ) (4.190.083.685,83) Jumlah Ekuitas ( Rp ) 4.769.832.378,47

Saldo Awal Tambah / ( Kurang ) Koreksi Laba (Rugi) 2003 Tahun 2004 Jumlah s/d tahun 2004

( Rp ) 1.218.430.518,86

1.218.430.518,86

35.260.530,00 2.563.360.830,00

5.057.992.300,00

683.557.300,00 683.557.300,00

59.742.399,99

95.650.545,45

(5.994.990,54) (1.593.250.271,20) (5.789.328.947,57)

(880.427.431,74) 3.889.404.946,73

D. Laporan Arus Kas yang sudah diperiksa

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA KEDIRI LAPORAN ARUS KAS KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2004 DAN 2003
KETERANGAN A 1 2 Tahun 2004 ( Rp.) Tahun 2003 ( Rp.) (867.307.643,74) 57.182.675,00 806.787.800,95 (3.337.167,79)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi Laba / ( Rugi ) Setelah Pajak (1.593.250.271,20) Penyesuaian Beban Penyisihan Piutang 9.540.185,50 Beban Penyusutan Aktiva Tetap 1.153.103.584,85 Laba / ( Rugi ) Operasi Sblm Perubahan Modal Kerja ( 1 + 2 ) (430.606.500,84) Perubahan Modal Kerja Penurunan ( Kenaikan ) Piutang Usaha Penurunan ( Kenaikan ) Piutang Lain-lain Penurunan ( Kenaikan ) Persediaan Bahan Operasi Penurunan ( Kenaikan ) Pembayaran Dimuka Pemda ( Penurunan ) Kenaikan Biaya Yang Belum Dibayar ( Penurunan ) Kenaikan Hutang Pajak ( Penurunan ) Kenaikan Ht Jk Panjang Akan Jatuh Tempo ( Penurunan ) Kenaikan Kewajiban Jangka Pendek Lainnya Koreksi Laba/Rugi Ditahan Kas Dihasilkan dari Perubahan Modal Kerja Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi ( 1 + 2 + 3 ) Arus Kas dari Aktivitas Investasi Penurunan ( Kenaikan ) Aktiva Tetap Akumulasi Penyusutan Aktiva tetap yang dihapuskan Penurunan ( Kenaikan ) Aktiva Lain-lain Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan ( Penurunan ) Kenaikan Hutang Jangka Panjang ( Penurunan ) Kenaikan Hutang Lain-lain ( Penurunan ) Kenaikan Penyertaan Modal Pemerintah ( Penurunan ) Kenaikan Modal dan Cadangan Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas ( A + B + C )

204.268.349,00 (14.755.875,00) (3.272.185,00) 0,00 (3.737.554,00) 19.123.950,00 825.429.162,00 (78.528.335,00) 0,00 948.527.512,00 517.921.011,16

(246.751.180,00) (2.012.500,00) 4.174.590,00 0,00 2.855.354,00 (172.650,00) 747.301.149,48 (43.007.875,00) 0,00 462.386.888,48 459.049.720,69

900.220.393,00 (581.558.353,72) (495.409.314,84) (176.747.275,56)

(2.666.773.962,50) 0,00 613.457,49 (2.666.160.505,01)

(248.666.000,00) (11.350.000,00) 718.817.830,00 0,00 458.801.830,00 799.975.565,60 190.096.472,82 990.072.038,42

(248.666.000,00) (3.340.000,00) 2.528.100.300,00 0,00 2.276.094.300,00 68.983.515,68 121.112.957,14 190.096.472,82

D E

Saldo Kas dan Setara Kas Awal Periode Saldo Kas dan Setara Kas Akhir Periode ( A + B + C + D )

E.

Umum 1. Bidang Usaha dan Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Kediri merupakan badan usaha milik daerah yang bergerak dalam bidang penyediaan air bersih. Tujuan perusahaan adalah sebagai berikut: a. Memberikan pelayanan kepada masyarakat Kota Kediri akan kebutuhan air bersih dengan sasaran khususnya untuk daerah pemukiman kumuh dan daerah kekurangan air, b. Memberikan pelayanan pengolahan air sesuai kualitas standar kesehatan dan mengalirkannya selama 24 jam kepada masyarakat dengan tarif yang terjangkau, c. Memberikan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) kepada Pemerintah Kota Kediri dan membantu pertumbuhan ekonomi daerah. PDAM Kota Kediri berfungsi mengusahakan penyediaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat Kota Kediri dan sekitarnya. Dalam rangka melaksanakan fungsi tersebut kegiatan perusahaan meliputi : a. Mengolah sumber air untuk memperoleh air bersih dan menyalurkannya kepada pelanggan, b. Membangun jaringan distribusi dan kerjanya, c. Melakukan pemeliharaan jaringan distribusi dan transmisi untuk menekan kebocoran /kehilangan air Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kediri didirikan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Kediri Nomor : 2 Tahun 1973 Tanggal 23 Januari 1973. PDAM Kota Kediri berkantor Pusat di Jalan Ahmad Yani 2 Kediri. Berdasarkan Keputusan Walikota Kediri Nomor 154 Tahun 1993 tanggal 4 Maret 1993 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja PDAM Kota Kediri, struktur organisasi pada PDAM Kota Kediri per tanggal 31 Desember 2003 terdiri dari 2 unsur, yaitu: a. Unsur Pimpinan, ialah Direksi yang terdiri dari: 1) Direktur Utama, transmisi dalam rangka untuk mengoptimalkan penyaluran air bersih kepada masyarakat di wilayah

2) Direktur Umum, 3) Direktur Teknik. Susunan Direksi untuk Direktur Utama diangkat berdasarkan Surat Perintah Walikota Kediri Nomor 800/144/420.31/2001 tanggal 24 September 2001. Direktur Umum diangkat berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kediri Nomor 821.2/15/420.31/2001 tanggal 1 Maret 2001, sedangkan Direktur Teknik diangkat berdasarkan Surat Keputusan Walikota Kediri Nomor 821.2/96/420.31/2001 tanggal 16 Agustus 2001. Susunan Direksi selengkapnya per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut: 1) Direktur Utama 2) Direktur Umum 3) Direktur Teknik : H. Bambang Edianto : Drs. Sukirno : Ir. Budi Raharjo

b. Unsur Pelaksana, terdiri dari: 1) Kepala Bagian 2) Kepala Satuan Pengawas Intern Jumlah personil per 31 Desember 2004 dan 2003 adalah masing-masing sebanyak 68 orang dan 75 orang, termasuk didalamnya orang berstatus pegawai honorer, yang dikelompokkan menurut jabatannya, sebagai berikut: 31 Desember 2004 1) Direksi 2) Kepala Bagian 3) Kepala Sub Bagian 4) Staf Administrasi 5) Staf Teknik : : : : : Jumlah : 3 orang 7 orang 16 orang 21 orang 21 orang 68 orang 31 Desember 2003 3 orang 7 orang 15 orang 27 orang 23 orang 75 orang

Sedangkan berdasarkan jenjang pendidikan, dapat dirinci sebagai berikut: 31 Desember 2004 31 Desember 2003 1) Sarjana 2) Sarjana Muda : : 15 orang -- orang 15 orang -- orang

10

3) SLTA 4) SLTP 5) SD

: : : Jumlah :

42 orang 5 orang 6 orang 68 orang

44 orang 7 orang 9 orang 75 orang

Untuk keanggotaan Badan Pengawas Tahun 2004 baru saja dibentuk berdasarkan Keputusan Walikota Kediri Nomor 409 Tahun 2004 tanggal 29 April 2004 tentang Anggota Badan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kediri dengan susunan sebagai berikut: a) Ketua b) Sekretaris c) Anggota : Drs. Soetomo : Drs. Bachtiar Tamani : Drs. Hartono, M.Si (Unsur Konsumen) (Unsur Perorangan) (Unsur Pejabat Daerah)

2. Kapasitas Produksi dan Cakupan Pelayanan Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, PDAM Kota Kediri memiliki unit-unit produksi dengan kapasitas terpasang sebesar 186 liter/detik, sedangkan yang dimanfaatkan berdasarkan jumlah produksi air hanya sebesar 154 liter/detik atau 82,80%. Berdasarkan cakupan pelayanan, jumlah penduduk yang terlayani sampai dengan 31 Desember 2004 sebanyak 67.956 orang atau 28,17% dari jumlah penduduk yang berada dalam daerah pelayanan sebanyak 241.170 orang. Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk kebutuhan air bersih, operasional pengolahan dan distribusi air dibagi ke dalam beberapa unit produksi sebagai berikut: No. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) Unit Produksi di Desa Banjaran di Desa Boro di Desa Campurejo di Desa Tamanan di Desa Pesantren di Desa Ngronggo Jumlah Kapasitas Terpasang 40 liter/detik 10 liter/detik 18 liter/detik 18 liter/detik 40 liter/detik 60 liter/detik 186 liter/detik Kapasitas Produksi 37 liter/detik 8 liter/detik 16 liter/detik 16 liter/detik 0 37 liter/detik 40 liter/detik 154 liter/detik

Unit I Unit II Unit III Unit IV Unit V Unit VI

Unit VII di Desa Ngampel

11

Selama Tahun 2004 produksi air yang dihasilkan dari semua unit produksi adalah sebesar 5.366.206 m3 dan didistribusikan kepada masyarakat sebesar 3.884.278 m3. Dari jumlah tersebut di atas air yang terjual adalah sebesar 2.973.730 m3 senilai Rp4.148.114.210,00 sehingga terdapat kebocoran atau kehilangan air sebesar 2.392.476 m3 atau 44,58%. F. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Kebijakan Akutansi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kediri masih berpedoman pada Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 1991 tanggal 6 Pebruari 1991 tentang Pedoman Sistem Akutansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang berlaku mulai 1 Januari 1991. a. Asumsi Dasar Akuntansi Asumsi Dasar akuntansi sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku adalah: 1) Kelangsungan Usaha Suatu entitas ekonomi diasumsikan terus melakukan usahanya secara berkesinambungan tanpa dimaksud untuk dibubarkan. 2) Akrual Dasar akuntansi yang digunakan dalam perhitungan hasil usaha (Laporan Laba Rugi) periodik dan penentuan posisi keuangan (Neraca) dilakukan dengan metode akrual. Dengan metode akrual diartikan bahwa pembukuan tidak hanya sekedar pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran uang, akan tetapi pencatatan terhadap setiap perubahan aktiva dan kewajiban, demikian pula pendapatan dan biaya, pada saat terjadinya atau perubahannya. 3) Laporan keuangan perusahaan disusun berdasarkan konsep harga perolehan. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan klasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

12

b. Pengakuan Pendapatan Seluruh pendapatan, baik pendapatan usaha maupun diluar usaha diakui pada saat timbulnya transaksi dan atau pada masa prestasi dinikmati, yaitu: 1) Pendapatan Penjualan Air diakui, dicatat, dilaporkan dan diakui pada saat penerbitan Rekening tagihan air yang dicatat dalam Daftar Rekening Ditagih (DRD) pada bulan yang bersangkutan, walaupun penerimaan uangnya baru terjadi kemudian, atau pada saat penerimaan uang untuk transaksi penjualan tunai, 2) Pendapatan Sambungan Baru diakui pada saat ditandatangani kontrak Bukti Persetujuan Pembiayaan Instalasi (BPPI) diterbitkan dan Pendapatan Non Air lainnya diakui dan dicatat seluruhnya sebagai pendapatan tahun berjalan, 3) Pendapatan denda atas keterlambatan pembayaran oleh pelanggan dicatat pada saat denda tersebut diterima, 4) Pengakuan pendapatan untuk saat ini masih terdapat unsur Penerimaan Dana Meter dari pelanggan yang dimaksudkan untuk pemeliharaan meter air yang dalam Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum yang menyebutkan bahwa Penerimaan Dana Meter dari pelanggan tidak dapat diakui sebagai pendapatan akan tetapi diakui sebagi kewajiban dalam perkiraan Cadangan Dana Meter. c. Pengakuan Biaya Pengakuan biaya didasarkan pada sistem Accrual Basis, artinya biaya harus diakui, dicatat, dan dilaporkan dalam periode terjadinya transaksi. Pembebanan biaya-biaya yang bersifat periodik seperti gaji, listrik, sewa, asuransi dan sebagainya harus dikaitkan dengan periode dimana biaya tersebut menjadi beban, walaupun pembayarannya belum dilakukan ataupun telah dibayar dimuka. Biaya yang belum dilaksanakan pengeluaran pembayarannya, dibukukan dalam pos Biaya yang Masih Harus Dibayar. Demikian pula pengeluaran biaya yang belum mempunyai nilai prestasi, dibukukan sebagai Biaya Dibayar Dimuka.

13

Untuk keperluan pisah batas periode akuntansi, biaya-biaya yang terjadi sebelum tanggal neraca walaupun belum dapat diketahui secara pasti jumlahnya, harus dicatat dan dilaporkan dengan cara estimasi yang wajar. d. Penilaian Piutang Piutang harus disajikan dalam laporan keuangan dengan nilai tunai yang dapat direalisasi, khususnya untuk piutang usaha, ketentuan ini menghendaki agar piutang yang mempunyai kemungkinan tidak tertagih hendaknya dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang layak. Untuk menentukan besarnya penyisihan pada tiap akhir tahun, pengelompokan piutang menurut umurnya harus dibuat terlebih dahulu sebagai dasar perhitungan. Piutang usaha yang berumur lebih dari 2 tahun sampai dengan 3 tahun diklasifikasikan sebagai piutang ragu-ragu dan diajukan kepada Badan Pengawas untuk dihapus . Piutang usaha yang berumur lebih dari 3 tahun dikelompokkan sebagai piutang tak tertagih dan dikeluarkan dari pembukuan, tetapi masih tercatat secara extra komptabel. Piutang usaha yang mempunyai kemungkinan tak tertagih dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang layak. Besarnya penyisihan piutang usaha ditetapkan berdasarkan umurnya dengan ketentuan sebagai berikut : Diatas 6 bulan s/d 1 tahun Diatas 1 tahun s/d 2 tahun Diatas 2 tahun s/d 3 tahun Diatas 3 tahun : disisihkan 30 %, : disisihkan 50 %, : disisihkan 75 %, dan sudah dapat diajukan ke Badan Pengawas untuk dihapus. : disisihkan 100 % dan dikeluarkan dari pembukuan, tetapi masih dicatat secara extra comptabel dan tetap diusahakan penagihannya. Jika terdapat pembayaran atas piutang yang telah dihapus, pembayaran tersebut dibukukan sebagai pendapatan lain-lain tahun berjalan.

14

Penyisihan piutang tersebut dikecualikan bagi tagihan kepada seluruh instansi pemerintah. e. Pencatatan dan Penilaian Persediaan Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan, sedangkan pemakaian persediaan dinilai dengan metode First in First out (FIFO). Metode pencatatan persediaan dikelompokkan sebagai berikut : a. Persediaan bahan operasi berupa bahan kimia, bahan bakar, alat tulis kantor dan lain-lain, dicatat dengan menggunakan Physical Inventory Method. b. Persediaan bahan instalasi berupa pipa, meter air dan asesorisnya dicatat dengan menggunakan perpetual inventory method. Persediaan bahan instalasi didalam neraca dikelompokan sebagai aktiva lain-lain. f. Pengeluaran Barang Modal dan Biaya Yang dapat dikategorikan ke dalam pengertian barang modal/aktiva tetap adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian barang-barang berwujud dalam bentuk siap pakai atau dibangun terlebih dahulu untuk digunakan dalam operasi perusahaan. Barang-barang modal tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan usaha yang normal dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun dengan batasan jumlah diatas Rp50.000,00. g. Aktiva Tetap dan Penyusutan Aktiva tetap dicatat berdasarkan harga perolehan/harga belinya termasuk semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tersebut siap digunakan. Aktiva tetap yang dibangun sendiri dicatat sebesar nilai bahan/peralatan yang digunakan dan biaya pengerjaan serta biaya-biaya umum lainnya yang terkait dengan pembangunan aktiva tetap tersebut. Aktiva tetap disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun, kecuali golongan bangunan dengan menggunakan metode garis lurus . Penyusutan aktiva tetap dibagi menjadi golongan-golongan sebagai berikut :

15

a. Gol. 1 (masa manfaat tidak lebih dari 4 tahun) b. Gol. 2 (masa manfaat 4 tahun s/d 8 tahun ) c. Gol. 3 (masa manfaat 8 tahun s/d 16 tahun ) d. Gol. 4 (masa manfaat lebih dari 20 tahun) e. Golongan Bangunan

: 50% dari Nilai Buku, : 25% dari Nilai Buku, : 12,5% dari Nilai Buku, : 10% dari Nilai Buku, : 5% dari Nilai Perolehan.

Aktiva Tetap dalam penyelesaian harus dilaporkan terpisah dari aktiva tetap yang beroperasi dan belum dapat disusutkan sampai aktiva tetap tersebut dinyatakan beroperasi komersial. h. Pengakuan Hutang/Kewajiban Hutang harus dinyatakan dengan lengkap agar tergambar seluruh kewajiban perusahaan yang terutang pada akhir tahun. Semua kewajiban/hutang yang telah diketahui harus dicatat tanpa memperhatikan apakah jumlahnya sudah dapat ditentukan secara tepat atau tidak. Jika kewajiban yang telah terjadi belum dapat ditentukan secara pasti, maka dapat dilakukan dengan taksiran wajar. Bagian dari utang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun mendatang setelah tanggal neraca, termasuk yang telah jatuh tempo akan tetapi belum dilunasi, harus dipisahkan dari kelompok utang jangka panjang dan disajikan sebagai kewajiban lancar. G. Penjelasan Pos-pos Neraca dan Laba Rugi 1. Kas dan Bank Kas dan Bank Rp 990.072.038,42 Rp 190.096.472,82 Saldo kas dan bank per 31 Desember 2004 dan 2003 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2004 Kas Giro di Bank Jatim Cab.Kediri Batara BTN Cab. Kediri Jumlah Rp Rp Rp Rp 24.198.250,00 Rp 90.557.598,52 Rp 870.762.957,30 Rp 4.553.232,60 Rp 990.072.038,42 Rp 31 Desember 2003 16.782.190,00 28.539.589,28 140.389.676,62 4.385.016,92 190.096.472,82

Siklus di Bank Jatim Cab.Kediri Rp

16

Saldo uang di Bank telah sesuai dengan hasil Rekonsiliasi antara bukti Buku Perusahaan dengan Rekening Koran. 2. Piutang Usaha Piutang Usaha Rp 836.744.608,50 Rp 1.041.012.957,50

Rincian saldo piutang usaha per 31 Desember 2004 dan 2003, masing-masing terinci sebagai berikut : 31 Desember 2004 Piutang Rekening Air Piutang Rekening Non Air Piutang Rek.Ragu-ragu Air Piutang RekRagu-ragu N.Air Piut.Rek Tak Tertagih Air Piut.Rek Tak Tertagih N.Air Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 498.163.526,00 Rp 5.681.140,00 Rp 140.546.720,00 Rp 35.000,00 Rp 191.806.225,00 Rp 511.997,50 Rp 836.744.608,50 Rp 31Desember 2 003 656.977.130,00 29.445.000,00 58.557.765,00 23.860.650,00 251.011.415,00 21.160.997,50 1.041.012.957,50

Berdasarkan jenis pelayanan dan umurnya, piutang rekening air per 31 Desember 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp498.163.526,00 dan Rp656.977.130,00 terdiri atas:
Umur Piutang Tahun 2004 (Rp) 1-6 bulan 7 12 bulan 670.120,00 1.140.400,00 29.511.966,00 259.718.694,00 33.520.589,00 5.738.877,00 174.268,00 71.606.637,00 400.941.151,00 5.695.550,00 66.591.500,00 7.843.475,00 1.616.300,00 385.000,00 13.950.150,00 97.222.375,00 Jumlah (Rp) 1.810.520,00 35.207.516,00 326.310.194,00 41.364.064,00 7.355.177,00 559.268,00 85.556.787,00 498.163.526,00

Uraian Sosial Umum Sosial Khusus Rumah Tangga 1 Rumah Tangga 2 Niaga Kecil Niaga Besar Instansi Pemerintah Jumlah

17

Uraian Sosial Umum Sosial Khusus Rumah Tangga Niaga Kecil Niaga Besar Instansi Pemerintah Hankam/AD Polri Jumlah

Umur Piutang Tahun 2003 (Rp) 1-6 bulan 7 12 bulan 629.400,00 0,00 9.513.590,00 291.310.410,00 56.177.700,00 2.860.400,00 63.364.180,00 128.979.630,00 41.357.450,00 594.192.760,00 908.700,00 7.115.570,00 18.920.200,00 391.800,00 35.448.100,00 0,00 0,00 62.784.370,00

Jumlah (Rp) 629.400,00 10.422.290,00 298.425.980,00 75.097.900,00 3.252.200,00 98.812.280,00 128.979.630,00 41.357.450,00 656.977.130,00

Berdasarkan jenis pelayanan dan umurnya, piutang non air per 31 Desember 2004 dan 2003 masing-masing adalah sebesar Rp5.681.140,00 dan Rp29.445.000,00 terdiri atas:
Umur Piutang Tahun 2004 (Rp) 1-6 bulan 7 12 bulan 667.040,00 0,00 448.100,00 1.115.140,00 4.566.000,00 4.566.000,00 Jumlah (Rp) 667.040,00 5.014.100,00 5.681.140,00

Uraian Rekening Umum Instansi Pemerintah Jumlah

Uraian Rekening Umum Pemda Kota Hankam Jumlah

Umur Piutang Tahun 2003 (Rp) 1-6 bulan 7 12 bulan 11.241.550,00 13.189.350,00 0,00 448.100,00 11.689.650,00 316.000,00 4.250.000,00 17.755.350,00

Jumlah (Rp) 24.430.900,00 316.000,00 4.698.100,00 29.445.000,00

Berdasarkan jenis pelayanan dan umurnya, piutang ragu-ragu air per 31 Desember 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp140.546.720,00 dan Rp58.557.765,00 terdiri dari:

18

Jenis Sosial Umum Sosial Khusus Rumah Tangga ( A ) Rumah Tangga ( B ) Niaga Kecil Niaga Besar Jumlah Langganan Umum (1) Instansi Pemerintah Kota Kabupaten Jumlah Langganan Pemda (2) Hankam Polri Jumlah Langganan Hankam (3) Jumlah Total (A) = (1+2+3)

Piutang Ragu-ragu Air Tahun 2004 (Rp) 42.640,00 36.834.620,00 80.803.760,00 5.441.100,00 1.009.400,00 657.300,00 124.788.820,00 15.757.900,00 0,00 0,00 15.757.900,00 0,00 0,00 0,00 140.546.720,00

Piutang Ragu-ragu Air 2003 (Rp) 0,00 1.099.670,00 20.832.895,00 0,00 11.334.150,00 729.000,00 33.995.715,00 499.380,00 23.180.920,00 881.750,00 24.562.050,00 0,00 0,00 0,00 58.557.765,00

Berdasarkan jenis pelayanan dan umurnya, piutang ragu-ragu non air per 31 Desember 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp35.000,00 dan Rp23.860.650,00 terdiri dari:
Jenis Rekening Umum Instansi Pemerinatah Jumlah Total Piutang Ragu-ragu Non Air 2003 (Rp) 0,00 35.000,00 35.000,00 Piutang Ragu-ragu Non Air 2002 (Rp) 23.825.650,00 35.000,00 23.860.650,00

Berdasarkan jenis pelayanan dan umurnya, piutang tak tertagih air per 31 Desember 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp191.806.225,00 dan Rp251.011.415,00 dengan uraian sebagai berikut:
Jenis Sosial Umum Sosial Khusus Rumah Tangga ( RT 1) Tunggakan Rekening Air 2004 2002 0,00 108.150,00 199.200,00 2001 dan sblm.nya 1.019.386,00 4.665.237,00 104.446.095,00 Jumlah (Rp) 1.019.386,00 4.773.387,00 104.645.295,00

19

Rumah Tangga ( RT 2) Niaga Kecil Niaga Besar Jumlah Langganan Umum (1) Instansi Pemerintah Jumlah langganan IP (2) Jumlah total (1+2)

83.600,00 0,00 0,00 390.950,00 676.200,00 676.200,00 1.067.150,00

81.600,00 43.380.411,00 3.121.504,00 156.714.233,00 34.024.842,00 34.024.842,00 190.739.075,00

165.200,00 43.380.411,00 3.121.504,00 157.105.183,00 34.701.042,00 34.701.042,00 191.806.225,00

B e r
Sosial Umum Sosial Khusus

Jenis

Tunggakan Rekening Air 2003 2001 19.200,00 4.049.680,00 25.906.560,00 9.115.550,00 162.300,00 39.253.290,00 65.910,00 1.534.810,00 776.300,00 2.377.020,00 41.630.310,00 2000 dan sblm.nya 1.597.675,00 14.141.620,00 119.225.745,00 39.737.120,00 3.402.420,00 178.104.580,00 30.824.475,00 0,00 452.050,00 31.276.525,00 209.381.105,00

Jumlah 1.616.875,00 18.191.300,00 145.132.305,00 48.852.670,00 3.564.720,00 217.357.870,00 30.890.385,00 1.534.810,00 1.228.350,00 33.653.545,00 251.011.415,00

d RT IIA a Niaga Kecil s Niaga Besar a r Kodya k Kabupaten n j


Hankam Polri Jumlah Langganan Hankam (3) Jumlah Total = (1+2+3) Jumlah Langganan Umum (1)

Instansi Pemerintah

a Jumlah Langganan Pemda (2)

enis pelayanan dan umurnya, piutang tak tertagih non air per 31 Desember 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp511.997,50 dan Rp21.160.997,50 yang terdiri dari:
Tunggakan Rekening Tak Tertagih Non Air Tahun 2004 (Rp) 2002 2001 105.000,00 406.997,50 105.000,00 406.997,50 Jumlah (Rp) 511.997.50 511.997,50

Jenis Instansi Pemerintah Jumlah Total

20

Jenis Rekening Umum Pemda Kota Pemda Kabupaten Hankam Jumlah Total

Tunggakan Rekening Tak Tertagih Non Air Tahun 2003 (Rp) 2001 2000 552.800,00 20.096.200,00 105.000,00 22.500,00 0,00 61.500,00 0,00 322.997,50 657.800,00 20.503.197,50

Jumlah (Rp) 20.649.000.00 127.500.00 61,500.00 322.997.50 21.160.997,50

3. Penyisihan Piutang Usaha Penyisihan Piutang usaha Rp 278.663.902,50 Rp 269.123.717,00

Jumlah tersebut merupakan saldo per 31 Desember 2004 dan untuk tahun 2003 terdiri dari: Penyisihan piutang air Penyisihan piutang non air Jumlah Rp Rp Rp 31 Desember 2004 31 Desember 2003 278.663.902,50 Rp 232.743.287,00 0,00 Rp 36.380.430,00 278.663.902,50 Rp 269.123.717,00

Uraian Jumlah Langganan Umum Penyisihan Penyisihan

Penyisihan Piutang Rekening Air Tahun 2004 Piutang Air (Umur Piutang) (Rp) 6-12 Bln 1-2 th 2-3 th Lebih dr 3 th 83.272.225,00 120.533.070,00 4.646.700,00 189.930.675,00 30% 50% 24.981.667,50 60.266.535,00 75% 100% 3.485.025,00 189.930.675,00

Jumlah Total (Rp) 398.382.670,00

278.663.902,50

Uraian Jumlah Langganan Umum Penyisihan Penyisihan

Penyisihan Piutang Rekening Air Tahun 2003 Piutang Air (Umur Piutang) (Rp) 6-12 Bln 1-2 th 2-3 th Lebih dr 3 th 27.336.270,00 33.995.715,00 39.253.290,00 178.104.580,00 30% 8.200.881,00 50% 75% 100% 16.997.857,50 29.439.967,50 178.104.580,00

Jumlah Total (Rp) 278.689.855,00

232.743.286,00

21

Uraian Jumlah Langganan Umum Penyisihan Penyisihan

Penyisihan Piutang Rekening Non Air Tahun 2004 Piutang Air (Umur Piutang) (Rp) 6-12 Bln 1-2 th 2-3 th Lebih dr 3 th 0,00 30% 0,00 50% 0,00 0,00 75% 0,00 0,00 100% 0,00 0,00

Jumlah Total (Rp) 0,00

0,00

Uraian Jumlah Langganan Umum Penyisihan Penyisihan

Penyisihan Piutang Rekening Non Air Tahun 2003 Piutang Air (Umur Piutang) (Rp) 6-12 Bln 1-2 th 2-3 th Lebih dr 3 th 13.189.350,00 23.825.650,00 30% 50% 3.956.805,00 11.912.825,00 552.800,00 20.096.200,00 75% 100% 414.600,00 20.096.200,00

Jumlah Total (Rp) 57.664.000,00

36.380.430,00

4. Piutang Lain-lain Piutang Lain-lain Rp 25.950.075,00 Rp 11.194.200,00

Jumlah tersebut merupakan saldo piutang lain-lain per 31 Desember 2004 dan 2003 yang terdiri dari: 31 Desember 2004 Pinjaman Pegawai Rupa-rupa Piut. Lainnya Jumlah Rp Rp Rp 31 Desember 2003 1.194.200,00 10.000.000,00 11.194.200,00 sebesar 1.194.200,00 Rp 24.755.875,00 Rp 25.950.075,00 Rp 2004 terdiri dari

Rupa-rupa Piutang lainnya

per 31 Desember

Rp10.000.000,00 merupakan pinjaman Modal Kerja kepada Koperasi Karyawan PDAM Kota Kediri dan pinjaman kepada PDAM Kabupaten Kediri sebesar Rp. 14.755.875,00

22

5. Persediaan Bahan Operasi PersediaanBahan Operasi Rp 25.746.010,00 Rp 22.473.825,00

Jumlah tersebut merupakan persediaan Bahan Operasi per 31 Desember 2004 dan 2003 dengan rincian sebagai berikut : 31 Desember 2004 Persediaan bahan operasi Persediaan Lain-lain Jumah Rp Rp Rp Persediaan bahan operasi lainnya Rp 31 Desember 2003 3.712.500,00 11.175.625,00 7.585.700,00 22.473.825,00 2.062.500,00 Rp 16.085.360,00 Rp 7.598.150,00 Rp 25.746.010,00 Rp

6. Pembayaran Dimuka Pemda Pembayaran Dimuka Pemda Rp 164.816.049,68 Rp 164.816.049,68

Jumlah tersebut merupakan saldo per 31 Desember 2003 dan 2002. Pembayaran dimuka kepada Pemerintah Daerah per 31 Desember 2003 sebesar Rp164.816.049,68 merupakan pembayaran dimuka kepada Pemda Kota Kediri atas pembagian laba PDAM yaitu: Tahun 1997 Tahun 1998 Tahun 1999 Tahun 2000 Rp 24.816.049,68 Rp 40.000.000,00 Rp 50.000.000,00 Rp 50.000.000,00 Rp164.816.049,68

7. Aktiva Tetap Aktiva Tetap Rp 6.786.432.737,90 Rp8.264.193.352,58

Jumlah tersebut merupakan nilai buku aktiva tetap per 31 Desember 2004 dan 2003 dihitung sebagai berikut :

23

Harga Perolehan Akumulasi Penyusutan Jumlah

31 Desember 2004 Rp 13.421.467.369,88 (Rp 6.635.034.631,98) Rp 6.786.432.737,90

31 Desember 2003 Rp14.321.687.762,88 (Rp 6.057.494.410,30) Rp 8.264.193.352,58

Mutasi Aktiva Tetap Tahun 2004 Uraian Harga Perolehan : Tanah & Hak Atas Tanah Instalasi Sumber Instalasi Perpompaan Instalasi Pengolahan Air Instalasi Trans. & Distib Bangunan / Gedung Peralatan & Perlengkapan Kendaraan & Angkutan Inventaris Kantor Saldo Per 31-12-2003 (Rp) 82.178.277,20 2.525.835.050,00 2.132.904.800,00 0,00 8.997.185.396,68 226.751.364,00 61.806.000,00 147.000.000,00 148.026.875,00 Mutasi Tambah (Kurang) (Rp) 0,00 (371.154.821,13) (761.662.400,00) 0,00 139.414.572,44 (7.799.115,00) 107.395.145,69 19.315.000,00 (25.728.775,00) Saldo Per 31-12-2004 (Rp) 82.178.277,20 2.154.680.228,87 1.371.242.400,00 0,00 9.136.599.969,12 218.952.249,00 169.201.145,69 166.315.000,00 122.298.100,00

Jumlah 14.321.687.762,88 Akumulasi Penyusutan Tanah Instalasi Sumber Instalasi Perpompaan Instalasi Pengolahan Air Instalasi Trans. & Distib Bangunan Peralatan & Perlengkapan Kendaraan & Angkutan Inventaris Kantor Nilai Buku

(900.220.393,00) 13.421.467.369,88

0,00 815.597.134,92 784.647.409,62 0,00 4.032.488.887,01 120.786.233,85 30.230.097,00 146.395.317,88 127.349.330,02 8.264.193.352,58

0,00 2.129.335,38 (163.122.654,72) 0,00 762.799.690,38 5.728.556,30 8.924.383,50 6.795.672,89 (45.714.762,05) 577.540.221,68

0,00 817.726.470,30 621.524.754,90 0,00 4.795.288.577,39 126.514.790,15 39.154.480,50 153.190.990,77 81.634.567,97 6.635.034.631,98 6.786.432.737,90

Jumlah 6.057.494.410,30

24

Mutasi Aktiva Tetap Tahun 2003 Per 31-12-2002 (Rp) 82.178.277,20 1.556.913.306,00 1.774.689.800,00 0,00 7.616.222.306,68 226.751.364,00 65.323.071,50 160.970.500,00 171.865.175,00 Mutasi Tambah (Kurang) (Rp) 0,00 968.921.744,00 358.215.000,00 0,00 1.380.963.090,00 0,00 (3.517.071,50) (13.970.500,00) (23.838.300,00) Per 31-12-2003 (Rp) 82.178.277,20 2.525.835.050,00 2.132.904.800,00 0,00 8.997.185.396,68 226.751.364,00 60.806.000,00 147.000.000,00 148.026.875,00

Uraian Harga Perolehan : Tanah & Hak Atas Tanah Instalasi Sumber Instalasi Perpompaan Instalasi Pengolahan Air Instalasi Trans. & Distib Bangunan / Gedung Peralatan & Perlengkapan Kendaraan & Angkutan Inventaris Kantor Akumulasi Penyusutan Tanah Instalasi Sumber Instalasi Perpompaan Instalasi Pengolahan Air Instalasi Trans. & Distib Bangunan Peralatan & Perlengkapan Kendaraan & Angkutan Inventaris Kantor Nilai Buku

Jumlah 11.654.913.800,38 0,00 741.706.747,69 655.382.953,49 0,00 3.406.097.100,95 111.403.250,90 30.760.848,50 159.761.129,25 145.594.578,57 6.404.207.191,03

2.667.773.962,50 14.321.687.762,88 0,00 73.890.387,23 129.264.456,13 0,00 626.391.786,06 9.382.982,95 (530.751,50) (13.365.811,37) (18.245.248,55) 806.787.800,95 0,00 815.597.134,92 784.647.409,62 0,00 4.032.488.887,01 120.786.233,85 30.230.097,00 146.395.317,88 127.349.330,02 6.057.494.410,30 8.264.193.352,58

Jumlah 5.250.706.609,35

25

Aktiva tanah senilai Rp82.178.277,20 dengan rincian sebagai berikut:


No. 1. 2. 3. 4. 5. Lokasi Tanah Desa Banjaran Desa Campurejo Desa Campurejo Desa Ngampel Desa Ngronggo Jumlah Luas (m2) 35.115 126 130 410 238 Tahun Pembelian 1994 1994 1998 2000 Harga Perolehan (Rp) 913.877,20 8.444.400,00 19.270.000,00 53.550.000,00 82.178.277,20 No. Sertifikat B 1721517 AN 426098 AK 25472 AQ 519385 AQ 518945

Aktiva Tanah dan Hak Atas Tanah seluas 35.115 m2 dengan harga perolehan Rp913.877,20 merupakan aset tanah yang dibeli sejak pendirian PDAM Kota Kediri. Berdasarkan Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) Tahun 2005 yang dikeluarkan Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kediri dengan SPPT (NOP) Nomor 35.71.020.012.003-0001.0 tanggal 1 Januari 2005, harga tanah sebesar Rp464.000,00 per m2 atau seluruhnya sebesar Rp16.293.360.000,00 (enam belas milyar dua ratus sembilan puluh tiga juta tiga ratus enam puluh ribu rupiah). Penurunan aktiva tetap dan sumber dananya pada Tahun 2004 sebesar Rp900.220.393,00 dan penambahan aktiva tetap dan sumber dananya pada Tahun 2003 sebesar Rp2.667.773.962,50 terdiri atas: 31 Desember 2004 PDAM Kota Kediri Bantuan Pemda Kota Kediri Bantuan Pemerintah Pusat Penghapusan Instalasi Perpompaan Penghapusan Instalasi Sumber Air Penghapusan Bangunan dan Gedung Penghapusan Peralatan & Perlengk. Penghapusan Kendaraan Penghapusan Inventaris Kantor Jumlah Rp Rp Rp (Rp (Rp (Rp (Rp (Rp (Rp (Rp 31 Desember 2003 179.999.534,00 0,00 2.528.100.300,00 0,00 0,00 0,00 3.517.071,50) 13.970.500,00) 220.970.137,00 Rp 61.500.000,00 Rp 0,00 Rp 1.075.285.315,00) Rp 27.452.625,00) Rp 7.799.115,00) Rp 5.944.700,00) (Rp 2.665.000,00) (Rp

63.543.775,00) (Rp 23.838.300,00) 900.220.393,00) Rp 2.667.773.962,50

Penambahan akumulasi penyusutan Tahun 2004 sebesar Rp577.540.221,68 dan Tahun 2003 sebesar Rp806.787.800,95 terdiri dari:

26

31 Desember 2004 31 Desember 2003 Biaya Peny Sumber dan Pompa Biaya Peny Tranmisi & Distribusi Biaya Peny Umum & Administrasi Jumlah (Rp 160.993.319,34) Rp 762.799.690,38 (Rp 24.266.149,36) Rp 577.540.221,68 Rp Rp (Rp Rp 203.154.843,36 626.391.786,06 22.758.828,47) 806.787.800,95

Mutasi akumulasi penyusutan aktiva tetap Sumber Air dan Perpompaan serta akumulasi penyusutan aktiva tetap Administrasi dan Umum minus dikarenakan adanya reklasifikasi dan penghapusan aktiva tetap. 8. Bahan Instalasi Bahan Instalasi Rp 319.370.867,35 Rp 242.443.420,00

Persediaan Bahan Instalasi per 31 Desember 2004 sebesar Rp 319.370.867,35 dan tahun 2003 sebesar Rp242.443.420,00 terdiri dari: 31 Desember 2004 Persediaan Pipa Persediaan Water Meter Persediaan Accessories Jumlah Rp 165.821.311,35 Rp 38.049.524,00 Rp 115.500.032,00 Rp 319.370.867,35 31 Desember 2003 Rp. Rp Rp Rp 146.523.568,00 5.850.067,00 80.069.785,00 242.443.420,00

9. Sambungan Baru yang Belum Diterima Sambungan Baru yang Belum Diterima Rp 0,00 Rp 15.050.000,00

Sambungan baru yang belum diterima per 31 Desember 2004 dan 2003 sebesar Rp0,00 dan Rp15.050.000,00.

27

10. Aktiva yang tidak dipergunakan Aktiva yang tidak dipergunakan Rp 0,00 Rp 25.432,51

Aktiva yang tidak dipergunakan merupakan hasil reklasifikasi dari aktiva tetap yang sudah tidak dapat dipergunakan lagi oleh perusahaan, sehingga perlu dikeluarkan dari daftar aktiva produktif menjadi aktiva lain-lain dengan rincian sebagai berikut: 31 Desember 2004 Aktiva yang tdk dipergunakan Akumulasi Penyusutan. Jumlah 11. Aktiva Dalam Penyelesaian Aktiva Dalam Penyelesaian Rp 433.557.300,00 Rp 0,00 Rp Rp Rp 31 Desember 2003 0,00 Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 64.462.371,50 (64.436.938,99) 25.432,51

Aktiva dalam penyelesaian Tahun 2004 sebesar Rp433.557.300,00 merupakan bantuan dari proyek P2SP Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan Departemen Kimpraswil yaitu pemasangan pipa PVC. Pemasangan pipa PVC telah selesai dan telah diserahterimakan pengelolaan sementara kepada PDAM Kota Kediri dengan BAST Nomor: 54/BAST/P3SP/2004 tanggal 19 Agustus 2004. Nilai proyek tersebut sebesar Rp433.557.300,00 dengan rincian sebagai berikut: 31 Desember 2004 Pengadaan Pipa PVC Pemasangan Pipa - 990 m Pemasangan Pipa - 996 m Jumlah 12. Biaya yang Belum Dibayar Biaya yang belum dibayar Rp 50.000,00 Rp 3.787.554,00 Rp Rp Rp Rp 31 Desember 2003 0,00 0,00 0,00 0,00 241.835.000,00 Rp 92.803.700,00 Rp 98.918.600,00 Rp 433.557.300,00 Rp

Jumlah tersebut merupakan biaya-biaya yang belum dibayar per 31 Desember 2004 dan 2003 dengan rincian sebagai berikut :

28

31 Desember 2004 Biaya Pegawai Sumber Air Biaya Pegawai Trans.dan Dist. Biaya Pegawai Umum dan Adm. Rekening Listrik Rumdin Dirtek Jumlah Rp Rp Rp Rp. Rp

31 Desember 2003 0,00 Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 1.605.554,00 1.803.000,00 379.000,00 0,00 3.787.554,00

50.000,00 Rp. 50.000,00 Rp

13. Hutang Pajak Hutang Pajak Rp 13.175.000,00 Rp 7.901.050,00

Jumlah tersebut merupakan saldo hutang pajak per 31 Desember 2004 dan 2003 dengan rincian sebagai berikut: 31 Desember 2004 Utang PPh Utang Retribusi Ijin SIPA Jumlah Rp Rp. Rp 31 Desember 2003 7.901.050,00 0,00 7.901.050,00 13.175.000,00 Rp 13.850.000,00 Rp. 27.025.000,00 Rp

14 Bagian Hutang Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo Bagian Hutang JK Panj. yg Jatuh Tempo Rp 3.209.444.385,20 Rp 2.384.015.223,20

Jumlah ini merupakan saldo utang jangka panjang yang akan jatuh tempo per 31 Desember 2004 dan 2003 dengan rincian sebagai berikut : 31 Desember 2004 Hutang Jk.Panj.akan jt. 2003 Tunggakan Pinjaman Dep.Keu Hutang bunga pinjaman s.d. 2002 Hutang denda pinjaman s.d. 2002 Hutang bunga pinjaman 2003 Hutang denda pinjaman 2003 Hutang Jk Panjang j.t. 2004 Rp. Rp Rp Rp Rp Rp Rp 31 Desember 2003 248.666.864,62 497.332.000,00 711.588.842,25 179.126.366,62 294.980.042,50 203.655.107,21 248.666.000,00

248.666.864,62 Rp 497.332.000,00 Rp 711.588.842,25 Rp 179.126.366,62 Rp 294.980.042,50 Rp 203.655.107,21 Rp 248.666.000,00 Rp

29

Hutang bunga pinjaman 2004 Hutang denda pinjaman 2004 Hutang Jk Panjang J.T. 2005

Rp. Rp. Rp.

295.788.207,00 Rp. 280.974.955,00 Rp. 248.666.000,00 Rp.

0,00 0,00 0,00

Hutang jangka panjang jatuh tempo sebesar Rp248.666.000,00 merupakan pinjaman jangka panjang kepada Pemerintah Pusat yang dananya bersumber dari Bank Dunia melalui pembiayaan P3KT East Java Bali Urban Development Project dengan Nomor Perjanjian RDA.P.5-129/DP3/1993 tanggal 3 Agustus 1993 yang jatuh tempo tiap tanggal 3 Februari dan 3 Agustus. 15. Kewajiban Jangka Pendek Lainnya Kewajiban Jangka Pendek Lainnya Rp 71.280.690,00 Rp 149.809.025,00

Jumlah ini merupakan saldo yang masih harus dibayar per 31 Desember 2004 dan 2003 dengan rincian sebagai berikut : 31 Desember 2004 Rekanan Pinjaman pihak ke tiga Biaya Lembur Penerangan Jalan (Okt Des04) Retribusi ABT Des04 Retribusi ABT Okt-Des 2002 Jumlah 16. Pinjaman Departemen Keuangan Pinjaman Departemen Keuangan Rp. 1.989.327.135,38 Rp 2.237.993.135,38 Rp Rp Rp Rp. Rp. Rp Rp 31 Desember 2003 4.963.750,00 126.500.000,00 87.500,00 0,00 0,00 18.257.775,00 149.809.025,00

47.987.500,00 Rp 0,00 Rp 0,00 Rp 134.640,00 Rp 4.900.775,00 Rp. 18.257.775,00 Rp 71.280.690,00 Rp

Jumlah tersebut merupakan saldo per 31 Desember 2004 dan 2003 dengan rincian sebagai berikut:

30

31 Desember 2004 Pokok Pinjaman Biaya adm. yg dikapitalisir Jumlah pinjaman Telah dibayar Sisa pinjaman Pinjaman jt. s.d. 2002 Hutang jk.panjang 2002 Pinjaman jt.2003 Pinjaman jt. 2004 Pinjaman JT 2005 Hutang Jk.panjang 2004 Rp Rp Rp (Rp Rp (Rp Rp. (Rp (Rp. (Rp. Rp 2.662.425.000,00 1.067.567.017,24 3.729.992.017,24 497.334.017,24) 3.232.658.000,00 497.332.000,00) 2.735.326.000,00 248.666.864,62) 248.666.000,00) 248.666.000,00) 1.989.327.135,38

31 Desember 2003 Rp Rp Rp (Rp Rp (Rp Rp. (Rp (Rp. Rp. Rp 2.662.425.000,00 1.067.567.017,24 3.729.992.017,24 497.334.017,24) 3.232.658.000,00 497.332.000,00) 2.735.326.000,00 248.666.864,62) 248.666.000,00) 0,00 2.237.993.135,38

17. Jaminan Langganan Jaminan Langganan Rp 106.778.475,00 Rp 103.078.475,00

Jumlah tersebut merupakan uang tanggungan (jaminan) yang diterima dari pelanggan per 31 Desember 2004 dan 2003 berdasarkan tahun penerimaan. Perincian Uang Tanggungan adalah sebagai berikut: 31 Desember 2004 S.d. Tahun 2003 Uang Jaminan 2003 S.d. Tahun 2003 Uang Jaminan 2004 Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp 31 Desember 2003 94.088.475,00 8.990.000,00 103.078.475,00 0,00 103.078.475,00 0.00 Rp 0,00 Rp 103.078.475,00 Rp 3.700.000,00 Rp. 106.778.475,00 Rp.

31

18. Cadangan Dana Cadangan Dana Rp 10.715.152,04 Rp 10.715.152,04

Jumlah ini merupakan saldo Cadangan Dana per 31 Desember 2004 dan 2003 yang dibentuk dari pembagian laba PDAM Kota Kediri untuk Dana Sosial dan Dana Pendidikan.

19. Sambungan Baru yang akan Ditagihkan Sambungan Baru yg akan Ditagihkan Rp 0,00 Rp 15.050.000,00

Jumlah ini merupakan saldo per 31 Desember 2003 atas pemasangan baru yang dibayar oleh pelanggan dengan cara mengangsur berdasarkan tanggal jatuh tempo. 20. Kekayaan Pemerintah Daerah Kekayaan Pemda Rp.6.276.422.818,86 Rp 6.276.422.818,86

Jumlah modal dasar dari hasil pembagian laba untuk Pemda yang diserahkan kembali kepada PDAM Kota Kediri serta Modal Bantuan dari Pemda per 31 Desember 2000 dan 1999. Selain itu terdapat pemindahan Penyertaan Pemerintah Pusat ke Kekayaan Pemda karena adanya hibah dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Kota Kediri sebagai penyertaan modal Pemerintah Kota Kediri ke PDAM. 31 Desember 2004 Modal Dasar berdasarkan Perda No.2 Tahun 2003 Pemindahan dari Cad. Umum Pembagian Laba 1980-1991 Bantuan Pemda 1993-1997 Pembangunan Gudang dengan Dana Cadangan Tujuan Bantuan Pemda 1998 Rp Rp 19.966.300,00 Rp 15.000.000,00 Rp 19.966.300,00 15.000.000,00 Rp Rp Rp Rp 10.913.006,03 Rp 25.443.830,83 Rp 36.133.000,00 Rp 88.000.000,00 Rp 10.913.006,03 25.443.830,83 36.133.000,00 88.000.000,00 31 Desember 2003

32

Bantuan Pemda 1999 Bantuan Pemda 2000 Penambahan 2002 Bantuan Pemda Tahun 2003 Jumlah

Rp Rp Rp Rp Rp

50.000.000,00 Rp 50.000.000,00 Rp 922.974.382,00 Rp 5.057.992.300,00 Rp 6.276.422.818,86 Rp

50.000.000,00 50.000.000,00 922.974.382,00 5.057.992.300,00 6.276.422.818,86

21. Penyertaan Pemerintah Pusat Penyertaan Pemerintah Pusat Rp 2.563.360830,00 Rp. 2.528.100.300,00

Penyertaan Modal Pemerintah Pusat per 31 Desember 2004 dan 2003 merupakan hasil pelaksanaan pekerjaan berupa bangunan, sumur-sumur, instalasi sumber, peralatan pompa, instalasi transmisi dan distribusi dan meter air terpasang berdasarkan Berita Acara Nomor 194/BA/P3SP/2003 tanggal 3 November 2003 tentang Serah Terima Pengelolaan Sementara Proyek Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman Propinsi Jawa Timur. 22. Tambahan Modal Pemerintah Pusat Tambahan Modal Pemerintah Pusat Rp. 0,00 Rp. 0,00

Jumlah tersebut merupakan saldo per 31 Desember 2004 dan 2003.

23. Penyertaan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya Peny. Pemerintah Yg Blm Dit. Statusnya Rp. 683.557.300,00 Rp. 0,00

Penyertaan Pemerintah yang belum ditentukan statusnya per 31 Desember 2004 sebesar Rp683.557.300,00 adalah berasal dari: Dana pendamping Proyek Program Penyehatan PDAM Tahun 2003 dari Pemerintah Kota Kediri sebesar Rp250.000.000,00. Bantuan pemasangan pipa PVC dari proyek P2SP Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan Departemen Kimpraswil. Pemasangan pipa PVC

33

telah selesai dan telah diserahterimakan pengelolaan sementara kepada PDAM Kota Kediri dengan BAST Nomor: 54/BAST/P3SP/2004 tanggal 19 Agustus 2004. Nilai proyek tersebut sebesar Rp433.557.300,00. 24. Cadangan Tujuan Cadangan Tujuan Rp. 59.742.399,99 Rp. 59.742.399,99

Jumlah tersebut merupakan saldo Cadangan Tujuan per 31 Desember 2002 dan 2001 yang dibentuk dari Pembagian laba Tahun 1984 s.d. 1994 sebesar 20% 25. Cadangan Umum CadanganUmum Rp. 95.650.545,45 Rp. 95.650.545,45

Jumlah tersebut merupakan saldo Cadangan Umum per 31 Desember 2002 dan 2001 yang dibentuk dari Pembagian laba Tahun 1984 s.d. 1994 sebesar 30% setelah dikurangi Cadangan Tujuan sebesar 20%. 26. Laba yang belum dibagikan Laba/Rugi Tahun Lalu (Rp. 4.196.078.676,37) (Rp. 3.322.776.041,86)

Jumlah tersebut merupakan saldo Laba (Rugi) yang belum dibagikan per 31 Desember 2004 dan 2003. 27. Laba/Rugi Tahun Berjalan Laba/Rugi Tahun Berjalan

(Rp. 1.593.250.271,20) (Rp.

867.307.643,97)

Jumlah tersebut merupakan saldo Rugi per 31 Desember 2004 dan 2003. 28. Pendapatan Usaha Pendapatan Usaha

Rp

4.333.738.436,00 Rp

2.980.428.897,00

Jumlah tersebut merupakan pendapatan usaha Tahun 2004 dan 2003, terdiri atas :

34

31 Desember 2004 Pendapatan Air Pendapatan Non Air Jumlah Pendapatan air Tahun 2004 Rp Rp Rp dan

31 Desember 2003 2.637.079.225,00 343.349.672,00 2.980.428.897,00 sebesar

4.132.939.185,00 Rp 200.844.251,00 Rp 4.333.783.436,00 Rp 2003, masing masing

Rp. 4.132.939.185,00dan Rp. 2.637.079.225,00 terdiri atas: 31 Desember 2004 Harga Air Jasa Administrasi Sewa Meter Jumlah Rp Rp Rp Rp 31 Desember 2003 2.216.536.205,00 211.069.520,00 209.473.500,00 2.637.079.225,00 3.591.298.935,00 Rp 271.296.200,00 Rp 270.344.050,00 Rp 4.132.939.185,00 Rp

Berdasarkan jenis pelanggannya pendapatan air tersebut diatas dapat dikelompokkan sebagai berikut: 31 Desember 2004 31 Desember 2003 Sosial Umum Sosial Khusus Rumah Tangga ( A ) Rumah Tangga ( B ) Niaga Kecil Niaga Besar Rp Rp Rp Rp Rp Rp 7.098.760,00 Rp 133.724.290,00 Rp 2.647.129.665,00 Rp 447.859.870,00 Rp 266.704.200,00 Rp 27.969.850,00 Rp 4.434.500,00 93.182.140,00 1.772.525.905,00 32.541.680,00 193.518.400,00 13.830.200,00

527.046.400,00 Instansi Pemerintah dan Hankam Rp 602.452.550,00 Rp Jumlah Rp 4.132.939.185,00 Rp 2.637.079.225,00 Pendapatan Non Air Tahun 2004 dan 2003 masing - masing sebesar Rp. 200.844.251,00 dan Rp. 343.349.672,00 terdiri atas : 31 Desember 2004 Pendapatan Samb.Instalasi baru Rp Pendapatan Samb kembali Pendapatan denda Pendapatan Non air lainnya Jumlah Rp Rp Rp Rp 119.200.000,00 Rp 5.335.000,00 Rp 28.407.000,00 Rp 3.740.000,00 Rp 44.162.251,00 Rp 200.844.251,00 Rp. 31 Desember 2003 210.880.000,00 4.860.000,00 30.152.000,00 9.000.000,00 88.457.672,00 343.349.672,00

Pendapatan Pemeriksaan Instalasi Rp

35

29. Biaya Langsung Usaha Biaya Langsung Usaha Rp


2.846.587.604,12 Rp.

2.307.890.400,42

Jumlah tersebut merupakan biaya langsung usaha Tahun 2004 dan 2003, terdiri atas : 31 Desember 2004 Biaya Sumber/Perpompaan Biaya Transmisi & Distribusi Jumlah Rp. Rp. Rp 31 Desember 2003 893.202.867,06 1.721.148.385,54 Rp 1.414.687.533,36 1.125.439.218,58 Rp 2.846.587.604,12 Rp 2.307.890.400,42

Biaya Sumber/Perpompaan Tahun 2004 dan 2003 sebesar Rp1.721.148.385,54 dan Rp1.414.687.533,36 terdiri atas: 31 Desember 2004 Biaya Operasional Biaya Pemeliharaan Biaya Air Baku Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Operasional Tahun 2004 Rp Rp Rp Rp Rp. dan 31 Desember 2003 1.148.229.803,00 21.390.903,00 6.105.000,00 238.961.827,36 1.414.687.533,36 sebesar 1.256.835.763,00 Rp 35.436.660,00 Rp 76.953.700,00 Rp 351.922.262,54 Rp. 1.721.148.385,54 Rp. 2003 masing masing

Rp1.256.835.763,00 dan Rp1.148.229.803,00 terdiri atas: 31 Desember 2004 Biaya Pegawai Biaya Bahan Bakar Biaya Listrik Biaya Bahan Pembantu Biaya Operasi lain Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp 31 Desember 2003 168.347.259,00 15.487.450,00 952.202.540,00 8.000.000,00 4.192.554,00 1.148.229.803,00

208.813.628,00 Rp 15.668.400,00 Rp 957.562.580,00 Rp 8.000.000,00 Rp. 66.791.155,00 Rp 1.256.835.763,00 Rp

Biaya Pemeliharaan Tahun 2004 dan 2003 masing - masing sebesar Rp35.436.660,00 dan Rp21.390.903,00 terdiri atas:
36

31 Desember 2004 Biaya Pemlhr. Bangunan Biaya Pemelihar. Sumur B. Pml. Pembng Tenaga listrik Biaya pemeliharaan Alat Biaya Pemeliharaan Lainnya Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp

31 Desember 2003 975.500,00 1.070.000,00 6.131.853,00 13.198.300,00 15.250,00 21.390.903,00

29.500,00 Rp. 20.806.000,00 Rp. 6.759.000,00 Rp. 6.320.660,00 Rp. 1.521.500,00 Rp 35.436.660,00 Rp.

Biaya Air Baku Tahun 2004 dan 2003 masing - masing Rp76.953.700,00 dan Rp6.105.000,00. Biaya Penyusutan Sumber dan Perpompaan Tahun 2004 dan 2003 masing-masing Rp351.922.262,54 dan Rp238.961.827,36.

30. Biaya Transmisi dan Distribusi Tahun 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp1.125.439.218,58 dan Rp893.202.867,06 terdiri atas: 31 Desember 2004 Biaya Operasional Biaya Pemeliharaan Biaya Penyusutan Jumlah Rp Rp Rp Rp 31 Desember 2003 250.603.382,00 16.207.699,00 626.391.786,06 893.202.867,06 329.195.798,00 Rp. 36.623.643,00 Rp. 759.619.777,58 Rp 1.125.439.218,58 Rp

Biaya Operasional Transmisi dan Distribusi untuk Tahun 2004 dan 2003 masing masing sebesar Rp329.195.798,00 dan Rp250.603.382,00 terdiri atas: 31 Desember 2004 Biaya Pegawai Biaya Bahan Perlengkapan Biaya Pipa Persil Biaya Rupa-rupa Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp 31 Desember 2003 173.783.428,00 399.000,00 72.644.534,00 3.776.420,00 250.603.382,00 243.250.755,00 Rp. 255.500,00 Rp. 67.460.311,00 Rp. 18.229.232,00 Rp. 329.195.798,00 Rp.

37

Biaya Pemeliharaan Tahun 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp36.623.643,00 dan Rp16.207.699,00 31 Desember 2004 B.Peml Pipa Trans&Dist Biaya Pemel Pipa Dinas Biaya Pemel Inst. Pompa Biaya Pemel Meter Air By.Pemlh.Trandis lainnya 640.800,00 Jumlah Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. 31 Desember 2003 7.439.286,00 6.490.010,00 0,00 1.637.603,00 13.343.556,00 Rp. 16.997.190,00 Rp. 100.000,00 Rp. 5.591.897,00 Rp. 591.000,00 Rp. 36.623.643,00 Rp 16.207.699,00

Biaya penyusutan Transmisi dan Distribusi Tahun 2004 dan 2003 masing-masing adalah sebesar Rp759.619.777,58 dan Rp626.391.786,06. 31. Biaya Umum dan Administrasi Biaya Umum dan Administrasi atas: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Biaya Operasional Umum Biaya Kantor Biaya Hubungan langganan B. Penelitian & Pengembang. By. Bunga Pinjaman & Denda Biaya pemeliharaan Biaya Penyisihan Piutang Rupa-rupa Biaya Umum Biaya Penyusutan Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 31 Desember 2004 771.930.998,00 77.309.739,00 72.532.582,00 91.131.950,00 576.763.162,00 70.737.305,00 44.334.510,50 387.695.189,00 41.561.544,73 2.133.996.980,23 31 Desember 2003 Rp 561.376.941,00 Rp 64.157.287,00 Rp 65.250.893,00 Rp 13.509.350,00 Rp 498.635.149,71 Rp 58.589.867,00 Rp 74.770.325,00 Rp 200.427.430,00 Rp 19.841.626,52 Rp 1.556.558.869,23 Rp 2.133.996.980,23 Rp 1.556.558.869,23 Jumlah tersebut merupakan biaya umum dan administrasi tahun 2004 dan 2003 terdiri

Biaya Operasional Umum tahun 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp771.930.998,00 dan Rp561.376.941,00 terdiri atas:

38

31 Desember 2004 Biaya Pegawai Tunjangan Biaya Iuran Pensiun Biaya Pembinaan Karyawan Biaya Pendidikan dan Latihan Bantuan dan Sumbangan Rupa-rupa Biaya Pegawai Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp.

31 Desember 2003 376.985.102,00 67.828.350,00 98.346.189.00 2.235.000,00 2.575.000,00 450.150,00 12.957.150,00 561.376.941,00

520.953.036,00 Rp 107.991.500,00 Rp 101.867.412.00 Rp 5.740.500,00 Rp 12.208.800,00 Rp 2.020.000,00 Rp 21.149.750,00 Rp. 771.930.998,00 Rp.

Biaya Kantor Tahun 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp77.309.739,00 dan Rp64.157.287,00 terdiri atas: 31 Desember 2004 Biaya Alat Kantor & Foto Copy Rp Biaya Cetakan Biaya Perlengk. Komputer Biaya Telepon dan Air Biaya Tamu dan Rapat Biaya Benda Pos Biaya Listrik Kantor Rupa2 Biaya Kantor Biaya Cleaning Service Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 31 Desember 2003 12.401.425,00 9.287.500,00 1.691.000,00 11.605.714,00 14.418.450,00 1.607.100,00 6.570.555,00 4.170.993,00 2.404.550,00 64.157.287,00 9.796.975,00 Rp 7.839.250,00 Rp 4.349.000,00 Rp 11.977.994,00 Rp 27.450.150,00 Rp 1.250.000,00 Rp 7.069.120,00 Rp 5.113.250,00 Rp. 2.464.000,00 Rp 77.309.739,00 Rp

Biaya Hubungan Langganan Tahun 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp72.532.582,00 dan Rp65.250.893,00 terdiri atas: 31 Desember 2004 Biaya Pembacaan Meter Biaya Premi Tagihan Rp Rp. 31 Desember 2003 214.200,00 47.937.043,00 625.000,00 Rp 59.147.582,00 Rp.

39

Biaya Pencetakan Rekening Biaya Rupa-rupa Jumlah

Rp. Rp. Rp.

12.160.000,00 Rp. 600.000,00 Rp. 72.532.582,00 Rp.

6.555.000,00 10.544.650,00 65.250.893,00

Biaya Penelitian dan Pengembangan Tahun 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp91.131.950,00 dan Rp13.509.350,00 terdiri atas: 31 Desember 2004 Biaya Survey dan Penelitihan Biaya Perencanaan Teknik Biaya Perencanaan Keuangan Biaya Perencanaan Komputer Jumlah Rp. Rp Rp. Rp Rp. 31 Desember 2003 5.300.000,00 63.100,00 7.046.250,00 1.100.000,00 13.509.350,00 1.000.000,00 Rp. 91950,00 Rp 6.640.000,00 Rp 83.400.000,00 Rp 91.131.950,00 Rp

Biaya Bunga Pinjaman dan denda Tahun 2004 dan 2003 sebesar Rp576.763.162,71 dan Rp498.635.149,71 merupakan bunga dan denda atas pinjaman pemerintah pusat.

Biaya Pemeliharaan Tahun 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp70.737.305,00 dan Rp58.589.867,00 terdiri atas: 31 Desember 2004 Biaya Pemel. Inv. Kantor Biaya Pemeliharaan Bangunan Biaya Pemeliharaan Instalasi Jumlah Rp Rp Rp Rp Biaya Pemeliharaan Kend. Dinas Rp 31 Desember 2003 2.704.200,00 38.155.917,00 16.489.800,00 278.950,00 961.000,00 58.589.867,00 3.729.000,00 Rp. 58.824.255,00 Rp. 7.614.550,00 Rp. 552.000,00 Rp. 17.500,00 Rp. 70.737.305,00 Rp.

Biaya Pemeliharaan Ling.Kantor Rp

Biaya Penyisihan Piutang dan Penghapusan Piutang Tahun 2004 dan 2003 masingmasing sebesar Rp44.334.510,50 dan Rp74.770.325,00.

40

Rupa-rupa Biaya Umum dan Administrasi Tahun 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp387.695.189,00 dan Rp200.427.430,00 dengan rincian sebagai berikut: 31 Desember 2004 Biaya Promosi Biaya Berlangganan Biaya Iuran keanggotaan Biaya Dokumentasi Biaya Badan Pengawas Biaya Perjalanan Dinas Biaya Jasa Profesional Biaya Keamanan Biaya Asuransi Biaya Pajak Bumi Bangunan Rupa-2 Biaya Umum Lainnya Jumlah Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 31 Desember 2003 4.117.500,00 576.000,00 2.464.350,00 247.050,00 20.950.000,00 27.612.700,00 0,00 41.298.350,00 27.566.615,00 20.040.790,00 55.554.075,00 200.427.430,00

3.478.000,00 Rp. 726.000,00 Rp. 2.137.200,00 Rp. 1.500,00 Rp. 21.962.500,00 Rp. 36.609.050,00 Rp. 0,00 Rp. 47.655.100,00 Rp. 34.549.027,00 Rp. 21.725.112,00 Rp. 218.851.700,00 Rp. 387.695.189,00 Rp

Biaya Penyusutan Tahun 2004 dan 2003 masing-masing sebesar Rp41.561.544,73 dan Rp19.841.626,52 terdiri atas : 31 Desember 2004 Beban Penyusutan Bangunan Beban Penyusutan Inv. Kantor Jumlah 32. Pendapatan Lain-lain Pendapatan Lain-lain Rp 53.418.494,11 Rp 19.143.560,43 Rp Rp Rp 31 Desember 2003 9.382.982,95 10.458.643,57 19.841.626,52 9.900.067,20 Rp 31.661.477,53 Rp 41.561.544,73 Rp

Jumlah tersebut merupakan pendapatan lain-lain Tahun 2004 dan 2003, terdiri atas : 31 Desember 2004 Pendapatan Jasa Giro/Deposito Pendapatan Bunga Siklus Pendapatan Bunga Batara Rp Rp Rp 31 Desember 2003 440.691,17 11.856.658,77 335.736,49
41

1.636.982,24 Rp 27.039.565,84 Rp. 214.215,68 Rp.

Pend. dr. Koperasi Karyawan Rura-rupa pend. lainnya Jumlah

Rp Rp Rp

600.000,00 Rp 23.927.730,35 Rp 53.418.494,11 Rp.

600.000,00 5.910.474,00 19.143.560,43

33. Biaya Lain-lain Biaya Lain-lain Rp 606.635.521,95 Rp 31 Desember 2004 Biaya Bank Penghapusan aktiva tetap Jumlah 34. Kerugian Luar Biasa Kerugian Luar Biasa Rp 393.232.095,00 Rp 0,00 Jumlah tersebut merupakan kerugian yang berasal dari selisih saldo piutang usaha Tahun 2004 antara saldo buku dan hasil penghitungan fisik serta adanya penerbitan rekening air ganda, terdiri atas : 31 Desember 2004 Pencatatan lebih besar Rekening air ganda Jumlah Rp Rp Rp 31 Desember 2003 0,00 0,00 0,00 368.995.655,00 Rp 24.236.440,00 Rp 393.232.095,00 Rp. Rp Rp Rp 2.430.831,75 Jumlah tersebut merupakan saldo-saldo Tahun 2004 dan 2003, yang terdiri atas: 31 Desember 2003 2.430.831,75 0,00 2.430.831,75 5.477.913,16 Rp 601.157.608,79 Rp 606.635.521,95 Rp.

42

H. Perhitungan PPh Badan

Laba (Rugi) Usaha Koreksi Positif: 1. Beban Representatif 2. Beban Penyisihan Piutang 3. Sumbangan 4. Biaya Tamu Dinas Jumlah Koreksi Positif Koreksi Negatif: 1. Jasa Giro 2. Bunga Tabungan Jumlah Koreksi Negatif Jumlah Rugi Fiskal Jumlah Pajak Terutang Rp Rp 1.636.982,24 27.253.781,52 Rp Rp Rp Rp 38.000.000,00 44.334.510,50 2.020.000,00 27.450.150,00

(Rp

1.593.250.271,20 )

Rp

111.804.660,50

Rp (Rp

28.890.763,76 1.510.336.374,46 ) NIHIL

43

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA KEDIRI DI KEDIRI

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2004

BPK PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA

Nomor Tanggal

: :

/R/XIV.4/08/2005

DAFTAR ISI

BAB I: BAB II:

Simpulan .....................................................................................................1 Uraian Hasil Evaluasi .................................................................................4 A. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) ..............................................................................4 B. Tingkat Keberhasilan Perusahaan .........................................................7 C. Perkembangan Usaha Perusahaan .......................................................11 D. Pemahaman atas Sistem Pengendalian Intern .....................................14 E. Aspek Strategis ...................................................................................18 F. Hasil Audit Tahun Lalu yang Belum Ditindaklanjuti .........................19 G. Analisa SWOT .................................................................................19

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA


Jalan HOS Cokroaminoto No. 52 Yogyakarta 55244 Telp. (0274) 563635, Faks: (0274) 588736

Yogyakarta, 30 Agustus 2005 No Perihal : : 175/R/XIV.4/08/2005 Laporan Hasil Evaluasi Kinerja PDAM Kota Kediri Tahun Buku 2004

Kepada Yth : 1. Ketua Badan Pengawas PDAM Kota Kediri 2. Direktur PDAM Kota Kediri Di KEDIRI

BAB I SIMPULAN A. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 1. Penyusunan RKAP PDAM Kota Kediri Tahun 2004 telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dan cukup realistis 2. Perbandingan realisasi Tahun 2004 dengan RKAP 2004 dan realisasi Tahun 2003 sebagai berikut: a. Realisasi pendapatan usaha secara keseluruhan dalam Tahun 2004 lebih dari RKAP yaitu sebesar 104,24%. Hal ini disebabkan kenaikan harga air, jasa administrasi dan sewa meter. Realisasi pendapatan usaha Tahun 2004 bila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2003 mengalami kenaikan 45,41%.

b. Realisasi biaya usaha Tahun 2004 sebesar Rp4.980.584,59 ribu atau 112,14% dari RKAP-nya dan bila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2003 mengalami kenaikan 28,88%. c. Jumlah Investasi Tahun 2004 sebesar Rp220.970,14 ribu atau sebesar 28,15% dari RKAP dan 108,78% dari realisasi Tahun 2003. Hal ini antara lain disebabkan terbatasnya dana yang dimiliki perusahaan untuk melakukan investasi. d. Realisasi produksi air Tahun 2004 sebanyak 5.366.206 m3 atau mencapai 133,63% dari RKAP dan bila dibandingkan dengan realisasi produksi Tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 36,20%. Realisasi distribusi air Tahun 2004 sebanyak 3.884.278 m3 atau mencapai 99,79% dari RKAP dan bila dibandingkan dengan realisasi distribusi air Tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 0,86%. Volume air terjual Tahun 2004 mencapai 100,35% dari RKAP dan 100,90% dari realisasi Tahun 2003. e. Kebocoran air Tahun 2004 sebanyak 44,58% dibandingkan dengan RKAP sebesar 26,20% lebih tinggi bila dan bila dibandingkan

dengan realisasi Tahun 2003 mengalami kenaikan 19,39%. Masih tingginya kebocoran tersebut disebabkan adanya pencurian air yang dilakukan oleh pelanggan, meter air yang sengaja dirusak pelanggan, meter air yang memang rusak, kebocoran murni, karena penanaman pipa yang kurang dalam, pengurasan bak reservoir/ground, dan pengurasan lokal. B. Tingkat Keberhasilan Perusahaan Sesuai dengan SK Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tanggal 31 Mei 1999 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, Kinerja PDAM Kota Kediri Tahun 2004 ditinjau dari aspek keuangan, aspek operasional dan aspek administrasi termasuk dalam kategori CUKUP dengan rincian penilaian sebagai berikut : No. Aspek 1) Keuangan 2) Operasional 3) Administrasi Nilai Kinerja Nilai 21,75 22,98 12,08 56,81

Apabila dibandingkan dengan nilai kinerja Tahun 2003 sebesar 50,31 maka terdapat kenaikan nilai kinerja sebesar 6,50. C. Perkembangan Usaha Perusahaan Perkembangan usaha perusahaan dua tahun terakhir, yaitu Tahun 2003 dan 2004 adalah sebagai berikut : 1. Jumlah Aktiva dan Passiva pada Tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 3,91% dari Tahun 2003. Penurunan tersebut disebabkan adanya penghapusan aktiva tetap yang tidak ada fisiknya dan penghapusan saldo piutang air yang tidak ada bukti fisik tagihan rekeningnya. 2. Pendapatan usaha Tahun 2004 mengalami peningkatan 45,41% dibandingkan Tahun 2003. Peningkatan tersebut disebabkan adanya penambahan jumlah pelanggan dan perubahan tarip air yang diberlakukan pada akhir tahun 2003. Dalam Tahun 2004 biaya langsung usaha mencapai Rp2.846.587.604,12 atau naik sebesar 23,34%. Kenaikan biaya tersebut disebabkan adanya peningkatan biaya Tarif Dasar Listrik dan Bahan Bakar Minyak. 3. Perkembangan arus kas Tahun 2004 mengalami kenaikan sangat pesat sebesar 520,82% dibanding Tahun 2003. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan tarip air yang diberlakukan pada akhir tahun 2003. 4. Perkembangan ekuitas Tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 18,46% dibanding Tahun 2003. Hal ini disebabkan adanya kerugian yang cukup besar yang ditanggung perusahan yang diantaranya berasal dari selisih saldo piutang air menurut fisik dan catatan pembukuan serta penghapusan aktiva tetap yang tidak ada fisiknya. 5. Produksi air, distribusi air dan air terjual Tahun 2004 mengalami kenaikan masing-masing sebesar 36,20%, 0,86%, 0,90% dibanding Tahun 2003. Tingkat kehilangan air mencapai 44,58%. Besarnya kehilangan air tersebut disebabkan jaringan pipa yang sudah usang serta pencatatan meter air induk yang tidak akurat.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA Plt. KEPALA,

Dra. Evita Eriati, MM NIP. 240001905

BAB II URAIAN HASIL EVALUASI KINERJA A. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan 1. Penyusunan RKAP Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2004 disusun berdasarkan asas prognosa Tahun 2003, dengan memperhatikan kondisi internal dan eksternal perusahaan serta perkembangan perusahaan pada tahuntahun terakhir. RKAP tersebut cukup realistis menjabarkan sasaran, strategi maupun rencana kerja yang akan dilaksanakan. 2. Pelaksanaan RKAP Perbandingan realisasi pelaksanaan kegiatan dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Pendapatan Usaha Realisasi pendapatan usaha Tahun 2004 dibandingkan dengan RKAP Tahun 2004 dan realisasi Tahun 2003 adalah sebagai berikut: (dalam ribuan rupiah)
Uraian Pendapatan Air Pendapatan Non Air Jumlah Realisasi 2004 4.132.939,19 200.844,25 4.333.783,44 RKAP 2004 3.855.614 302.070 4.157.684 Realisasi 2003 2.637.079,23 343.349,67 2.980.428,90 % Realisasi 04 Terhadap RKAP Real. 2004 2003 107,19 156,72 66,49 104,24 58,50 145,41

Realisasi pendapatan usaha secara keseluruhan dalam Tahun 2004 lebih besar dari RKAP yaitu sebesar 104,24%. Hal ini disebabkan kenaikan harga air, jasa administrasi dan sewa meter. Realisasi pendapatan usaha Tahun 2004 bila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2003 mengalami kenaikan 45,41%. b. Biaya Usaha Realisasi biaya usaha dibandingkan dengan RKAP Tahun 2004 dan realisasi Tahun 2003 adalah sebagai berikut:

(dalam ribuan rupiah)


Realisasi 2004 1.721.148,39 1.125.439,22 2.133.996,98 4.980.584,59 RKAP 2004 1.572.877 964.620 1.903.830 4.441.327 Realisasi 2003 1.414.687 893.202 1.556.558 3.864.447 Realisasi 04 Terhadap RKAP Real. 2004 2003 (%) (%) 109,43 121,66 116,67 112,09 112,14 126,00 137,10 128,88

Uraian Sumber Air Trans. & Distribusi Umum & Adm. Jumlah

Realisasi biaya usaha Tahun 2004 sebesar Rp4.980.584,59 ribu atau 112,14% dari RKAP-nya dan bila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2003 mengalami kenaikan 28,88%. Kenaikan biaya usaha dibandingkan dengan RKAP dan dibandingkan dengan realisasi Tahun 2003 disebabkan: Tidak terealisasinya angsuran pinjaman yang telah jatuh tempo sehingga PDAM Kota Kediri harus menanggung beban denda atas penundaan pembayaran pinjaman; Kenaikan biaya penyusutan pada Sumber Air; Kenaikan biaya pemeliharaan pada Sumber Air dan TransmisiDistribusi; Adanya kenaikan biaya air baku.

c. Investasi Realisasi investasi Tahun 2004 dibandingkan dengan RKAP Tahun 2004 dan realisasi Tahun 2003 adalah sebagai berikut : (dalam ribuan rupiah)
Realisasi 2004 0,00 43.000,00 139.686,44 0,00 4.988,70 21.980,00 11.315,00 Jumlah 220.970,14 RKAP 2004 0,00 250.000,00 317.000,00 0,00 5.000,00 180.000,00 33.000,00 785.000,00 Realisasi 2003 0,00 0,00 215.806,00 0,00 0,00 (13.970,00) 1.300,00 203.136,00 Realisasi 04 Terhadap RKAP Real. 2004 2003 (%) (%) 0,00 0,00 17,20 44,07 0,00 99,78 12,21 34,29 28,15 0,00 64,73 0,00 0,00 (157,34) 870,38 108,78

Uraian Tanah Sumber & Pompa Trans & Distribusi Gedung/Bangunan Alat & Perlengkapan Kendaraan Inventaris

Jumlah Investasi Tahun 2004 sebesar Rp220.970,14 ribu atau sebesar 28,15% dari RKAP dan 108,78% dari realisasi Tahun 2003. Hal ini antara lain disebabkan terbatasnya dana yang dimiliki perusahaan untuk melakukan investasi. d. Produksi Realisasi 2004 (m3) 5.366.206 3.884.278 2.973.730 2.392.476 44,58 RKAP 2004 (m3) 4.015.584 3.892.584 2.963.311 1.052.273 26,20 Realisasi 2003 (m3) 3.940.023 3.851.296 2.947.210 992.813 25,19 Realisasi 04 Terhadap RKAP Real. 2004 2003 (%) (%) 133,63 136,20 99,79 100,35 227,36 170,15 100,86 100,90 241,00 176,97

Uraian Produksi Air Distribusi Air Air Terjual Kebocoran Kebocoran (%)

Realisasi produksi air Tahun 2004 sebanyak 5.366.206 m3 atau mencapai 133,63% dari RKAP dan bila dibandingkan dengan realisasi produksi Tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 36,20%. Realisasi distribusi air Tahun 2004 sebanyak 3.884.278 m3 atau mencapai 99,79% dari RKAP dan bila dibandingkan dengan realisasi distribusi air Tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 0,86%. Volume air terjual Tahun 2004 mencapai 100,35% dari RKAP dan 100,90% dari realisasi Tahun 2003. Hal ini disebabkan adanya penambahan jumlah pelanggan sebanyak 460 SR. Kebocoran air Tahun 2004 sebanyak 44,58% dibandingkan dengan RKAP sebesar 26,20% tingginya kebocoran tersebut disebabkan: Pencurian air yang dilakukan oleh pelanggan; Meter air yang sengaja dirusak pelanggan; Meter air yang memang rusak; Kebocoran murni, karena penanaman pipa yang kurang dalam; Pengurasan bak reservoir/ground; Pengurasan lokal; lebih tinggi bila Masih dan bila dibandingkan

dengan realisasi Tahun 2003 mengalami kenaikan 19,39%.

B. Tingkat Keberhasilan Perusahaan Berdasarkan pedoman penilaian kinerja PDAM sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999 tanggal 31 Mei 1999 maka Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kediri Tahun 2004 mempunyai nilai 56,81 dan digolongkan dalam kriteria CUKUP. Data evaluasi kinerja adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Aktiva Lancar Piutang Usaha Netto Total Aktiva Passiva Lancar Hutang Jangka Panjang Modal dan cadangan Pendapatan Operasi Laba(Rugi) Operasi sebelum penyusutan Total Hutang Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 1.764.664.879,10 558.080.706 9.304.025.784,35 3.307.800.075,20 1.989.327.135,38 3.889.404.946,73 4.333.783.436,00 1.321.316.518,83 5.414.620.837,62 4.980.584.584,35 3.827.533.082,83 154 186 3.884.278 2.973.730 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 4.132.939.185,00 4.333.783.436,00 12.038.287,32 825.429.162,00 3.813.208.226,00 (1.593..250271,20) 9.304.025.784,35 67.956 241.170 11.326 11.326 2.600 2.600 68

10) Pengeluaran Operasional 11) Pengeluaran Operasional sebelum penyusutan 12) Kapasitas Produksi (liter/detik) 13) Kapasitas Terpasang (liter/detik) 14) Distribusi Air (M3) 15) Air Terjual (M3) 16) Penjualan air satu tahun 17) Pendapatan Operasi (Penjualan Air dan Non Air) 18) Penjualan per hari 19) Bunga + angsuran pinjaman 20) Rekening tertagih 21) Rugi sebelum Pph Badan 22) Aktiva Produktif 23) Jumlah penduduk terlayani (jiwa) 24) Jumlah penduduk (jiwa) 25) Jumlah pelanggan yang meter airnya di terra 26) Jumlah seluruh pelanggan 27) Jumlah seluruh pengaduan 28) Jumlah pengaduan telah selesai ditangani Jumlah pegawai (orang)

Penilaian kinerja PDAM dilakukan terhadap aspek keuangan, aspek operasional, dan aspek administrasi. a) Aspek Keuangan
No 1 Keterangan Rasio laba sebelum pajak thd Aktiva Produktif Rasio laba thd. Penjualan Rasio Aktiva Lancar thd. Hutang Lancar Rasio Hutang Jk. Panjang thd. Ekuitas Rasio Total Aktiva thd. Total Hutang Rasio Biaya Operasi thd. Pendapatan Operasi Rumus Laba sblm Pajak Aktiva Produktif Laba sblm. Pajak Penjualan Aktiva Lancar Hutang Lancar Hutang Jk. Panjang Ekuitas Total Aktiva Total Hutang Biaya Operasi Pendapatan Operasi Perhitungan (1.593.250.271,20) 9.304.025.784,35 (1.593.250.271,20) 4.333.783.436,00 1.764.664.879,10 3.307.800.075,20 1.989.327.135,38 3.889.404.946,73 9.304.025.784,35 5.414.620.837,62 4.980.584.584,35 4.333.783.436,00 Hasil (17,12) Nilai 1

2 3

(36,76) 53,35

1 1

4 5 6

51,15 1,72 1,15

4 4 1

Rasio (Rugi) Operasi Laba Operasi sblm. Penyusutan thd. Sblm. Penyusutan Angsuran Pokok dan (Angsuran + Bunga) Bunga Jatuh Tempo Jatuh tempo Rasio Aktiva Produktif Thd. Penjualan Air Jangka Waktu Penagihan Piutang (hari) Efektivitas Penagihan Aktiva Produktif Penjualan Air Piutang Usaha Penjualan Perhari Rek. Tertagih x 100% Penjualan Air

1.321.316.518,83 825.429.162,00 9.304.025.784,35 4.132.939.185,00 558.080.706,00 12.038.287,32 3.813.208.226,00 4.132.939.185,00

1,60

2,25

46,36

10

92,26

5 29

Jumlah Nilai Aspek Keuangan

b) Aspek Operasional
No 1 Keterangan Cakupan Pelayanan Rumus Penduduk terlayani x 100% Jumlah Penduduk Memenuhi Syarat Air Bersih Semua Pelanggan Mendapat aliran air 24 jam Perhitungan 67.956 241.170 Hasil 28,18 Nilai 2 3 2

2 3

Kualitas Air Minum Kontinuitas Air Minum

Produktivitas Pemanfaatan Instalasi Produksi Tingkat Kehilangan

Kapasitas Produksi x 100% Kapasitas Terpasang Jumlah Air Hilang x 100% Jumlah Air Didistribusikaan Jumlah Pelanggan yg. Meter airnya ditera Jumlah Pelanggan 5-6 hari Rata-rata jml pengaduan tlh selesai dilayani x 100 % Rata-rata jml. Pengaduan/bln Tersedia Service Point Jml Karyawan x 1000 Jumlah Pelanggan

154 186 1.000.363 3.884.278

82,80

25,75

Peneran Meter Air

11.326 11.326

100,00

3 2

Kecepatan Penyambungan Baru saluran air minum Kemampuan Penanganan Pengaduan Rata-rata per bulan Kemudahan Pelayanan Rasio Karyawan per 1000 pelanggan

2.600 2.600

100,00

9 10

2 68.000 11.326 6,00 5 27

Jumlah Nilai Aspek Operasional

c) Aspek Administrasi No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Keterangan Rencana Jk. Panjang (Corporate Plan) Rencana Organisasi dan Uraian Tugas Prosedur Operasi Standar Pedoman Penilaian Kerja Karyawan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tertib Laporan Internal Tertib Laporan Eksternal Opini Auditor Independen Terakhir Jumlah Nilai Aspek Administrasi 29 Hasil Evaluasi Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian Dipedomani sebagian Dibuat tepat waktu Dibuat tepat waktu Wajar tanpa pengecualian Nilai 3 3 3 3 3 3 2 2 4 3

Gambar Nyata laksana (As Built Drawing) Dipedomani sebagian

10. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Tahun Seluruhnya selesai

No a. b. c.

Aspek Keuangan Operasional

Perhitungan Jumlah Nilai yg. Dipakai x Bobot = Maksimum Nilai Jumlah Nilai yg. Dipakai x Bobot = Maksimum Nilai Maksimum Nilai Nilai Kinerja 29 x 45 60 27 x 40 47

Nilai 21,75 22,98 12,08 56,81

Administrasi Jumlah Nilai yg. Dipakai x Bobot = 29 x 15 36

Range Nilai Kinerja > 75 > 60-75 > 45-60 > 30-45 < 30

Klasifikasi Kinerja Baik Sekali Baik Cukup Kurang Tidak Baik

C. Perkembangan Usaha Perusahaan Perkembangan usaha PDAM Kota Kediri dalam lima tahun terakhir menunjukkan kondisi sebagai berikut : 1) Perkembangan Posisi Keuangan (dalam ribuan rupiah)
Uraian AKTIVA Aktiva Lancar Aktiva Tetap Aktiva Lain-lain Total Aktiva PASSIVA Passiva Lancar Hutang Jk. Panjang Kewajiban Lain-lain Equitas Total Passiva 2000 865.642 3.077.820 323.449 4.266.911 361.405 2.983.992 89.134 832.381 4.266.912 2001 994.248 6.990.607 274.167 8.259.022 974.364 2.735.320 106.053 4.443.279 8.259.016 2002 904.079,85 6.404.207,19 258.132,31 7.566.419,35 1.838.536,87 2.486.659,14 132.183,62 3.109.039,72 7.566.419,35 2003 1.160.469,79 8.264.193,35 257.518,85 9.682.181,99 2.545.512,85 2.237.993,14 128.843,62 4.769.832,38 9.682.181,99 2004 1.764.664,88 6.786.432,74 752.928,17 9.304.025,78 3.307.800,08 1.989.327,14 117.493,63 3.889.404,95 9.304.025,78

Jumlah Aktiva dan Passiva pada Tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 3,91% dari tahun 2003. Penurunan tersebut disebabkan adanya penghapusan

terhadap aktiva tetap yang secara fisik tidak ada namun masih dicatat dalam pembukuan perusahaan. 2) Perkembangan Laba (Rugi) Perusahaan (dalam ribuan rupiah)
Uraian Pendapatan Usaha Biaya Langsung Usaha Laba (Rugi) Kotor Biaya Umum & Adm Laba (Rugi) Usaha Pendp (Beban) Lain Laba (Rugi) Sblm.Pajak Kerugian Luar Biasa Pajak PPh Badan Laba (Rugi) Stlh Pajak 2000 1.941.999 1.332.089 609.910 1.258.168 (648.258) 34.069 (614.189) (614.189) 2001 2.232.466 2.023.362 209.104 1.267.689 (1.058.585) 39.244 (1.019.341) (1.019.341) 2002 2.463.027,87 2.269.167,05 193.860,82 1.388.883,98 (1.195.023,16) 13.487,96 (1.181.535,20) (1.181.535,20) 2003 2.980.428,89 2.307.890,40 672.538,49 1.556.558,86 (884.020,37) 16.712,72 (867.307,65) (867.307,65) 2004 4.333.783,44 2.846.587,60 1.487.195,83 2.133.996,98 (646.801,15) (553.217,03) (1.200.018,18) 393.232,10 (1.593.250,27)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perusahaan hingga Tahun 2004 masih menderita kerugian walaupun pada tahun yang sama membukukan pendapatan usaha yang lebih tinggi dibanding Tahun 2003 yaitu naik sebesar 45,41%. Peningkatan tersebut disebabkan adanya penambahan jumlah pelanggan dan perubahan tarip air yang diberlakukan pada akhir tahun 2003. Dalam Tahun 2004 biaya langsung usaha mencapai Rp2.846.587.604,12 atau naik sebesar 23,34%. Kenaikan biaya tersebut disebabkan adanya peningkatan biaya Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Bahan Bakar Minya (BBM). Rugi setelah pajak tahun 2004 meningkat sebesar 83,70% dari Tahun 2003 disebabkan karena adanya penghapusan aktiva tetap dan penghapusan piutang air. Aktiva tetap dan piutang air yang dihapuskan tersebut merupakan aktiva tetap dan piutang air yang secara fisik tidak ada, namun masih dicatat dalam pembukuan perusahaan.

3) Perkembangan Arus Kas (dalam ribuan rupiah)


Uraian Kas Bersih Aktivitas Operasi Kas Bersih Aktivitas Investasi Kas Bersih Aktivitas Pendanaan Kenaikan (Penurunan) Kas Kas Awal Periode Kas Akhir 2000 (212.516) (843.314) 203.995 (851.835) 1.059.343 207.508 2001 502.957 (4.855.881) 4.398.493 45.569 207.508 253.077 2002 375.267 (284.695) (222.536) (131.964) 253.077 121.113 2003 459.049 (2.666.160) 2.276.094 68.983 121.113 190.096 2004 517.921,01 (176.747,28) 458.801,83 799.975,57 190.096,47 990.072,03

Perkembangan arus kas Tahun 2004 mengalami kenaikan sangat pesat sebesar 520,82% dibanding Tahun 2003. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan tarip harga air yang diberlakukan pada akhir Tahun 2003. 4) Perkembangan Ekuitas ( dalam ribuan rupiah)
Uraian Kekayaan Pemda Penyertaan Pemerintah Pusat Tamb. Modal Pemerintah Pusat Cadangan Laba Ditahan Laba (Rugi) Tahun Berjalan Jumlah 2000 295.456,00 922.974,00 427.753,00 155.393,00 (355.006,00) (614.189,00) 832.381,00 2001 295.456,00 922.974,00 5.057.992,00 155.393,00 (969.195,00) (1.019.341,00) 4.443.279,00 2002 1.218.430,00 5.057.992,00 155.393,00 (2.141.239,00) (1.181.539,00) 3.109.037,00 2003 6.276.422,81 2.528.100,30 155.392,94 (3.322.776,04) (867.307,64) 4.769.832,37 2004 6.276.422,81 2.528.100,30 838.950,25 (4.196.078,68) (1.593.250,27) 3.854144,41

5) Perkembangan Ratio Keuangan


Uraian Likuiditas > Cash Ratio > Quick Ratio > Current Ratio Rentabilitas > Laba/Rugi Usaha thd Aktiva Tetap (10,05%) (9,32%) (10,25%) (6,17%) (4,82%) 57,42% 231,91% 239,52% 25,97% 99,32% 102,04% 6,59% 47,93% 49,17% 7,47% 44,85% 45,59% 53,35% 29,93% 2000 2001 2002 2003 2004

Uraian > Laba/Rugi Bersih thd Aktiva Tetap Solvabilitas > Asset to Debt Ratio > Debt to Equity Ratio

2000 (9,52%)

2001 (8,98%)

2002 (10,14%)

2003 (6,06%)

2004 (11,87%)

124,24% 412,61%

216,44% 85,88%

169,75% 143,37%

197,10% 102,99%

172,00% 139,21%

6) Perkembangan Operasi Utama Uraian Jumlah Produksi (m3) Jumlah Distribusi (m3) Jumlah Air Terjual 2000 3.038.594 2.985.816 2.197.391 2001 2002 2003 2004

3.182.891 3.556.301 3.940.023 5.366.206 3.135.631 3.521.204 3.851.296 3.884.278 2.337.985 2.648.176 2.947.210 2.973.730

D. Pemahaman atas Sistem Pengendalian Intern Pemahaman terhadap sistem pengendalian intern dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan dari pengelolaan keuangan yang dikehendaki bisa tercapai. Dalam pengujian terhadap komponen-komponen Pengendalian Intern tersebut, hanya komponen dalam sistem pengendalian beresiko tinggi yang direview secara mendalam. Komponen Sistem Pengendalian Intern adalah sebagai berikut : 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian pada Bagian Keuangan PDAM Kota Kediri sebagai unit kerja yang melaksanakan fungsi pembukuan dan penyusunan laporan keuangan terdiri dari berbagai unsur, yaitu: integritas dan nilai-nilai etika, komitmen terhadap kompetensi, dan falsafah manajemen dan gaya operasi. Falsafah manajemen pada Bagian Keuangan PDAM Kota Kediri telah menunjukkan bahwa Kepala Bagian cukup memahami adanya batasan-batasan dalam pelaksanaan Rencana Kegiatan tahunan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Penerapan prosedur dan kebijakan akuntansi terhadap pelaksanaan suatu pertanggungjawaban dilaksanakan secara konsisten, meskipun terdapat beberapa keputusan yang tidak dalapat dilaksanakan karena adanya kendala-kendala tertentu.

a. Struktur Organisasi Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Kota Kediri tertuang pada Keputusan Walikota Kediri Nomor 154 Tahun 1993 tanggal 4 Maret 1993. Struktur organisasi pada PDAM Kota Kediri per tanggal 31 Desember 2004 terdiri dari 2 unsur, yaitu unsur pimpinan dan unsur pelaksana. Unsur Pimpinan, ialah Direksi yang terdiri dari: 1) Direktur Utama 2) Direktur Umum 3) Direktur Teknik Unsur Pelaksana, terdiri dari: 1) Kepala Bagian 2) Kepala Satuan Pengawas Intern Secara umum struktur organisasi PDAM Kota Kediri berbeda dengan struktur organisasi berdasar Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000, namun dalam pelaksanaan tugas, cukup mendukung lingkungan pengendalian pada pelaksanaan dan prosedur pengendalian. Hal ini terjadi karena atasan langsung hanya membawahi 2 sampai 3 orang staf dan telah melakukan monitoring dan pengendalian secara efektif. Namun demikian, Satuan Pengawas Intern belum dapat melaksanakan tugasnya secara efektif karena permasalahan yang disampaikan oleh Satuan Pengawas Intern tidak segera ditindaklanjuti unit kerja terkait. b. Penetapan kewenangan dan tanggung jawab Perumusan kewenangan dan tanggung jawab menyangkut tentang bagaimana dan kepada siapa kewenangan dan tanggung jawab diberikan. Adanya perumusan kewenangan dan tanggungj awab akan membuat setiap individu mengetahui bagaimana tindakannya berkaitan dengan pihak lain dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan, untuk hal apa masing-masing individu harus bertanggungjawab. Penetapan kewenangan dan tanggung jawab ini telah dituangkan dalam Keputusan Walikota Kediri Nomor 154 Tahun 1993 tanggal 4 Maret 1993 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kediri. Dalam Keputusan ini telah ditetapkan wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja. Setiap pegawai pada Bagian

Keuangan telah diberi wewenang dan tanggung jawab sesuai tugasnya masing-masing. c. Kebijakan dan praktik di bidang sumber daya manusia Pengamatan yang dilakukan pada pada Bagian Keuangan PDAM Kota Kediri menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang ada telah cukup untuk melakukan tugas dan kewajiban berdasarkan tanggung jawabnya, dan telah dilakukan peningkatan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan. 2. Perhitungan Resiko Perhitungan resiko oleh Kepala Bagian Keuangan telah mencakup pertimbangan khusus untuk resiko yang bisa muncul akibat perubahanperubahan yang terjadi, seperti adanya transaksi-transaksi baru yang prosedur akuntansinya belum begitu dipahami, perubahan standar akuntansi, perubahan undang-undang dan peraturan, revisi atas sistem, atau digunakannya teknologi baru dalam pengolahan informasi, sehingga pengolahan informasi dan fungsi pelaporan diharapkan berjalan dengan lancar. Sehubungan dengan perhitungan resiko, manajemen puncak diharapkan mengkaji kembali kebijakan mengenai penundaan pembayaran angsuran pinjaman yang telah jatuh tempo. Disamping itu, salah satu perubahan yang telah dilakukan oleh manajemen PDAM Kota Kediri adalah komputerisasi (sistem informasi) pelayanan pelanggan dan pemrosesan laporan keuangan. Akan tetapi, sampai dengan 31 Desember 2004 sistem informasi tersebut belum difungsikan. 3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian atas pelaksanaan tugas telah dilakukan untuk empat situasi berikut: a. Tanggung jawab untuk melaksanakan suatu transaksi, pencatatan transaksi, dan penyimpanan hasil dari transaksi tersebut telah diberikan kepada orang yang berbeda atau bagian yang berbeda. b. Berbagai tahapan yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu transaksi telah dilakukan oleh orang atau bagian yang berbeda,

c. Tanggung jawab untuk pengoperasian akuntansi tertentu telah dipisahkan d. Telah diadakan pembagian tugas yang memadai pada bagian pengolahan data elektronik dengan bagian lain. Penelaahan terhadap aktivitas pengendalian yang diterapkan pada PDAM Kota Kediri menunjukkan bahwa aktivitas pengendalian belum berjalan secara efektif. Hal itu terlihat masih adanya bantuan dari Pemerintah Kota Kediri tahun anggaran 2003 yang belum dicatat sampai per 31 Desember 2004 dan penyajian laporan keuangan tidak didahului dengan penghitungan fisik persediaan (bahan instalasi dan piutang air). 4. Informasi dan Komunikasi Pengamatan yang dilakukan pada PDAM Kota Kediri menunjukkan bahwa sistem informasi dan komunikasi pada umumnya telah diupayakan agar berjalan dengan baik, namun belum efektif. Hal itu terlihat masih adanya penyajian saldo dalam draft laporan keuangan yang tidak wajar seperti saldo piutang air dan saldo aktiva tetap yang tidak sesuai dengan fisik senyatanya. 5. Pemantauan Fungsi monitoring ini pada PDAM Kota Kediri diserahkan kepada Satuan Pengawas Intern yang secara garis besar mempunyai tanggung jawab menilai atas sistem pengendalian manajemen dan pelaksanaannya, melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap administrasi keuangan dan material secara tepat, dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap permasalahan pegawai. Berdasarkan pengamatan pada PDAM Kota Kediri, fungsi ini telah berjalan dengan dibentuknya Satuan Pengawas Intern. Pemonitoran yang dilakukan Satuan Pengawas Intern antara lain evaluasi terhadap produksi dan distribusi air serta pengelolaan piutang langganan. Akan tetapi, Satuan Pengawas Intern belum secara optimal melakukan evaluasi terhadap pengelolaan persediaan bahan instalasi sehingga manajemen tidak dapat segera melakukan pembenahan. Di samping itu, pemonitoran atas kebijakan yang diambil manajemen PDAM Kota Kediri dilakukan Badan Pengawas PDAM. Pemonitoran dilakukan terhadap seluruh kebijakan manajemen, dievaluasi dalam rapat Badan

Pengawas dan disampaikan hasilnya kepada manajemen berupa rekomendasirekomendasi. E. Aspek Strategis 1. Peningkatan Sumber Daya Manusia Peningkatan sumber daya manusia PDAM Kota Kediri dilakukan melalui pelatihan-pelatihan baik pelatihan teknis maupun pelatihan administrasi keuangan. Disamping itu, peningkatan kemampuan sumber daya manusia juga dilakukan melalui pembinaan oleh atas langsungnya. 2. Peningkatan Pelayanan Aparatur Pemerintah PDAM Kota Kediri sebagai penyedia air bersih untuk kepentingan masyarakat setiap tahun selalu berusaha meningkatkan pelayanannya. Upaya yang telah ditempuh yaitu sebagai berikut: a. Menindaklanjuti secara cepat permohonan sambungan baru dan laporan pengaduan dari masyarakat atas kerusakan instalasi pipa transmisi dan distribusi ke pelanggan. b. Membersihkan endapan kotoran di dalam pipa maupun reservoir secara periodik. c. Pembubuhan kaporit (chlorinasi) untuk pencegahan pengembangbiakan bakteri pada air yang didistribusikan kepada masyarakat. 3. Pelestarian dan Peningkatan Mutu Lingkungan Hidup Usaha pelestarian lingkungan hidup yang telah ditempuh PDAM Kota Kediri sebagai berikut: a. Menjaga dan memelihara pepohonan di sekitar sumber air PDAM Kota Kediri. b. Melakukan penanaman pohon di sekitar sumber air. 4. Penerimaan Dalam Negeri Dalam rangka upaya peningkatan penerimaan dalam negeri pada Tahun 2004, PDAM Kota Kediri telah melakukan penyetoran pajak-pajak ke Kas Negara sebagai berikut:

Pajak Pertambahan Nilai PPh Pasal 21 Pajak Bumi dan Bangunan Jumlah

Rp Rp Rp Rp

17.158.750,00 16.167.500,00 21.725.112,00 55.051.362,00

F. Hasil Audit Tahun Lalu yang Belum Ditindak Lanjuti PDAM Kota Kediri telah diperiksa BPK Perwakilan IV Yogyakarta untuk tahun buku 2003 yang dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Nomor 104/R/XIV.3/06/2004 tanggal 30 Juni 2004. Pemeriksaan atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan mengungkapkan sebanyak tiga hal yang perlu mendapat perhatian. Manajemen PDAM Kota Kediri telah menindaklanjuti seluruh rekomendasi BPK Perwakilan IV Yogyakarta. G. Analisa SWOT 1. Strenght (Kekuatan) a. Produk perusahaan merupakan kebutuhan utama bagi sebagian anggota masyarakat Kota Kediri, khususnya masyarakat yang tinggal di lingkungan perumahan (real estate). b. Pelayanan air mengalir selama 24 jam setiap hari. c. Kapasitas produksi air masih dapat memenuhi permintaan sambungan baru kurang lebih 15 ribu pelanggan. d. Harga air relatif terjangkau oleh masyarakat Kota Kediri. e. Penggantian manajemen diharapkan mampu membawa angin perubahan ke arah yang lebih maju. 2. Weakness (Kelemahan) a. Cakupan pelayanan masih relatif rendah sekitar 28,18% dari jumlah penduduk b. Masih banyaknya piutang yang belum terselesaikan serta ketidakakuratan catatan piutang dibandingkan dengan fisik rekening yang ada. c. Konsumsi air oleh pelanggan relatif rendah terutama pelanggan rumah tangga. d. Tingkat kehilangan air masih cukup tinggi yaitu mencapai 44,58%.

e. Belum terlayaninya konsumen golongan industri besar seperti PT. Gudang Garam, PG. Mrican, dan PG. Pesantren Baru. 3. Opportunities (Peluang) a. Calon pelanggan cukup banyak, sehingga peluang untuk mengembangkan cakupan pelanggan masih sangat besar. b. Luas jaringan pipa transmisi dan distribusi sudah hampir menjangkau semua desa/kelurahan di 3 kecamatan wilayah Kota Kediri yaitu panjang jaringan pipa transmisi mencapai 2.900 meter dan pipa distribusi sepanjang 136.181 meter. c. Potensi jaringan pipa distribusi yang masih dapat dipasang mencapai 10.000 meter. 4. Threats (Ancaman) a. Kualitas air bawah tanah di wilayah Kota Kediri yang relatif baik dan mudahnya masyarakat mendapatkan air, mengakibatkan masih banyak masyarakat menggunakan sumur timba maupun sumur pompa. b. Pengusaha swasta yang lebih memilih untuk membuat sumur bor sendiri. c. Banyaknya produk air minum kemasan berbagai merek.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KOTA KEDIRI DI KEDIRI

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2004

BPK PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA

Nomor Tanggal

: 174/R/XIV.4/08/2005 : 30 Agustus 2005

DAFTAR ISI

BAB I:

Laporan Auditor Independen atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan....................................................................................1 Laporan Auditor Independen atas Sistem Pengendlaian Intern...................3

BAB II:

Uraian Hasil Pemeriksaan ...........................................................................5 A. Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan .............................................................................5 1. Kebijakan Menunda Pembayaran Angsuran Pinjaman Semakin Memberatkan Keuangan PDAM.......................................5 2. Penggantian Meter Air yang didanai dari P2SP belum diikuti dengan permohonan Penghapusan Meter Air Yang Diganti kepada Badan Pengawas PDAM ........................................8 3. Pembuatan Presure Filter dan Kelengkapannya senilai Rp1.025.392.437,62 belum dimanfaatkan ....................................10 4. PDAM Kota Kediri Belum Mengurus Ijin Pengelolaan Air Bawah Tanah ...........................................................................14 5. Produksi Air Dilaporkan Tidak Sesuai Dengan Senyatanya Dan Tingkat Kehilangan Air Melebihi Ketentuan .......................................................................................18 6. Pengelolaan Piutang Langganan Belum Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku................................................................21 B. Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Pengendalian Intern ...................................................................................................25 1. Lingkungan Pengendalian..............................................................25 2. Perhitungan Risiko.........................................................................28 3. Aktivitas Pengendalian ..................................................................29 4. Informasi dan Komunikasi.............................................................30 5. Pemonitoran ...................................................................................30

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA


Jalan HOS Cokroaminoto No. 52 Yogyakarta 55244 Telp. (0274) 563635, Faks: (0274) 588736

Nomor

: 174/R/XIV.4/08/2005

Kepada Yth. 1. Ketua Badan Pengawas PDAM Kota Kediri 2. Direktur PDAM Kota Kediri di KEDIRI

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kami telah mengaudit Neraca PDAM Kota Kediri tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, serta Laporan Rugi Laba, Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan kami pada tanggal Agustus 2005. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Kami melakukan pengujian terhadap kepatuhan PDAM Kota Kediri terhadap pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan. Namun, tujuan audit kami atas laporan keuangan adalah tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap pasalpasal tersebut. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu Hal material dari ketidakpatuhan adalah kegagalan untuk mematuhi persyaratan, atau pelanggaran terhadap larangan, yang terdapat dalam peraturan, kontrak, atau bantuan yang menyebabkan kami mengambil kesimpulan bahwa kumpulan salah saji sebagai akibat dari kegagalan atau pelanggaran adalah material terhadap laporan keuangan.

Hasil pengujian kepatuhan kami mengungkapkan hal material dari ketidakpatuhan berikut ini, yang dampaknya telah dikoreksi dalam Laporan Keuangan PDAM Kota Kediri tahun 2004. Ketidakpatuhan material tersebut adalah tidak dilakukannya pembayaran kewajibankewajiban yang telah jatuh tempo, baik angsuran pokok maupun biaya administrasi dan denda-dendanya, terhadap persyaratan bantuan yang tertuang dalam perjanjian penerusan pinjaman No RDA.P.5-129/DP3/1993 dan amandemen Nomor: S1448/LK/1996. Secara kumulatif jumlah kewajiban jatuh tempo yang belum dibayar tepat waktu per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp3.209.444.385,20. Kami mempertimbangkan hal material dari ketidakpatuhan tersebut dalam merumuskan pendapat kami apakah Laporan Keuangan PDAM Kota Kediri menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, dan laporan ini tidak mempengaruhi laporan kami bertanggal 30 Agustus 2005 atas laporan keuangan. Kecuali sebagaimana dijelaskan di atas, hasil pengujian kepatuhan kami menunjukkan bahwa, berkaitan dengan unsur yang diuji, PDAM Kota Kediri mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal sebagaimana disebutkan dalam paragraf ketiga laporan ini, dan berkaitan dengan unsur yang diuji, tidak satupun yang kami ketahui yang menyebabkan kami percaya bahwa PDAM Kota Kediri tidak mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal tersebut.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA

Sarjono, SE, Akt Nomor Register D.25.873

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA


Jalan HOS Cokroaminoto No. 52 Yogyakarta 55244 Telp. (0274) 563635, Faks: (0274) 588736

Nomor

: 174/R/XIV.4/08/2005

Kepada Yth. 1. Ketua Badan Pengawas PDAM Kota Kediri 2. Direktur PDAM Kota Kediri di KEDIRI

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kami telah mengaudit neraca PDAM Kota Kediri tanggal 31 Desember 2004 dan 2003, serta Laporan Rugi Laba, Laporan Ekuitas dan Laporan Arus Kas yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan kami pada tanggal 30 Agustus 2005. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit atas Laporan Keuangan PDAM Kota Kediri untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2004, kami mempertimbangkan pengendalian intern entitas tersebut untuk menentukan prosedur audit yang kami laksanakan untuk menyatakan pendapat kami atas laporan keuangan dan tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern tersebut. Manajemen PDAM Kota Kediri bertanggung jawab untuk menyusun dan memelihara suatu pengendalian intern. Dalam memenuhi tanggungjawabnya tersebut, diperlukan estimasi dan pertimbangan dari pihak manajemen tentang taksiran manfaat dan biaya yang berkaitan dengan pengendalian intern. Tujuan suatu pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan absolut, kepada manajemen bahwa aktiva terjamin keamanannya dari kerugian sebagai akibat pemakaian atau

pengeluaran yang tidak diotorisasi dan bahwa transaksi dilaksanakan dengan otorisasi manajemen dan dicatat semestinya untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Karena adanya keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern, kekeliruan atau ketidakberesan dapat saja terjadi dan tidak terdeteksi. Begitu juga, proyeksi setiap evaluasi atas pengendalian intern ke periode yang akan datang mengandung resiko bahwa suatu prosedur menjadi tidak memadai lagi karena perubahan kondisi yang terjadi atau efektifitas desain dan operasi pengendalian intern tersebut telah berkurang. Untuk tujuan laporan ini, kami menggolongkan pengendalian intern signifikan ke dalam kelompok berikut ini: a. Lingkungan pengendalian, b. Penaksiran resiko, c. Aktivitas pengendalian, d. Informasi dan komunikasi, dan e. Pemantauan. Untuk semua golongan pengendalian intern tersebut di atas, kami memperoleh pemahaman tentang desain pengendalian intern yang relevan dan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan serta kami menentukan resiko pengendalian. Pertimbangan kami atas pengendalian intern tidak perlu mengungkapkan semua masalah dalam pengendalian intern yang mungkin merupakan kelemahan material menurut Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Suatu kelemahan material adalah kondisi yang dapat dilaporkan yang di dalamnya desain dan operasi satu atau lebih komponen pengendalian intern tidak mengurangi resiko ke tingkat yang relatif rendah tentang terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan dalam jumlah yang akan material dalam hubungannya dengan laporan keuangan auditan dan tidak terdeteksi dalam waktu semestinya oleh karyawan dalam pelaksanaan normal fungsi yang ditugaskan kepadanya. Kami mencatat bahwa tidak ada masalah berkaitan dengan pengendalian intern dan operasinya yang kami pandang memiliki kelemahan material sebagaimana kami definisikan di atas. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN PERWAKILAN IV DI YOGYAKARTA

Sarjono, SE, Akt Nomor Register D.25.873

BAB II URAIAN HASIL PEMERIKSAAN A. Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Peraturan Perundangundangan Pengujian atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan pada PDAM Kota Kediri ditujukan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, dan melakukan pengujian terhadap pasal-pasal tertentu hukum, peraturan kontrak dan persyaratan bantuan. Hal material dari ketidakpatuhan adalah kegagalan untuk mematuhi persyaratan, atau pelanggaran terhadap larangan yang terdapat dalam peraturan, kontrak, atau bantuan yang diserahkan kepada perusahaan. Terdapat enam hal material yang kami temui dalam pemeriksaan pada PDAM Kota Kediri Tahun Buku 2004, yaitu sebagai berikut: 1. Kebijakan Menunda Pembayaran Angsuran Pinjaman Memberatkan Keuangan PDAM. PDAM Kota Kediri telah memperoleh pinjaman dari Pemerintah Indonesia (Departemen Keuangan) pada Tahun 1993 melalui Perjanjian Penerusan Pinjaman Nomor RDA.P5.129/DP3/1993 tanggal 3 Agustus 1993 dalam rangka Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu (P3KT) East Java-Bali Urban Development Project. Rp2.671.000.000,00 dengan total Plafond pinjaman tersebut sebesar penarikan pinjaman sebesar

Rp2.662.425.000,00. Jangka waktu pinjaman selama 20 tahun dengan masa tenggang 5 tahun sehingga jatuh tempo pokok antara 3 Februari 1999 sampai dengan 3 Agustus 2013. PDAM Kota Kediri dibebani biaya administrasi sebesar 9% per tahun dan biaya komitmen 0,75% per tahun dengan closing date tanggal 3 Mei 1998. Atas atau penundaan keterlambatan penyelesaian kewajiban yang telah jatuh tempo, PDAM dikenakan denda hutang pokok sebesar 9% serta denda biaya administrasi dan biaya komitmen sebesar 18% dari yang tertunggak. Sehubungan dengan cash flow PDAM Kota Kediri yang kurang mendukung, sejak Tahun 2001, direksi PDAM Kota Kediri mengambil

kebijakan untuk tidak melakukan pembayaran angsuran atas kewajiban yang telah jatuh tempo. Penundaan tersebut mengakibatkan kewajiban PDAM semakin meningkat. Sampai dengan 31 Desember 2004, kewajiban PDAM Kota Kediri yang telah jatuh tempo sebesar Rp3.141.122.009,43 sesuai dengan surat dari Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan tanggal 10 Januari 2005 nomor S-077/PB.7/2005 dengan rincian sebagai berikut:
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Uraian Commitment charge Denda commitment charge Biaya administrasi masa tenggang Biaya administrasi Pokok (Administrasi dikapitalisasi) Hutang pokok Denda biaya administrasi Denda hutang pokok Jumlah Jumlah (Rp) 21.461.294,12 158.482,51 1.360.611,45 1.977.485.375,04 462.613.517,24 1.153.717.500,00 487.350.997,51 205.056.200,75 4.309.203.978,62 Pembayaran (Rp) 21.461.294,12 158.482,51 1.360.611,45 647.650.690,29 142.344.017,24 354.990.000,00 85.789,82 31.083,76 1.168.081.969,19 Tunggakan (Rp) 0,00 0,00 0,00 1.329.834.684,75 320.269.500,00 798.727.500,00 487.265.207,69 205.025.116,99 3.141.122.009,43

Pemeriksaan terhadap perkembangan aliran kas (cash flow) PDAM sejak Tahun 2000 adalah sebagai berikut:
No. Tahun Saldo awal (Rp) (Penurunan) / Kenaikan (Rp) (851.834.902,00) 45.569.204,00 (131.964.556,86) 68.983.515,68 799.975.565,60 840.475.879,01 Saldo Akhir (Rp)

1 2 3 4 5 6

2000 2001 2002 2003 2004 2005 (s.d. 30 April)

1.059.343.212,00 207.508.310,00 253.077.514,00 121.112.957,14 190.096.472,82 990.072.038,42

207.508.310,00 253.077.514,00 121.112.957,14 190.096.472,82 990.072.038,42 1.830.547.917,43

Perkembangan arus kas di atas menunjukkan bahwa sejak awal Tahun 2004 telah terjadi peningkatan yang signifikan sehingga memungkinkan untuk melakukan pembayaran angsuran kewajiban kepada Departemen Keuangan yang telah jatuh tempo. Akan tetapi, hal itu tidak dilakukan oleh direksi PDAM dengan alasan bahwa PDAM baru menikmati adanya peningkatan cash flow akibat adanya kenaikan tarip PDAM yang diberlakukan pada akhir Tahun 2003. Kebijakan melakukan penundaan pembayaran kewajiban yang telah jatuh tempo, meskipun cash flow telah mencukupi mengakibatkan

meningkatnya beban PDAM untuk menanggung denda yang semakin besar akibat dari penundaan tersebut. Apabila dilakukan pembayaran kewajiban yang jatuh tempo pada tanggal 3 Februari 2004 sebesar Rp271.418.939,00 dan 3 Agustus 2004 sebesar Rp273.035.268,00 maka akan terdapat penurunan beban denda sebesar Rp57.272.193,62 dengan perhitungan sebagai berikut:
Jatuh Tempo Akumulasi kewajiban jatuh tempo (Rp) tanpa angsuran dengan angsuran Kewajiban Denda Kewajiban Denda 1.181.132.416,75 284.684.000,00 709.980.000,00 1.329.834.684,75 320.269.500,00 798.727.500,00 108.664.182,34 13.095.464,00 32.659.080,00 120.350.038,97 14.492.194,88 36.142.419,38 325.403.379,56 1.034.046.477,75 249.098.500,00 621.232.500,00 1.034.046.477,75 249.098.500,00 621.232.500,00 95.132.275,95 11.458.531,00 28.576.695,00 93.581.206,24 11.271.707,13 28.110.770,63 268.131.185,94

Uraian

Selisih denda 13.531.906,39 1.636.933,00 4.082.385,00 26.768.832,73 3.220.487,75 8.031.648,75 57.272.193,62

03-Feb-04

Bi. Adm. Kapitalisasi Pokok Bi. Adm. Kapitalisasi Pokok

03-Agst-04

Jumlah

Analisis di atas menunjukkan adanya penghematan keuangan PDAM yang berasal dari penurunan beban denda sebesar Rp57.272.193,62. Kebijakan tersebut bertentangan dengan Surat Perjanjian Pembiayaan P3KT East Java Bali Urban Development Project Nomor RDA.P.5129/DP3/1993 tanggal 3 Agustus 1993 antara lain disebutkan dalam Pasal 7 ayat: (1) Pembayaran kembali pokok pinjaman oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dalam jumlah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Ayat (1) perjanjian ini, dilakukan dalam 30 (tiga puluh) kali angsuran setiap setengah tahunan yang sama besarnya pada setiap tanggal 3 Februari dan tanggal 3 Agustus dengan angsuran pertama dilakukan pada tanggal 3 Februari 1999 dan berakhir pada tanggal 3 Agustus 2013. (2) Pihak Kedua diwajibkan membayar biaya administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) perjanjian ini kepada Pihak Pertama, pada setiap tanggal 3 Februari dan tanggal 3 Agustus setiap tahunnya. (3) Pihak Kedua wajib membayar biaya administrasi serta seluruh pokok pinjaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) jo ayat (2) dan ayat (1) pasal ini tanpa menunggu surat pembertahuan dari Pihak Pertama,

dengan ketentuan bahwa sekiranya terjadi selisih antara jumlah yang dibayarkan oleh Pihak Kedua dengan pemberitahuan yang diajukan oleh Pihak Pertama, selisih tersebut diperhitungkan dengan pembayaran berikutnya. Penundaan pembayaran kewajiban yang telah jatuh tempo tersebut mengakibatkan pemborosan keuangan PDAM sebesar Rp57.272.193,62 yang pada akhirnya mengurangi kemampuan PDAM untuk memperoleh laba yang optimal. Kondisi di atas disebabkan kebijakan Direksi PDAM yang kurang memperhatikan dampak keuangan dalam hal penundaan pembayaran kewajiban. Berdasarkan temuan BPK, Direktur PDAM dalam tahun ini akan segera mengajukan Re-Schedulling atas kewajiban yang telah jatuh tempo per 31 Desember 2004 sebesar Rp3.141.122.009,43 kepada Departemen Keuangan Republik Indonesia Setelah persetujuan Re-Schedulling disetujui, maka PDAM Kota Kediri segera membayar sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Rekomendasi BPK-RI Direktur PDAM Kota Kediri melakukan pembayaran kewajiban sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama jika keadaan keuangan memungkinkan untuk itu. 2. Penggantian Meter Air yang didanai dari P2SP belum diikuti dengan permohonan Penghapusan Meter Air Yang Diganti kepada Badan Pengawas PDAM. PDAM Kota Kediri telah menerima bantuan dari Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) melalui Proyek Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman (P2SP) Propinsi Jawa Timur pada Tahun Anggaran 2003 sebesar

Rp2.528.100.300,00. Dana tersebut diantaranya dialokasikan untuk membiayai pekerjaan penggantian meter air pelanggan sebanyak 1.564 unit dengan nilai seluruhnya sebesar Rp211.703.426,34. Pemeriksaan atas dokumen realisasi pelaksanaan kegiatan diketahui bahwa meter air tersebut tidak seluruhnya digunakan untuk mengganti meter air yang terpasang, melainkan sebagian digunakan untuk pemasangan sambungan rumah (SR) yang baru dengan rincian sebagai berikut:
No. Uraian pekerjaan Unit 1.268 296 1.564 Harga per unit (Rp) 135.360,25 135.360,25 Jumlah (Rp) 171.636.793,22 40.066.633,12 211.703.426,34

1) Pengantian meter lama 2) Pemasangan Sambungan Baru Jumlah

Dari penggantian meter lama tersebut, 16 SR diganti dua kali karena penggantian pertama bermasalah sehingga pelanggan yang diganti meter airnya hanya sebanyak 1.252 SR. Pemeriksaan terhadap pengadministrasian meter air yang diganti menunjukkan bahwa pengelolaan meter air yang rusak tidak tertib. Disamping itu, hasil perbaikan dari meter air yang rusak tersebut tidak dicatat sehingga tidak dapat ditentukan berapa jumlah meter air yang masih dapat dimanfaatkan. Pemeriksaan lebih lanjut terhadap dokumen pembukuan, atas penggantian meter air tersebut belum dilakukan pemisahan nilai meter air yang diganti dari aktiva produktif. Disamping itu, oleh Direksi PDAM belum diusulkan kepada Badan Pengawas untuk dihapuskan. Nilai perolehan meter air yang diganti sebesar Rp1.215.200,55 (Rp56.261.957,62 Rp55.046.757,07) dengan rincian sebagai berikut:

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Tahun Jumlah Yang Harga Perolehan Pemasangan Diganti (unit) (Rp) s.d. 1987 1988 1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 - 1999 2000 2001 2002 2003 2004 Jumlah 378 60 72 87 66 46 31 60 80 73 88 130 15 30 35 1 1.252 5.869.194,39 1.261.855,67 2.849.273,06 3.365.350,49 2.590.818,33 1.748.855,02 1.255.191,85 3.009.628,21 2.669.944,37 3.519.702,45 5.945.888,50 12.370.546,94 2.296.527,78 3.542.102,86 3.852.077,72 115.000,00 0,00 56.261.957,62

Akumulasi Penyusutan (Rp) 5.869.194,39 1.261.855,67 2.849.273,06 3.365.350,49 2.590.818,33 1.748.855,02 1.255.191,85 3.009.628,21 2.667.337,01 3.512.826,75 5.922.662,37 12.235.862,37 2.224.761,28 3.320.721,43 3.150.199,41 62.219,44 0,00 55.046.757,07

Nilai Buku 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.607,37 6.875,69 23.226,13 134.684,57 71.766,49 221.381,43 701.878,31 52.780,56 0,00 1.215.200,55

Kondisi di atas tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 1991 tanggal 6 Februari 1991 jo. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Sistem Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), yang menyebutkan bahwa aktiva yang tidak dapat digunakan harus diajukan kepada Badan Pengawas untuk dihapuskan. Dengan belum dihapuskan aktiva tetap yang tidak dipergunakan, mengakibatkan Laporan Keuangan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya karena aktiva tetap masih mengandung unsur aktiva tidak dipergunakan Permasalahan di atas disebabkan kelalaian Direksi PDAM yang belum mengajukan penghapusan kepada Badan Pengawas PDAM pada Aktiva Tetap yang tidak digunakan.

Atas temuan BPK terhadap meter air yang rusak dan telah diganti oleh proyek P2SP serta belum dihapus bukukan, maka management sekarang telah

memproses untuk mengajukan penghapusan meter air yang diganti sebesar Rp1.215.200,55.

Rekomendasi BPK-RI Direksi PDAM Kota Kediri mengajukan penghapusan Aktiva Tetap yang tidak digunakan kepada Badan Pengawas. 3. Pembuatan Presure Filter dan Kelengkapannya senilai

Rp1.025.392.437,62 belum dimanfaatkan. PDAM Kota Kediri telah mendapat bantuan pengadaan prasarana dan sarana dalam rangka penyediaan air bersih dari Proyek Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman (P2SP) Propinsi Jawa Timur Direktur Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) pada Tahun 2003 sebesar Rp2.528.100.300,00. Dana tersebut digunakan untuk membiayai kegiatankegiatan sebagai berikut:
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Uraian Kegiatan Pengadaan Pipa PVC, Fitting dan Accesoris dia. 200 mm Pengadaan Pipa PVC, Fitting dan Accesoris dia. 110 mm dan 90 mm Pemasangan Pipa, Presure Filter, Penggantian Meter Air. Pemasanga pipa dan Accesoris. dia. 200 mm Pembuatan perpipaan aerasi dan reservoir Pencucian sumur bor Pemasangan test meter/test bench dan SR Jumlah Biaya (Rp) Pelaksana

337.145.600,00 CV. Indo Prima Guna 125.962.100,00 CV. Babad Bangun B. 485.428.900,00 CV. H M Jaya, Blitar 249.416.200,00 CV. Sumber Kencono 532.524.300,00 CV. Prambanan Dwipaka 394.020.000,00 CV. Cendana 403.603.200,00 CV. Makarya Muda 2.528.100.300,00

Pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan telah diserahterimakan kepada PDAM Kota Kediri berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pengelolaan Sementara Proyek Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman Nomor 194/BA/P3SP/2003 tanggal 3 Nopember 2003 antara Direktur Umum PDAM

Kota Kediri dan Pemimpin Proyek dari Direktur Jenderal Tata Perkotaan dan Tata Perdesaan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Pemeriksaan terhadap pengelolaan sarana dan prasarana hasil Proyek Pengembangan Prasarana dan Sarana Permukiman tersebut diketahui bahwa sebagian dari pembangunan belum dimanfaatkan yang seluruhnya senilai Rp1.025.392.437,62 dengan rincian sebagai berikut:
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Uraian Pembuatan Presure Filter Pembuatan Presure Filter lengkap dengan pondasi dan peralatannya Pembuatan perpipaan aerasi dan reservoir Pembuatan Rumah Pompa Pengadaan Pompa Centrifugal Meter induk dia 150 mm Meter induk dia 200 mm Conection pipa inlet dng Presure Filter Jumlah Nilai (Rp) Pelaksana Ket.

328.320.162,87 CV. H M Jaya 333.104.256,84 CV. Prambanan D. 174.656.017,67 CV. Prambanan D. 24.764.025,49 105.193.753,94 3.586.507,55 37.743.281,58 18.024.431,68 1.025.392.437,62 CV. Prambanan D. CV. Cendana CV. Cendana CV. Cendana CV. Cendana

Menurut penjelasan dari Bidang Perencanaan Teknik, pembuatan Pressure Filter tersebut dalam rangka meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih kepada pelanggan dengan menambah debit air. Namun ketika dilakukan uji coba pengoperasian pressure filter diketahui bahwa, untuk menjalankannya harus mematikan salah satu pompa sehingga mengakibatkan berkurangnya debit air. Sedangkan bila tidak mematikan pompa harus menambah daya listrik sehingga menambah biaya penggunaan daya listrik. Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan yang dibuat PDAM kurang memperhatikan kelayakan maupun efisiensi. Meskipun belum dimanfaatkan, PDAM Kota Kediri setiap tahunnya harus menanggung beban penyusutan. Beban Penyusutan sampai dengan Tahun 2004 sebesar Rp144.763.741,77 dengan rincian sebagai berikut:

No.

Uraian

Nilai (Rp) 2003 (2 bln)

Penyusutan 2004 40.185.019,93 40.770.573,10 21.377.168,83 1.238.201,27 12.875.277,18 438.973,58 4.619.620,40 2.206.115,34 123.710.949,63

Jumlah 47.025.023,33 47.710.245,12 25.015.835,86 1.444.568,15 15.066.813,72 513.692,49 5.405.938,77 2.581.624,33 144.763.741,77

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Pembuatan Presure Filter Pembuatan Presure Filter lengkap dengan pondasi dan peralatannya Pembuatan perpipaan aerasi dan reservoir Pembuatan Rumah Pompa Pengadaan Pompa Centrifugal Meter induk dia 150 mm Meter induk dia 200 mm Conection pipa inlet dng Presure Filter Jumlah

328.320.162,87 333.104.256,84 174.656.017,67 24.764.025,49 105.193.753,94 3.586.507,55 37.743.281,58 18.024.431,68 1.025.392.437,62

6.840.003,39 6.939.672,02 3.638.667,03 206.366,88 2.191.536,54 74.718,91 786.318,37 375.508,99 21.052.792,13

Kondisi tersebut tidak sesuai dengan: a. b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2001 tanggal 1 Februari 2001 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 3 Tahun 1990 tanggal 16 Maret 1990 tentang Pengelolaan Barang Milik Perusahaan Daerah pada pasal 17 ayat (1), (4) dan (5). Kondisi tersebut mengakibatkan PDAM Kota Kediri terbebani biaya penyusutan sebesar memperoleh laba. Permasalahan tersebut disebabkan perencanaan yang disusun tidak Rp144.763.741,77 yang mengurangi kemampuan

cermat serta kurang memperhatikan kelayakan dan efisiensi.

Atas temuan BPK, manajemen berpendapat: 1) Seperti hasil temuan pemeriksaan, pembuatan Pressure Filter tersebut tidak didasari oleh perencanaan yang cermat dan tidak memperhatikan kelayakan dan efisiensi, dan kalau dioperasikan akan semakin membebani keuangan PDAM karena harus menambah daya sebesar Rp300.000.000,00 dan tambahan atas beban listrik bulanan yang cukup besar. Disamping itu Pipa Jaringan yang ada adalah bersifat koneksi seluruhnya, jadi apabila hanya Sumur Kuwak saja yang di filter sementara sumur-sumur yang lain

tidak di filter maka hasilnya tidak akan efektif karena air yang tidak difilter akan menyatu dengan air yang tidak difilter. 2) Syarat air baku yang difilter adalah air baku yang mengandung Fe diambang batas yang diperkenankan oleh Departemen Kesehatan, sementara itu hasil pengujian air baku PDAM Kota Kediri per 29 Desember 2004 yang dilakukan oleh Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal PPM dan PL Surabaya kadar Fe (besi) adalah 0 (nol), hasil maksimal yang diperkenankan adalah 1,0mg/l. Kesimpulannya adalah air baku PDAM Kota Kediri tidak mengandung Fe (besi), sehingga proses filterisasi tidak diperlukan. 3) Dengan dasar Cost and Benefit Analysis, maka sudah selayaknya apabila Pressure Filter tersebut dikeluarkan dari pembukuan PDAM Kota Kediri, karena tidak memberikan manfaat tetapi malah akan membebani, sehingga sekarang kami sedang memproses untuk melakukan hapus buku atas aset tersebut.

Rekomendasi BPK-RI Direksi PDAM Kota Kediri melakukan perencanaan yang cermat dalam pengadaan sarana dan prasarana serta memerintahkan kepada Bagian Produksi melakukan upaya memberdayakan pressure filter.

4. PDAM Kota Kediri Belum Mengurus Ijin Pengelolaan Air Bawah Tanah. Dalam rangka memenuhi kebutuhan penyediaan air bersih masyarakat Kota Kediri, PDAM Kota Kediri memproduksi air yang berasal dari air bawah tanah dan air permukaan. Air permukaan berasal dari kerja sama antara PDAM Kota Kediri dengan PDAM Kabupaten Kediri yang diambil dari sumber air Gumul. Sedangkan air bawah tanah diambil dari sumur-sumur yang dibangun PDAM Kota Kediri yaitu sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Sumur Pompa Kuwak I Pompa Kuwak II Pompa Kuwak III Pompa Kuwak IV Pompa Kuwak V Produksi Pesantren Produksi Ngronggo Produksi Tamanan Produksi Wilis Selatan Produksi Wilis Utara Produksi UNIK Produksi Ngampel Keterangan Berproduksi Berproduksi Berproduksi Berproduksi Tidak berproduksi Tidak berproduksi Berproduksi Berproduksi Berproduksi Berproduksi Berproduksi Berproduksi

Pemeriksaan terhadap perijinan atas pengambilan air bawah tanah tersebut menunjukkan sampai saat pemeriksaan tanggal 20 Mei 2005 ini PDAM Kota Kediri belum memproses perijinan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 9 Tahun 2003. Hal ini diperkuat dengan penjelasan Kepala Sub Bagian Produksi bahwa pada saat pembuatan sumur bor tidak didahului dengan pengurusan ijin, baik pembuatan sumur yang dilakukan oleh PDAM maupun yang dibiayai dari proyek bantuan luar negeri, APBN, dan APBD. Berkaitan dengan belum adanya ijin tersebut, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Koperasi Kota Kediri telah mengirimkan surat kepada PDAM Kota Kediri sebanyak dua kali yaitu: a. Surat tertanggal 6 Januari 2005 Nomor 540/11/419.43/2004 perihal Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah;

b. Surat tertanggal 14 Maret 2005 nomor 616/154/419.43/2005 perihal Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah. Kedua surat tersebut meminta kepada Direksi PDAM Kota Kediri untuk segera mengurus Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah (SIPA ABT). Konfirmasi kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Pertambangan dan Koperasi Kota Kediri melalui staf Bawasda Kota Kediri diperoleh informasi bahwa PDAM Kota Kediri belum menanggapi surat tersebut. Dengan tidak segera diprosesnya ijin pengambilan Air Bawah Tanah tersebut, PDAM Kota memiliki tanggung jawab untuk membayar retribusi yang menjadi kewajibannya. Berdasarkan tarif yang berlaku, retribusi yang menjadi kewajiban PDAM Kota Kediri atas pengeboran sumur sebesar Rp8.850.000,00 dengan rincian sebagai berikut:
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Sumur Bor Pompa Kuwak I Pompa Kuwak II Pompa Kuwak III Pompa Kuwak IV Pompa Kuwak V Produksi Pesantren Produksi Ngronggo Produksi Tamanan Produksi Wilis Selatan Produksi Wilis Utara Produksi UNIK Produksi Ngampel Jumlah Keterangan Berproduksi Berproduksi Berproduksi Berproduksi Tidak berproduksi Tidak berproduksi Berproduksi Berproduksi Berproduksi Berproduksi Berproduksi Berproduksi Retribusi (Rp) 500.000,00 600.000,00 750.000,00 1.000.000,00 0,00 0,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 1.000.000,00 8.850.000,00

Kondisi di atas tidak sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor 9 Tahun 2003 tanggal 8 Juli 2003 tentang Retribusi Ijin Pengelolaan Air Bawah Tanah dalam: a. pasal 11 ayat: (1) Kegiatan eksplorasi, pengeboran termasuk penggalian, penurapan dan pengambilan Air Bawah Tanah hanya dapat dilaksanakan setelah memperoleh ijin; (2) Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari: (a) Ijin eksplorasi Air Bawah Tanah; (b) Ijin pengeboran Air Bawah Tanah;

(c) Ijin penurapan mata air; (d) Ijin pengambilan Air Bawah Tanah; (e) Ijin pengambilan mata air; (3) Ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk dan berlaku selama 3 (tiga) tahun; b. pasal 19, dinyatakan bahwa Terhadap semua penerbitan ijin Air Bawah Tanah dipungut Retribusi sebagai berikut: (1) Retribusi ijin eksplorasi Air Bawah Tanah: (a) Untuk sumur gali Rp25.000,00 (b) Untuk sumur pasak Rp50.000,00 (c) Untuk sumur bor Rp100.000,00 (2) Retribusi ijin pengeboran Air Bawah Tanah: (a) Untuk sumur gali Rp25.000,00 (b) Untuk sumur pasak Rp50.000,00 (c) Untuk sumur bor ke I Rp500.000,00 (d) Untuk sumur bor ke II Rp600.000,00 (e) Untuk sumur bor ke III Rp750.000,00 (f) Untuk sumur bor ke IV dan seterusnya Rp1.000.000,00 (3) Retribusi ijin penurapan mata air Rp25.000,00 (4) Retribusi ijin pengambilan Air Bawah Tanah: (a) Untuk sumur gali Rp25.000,00 (b) Untuk sumur pasak Rp50.000,00 (c) Untuk sumur bor Rp500.000,00 (5) Retribusi ijin pengambilan mata air Rp100.000,00 (6) Retribusi ijin juru bor Air Bawah Tanah Rp100.000,00 (7) Retribusi ijin usaha perusahaan pengeboran Air Bawah Tanah Rp250.000,00 (8) Terhadap perpanjangan ijin sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 pada ayat (4) Peraturan Daerah ini, dikenakan retribusi sebesar 50% (lima puluh persen) dari ketentuan tarif retribusi yang berlaku. Permasalahan tersebut mengakibatkan pengambilan Air Bawah Tanah oleh PDAM Kota Kediri belum memiliki kekuatan hukum dan tidak

terealisirnya

penerimaan

asli

daerah

Pemda

Kota

Kediri

sebesar

Rp8.850.000,00. Kondisi tersebut disebabkan kelalaian Direksi PDAM Kota Kediri kurang memperhatikan ketentuan yang berlaku khususnya dalam perijinan atas pengambilan Air Bawah Tanah. Berdasarkan temuan BPK, dapat kami sampaikan: 1) Bahwa berdasarkan konfirmasi dengan Bapak Joko (Kimpraswil Surabaya), ijin SIPA-ABT seharusnya telah dilakukan oleh kontraktor yang mengerjakan pengeboran sumur, dan Kimpraswil berjanji akan mencarikan berkas-berkas terkait. 2) Terkait dengan PERDA Kota Kediri Nomor 9 Tahun 2003, pihak Dinas Pertambangan mempersyaratkan bebagai syarat diantaranya adalah uji pompa, gambar penampang dll, yang kesemuanya tidak dimiliki oleh PDAM Kota Kediri karena file-filenya ada pada kontraktor dan kalau syarat-syarat tersebut harus dipenuhi oleh PDAM Kota Kediri maka memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit. Untuk itu manajemen memberi batasan untuk pengurusan pembiayaan perijinan maksimal Rp5.000.000,00 3) Kesimpulannya proses perijinan sedang dijalankan dan diurus. Rekomendasi BPK-RI Direktur PDAM Kota Kediri mengurus ijin pengelolaan air bawah tanah.

5. Produksi Air Dilaporkan Tidak Sesuai Dengan Senyatanya Dan Tingkat Kehilangan Air Melebihi Ketentuan. PDAM Kota Kediri dalam melayani kebutuhan air minum masyarakat menggunakan air dari satu mata air (sumber) dan dua belas sumur. Dari kedua belas sumur tersebut hanya sepuluh sumur yang beroperasi. Produksi air dari masing-masing sumber dan sumur yang dilaporkan oleh Kepala Bagian Produksi PDAM Kota Kediri Tahun 2004 seluruhnya sebanyak 3.974.093 m3 dan terjual sebanyak 2.973.730 m3 sehingga tingkat kehilangan air sebanyak 1.000.363 m3 atau 25,17%. Pemeriksaan terhadap dokumen produksi air yang disajikan oleh Kepala Sub Bagian Produksi dan staf penjaga sumur pompa menunjukkan halhal sebagai berikut: a. Jumlah produksi yang dilaporkan oleh Kepala Sub Bagian Produksi sebanyak 5.014.388 m3 dari sepuluh sumur dan sebanyak 351.818 m3 dari sumber air Gumul atau seluruhnya sebanyak 5.366.206 m3, namun yang dilaporkan oleh Kepala Bagian Produksi hanya sebanyak 3.974.093 m3. Dengan demikian terdapat perbedaan antara jumlah produksi air yang dilaporkan dengan jumlah produksi air menurut catatan Kasubag Produksi sebanyak 1.392.113 m3 (5.366.206 m3 - 3.974.093 m3). Terhadap perbedaan tersebut Kepala Bagian Produksi menjelaskan bahwa pelaporan lebih rendah dari produksi air yang senyatanya merupakan perintah direksi agar tingkat kehilangan air menjadi lebih rendah. b. Apabila tingkat kehilangan air dihitung berdasarkan produksi air menurut laporan Kepala Sub Bagian Produksi, yaitu perbandingan antara air yang diproduksi dan air yang terjual, maka tingkat kehilangan air pada Tahun 2004 mencapai 2.392.476 m3 atau 44,58%. Pemeriksaan di lapangan pada beberapa sumur pompa diketahui bahwa terdapat meter air induk sudah tidak akurat seperti meter air yang dipasang pada sumur produksi Ngronggo. Ketidakakuratan tersebut dapat ditunjukkan dalam tabel berikut:

No.

Bulan

kapasitas pompa Jumlah Pro- lama operasi tercatat duksi (m3) (jam) hari liter/detik Normal Riil *) 86.970,00 81.845,00 78.274,00 77.648,00 77.451,00 74.667,00 78.337,00 77.469,00 79.577,00 86.087,00 81.221,00 80.854,00 960.400,00 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31 365 55,66 58,00 50,10 51,35 49,57 49,38 50,14 49,58 52,63 55,10 53,72 51,75 52,21 40 ltr/dtk 40 ltr/dtk 40 ltr/dtk 40 ltr/dtk 40 ltr/dtk 40 ltr/dtk 40 ltr/dtk 40 ltr/dtk 40 ltr/dtk 40 ltr/dtk 40 ltr/dtk 40 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk 34,56 ltr/dtk

Penyimpangan Produksi dng Perbedaan ltr/dtk % dr riil kemp pompa (m3) 21,10 23,44 15,54 16,79 15,01 14,82 15,58 15,02 18,07 20,54 19,16 17,19 17,65 61,07 67,81 44,96 48,60 43,44 42,89 45,08 43,47 52,29 59,43 55,43 49,74 51,06 53.996,54 48.771,07 53.996,54 52.254,72 53.996,54 52.254,72 53.996,54 53.996,54 52.254,72 53.996,54 52.254,72 53.996,54 635.765,76 32.973,46 33.073,93 24.277,46 25.393,28 23.454,46 22.412,28 24.340,46 23.472,46 27.322,28 32.090,46 28.966,28 26.857,46 324.634,24

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jumlah

Tabel di atas menunjukkan ketidakwajaran pembacaan produksi air oleh meter air induk dimana hasil pembacaan melebihi kemampuan normal maupun kemampuan riil berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh PDAM Kota Malang pada bulan September 2004. Adanya penyimpangan dalam pembacaan produksi air tersebut, baik laporan yang dibuat oleh Kasubag Produksi dari masing-masing sumur maupun Kepala Bagian Produksi tidak dapat dijadikan dasar perhitungan kehilangan air. Pemeriksaan di lapangan menunjukkan bahwa pembacaan produksi air oleh meter air induk tidak beraturan/berurutan (loncat-loncat). Apabila produksi dari sumur Ngronggo dihitung berdasarkan rata-rata kemampuan riil, maka jumlah produksi air menjadi sebanyak 5.041.571,87 m3 sehingga tingkat kehilangan air menjadi sebanyak 2.067.841,87 m3 atau 41,02%. Tingkat kehilangan air tersebut masih berada di atas ambang batas yang diperkenankan yaitu 20% sehingga melebihi batas toleransi sebanyak 1.059.630,33 m3 atau 21,02%. Bila jumlah kehilangan air tersebut dihitung berdasarkan harga ratarata penjualan air Tahun 2004 sebesar Rp1.394,92 maka PDAM Kota Kediri kehilangan kesempatan memperoleh pendapatan sebesar Rp1.478.099.538,93 (1.059.630,33 m3 x Rp1.394,92).

Hal tersebut tidak sesuai dengan

Instruksi Menteri Dalam Negeri

Nomor 690.149 Tahun 1985 tanggal 20 Februari 1985, tentang Usaha Mengurangi Kehilangan Air Dalam Pengelolaan Air Minum PDAM Kondisi seperti diuraikan di atas mengakibatkan Laporan Produksi Air tidak dapat dijadikan pedoman untuk menghitung harga pokok produksi serta PDAM kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan sebesar Rp1.478.099.538,93. Hal demikian terjadi karena: a. Kesengajaan Kepala Bagian Produksi (atas perintah direksi) dalam melaporkan jumlah produksi air tidak sesuai dengan produksi air yang sesungguhnya. b. Kondisi pipa transmisi, distribusi, dinas dan water meter yang banyak mengalami kerusakan. Berdasarkan permasalahan yang terjadi, manajemen PDAM Kota Kediri menjelaskan bahwa pada tahun-tahun mendatang tingkat kebocoran air akan dilaporkan senyatanya. Penyebab kebocoran air disebabkan oleh : a. Pencurian air yang dilakukan oleh pelanggan b. Meter air yang sengaja dirusak pelanggan c. Meter air yang memang rusak d. Kebocoran murni, karena penanaman pipa yang kurang dalam e. Pengurasan bak reservoir/ground f. Pengurasan lokal Untuk mengurangi permasalahan tersebut, manajemen telah melakukan upaya-upaya sebagai berikut: a. Operasi penertiban pelanggan (OPAL) b. Pengantian meter rusak c. Pembuatan zone (namun untuk upaya ini masih perlu dipertimbangkan karena investasi yang diperlukan sangat mahal)

Rekomendasi BPK-RI Kepala Bagian Produksi PDAM Kota Kediri melaporkan jumlah produksi air sesuai dengan keadaan yang senyatanya. 6. Pengelolaan Piutang Langganan Belum Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku. Piutang Usaha PDAM Kediri Tahun 2004 disajikan menurut draft Laporan Keuangan Rp1.223.748.566,00. Piutang Usaha tersebut diklasifikasikan menjadi Piutang Rekening Air dan Piutang Rekening Non Air. Piutang Rekening Air adalah tagihan air kepada pelanggan yang belum dibayar, sedangkan Piutang Rekening Non Air adalah tagihan kepada pelanggan selain air yang belum dibayar misalnya biaya pembukaan rekening baru dan denda. Piutang Rekening Air diakui pada saat rekening tagihan air diterbitkan (DRD /Daftar rekening yang akan ditagihkan). DRD diterbitkan oleh Sub Bagian Rekening di Bagian Langganan dan Pemasaran kemudian disampaikan kepada SPI (Satuan Pengawas Intern) untuk diverifikasi. Selanjutnya rekening tersebut disampaikan kepada Bagian Umum dan Keuangan untuk distempel sebagai bukti legalisasi rekening untuk kemudian disampaikan kepada Sub Bagian Penagihan untuk ditagihkan kepada pelanggan melalui dua loket yaitu Loket 1 di Kantor PDAM Kediri dan Loket 2 di Kecamatan Mojoroto. Berdasarkan hasil penjualan rekening, Sub Bagian Penagihan membuat LPP (Laporan Penerimaan Penagihan) yang disampaikan ke Sub Bagian Kas di Bagian Umum dan Keuangan. Setiap bulan Bagian Langganan dan Pemasaran membuat Laporan Hasil Penagihan dan Rekap Retur Rekening (jumlah rekening yang belum dibayar oleh pelanggan sebagai saldo piutang). Rekening yang belum dibayar oleh pelanggan disimpan di Loket 1 dan diklasifikasikan menjadi rekening yang berumur 1-5 bulan, rekening diatas 5 bulan dan rekening diputus. Berdasarkan LPP yang diterima dari Loket Sub Bagian Pembukuan dan Anggaran di Bagian Umum dan Keuangan membuat Laporan Daftar Saldo Piutang Air setiap bulan.

Pengelolaan atas Piutang Air di PDAM Kediri diketahui adanya perbedaan saldo Piutang antara catatan Sub Bagian Penagihan dan Sub Bagian Pembukuan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan pencatatan nilai DRD antara kedua bagian tersebut yang dapat dilihat pada Tabel 1. Selain itu perhitungan saldo piutang tidak berdasarkan pada jumlah fisik rekening. Perhitungan fisik rekening juga tidak dilakukan secara periodik baik setiap bulan, triwulan atau tahun, atau berdasarkan periode tertentu yang ditetapkan oleh Dewan Direksi. Tabel 1.
No. 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Bulan Loket 2 3 356.919.500 348.932.495 318.166.095 328.322.370 335.926.310 351.176.005 347.410.140 349.922.405 353.150.485 336.496.000 315.514.865 405.830.325 4.147.766.995 Jumlah Pembukuan 4 356.926.300 348.932.495 318.045.545 328.321.370 335.926.310 351.095.005 347.410.455 350.957.905 353.120.285 336.033.350 315.514.865 405.830.325 4.148.114.210 5(3-4) (6.800) 120.550 1.000 81.000 (315) (1.035.500) 30.200 462.650 (347.215) Selisih

Berdasarkan perhitungan fisik rekening yang dilakukan oleh Tim Audit BPK diketahui bahwa jumlah fisik rekening yang ada berbeda dengan jumlah saldo piutang yang disajikan di draft Laporan Keuangan PDAM Kediri Tahun 2004, perbedaan tersebut dapat dibaca pada tabel berikut ini.
No. 1 2 3

Uraian Piutang Lancar Piutang Ragu Piutang Tak Tertagih Jumlah

Hasil Cek fisik 629.018.441,00 10.758.955,00 214.975.515,00 854.752.911,00

Draft Lap. Keu 839.608.037,00 123.347.799,00 260.792.730,00 1.223.748.566,00

Selisih (210.589.596,00) (112.588.844,00) (45.817.215,00) (368.995.655,00)

Dari tabel di atas diketahui bahwa saldo piutang langganan air yang disajikan dalam Draft Laporan Keuangan PDAM Kota Kediri Tahun 2004 disajikan lebih tinggi sebesar Rp368.773.420,32 dibandingkan dengan saldo fisik rekening piutang langganan air. Selain itu juga terdapat piutang langganan Pemerintah Kota sebesar Rp44.941.150,00 sejak bulan Oktober 2003. Berdasarkan wawancara dengan Direktur PDAM Kediri bahwa piutang kepada Pemerintah Kota memang tidak ditagihkan dengan alasan karena Pemerintah Kota merupakan instansi vertikal PDAM Kediri. Namun atas hal tersebut belum ada kebijakan tertulis yang menyatakan bahwa pemakaian air oleh Pemerintah Kota diberikan reduksi atas tagihannya. Pada bulan Januari 2005 SPI melakukan perhitungan fisik rekening untuk menghitung saldo piutang Tahun 2004. Berdasarkan hasil perhitungan cek fisik tersebut terdapat saldo piutang rekening ganda sebesar Rp24.236.440,00. Piutang rekening dobel adalah rekening pelanggan yang diterbitkan ganda dalam satu bulan penagihan. Pada dasarnya rekening ganda tersebut tidak dapat ditagihkan kepada pelanggan karena telah dibayar oleh pelanggan. Dengan adanya piutang rekening ganda tersebut mengakibatkan saldo piutang langganan yang dicantumkan di Neraca menjadi disajikan lebih tinggi. Dengan demikian piutang rekening dobel tersebut harus dihapuskan baik secara administratif pembukuan maupun secara fisik untuk menghindari penyalahgunaan. Permasalahan di atas tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 1991 tentang Pedoman Sistem Akuntansi Perusahaan Daerah Air Minum tanggal 16 Pebruari 1991 Bagian I Kebijakan Akuntansi nomor 4. Penilaian Piutang yang menyatakan bahwa piutang harus disajikan dalam laporan keuangan dengan nilai tunai yang dapat direalisasi. Hal tersebut mengakibatkan : a. Saldo piutang yang disajikan di Neraca tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya dapat ditagih.

b. Berkurangnya aliran kas masuk atas tidak ditagihnya Piutang Pemerintah Kota dan berpeluang terjadinya penyalahgunaan. Permasalahan tersebut disebabkan oleh Kebijakan Direksi yang tidak membuat keputusan mengenai perhitungan saldo fisik rekening piutang dan tidak menagih Piutang Pemerintah Kota. Manajemen PDAM sependapat dengan temuan Tim BPK Perwakilan IV Yogyakarta dan akan mengambil langkah-langkah perbaikan serta mengevaluasi pengelolaan piutang langganan yaitu : 1) Atas ditemukannya saldo fisik dan tercatat selisih Rp368.773.420,32 dan rekening ganda Rp24.236.440,00 maka akan dilakukan penelusuran atas tagihan rekening ke pelanggan 2) Merekrut tenaga kontrak (pihak luar) untuk melakukan tagihan atas tunggakan yang ada sekaligus menelusuri tagihan tersebut sejak bulan Mei, dan hasil tagihannya cukup besar untuk bulan Mei 2005, hasil tagihan yang sudah tertunggak di atas 15 bulan sebesar 41 juta. 3) Mengusulkan audit investigasi (Audit Special) kepada BPK atas selisih fisik dan tercatat tersebut, karena potential loss mencapai Rp393.009.860,23. Rekomendasi BPK-RI Direktur PDAM membuat kebijakan mengenai perhitungan fisik rekening piutang secara periodik dan di masa yang akan datang melakukan komputerisasi sistem penagihan rekening.

B. Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Pengendalian Intern Pembukuan dan Penyusunan Laporan Keuangan PDAM Kota Kediri dilakukan oleh Bagian Keuangan PDAM Kota Kediri sebagai unit kerja yang melaksanakan fungsi pembukuan dan penyusunan Laporan Keuangan. Bagian Keuangan PDAM Kota Kediri telah menyusun Laporan Bulanan dan laporan tersebut telah memuat perbandingan antara anggaran dan realisasinya sehingga penyusunan laporan keuangan relatif lebih cepat. Penilaian terhadap pengendalian intern dilakukan untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan dari pengelolaan keuangan yang dikehendaki bisa tercapai. Dalam pengujian terhadap komponen-komponen pengendalian intern tersebut, hanya komponen dalam sistem pengendalian berisiko tinggi yang direview secara mendalam. Komponen Sistem Pengendalian Intern adalah sebagai berikut: 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian kepada orang-orangnya. Ia merupakan landasan bagi komponen-komponen pengendalian lainnya dengan menciptakan disiplin dan struktur Lingkungan pengendalian pada Bagian Keuangan PDAM Kota Kediri sebagai unit kerja yang melaksanakan fungsi pembukuan dan penyusunan laporan keuangan terdiri dari berbagai unsur, yaitu: a. Integritas dan nilai-nilai etika: Untuk menekankan pentingnya integritas dan nilai-nilai etika diantara para staf suatu organisasi, Kepala Bagian telah menciptakan iklim dengan memberi contoh, mengkomunikasikan kepada semua staf baik secara lisan dan tertulis bahwa semua staf memiliki tanggungjawab. b. Komitmen terhadap kompetensi: Untuk mencapai tujuan, staf telah memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif. Komitmen terhadap kompetensi ini meliputi pertimbangan tentang pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan.

c. Falsafah manajemen dan gaya operasi: Banyak karakteristik yang membentuk falsafah manajemen dan gaya operasinya, dan memiliki dampak terhadap lingkungan pengendalian. Karakteristik tersebut meliputi apa yang dilakukan atau dimiliki manajemen dalam pendekatan untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis, penekanan pada kontak-kontak informal langsung dengan atasan atau pada sistem kebijakan tertulis formal, indikator kinerja dan laporan penyimpangan, kebiasaan dan tindakan terhadap pelaporan keuangan, pemilihan prinsip akuntansi alternatif dalam mengembangkan taksirantaksiran akuntansi, serta kebiasaan dalam mengolah informasi dan fungsi akuntansi serta personalia. Falsafah manajemen pada Bagian Keuangan PDAM Kota Kediri telah menunjukkan bahwa Kepala Bagian cukup memahami adanya batasan-batasan dalam pelaksanaan Rencana Kegiatan Tahunan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penerapan prosedur dan kebijakan akuntansi terhadap pelaksanaan suatu pertanggungjawaban dilaksanakan secara konsisten, meskipun terdapat beberapa keputusan yang tidak dapat dilaksanakan karena adanya kendala-kendala tertentu. Di samping itu, pada Sub Bagian Produksi Air terdapat permasalahan yang perlu mendapat perhatian manajemen sehubungan dengan penerapan falsafah manajemen dan gaya operasi. Sub Bagian Produksi Air melaporkan jumlah air yang diproduksi tidak sesuai dengan jumlah yang senyatanya. d. Struktur Organisasi: Struktur organisasi sangat berpengaruh terhadap kemampuan suatu unit dalam memenuhi tujuannya, karena struktur organisasi memberikan kerangka menyeluruh untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan, serta pemonitoran atas kegiatan. tanggung jawab serta alur pelaporan. Susunan Organisasi dan Tata Kerja PDAM Kota Kediri dituangkan berdasarkan Keputusan Walikota Kediri Nomor 154 Tahun Pengembangan struktur organisasi untuk suatu unit menyangkut perumusan kewenangan dan

1993 tanggal 4 Maret 1993 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kediri. PDAM Kota Kediri dapat digolongkan sebagai PDAM Tipe B, karena jumlah pelanggan aktif sampai dengan akhir Tahun 2003 berjumlah 11.326 pelanggan. Sebagai PDAM bertipe B, berdasarkan Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi PDAM, Struktur Organisasi yang ditetapkan adalah terdiri dari: 1) Satu Direktur 2) Tiga Kepala Bagian yang membidangi : a) Bagian Administrasi dan Keuangan b) Bagian Teknik c) Bagian Hubungan Langganan 3) Masing-masing Bagian dapat memiliki maksimal 5 Sub Bagian/Seksi (jadi jumlah maksimal Sub Bagian/Seksi adalah 15 orang). Berdasarkan pengamatan, Struktur Organisasi pada PDAM Kota Kediri sampai dengan 31 Desember 2004 terdiri dari: 1) Tiga orang Direksi, yaitu Direktur Utama, Direktur Umum dan Direktur Teknik. 2) Satuan Pengawas Intern 3) Delapan Kepala Bagian, yaitu a) Kepala bagian Produksi b) Kepala Bagian Distribusi c) Kepala Bagian Perencanaan Teknik, d) Kepala Bagian Peralatan Teknik e) Kepala Bagian Umum, f) Kepala Bagian Keuangan g) Kepala Bagian Langganan h) Kepala Satuan Pengendalian Intern. 4) 18 Kepala Sub Bagian/Seksi Secara umum struktur organisasi PDAM Kota Kediri berbeda dengan struktur organisasi berdasar Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun 2000, namun dalam pelaksanaan tugas, cukup

mendukung lingkungan pengendalian pada pelaksanaan dan prosedur pengendalian. Hal ini terjadi karena atasan langsung hanya membawahi 2 sampai 3 orang staf dan telah melakukan monitoring dan pengendalian secara efektif. Namun demikian, Satuan Pengawas Intern belum dapat melaksanakan tugasnya secara efektif karena permasalahan yang disampaikan oleh Satuan Pengawas Intern tidak segera ditindaklanjuti unit kerja terkait. e. Penetapan kewenangan dan tanggungjawab: Perumusan kewenangan dan tanggungjawab menyangkut tentang bagaimana dan kepada siapa kewenangan dan tanggungjawab diberikan. Adanya perumusan kewenangan dan tanggung jawab akan membuat setiap individu mengetahui bagaimana tindakannya berkaitan dengan pihak lain dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan, untuk hal apa masing-masing individu harus bertanggung jawab. Penetapan kewenangan dan tanggung jawab ini telah dituangkan dalam Keputusan Walikota Kediri Nomor 154 Tahun 1993 tanggal 4 Maret 1993 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Kota Kediri. Dalam Keputusan ini telah ditetapkan wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit kerja. Setiap pegawai pada Bagian Keuangan telah diberi wewang dan tanggung jawab sesuai tugasnya masing-masing. f. Kebijakan dan praktik dibidang sumber daya manusia: Efektif tidaknya struktur pengendalian intern akan sangat bergantung kepada kebijakan dan praktik tentang sumber daya manusia yang dianut, yang akan diharapkan, nilai-nilai etika, dan kompetensi. Praktik yang sehat mengenai hal ini menyangkut kebijakan rekruitmen yang baik, serta proses screening dalam pengangkatan karyawan, orientasi pegawai baru terhadap kultur perusahaan dan sifat operasi perusahaan, kebijakan pelatihan, tindakan-tindakan pendisiplinan atas pelanggaran, dan promosi berdasarkan kinerja yang lalu. Pengamatan yang dilakukan pada pada Bagian Keuangan PDAM Kota Kediri menunjukkan bahwa sumber daya manusia yang ada telah

cukup untuk melakukan tugas dan kewajiban berdasarkan tanggung jawabnya, dan telah dilakukan peningkatan kemampuan melalui pendidikan dan pelatihan. 2. Perhitungan Risiko Perhitungan resiko adalah mengidentifikasi resiko internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan dan bagaimana mengelola resiko tersebut. Berkaitan dengan perhitungan resiko, pihak manajemen puncak perlu memperhatikan permasalahan resiko internal yaitu resiko keuangan. Perhitungan resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko suatu organisasi berkenaan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Perhitungan resiko oleh Kepala Bagian Keuangan telah mencakup pertimbangan khusus untuk resiko yang bisa muncul akibat perubahanperubahan yang terjadi, seperti adanya transaksi-transaksi baru yang prosedur akuntansinya belum begitu dipahami, perubahan standar akuntansi, perubahan undang-undang dan peraturan, revisi atas sistem, atau digunakannya teknologi baru dalam pengolahan informasi, sehingga pengolahan informasi dan fungsi pelaporan diharapkan berjalan dengan lancar. Sehubungan dengan perhitungan resiko, manajemen puncak diharapkan mengkaji kembali kebijakan mengenai penundaan pembayaran angsuran pinjaman yang telah jatuh tempo. Disamping itu, salah satu perubahan yang telah dilakukan oleh manajemen PDAM Kota Kediri adalah komputerisasi (sistem informasi) pelayanan pelanggan dan pemrosesan laporan keuangan. Akan tetapi, sampai dengan 31 Desember 2004 sistem informasi tersebut belum difungsikan. 3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan. Kebijakan dan prosedur tersebut membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan. Aktivitas

pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi. Aktivitas pengendalian atas pelaksanaan tugas telah dilakukan untuk empat situasi berikut: a. Tanggungjawab untuk melaksanakan suatu transaksi, pencatatan transaksi, dan penyimpanan hasil dari transaksi tersebut telah diberikan kepada orang yang berbeda atau bagian yang berbeda. b. Berbagai tahapan yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu transaksi telah dilakukan oleh orang atau bagian yang berbeda, c. Tanggungjawab untuk pengoperasian akuntansi tertentu telah dipisahkan d. Telah diadakan pembagian tugas yang memadai pada bagian pengolahan data elektronik dengan bagian lain. Penelaahan terhadap aktivitas pengendalian yang diterapkan pada PDAM Kota Kediri menunjukkan bahwa aktivitas pengendalian belum berjalan secara efektif. Hal itu terlihat masih adanya bantuan dari Pemerintah Kota Kediri tahun anggaran 2003 yang belum dicatat sampai per 31 Desember 2004 dan penyajian laporan keuangan tidak didahului dengan penghitungan fisik persediaan (bahan instalasi dan piutang air). 4. Informasi dan Komunikasi Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode, catatancatatan pula yang digunakan untuk dan mengidentifikasi, kondisi, dan menggabungkan, menyelenggarakan menganalisis, menggolongkan, mencatat, dan melaporkan transaksi termasuk kejadian-kejadian pertanggungjawaban atas aktiva dan kewajiban yang bersangkutan Komunikasi menyangkut pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggungjawab masing-masing individu berkenaan dengan struktur pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Sistem akuntansi harus menghasilkan alur audit (audit trail) atau alur transaksi (transaction trail) yang lengkap untuk setiap transaksi. Pengamatan yang dilakukan pada PDAM Kota Kediri menunjukkan bahwa sistem informasi dan komunikasi pada umumnya telah diupayakan agar berjalan dengan baik, namun belum efektif. Hal itu terlihat masih adanya

penyajian saldo dalam draft laporan keuangan yang tidak wajar seperti saldo piutang air dan saldo aktiva tetap yang tidak sesuai dengan fisik senyatanya. 5. Pemonitoran Pemonitoran adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern sepanjang masa. Hal ini menyangkut penilaian tentang rancangan dan pelaksanaan operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk menentukan bahwa SPI telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa modifikasi yang diperlukan karena adanya perubahan kondisi telah dilakukan. Fungsi monitoring ini pada PDAM Kota Kediri diserahkan kepada Satuan Pengawas Intern yang secara garis besar mempunyai tanggung jawab menilai atas sistem pengendalian manajemen dan pelaksanaannya, melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap administrasi keuangan dan material secara tepat, dan melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap permasalahan pegawai. Berdasarkan pengamatan pada PDAM Kota Kediri, fungsi ini telah berjalan dengan dibentuknya Satuan Pengawas Intern. Pemonitoran yang dilakukan Satuan Pengawas Intern antara lain evaluasi terhadap produksi dan distribusi air serta pengelolaan piutang langganan. Akan tetapi, Satuan Pengawas Intern belum secara optimal melakukan evaluasi terhaedap pengelolaan persediaan bahan instalasi sehingga manajemen tidak dapat segera melakukan pembenahan. Di samping itu, pemonitoran atas kebijakan yang diambil manajemen PDAM Kota Kediri dilakukan Badan Pengawas PDAM. Pemonitoran dilakukan terhadap seluruh kebijakan manajemen, dievaluasi dalam rapat Badan Pengawas dan disampaikan hasilnya kepada manajemen berupa rekomendasi-rekomendasi.

You might also like