You are on page 1of 16

TUGAS HUMANIORA DAN FILSAFAT ILMU

Dosen : Meti Megawati, SST, MPH

Disusun Oleh : Azizah Amini Dita Eka Mardiani Gina Yulianur Heni Ibda Binafsika Kurniawati Saumi Wulansari Titim Adrianingsih

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA JURUSAN D IV KEBIDANAN KLINIK TASIKMALAYA 2012

TUGAS HUMANIORA DAN FILSAFAT ILMU

PERTANYAAN 1. Apa yang saudara ketahui tentang pengetahuan, dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan tersebut ? 2. Apa yang dimaksud dengan istilah metode, metodik, metodologi, dan metodologi riset? 3. Jelaskan ciri-ciri metode ilmiah? 4. Apa yang dimaksud dengan berpikir ilmiah? 5. Sebutkan dan Jelaskan sasaran dalam penelitian? 6. Apa yang dimaksud dengan berpikir deduktif dan ibduktif, dan berikan contohnya! 7. Apa fungsi penyusunan kerangka pemikiran? 8. Apa yang dimaksud dengan penelitian ilmiah? 9. Jelaskan perbedaan pendekatan ilmiah dengan non ilmiah dan berikan contohnya!

JAWABAN
1. Apa yang saudara ketahui tentang pengetahuan, dan bagaimana cara memperoleh pengetahuan tersebut ? a. Pengetahuan (knowledge) adalah kebiasaan, keahlian/kepakaran, keterampilan, pemahaman, atau pengertian yang diperoleh dari pengalaman, latihan atau melalui proses belajar. Disebut pula dengan informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki yang lantas melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan, maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi untuk menindak. Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. b. Cara memperoleh pengetahuan : Menurut Notoatmodjo (2005) cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua : 1. Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperolah kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah, atau

metode

penemuan

sistematik

dan

logis.

Cara-cara

penemuan

pengetahuan pada periode ini meliputi : a) Cara coba salah (trial and error) Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba-salah/coba-coba. b) Cara kekuasaan atau otoritas Sesuatu diterima sebagai kebenaran karena sumbernya

mempunyai otoritas untuk itu. Bahwa alam semesta adalah ciptaan Allah diterima sebagai suatu kebenaran karena sumbernya adalah Alkitab. Pernyataan dari seorang tokoh tertentu juga diterima sebagai kebenaran karena is mempunyai keahlian di bidang itu. Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaankebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaankebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Misalnya, mengapa harus ada upacara selapanan dan turun tanah pada bayi, mengapa ibu yang sedang menyusui harus minum jamu, mengapa anak tidak boleh makan telur dan sebagainya. Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat

berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. c) Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman adalah guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Golongan empirisme memiliki pandangan bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman. Hal ini dapat kita lihat seperti dalam masalah berikut. Bagaimana kita mengetahui api itu panas? Maka, seseorang empirisme akan berpandangan bahwa api itu panas karena memang dia mengalaminya sendiri dengan menyentuh api tersebut dan memeperoleh pengalaman yang kita sebut panas. Dengan kata lain, dengan menggunakan alat inderawi peraba kita akan memperoleh pengalaman yang menjadi pengetahuan kita kelak. John Locke, Bapak Empirisme Britania, mengatakan bahwa pada waktu manusia dilahirkan akalnya merupakan sejenis buku catatan yang kosong (tabula rasa) dan di dalam buku catatan itulah dicatat pengalaman-pengalaman inderawi. Menurut Locke, seluruh sisa pengetahuan kita diperoleh dengan jalan menggunakan serta memperbandingkan ide-ide yang diperoleh melalui penginderaan serta refleksi yang pertama-tamadan sederhana tersebut. Ia memendang akal sebagai sejenis tempat penampungan, yang secara pasif menerima hasil-hasil penginderaan tersebut. Ini berarti semua pengetahuan kita betapapun rumitnya dapat dilacak kembali sampai kepada pengalaman-pengalaman inderawi yang pertama-tama. Apa

yang tidak dapat atau tidak perlu dilacak kembali secar demikian itu bukanlah pengetahuan mengenai hal-hal yang faktual. d) Rasionalisme Rasionalisme berpendirian bahwa sumber pengetahuan terletak pada akal. Bukan karena rasionalisme mengingkari pengalaman, melainkan pengalaman paling-paling dipandang sebgai jenis

perangsang bagi pikiran. Para penganut rasionalisme yakin bahwa kebenaran dan kesesatan terletak di dalam ide kita dan bukannya di dalam diri barang sesuatu. Jika kebenaran (pengetahuan) mengandung makna mempunyai ide yang sesuai dengan atau menunjuk kepada kenyataan, maka kebenaran hanya dapat ada di dalam pikiran kita dan hanya dapat diperoleh dengan akal budi saja. Seorang penganut rasionalisme tidaklah memendang pengalaman sebagai hal yang tidak mengandung nilai. Bahkan sebaliknya, ia mungkin mencari

pengalaman-pengalaman selanjutnya sebagai bahan pembantu atau sebagai pendorong dalam penyelidikannya untuk memperoleh kebenaran. Dan mungkin akan mengadakan pembedaan antara pengetahuan dengan pendapat. Pengetahuan merupakan hasil kegiatan akal yang mengolah hasil tangkapan yang tidak jelas yang timbul dari indera kita, ingatan atau angan-angan kita. e).Keteguhan (tenacity). Dengan metode ini orang menerima suatu kebenaran karena merasa yakin akan kebenarannya. Unsur keyakinan berperan dalam metode ini. Bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah, dan bukan berasal dari monyet, diterima sebagai kebenaran karena keyakinan agama. f). Fenomenalisasi Ajaran Kant Menurut Kantpengetahuan diperoleh tergantung pada macam pengetahuan itu sendiri. Ia membedakan empat macam pengetahuan sebagai berikut:

1. pengetahuan analitis apriori 2. pengetahuan sintesis a priori 3. pengetahuan analitis a posteori 4. pengetahuan sintesis a posteori. Pengetahuan aproiri merupakan pengetahuan yang tidak tergantung pada adanya pengalman atau yang ada sebelum pengalaman. Pengetahuan a posteriori terjadi sebagai akibat pengalaman.

Pengetahuan analitis merupakan hasil analisa. Pengetahuan sintesis merupakan hasil keadaan yang memeprsatukan dua hal yang biasanya terpisah. Maka pengetahuan yang dihasilkan oleh analisa terhadap unsur-unsur yang apriori disebut pengetahuan analitis a priori. Pengetahuan sintesis a priori dihasilkan oleh penyelidikan akal terhadap bentuk-bentuk pengalamnnya sendiri dan penggabungan unsur-unsur yang tidak saling bertumpu. Misalnya, 3+2 = 5 merupakan contoh pengetahuan semacam itu. Kant yankin bahwa sebagian besar kebenaran-kebenaran matematika bersifat semacam itu. Pengetahuan sintesis a posteriori diperoleh setelah ada pengalaman. Pengetahuan ini merupakan bentuk pengetahuan empiris yang lazim. g). Intutisionalisme Dalam intutisionalisme mengenal dua ungkapan pengetahuan mengenai(knowledge about) dan pengetahuan tentang(knowledge of). Pengetahuan mengenai dinamakan pengetahuan diskursif atau pengetahuan simbolis, dan pengetahuan ini ada perantaranya. Pengetahuan diskursif ini diperoleh melalui penggunaan simbol-simbol yang mencoba mengatakan kepada kita mengenai sesuatu dengan jalan berlakuk sebagai terjemahan bagi sesuatu itu. Ini tergantung pada pemikiran dari suatu sudut pandangan atau suatu kerangka acuan dan pelukisan kejadian yang berhubungan dengan sudut pandangan serta kerangka acuan tersebut. Dengan cara demikian kita memeperoleh pengetahuan mengenai suatu segi tetapi tidak pernahmengenai kejadian itu seluruhnya.

Pengetahuan tentang yang disebut pengetahuan langsung atau intuitif diperoleh secara langsung tanpa perantara. Hanya dengan mengguanakan intuisi kita dapat memperoleh pengetahuan tentang kejadian, suatu pengetahuan langsung yang mutlak dan bukannya pengetahuan yang nisbi atau yang ada perantaranya. Intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis yang pada dasarnya bersifat analisis dan memberikan kepada kita keseluruhan yang bersahaja yang mutlak tanpa sesuatu ungkapan, terjemahan atau penggambaran secara simbolis. 2. Cara modern Cara baru atau cara modern dalam memperoleh pengetahuan lebih sistematis, logis dan alamiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer disebut metodologi penelitian yaitu dengan mengembangkan metode berfikir induktif. Metode ilmiah merupakan prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah untuk memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah ada. Jadi, ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa yang dinamakan metode ilmiah. Seperti diketahui, berpikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan. Metode ilmiah merupakan ekspresi menegnai cara bekerja pikiran. Dengan cara bekerja ini maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang diminta oleh pengetahuan ilmiah, yaitu sifat rasional dan teruji yang memungkinkan tubuh pengetahuan yang disusunnya merupakan

pengetahuan yang diandalkan. Pola umum tata langkah dalam metode ilmiah mencakup penentuan masalah, perumusan dengan sementara, pengumpulan data, perumusan kesimpulan dan verivikasi.

2. Apa yang dimaksud dengan istilah metode, metodik, metodologi, dan metodologi riset? a. Metode adalah Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Ananda Santoso dan A.R. Al Hanif, 2001 : 254) Cara yang telah terpikir baik-baik dan teratur untuk mencapai sesuatu maksud (dalam ilmu pengetahuan

dan sebagainya).Metode adalah setiap prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Metode merupakan suatu prosedur atau cara dengan langkah-langkah yang sistematis (seni). b. Metodik adalah Pengetahuan tentang metode atau cara mengajar. Dikdatik metodik, dari bahasa yunani, didskein yang berarti mengajar, adalah suatu metoda yang mengikuti pendekatan atau gaya yang konsisten untuk berhubungan dengan pikiran. c. Metodologi berasal dari bahasa Yunani metodos, kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melalui atau melewati dan hodos yang berarti jalan atau cara. Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Metodologi adalah ilmu-ilmu/cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran menggunakan penelusuran dengan tata cara tertentu dalam menemukan kebenaran, tergantung dari realitas yang sedang dikaji. Ilmu terdiri atas lima prinsip: 1. keteraturan (orde) 2. sebab-musabab (determinisme) 3. kesederhanaan (parsimoni) 4. pengalaman yang dapat diamati (empirisme) Dengan prinsip-prinsip yang demikian maka ada banyak jalan untuk menemukan kebenaran. Metodologi adalah tata cara yang menentukan proses penelusuran apa yang akan digunakan. Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal urutan langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri Ilmiah. Metodologi juga dapat dipandang sebagai bagian dari logika yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat. Jika kita membicarakan metodologi maka hal yang tak kalah pentingnya adalah

asumsi-asumsi yang melatarbelakangi berbagai metode yang dipergunakan dalam aktivitas ilmiah. Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah pendirian atau sikap yang akan dikembangkan para ilmuwan maupun peneliti di dalam kegiatan ilmiah mereka d. Metodologi penelitian (riset) adalah tata cara yang lebih terperinci mengenai tahap-tahap melakukan sebuah penelitian. Mengungkapkan cara teknis tentang metode yang digunakan dalam penelitian. Membahas konsep teoritis berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya.

3. Jelaskan ciri-ciri metode ilmiah? Metode Ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan atau ilmu pengetahuan. Merupakan pengkajian peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah. Metode ilmiah membuat pengetahuan menuju kepada pengetahuan ilmiah yang rasional dan teruji kebenarannya secara empirik sehingga dapat dipercaya. Ciri-ciri Metode Ilmiah Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah. Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula. Bersifat konseptual, artinya proses konsep dan penelitian dijalankan dengan agar hasilnya dapat

pengembangan

teori

dipertanggungjawabkan. Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

4. Apa yang dimaksud dengan berpikir ilmiah? Berpikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal, empiris: Dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan. (Hillway,1956). Berpikir ilmiah adalah menggunakan akal budi untuk

mempertimbangkan, memutuskan, mengembangkan dsb. secara ilmu pengetahuan (berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengethuan. Atau

menggunakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. (uripsantoso.wordpress.com) (Menurut Salam (1997:139) berpikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untuk menemukan/ mendapatkan ilmu. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.( Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah, 2006:118) Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/ pengembangan pikiran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah,yang sudah ada (Eman Sulaeman) Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sasaran tertentu secara teratur dan cermat (Jujun S. Suria Sumantri, 1984) Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang di dasarkan pada logika deduktif dan induktif (Mumuh mulyana Mubarak, SE)

5. Sebutkan dan Jelaskan sasaran dalam penelitian? Sasaran dalam penelitian adalah Pernyataan yang lebih spesifik dan bersifat operasional, yang diturunkan dari Tujuan Penelitian, sehingga bisa jadi lebih dari satu. Merupakan objek atau target yang akan kita teliti. Sesuatu yang menjadi tujuan dalam penelitian. Dalam hal ini kaitannya dengan

Masalah Objek Proses penyelesaiannya Tujuan

6. Apa yang dimaksud dengan berpikir deduktif dan induktif, dan berikan contohnya! a. Penjelasan Deduktif : penjelasan dengan cara berpikir untuk memahami suatu gejala dengan menarik kesimpulan secara logis dari premis-premis yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan halhal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. metode deduksi bergerak dari hal hal yang bersifat umum (universal) kemudian atas dasar itu ditetapkan hal hal yang bersifat khusus. Deduksi merupakan suatu cara penalaran dengan menggunakan kriteia atau suatu keyakinan tertentu untuk mendapatkan suatu kesimpulan kasus khusus atu spesifik. Sebuah pernyataan yang dianggap mewakili sebuah kebenaran atau setidaknya sesuatu yang dianggap benar yang memiliki implikasi tertentu yang dapat diturunkan menjadi sebuah atau beberapa buah pernyataan yang lebih spesifik dan khusus, merupakan pertimbangan nilai (value judgement) yang berisi satu atau lebih premis menjelaskan cara yang seharusnya ditempuh. Contohnya berpikir deduktif : a. Semua manusia bisa mati b. Socrates adalah manusia c. Jadi, Socrates bisa mati Contoh lain : Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial. b. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.generilisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Metode Induksi adalah suatu cara penganalisaan ilmiah yang bergerak dari hal hal yang bersifat khusus (individu) menuju kepada hal yang besifat umum (universal).Jadi cara induksi dimulai dari penelitian tehadap kenyataan khusus satu demi satu kemudian diadakan generalisasi dan abstraksi lalu diakhiri dengan kesimpulan umum. Metode induksi ini memang paling banyak digunakan oleh ilmu pengetahaun, utamanya ilmu pengetahuan alam, yang dijalankan dengan cara observasi dan eksperimentasi. Jadi metode ini berdasarkan kepada fakta fakta yagn dapat diuji kebenarannya. Contoh berpikir induktif : Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai. Jika dipanaskan, logam memuai. Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup. Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.

7. Apa fungsi penyusunan kerangka pemikiran? Fungsi penyusunan kerangka pemikiran adalah 1. Memberi kerangka pemikiran bagi penelitian 2. untuk memperoleh kesimpulan dari hasil penyelesaian suatu permasalahan. 3. Membantu peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian; 4. Memberikan landasan yang kuat dalam menjelaskan dan memaknai data dan fakta; 5. Mendudukkan permaslahan penelitian secara logis dan runtut; 6. Membantu dalam membangun ide-ide yg diperoleh dari hasil penelitian; 7. Memberikan acuan dan menunjukkan jalan dalam membangun kerangka pemikiran;

8. Memberikan dasar-dasar konseptual dlm merumuskan difinisi operasional; 9. Membantu mendudukkan scr tepat dan rasional dalam mensitesis dan mengintegrasikan gagasannya.

8. Apa yang dimaksud dengan penelitian ilmiah ? Penelitian ilmiah adalah Penelitian ilmiah adalah rangkaian pengamatan yang sambung menyambung, berakumulasi dan melahirkan teori-teori yang mampu menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena.Penelitian ilmiah sering diasosiasikan dengan metode ilmiah sebagai tata cara sistimatis yang digunakan untuk melakukan penelitian. Penelitian ilmiah juga menjadi salah satu cara untuk menjelaskan gejala-gejala alam. Adanya penelitian ilmiah membuat ilmu berkembang, karena hipotesishipotesis yang dihasilkan oleh penelitian ilmiah seringkali mengalami retroduksi.

9. Jelaskan perbedaan pendekatan ilmiah dengan non ilmiah dan berikan contohnya ! a. pendekatan ilmiah, yang mengandung sifat: Perumusan masalah jelas dan spesifik Masalah merupakan hal yang dapat diamati dan diukur secara empiris Jawaban permasalahan didasarkan pada data Proses pengumpulan dan analisis data, serta pengambilan keputusan berdasarkan logika yang benar Kesimpulan yang didapat siap/terbuka untuk diuji oleh orang lain

contoh : - Penggunaan metode ilmiah - menyusun sebuah kamus yang benar-benar lengkap sehingga bisa disebut sebagai kamus lengkap. - Rida sakit perut lalu rida periksa ke dokter, tes laboratorium, kesimpulan : rida keracunan. b. Pendekatan non ilmiah, yang mengandung sifat: Perumusan masalah yang kabur atau abstrak

Masalah tidak selalu diukur secara empiris dan dapat bersifat supranatural/dogmatis Jawaban tidak diperoleh dari hasil pengamatan data di lapangan Keputusan tidak didasarkan pada hasil pengumpulan data dan analisis data secara logis Kesimpulan tidak dibuat untuk diuji ulang oleh orang lain

Contoh : Rida sakit perut, lalu rida pergi ke dukun untuk penyembuhan. Kesimpulan : rida kena guna-guna dari teman atau musuhnya.

DAFTAR PUSTAKA
Notoadmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta Rineka cipta. Prawihardjo, Sarwono.2007.ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Reka. 2010. Prinsip metodologi penelitian ilmiah. Tersedia dalam : http://www.diskusiskripsi.com/2009/10/prinsip-metodologi-penelitianilmiah.html. Diakses pada tanggal : 28 Mei 2012. Yunus. 2012. Ciri Karangan Ilmiah. Tersedia dalam : http://binakubinamu.blogspot.com/2011/03/ciri-karangan-ilmiah.html. Diakses
pada tanggal : 27 Mei 2012.

Riya. 2011. Metode penelitian. Tersedia dalam : http://mitoyono.blogspot.com/2010/12/makalah-metode-penelitian-bab-i.html.


Diakses pada tanggal : 28 Mei 2012.

Kasmir. 2010. Berpikir Ilmiah. Tersedia dalam : http://www.belajarkonseling.com/berita-145-definisi-berpikir-ilmiah.html. Diakses


pada tanggal : 28 Mei 2012.

Wikipedia.

2012

Tersedia

dalam

http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran#Metode_induktif. Diakses pada tanggal : 28 Mei 2012.

You might also like