You are on page 1of 79

EKSIS

Jurnal riset ekonomi dan bisnis

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi


(STIE) PGRI Dewantara
Jombang

VOL III Nomor 2 Juni 2008


JURNAL EKSIS
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
PGRI DEWANTARA JOMBANG
VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

DAFTAR ISI

Rachyu Purbowati Peranan Sosial dan Ekonomi Auditing Dalam


Peningkatan Good Corporate Governance (GCG)

Dina Eka Shofiana Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat


Dalam Keputusannya Menjadi Nasabah Di Perum
Pegadaian Syari'ah Sidoarjo.

Nurdiana Evaluasi Atas Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban


Sebagai Dasar Penilaian Prestasi Departemen Produksi Pada
Perusahaan Rokok PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco
Pasuruan”

Wiwin Indahyani Hubungan Antara Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai


Rita Mutiarni Pada PT. Suzuki Finance Indonesia Cabang Surabaya “

Dwi Ermayanti S Pengaruh Pengumuman Deviden Terhadap Return Saham


Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

Siti Zuhroh Analisis Perilaku Konsumen Dalam Melakukan Pembelian


Agung Budi Produk Furnitur B-Stylish di Toko Prambanan Jombang

Abd. Rohim Studi Perilaku Konsumen Produk Furniture Di Jombang

Yuniep Mujati S Analisis Ratio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Pada


Perusahaan Automotive And Allied Products Di Bursa Efek
Indonesia
KATA PENGANTAR

Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis EKSIS Volume III Nomor 2, Juni 2008, yang diterbitkan oleh
STIE PGRI Dewantara Jombang hadir dengan memuat sejumlah artikel pilihan, baik artikel konseptual
maupun artikel laporan hasil penelitian.
Jurnal EKSIS ini dapat terbit karena adanya komitmen pemimpin STIE PGRI Dewantara
Jombang dan kerjasama berbagai pihak, untuk itu ucapan terima kasih kami sampaikan. Penulis artikel
dalam terbitan kali ini tidak hanya dari kalangan internal maupun eksternal. Semoga misi utama jurnal ini
sebagai media informasi dan komunikasi dapat tercapai.
Semoga kehadiran jurnal ini bermanfaat bagi kita semua.

Jombang, 2008
Ketua Jurnal Riset Ekonomi dan Bisnis
EKSIS
Peranan Sosial dan Ekonomi Auditing Dalam
Peningkatan Good Corporate Governance (GCG)

Rachyu Purbowati

Abstract
Financial information presented as the company can not be trusted as such by the community because of
the inherent privacy interest in the report. So that the community requires that independent third parties
that act as "disease" that will review the fairness, truth, to accurate information to the public.
This is important to protect the public from information that is not true or false about the company.
Usually they are given, or believed by the public trust to do this function is a public accountant or
independent accountants who manage and control is also done by the public either through the
government, particular institutions, organizations, communities,
professions. In fact in this context the independent accountants have the implicit "social contract" with
society. Provide greater confidence in public accountants to represent to the review and provide a report
to the public testimony on the information reported

Pendahuluan

Peran akuntan independent dalam penegakan perusahaan multinasional. Tidak terasa pemerintah,
Corporate governance sangat besar. Namun, peran masyarakat bahkan pola fikir kita juga sudah
tersebut tidak akan berjalan bila tidak didukung dipengaruhi oleh cara berfikir kapitalis yang
governance dari profesi akuntan dan kemauan dari menguasai perusahaan multinasional itu. Perusahaan
manajemen perusahaan atas terpenuhinya ini tentu harus juga memiliki tanggungjawab kepada
independensi dan transparasi. Sebaliknya peran masyarakat sehingga dia harus meminimalkan
akuntan hanya menjadi suatu kepatuhan yang munculnya social cost dan memaksimalkan
dipenuhi karena undang-undang tapi tidak memberi munculnya social benefit. Salah satu media
nilai tambah bila opini yang diberikan tidak dapat pertanggungjawaban perusahaan kepada masyarakat
diandalkan oleh publik. Dengan peran yang penuh, adalah melalui laporan keuangan. Laporan keuangan
akuntan independent tidak lagi menjadi kambing ini disusun dengan menggunakan standar akuntansi
hitam bagi keraguan publik bahwa kegagalan suatu yang ditetapkan oleh suatu lembaga resmi baik
perusahaan disebabkan oleh kekurangan yang tidak pemerintah maupun organisasi profesi. Standar ini
terdeteksi oleh akuntan tapi karena kesalahan dalam disusun bukan hanya memperhatikan kepentingan
pengambilan keputusan bisnis. perusahaan, pemilik, investor tetapi juga kepentingan
Erik (2005) Akuntan independent memegang pemerintah dan masyarakat. Maka itu auditing tidak
peranan penting dengan alasan : Agency Theory, terlepas pada lingkungan
pihak yang berkepentingan dalam transaksi keuangan Laporan keuangan selaku informasi yang
dan bisnis sangat komplek, interaksi antara agen dan disajikan perusahaan tidak bisa dipercaya begitu saja
prinsipan terkadang saling bertentangan. Moral oleh masyarakat karena kepentingan pribadinya yang
hazard, manajemen sebagai pengelola perusahaan melekat dalam laporan itu. Sehingga masyarakat
memiliki kepentingan yang tidak selalu selaras membutuhkan pihak ketiga yang independent yang
dengan pemilik perusahaan, penyalahgunaan berfungsi selaku “penyakit” yang akan memeriksa
wewenang, ataupun penggelapan dalam dalam kewajaran , kebenaran, ke akuratan informasi yang
perusahaan kerap dilakukan. disampaikan kepada masyarakat. Hal ini penting
Tidak dapat disangkal auditing tidak dapat untuk melindungi masyarakat dari informasi yang
terlepas dari lingkungan dan masyarakat dan tidak tidak benar atau palsu tentang perusahaan itu. Padahal
dapat disangkal pula bahwa secara tidak langsung informasi ini sangat mempengaruhi perilaku
dunia saat ini dikuasai oleh konglomerat atau masyarakat yang membaca nya.
Biasanya mereka yang diyakini atau diberi

Rachyu Purbowati, Dosen STIE PGRI Dewantara Jombang

3
4 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

kepercayaan oleh masyarakat untuk melakukan fungsi 3. Menberikan keyakinan terhadap masyarakat
ini adalah akuntan publik atau akuntan independent tentang opini yang dibuat oleh seorang auditor
yang mengatur dan pengawasannya juga dilakukan 4. Memberikan kontribusi untuk masyarakat dalam
oleh masyarakat baik melalui pemerintah, lembaga menilai auditor supaya lebih baik lebih
tertentu, organisasi, masyarakat, profesi maupun independen.dan lebih dipercaya.
gabungannya. Pengawasan ini penting karena fungsi
ini melayani masyarakat. Sebenarnya dalam konteks Pembahasan
ini akuntan independent secara implisit memiliki Peran Ekonomi Auditing
“social contract” dengan masyarakat. Masyarakat Hubungan manusia menghasilkan keputusan-
memberikan kepercayaan besar terhadap akuntan keputusan dan tindakan-tindakan ekonomi,
untuk mewakili nya memeriksa dan memberikan bagaimanapun, mencakup beberapa urutan doubt,
laporan kepada masyarakat atas kesaksiannya pada uncertainty, verification, assurance dan comfort yang
informasi yang dilaporkan. Oleh karenanya profesi ini ditunjukkan dalam konteks sosial. Banyak dari
tidak akan eksis jika masyarakat tidak menaruh aktivitas manusia yang dikembangkan dalam
kepercayaan terhadapnya. Jika akuntan publik ini masyarakat dapat diobsevasi konsekuensi
masih ingin dihargai oleh masyarakat maka ia harus ekonominya. Hubungan yang ditetapkan manusia
dapat meyakinkan masyarakat bahwa ia dapat pada tingkat individual atau organisasional secara
dipercaya. Tingkat kepercayaan ini merupakan modal bentuk menghasilkan pengaruh yang dapat
utama profesi akuntansi. diidentifikasi dan bentuk pengukuran manfaat
Peran sosial bagi corporate auditing juga ekonomi dan dikaitkan dengan biaya.
harus diletakkan pada konteks yang lebih luas Peran ekonomi auditor adalah bertindak
terhadap isu–isu umum tata kelola corporate, sebagai agen lebih lanjut untuk pemilik (dan mungkin,
berbagai mekanisme organisasional yang ada secara kelompok lain) dalam situasi dimana ada insentif
eksternal dan internal untuk mengawasi dan kontrak untuk melengkapi seperti suatu audit (Antle,
mengendalikan entitas corporate dan manajemennya. 1982). Keberadaan Audit membantu dalam
Para akuntan kritis membantah bahwa laporan sosial menghindari konflik kontraktual potensial antara
dan lingkungan akan meningkatkan transparansi dan manajemen entitas dan pemiliknya dan kepentingan
tanggungjawab, yang pada gilirannya akan eksternal lain yang akan dirugikan secara ekonomi.
mendorong kearah meningkatnya kendali demokratis Peran ekonomi dari auditing merupakan salah satu
(Gray, 1998). Sudut pandang ini tidak menyatakan satu penyampaian Wallace ( 1985) dalam konteks
bahwa auditing mungkin benar-benar mengendalikan teori agen dalam lingkungan yang tak diatur dan yang
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi diatur. Dia menguraikan audit berfungsi sebagai suatu
pokok permasalahan adalah : layanan ekonomi, dan membantah arti penting
1. Bagaimana menilai laporan keuangan selaku historisnya atas dasar pengamatan akan
informasi yang disajikan perusahaan bisa keberadaannya dari waktu ke waktu dalam
dipercaya oleh masyarakat. lingkungan ekonomi yang tidak diatur. Argumentasi
2. Bagaimana menilai akuntan publik yang Wallace mempunyai kaitan dengan peran ekonomi
independen yang bisa dipercaya oleh masyarakat. auditing dari perspektif kepentingan diri peserta
3. Bagaimana menilai opini auditor yang bisa dalam perilaku ekonomi yang terorganisir. Dia juga
dipercaya oleh masyarakat. mengartikulasikan statemen berkenaan dengan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : masalah ekonomi yang lebih umum dan peran
1. Memberikan tambahan gambaran tentang auditing.
dinamika yang terjadi didalam suatu perusahaan Pertama, dia melihat auditing tingkat
yang berkaitan dengan laporan keuangan keandalan informasi keuangan, dengan begitu
2. Memberikan kepercayaan kepada masyarakat membantu mengurangi resiko yang berhubungan
tentang indepensi dari seorang aditor dengan pengambilan keputusan ekonomi. Kedua, dia
5

mempertimbangkan berbagai manfaat lain ekonomi segala kepentingan, dan bekerja secara hati-hati dan
dari aktivitas audit sebagai contoh, pencegahan selalu menggunakan cara due care yang dipadu oleh
penipuan dan penyalahgunaan lain, dan pemenuhan kamampuan profesional dan sikap, tingkah laku
dengan peraturan ; meningkatkan sistem kontrol dan sesuai kode etik. Saat ini sayangnya menurut
informasi, dan efisiensi operasi; membantu dalam Bambang Sudibyo (2001) sikap ideal ini sudah
menaksir capaian managerial dan organisatoris; dan diredusir menjadi hanya sebatas “Bukti Mati” .
mengakses satuan pelaporan dasar pelanggan , dan akibatnya profesi akutansi kehilangan integritasnya
ketetapan dari layanan yang lain. dimata sebagian besar masyarakat, sehingga nantinya
suatu saat bisa mengakibatkan putusnya kontrak
Fungsi Audit Yang Efektif sosial yang disepakatinya dengan masyarakat secara
Fungsi auditing sejak awal sampai saat ini alamiah. Hal ini harus selalu dijaga oleh pemerintah,
telah melalui berbagai perkembangan dan proses badan profesi dan auditor sendiri. Maka dalam
sesuai kebutuhan dan tuntutan lingkungan dan konteks ini auditing harusnya didukung oleh moral
masyarakat. Bailey (1979) menyatakan bahwa tujuan agama yang kuat pasti akan semakin relevan. Profesi
audit pada awalnya adalah bertujuan untuk mencari auditor harus bermodalkan reputasi, integritas,
kesalahan, kecurangan, pedoman, kemudian tujuan moralitas, etika dan independensi. Profesi ini adalah
pedomannya hilang, baru kemudian menyatakan profesi terhormat sehingga aspek moralnya lebih
kebenaran dari neraca dan laba rugi, kemudian sejak utama, sedangkan keahlian tehnis sebenarnya
tahun 1930 bertujuan merumuskan suatu pendapat sekunder (Woolf, 1990).
tentang kewajaran laporan keuangan. Usaha Dalam Peningkatan Good Corporate
Auditing menurut Konrath (2002) adalah Governance
sebuah proses yang sistematis yang bertujuan untuk Usaha untuk peningkatan Corporate
mendapatkan dan menilai bukti atas pengakuan Governance sudah muncul sedikitnya empat area.
tentang kegiatan dan kejadian ekonomis untuk Menurut Baker, R.C., & Owsen, D.M. (2002) didalam
memastikan tingkat kesesuaian antara pengakuan dan Area pertama melibatkan struktur organisasi dewan
kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan direktur ( O'Sullivan, 2000). Sebagai contoh,
hasil kepada pihak lain yang berkepentingan. pembatasan harus ditempatkan pada banyaknya wakil
Sedangkan proses auditing adalah kegiatan yang manajemen pada dewan direktur. Area kedua
dilakukan oleh seorang auditor untuk mengumpulkan melibatkan peran panitia audit dan membatasi
bukti melalui berbagai cara sehingga ia memiliki keanggotaan panitia audit ke para direktur mandiri (
keyakinan untuk menyatakan pendapat atas Rosenstein& Wyatt, 1990). Area yang ketiga
kewajaran laporan keuangan yang disajikan melibatkan seleksi auditor eksternal oleh panitia audit
manajemen. dewan direktur ( Cohen et Al., 2000). Area yang
Fungsi Internal Audit harus menjelaskan keempat melibatkan pengurangan perbedaan antara
misi, wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab kompensasi CEO dan kompensasi rata-rata karyawan
fungsi internal audit. Dan juga harus mempunyai staf dalam perusahaan ( Colvin, 2001).
yang kompeten, peningkatan kompetensi auditor Sebagai konsekuensi, kita membantah bahwa
secara signifikan dilakukan melalui program ada suatu kebutuhan untuk mekanisme tambahan
sertifikasi profesi, baik tingkat nasional maupun untuk meningkatkan Corporate Governance.
internasional. Mengenai ini, kita menyatakan bahwa perhatian lebih
Kesimpulan auditor bukan bukti tetapi lanjut harus diberikan untuk meningkatkan peran
keyakinan terhadap kecukupan bukti. keyakinan ini auditing di dalam Corporate Governance.
adalah hasil dari pemahaman professional dari Salah satu usaha peningkatan GCG menurut
seorang auditor yang memiliki persyaratan antara lain (Restianti,2005) adalah pengawasan profesi dan
seperti yang diatur dalam standar umum diatas, independensi akuntan. Pengawasan profesi dapat
kompetensi, logika, sikap tidak memihak, bebas dari meningkatkan kepatuhan atas kode etik dan norma
6 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

profesi (Joseph Fan, 2002). Siapapun yang melakukan


pengawasan haruslah mampu mendisiplinkan
anggota profesi. Governance yang baik dalam
organisasi memang harus dimulai dari diri sendiri
yaitu integritas dan komitmen yang tinggi untuk
menjalankan tugas dengan standar, norma dan kode
etik yang berlaku. Begitu juga independensi mutlak
harus dipenuhi untuk meningkatkan Good Corporate
Governance

Simpulan
Akuntan mempunyai peranan disemua
prinsip CG. Namun demikian, prinsip yang
berhubungan langsung dengan profesi akuntan adalah
prinsip transparasi (transparency). Prinsip ini
merupakan bagian penting dari upaya untuk
melindungi kepentingan dari berbagai pihak yang
berkepentingan dengan korperasi, termasuk
pemegang saham.
Akuntan independent secara implisit
memiliki “social contract” dengan masyarakat.
Masyarakat memberikan kepercayaan besar terhadap
akuntan untuk mewakilinya memeriksa dan
memberikan laporan kepada masyarakat atas
kesaksiannya pada informasi yang dilaporkan. Begitu
juga Peran ekonomi, auditor adalah bertindak sebagai
agen lebih lanjut untuk pemilik (dan mungkin,
kelompok lain) dalam situasi dimana ada insentif
kontrak untuk melengkapi seperti suatu audit.
Usaha untuk peningkatan Corporate
Governance ada sedikitnya empat area. Area pertama
melibatkan struktur organisasi dewan direktur, Area
kedua melibatkan peran panitia audit dan membatasi
keanggotaan panitia audit ke para direktur mandiri.
Area ketiga melibatkan seleksi auditor eksternal oleh
panitia audit dewan direktur. Area keempat
melibatkan pengurangan perbedaan antara
kompensasi CEO dan kompensasi rata-rata karyawan
dalam perusahaan.
7

DAFTAR PUSTAKA

Baker, R.C., & Owsen, D.M. (2002). Increasing the Hastuti, T.D. (2005). Hubungan antara Good
Role of Auditing in Corporate Governance. Corporate Governance dan Struktur
Critical Perpectives on Accounting, 13, 783- Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan.
395. Makalah disampaikan pada SNA VIII, Solo,
15 – 16 Sepetember.
Bailey, Larry P (1979) Contemporary Auditing,
Harper & Row Publisher New York Konrath, Larry F (2002), Auditing, A Risk Analysis
th
Approach, 5 Edition, South-Western,
Doost, R.K. (1997). Viewpoint: Ethical Standards or Cincinnati, Ohio.
Accounting Standards for Developing
Countries: which one should come first? Mautz, R. K., & Sharaf, H.A. (1961). The Philosophy
Managerial Auditing Journal, 12(9), 506- of Auditing. American Accounting
508. Association. Florida.

Erick (2005). Quo Vadis? Internal Audit BUMN. Power, M.K. (2003). Auditing and the Production of
Media Akuntansi, 46(12/06) , 40-41. Legitimasi. Accounting, Organizations and
Society, 28, 379-394.
Ezzamel, M., & Willmott, H. (1993). Corporate
Governance and Financial Accountability; Safriliana,Retna (2003). Peran Akuntan Pemerintah
Recent Reform in the UK Public Sector. Sebagai Upaya Menciptakan GCG di
Accounting, Auditing and Accountability Perusahaan Publik. Media Akuntansi,
Journal, 6(3), 109-132. 34(07/10) , 68-70.

Fan, Joseph P.H, et all (2002), Do Eksternal Auditor Restiati, Heli (2005). Akuntan Independen dan Good
Perform a Corporate Governance Role in Corporate Governance. Media Akuntansi,
Emerging Market? Evidence in East Asia 36(10/11) , 65-67.

Fogarty, T.J., Mohammed E.A.H & J. Edward K. Lee, T. (1993). Corporate Accounting Theory.
1994. Political Aspects of Financial Chapman & Hall. London
Accounting Standard Setting in the USA.
Accounting, Auditing and Accountability Wolf, Emile(1990), Auditing Today, Forth Edition,
Journal, 7(4) , 22-46. Prentice Hall, New York.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT
DALAM KEPUTUSANNYA MENJADI NASABAH DI PERUM PEGADAIAN
SYARI'AH SIDOARJO".

Dina Eka Shofiana

Abstract
Knowing consumer behaviour is one important thing for company in order to be able to serve their consumers
well, even more than they want, to get the last goal that is still to be a choice for its consumers who give profit for
company. The research which held in Perum Pegadaian Syariah Sidoarjo showed that from several variable
influencing consumer to come to company, variable : Marketing Mix, Reference, and Psychology are the most
dominant.

Key words: Consumer behaviour, marketing mix, reference, psychology.

Konsumen sangat beraneka ragam dalam suatu respon atau tanggapan konsumen terhadap produk
kelompok kehidupan, baik itu usia, pendapatan, atau jasa yang ditawarkan. Mengingat betapa
tingkat pendidikan dan mobilitas maupun seleranya. pentingnya konsumen terhadap produk dan jasa
Oleh karena itu pengambilan keputusan (decition pegadaian, maka pihak Perum Pegadaian menjawab
maker) baru kemudian dengan kebutuhan mereka. keinginan sebagian konsumen muslim di Indonesia,
Umumnya perusahaan tersebut yang bertujuan untuk untuk melaksanakan transaksi pinjam-meminjam
mendorong seseorang mengadakan pembelian barang yang bebas dari unsur riba. Perum pegadaian sebagai
atau jasa yang dihasilkan. lembaga keuangan yang bergerak di sektor usaha
Dengan mempertimbangkan konsumen penyaluran pinjaman secara gadai yang didasarkan
melakukan tindakan pembelian terhadap suatu barang pada penerapan prinsip syari'ah Islam dalam transaksi
tertentu, maka perusahaan harus mempelajari dan ekonomi.
menyelidiki mengapa seseorang memilih untuk Gadai Syari'ah (Rohn) adalah produk jasa gadai
membeli barang tersebut. Disamping itu juga harus yang berlandaskan pada prinsip-prinsip syari'ah
diperhatikan bahwa seseorang mengadakan dengan mengacu sistem administrasi modern. Gadai
pembelian terhadap barang atas pertimbangan yang Syari'ah (Rohn) dalam hukum Islam dilakukan secara
irasional. Atas dasar hal-hal tersebut di atas maka sukarela atas dasar tolong menolong dan tidak untuk
perusahaan mengerti perilaku konsumen sebelum mencari keuntungan, sedangkan gadai menurut
memasarkan barang produksinya. hukum Perdata disamping berprinsip tolong-
Perilaku konsumen secara umum dapat menolong juga menarik keuntungan melalui sistem
dipengaruhi oleh berbagai faktor dan faktor-faktor itu bunga atau sewa modal yang diterapkan di muka.
baik secara individu maupun secara bersama-sama Dalam Hukum Islam tidak dikenal istilah "Bunga
dapat berpengaruh terhadap keputusan seseorang Uang" dengan demikian dalam transaksi gadai
melakukan pembelian, baik dalam memilih produk syari'ah tidak dikenakan tambahan pembayaran atas
atau jasa. Penentuan saat bertransaksi maupun tempat pinjaman yang diterima, namun demikian masih
dimana harus transaksi. Oleh karenanya perusahaan dimungkinkan bagi penerima gadai untuk
harus mengetahui bagaimana perilaku konsumen memperoleh imbalan berupa sewa tempat
dalam memilih suatu jenis produk atau jasa yang penyimpanan barang jaminan.
paling disukai dan diminati oleh masyarakat. Berdasarkan SE No 3350/US-09.00/2005 maka
Disamping itu perusahaan dituntut untuk mengetahui penulis memahami betapa pentingnya pemahaman

Dina Eka Shofiana, Dosen Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang

8
9

tentang perilaku konsumen yang mempengaruhi memasarkan hasil produknya.


dalam keputusannya untuk menjadi nasabah di Perum Secara singkat konsep pemasaran berorientasi
Pegadaian Syari'ah di Sidoarjo, maka peneliti pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang
mengambil judul " Seiring dengan pembukaan cabang didukung oleh usaha pemasaran yang terpadu dan
Pegadaian Syari'ah di Sidoarjo pada bulan Mei 2005 diarahkan pada terciptanya kepuasan konsumen
yang mana dengan pertambahan baik nasabah dan sebagai kunci untuk memenuhi tujuan-tujuan
konsumen yang telah mencapai 17,45%. organisasi.
Oleh karena itu perusahaan yang memutuskan
untuk beroperasi dalam pasar yang luas perlu
TINJAUAN PUSTAKA
mengidentifikasikan segmen pasar yang paling
Pemasaran
menarik atau menguntungkan sehingga dapat dilayani
Alex S. Nitisemito, mengemukakan :
secara efektif.
"Pemasaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan
untuk memperlancar arus barang dan jasa dari
Pemasaran Jasa
produsen ke konsumen secara paling efektif dan
Pemikiran pemasaran pada mulanya
maksud untuk menciptakan permintaan efektif".
berkembang dari penguatan produk fisik, sementara
(Nitisemito Alex S. 1982. hal 13).
itu pertumbuhan jasa yang luar biasa telah menjadi
salah satu megatren utma. Hal ini mendorong
Philip Kotler mengemukakan :
timbulnya perhatian dalam masalah-masalah
"Pemasaran adalah kegiatan manusia yang
pemasaran jasa. Banyak bisnis jasa yang tidak
diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan
menggunakan teknik manajemen atau pemasaran
keinginan melalui proses pertukaran".(Kotler Philip.
formal. Dalam bisnis produk, produk tersebut hampir
1984. hal 5)
standar dan terpanjang dirak, menunggu pelanggan
untuk mengambilnya, membayar dan pergi dalam
Konsep Pemasaran
bisnis jasa membutuhkan pemasaran eksternal,
Ditinjau secara definisi, konsep pemasaran
pemasaran internal dan interaktif pemasaran eksternal
dapat dikatakan bahwa :
menggambarkan pekerjaan normal yang dilakukian
“Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis
perusahaan untuk menyiapkan, menetapkan harga,
yang mengatakan bahwa pemuasan kebutuhan
mendistribusikan dan mempromosikan jasa itu
konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kepelanggan. Pemasaran internal menggambarkan
kelangsungan hidup".(DH Swastha Basu dan Irawan.
pekerjaan yang dilakukan perusahaan untuk melatih
1991. hal 10)
dan memotivasi karyawannya agar melayani
pelanggan dengan baik. Pemasaran interaktif
Philip Khotler mengemukakan :
menggambarkan keahlian karyawan dalam melayani
"Konsep pemasaran adalah terdiri dari penentuan
pelanggan.
kebutuhan dan keinginan secara efektif dan lebih
efisien dari yang dilakukan para pesaing". (Kotler
Jasa
Philip. Hal 21)
Menurut Kotler (2000 : 98),
Jasa adalah sikap tindakan atau kegiatan yang
Konsep pemasaran cenderung menekankan bahwa
dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,
semua kegiatan perusahaan harus diarahkan pada
pada dasarnya tidak berwujud atau tidak
penemuan pemuasan terhadap kebutuhan atau
mengakibatkan kepemilikan. Produksi jasa bisa
keinginan konsumen. Bagi pengusaha yang mengenal
bersamaan dengan produk fisik maupun tidak.
pemasaran merupakan faktor terpenting untuk
Sedangkan Payne (1993 :28) menyatakan
mencapai sukses perusahaan. Karena akan
bahwa sebuah jasa merupakan aktivitas di mana
mengetahui adanya cara dan falsafah baru untuk
mempunyai banyak elemen yang tidak tampak yang
10 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

berkaitan dengan hal tersebut, yang melibatkan Pemasaran Jasa.


banyak interaksi dengan konsumen atau dengan sifat- Menurut Buchari Alma, ( 1998 : 89) pengertian
sifat di dalam kepemilikannya, bukan hasil dalam dari pemasaran jasa yakni :
transfer kepemilikan. Sebuah perubahan dalam “ Suatu kegiatan atau tindakan yang dapat
kondisi mungkin mengakibatkan atau tidak ditawarkan oleh produsen kepada konsumen,
mengakibatkan produksi jasa berkaitan erat dengan dimana produk yang ditawarkan dapat berbentuk
produk fisik. tidak berwujud atau berwujud bagi konsumen yang
menginginkannya “
Perum Pegadaian Syari'ah Sidoarjo, sangat berkaitan
dengan produk jasa sebelum konsumen masuk proses Perilaku Konsumen
pelayanan. Beberapa bagian dari jasa mungkin Konsumen sangat beraneka ragam dalam suatu
disiapkan terlebih dulu seperti sarana fisik (gedung, kelompok kehidupan, baik itu usia, pendapatan,
etalase, kursi tunggu, mesin hitung, komputer dll) tingkat pendidikan dan mobilitas maupun seleranya.
sebelum konsumen memasuki proses pelayanan jasa, Umumnya perusahaan barang dan jasa ingin
sehingga bagian penting dari jasa berada pada memahami dari kebutuhan tersebut bertujuan untuk
interaksi dengan para konsumen dan keberadaan dari mendorong seseorang mengadakan pembelian barang
jasa. Barang-barang yang bersifat fisik terlebih dulu atau jasa yang dihasilkan.
diproduksi oleh pabrik kemudian jasa diproduksi di Dengan mempertimbangkan konsumen
dalam proses dimana konsumen berinteraksi dengan melakukan tindakan pembelian terhadap suatu barang
sumber-sumber produksi dari perusahaan jasa. tertentu, maka perusahaan harus mempelajari dan
(Gronroos, 1998 : 112). menyelidiki mengapa seseorang memilih untuk
Tawaran perusahaan kepasar biasanya membeli barang tersebut. Disamping itu juga harus
mencakup beberapa jasa dapat merupakan bagian diperhatikan bahwa seseorang mengadakan
kecil atau bagian utama dari total penawaran. Bahkan pembelian terhadap barang atas pertimbangan yang
penawaran itu dapat berkisar dari barang murni disatu irasional. Atas dasar hal-hal tersebut di atas maka
pihak ke jasa murni dipihak lain. perusahaan mengerti perilaku konsumen sebelum
Menurut Kotler (1994 : 549) penawaran dapat memasarkan barang produksinya. Arti dari pada
dibedakan menjadi lima kategori : perilaku konsumen adalah sebagai berikut :
1. Barang berwujud murni, disini penawaran hanya Perilaku konsumen (customer behavior)
terdiri dari barang berwujud, tiak ada jasa yang didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu
menyertai produk itu. yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan
2. Barang berwujud yang disertai jasa, disini dan mempergunakan barang-barang dan jasa.
penawaran hanya terdiri dari barang berwujud Termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan
yang disertai dengan satu atau lebih jasa untuk dalam persiapan dan penentuan pada kegiatan-
mempertinggi daya tarik konsumennya kegiatan tersebut. (Engel James F. 1995)
3. Campuran. disini penawaran hanya terdiri dari
barang dan jasa dengan proporsi yang sama. Perilaku konsumen dapat dirumuskan sebagai
4. Jasa utama yang disertai barang dan jasa perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam
tambahan, disini penawaran hanya terdiri dari jasa hal merencanakan, membeli dan menggunakan
utama dengan jasa tambahan atau barang barang-barang ekonomi dan jasa-jasa. (Winardi.
pelangkap. Marketing dan Perilaku Konsumen. 1991)
5. Jasa murni, disini penawaran hanya terdiri dari
jasa. Kerangka Analisa Perilaku Konsumen
Bagi konsumen pembelian bukanlah
merupakan suatu tindakan saja, melainkan terdiri dari
beberapa tindakan yang meliputi keputusan tentang
11

jenis produk, bentuk, merk, jumlah dan waktu serta kepuasan atas kebutuhan tersebut, setelah kebutuhan
cara pembayarannya. Untuk memahami mengapa dan yang lebih rendah terpuaskan. (Basu Swastha dan T.
bagaimana konsumen membeli barang dan jasa Hani Handoko, 1987). Menurut kebutuhan manusia
tersebut maka diperlukan analisa perilaku konsumen. digolongkan pada lima tingkatan sebagaimana terlihat
Karena dengan mengetahui kesempatan baru yang di bawah ini :
berasal dari belum terpenuhinya kebutuhan konsumen 1) Kebutuhan Fisiologis (makan, minum,
maka dapat dilakukan dengan beberapa tahapan. perumahan dan sebagainya)
2) Kebutuhan akan keselamatan (perlindungan dari
Tahap-tahap dalam Proses Keputusan Pembelian bahaya, ancaman dan pemerasan atau pemecatan
Menurut Philip Kotler (1995) tahap-tahap dalam dari pekerjaannya)
proses keputusan pembelian adalah sebagai berikut : 3) Kebutuhan milik dan kecintaan (kepuasan
Pengenalan Masalah, Pencarian Informasi, Evaluasi sebagai anggota kelompok, dalam menjamin
Alternatif, Keputusan Pembelian, Perilaku Setelah hubungan dengan orang lain, kekeluargaan dan
Pembelian kesenangan serta pengakuan oleh orang lain dan
kelompok)
Keputusan Pembelian 4) Kebutuhan akan penghargaan (reputasi, prestos,
Proses pada pengambilan keputusan kehormatan diri, kebutuhan akan status atau
merupakan suatu pendekatan penyelesaian masalah kedudukan)
pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang 5) Kebutuhan akan kenyataan diri (penyelesaian
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan pekerjaan sendiri, pengembangan diri
keinginannya. Pendekatan pada proses pengambilan semaksimal mungkin, aktivitas, ekspresi diri dan
keputusan yang memberi gambaran secara khusus melakukan apa yang paling cocok)
tentang mengapa konsumen berperilaku tertentu dapat
dibagi dalam dua kelompok pokok :
v Merumuskan variabel-variabel struktural 2. Model Engel, Eolat dan Balckwell
yang mempengaruhi perilaku konsumen baik Model ini dikembangkan untuk mengantisipasi
ekstern maupun intern faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
v Menunjukkan antara variabel-variabel yang menyebabkan terjadinya keputusan pembelian.
tersebut Model ini menggambarkan dengan jelas dari mulai
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku timbulnya kebutuhan sampai tahap akhir suatu
konsumen menurut Berkowits, dkk (1992:117) ada pembelian yaitu penilaian setelah pembelian.
empat yaitu faktor marketing mix, sosial budaya, Yang perlu diketahui bahwa walaupun masing-
psikologi dan situasi. masing dikembangkan tetapi tujuan pengembangn
model adalah membantu untuk mengembangkan teori
Model-Model Perilaku Konsumen yang berkaitan dengan perilaku konsumen dan
Model adalah sebuah tempat penyederhanaan menambah pengetahuan tentang perilaku konsumen.
gambaran dari kenyataan. Perilaku konsumen
merupakan suatu yang sangat kompleks dan Hubungan Antara Perilaku Konsumen Dengan
kecenderungannya untuk saling berinteraksi sehingga Strategi Pemasaran
dikembangkan suatu model untuk mempermudah Tujuan perusahaan yang menganut konsep
suatu pemahaman. Beberapa model perilaku pemasaran adalah memberikan kepuasan kepada
konsumen adalah sebagai berikut : konsumen dan masyarakat dalam pertukarannya
1. Model Abraham Maslow dalam mendapatkan laba yang diharapkan. Ini berarti
Konsepnya menekankan adanya suatu hirarki konsep pemasaran mengajarkan bahwa perumusan
dari kebutuhannya, dimana kebutuhan yang lebih strategi pemasaran, sebagai suatu rencana yang
tinggi akan mendorong seseorang untuk mendapatkan diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut, harus
12 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumennya. mencari keuntungan. Sedangkan gadai menurut
Suatu strategi pemasaran bukanlah merupakan hokum perdata disamping berprinsip tolong
sejumlah tindakan khusus, tetapi lebih merupakan menolong juga menarik keuntungan melalui system
pernyataan yang menunjukkan usaha-usaha pokok bunga atau sewa modal yang ditetapkan dimuka.
yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Strategi Dalam hukum Islam tidak dikenal istilah
pemasaran ini terdiri dari unsur-unsur pemasaran “bunga uang” dengan demikian dalam transaksi Rahn
terpadu (product, price, place, promotion) yang selalu (gadai syari'ah) pemberian gadai tidak dikenakan
berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan tambahan pembayaran atas pinjaman yang
perubahan-perubahan lingkungan pemasarannya diterimanya. Namun demikian masih memungkinkan
serta perubahan perilaku konsumen. bagi penerima gadai untuk memperoleh imbalan
Jadi penyusunan strategi pemasaran berupa sewa tempat penyimpanan marhun (barang
menyangkut proses interaksi antara kekuatan jaminan/agunan)
pemasaran di dalam perusahaan dan keadaan di luar Rahn menurut Inti Sari Ensikolopedi Hukuk
perusahaan. Keadaan di luar perusahaan yang sangat Islam (1999 : 1480 – 1483)
penting adalah perilaku konsumen, karena perilaku “Perjanjian penyerahan harta yang menurut
konsumen mempunyai implikasi yang sangat luas pemiliknya dijadikan jaminan hutang yang
terhadap perumusan strategi pemasaran. Hal ini juga nantinya dapat dijadikan sebagai pembayar hak
dikarenakan bahwa strategi pemasaran menyangkut piutang tersebut, baik seluruhnya maupun
dua kegiatan pokok, yaitu : sebagiannya. Penyerahan jaminan tersebut
1.Pemilihan pasar-pasar akan dijadikan market tidak harus bersifat legal misalkan berupa
target, suatu bagian yang memerlukan sertifikat atau surat bukti pemilikan yang sah
kemampuan untuk memahami perilaku dari suatu harta jaminan.
konsumen dan mengukur secara efektif
kesempatan pasar pada berbagai segmen pasar. Landasan Syari'ah
2.Merumuskan dan menyusun suatu kombinasi Ø Firman Allah
yang tepat dari marketing mix agar kebutuhan Bila kamu dalam perjalanan dan bermuamalah
para konsumen dapat dipenuhi secara tidak secara tunai) sedangkan kamu memperoleh
memuaskan. Ini merupakan suatu kegiatan yang seorang penulis, maka hendaklah ada barang
memerlukan kemampuan untuk menilai tanggungan yang dipegang oelh yang berpiutang
kebutuhan konsumen di berbagai segmen pasar (QS. Al-Baqarah (2) :283)
yang berlainan dan perilaku konsumen dalam Ø Alsyah r.a, Nabi s.a.w. bersabda
memberikan tanggapan terhadap kegiatan Sesungguhnya Rasulullah SAW pernah membeli
pemasaran perusahaan. makanan seorang yahudi dan nabi
menggadaikan sebuah baju besi kepadanya (HR.
Pegadaian Syari'ah Bukhari dan Muslim)
Pegadaian Syari'ah adalah produk jasa gadai Ø Abu Hurairah ra, Nabi s.a.w. bersabda
yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Syari'ah Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari
dengan mengacu pada system administrasi modern. pemilik yang menggadaikannya. Ia memperoleh
Prinsip tersebut perlu diterapkan dalam Rahn, antara manfaat dan menanggung resikonya. (HR. Asy-
lain dalam asas rasionalitas, efisiensi dan efektivitas. Syafi'I, al-Daraquthni dan Ibnu Majah)
Dimana ketiga asas tersebut harus diserasikan dengan Ø Nabi s.a.w. bersabda
nilai-nilai Islam, sehingga dapat berjalan seiring dan Tunggangan (kendaraan) yang digadaikan boleh
terintegrasi dengan manajemen perusahaan secara dinaiki dengan menanggung biayanya dan
keseluruhan. binatang ternak yang digadaikan dapat diperah
Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara susunya dengan menanggung biayanya. Bagi
sukarela atas dasar tolong menolong dan tidak untuk yang menggunakan kendaraan dan memerah
13

susu wajib menyediakan biaya perawatan dan Cabang Syari'ah Sidoarjo. Pada penelitian ini diambil
pemeliharaan.(HR. Jama'ah, kecuali Muslim dan variabel-variabel yang mendukung. Adapun variabel
An-Nasa'I) yang dimaksud adalah sebagai berikut :
X1 = Lokasi strategis
METODE PENELITIAN X2 = Keamanan barang jaminan
Jenis dan Metode Pengumpulan Data X3 = Iklan dan promosi
Metode pengumpulan data merupakan suatu X4 = Kemudahan mendapatkan dana
prosedur alat pengukur yang sistematis dan standart X5 = Pelayanan
untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam X6 = Boleh ditebus sewaktu-waktu
penyusunan dan pengolahan data. X7 = Dapat diangsur
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan X8 = Dapat diperpanjang
adalah Data Primer, yakni data yang diperoleh X9 = Tidak harus datang sendiri
langsung dari sumbernya oleh penelitian dengan X10 = Pengaruh Teman/Keluarga/Saudara
bantuan kuisioner yang telah dipersiapkan X11 = Pegawai yang ramah
sebelumnya. X12 = Bunga rendah dan bervariasi
X13 = Biaya penyimpanan dan asuransi
Metode Pengumpulan Sampel rendah
Populasi Target X14 = Kecintaan terhadap barang
Penelitian ini tidak dilakukan semua populasi, X15 = Pengumuman Lelang
melainkan hanya sebagian dari populasi (populasi
target). Yang dimaksud dengan populasi target dalam Metode Pengumpulan Data dan Instrumen
penelitian ini yaitu masyarakat yang menjadi nasabah Penelitian.
Perum Pegadaian Cabang Syari'ah Sidoarjo Secara garis besar alat evaluasi yang digunakan waktu
Kabupaten Sidoarjo pada tahun penelitian. mengumpulkan data dibedakan menjadi dua macam
yaitu : 1) Tes, dan 2) Non Tes (Suharsini
Ukuran Sampel Arikunto,1985 : 185). Untuk memperjelas instrumen
Persyaratan menggunakan alat analisis faktor adalah penelitian agar lebih jelas dapat dilihat dari tabel
jumlah responden paling sedikit 4 atau 5 kali jumlah sebagai berikut : Untuk Instrumen penelitian pada
variabel (Maholtra 1993 : 25). Karena variabel yang kantor Perum Pegadaian Cabang Syari'ah Sidoarjo
digunakan sebanyak 15 maka sampel yang diambil
sebanyak 5 kalinya = 75. Variabel Sub Variabel
Bauran Pemasaran X1 = lokasi yang strategis
X3 = Iklan dan Promosi

Teknik Sampling X5 = Pelayanan


X11 = Pegawai Ramah
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam X13 = Biaya penyimpanan dan asuransi rendah
X14 = Kecintaan terhadap Barang
penelitian ini yaitu dengan menggunakan accidental X15 = Pengumuman Lelang

sampling (sesuka hati). Jadi sampelnya adalah Referensi X10 = Pengaruh Teman/keluarga/saudara
Psikologi X2 = Rasa aman
nasabah pada saat menggadai tanpa memperhatikan X4 = Kemudahan Mendapatkan dana
X6 = Boleh ditebus sewaktu-waktu
umur, jenis kelamin nasabah, pekerjaan, serta status X7 = Dapat Diangsur
sosialnya karena dianggap mewakili sampel yang ada. X8 = Dapat diperpanjang
X9 = Tidak Harus Datang Sendiri
X8 = Dapat diperpanjang

Penentuan Variabel X12 = Bunga rendah dan Bervariasi

Berdasarkan dari tujuan penelitian yang dikemukakan


penulis, variabel-variabel yang akan diuji diambil dari Skala dan Pengukuran
konsep-konsep tentang berbagai variabel yang dapat Dalam penelitian ini kuisioner disusun
mempengaruhi masyarakat dalam pengambilan dalam kalimat-kalimat pernyataan-pernyataan dan
keputusan untuk menjadi nasabah di Perum Pegadaian responden diminta memberikan tanggapan dengan
14 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

memberikan x (silang) atau melingkari jawaban Hari keempat : 83 nasabah x 25% = 21 nasabah
tersebut. 75 nasabah
Adapun tanggapan responden digunakan
Skala Likert yaitu skala lima (5) angka, yaitu : Sangat Jadi sampel yang akan diambil dari populasi
setuju (skor 5), Setuju (skor 4), Tidak komentar dari penelitian ini adalah sejumlah 75 orang nasabah
(skor 3), Tidak setuju (skor 2) dan Sangat tidak setuju di Perum Pegadaian Cabang Syari'ah Sidoarjo.
(skor 1) Karakteristik Responden sesuai dengan jenis
kelamin adalah sebagai berikut :
Analisis Data
Analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian Jumlah Responden
ini adalah model analisis faktor, yang digunakan Jenis Jumlah Prosentase
untuk menguji variabel yang dipertimbangkan jika Kelamin responden
variabel-variabel tersebut dibakukan maka model Laki-laki 45 60
analisa faktornya adalah sebagai berikut : Perempuan 30 40
Xi = Ai1F1 + Ai2F2 + Ai3F3 …. + AimFm + ViUi Jumlah 75 100
Dimana Sumber : Data diolah

Xi : Variabel standard ke i
Aim : Koefisien multiple regression dari Dilihat dari segi jenis kelamin, ternyata responden
variabel i pada faktor umum (Common laki-laki lebih banyak (60%) dari responden
faktor) m perempuan (40%).
i : Jumlah variabel 1 sampel 24
F : Common Faktor / faktor umum Hasil Penelitian
m : Jumlah dari faktor-faktor umum Data diperoleh dari lapangan diolah dengan
Ui : Unique faktor / faktor khusus bagi analisis faktor, yang merupakan serangkaian prosedur
variabel I yang digunakan untuk mengurangi dan meringkas
Vi : Koefisien standardized regression dari data. Langkah analisis faktor adalah sebagai berikut :
variabel i pada faktor khusus (Unique) 1. Merumuskan masalah. Dalam penelitian ini
I telah ditentukan 15 variabel yang diteliti
seperti yang dijelaskan pad Bab III,
berdasarkan penelitian terdahulu, teori dan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pendapat peneliti.
Hasil Penelitian
2. Membuat Matriks Korelasi. Variabel-variabel
Deskripsi Data.
yang tidak saling berhubungan dengan
Dalam penelitian ini populasi yang diambil
variabel lain dikeluarkan dari analisis. Hal ini
adalah seluruh nasabah di Perum Pegadaian Cabang
dilihat dari nilai determinan R yang
Syari'ah Sidoarjo.Teknik pengambilan sampel dalam
mendekati nol, nilai KMO – MSA lebih besar
penelitian ini menggunakan teknik Proporsional
dari 0,5 disini nilai KMO – MSA adalah
Random Sampling. Proporsional digunakan karena
0,613, dan Uji Bartlett dengan signifikansi
populasi terdiri dari beberapa subpopulasi yang tidak
kurang dari 0,05, disini hasilnya adalah 0,000.
homogen dan tiap-tiap sub populasi akan terwakili
dan Uji Komunalitas memenuhi syarat karena
dalam penelitian. Random Sampling digunakan agar
bernilai diatas 0,5 yang menunjukkan bahwa
semua nasabah mempunyai peluang yang sama untuk
antara variabel mempunyai hubungan yang
dipilih sebagai sampel penelitian. . Populasi yang
erat.
diambil dilakukan dalam empat hari jam kerja
Hari pertama : 89 nasabah x 25% = 22 nasabah
Hari Kedua : 93 nasabah x 25% = 23 nasabah
Hari ketiga : 37 nasabah x 25% = 9 nasabah
15

KMO and Bartlett's Test


No. Eigen Pct of Cum Pct Faktor
Variabel Faktor
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Value Variabel Loading
Adequacy. 1 X2 Faktor 1 (Bauran 3,843 32,887 34,940 0,952
,613 Pemasaran)
2 X3 0,941
Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 3 X1 0,881
1045,035 4 X6 0,811
Sphericity df 55 5 X7 Faktor 2 (Referensi) 2,484 22,773 57,525 0,890
6 X10 0,762
Sig. ,000 7 X9 0,597
8 X5 0,583
9 X8 Faktor 3 (Psikologi) 1,492 15,431 71,091 0,731
10 X11 0,730
11 X13 0,522
Communalities

Initial Extraction Dari tabel diatas dapat dilihat ada 11 variabel


VAR00001 1,000 ,928
yang mempunyai faktor loading >0,5 yang tersebar
VAR00002 1,000 ,939
VAR00003 1,000 ,967
pada 3 faktor dengan total varian 71,091%. Jadi ke tiga
VAR00005 1,000 ,690 faktor diatas mampu menjelaskan semua varian yang
VAR00006 1,000 ,723 ada dalam data sebesar 71,091%.
VAR00007 1,000 ,849
VAR00008 1,000 ,580 Faktor 1 (Bauran Pemasaran)
VAR00009 1,000 ,496
Faktor ini merupakan faktor yang tertinggi
VAR00010 1,000 ,812
dalam pertimbangan nasabah di Perum Pegadaian
VAR00011 1,000 ,698
VAR00013 1,000 ,138 Cabang Syari'ah Sidoarjo, dengan eigen value
terbesar yaitu 3,843 dan mampu menjelaskan
Extraction Method: Principal Component Analysis. keragaman total 32,887%. Variabel yang termasuk
didalamnya adalah:
3. Menentukan jumlah Faktor. Untuk 1. Keamanan barang jaminan dengan faktor
menentukan jumlah faktor dapat didasarkan loading sebesar 0,952
pada eigen value, percent of variance atau 2. Iklan dan Promosi dengan faktor loading
cumulative of variance. Eigen value semakin sebesar 0,941
besar maka semakin representatif faktor 3. Lokasi Strategis dengan faktor loading
tersebut mewakili sekelompok variabel. sebesar 0,881
Prosentase varian diatas 5%, maka faktor 4. Boleh ditebus sewaktu-waktu dengan faktor
tersebut akan ditahan dalam model, demikian loading sebesar 0,811
juga dengan cumulative of variance,
ketentuannya adalah minimum 60% Variabel yang termasuk dalam faktor 1
(Malhotra, 1996). memiliki faktor loading berkisar antara 0,811 sampai
4. Rotasi Faktor. Dalam penelitian ini 0,952 dan variabel Keamanan barang jaminan
digunakan rotasi varimax, karena mewakili faktor 1 dengan faktor loading 0,952.
memberikan hasil yang lebih baik, mudah
dianalisa. Rotasi ini berfungsi untuk Faktor 2 (Referensi)
menyederhanakan struktur faktor sehingga Faktor ini merupakan faktor tertinggi kedua
lebih mudah untu diinterprestasikan. dengan eigen value sebesar 2,484 dan mampu
5. Interprestasi Faktor. Interpretasi faktor dapat menjelaskan keragaman total sebesar 22,773%.
dilakukan dengan mengelompokkan variabel Variabel yang masuk dalam faktor ini adalah:
yang mempunyai faktor loading minimal 1. Dapat diangsur dengan faktor loading sebesar
(Subha Sarma,1996), sedangkan variabel 0,890
yang mempunyai faktor loading kurang dari 2. Pengaruh teman/keluarga/saudara dengan
0,4 dikeluarkan dari model. faktor loading sebesar 0,762
3. Tidak Harus datang sendiri dengan faktor
loading sebesar 0,597
16 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

4. Pelayanan dengan faktor loading sebesar SIMPULAN DAN SARAN


0,583 Simpulan
Variabel yang termasuk dalam faktor 2 1. Dari segi teoritis bahwa yang mempengaruhi
memiliki faktor loading berkisar antara 0,583 sampai keputusan nasabah untuk membeli produk dan
0,890 dan variabel dapat diangsur mewakili faktor 2 jasa Perum Pegadaian Syari'ah Sidoarjo, adalah
dengan faktor loading 0,890. faktor Bauran Pemasaran, Referensi, dan
Psikologis,
2. Dari hasil penelitian nampak ada tiga faktor yang
Faktor 3 (Psikologi) menjadi pengaruh nasabah mengambilan
Faktor ini merupakan faktor tertinggi ketiga keputusan untuk menjadi nasabah pada Perum
dengan eigen value sebesar 1,492 dan mampu Pegadaian Syari'ah Sidoarjo adalah :
menjelaskan keragaman total sebesar 15,431%. § Faktor Bauran pemasaran dengan eigen
Variabel yang masuk dalam faktor ini adalah: value 3,843 yang meliputi variabel :
1. Dapat diperpanjang dengan faktor loading keamanan barang jaminan dengan faktor
sebesar 0,731 loading sebesar 0,952, Iklan dan Promosi
2. Pegawai yang ramah dengan faktor loading dengan faktor loading sebesar 0,941,
sebesar 0,730 Lokasi strategis dengan faktor loading
3. Biaya penyimpanan dan angsuran rendah sebesar 0,881 dan boleh ditebus sewaktu-
dengan faktor loading sebesar 0,522 waktu dengan faktor loading sebesar 0,811
Variabel yang termasuk dalam faktor 3 o Faktor Kelompok Referensi dengan eigen
memiliki faktor loading berkisar antara 0,522 sampai value 2,484 yang meliputi variabel Dapat
0,731 dan variabel dapat diperpanjang mewakili diangsur yang strategis dengan faktor
faktor 3 dengan faktor loading 0,731. loading sebesar 0,890, pengaruh
Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel yang teman/keluarga/saudara dengan faktor
tidak dapat dilanjutkan dalam proses analisis faktor loading sebesar 0,762, tidak harus datang
yaitu Kemudahan mendapatkan dana (X4), Bunga sendiri dengan faktor loading sebesar
rendah dan bervariasi (X12), Kecintaan terhadap 0,597, dan pelayanan dengan faktor
barang (X14) dan Pengumuman lelang(X15). Ke 4 loading sebesar 0,583
Variabel ini dihilangkan dari model karena nilai KMO § Faktor Psikologis Kelompok referensi
and Bartlett's yang terlihat dalam KMO MSA dengan eigen value 1,492 yang meliputi
(Measure of Sampling Adequacy) dibawah 0,50. Pada variabel dapat diperpanjang dengan faktor
tabel Anti Image Matrrices yang bertanda “a” ini loading sebesar 0,731, Pegawai yang
menandakan besaran MSA sebuah variabel. Dimana ramah dengan faktor loading sebesar
Kemudahan mendapatkan dana (X4) nilai “a” sebesar 0,730, dan Biaya penyimpanan dan
0,482, Bunga rendah dan bervariasi (X12) nilai “a” angsuran rendah dengan faktor loading
sebesar 0,467, Kecintaan terhadap barang (X14) nilai sebesar 0,522
“a” sebesar 0,300 dan Pengumuman lelang(X15) nilai
“a” sebesar 0,391. Dengan nilai variance kumulatif sebesar 69,038%.
1. Nilai Kaiser – Meyer-Olkin (KMO) adalah
0,613 dan Bartlett test of spehricity adalah
1045,035 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti
bahwa penggunaan alat analisis ini sesuai untuk
m e n g a n a l i s a d a n d a p a t
dipertanggungjawabkan.
2. Dari hasil analisis menunjukan besarnya
prosentase residual adalah sebesar 38% atau
17

sebanyak 40 residual atas dasar nilai absolut


diatas 5%. Hal ini menunjukkan bahwa model
ini memiliki ketepatan sebesar 62% pada
tingkat penyimpangan 5% atau dengan
ketepatan model adalah 62%.

Saran
Berdasarkan hasil keseluruhan dalam
penelitian, maka ada beberapa saran bagi perusahaan,
bagi Masyarakat umum dan pihak lain, yaitu:
1. Hendaknya Perum Pegadaian Syari'ah Sidoarjo
guna untuk lebih meningkatkan nasabah maka
perlu memaksimalkan Faktor Bauran Pemasaran
diantaranya dengan cara memberikan
pengumuman lelang secara terbuka dan terjadwal
tiap bulannya dan memberikan pelayanan
walaupun nasabah tersebut hanya menanyakan
prosedur penundaan pencicilan hutangnya.
2. Selain itu faktor ke 2 yaitu faktor Referensi dimana
faktor ini merupakan faktor tertinggi kedua. Disini
p i n j a m a n d a p a t d i a n g s u r, p e n g a r u h
teman/keluarga/saudara, nasabah tidak harus
datang sendiri dan pelayanan juga merupakan
faktor yang diperhatikan oleh nasabah. agar
nasabah merasa nyaman dan puas terhadap
layanan di Perum Pegadaian Syari'ah Sidoarjo.
Dan faktor ke 2 tersebut dapat ditingkatkan dengan
cara salah satunya adalah dengan memberikan
kemudahan dalam proses penggadaian barang
walaupun pemiliknya tidak datang sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha DH dan T. Hani Handoko. Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen. Liberty.
Edisi Kedua. Yogyakarta. 1987.

Joseph H. Guitlinan dan Gordon W Paul. Strategi dan Program Manajemen Pemasaran. Penerbit Erlangga.
Jakarta. 1987.

James F. Enggel, Roger D. Blockwell, Paul W. Mimard. Perilaku Konsumen. Binapura Aksara. Jakarta. 1989.

Marzuki. Metodologi Riset. Penerbit BPFE – UII. Yogyakarta. 1989.


Philip Kothler. Manajemen Pemasaran. Erlangga. Edisi V Yogyakarta. 1988.
Sutrisno Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Edisi Revisi II. Jakarta.
1993.

S. Nasution, Prof. DR, M.A. Metode Research. PT Bumi Aksara, Jakarta, 2004.

Keputusan Direksi Perum Pegadaian No. Sm-2/1/29/1990. Tentang Organisasi dan Tata Kerja Perum
Pegadaian.

Peraturan Pemerintah No. 10/1990. Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) Pegadaian
Menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian.

Malhotra Naresh K. 1993. Marketing Research An Applied Orientation Prentice Hall International. Inc.
USA.
EVALUASI ATAS PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
SEBAGAI DASAR PENILAIAN PRESTASI DEPARTEMEN PRODUKSI PADA
PERUSAHAAN ROKOK
PT. SEJAHTERA BINTANG ABADI TOBACCO PASURUAN

Nurdiana

Abstract
Financial statement is one of ways to get information about the company. From the statement, stake holder
can take the best way to do next step and it is shown from a company responsibility report. PT Sejahtera
Bintang Abadi Tobacco Pasuruan is cigarette's company which has clear and good structure in its
company. Unfortunately, the company responsibility report does not have good and standart form of a
report. Other problem is the use of controlled and uncontrolled cost still complicate hence the employer get
the problem to control who responsible in that cost

Kesuksesan pencapaian tujuan (laba yang Dalam perusahaan yang masih kecil dengan
optimal) hanya dapat diperoleh jika semua kegiatan beberapa karyawan adanya pendelegasan wewenang
dapat dilaksanakan dan diteliti dengan seksama dirasakan kurang perlu, hal ini disebabkan karena
sampai pada tingkat biaya yang dianggarkan. pimpinan perusahaan masih dapat mengikuti dan
Perusahaan dituntut agar lebih meningkatkan mengawasi secara langsung kegiatan perusahaan,
aktivitasnya, guna meningkatkan volume penjualan tetapi dengan seakin luas berkembangnya perusahaan,
dan berusaha menekan biaya produksi serendah maka diperlukan pendelegasian wewenang sesuai
mungkin dengan tetap menjaga kualitas produk. dengan fungsi-fungsi penting dalam pengambilan
Dalam perusahaan kecil seorang pimpinan keputusan wewenang sesuai dengan fungsi-fungsi
masih sanggup mendelegasikan sendiri penting dalam pengambilan keputusan perusahaan.
perusahaannya dengan dibantu beberapa orang Pendelegasian wewenang harus disertai dengan
pelaksana dan tidak akan mendelegasikan wewenang sistem pengendalian, pengawasan serta pengkuran
pengembalian keputusan kepada orang lain. Dengan prestasi kerja manajer yang mendapat pelimpahan
demikian semakin berkembangnya suatu perusahaan wewenang ditambah dengan koordinasi yang baik.
maka masalah yang dihadapi akan semakin komplek Diharapkan dengan pendelegasian wewenang akan
dan memerlukan keputusan yang cepat dan tepat, timbul tanggung jawab biaya, karena pusat biaya ini
sehingga sulit bagi pemimpin perusahaan atau berkaitan erat dengan pengendalian biaya terutama
manajemen puncak untuk mengatasinya sendiri. biaya produksi. Untuk mengendalikan biaya
Keadaan ini menuntut manajemen puncak untuk produksi, perlu penyusunan anggaran biaya produksi.
mendelegasikan wewenang dalam pengambilan Manajer pusat pertanggungjawaban biaya setiap akhir
keputusan tertentu kepada manajemen-manajemen periode tertentu harus membuat laporan. Pertanggung
dibawahnya. jawaban atas realisasi anggaran yang telah dibuat
Adapun pendelegasian wewenang dalam sebelumnya guna mengetahui adanya penyimpangan
pengambilan keputusan-keputusan tertentu sudah (selisih) dan menelusuri penyebab dari penyimpangan
seharusnya disertai dengan bagaimana yang terjadu. Selisih tidak menguntungkan atas biaya
mengendalikannya dan bagaimana mengawasi serta produksi bisa disebabkan oleh penyusunan anggaran
mengukur prestasi si penerima wewenang tersebut yang tidak sesuai dan proses produksi yang tidak
agar sasaran, tujuan dan strategi perusahaan dapat efisien, sehingga penyusunan laporan
dilaksanakan secara efisien dan efektif. pertanggungjawaban menjadi kurang bermanfaat

Nurdiana, Dosen UNIVERSITAS ISLAM MOJOPAHIT

18
Nurdiana, Evaluasi Atas Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Dasar
Penilaian Prestasi Departemen Produksi Pada Perusahaan Rokok
PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan” 19

Konsep Kuntansi Pertanggungjawaban hal ini justru menekankan perannya pada


Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban pengendalian biaya tanpa mengurangi perhatian pada
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan tujuan-tujuan lain.
salah satu tipe informasi akuntantsi manajemen yang Dari pengertian mengenai tujuan akuntansi biaya
digunakan dalam proses pengendalian manajemen. tersebut diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa
Informasi akuntantsi manajemen menyangkut tujuan akuntansi pertanggungjawaban adalah agar
informasi masa lalu dan informasi masa yang akan dapat ditunjuk bahwa tujuan akuntansi pertanggung
datang, tergantung untuk apa informasi tersebut jawaban adalah agar dapat ditunjuk orang atau
disajikan. kelompok orang yang bertanggung jawab terhadap
Informasi akuntansi pertanggungjawaban penyimpangan dari biaya dan penghasilan yang
merupakan informasi biaya, pendapatan dan aktiva dianggarkan dan selain itu menurut Mulyadi (1997 :
yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggung 170) tentang tujuan akuntansi pertanggungjawaban
jawab merupakan informasi yang penting dalam adalah untuk : Menilai kerja manajer pusat
proses pengendalian manajemen, karena informasi pertanggung jawaban, Memotivasi Manajer,
tersebut menekankan hubungan antara informasi Mengelola aktivitas dengan cara mengarahkan usaha
dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap manajemen dalam mengurangi dan akhirnya
perencanaan dan pelaksanaannya. menghilangkan biaya-biaya penambah nilai dan
Menurut Horngren (2007 : 518) adalah Memantau efektifitas program pengelolaan aktivitas
sebagai berikut :
Akuntansi pertanggung jawaban adalah : sistem yang Bentuk Laporan Akuntansi Pertanggungjawaban
mengukur rencana (dan a nggaran) dan tindakan Menurut Bambang Hariadi (1992 : 124) prinsip yang
(dengan hasil aktual) dari masing-masing pusat harus diperhatikan dalam menyusun laporan
pertanggungjawaban. Sedangkan pusat pertanggungjawaban adalah : Konsep
pertanggungjawaban sendiri pengertiannya adalah pertanggungjawaban harus diterapkan, Prinsip
satu bagian, segmen, atau sub unit dari satu organisasi, penyimpangan harus diterapkan, Angka-angka harus
dalam mana manajer bertanggung jawab untuk disajikan dalam bentuk perbandingan Laporan
seperangkat aktivitas yang ditentukan. dikembangkan dalam bentuk ikhtisar, Harus disertai
keterangan yang jelas
Tujuan Akuntansi Pertanggungjawaban
Menurut bambang hariadi (1992 : 108), tujuan Syarat-syarat Penetapan Akuntansi
akuntansi biaya adalah untuk “Menentukan Jumlah Pertanggungjawaban
Biaya Produksi, Menentukan Penilaian Persediaan Agar penerapan akuntansi
dan Mengendalikan Tingkah Laku Biaya” pertanggungjawaban sesuai dengan yang diharapkan,
Tujuan akuntansi biaya menurut Horngren (2000 : 13) maka diperlukan beberapa persyaratan. Menurut
“Menyediakan informasi yang dibutuhkan Mulyadi (1990 : 347) ada lima syarat untuk dapat
untuk akuntansi manajemen dan akuntansi menerapkan sistem akuntansi pertanggungjawaban,
keuangan dengan mengukur dan melaporkan yaitu : a) Struktur organisasi yang menerapkan secara
setiap informasi keuangan dan non keuangan tegas wewenang dan tanggung jawab tiap tingkat
yang terkait dengan biaya perolehan atau manajemen, b) Anggaran biaya yang disusun untuk
pemanfaatan sumber daya dalam suatu tiap tingkatan manajemen, c) Pengelolaan biaya
organisasi” disesuaikan dengan yang dapat dikendalikan dan
tidak terkendali oleh manajemen tertentu dalam
Hampir semua sistem akuntansi biaya memenuhi organisasi, d) Sistem akuntansi biaya yang
tujuan untuk menentukan besarnya biaya produksi disesuaikan dengan struktur organisasi, e) Sistem
dan nilai persediaan, namun jika dihadapkan dengan pelaporan biaya kepada manajer yang bertanggung
sistem akuntansi pertanggungjawaban yang dalam jawab
20 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

Biaya Terkendali dan Biaya Tak Terkendali


Di dalam akuntansi pertanggung jawaban
Hubungan Akuntansi Pertanggungjawaban
setiap manager berpartisipasi dalam menyusun
Dengan Proses Pengendalian Manajemen
anggaran biaya masing-masing, selanjutnya akan
Dasar pengendalian adalah rencana atau
dimintai pertanggungjawaban mengenai realisasi
planning atau pengendalian yang efektif dilakukan
anggaran tersebut. Dalam menerapkan akuntansi
bila rencana yang dibuat lebih lengkap dan terpadu.
pertanggung jawaban ini perlu adanya penggolongan
Tanpa danya sesuatu rencana, manager akan
menurut tanggung jawab terjadinya biaya,
mengalami kesulitan untuk menentukan apakah unit
penggolongan biaya tersebut adalah: Biaya yang
organisasinya bekerja sesuai dengan harapan.
dapat dikendalikan dan Biaya yang tidak dapat
Sedangkan menurut Anthony (1994) terjemahan dari
dikendalikan
Agus Maulana, manajemen itu sendiri adalah :
“Semua periode prosedur dan siasat, termasuk sistem
Anggaran Sebagai Pengendalian Biaya
pengendalian manajemen yang digunakan untuk
Anggaran memberikan ukuran atas hasil-
menjamin bahwa pelaksanaan sesuai dengan strategi
hasil keuangan yang diharapkan perusahaan dari
dan kebijaksanaan organisasi”
aktifitas yang direncanakan, sehingga manager bisa
mengantisipasi masalah-masalah yang kemungkinan
Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Dasar
terjadi dan cara menghindarinya, maka anggaran
Penilaian Prestasi Pusat-Pusat
dapat berfungsi sebagai alat perencanaan koordinasi
Pertanggungjawaban
dan comprehensif, karena anggaran yang sudah
Sistem pelaporan yang baik biasanya disusun
disetuji merupakan komitmen dari para pelaksana
sesuai dengan struktur organisasi perusahaan.
yang ikut berperans erta di dalam menyusun anggaran
Disamping memperlihatkan struktur organisasi
tersebut. Pengendalian pada dasarnya adalah
perusahaan, sistem pelaporan yang baik juga harus
membandingkan antara rencana dan pelaksanaan
memperlihatkan waktu untuk melaporkan, mengingat
sehingga dapat ditentukan penyimpangan dan
waktu pembaca laporan (terutama manajemen)
pengaruhnya bagi organisasi dan unit-unitnya.
amatlah terbatas. Sistem pelaporan dalam perusahaan
Penyimpangan tersebut digunakan sebagai dasar
umumnya mengalir dari bawah ke atas artinya pusat
evaluasi atau penilaian dan umpan balik perbaikan
pertanggungjawaban yang diatas dan seterusnya pada
masa yang akan datang. Horngren (2005 265)
top manajemen. Jenis laporan yang dibuat dan
menyatakan : “Dari segi penyusunan anggaran
diperlukan oleh berbagai jenis perusahaan tidak
tahunan dapat digolongkan sebagai berikut :
mungkin diidentifikasi dan dihitung dengan pasti
Anggaran tetap atau anggaran statis (fixed atau statis
jenisnya, tetapi secara umum dalam perusahaan untuk
budget) dan Anggaran fleksibel atau anggaran turun
manajemen dapat dikelompokkan menjadi tiga
naik (fleksible budget atau sliding scale budget)
kelompok. Mas'ud Machfoeds (1993 : 199)
mengelompokkan laporan-laporan dalam perusahaan
Klasifikasi Biaya Yang Disesuaikan Dengan
untuk manajemen ke dalam tiga kelompok, yaitu :
Struktur Organisasi
Laporan Perencanaan, Laporan pengawasan dan
Dalam akuntansi biaya, biaya digolongkan
Laporan informasi
dengan berbagai macam cara, umumnya pengglongan
biaya ini ditentukan atas dasar tujuan hendak dicapai.
Pengukuran prestasi
Menurut Mulyadi ada beberapa cara penggolongan
Pengukuran prestasi dalam suatu perusahaan
biaya, yaitu : 1) Obyek Pengeluaran, 2) Fungsi Pokok
adalah mutlak harus dilakukan karena dengan
yaitu Biaya produksi, Biaya pemasaran dan Biaya
pengukuran prestasi itulah para manajer dan direktur
administrasi dan umum, 3) Hubungan Biaya Dengan
bertanggung jawab kepada pemilik. Namun demikian
Sesatu Yang Dibiayai yaitu Biaya langsung dan Biaya
pengukuran prestasi bukanlah persoalan yang mudah,
tidak langsung, 4) Perilaku biaya yaitu Biaya variabel,
mengingat ada bagian tertentu yang mudah untuk
Biaya semi variabel dan Biaya tetap
21

diukur. Mengukur prestasi kerja seorang direktur sebesar 18%. Pengukuran pusat
rasanya lebih sulit, karena hasil kerjanya tidak investasi menurut Spriyono (1991 :
kelihatan secara fisik, untuk itu diperlukan cara-cara 163) adalah sebagai berikut :
tertentu yang dapat diperlukan pada masing-masing
bagian secara adil.
Dalam akuntansi pertanggungjawaban a) ROI =
pengukuran prestasi perlu dikaitkan dengan pusat-
pusat pertanggungjawaban yang ada dalam
perusahaan. Dalam perusahaan yang relatif masih b) ROI = x
kecil akan lebih mudah ditentukan batas nama
tanggung jawabnya dan bagian mengukur
2) RI (Residual Income)
prestasinya.
RI atau laba residual (laba sisa) yang dihitung
Dibawah ini akan dijelaskan pengukuran untuk pusat-
selisih antara laba sebelum pajak dikurangi
pusat pertanggungjawaban sebagai berikut :
dengan biaya modal yang diperhitungkan atas
a) Invesment center
investasi yang dinamakan dalam suatu divisi
Adalah pusat pertanggungjawaban yang
atau perusahaan. Dalam metode ini prestasi
bertanggung jawab terhadap biaya, laba dan
manajer diukur dari kemampuannya untuk
penggunaan dan investasi. Prestasi pusat
menghasilkan rupiah RI yang sebesar
pertanggung jawaban ini diukur dari laba
mungkin.
yang dihasilkan dibandingkan dengan aktiva
Tolak ukur cost center ini adalah : Efisiensi kerja,
yang digunakan untuk menghasilkan laba
Pencapaian target produksi., Kualitas produk dan
tersebut.
Evektifitas kerja
Kebanyakan perusahaan dalam mengukur
Tolak ukur diatas dapat digambarkan keadaannya
pusat investasi dengan menggunakan Return
melalui syarat-syarat dengan cara: Menyusun laporan
On Invesment (ROI).
produksi bulanan, Menyusun laporan pemakaian
Tolak ukur yang dipergunakan untuk
bahan baku dan Menyusun laporan BTKL dalam
mengukur prestasi pusat investasi menurut
melaksanakan pengukuran dibandingkan antara
Spuriyono (1991 : 163) yaitu dengan :
realisasi dengan anggaran di cantumkan
1) ROI (Return On Ivesment)
2) RI (Residual Income)
Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Kedua cara pengukuran tersebut dapat
Konsep akuntansi pertanggungjawaban yang
dijelaskan sebagai berikut :
tidak kalah pentingnya adalah pengklasifikasian dan
1) ROI (Return On Ivesment)
pengkodean biaya. Biaya harus dilaporkan dan
Adalah suatu alat pengukuran
dikumpulkan menurut jenis biaya.
prestasi pusat investasi atau
Menurut Mulyadi (1990 : 362) sebagai berikut:
perusahaan dengan cara menentukan
“Sistem akuntansi pertanggungjawaban
besarnya ratio laba dengan
merupakan sistem pengelolaan informasi biaya,
investasinya. Jika ROI yang
dengan cara menggolongkan mencatat dan meringkas
diharapkan dari suatu devisi besarnya
biaya dalam hubungannya dengan tingkat-tingkat
18% per tahun maka prestasi devisi
manajemen yang bertanggung jawab atas terjadinya
tersebut dinilai baik jika RPI yang
biaya tujuan untuk menghasilkan informasi akuntansi
sesungguhnya kurang 18% maka
pertanggungjawaban guna pengendalian biaya.”
prestasinya dinilai tidak baik
demikian pula dalam mengusulkan
Selanjutnya biaya yang terjadi dikumpulkan
investasi baru, divisi tersebut
untuk setiap tingkat manajemen, maka biaya-biaya
diharapkan dapat menghasilkan ROI
22 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

harus giolongkan dan di beri kode sesuai dengan sebagai dasar pemecahan masalahnya. Dalam
tingkat manajemen yang terdapat dalam struktur halini dikatakan menyimpang apabila antara
organisasi, biasanya kekeringan dalam buku besar di realisasi dan anggaran tidak sesuai dengan
bagi dalam 6 kelompok : Aktiva, Hutang, Modal, rencana semula.
Penghasilan, Biaya dan Pendapatan biaya di luar
uasaha Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
METODE PENELITIAN adalah data sekunder yaitu semua data, informasi
Definisi Operasional Variabel dan keterangan yang secara langsung diperoleh
1. Akuntansi Pertanggung Jawaban dari perusahaan yang sudah di olah.
Penerapan akuntansi pertanggung jawaban 1. Data Kuantitas
yang efektif merupakan penggunaan sistem a. Anggaran biaya produksi untuk tiap
Akuntansi pertanggung jawaban dalam manajemen dari tahun 2005 – 2008.
kaitannya dengan struktur organisasi dimana b. Data laporan biaya produksi pertanggung
dalam penerapan ini aliran informasi dalam jawaban dari tahun 2005 – 2008.
perusahaan akan menjadi jelas dengan 2. Data Kualitatif
desentralisasi masing-masing bagian atau Yaitu beruapa kondisi umum perusahaan
departement. yang di dalamnya termasuk struktur
Manajemen tingkat lebih rendah punya organisasi dan proses produksi.
kewajiban mempertanggung jawabkan
pelaksanaan wewenang tersebut kepada Teknik Analisis Data
manajemen atasnya. Wewenang mengalir Untuk menganalisa data dilakukan
dari manajemen tingkat atas ke manajemen terhadap 4 syarat penerapan akuntansi
tingkat bawah. Jadi, struktur organisasi pertanggung jawaban.
haruslah memuat uraian yang jelas dan tegas 1. Analisis Struktur Organisasi
serta menampilkan adanya pusat-pusat Dalam menganalisa struktur organisasi ini
pertanggung jawaban. Dengan demikian adalah apakah struktur organisasi sudah
terdapat 3 penerapan akuntansi pertanggung menerapkan pusat-pusat pertanggung
jawaban secara tegas dan benar sesuai jawaban.
prinsip-prinsip akuntansi pertanggung 2. Analisis Anggaran Biaya
jawaban. Setelah diterapkan pusat-pusat biaya sebagai
a. Perusahaan sudah menyusun struktur pusat pertanggung jawaban dalam struktur
organisasi yang formal untuk menilai organisasi kemudian menganalisa apakah
tiap-tiap pusat pertanggung jawaban. pusat-pusat biaya tersebut diikut sertakan
b. Perusahaan sudah menggunakan budget dalam penyusunan anggaran biaya atau
sebagai alat ukur pelaksanaan. penyusunan anggaran biaya hanya disusun
c. Biaya bisa dipisahkan antara biaya oleh kepala bagian dengan bantuan pihak luar
terkendali dan biaya tidak terkendali. saja tanpa ikut serta bawahannya.
2. Prestasi Manajer Produksi 3. Analisis Penggolongan Biaya
Mengukur prestasi manajer produksi Analisis biaya dianggarkan, digolongkan
dengan cara mengevaluasi struktur sesuai dengan sistem akuntansi biaya yang
organisasi, mengevaluasi tugas dan tanggung memisahkan baiata berdasarkan terkendali
jawab yang selanjutnya, mengevaluasi atau tidaknya biaya tersebut.
kinerja pusat pertanggung jawaban dengan 4. Analisis atau Sistem Laporan
membandingkan antara realisasi anggaran Analisis ini dilakukan atas sistem pelaporan
dan mencari penyebab penyimpangannya akuntansi pertanggung jawaban yang
23
PT Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
diterapkan bagian-bagian mana saja yang Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
Seksi Giling
bertanggung jawab atas penyusunan laporan Tahun 2004
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
akuntansi pertanggung jawaban tersebut. 552012-1 Tenaga kerja lang. 1.000.000 1.050.000 (50.000)
552021-1 Listrik 7.800.000 8.500.000 (700.000)
552041-1 Bahan penolong 500.000 650.000 (150.000)
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 552051-1 Pem. Gedung 1.000.000 1.000.000 0
552052-1 Pem. Mesin 1.100.000 1.200.000 (100.000)
Evaluasi sistem pelaporan Jumlah 11.400.000 12.400.000 (1.000.000)
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Setelah perusahan membuat rencana melalui
budget, maka semua penyimpangan yang tejadi dalam PT Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
pelaksanaannya harus dilaporkan, bentuk laporan Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
Seksi Petet
harus disusun sedemikian rupa sehingga manejemen Tahun 2004
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
dapat segera mengetahui persoalan dan mengoreksi , 553012-1 Bahan penolong 950.000 1.000.000 (50.000)
553021-1 Tenaga kerja langsung 5.700.000 4.500.000 1.200.000
dengan laporan tersebut dapat diketahui bagaimana 553041-1 Listrik 400.000 500.000 (100.000)
kinerja tiap bagian pada departemen produksi serta 553051-1 Pemeliharaan gedung 1.000.000 1.000.000 0
553052-1 Pemeliharaan mesin 1.200.000 1.100.000 100.000
dapat untu mengevaluasi biaya produksi pada tiap Jumlah 9.250.000 8.100.000 1.150.000
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
bagian.
Oleh karena itu waktu yang dimiliki PT Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
manajemen tidak banyak, maka sistem laporan Seksi Verpak
manajemen harus diarahkan pada efisiensi waktu Tahun 2004
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
penyusunan laporan dan kesempatan yang di 554012-1 Bahan penolong 1.050.000 1.100.000 (50.000)
554021-1 Tenaga kerja lang. 5.000.000 5.500.000 (500.000)
ginakaqn untuk mempelajari laporan tersebut,di alam 554041-1 Listrik 200.000 150.000 50.000
554051-1 Pem. Gedung 1.000.000 1.000.000 0
laporan pertanggungjawaban harus sudah 554052-1 Pem. Mesin 1.300.000 1.400.000 (100.000)
mencantumkan selisih antara angaran dan Jumlah 11.400.000 12.400.000 (1.000.000)
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
realisasinya, pemisahan antarabiaya terkendali dan
tak terkendali juga harus dilakukan, laporan PT Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
pertangungjawaban yang seharusnya disusun oleh Tahun 2005
perusahaan adalah sbb: Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
5500 Bagian produksi 89.400.000 82.737.000 6.663.000
5600 Bagian logistik
PT Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan 5700 Bagian Adm & Keu
Laporan Pertanggungjawaban Biaya
Jumlah 89.400.000 82.737.000 6.663.000
Tahun 2004
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
5500 Bagian produksi 93.664.000 90.400.000 3.264.000
5600 Bagian logistik PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
5700 Bagian Adm.& Keu Kepala Bagian Produksi
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
Jumlah 93.664.000 90.400.000 3.264.000
Tahun 2005
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan

Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih


5510 Seksi persiapan 61.350.000 54.700.000 6.650.000
PT Sejagtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Kepala Bagian Produksi 5520 Seksi giling 11.850.000 12.100.000 (250.000)
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya 5530 Seksi petet 8.000.800 7.900.000 100.000
Tahun 2004 5540 Seksi verpak 8.200.800 8.037.000 163.000
Jumlah 89.400.000 82.737.000 6.663.000
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
5510 Seksi persiapan 66.464.000 60.750.000 3.714.000
5520 Seksi giling 11.400.000 12.440.000 (1.000.000)
5530 Seksi petet 9.250.000 8.100.000 1.150.000
5540 Seksi verpak 8.550.00 9.150.000 (600.000) PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
Jumlah 93.664.000 90.400.000 3.264.000 Seksi Persiapan
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan Tahun 2005
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
PT Sejagtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan 551011-1 Bahan baku 56.000.000 49.500.000 6.500.000
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya 551012-1 Bahan penolong 700.000 850.000 (150.000)
Seksi Persiapan 551021-1 Tenaga kerja langsung 2.000.000 2.000.000 0
Tahun 2004 551041-1 Listrik 250.000 250.000 0
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih 551051-1 Pemeliharaan gedung 1.400.000 1.000.000 400.000
551011-1 Bahan baku 59.864.000 55.800.000 4.064.000 551052-1 Pemeliharaan mesin 1.000.000 1.000.000 0
551012-1 Bahan penolong 800.000 850.000 (50.000) Jumlah 61.350.000 54.700.000 6.650.000
551021-1 Tenaga kerja langsung 1.000.000 1.500.000 (500.000) Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
551041-1 Listrik 300.000 200.000 100.000
551051-1 Pemeliharaan gedung 1.500.000 1.400.000 100.000
551052-1 Pemeliharaan mesin 1.000.000 1.000.000 0
Jumlah 64.464.000 60.750.000 3.714.000
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
24 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008
PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
Seksi Giling Seksi Giling
Tahun 2005 Tahun 2006
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
552012-1 Bahan penolong 900.000 1.000.000 (100.000) 552012-1 Bahan penolong 1.100.000 1.500.000 (400.000)
552021-1 Tenaga kerja lang. 8.500.000 8.500.000 0 552021-1 Tenaga kerja lang. 8.500.000 9.500.000 (1.000.000)
552041-1 Listrik 450.000 500.000 (50.000) 552041-1 Listrik 500.000 650.000 (150.000)
552051-1 Pem. Gedung 1.000.000 1.000.000 0 552051-1 Pem. Gedung 1.000.000 1.000.000 0
552052-1 Pem. Mesin 1.000.000 1.100.000 (100.000) 552052-1 Pem. Mesin 1.100.000 1.000.000 100.000
Jumlah 11.850.000 12.100.000 (250.000)
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Jumlah 12.200.000 13.650.000 1.450.000
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan

PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan


PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya Seksi Petet
Seksi Petet Tahun 2006
Tahun 2005 Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih 553012-1 Bahan penolong 950.000 950.000 0
553012-1 Bahan penolong 950.000 950.000 0 553021-1 Tenaga kerja langsung 5.500.000 6.000.000 (500.000)
553021-1 Tenaga kerja langsung 4.500.000 4.500.000 0 553041-1 Listrik 400.000 400.000 0
553041-1 Listrik 350.000 450.000 (100.000) 553051-1 Pemeliharaan gedung 1.000.000 1.000.000 0
553051-1 Pemeliharaan gedung 1.000.000 1.000.000 0 553052-1 Pemeliharaan mesin 1.500.000 1.500.000 (100.000)
553052-1 Pemeliharaan mesin 1.200.000 1.000.000 200.000 Jumlah 9.350.000 9.950.000 (600.000)
Jumlah 8.000.000 7.900.000 100.000 Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan

PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan


Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan Seksi Verpak
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya Tahun 2006
Seksi Verpak Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
Tahun 2005 554012-1 Bahan penolong 1.100.000 1.500.000 (400.000)
554021-1 Tenaga kerja lang. 6.000.000 6.000.000 0
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
554041-1 Listrik 200.000 200.000 0
554012-1 Bahan penolong 900.000 900.000 0
554051-1 Pem. Gedung 1.000.000 1.000.000 0
554021-1 Tenaga kerja lang. 5.000.000 5.000.000 0
554052-1 Pem. Mesin 1.100.000 1.000.000 100.000
554041-1 Listrik 200.000 187.000 13.000
Jumlah 9.400.000 9.700.000 (300.000)
554051-1 Pem. Gedung 1.000.000 850.000 150.000 Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
554052-1 Pem. Mesin 1.100.000 1.100.000 0
Jumlah 8.200.000 8.037.000 163000
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan PT Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
Tahun 2007
PT Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya 5500 Bagian produksi 108.150.000 105.800.000 2.350.000
Tahun 2006
5600 Bagian logistik
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih 5700 Bagian Adm & Keu
5500 Bagian produksi 100.020.000 102.750.000 (2.730.000) Jumlah 108.150.000 105.800.000 2.350.000
5600 Bagian logistik Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
5700 Bagian Adm & Keu
Jumlah 100.020.000 102.750.000 (2.730.000)
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Kepala Bagian Produksi
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan Tahun 2007
Kepala Bagian Produksi Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya 5510 Seksi persiapan 74.050.000 72.400.000 1.650.000
Tahun 2006 5520 Seksi giling 14.200.000 14.050.000 150.000
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih 5530 Seksi petet 9.750.000 9.450.000 300.000
5510 Seksi persiapan 69.070.000 69.450.000 (380.000) 5540 Seksi verpak 10.150.000 9.900.000 250.000
5520 Seksi giling 12.200.000 13.650.000 (1.450.000) Jumlah 108.150.000 105.800.000 2.350.000
5530 Seksi petet 9.350.000 9.950.000 (600.000) Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi T obacco Pasuruan
5540 Seksi verpak 9.400.000 9.700.000 (300.000)
Jumlah 100.020.000 102.750.000 (2.730.000) PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Sumber : PT. Sejahtera B intang Abadi Tobacco Pasuruan Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
Seksi Persiapan
Tahun 2007
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan 551011-1 Bahan baku 67.500.000 65.900.000 1.600.000
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya 551012-1 Bahan penolong 950.000 950.000 0
Seksi Persiapan 551021-1 Tenaga kerja langsung 3.500.000 3.500.000 0
Tahun 2006 551041-1 Listrik 300.000 300.000 0
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih 551051-1 Pemeliharaan gedung 1.000.000 900.000 100.000
551011-1 Bahan baku 62.820.000 63.000.000 (180.000) 551052-1 Pemeliharaan mesin 800.000 850.000 (50.000)
551012-1 Bahan penolong 900.000 1.000.000 (100.000) Jumlah 74.050.000 72.400.000 1.650.000
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
551021-1 Tenaga kerja langsung 2.500.000 3.000.000 (500.000)
551041-1 Listrik 350.000 350.000 0
551051-1 Pemeliharaan gedung 1.500.000 1.200.000 300.000
551052-1 Pemeliharaan mesin 1.000.000 900.000 100.000
Jumlah 69.070.000 69.450.000 (380.000)
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
25
PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya tiap-tiap departemen membawahi bagian-bagian
Seksi Giling
Tahun 2007 yang lebih kecil
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
552012-1 Bahan penolong 2.000.000 1.850.000 150.000 2. Pemisahan biaya terkendali dan biaya tak
552021-1 Tenaga kerja lang. 9.500.000 9.500.000 0
552041-1 Listrik 600.000 625.000 (25.000) terkendali belum dilakukan oleh perusahaan
552051-1 Pem. Gedung 1.000.000 975.000 25.000
552052-1 Pem. Mesin 1.100.000 1.100.000 0 tersebut sehingga pimpinan sulit untuk
Jumlah 14.200.000 14.050.000 150.000
menentukan siapa yang bertanggung jawab atas
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pa suruan
terjadinya penyimpangan
PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan 3. Dari hasil laporan pertanggungjawaban dapat
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya
Seksi Petet diketahui bahwa prestasi manajer departemen
Tahun 2007
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
produksi yang menunjukkan kinerja yang paling
553012-1 Bahan penolong 900.000 900.000 0 baik adalah pada tahun 2002, hal ini dilihat dari
553021-1 Tenaga kerja langsung 6.000.000 6.000.000 0
553041-1 Listrik 350.000 400.000 (50.000) laporan yang menunjukkan selisih lebih,
553051-1 Pemeliharaan gedung 1.000.000 950.000 50.000
553052-1 Pemeliharaan mesin 1.500.000 1.200.000 300.000 sedangkan pada tahun 2001 prestasi manajer
Jumlah 9.750.000 7.450.000 300.000
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan menunjukkan kinerja yang paling buruk, karena
PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan
terjadinya selisih kurang pada setiap bagian
Laporan Pertanggung Jawaban Biaya produksi yang disebabkan faktor ekstern.
Seksi Verpak
Tahun 2007
Kode Pusat Biaya Anggaran Realisasi Selisih
554012-1 Bahan penolong 2.000.000 1.800.000 200.000 Saran
554021-1 Tenaga kerja lang. 6.000.000 6.000.000 0
554041-1 Listrik 200.000 200.000 0 Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran
554051-1 Pem. Gedung 950.000 900.000 50.000
554052-1 Pem. Mesin 1.000.000 1.000.000 0 yang dapat diberikana dalah sebagai berikut :
Jumlah 10.150.000 9.900.000 250.000
Sumber : PT. Sejahtera Bintang Abadi Tobacco Pasuruan 1. Penyusunan laporan pertanggungjawaban harus
diterapkan, hal ini dimaksudkan agar laporan
Evaluasi Situasi dan Kondisi Ekstern pertanggungjawaban tersebut dapat digunakan
Pada dasarnya kinerja manajer departemen secara optimal dalam mengevaluasi biaya serta
produksi dapat diukur jika terlepas dari situasi dan untuk menilai minerja tiap bagian
kondisi di luar kendali manajer departemen produksi 2. Dengan memisahkan biaya menjadi biaya
yang terjadi pada perusahaan maupun keadaan terkendali dan biaya tak terkendali maka akan
lingkungan yang mempengaruhi hasil kinerja manajer memperjelas siapa yang akan bertanggungjawab
pada situasi dan kondisi tersebut, sehinggat jika hasil atas ketidaksesuaian antara anggaran dan realisasi
kinerjanya banyak dipengaruhi situasi dan kondisi biaya pada tiap-tiap bagian
ekstern, maka hal itu diluar tanggung jawab 3. Faktor ekstern antara lain berupa penurunan nilai
departemen produksi mata uang rupiah terhadap dollar harus diantisipasi
dengan menyusun anggaran yang sesuai dengan
SIMPULAN DAN SARAN keadaan saat itu sehingga prestasi manajer bagian
Simpulan produksi tetap dapat menunjukkan kinerja yang
1. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa baik
perusahaan sudah membuat laporan
pertanggungjawaban tetapi penggunaannya belum
optimal karena laporan yang dibuat belum
memenuhi syarat sebuah laporan
pertanggungjawaban dan dari hasil evaluasi
terhadap struktur organisasi dapat diketahui bahwa
struktur organisasi pada PT Sejahtera Bintang
Abadi Tobacco Pasuruan sudah layak untuk
penerapan akuntansi pertanggungjawaban karena
sudah ada pembagian departemen-departemen dan
26 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Hariadi, 1992. Akuntansi Manajemen : Suatu Pengantar, Edisi Pertama. Cetakan Pertama, BPFE,
Yogyakarta.
Horngrenm Charles T. Gary L Sundem, 1990. Introduction To Management Accounting, Eight Edition,
Prientice Hall International Inc.
Horngreen, Charles T, Bamber, Smith, 2007. Akuntansi. Edisi ke enam, PT Indeks. Jakarta.
Horngren, Charles T.M Datar, Srkant, Foster, George, 2005. Akuntansi Biaya. Edisi Kesebelas, Indeks. Jakarta.
Mulyadi, 1990. Akuntansi Biaya. Edisi Keempat BPFE. Yogyakarta
Mulyadi, 1997. Akuntansi Manajemen. Edisi 2, STIE YKPN, Yogyakarta.
Usry, Milton F. Adolph Mat 2, 2006. Akuntansi Biaya. Jilid 2 Edisi 13, Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Hubungan Antara Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada PT. Suzuki
Finance Indonesia Cabang Surabaya

Wiwin Indahyani
Rita Mutiarni

Abstract

Employee motivation is an important thing that can influence the company. As the pillar of company, employee
should do their job as well as possible, because base on the quality control management, the good source will give
good result and one of the good source is good employee. This research proved that by giving some facilities to
employee such as company uniform, health insurance, worker's camp and reward can improve the employee to give
the best their have. Good and straight employer also has significant influence for employee.

Keywords: employee, motivation

Efektivitas organisasi dalam mencapai dalam perusahaan terdapat indikasi kurang efektifnya
tujuannya sangat dipengaruhi oleh kualitas dari pemberian motivasi kepada karyawan antara lain
anggotanya. Pemikiran ini berdasarkan asumsi bahwa dapat dilihat seperti menurunnya kualitas kerja.
manusia merupakan salah satu dimensi utama dalam
organisasi dan menjadi pemeran sentral dalam Pengertian Motivasi.
pendayagunaan sumber-sumber lain. Bahkan menurut Bereslon dan Steiner, dalam Islamy (1995)
Gibson (1996), bahwa kinerja organisasi tergantung mengartikan "motif" sebagai sesuatu yang ada dalam
dari kinerja individu. Perilaku anggota organisasi baik diri manusia yang membangkitkan, mengaktifkan,
secara individu maupun kelompok memberikan memindahkan, mengarahkan dan menyalurkan
kekuataan atas kinerja organisasi sebab motivasinya perilakunya menuju tercapainya tujuan. Dengan
akan mempengaruhi pada kinerja organisasi. demikian motivasi terjadi melalui suatu proses.
Pemahaman motivasi, baik yang ada dalam
diri karyawan maupun yang berasal dari lingkungan Proses Motivasi
akan dapat membantu dalam peningkatan kinerja KEBUTUHAN TEGANGAN DORONGAN PERILAKU
(Sujak, 1990). Dalam hal ini seorang manajer perlu TIDAK
TERPUASKAN
YANG
DIINGINKAN
mengarahkan motivasi dengan menciptakan kondisi
dimana para karyawan merasa terpacu untuk bekerja
PENGURANGAN KEBUTUHAN
lebih keras agar kinerja yang dicapai juga tinggi. TEGANGAN TERPUASKAN

Tujuan berdirinya perusahaan pada dasarnya


Sumber : Islamy, 1995:4
adalah selain untuk mencari laba yang optimal dan
untuk meningkatkan pelayanan kepada langganan,
terutama hal ini terjadi pada perusahaan akan
Chung dan Megginson dalam Islamy (1995)
berusaha semaksimal mungkin agar tujuannya
menjelaskan bahwa motivasi terdiri dari tiga unsur :
tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Untuk
motivational inputs, motivational decisions dan
mencapai tujuan tersebut maka manusia sebagai salah
motivatinol outcomes.
satu sumber daya yang diperlukan mempunyai
a. Motivational input (masukan motivasi) terdiri
peranan sangat penting dibandingkan sumber daya
dari :
lainnya, karena sebagai tenaga kerja merupakan
1. Kebutuhan Pegawai (employee needs) :
faktor penggerak dari keseluruhan kegiatan
kebutuhan eksistensi (biologi dan
perusahaan. Melihat peranan manusia yang sangat
keamanan), kebutuhan relasi (pengaruh,
penting maka tenaga kerja harus mendapatkan
kasih sayang, persahabatan) dan kebutuhan
perhatian khusus dari perusahaan, apalagi bila di

Wiwin Indahyani, Dosen UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM Jombang;


Rita Mutiarni, Dosen STIE PGRI Dewantara Jombang
27
28 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

berprestasi (aktualisasi diri hadiah yang dapat atau tidak dapat diberikan
pertumbuhan/perkembangan). atas kinerja pegawai. Penghargaan atau
2. Insentif Organisasi (Organizational hadiah ini bisa adil-sepadan memuaskan
Incentives). Bahwa organisasi menyediakan pegawai, atau tidak memuaskan, tidak adil
penghargaan/hadiah bagi pemuas kebutuhan bahkan tanpa hadiah.
pegawai, misalnya : gaji, kesejahteraan, 3. Satisfaction (kepuasan). Kadar kepuasan
lingkungan kerja, hadiah interaktif, teman pegawai berpengaruh pada jenis/intensitas
kerja, penghargaan, pengakuan. Hadiah kebutuhannya. Perubahan struktur kebutuhan
instrinsik misalnya : penyelesaian tugas, mempengaruhi perilaku pegawai dimasa
tantangan dan tanggungjawab. yang akan datang.
3. Hasil Persepsi (Perceptual Outcomes).
Bahwa pegawai memiliki aneka persepsi atau Teori Motivasi
anggapan tentang : nilai hadiah yang diberikan a. Teori Kebutuhan dari Abraham H. Maslow
organisasi. adanya hubungan antara kinerja Inti dari teori Maslow adalah bahwa
dan hadiah, kemungkinan pegawai mencapai kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarkhi.
hasil dari usaha-usahanya dalam bentuk Tingkatan kebutuhan yang paling rendah adalah
kinerja dan lain-lain. Hanya persepsi yang kebutuhan fisiologis dan yang paling tinggi adalah
positif akan mengarah pada motivasi yang kebutuhan aktualisasi diri. Definisi kebutuhan dari
tinggi. Gibson, Ivancevich dan Donnely (1992 : 92):
b. Motivational decision (keputusan motivasi) ialah 1) Psycological, yaitu kebutuhan makan, minum,
proses dimana pegawai melakukan pilihan dan tempat tinggal, dan bebas dari rasa sakit.
keputusan motivasi bagi dirinya. Maka terjadi 2) Safety, yaitu kebutuhan akan kebebasan dan
proses Motivational Efforts (usaha-usaha ancaman, yakni aman dari ancaman kejadian atau
motivasi) yaitu bila pegawai memiliki keahlian lingkungan.
dan otoritas maka ia cenderung menetapkan 3) Love and Belongingness, yaitu kebutuhan akan
keputusan motivasinya atas dasar persepsinya teman, afiliasi, interaksi dan cinta.
tentang nilai penghargaan atau hadiah, hubungan 4) Estreem, yaitu kebutuhan akan penghargaan diri
antar kinerja dengan hadiah yang diterima serta dan penghargaan dari orang lain.
kemungkinan kemampuannya menyelesaikan 5) Self-actualization, yaitu kebutuhan untuk
tugas. memenuhi diri sendiri, memaksimumkan
c. Motivational outcomes (keluaran motivasi) ialah kemampuan, keahlian dan potensi.
hasil dan dampak motivasi terhadap pegawai,
yang menunjukkan adanya hubungan antara b. Teori Kebutuhan dari Alderfer
motivasi, kinerja, hadiah, kepuasan pegawai serta Pada dasarnya Alderfer dalam Gibson,
produktivitas. Dampak motivasinya ada tiga Ivancevich dan Donnely (1992 : 94) setuju dengan
yaitu : pendapat Maslow, namun menurut dia hirarkhi
1. Performance level (tingkat kinerja/prestasi). kebutuhan itu hanya ada tiga yaitu :
Kinerja merupakan fungsi keahlian dan 1) Existency (E), adalah kebutuhan yang dipuaskan
motivasi. Keahlian menentukan apa yang oleh faktor-faktor kebutuhan fisik seperti
dapat dikerjakan oleh pegawai. Motivasi makanan, air, udara, gaji/upah dan lain-lain.
menentukan apa yang akan dikerjakannya, 2) Relatednees (R), adalah kebutuhan yang
sedang kinerja berpengaruhpada dipuaskan oleh hubungan sosial dan hubungan
produktivitas organisasi yang akan antar pribadi yang bermanfaat.
mempengaruhi pemberian penghargaan 3) Growth (G), adalah kebutuhan rasa puas yang
kepadanya. dialami seseorang bila ia dapat melakukan upaya
2. Rewards (hadiah) adalah penghargaan atau yang kreatif dan produktif.
Wiwin Indahyani &Rita Mutiarni, Hubungan Antara Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada
PT. Suzuki Finance Indonesia Cabang Surabaya " 29

c. Teori Prestasi dan Kekuasaan dari David menghantar ke kinerja yang lebih tinggi. Umpan
McClelland balik ini ditimbulkan oleh karyawan sendiri
McClelland dalam Gibson, Ivancevich dan berupa kemampuan memantau kemajuannya
Donnely (1992 : 97) bahwa banyak kebutuhan yang sendiri. Umpan balik ini merupakan motivator
diperoleh dari kebudayaan. Melalui kehidupan dalam internal yang kuat daripada umpan balik yang
suatu budaya, seseoarng belajar tentang kebutuhan ditimbulkan secara eksternal. Karena tujuan itu
dengan mempelajarinya. Kebutuhan manusia ada tiga telah diketahui maka karyawan akan
macam, yaitu : Kebutuhan Berprestasi (Need for berkomitmen (berjanji terlibat didalamnya) dan
Achievement = nAch), Kebutuhan akan Kekuasaan bertekad tidak meninggalkannya.
(Need for Power = nPow), dan Kebutuhan untuk
Berafiliasi dengan orang lain (Need for Affiliation = 2. Teori Penguat dari Chung, Meggison dan
nAff). Skinner.
Berdasarkan teori ini manusia (pegawai) telah Menurut Chung dan Meggison, dalam
memiliki dorongan dari dalam dirinya sebagai Islamy (1995), bahwa sebagian besar tindakan
kebutuhan untuk berprestasi (nAch) yaitu kebutuhan manusia merupakan perilaku terdidik (learned
untuk mencapai sesuatu dengan berhasil dan behaviors/operant behaviors) selebihnya adalah
memuaskan. Karena sudah ada dalam diri setiap orang tindakan yang terjadi karena reflek (respondent
maka motivasinya amat kuat dan secara otomatis behaviors). Sedangkan suatu perilaku itu dapat
sudah bertujuan prestasi yang baik sejak awal dipelajari/dipertahankan lantaran ada
bekerja. Selain itu manusia merasa perlu menguasai imbalannya, bila tidak maka perbuatan itu akan
perilaku orang lain supaya orang lain mau bertindak dihentikan. Dengan kata lain bahwa tujuan
sesuai keinginannya (nPow). Oleh karena itu manusia individu akan memberikan arah bagi tindakannya,
memerlukan hubungan (nAff) yang baik, yang hangat jadi perilaku merupakan fungsi dari
dan bersahabat dengan orang lain. Bila dikaitkan konsekuensinya (imbalan).
dengan Teori X-Y maka teori ini lebih cenderung 3. Teori Keadilan dari Jane Pearson.
menganggap manusia sebagai Teori Y (manusia Bila kita amati, setiap orang yang bekerja
cenderung berperilaku positif). dalam organisasi pasti mempunyai tujuan untuk
memperoleh imbalan atau balas jasa.
d. Teori Proses. Fokus dari teori keadilan (Islamy, 1995)
Teori ini terdiri dari beberapa teori sebagaimana diarahkan pada :
dijelaskan dalam uraian dibawah ini. - Keadilan Distributif, yaitu keadilan yang
1. Teori Penentuan Tujuan dari Edwin Locke. dipersepsikan dari banyaknya dan alokasi
Menurut Edwin Locke dalam Robbins, ganjaran diantara individu-individu.
(1996 : 209) bahwa "tujuan" yang khusus dan sulit - Keadilan Prosedural, yaitu keadilan yang
akan mengantar ke tingkat kinerja yang lebih dipersepsikan dari proses yang digunakan
tinggi. Dengan demikian "tujuan" merupakan untuk menetapkan distribusi ganjaran.
sumber utama dari motivasi kerja seseorang 4. Teori Harapan (expectancy Theory) dari Victor
pegawai. Artinya, tujuan itu memberikan arah Vroom
pada pegawai tentang apa yang perlu dikerjakan Hubungan expectancy, valence, dan
dan bagaimana upaya harus ditempuh untuk instrumentality dijelaskan pada
mencapai tujuan itu. Tujuan khusus (sulit) akan
menghasilkan kinerja yang tinggi dibandingkan
tujuan umum (mudah). Tujuan khusus apabila
sulit merupakan suatu rangsangan internal yang
memberikan makna suatu sasaran spesifik untuk
diraih. Tujuan juga merupakan umpan balik yang
30 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

Model teori harapan


Uang/gaji
otonomi dan balikan.
Ekspektansi Hasil I Kekuatan Instrumentalitas Keamanan
(Valensi)
Persepsi kinerja
Kerja
Promosi Adapun keadaan psikologis menunjuk pada
Persepsi Tingkat MOTIVASI
Prestasi
Kinerja (IMBALAN) Pengakuan
Kesepakatan pekerja yang dapat mencapai tiga keadaan psikologis
Sosial

yang kritis yaitu sebagai berikut:


Valensi Netto 1) Pekerja harus menghayati pekerjaan sebagai
kepuasan atau
ketidakpuasan sesuatu yang berarti atau penting.
Gambar diatas disederhanakan sebagai berikut:
2) Pekerja harus bertanggung jawab atas hasil
pekerjaannya dan atas produk yang
Usaha Kinerja Imbalan dari Tujuan-tujuan
Individu individu organisasi individu diusahakannya secara pribadi.
Sumber : Islamy, 1995 : 30-31
3) Pekerja harus dapat memastikan dengan cara yang
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi teratur dan handal bagaimana hasil usahanya, apa
Karateristik individu yang telah dicapai dan memuaskan atau tidak,
Sujak, (1990 : 249-250) mengatakan bahwa : Schein (1991 : 105-106) dalam Sudjak (1990 :
karateristik individu yang berbeda-beda, meliputi 255)
kebutuhan, nilai, sikap, dan minat. Perbedaan tersebut Karateristik Organisasi
akan dibawa oleh individu ke dalam dunia kerja Karateristik organisasi ialah norma-norma
sehingga motivasi setiap individu akan bervariasi. organisasi yang akan mempengaruhi tindakan
Menurut Gibson, Invansevich dan Donnely pegawai dann kesadarannya dalam aktivitas sehari-
(992 : 52) dan Ahli-ahli lainnya, karateristik individu hari saat bekerja, Swasto, (1997 : 27)
terdiri dari : Karateristik organisasi meliputi : kebijaksanaan
1) Variabel psikologis (ciri kepribadian) : organisasi, kultur, gaya kepemimpinan, program
kebutuhan nonmaterial nilai, sikap dan minat; pengembangan karier dan sistem kompensasi.
2) Variabel biografis (ciri individu) : usia, Karateristik tersebut mempengaruhi pegawai untuk
kebutuhan material, masa kerja, jenis kelamin, memotivasi karier mereka.
status perkawinan, dan banyaknya tanggungan; Prestasi Kerja dan Pengukurannya
3) Variabel fisiologis (ciri fisik individu), yaitu ; Prestasi Kerja
kemampuan dasar meliputi : kemampuan Prestasi kerja menunjukkan pada hasil kerja
intelegensia/mental dan kemampuan fisik; yang dicapai oleh seseorang. Hasibuan (1990 : 105)
4) Variabel lingkungan, yaitu : keturunan atau dalam Sadjak (1990) menyatakan bahwa prestsi kerja
keluarga, kelas sosial dan kebudayaan. adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
Karateristik Pekerjaan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan,
Karateristik pekerjaan adalah segala aspek pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Dengan
dari suatu pekerjaan yang menjelaskan sifat-sifat kata lain bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja yang
umum yang dicerminkan dalam persepsi oleh yang dicapai olh seseorang dalam melaksanakan tugas yang
mengerjakannya (Swasto, 1997 :27). diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang
Sujak (1990 :252-256), dengan mengutip ditetapkan.
pendapat Hackman dan Oldham mengungkapkan Pengukuran Prestasi Kerja
bahwa dalam pekerjaan perlu memperhatikan lima Pengukuran prestasi kerja dapat dijelaskan sebagai
karateristik pekerjaan. Karateristik itu akan berikut:
berpengaruh pada empat karateristik personal 1. Kecakapan
sehingga dapat memperluas kebutuhan pegawai yang 2. Pengetahuan tentang pekerjaan
tumbuh terus, untuk mempelajari pekerjaan baru dan Memiliki indikator :
yang terakhir dapat meningkatkan produktivitas a. Hasil Kerja yaitu Kualitas kerjanya bagus
kerjanya. Karateristik pekerjaan itu dimaksud adalah meliputi : mutu (halus, teliti, bersih, dan
variasi kecakapan, identitas tugas, signifikansi tugas, hemat), Kuantitas kerjanya tinggi meliputi :
Wiwin Indahyani &Rita Mutiarni, Hubungan Antara Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada
PT. Suzuki Finance Indonesia Cabang Surabaya " 31

kecepatan, ketepatan waktu, banyaknya Konsep, Variabel Dan Pengukurannya


keahlian yang dimiliki, Pengetahuan tentang Adapun pengukuran masing-masing variabel
pekerjaan bisa dikuasai antara lain : dijelaskan dalam uraian berikut ini.
memahami prosedur kerja, perancanaan Variabel Bebas : Motivasi Kerja Pegawai.
pekerjaan yang jeli, ketekunan dalam Variabel Karakteristik Individu adalah ciri pribadi
pelaksanaan kerja. yang obyektif serta membedakan dari orang lain dan
b. Produktivitas yaitu 1) Kecakapan yaitu mudah diperoleh dari rekaman pribadi atau riwayat
kemampuan, kesanggupan melaksanakan hidup seseorang. Indikator ini selanjutnya dijabarkan
tugas hingga tuntas, 2) Keterampilan : ke dalam item-item yang terdiri dari : Kebutuhan
kecekatan, koordinatif, adaptif, materiel, Kebutuhan nonmateriel, Pendidikan,
kepemimpinan, pengambilan keputusan dan Nilai, Sikap, dan Minat
delegatif dan 3) Pengalaman yang luas a. Variabel karakteristik Pekerjaan
ditandai dari banyaknya inisiatif dan adalah segala aspek dari suatu pekerjaan
kreatifitasnya. yang menjelaskan sifat-sifat umum dan
c. Perubahan Perilaku dicerminkan dalam persepsi oleh yang
mengerjakan (pegawai), kesiapan
Model Konsepsi mental yang dipengaruhi oleh
pengalaman seseorang terhadap obyek
Karakteristik Individu ( X1 )
dan situasi yang berhubungan. Indikator
Karakteristik Pekerjaan ( X2 ) Prestasi Kerja (Y)
ini dijabarkan ke dalam item-item yang
Karakteristik Organisasi ( X3 )

Keterangan : t e r d i r i d a r i A n e k a
Pengaruh secara parsial variabel Xi terhadap variabel Y
Pengaruh secara simultan variabel Xi terhadap variabel Y kecakapan/ketrampilan , Identitas
tugas, Otonomi, Umpan balik
METODE PENELITIAN Variabel Karakteristik Organisasi definisikan
Lokasi Penelitian. sebagai dimensi organisasi yang akan
Sebagaimana telah diuraikan terdahulu, mempengaruhi tindakan dan kesadaran tiap
penelitian ini dilakukan di Kantor PT. Suzuki Finance pegawai dalam aktivitas sehari-hari saat bekerja,
Indonesia Cabang Surabaya dengan alasan bahwa Swasto (1997 : 6). Variabel ini dijabarkan
Kantor PT. Suzuki Finance Indonesia Cabang kedalam item-item yang terdiri dari : Kultur,
Surabaya dalam kota besar pertama di Jawa Timur, Persepsi, Kerja sama, Gaya kepemimpinan,
dimana sumber daya insaninya bertanggungjawab Peraturan dan kebijaksanaan
dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.
Variabel Tergantung : Prestasi Kerja Pegawai.
Populasi dan Sampel. Sebagaimana uraian sebelumnya variabel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang tergantung dalam penelitian ini direduksikan dari
terdiri dari subyek/obyek yang mempunyai kualitas konsep prestasi kerja yang didefinisikan sebagai hasil
dan karakteristik yang sama (Sugiyono, 1997). kerja terbaik yang telah dicapai karyawan sesuai
Dari data yang ada di PT. Suzuki Finance Indonesia dengan standar yang ditetapkan dalam kurun waktu
Cabang Surabaya yang mempunyai tenaga kerja lebih tertentu. Berdasarkan definisi ini :
dari 77 orang. Karena jumlah populasi kurang dari
seratus orang maka dalam penelitian ini dilakukan Indikator Hasil Kerja.
pengambilan sample dari jumlah populasi tersebut. Hasil kerja, yaitu hasil kerja senyatnya yang
Sugiyono (1994) menyatakan bahwa sample adalah diperoleh pegawai dan merupakan hasil kerja optimal
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki yang bisa diraih dari standar dan waktu yang telah
oleh populasi tersebut. Sample penelitian ini diambil ditentukan. Indikator ini diukur :
seluruhnya.
32 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

Y = â0 + â1X1 + â2X2 + â3X3 + e


1. Kualitas/mutunya bagus yaitu : halus,
teliti, bersih dan hemat. Dimana :
2. Kualitas kerjanya tinggi meliputi : Y : Motivasi
kecepatan, ketepatan waktu, X1 : Karakteristik Individu
banyaknya keahlian yang dimiliki. X2 : Karakteristik Pekerjaan
3. Pengetahuan tentang pekerjaan antara X3 : Karakteristik Organisasi
lain : pemahanan prosedur kerja,
â0 : Konstanta
perencanaan pekerjaan yang jeli, dan
ketekunan dalam pelaksanaan kerja. â1, â2, â3 : Koefisien Regresi
e : Galat
Indikator Produktivitas.
Produktivitas adalah suatu ukuran kinerja
HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN
yang mencakup keefektifan dan kefeisienan.
PEMBAHASAN.
Keefektifan adalan pencapaian tujuan/target
sedangkan efisiensi merupakan rasio dari keluaran
Analisis Data Dan Intepretasi
efektif terhadap masukkan yang diperlukan untuk
Analisis Regresi Berganda Pengaruh Variabel
mencapai tujuan itu. Jadi hubungan antara hasil
Motivasi yang terdiri dari Karakteristik Individu
nyata/fisik berupa barang atau jasa dari suatu tujuan
(X1), Karakteristik Pekerjaan (X2) dan
yang dicapai dengan mentransfer masukan ke luaran
Karakteristik Organisasi (X3) Terhadap Prestasi
dengan biaya paling rendah. Dengan demikian
Kerja (Y).
merupakan perbandingan antara totalitas pengeluaran
Sebagaimana telah dirumuskan sebelumnya
pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama
bahwa dalam, penelitian ini hipotesisnya adalah :
periode tersebut. indikator ini terdiri dari item-item
1). Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi
sebagai berikut : Kecapakan yaitu kemampuan ,
terdiri dari karakteristik individu (X1),
kesanggupan melaksanakan tugas hingga tugas
karakteristik pekerjaan (X2), karakteriktik
tuntas, Ketrampilan yaitu kecekatan dalam
organisasi (X3) secara simultan terhadap prestasi
memanfaatkan sarana yang ada antara lain adaptif,
kerja (Y).
komunikatif, koordinatif, delegatif, kepemimpinan
2). Ada pengaruh yang signifikan dari masing-
dan pengambilan keputusan, Pengalaman yang luas
masing motivasi yang terdiri dari karakteristik
ditandai dari banyaknya inisiatif dan kreatifitas.
individu (X1), karakterikstik pakerjaan (X2),
karakteristik organisasai (X3) secara parsial
Indikator Perubahan Perilaku.
terhadap prestasi kerja (Y)
Perubahan perilaku ialah berubahnya
Pengujian dilakukan denghan tingkat
perilaku yang semakin baik diwujudkan dalam item
kepercayaan 95% atau signifikansinya 0,05. Untuk
penampilan kerja yang mengesankan dan
menguji kebenaran hipotesis tersebut digunakan
mencerminkan nilai tertinggi terhadap semua kreteria
analisis regresi linier. Pada analisi regresi linier akan
tersebut diatas yang dapat diukur dari : semangat kerja
dilakukan uji serentak atau uji F serta uji parsial atau
yang tinggi, rajin, berkepribadian yang kuat (jujur,
uji t.
sopan, ramah), mandiri, percaya diri, berani Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Variabel Karakteristik Individu, Pekerjaan
mengambil keputusan, berani menanggung resiko, dan Organisasi Terhadap Prestasi

efisien dan efektif. Variabel B Beta r2 Tersebut Prob.


X1 0,234 0,387 0,2381 4,184 0,000
X2 0,784 0,532 0,3709 5,750 0,000
X3 -0,112 -0,109 0,0262 -1,226 0,225
Metode Analisis Data. (Const.) -7,267 -2,250 0,028
Multiple R 0,752
Untuk hipotesa satu digunakan analisis Regresi
R2 –Adj 0,542
Linear Berganda dengan rumus sebagai berikut : F
Prob
24,300
0,000
Ftabel 2,770
Ttabel 2,000
Sumber : Data primer diolah. (Juni, 200 8)
Wiwin Indahyani &Rita Mutiarni, Hubungan Antara Motivasi Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada
PT. Suzuki Finance Indonesia Cabang Surabaya " 33

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Berdasarkan hasil uji-t, variabel perbaikan
nilai F hitung sebesar 24,300 dengan angka karakteristik individu (X1) secara statistik
probabilitasnya sebesar 0,000 (p< 0,05). Sedangkan memberikan pengaruh perubahan yang
multiple R mempunyai nilai sebesar 0,752 yang signifikan terhadap prestasi. Hal ini terbukti dari
menunjukkan adanya hubungan yang cukup kuat nilai t-hitung 4,184 memberikan nilai
antara variabel karakteristik individu (X1), probabilitas sebesar 0,000 adalah lebih kecil dari
karakteristik pekerjaan (X2), karakteristik organisasi nilai =0,05.
(X3) terhadap prestasi kerja (Y). Variasi perubahan 2. Hasil analisis regresi variabel karakteristik
nilai variabel prestasi kerja (Y), dapat dijelaskan oleh pekerjaan (X2) terhadap prestasi kerja (Y) pada
seluruh variabel bebas; karakteristik individu (X1), tabel diatas menunjukkan nilai p (0,000) < 0,05.
karakteristik pekerjaan (X2), karakteristik organisasi Ini berarti secara parsial ada pengaruh yang
(X3), yang ditunjukkan dengan koefisien determinasi signifikan antara karakteristik individu terhadap
2
(R -Adj) sebesar 0,542, dan sebesar 0,458 dipengaruhi prestasi kerja karyawan pada taraf signifikansi
oleh variabel lain. Atau dapat dikatakan bahwa 95%. Nilai Koefisien determinasi parsial (r2)
proporsi kemampuan variabel-variabel karakteristik untuk variabel karakteristik pekerjaan (X2)
individu, pekerjaan dan organisasi dalam menjelaskan adalah sebesar 0,3709, hal ini memberikan
keragaman variabel prestasi adalah sebesar 54,2%. makna bahwa variasi perubahan nilai prestasi
Nilai F-hitung sebesar 24,300 dengan probabilitas kerja (Y) dapat dijelaskan oleh variabel
0,000 menunjukkan bahwa persamaan regresi yang karakteristik pekerjaan (X2) sebesar 0,2381.
didapat, secara statistik terbukti mampu menjelaskan Sedangkan nilai koefisien regresi (B) pada
keragaman motivasi. Hal tersebut dapat dibuktikan variabel karakteristik pekerjaan (X2) sebesar
dengan nilai probabilitas kesalahan model sebesar 0,784. Hal ini menunjukkan bahwa bila X2
0,000 adalah lebih kecil dari nilai = 0,05. dinaikkan satu satuan, maka prestasi kerja (Y)
Berdasarkan hasil pengujian secara parsial akan meningkat sebesar 0,784. Tingkat
terhadap masing-masing variabel bebas dapat keberartian pengaruh variabel karakteristik
diketahui : pekerjaan terhadap variabel prestasi secara
1. Hasil analisis regresi variabel karakteristik statistik diuji dengan menggunakan uji-t.
individu (X1) terhadap prestasi kerja (Y) pada Berdasarkan hasil uji-t, variabel karakteristik
tabel diatas menunjukkan nilai p (0,000) < 0,05. pekerjaan (X2) secara statistik memberikan
Ini berarti secara parsial ada pengaruh yang pengaruh perubahan yang signifikan terhadap
signifikan antara karakteristik individu terhjadap prestasi. Hal ini terbukti dari nilai t-hitung 5,750
prestasi kerja karyawan pada taraf signifikansi memberikan nilai probabilitas sebesar 0,000
2
95%. Nilai Koefisien determinasi parsial (r ) adalah lebih kecil dari nilai =0,05.
untuk variabel karakteristik individu adalah 3. Hasil analisis regresi variabel karakteristik
sebesar 0,2381, hal ini memberikan makna organisasi (X3) terhadap prestasi kerja (Y) pada
bahwa variasi perubahan nilai prestasi kerja (Y) tabel diatas menunjukkan nilai p (0,225) > 0,05.
dapat dijelaskan oleh variabel karakteristik Ini berarti secara parsial tidak ada pengaruh yang
individu (X1) sebesar 0,2381. Sedangkan nilai signifikan antara karakteristik individu terhadap
koefisien regresi (B) pada variabel karakteristik prestasi kerja karyawan pada taraf signifikansi
2
individu (X1) sebesar 0,234 menunjukkan 95%. Nilai Koefisien determinasi parsial (r )
bahwa bila X1 dinaikkan satu satuan, maka untuk variabel karakteristik individu adalah
prestasi kerja (Y) akan meningkat sebesar 0,234, sebesar 0,0262, hal ini memberikan makna
dengan asumsi variabel lain konstan. Tingkat bahwa variasi perubahan nilai prestasi kerja (Y)
keberartian pengaruh variabel karakteristik dapat dijelaskan oleh variabel karakteristik
individu terhadap variabel prestasi secara organisasi (X3) hanya sebesar 0,0262.
statistik diuji dengan menggunakan uji-t. Sedangkan nilai koefisien regresi (B) pada
34 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

variabel karakteristik organisasi (X3) sebesar - pemberian uang sewa rumah, jaminan
0,112 menunjukkan bahwa bila X1 dinaikkan keamanan, penghargaan oleh pimpinan
satu satuan, maka prestasi kerja (Y) belum dapat dan rekan, ingin menghasilkan
menaikkan prestasi kerja. Tingkat keberartian pekerjaan sebaik-baiknya dan
pengaruh variabel karakteristik organisasi keberadaan diakui kawan dan atasan.
terhadap variabel prestasi secara statistik diuji b) Karakteristik Pekerjaan (X2) terdiri dari
dengan menggunakan uji-t. Berdasarkan hasil Paham prosedur, rencana, tekun,
uji-t, variabel karakteristik organisasi (X3) meneliti hasil, bebas berinisiatif asal
secara statistik memberikan pengaruh perubahan tidak menyalahi peraturan; dan
yang tidak signifikan terhadap prestasi. Hal ini Pimpinan memberikan informasi hasil
terbukti dari nilai t-hitung 1,226 memberikan kerja
nilai probabilitas sebesar 0,225 adalah lebih c) Karakteristik Organisasi (X3) terdiri
besar dari nilai =0,05.. dari sistem penggajian sudah baik,
pengembangan promosi sudah efektif;
4. Menentukan pilihan diantara variabel-variabel dan pedoman penyelesaian tugas
karakteristik individu, karakteristik pekerjaan Penyebab utama adalah kurangnya perhatian
dan karakteristik organisasi sebagai sebuah PT. Suzuki Finance Indonesia terhadap ke 10
keputusan terhadap variabel yang paling item tersebut diatas antara lain adalah faktor
dominan mempengaruhi prestasi digunakan kepemimpinan yang lemah, terbatasnya
koefisien beta, yaitu koefisien regresi dari sarana dan prasarana kerja pegawai.
variabel bebas yang telah dibakukan. 3. Secara umum Teori Motivasi baik dari
(Arif:1993:10). Dari hasil perhitungan di atas kelompok Teori Pemuas Kebutuhan dan Teori
dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh yang Proses keduanya sesuai digunakan sebagai
paling dominan berasal dari variabel landasan untuk menetapkan kebijaksanaan
karakteristik pekerjaan (X2) dengan nilai beta pembinaan pegawai terutama dalam
sebesar 0,532. memotivasi prestasi kerjanya.
Berdasarkan analisis regresi linier ,maka dapat
dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut : Saran
Y= -7,267 + 0,234x1 + 0,784x2 + -0,112x3 1. Untuk mengurangi kelemahan pimpinan tersebut
Dapat dijelaskan bahwa konstanta sebesar disarankan adanya kehendak yang baik dan
–7,267, artinya bahwa jika tidak ada Xi, maka kemauan yang dan kemauan yang baik dari
prestasi kerja pegawai sebesar 7,267. pimpinan untuk membenahi 10 item yang
dianggap lemah oleh pegawai dengan cara
SIMPULAN DAN SARAN mentaati ketentuan perundang-undangan yang
Simpulan berlaku dan memperhatikan psikologi
1. Setelah dilakukan pengujian terhadap hasil kepegawaian.
perhitungan statistik dapat dibuktikan 2. Secara khusus 10 item yang dianggap lemah oleh
bahwa hipotesa dapat diterima yaitu : pegawai dapat diperbaiki dengan cara antara lain :
terdapat korelasi antara motivasi kerja a. Pengaturan insentif disarankan agar PT. Suzuki
dengan prestasi kerja pegawai. Finance Indonesia memiliki sistem pemberian
2. Setelah dilakukan pengujian terhadap 18 insentif didasarkan atas prestasi kerja.
item yang mempengaruhi motivasi kerja ada b. Lebih meningkatkan penghargaan terhadap
10 item yang dianggap lemah oleh para tingkat pendidikan, pengalaman, keterampilan,
pegawai yaitu : kecakapan pegawai dengan menerapkan asas the
a) Karakteristik Individu (X1) terdiri dari right man and the right place.
penyediaan pakaian seragam kerja, c. Pengakuan terhadap prestasi kerja agaknya
35

mendapat sorotan tajam dari para pegawai. Oleh Erlangga. Jakarta.


karena itu perwujudan pengakuan eksistensui,
potensi dan prestasi melalui pelaksanaan promosi Faisal, Sanapiah, 1989. Penelitian Sederhana.
yang obyektif menjadi tuntutan kebutuhan dari Yayasan Asih Asah Asuh. Malang.
para pegawai utamanya level pimpinan tingkat
bawah mengingat latar belakang pendidikan Gibson James L dan Ivancevich John M dan Donnely
mereka yang memadai. James H. Jr 1989 Organizations. Terjemahan
d. Penilaian terhadap pelaksanaan kerja hendaknya Organisasi dan Manajemen : Perilaku,
berfungsi sebagai umopan balik yang positif bagi Struktur, Proses. Alih Bahasa : Savitri,
pegawai. Selain itu perlu disampaikan hasil Soekrisno dan Agus Dharma. Jilid 2. Edisi
penilaian secara terbuka dan rasional kepada Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.
pegawai yang bersangkutan. Kecuali itu perlu
disusn program perencanaan, pembianan, dan Handayani R. S. 1994 Kajian Tentang Kualitas
pengembangan pegawai sedikitnya 1 tahun yang Sumber Daya Manusia Peranannya Dalam
akan datang, atau 5 tahun kemudian, yang benar- Pelaksanaan Pengawasan Melekat, Tesis,
benar konsekuen, ditaati dan dapat dipercaya. Program Pasca Sarjana Universitas Pajajaran.
e. Sikap pimpinan dipengaruhi oleh kepribadian Bandung.
seseorang oleh karena itu sulit diubah, namun
demikian kepemimpinan yang efektif Hersey, Paul dan Kenneth H. Blanchard, 1992.
mensyaratkan sifat keramahan, tenggang rasa, Management Organization Behavior And
penuh perhatian, yang dapat diubah dan dipelajari. Human Resources Usage. Terjemahan.
Manajemen Perilaku Organisasi dan
Pendayagunaan Sumberdaya Manusia. Alih
DAFTAR PU S TAKA Bahasa : Agus Dharma. Erlangga. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 1992. Prosedur Penelitian : Handoko, T. Hani. 1986. Manajemen Sumber Daya
Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan Manusia. BPFE. Yogyakarta.
kedelapan. Edisi revisi. Rineka Cipta. Jakarta.
Handoko, T. Hani. 1986. Manajemen Personalia dan
Agus, Dharma, 1985. Manajemen Prestasi Kerja. Sumber Daya Manusia. Edisi kedua. Cetakan
Edisi Pertama. Rajawali. Jakarta kelima. BPFE. Yogyakarta.

Bambang, Soepeno, 1992. Statistik Terapan. Cetakan Hasibuan, Melayu. SP, 1991.Manajemen Sumber
kelima. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta Daya Manusia. Rajawali Jakarta.

Dessler, Gary, 1992, Manajemen Personalia, Edisi Islamy, M. Irfan, 1996. Perilaku Kekuasaan
Ketiga, Terjemahan, Penerbit Airlangga, Pemimpin Lokal. Disertasi Program Pasca
Jakarta Sarjana Universitas Arlangga. Surabaya.

Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo, 1993. Statistik I s l a m y, M . I r f a n , 1 9 9 5 . P o w e r D a l a m


Induktif. Edisi Keempat. Cetakan pertama. Kepemimpinan, Materi Short Course
BPFE. Yogyakarta. Kepemimpinan Eksekutif, FIA Unibraw.
Malang
Flippo, Edwin B. 1992. Personnel Management.
Terjemahan Manajemen Personalia. Alih Islamy, M. Irfan, 1995. Motivasi dan kepemimpinan.
Bahasa : Moh. Masud. Edisi Keenam. Jilid I. FIA. Unibraw. Malang
36 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

Penerbitan STIE YKPN, Yogyakarta


Isaac, Stephen. 1992. Handbook In Reseach And Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1985.
Evaluation. William B. Michael. Edits. San Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.
Diego.California.
Sudjana. 1992. Metode statistika. Tarsito. Bandung.
Kenneth. N. Wexley and Gery A. Yuki. Richard. 1997.
Organizational Behavior and Personnel Sujak, Abi, Kepemimpinan Manajer : Konsep Dasar
Psychology. D. Irwin Inc. Homewood. Illionis. dan Implikasi. Cetakan kelima, Rajawali,
60430. Irwin. Dorsey. L.Limited. First. Jakarta. 1990
Printing. Georgetown. Ontario. L7G4B3. USA
Sugiyono, 1990, Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta.
Kerlinger, Fred. N. 1995. Foundation of Behavioral Bandung.
Research. Third Edition. Edisi Bahasa
Indonesia : Asas-Asas Penelitian Behavioral. Swasto, Bambang 1996. Pengembangan
Penterjemah. Simatupang Landung. R. Editor J. Sumberdaya Manusia, Pengaruhnya
Koesoemanto. Cetakan keempat. Gajah Mada Terhadap Kinerja dan Imbalan. FIA dan
University Press Yogyakarta. FAPET Universitas Brawijaya Malang.

Nadler and Leonard, 1990. Human Resource Strauss, George. 1986. Personnel Management.
Development, The Handbook of Human Terjemahan. Segi Manusia Dan Organisasi
Resource Development. Leonard & Zeace Manajemen Personalia. Alih Bahasa : Ny.
Nadler (ed). Second edition. John Wiley & Sons Grace. M. Hadi Kusuma dan Ny. Rochmulyati
Inc. Canada Hamzah. Cetakan Pertama. Edisi Revisi
Penerbit. IPPM dan PT. Pustaka. Binaman.
Nitisemito, Alex S, 1989, Manajemen Suatu Dasar Presindo. Jakarta.
Dan Pengantar. Edisi Revisi Kedua. Ghalia
Indonesia. Jakarta. Timpe, A. Dale. 1993. Motivation of Personnel.
Terjermahan. Seri Ilmu dan Seri Manajemen
Roethlisberger, F.J, 1991. Management And Morale. Bisnis. Memotivasi Pegawai. Alih Bahasa :
Terjemahan Manajemen Dan Moril Pekerja. Soesanto Budidharma. PT. Gramedia Asri
Alih Bahasa : JaRDANIS b. Aksara Baru. Media. Jakarta.
Jakarta.
Terry, George. R. 1980. Motivasi dan Organisasi
Robbin, Stephen P. 1996. Organizational Behavior : Perkantoran . ANS. Jakarta.
Conseps, Controversies, Applications. Seventh
Edition. Edisi Bahasa Indonesia. Perilaku Widjaja, A. W. 1995. Administrasi Kepegawaian
Organisasi : Konsep Kontroversi, Aplikasi. Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada.
Alih Bahasa : Pujaatmaka. Hadyana Jakarta.
Penyunting Benyamin Molan. Jilid dua.
Prehalindo. Jakarta. Walizer, Michael H. 1993. Research Methods And
Analysis Searching For Relationships. Terjemahan
Siagian, Sondang P. 1987. Organisasi dan Metode Dan Analisis Penelitian.
Manajemen. Gramedia. Jakarta.

Simamora, Henry, 1995, Manajemen Sumber Daya


Manusia, Cetakan Pertama, Penerbit Bagian
PENGARUH PENGUMUMAN DEVIDEN TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR
DI BURSA EFEK INDONESIA

Dwi Ermayanti S

Abstract
Investing in stock exchange is a chance to improve wealth because it can offer high return compare with
bank deposit commonly call dividend that is profit sharing for stock holder. To know how much return the
stock holder has, they can get the information from dividend statement. This statement also has function as
indicator of company in the future.

Keywords: Stock, dividend statement

Selama lima tahun terakhir kinerja mungkin akan dihadapi investor yang
perekonomian Indonesia menunjukkan trend menginvestasikan dananya dalam bentuk saham,
pertumbuhan yang membaik. Perkembangan antara lain berupa : penurunan harga saham (Capital
perekonomian Indonesia yang positif tersebut secara Loss), deviden yang sangat rendah atau bahkan tidak
tidak langsung berpengaruh terhadap kegiatan menerima deviden, dan lain-lain. Keputusan investasi
investasi di Pasar modal Indonesia. Faktor-faktor di pasar modal memerlukan berbagai macam
ekonomi makro secara empiris terbukti mempunyai informasi. Terdapat berbagai jenis informasi di pasar
pengaruh terhadap perkembangan investasi di modal, salah satu tipe informasi tersebut adalah
beberapa negara. Bagi investor, berinvestasi di pasar pengumuman deviden. Pengumuman deviden
modal merupakan kesempatan untuk meningkatkan menggambarkan sejumlah uang yang akan diperoleh
kekayaannya karena berinvestasi di pasar modal para pemegang saham untuk setiap lembar saham
menawarkan tingkat pengembalian (return) yang yang dimiliki. Oleh karena itu pengumuman deviden,
cenderung lebih tinggi dibandingkan deposito yang kemudian dapat dihitung lebih lanjut untuk
perbankan dan memungkinkan investor untuk mengetahui besarnya perubahan jumlah deviden bila
memilih investasi sesuai dengan preferensi mereka. dibandingkan dengan periode sebelumnya. Informasi
Tingkat pengembalian (return) yang diharapkan oleh ini diharapkan akan menstimulasi reaksi para
investor dalam melakukan investasinya berupa : 1) pemegang saham yang nampak dalam bentuk
Capital Gain, yaitu keuntungan penjualan saham perubahan harga saham. Jika harga saham yang
akibat selisih dari harga jual saham dengan harga terbentuk di pasar lebih besar dari harga saham yang
belinya, (Jogiyanto, 2000:101). 2) Devidend, yaitu diharapkan, maka hal tersebut akan menghasilkan
pembagian keuntungan kepada pemegang saham PT abnormal return
yang sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki,
(Zaki Baridwan, 2000:434). Pada setiap pengambilan Pasar Modal
keputusan investasi, investor dihadapkan pada Pada dasarnya pasar modal (Capital Market)
keadaan ketidakpastian atau risiko. Seorang investor merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan
tidak mengetahui dengan pasti hasil yang akan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
diperoleh dari investasi yang dilakukannya. Hal ini dalam bentuk utang ataupun modal sendiri, kalau
mendorong investor yang rasional untuk selalu pasar modal merupakan pasar untuk surat berharga
mempertimbangkan risiko dan tingkat pengembalian jangka panjang, maka pasar uang (money market)
yang diharapkan dari setiap sekuritas. Apabila pada sisi yang lain merupakan pasar surat berharga
pemodal mengharapkan untuk memperoleh tingkat jangka pendek. Peranan pasar modal dalam suatu
keuntungan yang tinggi, maka dia harus bersedia perekonomian negara adalah sebagai berikut Fungsi
menerima risiko yang tinggi pula. Adapun risiko yang Tabungan (Savings Function), Fungsi Kekayaan

Dwi Ermayanti S , Dosen STIE PGRI Dewantara Jombang

37
38 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

(Wealth Function), Fungsi Likuiditas (Liquidity permintaan terhadap sekuritas tersebut. Analisis
Function) Fungsi Pinjaman (Credit Function) teknikal didasarkan pada beberapa asumsi dasar,
Saham yaitu : Penawaran dan permintaan harga sekuritas
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda yang akan ditentukan oleh interaksi antara penawaran
penyertaan atau kepemilikkan seseorang atau badan dan permintaan, Sekuritas itu sendiri dipengaruhi oleh
dalam suatu perusahaan atau Perseroan Terbatas (PT). banyak faktor, baik yang rasional maupun irrasional,
Wujud saham adalah selembar kertas yang Perubahan harga sekuritas condong bergerak pada
menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah satu arah tertentu (trend), Pergeseran panawaran dan
pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga permintaan sekuritas akan mempengaruhi arah
tersebut serta menunjukkan hak pemodal untuk perubahan harga.
memperoleh bagian prospek dari kekayaan
perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut. Investasi
Jenis-Jenis Saham Menurut Sunariyah (2000:4), pengertian investasi
Ada beberapa sudut pandang yang membedakan adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
saham, yang diwujudkan dalam beberapa kategori yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama
sebagai berikut : dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-
a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih masa yang akan datang. Keputusan penanaman modal
atau klaim, maka saham terbagi atas : Saham tersebut dapat dilakukan oleh individu atau suatu
Biasa (Common Stock) dan Saham Preferen entitas yang mempunyai kelebihan dana. Investasi
(Preferred Stock). dalam arti luas terdiri dari 2 (dua) bagian utama, yaitu :
b. Dilihat dari cara peralihannya saham dapat investasi dalam bentuk aktiva riil (real asset), seperti
dibedakan atas Saham Atas Unjuk (Bearer emas, intan, barang-barang seni, real estate, dan
Stock) dan Saham Atas Nama (Registered investasi dalam bentuk surat-surat berharga atau
Stocks) sekuritas (marketable securities atau financial
c. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham assets), seperti surat-surat berharga yang pada
dapat dikategorikan atas: Blue-Chips Stocks, dasarnya merupakan klaim atas aktiva riil yang
Income Stocks, Emiten dikuasi oleh suatu entitas.

Penilaian Saham Jenis-Jenis Investasi


Ada dua macam analisis yang banyak digunakan Menurut Sunariyah (2000:4), pemilikan aktiva
untuk menentukan nilai sebenarnya dari saham, yaitu : finansial dalam rangka investasi pada sebuah institusi
Analisis Fundamental, ada dua cara pendekatan atau perusahaan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara,
untuk menghitung nilai intrinsik saham, yaitu dengan yaitu :
pendekatan nilai sekarang (present value approach) a) Investasi Langsung (Direct Investing) Diartikan
dan pendekatan PER (P/E ratio approach). sebagai suatu pemilikan surat-surat berharga secara
Pendekatan nilai sekarang juga disebut dengan langsung dalam suatu institusi atau perusahaan yang
metode kapitalisasi laba (capitalization of income secara resmi telah go public dengan harapan akan
method) karena melibatkan proses kapitalisasi nilai- mendapatkan keuntungan berupa penghasilan
nilai arus kas (cash flow) masa depan yang devidend dan capital gain, dan b) Investasi Tidak
didiskontokan menjadi nilai sekarang. Salah satu Langsung (Indirect Investing) Investasi tidak
pendekatan yang menggunakan nilai laba perusahaan langsung terjadi bila surat-surat berharga yang
untuk mengestimasikan nilai intrinsik adalah dimiliki diperdagangkan kembali oleh perusahaan
pendekatan PER (Price Earning Ratio) yang disebut investasi (investment company) yang berfungsi
juga dengan earning multiplier. Analisis Teknikal, sebagai perantara (intermediary). Dalam peranannya
didasarkan pada anggapan bahwa harga suatu sebagai investor tidak langsung, pedagang perantara
sekuritas akan ditentukan oleh penawaran dan (pialang) mendapatkan devidend atau capital gain
Dwi Ermayanti S , Pengaruh Pengumuman Deviden Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia 39

seperti halnya dalam investasi langsung, selain itu kadang diadakan pembagian deviden tambahan pada
juga akan memperoleh penerimaan berupa capital waktu yang bukan biasanya. Apabila deviden-deviden
gain atas hasil perdagangan portofolio yang dilakukan yang dibagikan berbentuk selain uang tunai maka
oleh perusahaan perantara tersebut. akan dicatat dengan judul yang sesuai. Jika digunakan
Keuntungan Investasi Dalam Bentuk Saham istilah deviden saja, maka yang dimaksudkan adalah
Menurut Pandji dan Piji (2001:54), pada dasarnya ada deviden kas.
tiga keuntungan yang diperoleh investor yang Bentuk-Bentuk Deviden
melakukan investasi, yaitu : 1) Capital Gain yaitu Menurut pendapat Zaki Baridwan (2000:434),
bagian dari keuntungan perusahaan yang dibagikan deviden yang dibagi oleh perusahaan bisa mempunyai
kepada pemilik saham, 2) Devidend yaitu keuntungan beberapa bentuk sebagai berikut : Deviden Kas,
yang diperoleh dari selisih harga jual dengan harga Deviden Aktiva Selain Kas (Property Devidends),
beli dan Manfaat Non Finansial yaitu timbulnya Deviden Utang (Scrip Devidens), Deviden Likuidasi
kebanggaan dan kekuasaan memperoleh hak suara dan Deviden Saham
dalam menentukan jalannya perusahaan. Hubungan Deviden dengan Saham
Pembayaran deviden selalu diikuti oleh kenaikkan
Risiko Investasi. harga saham. Sedangkan penurunan deviden akan
Menurut Pandji dan Piji (2001:78), dalam diikuti dengan penurunan harga saham. Kenyataan ini
melaksanakan investasi, investor diharapkan menunjukkan bahwa investor secara keseluruhan
memahami adanya risiko, antara lain sebagai berikut : lebih menyukai pembayaran devidend daripada
1) Risiko Finansial, yaitu risiko yang diterima oleh capital gain, karena deviden mempunyai risiko yang
investor akibat dari ketidakmampuan emiten saham lebih kecil daripada capital gain (Brigham dan
memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau Gapenski, 1993) yang dikutip oleh Suhartatik
bunga serta pokok investasi. 2) Risiko Pasar yaitu (2005:27). Karena perubahan cenderung enggan
risiko akibat menurunnya harga pasar substansial baik untuk menurunkan tingkat deviden mereka, sehingga
keseluruhan saham maupun saham tertentu akibat perusahaan hanya akan meningkatkan deviden
perubahan tingkat inflasi ekonomi, keuangan negara, apabila prospek keuntungan di masa yang akan datang
perubahan manajemen perusahaan, atau kebijakan lebih baik atau paling tidak stabil.
pemerintah. 3) Risiko Psikologis yaitu risiko bagi
investor yang bertindak secara emosional dalam Hasil Empiris Studi Peristiwa (Even Study)
menghadapi perubahan harga saham berdasarkan Pemecahan Saham (Stock Split) adalah memecah
optimisme dan pesimisme yang dapat mengakibatkan selembar saham menjadi banyak lembar saham.
kenaikan dan penurunan harga saham. Jika banyak Secara umum stock split merupakan pemecahan nilai
investor yang membeli saham melebihi supply yang saham ke dalam nilai nominal yang lebih kecil
tersedia dalam pasar maka akan mendorong harga sehingga jumlah lembar saham yang beredar
keseluruhan semakin meningkat, keadaan ini dikenal meningkat, (Agus Sartono, 1997:259).
dengan nama “bullmarket”. Sedangkan apabila Right Issue merupakan hak untuk memesan saham
banyak investor menjual sahamnya sehingga baru yang akan dikeluarkan oleh emiten. Rights ini
mendorong harga yang makin menurun disebut diberikan cuma-cuma dan diprioritaskan kepada
“bearmarket”. pemegang saham biasa untuk memesan saham baru.
Pada umumnya tujuan rights issue adalah untuk
Deviden menghimpun dana segar yang akan digunakan untuk
Menurut Zaki Baridwan (2000:434), deviden ekspansi usaha, membayar pinjaman, atau untuk
diartikan sebagai pembagian keuntungan kepada modal kerja. Beberapa tujuan lainnya adalah untuk
pemegang saham PT yang sebanding dengan jumlah meningkatkan porsi kepemilikan pemegang saham,
lembar yang dimiliki. Biasanya deviden dibagikan atau untuk meningkatkan jumlah saham beredar
dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang- sehingga lebih likuid perdagangannya.
40 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

Penawaran Perdana (Initial Public Offering atau


IPO) Perusahaan yang pertama melemparkan
sahamnya ke pasar saham disebut melakukan 1. Actual Return , adalah return sesungguhnya atau return yang
penawaran perdana (IPO). Karena harga pasar telah terjadi.
sekuritas sebelumnya tidak diketahui, maka laporan Pit -
Pit -
1
Rit =
keuangan yang disertakan di dalam prospektus Pit -
1

merupakan informasi yang berguna untuk 2. Return Pasar atau Return Market adalah Return Indeks Pasar.
memperkirakan harga sekuritas tersebut
IHSG t -
IHSG t -
1
Pengumuman Deviden Rmt =
IHSG t -
1
Miller dan Modigliani (1961) dalam buku (Jogiyanto,
2000:403), menunjukkan bahwa deviden sifatnya 3. b= Merupakan pengukuran resiko sistematik (systematic
adalah tidak relevan di dalam menentukan nilai dari risk) dari suatu sekuritas terhadap resiko pasar.
perusahaan. Jika hal ini benar, pertanyaannya adalah
ßi =
(
n.å (
R 1 .R m )
å
-RI )
()
åRm
mengapa masih banyak perusahaan yang membayar nå (
å
Rm -)
()
Rm
2 2

deviden, bahkan meningkatkan nilai devidennya.


Hasil studi-studi tentang apakah deviden ái =
å .å
R -
bR
1 m

n
mengandung informasi yang berguna untuk pasar juga
menghasilkan kesimpulan yang masih bercampur. Return Tidak Normal (Abnormal Return)
Ada selisih antara return sesungguhnya yang terjadi
METODOLOGI PENELITIAN dengan return ekspektasi atau dengan return
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel sesungguhnya yang diharapkan (Expected Return).
Pengumuman Deviden merupakan pengumuman RTNi,t = Ri,t – E(Ri,t)
yang menggambarkan sejumlah keuntungan yang
akan diperoleh para pemegang saham untuk setiap Rata-Rata Tidak Normal
lembar saham yang dimiliki. Adapun item dari k

pengumuman deviden itu sendiri, yaitu : Harga Saham å


RTNi , t
i=
1
RRTNt =
(X1) adalah harga yang tercantum pada setiap lembar k
saham dan Reaksi Pasar (X2) adalah reaksi yang Metode-metode di bawah ini dilakukan untuk
ditunjukkan oleh para pemegang saham sehingga mengetahui pengaruh pengumuman deviden terhadap
mengakibatkan perubahan pada harga saham. return saham. Adapun langkah-langkah yang
Return Saham (Y) adalah tingkat keuntungan yang dilakukan dalam analisis data ini adalah sebagai
diperoleh untuk setiap lembar saham yang dimiliki. berikut : 1) Menghitung Market Model sebelum dan
Adapun metode-metode yang digunakan dalam sesudah pengumuman deviden, Merupakan
menghitung return saham, yaitu sebagai berikut : 1) perhitungan return ekspektasi dalam membentuk
Model Pasar (Market Model) Merupakan model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi
perhitungan return ekspektasi dengan model pasar selama periode estimasi dan untuk mengestimasi
(market model) ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu return ekspektasi diperiode jendela, 2) Menghitung
membentuk model ekspektasi dengan menggunakan Abnormal Return sebelum dan sesudah pengumuman
data realisasi selama periode estimasi dan deviden, Merupakan selisih antara return
menggunakan model ekspektasi ini untuk sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi atau
mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. dengan return sesungguhnya yang diharapkan
E (Rit) = ái + ßi. RMt + eit (Expected Return) dan 3) Menghitung Rata-Rata
Persamaan market model di atas merupakan regresi Return Tidak Normal sebelum dan sesudah
linier yang diperoleh dengan meregresikan Ri dan Rm pengumuman deviden. Merupakan pengujian dari
untuk memperoleh dan selama periode estimasi, adanya abnormal return yang tidak dilakukan untuk
sebagai berikut : tiap-tiap sekuritas tetapi dilakukan secara agregat
41

pada seluruh sekuritas untuk tiap-tiap hari di periode Berikut ini nama Perusahaan Manufaktur yang
peristiwa. mengumumkan deviden periode tahun 2006-2007,
adalah sebagai berikut :
Penentuan Populasi dan Sampel
Kriteria-kriteria tersebut adalah : 1) Perusahaan Nama Perusahaan Sampel
Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia, 2) Tanggal
Perusahaan Manufaktur yang melakukan No Kode Nama Perusahaan Pengumuman
Deviden
pengumuman deviden selama periode tahun 2006- 1. MERK PT. MERCK, Tbk 26 April 2006
2. ARNA PT. Arwana Citramulia, Tbk 03 Mei 2006
2007, 3) Perusahaan tidak melakukan kebijakan lain 3. BRAM PT. Branta Mulia, Tbk 12 Juni 2006
4. ALMI PT. Alumu indo Light Metal Industry, Tbk 16 Juni 2006
(stock spilt atau right issue) di sekitar jendela 5. SHDA PT. Sari Husada, Tbk 19 Juni 2006
pengamatan selain kebijakan pengumuman 6. AQUA PT. Aqua Golden Mississipi, Tbk 23 Juni 2006
7. MAPI PT. Mitra Adiperkasa, Tbk 30 Juni 2006
devidennya. Jendela pengamatan adalah periode 8. RMBA PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk 03 Juli 2006
9. JPRS PT. Jaya Pari Steel, Tbk 07 Juli 2006
pengamatan harian, dimana penulis mencoba 10. UNIC PT. Unggul Indah Cahaya, Tbk 24 Juli 2006
11. SMSM PT. Selamat Sempurna, Tbk 02 Agustus 2006
melakukan penelitian dengan data harian yaitu 12. MLBI PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk 10 Agustus 2006
periode estimasi selama 30 hari dan periode peristiwa 13. AKRA PT. AKR Corporindo, Tbk 14 Agustus 2006
14. GDYR PT. Goodyear Indonesia, Tbk 21 September 2006
selama 21 hari yaitu 10 hari sebelum pengumuman 15. HMSP PT. HM Sampoerna, Tbk 06 November 2006
16. BATA PT. Sepatu Bata, Tbk 20 Desember 2006
deviden, hari ke-0 sebagai saat terjadinya 17. AKKU PT.Anaka Kemasindo Utama, Tbk 27 Desember 2006
pengumuman deviden dan 10 hari setelah 18. TCID PT.MANDOM Indonesia, Tbk 26 April 2007
19. PBRX PT.Pan Brothers, Tbk 27 April 2007
pengumuman deviden atau H+10 dengan alasan 20.
21.
TSPC
INTP
PT.Tempo Scan Pacific, Tbk
PT.Indocement Tunggal Praskarsa, Tbk
04 Mei 2007
07 Mei 2007
bahwa diharapkan kecil kemungkinan faktor-faktor 22. SCCO PT.SUCACO, Tbk 22 Mei 2007
23. KLBF PT.Kalbe Farma, Tbk 25 Mei 2007
yang dapat mempengaruhi perubahan return saham 24. KAEF PT.Kimia Farma, Tbk 29 Mei 2007
25. LTLS PT.Lautan Luas, Tbk 05 Juni 2007
seperti mempengaruhi kondisi ekonomi, politik, 26. TOTO PT.Surya Toto Indonesia, Tbk 12 Juni 2007
27. INDR PT.Indo-Rama Synthetics, Tbk 14 Juni 2007
perubahan tingkat suku bunga dan lain-lain. Populasi 28. MYOR PT.Mayora Indah, Tbk 27 Juni 2007
29. MTDL PT.Metrodata Electronics, Tbk 28 Juni 2007
dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan 30. GGRM PT.Gudang Garam, Tb k 28 Juni 2007
31. AUTO PT.Astra Autoparts, Tbk 27 September 2007
Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia 32. ASII PT.Astra International, Tbk 09 Oktober 2007
33. UNVR PT.Unilever Indonesia, Tbk 10 November 2007
yaitu sebanyak 133 perusahaan pada tahun 2006-
Sumber : JSX Statistics, 2006-2007
2007. Dengan memperhatikan kriteria tersebut,
penulis mencoba membuat rincian pengambilan Sumber Data
sampel sebagai berikut : Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yaitu data yang sudah diolah oleh pihak
Jumlah Perusahaan Sampel
perusahaan dan sudah diterbitkan dalam bentuk
Tahun
Keterangan laporan keuangan atau dengan kata lain data yang
2006 2007
Total perusahaan manufaktur 133 133 tidak secara langsung diambil dari perusahaan yang
Perusahaan tidak mengumumkan deviden (114) (111)
Perusahaan yang melakukan kebijakan bersangkutan yaitu melalui Bursa Efek Indonesia
lain (stock split atau right issue) (2) (6) (BEI). Data yang diperlukan meliputi 1) Tanggal
Jumlah sampel yang digunakan 17 16
pengumuman deviden tunai perusahaan pada periode
Sumber : JSX Statistics, 2006-2007
tahun 2006-2007, 2) Harga saham harian untuk tiap-
tiap saham perusahaan yang dijadikan sampel pada
periode tahun 2006-2007 (closing prise). 3) Indeks
Harga Saham Gabungan pada tahun 2006-2007.

Teknis Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Adapun langkah-
langkah dalam pengujian statistik adalah sebagai
berikut :
42 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

a. Analisis Regresi Linier Berganda Perhitungan Reaksi Pasar


Y = â 0 + â 1X1 + â2X2 + e Untuk menghitung reaksi pasar penulis menggunakan
return pasar atau market return (lampiran 5), dengan
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN rumus sebagai berikut :
Analisa Data IHSG t -
IHSG t -
1
Perhitungan terhadap data dilakukan untuk masing- Rmt =
IHSG t-
1
masing perusahaan dalam periode jendela yaitu untuk
Hasil perhitungan rata-rata market return untuk 33
10 hari sebelum pengumuman deviden dan 10 hari
perusahaan selama periode jendela secara
sesudah pengumuman deviden. Total abnomal return
keseluruhan adalah sebagai berikut :
saham dihitung satu persatu untuk masing-masing
Rata-Rata Nilai Market Return dari Data Keseluruhan
perusahaan. Perhitungan abnormal return diperoleh
Hari Ke- Sebelum Sesudah
dari data actual return dikurangi dengan expected
0 0.006977
return atau model pasar (market model). Perhitungan 1 -0.026622 0.033111
return ekspektasi dengan model pasar (market model) 2 -0.065609 0.069817
dilakukan dengan membentuk model ekspektasi 3 -0.099219 0.104882
4 -0.133479 0.138647
dengan menggunakan data realisasi selama periode
5 -0.162098 0.167678
estimasi dan menggunakan model ekspektasi ini
6 -0.194447 0.198925
untuk mengestimasi return ekspektasi di periode 7 -0.235396 0.236155
jendela. Periode estimasi (estimation period) 8 -0.269726 0.264537
umumnya merupakan periode estimasi selama 30 hari 9 -0.294977 0.302905
sebelum periode jendela. Model ekspektasi dapat 10 -0.326526 0.302905
Jumlah -1.808100 1.819561
dibentuk dengan menggunakan teknik regresi.
Sumber : Data Diolah 2009

Perhitungan Harga Saham Dari hasil perhitungan tabel diatas terlihat bahwa
D alam menghitung harga s aham penulis market return saham rata-rata sebelum pengumuman
menggunakan actual return (lampiran 3) dengan deviden cenderung negatif. Pada hari ke 0, market
rumus sebagai berikut : return telah mengalami kenaikkan dan sesudah
pengumuman deviden rata-rata market return hampir
Pit -
Pit -
Rit = 1 sebagian besar saham mengalami kenaikan. Hal ini
Pit -
1 berarti pengumuman deviden yang dilakukan oleh
Hasil perhitungan rata-rata actual return untuk 33 perusahaan dapat mempengaruhi reaksi pasar,
perusahaan selama periode jendela secara sehingga mengakibatkan harga saham naik.
keseluruhan adalah sebagai berikut

Rata-Rata Nilai Actual Return dari Data Keseluruhan


Hari Ke- Sebelum Sesudah
0 0,002489
1 -0,0238 77 0,034335
2 -0,061310 0,071539
3 -0,100580 0,111844
4 -0,134959 0,132304
5 -0,160418 0,164728
6 -0,201245 0,199391
7 -0,227779 0,237320
8 -0,263972 0,267091
9 -0,296866 0,308980
10 -0,322805 0,338818
Jumlah -1,793812 1,866350

Sumber : Data Diolah 2009


43

Perhitungan Return Saham


Sehingga rata-rata abnormal return saham untuk 33
perusahaan selama periode jendela secara
keseluruhan adalah sebagai berikut :
Rata-Rata Nilai Abnormal Return dari Data Keseluruhan

Hari Ke- Sebelum Sesudah


0 9.336,591167 Sumber : Data Primer Yang Diolah
1 9.353,084119 9.352,628513
2 9.342,823365 9.372,895407
Besar hubungan antar variabel return saham dengan
3 9.332,263293 9.424,832832 harga saham yang dihitung dengan koefisien korelasi
4 9.276,997191 9.562,854171 adalah 0,931, sedangkan variabel return saham
5 9.269,152611 9.504,719223 dengan reaksi pasar yang dihitung dengan koefisien
6 9.246,495404 9.481,866800 korelasi adalah 0,923. Secara teoritis, karena korelasi
7 9.250,902294 9.455,323418 antara return saham dengan harga saham lebih besar,
8 9.241,789398 9.506,657778 maka variabel harga saham lebih berpengaruh tehadap
9 9.119,258718 9.495,986967 return saham daripada reaksi pasar, Terjadi korelasi
10 9.170,760000 9.596,421015 yang cukup kuat antara variabel harga saham dengan
Jumlah 92.603,526393 94.754,186123 reaksi pasar, yaitu 0.999.
Sumber : Data Diolah 2009

Dari hasil perhitungan dalam tabel 4.5 terlihat bahwa


abnormal return saham rata-rata sebelum
pengumuman deviden cenderung positif. Pada hari ke
0, abnormal return telah mengalami penurunan dan
sesudah pengumuman deviden rata-rata abnormal
Sumber : Data Primer Yang Diolah
return hampir sebagian besar saham mengalami
kenaikan. Hal ini berarti pengumuman deviden yang Angka R square adalah 0,898. Hal ini berarti 89,8%
dilakukan oleh perusahaan diartikan positif oleh dari variasi return saham perusahaan bisa dijelaskan
investor, sehingga harga saham naik dan secara oleh variabel harga saham dan reaksi pasar. Dan
langsung pendapatan perusahaan mengalami sisanya (100%-89,8% = 10,2%) dijelaskan oleh
kenaikan. variabel yang lain selain harga saham (X1) dan Reaksi
Pasar (X2). Standard Error of Estimate adalah
Analisa Regresi Linier Berganda 26,87822 (satuan yang dipakai adalah variabel
Pengaruh Sebelum Pengumuman Deviden Terhadap Return dependen atau dalam hal ini adalah return saham).
Saham Perhatikan pada analisis sebelumnya, bahwa standar
deviasi return saham adalah 74,14872 yang lebih
besar dari Standard Error of Estimate sebesar
26,878822. Oleh karena lebih kecil dari standar
deviasi return saham, maka model regresi lebih bagus
dalam bertindak sebagai prediktor return saham
Sumber : Data Primer Yang Diolah daripada rata-rata return saham itu sendiri.
44 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

Rata-rata reaksi pasar (dalam 10 hari) adalah 0,1854


dengan standar deviasi 0,10075, Rata-rata harga
saham (dalam 10 hari) adalah 0,1866 dengan standar
deviasi 0,10154, Rata-rata return saham (dalam 10
hari) adalah 9474,4151 dengan standar deviasi
76,84134.

Sumber : Data Primer Yang Diolah

Dari uji Anova atau F test didapat nilai Fhitung sebesar


30,747, sedangkan nilai Ftabel sebesar 4,10 ini berarti Ho
ditolak dan Ha diterima. Adapun nilai probabilitasnya
sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa persamaan
regresi yang didapat secara statistik terbukti bahwa
sebelum pengumuman deviden mampu
Sumber : Data Primer Yang Diolah
mempengaruhi return saham.
Besar hubungan antar variabel return saham dengan
harga saham yang dihitung dengan koefisien korelasi
adalah 0,732, sedangkan variabel return saham
dengan reaksi pasar yang dihitung dengan koefisien
korelasi adalah 0,751. Secara teoritis, karena korelasi
Sumber : Data Primer Yang Diolah
antara return saham dengan reaksi pasar lebih besar,
maka variabel reaksi pasar lebih berpengaruh
Dari tabel di atas dapat digambarkan persamaan
terhadap return saham daripada harga saham. Terjadi
regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 9380,514
korelasi yang cukup kuat antara variabel harga saham
+ 3721,619X1 – 3027,594X2 + e
dengan reaksi pasar, yaitu 0.999. Hal ini menandakan
Konstanta sebesar 9380,514 menyatakan bahwa jika
adanya korelasi diantara variabel bebas.
tidak ada harga saham atau reaksi pasar, maka return
saham adalah 9380,514, Koefisien regresi X1 sebesar
3721,619 menyatakan bahwa setiap penambahan
sebesar 1, maka harga saham juga diprediksi
mengalami kenaikan sebesar 3721,619, Koefisien
regresi X2 sebesar -3027,594 menyatakan bahwa
setiap penurunan (karena tanda -)sebesar 1, maka
reaksi pasar juga mengalami penurunan sebesar Sumber : Data Primer Yang Diolah

3027,594. Namun sebaliknya, jika reaksi pasar naik


Angka R square adalah 0,808 Hal ini berarti 80,8%
sebesar 1, maka return saham juga diprediksi
dari variasi return saham perusahaan bisa dijelaskan
mengalami kenaikan sebesar 3027,594.
oleh variabel harga saham dan reaksi pasar. Dan
Pengaruh Sesudah Pengumuman Deviden Terhadap Return Saham sisanya (100%-80,8% = 19,2%) dijelaskan oleh
variabel yang lain selain harga saham (X1) dan reaksi
pasar (X2). Standard Error of Estimate adalah
38,16989 (satuan yang dipakai adalah variabel
dependen atau dalam hal ini adalah return saham).
Perhatikan pada analisis sebelumnya, bahwa standar
Sumber : Data Primer Yang Diolah deviasi return saham adalah 76,84134 yang lebih
besar dari Standard Error of Estimate sebesar
38,16989.
45

antara harga saham (X1) terhadap return saham


(Y1) pada taraf signifikasi 95%. Hal ini dibuktikan
dengan tingkat signifikan lebih besar dari = 0,05
yaitu 0,118. Sedangkan berdasarkan hasil
pengujian secara parsial yang kedua, dapat
Sumber : Data Primer Yang Diolah
diketahui bahwa hasil analisa regresi variabel
Dari uji Anova atau F test didapat nilai Fhitung sebesar reaksi pasar (X2) terhadap return saham (Y1)
14,737 dan nilai Ftabel sebesar 4,10. Jadi niali Fhitung > Ftabel menunjukkan nilai thitung sebesar -1,454 sedangkan
ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Adapun nilai ttabel sebesar 2,220. Jadi thitung < ttabel, ini berarti Ho
probabilitasnya sebesar 0,003 yang menunjukkan diterima dan H a ditolak. Adapun nilai
bahwa persamaan regresi yang di dapat secara statistik probabilitasnya (0,189) > 0,05 yang berarti secara
terbukti bahwa sesudah pengumuman deviden parsial tidak berpengaruh signifikan antara reaksi
mampu mempengaruhi return saham. pasar (X2) terhadap return saham (Y1) pada taraf
signifikasi 95%. Hal ini dibuktikan dengan
tingkat signifikan lebih besar dari = 0,05 yaitu
0,189.
2. Dari hasil pengujian hipotesis sesudah
Sumber : Data Primer Yang Diolah pengumuman deviden secara parsial yang
pertama, dapat diketahui bahwa hasil analisa
Dari tabel di atas dapat digambarkan persamaan regresi variabel harga saham (X1) terhadap return
regresi linier berganda sebagai berikut : Y = 9368,645 saham (Y1) menunjukkan nilai thitung sebesar -2,985
- 10017,058X1 + 10661,383X2 + e sedangkan ttabel sebesar 2,220. Jadi thitung < ttebel ini
Konstanta sebesar 9368,645 menyatakan bahwa jika berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Adapun nilai
tidak ada harga saham atau reaksi pasar, maka return probabilitasnya sebesar (0,020) < 0,05 yang
saham adalah 9368,645. Koefisien regresi X1 sebesar - berarti secara parsial berpengaruh signifikan
10017,058 menyatakan bahwa setiap penambahan antara harga saham (X1) terhadap return saham
sebesar 1, maka harga saham juga diprediksi (Y1) pada taraf signifikasi 95%. Hal ini dibuktikan
mengalami penambahan sebesar -10017,058. dengan tingkat signifikan lebih besar dari = 0,05
Koefisien regresi X2 sebesar -10017,058 menyatakan yaitu 0,020. Sedangkan berdasarkan hasil
bahwa setiap penurunan (karena tanda -)sebesar 1, pengujian secara parsial yang kedua, dapat
maka reaksi pasar juga mengalami penurunan sebesar diketahui bahwa hasil analisa regresi variabel
10017,058. reaksi pasar (X2) terhadap return saham (Y1)
menunjukkan nilai thitung sebesar 3,152 sedangkan
ttabel sebesar 2,220. Jadi thitung > ttabel, ini berarti Ho
ditolak dan H a diterima. Adapun nilai
SIMPULAN DAN SARAN
probabilitasnya (0,016) < 0,05 yang berarti secara
Simpulan
parsial berpengaruh signifikan antara reaksi pasar
1. Dari hasil pengujian hipotesis sebelum
(X2) terhadap return saham (Y1) pada taraf
pengumuman deviden secara parsial yang
signifikasi 95%. Hal ini dibuktikan dengan
pertama, dapat diketahui bahwa hasil analisa
tingkat signifikan lebih besar dari = 0,05 yaitu
regresi variabel harga saham (X1) terhadap return
0,016.
saham (Y1) menunjukkan nilai thitung sebesar 1,781
sedangkan ttabel sebesar 2,220. Jadi thitung < ttebel ini
Saran
berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Adapun nilai
1. Karena tidak adanya pengaruh antara harga saham
probabilitasnya sebesar (0,118) > 0,05 yang
dan reaksi pasar terhadap return saham maka
berarti secara parsial tidak berpengaruh signifikan
perusahaan harus meningkatkan pendapatan atau
46 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

laba dengan harapan agar perusahan dapat Investasi. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.
melakukan pembayaran deviden dan sebagai
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi
dasar penentuan pembayaran deviden dan 2004/2005. Yogyakarta : BPFE.
kenaikan nilai saham dimasa yang akan datang.
Dengan adanya kenaikkan nilai saham maka Marzuki. 2005. Metodologi Riset : Panduan
Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial.
investor akan mengartikan kenaikan nilai saham
Yogyakarta : Ekonisia.
tersebut sebagai tanda bahwa prospek perusahaan
dimasa yang akan datang akan lebih baik sehingga MSW Sudrajat. 1998. Mengenal Ekonometrika
menarik minat investor untuk menanamkan Pemula. Cetakan Kedua. CV. Amico :
Bandung.
sahamnya.
2. Karena adanya pengaruh antara harga saham dan rac.uii.ac.id/server/document/public/200804251039
reaksi pasar terhadap return saham maka 4300312053.pdf
perusahaan harus lebih meningkatkan
rac.uii.ac.id/server/document/public/200805050245
keuntungan bagi para pemilik perusahaan
4801312121.pdf
(pemegang saham) atas modal yang mereka
investasikan di dalam perusahaan. Selain itu Sartono, Agus. 1997. Manajemen Keuangan. Edisi 3.
perusahaan harus lebih memperhatikan fluktuasi Cetakan pertama. Yogyakarta : BPFE.
dalam pembayaran deviden dan berusaha untuk
Santoso, Singgih dan Fandy Tjiptono. 2002. Riset
membayar deviden secara teratur baik dalam Pemasaran dan Aplikasi SPSS. Gramedia :
jumlah maupun waktu. Jakarta.

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke Lima.
DAFTAR PUSTAKA Bandung : Alfa Beta.

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar Suhartatik. Pengaruh Pengumuman Deviden
Pasar Modal. Edisi Revisi. Cetakan Ketiga. Terhadap Retrun Saham Pada Perusahaan
Jakarta : PT. Rineka Cipta. Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. 2005.
STIESA : Surabaya.
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Edisi
7. Cetakan Ke Tujuh. Yogyakarta : Fakultas Sunariyah. 2000. Pengetahuan Pasar Modal.
Ekonomi UGM. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Coki002.woodpress.com/pengertian-saham-dan- Sunjaya, Ridwan. 2002. Manajemen Keuangan.


jenis-jenis-saham/-38k- Jakarta: Penerbit PT. Perhallindo.

Handaru, Sri. 1996. Manajemen Portofolio dan Supranto. 1997. Metode Riset. Edisi 6. Cetakan
Analisis Investasi. Yogyakarta : Penerbit Pertama. Jakarta : PT Rineka Cipta.
ANDI.
www.fmuteam.com/index.php?topic=4115.0
Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio
dan Analisa Sekuritas. Edisi ke tiga. Cetakan
Pertama. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio


dan Analisa Sekuritas. Edisi ke tiga. Cetakan
Kedua. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis


DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. Pengantar rac.uii.ac.id/server/document/public/200804251039


Pasar Modal. Edisi Revisi. Cetakan Ketiga. 4300312053.pdf
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
rac.uii.ac.id/server/document/public/200805050245
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Edisi 4801312121.pdf
7. Cetakan Ke Tujuh. Yogyakarta : Fakultas
Ekonomi UGM. Sartono, Agus. 1997. Manajemen Keuangan. Edisi 3.
Cetakan pertama. Yogyakarta : BPFE.
Coki002.woodpress.com/pengertian-saham-dan-
jenis-jenis-saham/-38k- Santoso, Singgih dan Fandy Tjiptono. 2002. Riset
Pemasaran dan Aplikasi SPSS. Gramedia :
Handaru, Sri. 1996. Manajemen Portofolio dan Jakarta.
Analisis Investasi. Yogyakarta : Penerbit
ANDI. Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke Lima.
Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio Bandung : Alfa Beta.
dan Analisa Sekuritas. Edisi ke tiga. Cetakan
Pertama. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Suhartatik. Pengaruh Pengumuman Deviden
Terhadap Retrun Saham Pada Perusahaan
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. 2005.
dan Analisa Sekuritas. Edisi ke tiga. Cetakan STIESA : Surabaya.
Kedua. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Sunariyah. 2000. Pengetahuan Pasar Modal.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Investasi. Edisi 2. Yogyakarta : BPFE.
Sunjaya, Ridwan. 2002. Manajemen Keuangan.
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi Jakarta: Penerbit PT. Perhallindo.
2004/2005. Yogyakarta : BPFE.
Supranto. 1997. Metode Riset. Edisi 6. Cetakan
Marzuki. 2005. Metodologi Riset : Panduan Pertama. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial.
Yogyakarta : Ekonisia. www.fmuteam.com/index.php?topic=4115.0

MSW Sudrajat. 1998. Mengenal Ekonometrika


Pemula. Cetakan Kedua. CV. Amico :
Bandung.
Analisis Perilaku Konsumen Dalam Melakukan Pembelian Produk Furnitur B-Stylish
di Toko Prambanan Jombang

Siti Zuhroh
Agung Budi

Abstract
B-Stylish store is a cloths company which deeply realize that giving more than consumers want is the key to win
market rivalry. This research held to know what factors being considered by consumers to choose B-Stylish
store as their favourite store. From the research known that variables: Store lay out, service, variety of products,
style, discount, price, publication, and image. Key words: store, layout, service, variety of products, style,
discount, price, publication, and image

Seiring dengan perkembangan dunia bisnis Perilaku konsumen (Customer behavior) di


guna memenuhi berbagai kebutuhan konsumen definisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang
terhadap barang dan jasa, dewasa ini telah muncul secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
bermacam-macam bisnis furniture atau mebel. mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di
Pesatnya perkembangan bisnis furniture yang penuh dalamnya proses pengambilan keputusan dalam
dengan persaingan menjadikan suatu perusahaan persiapan dan penentuan pada kegiatan-kegiatan
membutuhkan alternatif strategi agar bisa menguasai tersebut” (Anwar Prabu Mangkunegara.AA, 2002;3)
pasar dan memberikan keuntungan yang maksimal. Sedangkan faktor yang mempengaruhi
Keberhasilan suatu perusahaan dalam memenangkan perilaku konsumen menurut Philip Kotler (1997;153)
persaingan ditentukan oleh hubungan baik yang ada empat faktor yaitu ; a. Faktor Budaya, faktor
terjalin dengan konsumen. kebudayaan memiliki pengaruh yang paling luas dan
Pemahaman terhadap kebutuhan, keinginan mendalam terhadap perilaku. Faktor ini dari budaya,
dan perilaku konsumen juga sangat penting agar sub budaya dan kelas sosial. Budaya merupakan
pengusaha dapat menyusun strategi dan program yang penentu keinginan dan perilaku yang paling
tepat dalam rangka memuaskan pelanggannya. Salah mendasar. Setiap budaya terdiri dari sub-budaya yang
satu cara untuk memahami konsumen adalah dengan lebih kecil. Sub-budaya terdiri dari bangsa, agama,
mempelajari perilaku konsumen. kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak sub-
Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard budaya yang membentuk segmen pasar penting, dan
dalam Suryani (2008:5) pemahaman terhadap pemasar sering merancang produk dan program
perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
tindakan yang langsung yang dilakukan konsumen mereka. b. Faktor Sosial, perilaku seorang konsumen
dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status
keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan konsumen. Kelompok acuan terdiri dari semua
tersebut. kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap
Hal yang hampir sama diungkapkan oleh muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau
Hawkins dkk (2007 :6) dalam Suryani (2008:6) bahwa perilaku seseorang. Orang sangat dipengaruhi oleh
perilaku konsumen merupakan studi tentang kelompok acuan mereka sekurang-kurangnya dalam
bagaimana individu, kelompok dan organisasi dan tiga hal. Kelompok acuan menghadapkan seseorang
proses yang dilakukan untuk memilih, mengamankan, pada perilaku dan gaya hidup baru. Mereka juga
menggunakan dan menghentikan produk, jasa, mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi
pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhannya seseorang. Mereka menciptakan tekanan untuk
dan dampaknya terhadap konsumen dan masyarakat. memenuhi apa yang mungkin mempengaruhi pilihan

Siti Zuhroh , Dosen STIE PGRI Dewantara Jombang


Agung Budi, Mahasiswa STIE PGRI Dewantara Jombang
47
48 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

produk dan merk aktual seseorang. c. Faktor Pribadi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari
ditentukan oleh; 1. Usia dan Tahap siklus hidup, pengalaman, 5) Nilai, Kepercayaan : penelitian
selera seseorang terhadap jenis produk juga sangat subyektif seseorang terhadap kebaikan suatu produk,
dipengaruhi oleh usia orang tersebut. Untuk anak- merk pada atribut-atribut yang berbeda dalam
anak akan berbeda dengan seseorang yang telah mengkonsumsi suatu produk, 6) Sikap : evaluasi,
menginjak remaja begitu pula untuk orang dewasa. perasaan emosional, dan kecenderungan tindakan
Selera mereka akan mengalami perubahan seiring yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan
dengan perubahan usia mereka. 2. Jabatan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa
Kondisi Ekonomi Jabatan atau pekerjaan seseorang obyek atau gagasan.
sangat mempengaruhi jenis barang atau jasa yang METODE
mereka konsumsi. Bagi orang-orang atau pekerja Penelitian ini merupakan penelitian
kasar pada umumnya mereka mengkonsumsi jenis eksploratif (penjajakan), dengan variabel sebagai
barang yang bersifat sederhana dan harganya relatif berikut :
murah. Sedangkan bagi mereka yang mempunyai X1:Model/design yang bagus
pendapatkan lebih banyak atau golongan menengah Yaitu design produk furniture B-stylish yang cukup
keatas, tentu saja akan berbeda dalam hal menarik dan bagus
membelanjakan atau mengkonsumsikan kebutuhan X2:Potongan Harga /Discount
mereka. Mereka umumnya akan mengkonsumsi yang dimaksud disini adalah kegiatan promosi
pendapatan untuk jenis barang-barang mewah yang penjualan yang dilakukan oleh perusahaan dengan
harganya relatif tinggi. 3. Gaya Hidup, Gaya hidup cara pemberian potongan harga bagi para pembeli.
seseorang akan menunjukkan pola kehidupan arang X3:Publisitas/publikasi
yang bersangkutan di dalam kehidupan sehari-hari, yaitu kegiatan pemasaran yang bertujuan menguatkan
bagaimana yang tercermin dalam kegiatannya, minat brand produk dan dibutuhkan mengenai realitas
dan pendapatannya. Setiap orang akan mempunyai produk furniture B-Stylish.
gaya hidup yang beraneka ragam, meskipun mereka X4:Tingkat harga
berasal dari kelas sosial yang sama. Untuk ini Merupakan tingkat daya beli konsumen dalam hal
manajemen pemasaran harus mengetahui gaya hidup memilih produk furniture yang mereka butuhkan,
dari pada konsumen. 4. Kepribadian dan Konsep diri, tinggi rendahnya harga yang ditetapkan harus
Setiap orang akan mempunyai kepribadian yang berpedoman pada : keadaan atau kualitas barang,
berbeda dengan orang lain, dimana kepribadian ini konsumen yang dituju, dan suasana pasar.
merupakan variabel yang sangat bermanfaat bila X5:Image produk di masyarakat
mana mau mengadakan analisis perilaku konsumen. Merupakan nama baik yang ada di masyarakat atas
d. Faktor Psikologis adalah sifat khas dari kepuasannya salama ini dalam menggunakannya.
kepribadian manusia. Faktor ini sangat X6:Tempat Parkir Luas
mempengaruhi terhadap keputusan pembelian, apa Yaitu sarana parkir kendaraan yang cukup, aman dan
yang dibeli sesuai dengan kebutuhannya, untuk apa nyaman
barang tersebut dibeli, bagaimana persepsi dan X7:Bentuk Gedung
kepercayaan terhadap suatu produk. Faktor-faktor ini Merupakan suatu bangunan yang secara langsung
meliputi beberapa unsur : 1) Motivasi : dorongan membawa dampak pada image yang baik pada segala
kebutuhan dan keinginan individu yang diarahkan bidang.
pada tujuan untuk memperoleh keputusan. 2) X8:Pengaruh Orang lain
Kepribadian : menyangkut kebiasaan, sikap dan ciri- Yaitu orang yang pernah dikenal, baik dekat ataupun
ciri sifat atau watak yang menentukan kepribadian jauh yang dapat mempengaruhi, memotifasi
perilaku. 3) Persepsi : penelitian seseorang terhadap seseorang dalam membeli produk B-stylish di Toko
sesuatu sehingga dia bisa menyeleksi dan Prambananmemilih.
menginterpretasikan informasi, 4) Pembelajaran : X9:Lokasi toko Terjangkau
49

Yaitu lokasi toko yang mudah dijangkau oleh HASIL


konsumen. Analisis faktor memiliki syarat antara lain
X10: Kebutuhan menyangkut determinansi, korelasi matrik, KMO
Yaitu konsumen dalam membeli produk furniture B- (Kaiser-Mayer-Olkin), MSA (Measure of Sampling
Stylish di Toko Prambanan Jombang ini atas dorongan Adequacy), Bartlett Test, komunalitas dan faktor
untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau golongan. loading. Determinan matrik korelasi diisyaratkan
X11: Pelayanan mendekati nol (0,000…) sedangkan KMO (Kaiser-
Yaitu kualitas pelayanan yang diberikan oleh toko Mayer-Olkin), dan MSA (Measure of Sampling
Prambanan Jombang kepada konsumen dalam usaha Adequacy) tidak boleh dibawah 0,5 (Santoso,2002).
menarik perhatian, dan penilaian yang baik di mata Maka KMO adalah 0,889, Significance = 0,000, dan
konsumen. nilai MSA yang dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
X12: Pilihan barang Furniture banyak
Yaitu barang-barang furniture B-Stylish yang Tabel 1
disediakan toko Prambanan terdapat banyak pilihan. Nilai Measures of Sampling Adequacy
No Variabel
X13: Kelas sosial Nilai MSA
1 X1 : Model/design yang bagus 0,921
Yaitu alasan psikologis konsumen bahwa dengan 2 X2 : Potongan Harga /Discount 0,892
membeli furniture B-stylish mampu mencerminkan 3 X3: pengaruh pameran-pameran dan brosur-brosur 0,793
posisi ekonomi tertentu dibanding membeli produk 4 X4: Tingkat harga 0,918

furniture merk lain. 5 X5: Image produk di masyarakat 0,895


6 X6: Tempat Parkir Luas 0,927
POPULASI
7 X7: Bentuk Gedung 0,868
Populasi dan sampel adalah konsumen di 8 X9: Lokasi toko Terjangkau 0,929
toko Prambanan Jombang. tehnik yang digunakan 9 X10: Kebutuhan 0,846
dalam penentuan sampel adalah dengan cara 10 X11: Pelayanan 0,864

accidental (non probailiyty sampling) dimana 11 X12: Pilihan barang Furniture banyak 0,897

sampling yang diambil adalah mereka yang kebetulan Sumber : lampiran SPSS : diolah 2007
dijumpai sedang membeli produk furniture B-stylish
di toko Prambanan Jombang. Jumlah ini diambil Dari tabel 1 terlihat tinggal 11 variabel dari 13
dengan pertimbangan bahwa penelitian dilakukan variabel, karena dua variable yaitu variable X13 dan
tidak kepada seluruh populasi hanya dengan X8 dikeluarkan dari analisis karena memiliki nilai
menggunakan beberapa sampel yang ada disamping MSA kurang dari 0,5.
karena keterbatasan tenaga dan juga waktu yang Hasil perhitungan analisis komponen prinsip
digunakan untuk penelitian ini. yang tampak pada lampiran 12 dapat diketahui
Penentuan sampel dalam penelitian yang beberapa faktor yang dipertimbangkan konsumen
diteliti adalah sebagian atau wakil populasi yang dalam melakukan pembelian produk furniture B-
diteliti. Jumlah sampel yang diambil adalah 65 Stylish di Toko Prambanan Jombang berdasarkan nilai
responden. Ukuran ini ditetapkan sesuai dengan alat Eiqenvalue dari sebanyak 11 variabel yang
analisis yang digunakan dalam penelitian ini. "Jumlah mempunyai nilai lebih dari 1 (satu) sebanyak 2 faktor.
sampel (responden) paling sedikit empat atau lima Dengan pendekatan ini bahwa 2 faktor tersebut
kali jumlah variabel yang digunakan dalam mewakili semua variabel yang diuji. Besarnya nilai
penelitian" (Maholtra, 1993:622). Eiqenvalue terlihat pada tabel 4.3 yaitu sebagai
Pada penelitian ini variabel yang digunakan berikut :
sebanyak tiga belas variabel, maka sampel yang Tabel 2
Nilai Eiqenvalue
dibutuhkan setidaknya 65 responden. Faktor Besarnya Eiqenvalue
Alat statistik yang digunakan dalam 1 5,412
penelitian ini adalah Analisa faktor dan dengan
2 1,165
bantuan SPSS versi 10.0.
Sumber : Data diolah 2007
50 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

SIMPULAN DAN SARAN


Variabel-variabel baku dari masing-masing
Simpulan
faktor, pada tabel 2 ditunjukkan hasil matrik besaran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
koefesien antara faktor dengan variabel (loading),
dengan menguji bersama-sama dari 11 variabel yang
menurut Singgih Santoso (2002) apabila korelasi
telah diuraikan secara eksploratif dengan
antara variabel yang melewati cut of point sebesar
menggunakan analisis faktor ternyata terdapat 2
0,55 maka dapat dimasukkan kedalam faktor yang
faktor yang dapat dipertimbangkan konsumen dalam
terbentuk. Yaitu sebagai berikut :
melakukan pembelian produk furniture B-Stylish di
Tabel 3
Rotasi Faktor Toko Prambanan Jombang adalah sebagai berikut :
Nilai % Of
Faktor Variabel tercak up
Loading Variance
1. Faktor Fisik Toko, Pelayanan kebutuhan dan Aneka
Tempat Parkir Luas (X 6) 0,632
Bentuk Gedung (X7) 0,638
Ragam Produk :
Lokasi toko Terjangkau (X 9) 0,661 49,198 Kualitas pelayanan lebih ditingkatkan agar
1
Kebutuhan (X10) 0,856 konsumen atau calon konsumen merasa puas. Secara
Pelayanan (X11 ) 0,651
fiisik dari bentuk gedung, tempat parkir dan lokasi
Pilihan barang Furniture banyak (X12) 0,815
Model/design yang bagus (X1) 0,638
yang mudah dijangkau merupakan kemudahan dan
Potongan Harga /Discount (X2) 0,760 kenyamanan bagi konsumen.
2
Publisitas/publikasi (X3) 0,769 10,594 2. Faktor Model, Discount, harga, Publikasi dan
Tingkat harga (X 4) 0,626
Image produk di masyarakat (X5) 0,611
Image Produk :
Model produk furniture hendaknya dipertahankan
Sumber : Data diolah 2007
melalui inovasi produk sehingga dapat menciptakan
image di mata masyarakat.
PEMBAHASAN Penetapan harga dan pemberian potongan tetap
Data dari hasil rotasi faktor, dari semua dipertahankan karena menjadi daya tarik bagi
variabel menjadi 2 faktor dengan mengelompokkan konsumen.
masing-masing variabel, interpretasi dari masing- Saran
masing factor tersebut adalah sebagai berikut : Meskipun ada 2 variabel yang dibuang dalam
Faktor 1 (Fisik toko, pelayanan dan aneka ragam proses analisa yaitu variabel pengaruh orang lain,
produk) tetapi kedua variabel juga faktor yang menjadi
Yang tercakup dalam faktor ini terdiri dari (a) Tempat dipertimbangkan konsumen dalam melakukan
Parkir Luas., (b) Bentuk gedung, (c) Lokasi toko pembelian produk furniture B-Stylish di Toko
Terjangkau, (d) Kebutuhan, (e) Pelayanan. (f) Pilihan Prambanan Jombang, maka hendaknya perusahaan
barang furniture banyak. Faktor ini merupakan faktor juga perlu memberi perhatian pada kedua faktor
yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan tersebut.
pembelian produk furniture B-Stylish di Toko
Prambanan Jombang dengan nilai prosentase variance
sebesar 49,198
Faktor 2 ( Model, Potongan harga, image produk)
Faktor ini meliputi (a) Model/design yang bagus, (b)
Potongan Harga /Discount, (c) Publisitas/publikasi,
(d) Tingkat harga, (e) Image produk di masyarakat,
faktor ini merupakan faktor yang dipertimbangkan
konsumen dalam melakukan pembelian produk
furniture B-Stylish di Toko Prambanan Jombang
dengan nilai prosentase variance sebesar 10,594.
51

DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha, Irawan, 2002. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta : Liberty Offset

Basu Swastha, Hani Handoko, 2000. Manajemen Pemasaran Analisa perilaku Konsumen. Yogyakarta : BPFE.

Burhan N, Gunawan, Marzuki, 2002. Statistik Terapan untuk Penelitian ilmu-ilmu sosial.Yogyakarta : Gadjah
Mada Universiti Press.

Indriantoro N, Bambang S, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta :
BPFE.

Kotler, Philip, 1997. Manajemen Pemasaran. Prentice-Hall, Inc

Malhotra, Naresh K. 2006. Riset Pemasaran,. Jilid 1. PT. Indek Kelompok gramedia.

Singgih S, Fandi T, 2002. Riset Pemasaran Konsep Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : Penerbit PT Elex Media
Komputindo.

Sugiyono, 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : CV Alfabeta.

Suryani, Tatik, 2008. Perilaku Konsumen ; Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Graha ilmu.

Ujang Sumarwan, 2004. Perilaku Konsumen teori dan penerapannya dalam pemasaran. Bogor : Penerbit
Ghalia Indonesia.
STUDI PERILAKU KONSUMEN PRODUK FURNITURE DI JOMBANG

Abd. Rohim

Abstrct

This research has aim to search consumer behaviour in several furniture stores in Jombang, involve several basic
question in consumer behaviour those are : what, why, when, where and frequency. From the research known that
found several variables influencing consumers to choose the store such as: styles of furniture, benefit, price, time in
buying and period, quality, and place. From the result showed that the most important variable for consumer is
about the quality and period. Key words: consumer behaviour, what, why, when, where, frequency

PENDAHULUAN perilaku konsumen dalam pembelian sebuah produk,


demografi ekonomi dan psikologi dari calon
Salah satu faktor penting yang harus konsumen. Oleh sebab itu dalam memasarkan hasil
diperhatikan dalam proses penjualan produk adalah produksinya, produsen berlomba-lomba agar produk
harus memahami, manganalisis sikap dan perilaku yang dihasilkan lebih banyak terjual dari perusahaan
konsumen. Perilaku dan selera konsumen senantiasa pesaing sejenis. Dengan banyaknya pesaing yang
mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dihadapi, maka faktor harga akan semakin kompetitif,
perubahan tersebut disebabkan karena beberapa sehingga perusahaan dituntut untuk memahami dan
faktor. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Basu mengerti setiap perubahan selera konsumen.
Swastha DH dan T. Hani Handoko (1987 :38) Tempat-tempat penjualan furniture di
“Perilaku dan selera konsumen juga menunjukkan Jombang kota, mulai tahun 2002 perkembangannya
adanya perubahan-perubahan yang disebabkan oleh cukup pesat, ini ditandai dengan munculnya tempat
faktor pendapatan yang secara pelan-pelan terus penjualan furniture baru terutama di jalan merdeka
bertambah, perbaikan, dan kemajuan pendidikan, dan sekitarnya. Jenis furniture yang dijual juga
pengangkutan serta komunikasi, dan pengaruh semakin bervariatif, hal ini sesuai dengan tingkat
hubungan sosial yang semakin luas. Semuanya perkembangan sikap dan perilaku konsumen saat ini
tersebut yang menyebabkan atau memungkinkan semakin berkembang.
adanya perubahan selera konsumen”. Krisis moneter yang meyebabkan daya beli
Dengan mengetahui perilaku konsumen, masyarakat menurun sejak pertengahan tahun 1997,
maka perusahaan atau pelaku bisnis akan mempunyai hingga saat ini belum pulih secara maksimal. Untuk
pandangan yang luas tentang : menghadapi situasi yang hingga saat ini masih belum
- Produk apa/what yang diharapkan oleh para pulih dan tetap mempertahankan kelangsungan hidup
konsumen sesuai dengan selera konsumen. perusahaan serta menghadapi persaingan yang
- Pertimbangan konsumen dalam membeli produk semakin tajam yang ada, maka strategi-strategi
tertentu (why they buy). perusahaan yang paling efektif adalah menganalisis
- Tenggang waktu, konsumen membeli produk dan memahami perilaku konsumen yang semakin
(when they buy). bervariatif. Bermacam-macam perilaku konsumen
- Lokasi/tempat, dimana konsumen dalam yang ada pada saat ini, membuat perusahaan-
membeli produk (where they buy). perusahaan furniture di Jombang berusaha
- Mengapa konsumen membeli suatu produk memproduksi dan menjual bermacam-macam produk
tertentu (how often they buy) furniture yang dapat memenuhi kebutuhan dan selera
Mempelajari perilaku konsumen perlu konsumen.
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi Sebagai survey awal, untuk meggambarkan

Abd. Rohim, Dosen STIE PGRI Dewantara Jombang

52
53

jenis furniture apa yang dibeli konsumen di wilayah Dari tabel 3, dapat diketahui bahwa ternyata
Jombang, sebanyak 50 orang seperti terlihat pada sebanyak 15 orang membeli produk furniture di
Tabel 1, sebagai berikut: Jombang Kota pada saat perabot yang dimiliki sudah
rusak, 30 orang pada saat produk furniture dibutuhkan
TABEL 1 : JENIS PRODUK YANG DIBELI OLEH KONSUMEN DI JOMBANG

No Jenis Meubel Jumlah (unit) Persentase (%) dan 5 orang konsumen yang membeli produk furniture
1
2
Almari
Meja kursi/Sofa
11
28
22
56
ketika ada model baru.
3
4
Dipan / ranjang
Meja rias
4
2
8
4
Dimana konsumen membeli produk meubel
5 Bufet 5 10
Jumlah 50 00%
1 di Jombang , dalam 1 tahun. sebanyak 50 orang dapat
Sumber data : survey awal (Januari 2008) dan diolah
dilihat pada tabel berikut :

Dari tabel 1.1, dapat diketahui bahwa produk TABEL 4: TEMPAT KONSUMEN MEMBELI PRODUK MEUBEL DI JOMBANG
No Tempat membeli Jumlah Persentase (%)
almari dipilih konsumen di Jombang sebanyak 11
orang. Sofa/meja kursi sebanyak 28 orang, 1
2
UD “
UD “
Malioboro ”
Gunung Jati ”
12
11
24
22
Dipan/ranjang sebanyak 4 orang. Meja rias sebanyak 3
4
UD “
UD “
Putra Gembira ”
Prambanan Interior ”
17
10
34
20
2 orang dan buffet sebanyak 5 orang. 50 100%
Sumber data : survey awal (Januari 2008) dan diolah
Berdasarkan survey awal juga dapat diketahui
bahwa manfaat yang diperoleh dari produk furniture Dari tabel 4, dapat diketahui bahwa ternyata
adalah sebagai interior rumah sebanyak 4 orang dan sebanyak 12 orang membeli produk furniture di
sebagai penunjang kebutuhan rumah tangga sebanyak Jombang di UD. Malioboro, sebanyak 11 orang
46 orang memebeli di UD. Gunung Jati, sebanyak 17 orang
Dengan survey awal ini pula dapat diketahui membeli di UD Putra Gembira dan 10 orang membeli
bahwa yang menjadi pertimbangan konsumen dalam di UD Prambanan Interior.
membeli produk furniture di Jombang sebanyak 50 Seberapa sering konsumen mengadakan
orang tercermin dalam tabel 2 sebagai berikut : pembelian produk furniture di Jombang, dalam 1
tahun. sebanyak 50 orang dapat dilihat sebagai
TABEL 2: PERTIMBANGAN KONSUMEN MEMBELI PRODUK FURNITURE
berikut:
No Pertimbangan Produk Responden Persentase (%)
1 Kualitas 14 28 TABEL 5 : FREKUENSI KONSUMEN MEMBELI PRODUK FURNITURE
2 Harga 20 40 DI JOMBANG DALAM SATU TAHUN TERAKHIR
3 Discount 7 14
4 Design 5 10
No Frekuensi membeli Jumlah Persentase (%)
5 Cara Pembayaran 4 8 1 1 (satu) kali 43 86
Jumlah 50 100% 2 2 (dua) kali 7 14
Sumber data : survey awal (Januari 2008) dan diolah 3 3 (tiga) kali 0 0
50 100%
Dari tabel 2, dapat diketahui bahwa yang Sumber data : survey awal (Januari 2008) dan diolah
menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli
produk furniture adalah kualitas sebanyak 14 orang, Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 5,
harga sebanyak 20 orang discount sebanyak 7 orang diketahui bahwa 43 orang membeli produk furniture
sedangkan pertimbangan design sebanyak 5 orang dan di Jombang dalam 1 tahun terakhir (2007) sebanyak 1
cara pembayaran sebanyak 4 orang.. (satu) kali, 7 orang dalam 1 (satu) tahun terakhir
Diketahui pula kapan konsumen membeli membeli produk furniture sebanyak 2 (dua) kali dan
produk furniture di Jombang sebanyak 50 orang , tidak ada konsumen yang membeli produk furniture
tampak dalam tabel dibawah ini : dalam satu tahun terakhir sebanyak tiga kali.
Berdasarkan fakta dari survey pendahuluan,
TABEL 3 : WAKTU KONSUMEN MEMBELI PRODUK FURNITUR DI JOMBANG
ada indikasi bahwa perilaku konsumen produk
No Waktu membeli Jumlah Persentase (%)
1 Ketika perabot yang dimiliki sudah rusak 15 30
furniture di Jombang berbeda, sehingga dalam
2 Ketika ada kebutuhan baru 30 60 penelitian ini masalah yang diteiti meliputi :
3 Ketika ada model baru 5 10
1. Jenis produk furniture yang dibeli oleh konsumen
Jumlah 50 100%
Sumber data : survey awal (Januari 2008) dan diolah (What They Buy)
2. Alasan konsumen membeli produk furniture(Why
54 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

They Buy It) proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik,


3. Waktu konsumen membeli produk furniture (Why kedua elemen tersebut terdapat dalam kegiatan
They Buy It) konsumen untuk mendapatkan barang dan jasa yang
4. Tempat konsumen membeli produk furniture bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan dan
(Where They Buy It) keinginanya. Sedangkan tingkat kebutuhan menurut
5. Seberapa sering konsumen membeli produk Maslow adalah: (a) Physiological Need, yaitu
furniture (How Often They Buy It). kebutuhan fisiologis, yang mencakup kebutuhan
Adapun perumusan masalahnya:“ Bagaimana makan, minum, udara, tempat tinggal; (b) Safety and
perilaku konsumen produk furniture di Jombang”. Security Needs, yaitu kebutuhan akan rasa aman,
Tujuan penelitian ini: Untuk mengetahui bebas dari ancaman dan keselamatan; (c) Social
perilaku konsumen dalam membuat keputusan Needs, yaitu kebutuhan sosial atau kebutuhan untuk
membeli produk furniture. dapat diterima menjadi angota keluarga atau
STUDI PRILAKU KONSUMEN kelompok tertentu; (d) Ego Needs, yaitu kebutuhan
Studi perilaku konsumen menurut Schiffinan pegakuan dan penghargaan dari orang lain serta hasrat
dan Kanuk (2000: 5) adalah “The study of consumer untuk memiliki nama baik, status dan prestasi ; (e) Self
behavior focuses on how individuals make decisions Actualization Needs, yaitu kebutuhan untuk
to spend their available resources (time, money, memenuhi diri sendiri dengan kemampuan dan
effort) on consumption related items. That includes ketrampilan yang ada untuk mencapai tujuan
what they buy , why they buy it , when they buy it , keakuannya.
where they buy it , how often they buy it , and how KARAKTERISTIK KONSUMEN
often they use it”. Pengertian ini berati perilaku Setiap konsumen dalam membeli produk
konsumen merupakan perilaku seseorang dalam mempunyai perilaku yang berbeda antara satu dengan
membuat keputusan untuk membelanjakan sejumlah yang lain. Untuk melihat perbedaan perilaku
sumber daya yang dimilikinya ( waktu, uang, usaha ) konsumen tersebut dapat menggunakan kotak hitam
untuk mengkonsumsi item-item yang ada. Ini pembeli yang terdiri dari karakteristik pembeli.
termasuk juga apa yang mereka beli, mengapa Karakteristik konsumen/pembeli adalah
mereka membeli, kapan mereka membeli, dimana merupakan sifat-sifat yang membedakan konsumen
mereka membelinya, berapa sering mereka membeli yang satu dengan yang lain. Menurut Schiffinan and
dan berapa sering mereka menggunakannya. Kanuk (2000:5) bahwa perbedaan karakteristik
Selain itu pengertian perilaku konsumen konsumen satu dengan yang lain meliputi: 1) What
menurut Loudon dan Della Bitta (1993:5) adalah they buy; 2)Why the buy; 3)When they buy; 4) Where
“Consumer behavior may be defined as the decision they buy; 5)How often they buy.
process and physical activity individuals engage in 1. What They Buy
when evaluating, acquiring, using or disposing of Menurut tujuan penggunaannya, produk atau
goods and services”. Dapat dijelaskan perilaku barang apa yang dibeli dapat dikelompokkan
konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kedalam barang konsumsi dan barang industri,
kegiatan fisik indvidu yang semuanya ini melibatkan barang konsumsi adalah barang yang dibeli untuk
individu dalam menilai, mendapatkan, atau langsung dikonsumsi atau tidak perlu diproses
menggunakan barang-barang dan jasa. lagi melainkan dipergunakan sendiri.
Menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko Menurut Basu Swastha DH dan T. Hani Handoko
(1987: 9) perilaku konsumen adalah “Kegiatan- mengatakan bahwa barang konsumsi dapat
kegiatan individu yang secara lansung terlibat dalam digolongkan sebagai :
mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa a. Barang tidak tahan lama, yaitu barang-
termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan barang berujud yang secara normal hanya
pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut. Dari dapat digunakan sekali atau beberapa kali
pegertian diatas terdapat dua elemen penting yaitu saja, misal: makanan, sabun dan sebagainya.
55

b. Barang tahan lama, yaitu barang-baarang kapan konsumen mebutuhkan jenis-jenis produk
berujud yang secara normal dapat digunakan yang diinginkan oleh konsumen tergantung dari
berkali-kali, misal : pakaian, lemari Es, tingkat pemakaian produk. Sebagai contoh suatu
mesin tulis. rumah tangga yang mempunyai bayi dan minum
c. Jasa , yaitu kegiatan, kegunaan atau susu, akan mengkonsumsi susu lebih cepat dari
kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. rumah tangga yang anaknya sudah besar atau
Misal: reparasi, jasa konsultasi dan dewasa. Strategi pemasaran harus didasarkan
sebagainya. segmentasi pasar dengan menyesuaikan pada
Barang konsumsi juga dapat digolongkan perbedaan tingkat pemakaian.
berdasarkan kebiasaan membeli dari konsumen: Tingkat pembelian juga ditentukan oleh faktor
a. Barang konvenien, yaitu barang konsumsi musiman. Tidak hanya dalam arti perubahan
yang mudah digunakan, dibeli berulang- cuaca, tetapi juga musim libur, musin panen dan
ulang, bisa dibeli setiap waktu dan perayaan-perayaan agama. Selain itu keadaan
disembarang tempat. Misal: rokok, sabun, ekonomi sangat mempengaruhi waktu pembelian
koran dan sebagainya. konsumen. Dalam keadaan ekonomi miskin,
b. Barang shopping, yaitu barang konsumsi konsumen cenderung menunda pembelian. Untuk
yang dipilih dan dibeli konsumen, setelah itu strategi pasar harus mempelajari perbedaan
membanding-bandingkan atas dasar mutu, masing-masing kelompok konsumen tersebut dan
harga, model dan kecocokan. Misal: perabot mengembangkan jenis produk yang betul-betul
rumah tangga, pakaian dan sebagainya. memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
c. Barang spesial, yaitu barang konsumsi yang 4. Where They Buy
mempunyai ciri khas, hanya dapat dibeli Adalah berhubungan dengan tempat dimana
pada tempat tertentu saja dan konsumen konsumen membeli produk yang diinginkannya.
bersedia bersusah payah dalam Lokasi pembelian produk dengan tempat tinggal
pembeliannya. Misal: peralatan photografi, konsumen menjadi pertimbangan ketika
barang-barang seni, barang-barang degngan konsumen akan melakukan pembelian, akan
macam dan merk tertentu dan sebagainya. tetapi bagi konsumen lain hal tersebut tidak
2. Why They Buy menjadi pertimbangan karena banyak faktor yang
Yaitu alasan konsumen dalam memilih produk menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam
yang dibeli, konsumen membeli suatu produk menentukan dimana konsumen akan membeli
karena ingin memuaskan kebutuhan dan produk yang dibutuhkannya. Untuk itu penjual
keinginannya. Produk itu sendiri tidak sepenting produk harus mempelajari perbedaan masing-
kebutuhan dan keinginan manusia yang masing kelompok konsumen tersebut dan
dipenuhinya. Timbulnya kebutuhan dan mengembangkan jenis produk yang betul-betul
keinginan tersebut disebabkan oleh beberapa memenuhi kebutuhan mereka.
faktor seperti: sosial, ekonomi, psikologi, 5. How Often They Buy
perkembangan fisik, keagamaan dan sebagainya. Adalah berkaitan dengan seberapa sering
Untuk itu penjual produk harus mempelajari konsumen dalam membeli produk yang
perbedaan masing-masing kelompok konsumen dibutuhkan dalam kurun waktu tertentu. Ketika
dan mengembangkan jenis produk yang betul- ada konsumen membeli produk yang dibutuhkan
betul memenuhi kebutuhan dan keinginan dilakukan lebih dari sekali, dua kali, tiga kali
konsumen. bahkan seringkali, akan tetapi bagi konsumen
3. When They Buy yang lain hal tersebut tidak demikian artinya
Adalah berhubungan dengan pada waktu kapan pembelian produk yang dilakukan oleh konsumen
konsumen tersebut membeli produk atau yang lain hanya sekali dalam kurun waktu
membutuhkan produk yang diinginkan. Pada saat tertentu. Untuk itu penjual produk harus
56 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

mempelajari perbedaan masing-masing komunikasi perorangan), pencarian informasi


kelompok konsumen tersebut dan yang bersifat ekstern (dapat berasal dari media
mengembangkan jenis produk yang betul-betul massa seperti surat kabar). Sumber-sumber
memenuhi kebutuhan mereka. informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan
KERANGAKA ANALISIS PERILAKU (seperti iklan). Penilaian sumber-sumber
KONSUMEN pembelian yang diperoleh dari berbagai informasi
yang berkaitan dengan lamanya waktu, jumlah
Bagi konsumen pembelian bukanlah uang yang tersedia untuk membeli, jika produk
merupakan suatu tindakan saja, melainkan terdiri dari yang akan dibeli bernilai tinggi, biasannya
beberapa tindakan yang meliputi keputusan tentang diperlukan waktu yang agak lama didalam
jenis produk, bentuk, merek, jumlah dan waktu serta mempertimbangkan pembeliannya. Dari
cara pembayarannya. Untuk memahami mengapa dan pembelian sumber-sumber pembelian ini akan
bagaimana konsumen membeli barang dan jasa diperoleh beberapa alternatif- alternatif
tersebut maka diperlukan analisis perilaku konsumen, pembelian yang dilakukan oleh konsumen.
ada beberapa tahapan dalam analisis perilaku c. Penilaian Dan Seleksi Terhadap Alternatif
konsumen yaitu: Pembelian.
1. Tahap-Tahap Dalam Proses Pembelian Pada tahap ini meliputi dua tahap yaitu,
Untuk mengetahui keinginan pembeli yang menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta
sebenarnya adalah cukup sulit, namun perusahaan mengadakan seleksi terhadap altarnatif
dapat mengetahui dari perilaku konsumen yang mana pembelian brdasarkan tujuan pembeliannya.
perilaku itu akan menentukaan proses pengambilan Tujuan pembelian dari masing- masing
keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut konsumen selalu sama tergantung pada jenis
merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah produk dan kebutuhannya. Setelah tujuan
yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: pembelian ditetapkan, konsumen perlu
a. Menganalisis Kebutuhan Dan Keinginan mengidentifikasi alternatif-alternatif pembelian
Penganalisaan kebutuhan dan keinginan ini yang tidak dapat dipisahkan dari pengaruh
ditunjukkan terutama untuk mengetahui adanya sumber-sumber yang dimiliki ( waktu, uang )
kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi. maupun resiko kekeliruan dalam pemilihan. Atas
Jika kebutuhan tersebut diketahui atau masih bisa dasar tujuan pembelian, alternatif-alternatif
ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan- pembelian yang telah didefinisikan, dinilai dan
kebutuhan yang sama-sama harus segera diseleksi menjadi alternatif pembelian yang dapat
dipenuhi. Jadi pada tahap inilah proses pembelian memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta
itu mulai dilakukan. Banyak variabel-variabel keinginannya.
yang penting yang mempengaruhi penganalisaan d. Keputusan Untuk Membeli
kebutuhan karakteristik keluarga, perubahan Keputusan pembeli disini merupakan proses
status keuangan, rasa tidak puas, perubahan didalam pembelian yang nyata. Jadi setelah tahap-
kelompok referensi. tahap dimuka dilakukan, maka konsumen harus
b. Pencarian Informasi Dan Penilaian Sumber- mengambil keputusan untuk membeli atau tidak.
Sumber. Bila konsumen memutuskan untuk membeli,
Pencarian informasi dapat bersifat aktif (misalnya konsumen akan menjumpai serangkaian
dengan membandingkan harga,model keputusan yang harus diambil menyangkut
terbaru,kualitas pelayanan dari produk yang akan produk, harga, merk, waktu pembelian dan cara
dibeli). Pencarian informasi juga dapat bersifat pembayarannya.
pasif (hanya dengan membaca periklanan di e. Perilaku Sesudah Mumbeli
majalah atau surat kabar), pencarian informasi Bagi perusahaan, perasaan dan prilaku sesudah
yang bersifat intern (dapat berasal dari pembelian juga sangat penting, perilaku mereka
57

dapat mempengaruhi ucapan-ucapan pembeli METODE PENELITIAN


kepada fihak lain tentang produk perusahaannya. Jenis penelitian ini termasuk deskriptif, yaitu
Dan ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
ketidak sesuaian sesudah ia melakukan gambaran yang benar tentang perilaku konsumen
pembelian, karena mungkin harganya dianggap dalam membuat keputusan untuk membeli jenis
terlalu mahal, kualitas menjadi lebih rendah atau furniture apa di Jombang, mengapa konsumen
mungkin tidak sesuai dengan keinginan dan membeli furniture, kapan konsumen membeli dan
gambaran sebelumnya, untuk mencapai ketidak dimana konsumen membeli furniture, seberapa sering
sesuaian tersebut, pembeli harus mengurangi konsumen membeli furniture dalam satu tahun
keinginan-keinginan lain sesudah pembelian, terakhir
untuk mengurang ketidak sesuaian tersebut 1. Operasionalisasi Variabel
perusahaan dapat bertindak dengan menekan
Tabel 6 : Operasionalisasi Variabel
segi-segi tertentu pada produknya.
Konsep Dimensi Skala
2. Proses Pada Pengambilan Keputusan Variabel
Perilaku Konsumen: Pengambilan keputusan
Proses pada pengambilan keputusan merupakan konsumen dalam membeli
produk jenis furniture
sebuah pendekatanpenyelesaian pada kegiatan What they buy keputusan konsumen dalam Nominal
·
Jenis produk furniture
manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam menentukan jenis furniture
apa yang akan dibeli dan
·
Manfaat
furniture
produk

manfaat yang didapatkan


memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Pendekatan oleh konsumen dalam
memilih furniture.
pada proses pengambilan keputusan yang Why they buy yaitu pertimbangan ·
Kualitas
memberikan gambaran secara khusus tentang konsumen dalam memilih
jenis furniture apa yang
·
Harga
·
Discount
Nominal

dibeli atau dibutuhkan


mengapa konsumen berperilaku tertentu, dapat dibagi ·
Garansi
·
Cara Pembayaran

dalam dua hal pokok yaitu: When they buy yaitu berhubungan dengan
pada saat kapan konsumen
·
Rusak
Nominal
·
Kebutuhan
a. Merumuskan variabel-variabel struktural yang membeli/membutuhkan
furniture. ·
Ada model baru

mempengaruhi perilaku konsumen baik ekstern Whrere they buy yaitu ditoko furniture mana ·
UD. Putra Gembira Nominal
di kec. Jombang biasanya ·
UD. Malioboro
maupun intern. konsumen
furniture dan
membeli
mengapa
·
UD. Prambanan Interior
·
UD. Gunung Jati
b. Menunjukkan antara variabel-variabel. mengapa konsumen
membeli furniture di toko
furniture tersebut.
Sebuah variabel merupan sebuah faktor yang
How often they buy yaitu frekuensi konsumen ·
Satu Kali Nominal
mempengaruhi untuk menganalisa perilaku membeli furniture dalam
satu tahun terakhir di toko-
·
Dua Kali
·
Tiga kali
konsumen, sifat khusus dari perilaku konsumen toko furniture di kec.
Jombang

ini adalah perubahan yang tetap. Ini berarti


hubungan variabel-variabel yang mempengaruhi 2. Sumber Data
penentuan perilaku konsumen merupakan nilai Sebagai sumber data dalam penelitian ini
yang berlaku untuk jangka waktu yang relatif adalah konsumen yang membeli furniture. Adapun
lama. cara memperoleh data tersebut yaitu dengan
menyebarkan kuesioner pada responden. Kuesioner
BAGAN ALUR BERPIKIR
ini digunakan untuk memproleh data mengenai
Fakta:
Dari survey pendahuluan yang dilakukan terhadap produk furniture yang dibeli pendapat atau tanggapan responden berdasarkan
konsumen di Jombang, diketahui bahwa ada kecenderungan konsumen mempunyai
perbedaan sikap dalam hal: jenis furniture apa yang dibeli konsumen dan mengapa pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam
membeli, kapan membeli, dimana membelinya dan berapa sering membeli
kuesioner tersebut.
Permasalahan: 3. Populasi Target
Bagaimanakah perilaku konsumen dalam membeli produk
furniture di Jombang Populasi target yang digunakan dalam
penelitian ini adalah responden yang pernah
Perilaku konsumen yang diteliti meliputi : berkunjung dan membeli di (UD Putra Gembira, UD
What they buy
Why they buy Malioboro, UD Prambanan Interior dan UD Gunung
When they buy
Where they buy Jati) yang menjadi tempat penelitian ini. Sedangkan
How often they buy
karakteristik populasi adalah para responden yang
58 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

merupakan pelanggan dan yang pernah membeli mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap
furniture di (UD Putra Gembira, UD Malioboro, UD obyek melalui data sample atau populace
Prambanan Interior dan UD Gunung Jati). Toko-toko sebagaimana adanya. Tanpa melakukan analisis dan
tersebut menjadi tempat menyebarkan kuesioner membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.
dalam satu tahun terakhir. Populasi yang akan diteliti Adapun model analisis yang digunakan adalah: :
bersifat tidak teridentifikasi sehingga peluang dari 1. Distribusi Frekuensi Atau Tabel Frekuensi
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel Digunakan untuk membagi data
berdasarkan keputusan peneliti. dalam beberapa kelompok dan dinyatakan
4. Sampel Dan Teknik Pengambilan Sampel atau diukur dalam persentase (%). Adapun
Besarnya sampel yang diharapkan dapat Kelompok yang dimaksud adalah jenis
mewakili populasi yang ideal untuk penelitian ini furniture apa yang dibeli oleh konsumen,
adalah 150 responden. Diharapkan dengan jumlah ini mengapa konsumen membeli, kapan
dapat mewakili populasi yang ideal dan dapat konsumen membeli, dimana konsumen
memberikan gambaran mengenai perilaku konsumen membeli,berapa sering konsumen membeli.
furniture di Jombang. Dengan cara ini, kita dapat mengetahui
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian kelompok mana yang paling banyak
ini adalah sampling aksidental, dimana cara jumlahya yaitu ditunjukkan oleh nilai
mendapatkan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu persentase yang tertinggi demikian
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan sebaliknya.
peneliti dapat digunakan sebagai sampel. 2. Grafik Distribusi Frekuensi (Histogram)
5. Skala Pengukuran Memberikan visualisasi grafik batang yang
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian terfokus pada luas batang (panjang x lebar)
ini adalah skala Guttman, Skala pengukuran dengan dan penyajian data dengan grafik batang,
tipe ini, akan diperoleh jawaban yang tegas yaitu “Ya – lebar batang sama. Sedangkan yang
Tidak” bervariasi adalah tingginya batang grafik.
6. Teknik Pengumpulan Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Hasil kuesioner yang diperoleh dari item
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: pertanyaan no. 1-5, berkaitan dengan pertimbangan
- Menentukan jumlah sampling untuk masing- produk furniture apa yang dibeli oleh konsumen di
masing toko furniture (UD Putra Gembira, UD Jombang, pertanyaan no. 6-7 berkaitan dengan
Malioboro, UD Prambanan Interior dan UD manfaat yang diharapkan dari produk furniture yang
Gunung Jati) di Jombang. di beli oleh konsumen di Jombang. Item pertanyaan
- Mencari, menginventarisir dan mengidentifikasi no. 8-12, berkaitan dengan pertimbangan konsumen
responden. dalam membeli produk furniture, item pertanyaan no.
- Meminta kesediaan responden untuk mengisi 13-15 berkaitan dengan kapan konsumen membeli
kuesioner dan memberikan penjelasan tentang produk furniture. Dan item pertanyaan no. 16-19,
cara pengisian. berkaitan dengan dimana konsumen membeli produk
- Pengisian kuesioner oleh responden. furniture. Item pertanyaan no. 20-22, berkaitan
- Mengumpulkan hasil kuesioner untuk dilakukan dengan frekuensi konsumen membeli produk
tabulasi data agar dapat diketahui mana yang furniture dalam satu tahun terakhir di Jombang.
layak digunakan dan mana yang tidak layak Dapat diketahui bahwa pilihan konsumen
untuk selanjutnya dianalisis untuk kepentingan yang paling banyak terhadap produk furniture yang
penelitian. dibeli adalah sofa/meja kursi. Hal ini dapat diketahui
7. Metode Analisis Data dari jumlah konsumen yang memilih produk furniture
Metode analisis data yang digunakan adalah Statistic sofa/meja kursi sebanyak 44%, kemudian jenis
Descriptive, yaitu statistic yang berfungsi untuk furniture selanjutnya yang dipilih konsumen di
59

Jombang adalah Almari sebanyak 18%, selanjutnya dan karena adanya jaminan purna jual sebanyak
furniture jenis buffet sebanyak 16,67%, pilihan 1,33%, dan cara pembayaran yang bisa dilakukan
selanjutnya jenis furniture meja rias sebanyak 11,33% dengan mencicil sebesar 0,66%. Dan rata-rata
dan yang paling sedikit jenis furniture yang dipilih konsumen membeli produk furniture di UD Gunung
konsumen di Jombang adalah Dipan/ranjang Jati dalam satu tahun terakhir sebanyak satu kali
sebanyak 10%. adalah 10%, membeli produk furniture sebanyak dua
kali adalah 2,67% dan hanya 0,66% konsumen
PERILAKU KONSUMEN PRODUK membeli produk furniture sebanyak lebih dari dua kali
FURNITURE dalam satu tahun terakhir.
Adapun manfaat yang diperoleh dari produk Te m p a t m e m b e l i p r o d u k f u r n i t u r e
furniture tersebut sebagai penunjang kebutuhan selanjutnya adalah di UD.Putra Gembira sebesar 38%.
rumah tangga sebesar 87.33% dan hanya 12,67% Adapun pembelian di UD Putra Gembira sebanyak
memanfaatkan produk furniture yang di pilih sebagai 12% karena kualitas lebih baik, dan sebesar 16%
interior ruangan di rumah. Pertimbangan konsumen karena harga lebih murah atau harga lebih kompetitif,
dalam membeli produk furniture karena harga sebesar karena adanya discount yang menarik sebanyak
36,67%, karena kualitas sebanyak 32% dan 14% 3,33% dan karena adanya jaminan purna jual
pertimbangan konsumen dalam membeli produk sebanyak 4%, dan cara pembayaran 2,66%. Dan rata-
furniture karena discount sedangkan pertimbangan rata konsumen membeli produk furniture di UD Putra
karena adanya garansi yang ditawarkan oleh Toko Gembira dalam satu tahun terakhir sebanyak satu kali
Furniture sebanyak 9.33%, dan 8% karena adalah 26%, membeli produk furniture sebanyak dua
pertimbangan cara pembayaran. Adapun kapan kali adalah 7,33% dan hanya 4,67% konsumen
konsumen membeli produk furniture, sebanyak membeli produk furniture sebanyak lebih dari dua kali
56,67% pada saat produk furniture dibutuhkan, dan dalam satu tahun terakhir.
27,33% ketika produk furniture yang dimiliki sudah Adapun tempat membeli produk furniture
rusak, dan hanya 16% ketika produk furniture ada selanjutnya adalah di UD. Prambanan Interior sebesar
model baru. 20%. Adapun alasan pembelian di UD Prambanan
Tempat membeli produk furniture 28,67% di Interior, sebanyak 7,33% karena kualitas lebih baik,
UD. Malioboro. Adapun pembelian dilakukan di UD dan sebesar 5,33% karena harga lebih murah atau
Malioboro dengan alasan: sebanyak 8% karena harga harga lebih kompetitif, karena adanya discount yang
lebih murah atau harga lebih kompetitif, 10% karena menarik sebanyak 3,33% dan karena adanya jaminan
kualitas produk lebih bagus, karena adanya discount purna jual sebanyak 4%, dan karena cara pembayaran
yang menarik sebanyak 5,33% dan karena adanya yang bisa di angsur sebesar 1,33%. Dan rata-rata
jaminan purna jual sebanyak 2%, dan karena cara konsumen membeli produk furniture di UD
pembayaran yang bisa dilakukan 3 kali sebanyak Prambanan Interior dalam satu tahun terakhir
3,33%. Dan rata-rata konsumen membeli produk sebanyak satu kali adalah 13,33%, membeli produk
furniture di UD Malioboro dalam satu tahun terakhir furniture sebanyak dua kali adalah 5,33% dan hanya
sebanyak satu kali sebanyak 19,33%, membeli produk 1,33% konsumen membeli produk furniture sebanyak
furniture sebanyak dua kali adalah 6% dan hanya lebih dari dua kali dalam satu tahun terakhir.
3,33% konsumen membeli produk furniture sebanyak Diketahui bahwa tanggapan konsumen
lebih dari dua kali dalam satu tahun terakhir. terhadap produk furniture almari yang dibeli
Tempat membeli produk furniture yang lain dimanfaatkan sebagai sebagai penunjang kebutuhan
adalah di UD. Gunung Jati sebesar 13,33%. Adapun rumah tangga sebesar 92,59% dan hanya 7,41%
pembelian dilakukan di UD Gunung Jati dengan memanfaatkan produk furniture almari sebagai
alasan: sebanyak 5,33% karena kualitas lebih baik. interior ruangan di rumah. Pertimbangan konsumen
4% harga lebih murah atau harga lebih kompetitif, dalam membeli produk furniture almari karena harga
karena adanya discount yang menarik sebanyak 2% sebesar 37,04%, karena kualitas sebanyak 29,63%
60 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

dan hanya 14,81% saja pertimbangan konsumen discount. Adapun kapan konsumen membeli produk
dalam membeli produk furniture almari karena furniture, sebanyak 50% pada saat produk furniture
discount, dan 7,4% karena adanya garansi pembelian dibutuhkan, dan 31,82% ketika produk furniture yang
dan cara pembayaran yang bisa dilakukan dengan dimiliki sudah rusak, dan hanya 18,18% ketika produk
mengangsur sebesar 11,11%. Adapun kapan furniture ada model baru. Tempat membeli produk
konsumen membeli produk furniture almari, furniture 31,82% di UD. Putra Gembira dengan alasan
sebanyak 55,55% pada saat produk furniture almari 13,63% harga lebih murah atau harga lebih kompetitif,
dibutuhkan, dan 29,63% ketika produk furniture yang 10,60% karena kualitas produk lebih bagus, dan
dimiliki sudah rusak, dan hanya 14,81% ketika produk karena adanya jaminan purna jual sebanyak 4,54%,
furniture almari ada model baru. Tempat membeli dan karena cara pembayaran yang bisa kurang sebesar
produk furniture almari paling banyak dilakukan 1,51%. Dan rata-rata konsumen membeli produk
konsumen di UD. Putra Gembira sebanyak 31,67% furniture dalam satu tahun terakhir sebanyak satu kali
dengan alasan harga lebih murah atau harga lebih adalah 68,18%, membeli produk furniture sebanyak
kompetitif , kualitas produk lebih bagus. Tempat dua kali adalah 19,70% dan hanya 12,12% konsumen
membeli produk furniture almari yang kedua adalah di membeli produk furniture sebanyak lebih dari dua kali
UD. Malioboro sebanyak 25,83% dengan alasan dalam satu tahun terakhir. Frekuensi pembelian
kualitas lebih baik dan harga lebih murah. Dan rata- produk furniture paling banyak dilakukan oleh
rata konsumen membeli produk furniture almari konsumen lebih dari satu kali yaitu di UD. Putra
dalam satu tahun terakhir sebanyak satu kali adalah Gembira sebanyak 7,57%, di UD. Malioboro
74,08%, membeli produk furniture almari sebanyak sebanyak 6,06%. Tempat pembelian produk furniture
dua kali adalah 14,8% dan hanya 11,11% konsumen yang sering dilakukan oleh konsumen lebih dari tiga
membeli produk furniture almari sebanyak lebih dari kali dalam satu tahun terakhir adalah di UD. Putra
dua kali dalam satu tahun terakhir. Frekuensi Gembira sebanyak 4,54% dari total konsumen yang
pembelian produk furniture almari sebanyak satu kali membeli produk furniture sofa/meja kursi sebesar 66
dalam satu tahun terakhir dilakukan di UD. Putra orang.
Gembira sebanyak 22,22%, di UD. Malioboro
sebanyak 22,22%, di UD. Gunung Jati sebanyak PERILAKU KONSUMEN PRODUK
22,22%, dan di UD. Prambanan Interior sebanyak FURNITURE DIPAN/RANJANG
22,22%. Sedangkan frekuensi pembelian lebih dari Dapat diketahui bahwa tanggapan konsumen
dua kali dalam satu tahun terakhir dilakukan oleh terhadap produk furniture dipan/ranjang yang dibeli
konsumen di UD. Putra Gembira sebanyak 3,7% dari dimanfaatkan sebagai sebagai penunjang kebutuhan
total konsumen yang membeli produk furniture almari rumah tangga sebesar 80% dan hanya 20%
sebesar 27 orang. memanfaatkan produk furniture almari sebagai
interior ruangan di rumah. Pertimbangan konsumen
PERILAKU KONSUMEN PRODUK dalam membeli produk furniture dipan/ranjang karena
FURNITURE SOFA/MEJA KURSI harga sebesar 33,33%, karena kualitas sebanyak
diketahui bahwa tanggapan konsumen 26,67% dan 20% pertimbangan konsumen dalam
terhadap produk furniture sofa/meja kursi yang dibeli membeli produk furniture dipan/ranjang karena
dimanfaatkan sebagai sebagai penunjang kebutuhan discount, dan 13,33% karena adanya garansi
rumah tangga sebesar 91% dan hanya 9% pembelian dan 6,67% karena cara pembayaran yang
memanfaatkan produk furniture sofa/meja kursi bisa kurang. Adapun kapan konsumen membeli
sebagai interior ruangan di rumah. Pertimbangan produk furniture dipan/ranjang, sebanyak 66,67%
konsumen dalam membeli produk furniture karena pada saat produk furniture dipan/ranjang dibutuhkan,
harga sebesar 40,90%, karena kualitas sebanyak dan 20% ketika produk furniture yang dimiliki sudah
34,84% dan hanya 10,61% saja pertimbangan rusak, dan hanya 13,33% ketika produk furniture
konsumen dalam membeli produk furniture karena dipan/ranjang ada model baru. Tempat membeli
61

produk furniture dipan/ranjang paling banyak dilakukan konsumen di UD. Putra Gembira sebanyak
dilakukan konsumen di UD. Putra Gembira sebanyak 35,30% dengan alasan harga lebih murah atau harga
33,33% dengan alasan harga lebih murah atau harga lebih kompetitif , kualitas produk lebih bagus. Tempat
lebih kompetitif , kualitas produk lebih bagus. Tempat membeli produk furniture meja rias yang kedua
membeli produk furniture dipan/ranjang yang kedua adalah di UD. Malioboro sebanyak 29,41% dengan
adalah di UD. Malioboro sebanyak 33,33% dengan alasan harga lebih kompetitif. Rata-rata konsumen
alasan kualitas lebih baik dan harga lebih murah. Dan membeli produk furniture meja rias dalam satu tahun
rata-rata konsumen membeli produk furniture terakhir sebanyak satu kali adalah 58,82%, dan
dipan/ranjang dalam satu tahun terakhir sebanyak satu konsumen membeli produk furniture meja rias
kali adalah 73,33%, dan sebanyak 20% konsumen sebanyak dua kali adalah sebanyak 29,41% dalam satu
membeli produk furniture dipan/ranjang sebanyak tahun terakhir. Frekuensi pembelian produk furniture
lebih sekali dalam satu tahun terakhir, dan sebanyak meja rias sebanyak satu kali dalam satu tahun terakhir
6,67% konsumen membeli produk furniture dilakukan di UD. Putra Gembira sebanyak 17,65%, di
dipan/rangjang lebih dari dua kali dalam satu tahun UD. Malioboro sebanyak 17,65%, di UD. Gunung Jati
terakhir. Frekuensi pembelian produk furniture sebanyak 17,65%, dan di UD. Prambanan Interior
dipan/ranjang sebanyak satu kali dalam satu tahun sebanyak 5,88%. Sedangkan frekuensi pembelian
terakhir dilakukan di UD. Putra Gembira sebanyak lebih dari dua kali dalam satu tahun terakhir dilakukan
20%, di UD. Malioboro sebanyak 26,67%, di UD. oleh konsumen di UD. Putra Gembira sebanyak
Gunung Jati sebanyak 13,33%, dan di UD. Prambanan 5,88% dan UD Malioboro sebanyak 5,88% dari total
Interior sebanyak 13,33%. Sedangkan frekuensi konsumen yang membeli produk furniture meja rias
pembelian lebih dari dua kali dalam satu tahun sebanyak 17 orang.
terakhir dilakukan oleh konsumen di UD. Putra
Gembira sebanyak 6,67% dari total konsumen yang
membeli produk furniture dipan/ranjang sebesar 15 PERILAKU KONSUMEN PRODUK
orang. FURNITURE BUFFET
Diketahui bahwa tanggapan konsumen
terhadap produk furniture Buffet yang dibeli oleh
PERILAKU KONSUMEN PRODUK konsumen dimanfaatkan sebagai sebagai penunjang
FURNITURE MEJA RIAS kebutuhan rumah tangga sebesar 76% dan sebanyak
Diketahui bahwa tanggapan konsumen 24% memanfaatkan produk furniture buffet sebagai
terhadap produk furniture Meja Rias yang dibeli interior ruangan di rumah. Pertimbangan konsumen
dimanfaatkan sebagai sebagai penunjang kebutuhan dalam membeli produk furniture buffet karena harga
rumah tangga sebanyak 88,23%. dan sebanyak yang ditawarkan oleh toko furniture di Jombang
11,76% yang memanfaatkan produk furniture meja relatif lebih terjangkau 36%, karena kualitas produk
rias sebagai interior ruangan di rumah. Pertimbangan furniture buffet lebih bagus sebanyak 28% dan
konsumen dalam membeli produk furniture meja rias sebanyak 16% pertimbangan konsumen dalam
karena harga yang ditawarkan oleh toko furniture di membeli produk furniture buffet karena adanya
Jombang relatif terjangkau 35,29%, karena kualitas discount pembelian yang menarik. Adapun kapan
produk yang baik sebanyak 29,41%, dan 17,65% konsumen membeli produk furniture buffet, sebanyak
pertimbangan konsumen dalam membeli produk 68% pada saat produk furniture buffet dibutuhkan,
furniture meja rias karena adanya discount pembelian. dan 20% ketika produk furniture buffet yang dimiliki
Adapun kapan konsumen membeli produk furniture sudah rusak, dan hanya 12% ketika produk furniture
meja rias, sebanyak 58,82% pada saat produk buffet ada model baru. Tempat membeli produk
furniture meja rias dibutuhkan, dan 17,65% ketika furniture buffet paling banyak dilakukan konsumen di
produk furniture meja rias ada model baru. Tempat UD. Malioboro sebanyak 32% dengan alasan harga
membeli produk furniture meja rias paling banyak lebih murah atau harga lebih kompetitif dan kualitas
62 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

produk lebih bagus. Tempat membeli produk furniture banyak mempertimbangkan segi harga yang relatif
buffet yang kedua adalah di UD. Putra Gembira terjangkau dan kualitasnya cukup baik. Tempat
sebanyak 28% dengan alasan harga lebih murah. membeli produk almari yang paling banyak dilakukan
Rata-rata konsumen membeli produk furniture buffet oleh konsumen di Jombang adalah di UD. Putra
dalam satu tahun terakhir sebanyak satu kali adalah Gembira, karena alasan harga yang ditawarkan relatif
64%, membeli produk furniture buffet sebanyak dua lebih murah dibandingkan dengan toko-toko furniture
kali adalah 28%, dan hanya sebanyak 8% konsumen yang lainnya, sebagai pilihan tempat membeli yang
membeli produk furniture lebih dari dua kali dalam kedua adalah di UD Malioboro, dengan alasan
satu tahun terakhir. Frekuensi pembelian produk kualitas produk lebih baik. Dalam satu tahun terakhir
furniture buffet satu kali dalam satu tahun terakhir konsumen dalam membeli produk furniture almari
dilakukan di UD. Putra Gembira sebanyak 16%, di paling banyak dilakukan sekali, dan pembelian
UD. Malioboro sebanyak 20%, di UD. Gunung Jati dilakukan lebih dari dua kali terjadi di UD. Putra
sebanyak 16%, dan di UD. Prambanan Interior Gembira.
sebanyak 8%. Sedangkan frekuensi pembelian lebih Dapat diketahui pula bahwa produk furniture
dari dua kali dalam satu tahun terakhir dilakukan oleh yang dibeli oleh konsumen di Jombang yang ketiga
konsumen di UD. Putra Gembira sebanyak 8% di UD adalah jenis furniture dipan/ranjang. Produk furniture
Malioboro 4%, dan di Ud Prambanan Interior dipan/ranjang tersebut lebih banyak dimanfaatkan
sebanyak 4% dari total konsumen yang membeli untuk kebutuhan rumah tangga. Konsumen dalam
produk furniture Buffet sebesar 25 orang. membeli produk furniture dipan/ranjang lebih banyak
mempertimbangkan segi harga yang relatif terjangkau
Simpulan dan kualitasnya cukup baik. Tempat membeli produk
Hasil penelitian yang dilakukan diketahui furniture dipan/ranjang yang paling banyak dilakukan
bahwa produk furniture yang paling banyak dibeli oleh konsumen di Jombang adalah di UD. Putra
oleh konsumen di Jombang adalah jenis furniture Gembira, dan UD Malioboro karena alasan harga
sofa/meja kursi. Produk furniture sofa/meja kursi yang ditawarkan relatif lebih murah dibandingkan
tersebut lebih banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan dengan toko-toko furniture yang lainnya. Sedangkan
rumah tangga dan sebagian kecil memanfaatkan tempat pembelian alternatif adalah di UD Prambanan
sebagai interior ruangan. Konsumen dalam membeli Interior, dan UD Gunung Jati dengan alasan kualitas
produk furniture sofa/meja kursi lebih banyak produk lebih baik dan harga lebih kompetitif. Dalam
mempertimbangkan segi harga yang relatif terjangkau satu tahun terakhir konsumen dalam membeli produk
dan kualitasnya cukup baik. Tempat membeli produk furniture dipan/ranjang paling banyak dilakukan
furniture sofa/meja kursi yang paling banyak sekali, dan pembelian dilakukan lebih dari dua kali
dilakukan oleh konsumen di Jombang adalah di UD. dalam satu tahun terakhir terjadi di UD. Putra
Putra Gembira, karena alasan harga yang ditawarkan Gembira.
relatif lebih murah dibandingkan dengan toko-toko Produk furniture yang dibeli oleh konsumen
furniture yang lainnya. Dalam satu tahun terakhir di Jombang keempat adalah meja rias. Meja rias
konsumen dalam membeli produk furniture sofa/meja tersebut lebih banyak dimanfaatkan untuk menunjang
kursi paling banyak dilakukan sekali, dan pembelian kebutuhan rumah tangga. Konsumen dalam membeli
dilakukan lebih dari dua kali terjadi di UD. Putra produk furniture meja rias lebih banyak
Gembira. mempertimbangkan segi harga yang relatif terjangkau
Produk furniture yang dibeli oleh konsumen dan kualitasnya cukup baik. Tempat membeli produk
di Jombang setelah sofa/meja kursi adalah almari. meja rias yang paling banyak dilakukan oleh
Almari tersebut lebih banyak dimanfaatkan untuk konsumen di Jombang adalah di UD. Putra Gembira,
kebutuhan rumah tangga dan sebagian kecil karena alasan harga yang ditawarkan relatif lebih
memanfaatkan sebagai interior ruangan. Konsumen murah dibandingkan dengan toko-toko furniture yang
dalam membeli produk furniture almari kursi lebih lainnya, sebagai pilihan tempat membeli yang kedua
63

adalah di UD Malioboro, dengan alasan kualitas Jombang, maka UD Malioboro harus dapat
produk lebih baik. Dalam satu tahun terakhir menawarkan harga untuk jenis almari lebih
konsumen dalam membeli produk furniture meja rias kompetitif, dan memberikan discount
paling banyak dilakukan sekali, dan pembelian pembelian yang lebih besar lagi, agar pilihan
dilakukan lebih dari dua kali dalam satu tahun terakhir konsumen dalam membeli produk furniture
terjadi di UD. Putra Gembira dan UD Malioboro. yang dijual oleh UD Malioboro lebih banyak
Pilihan produk furniture yang dibeli oleh lagi.
konsumen di Jombang kelima adalah buffet. Buffet 2. UD Malioboro harus lebih memodifikasi model
tersebut lebih banyak dimanfaatkan untuk menunjang jenis furniture almari yang diproduksi/dijual,
kebutuhan rumah tangga, dan sebagian kecil agar konsumen lebih banyak pilihan dalam
memanfaatkan sebagai interior ruangan. Konsumen membeli, dan sekaligus dapat dimanfaatkan
dalam membeli produk furniture buffet lebih banyak sebagai interior ruangan.
mempertimbangkan segi harga yang relatif terjangkau 3. Untuk lebih menarik konsumen lebih banyak
dan kualitasnya cukup baik. Tempat membeli produk dalam membeli sofa/meja kursi yang
buffet yang paling banyak dilakukan oleh konsumen diproduksi/dijual oleh UD Malioboro, maka
di Jombang adalah di UD. Malioboro, karena alasan harga harus lebih kompetitif, dan lebih banyak
harga yang ditawarkan relatif lebih murah dan kualitas lagi dalam memberikan discount dan
lebih baik dibandingkan dengan toko-toko furniture memberikan jaminan bahwa produk yang
yang lainnya, sebagai pilihan tempat membeli yang dihasilkan atau dijual bagus.
kedua adalah di UD Putra Gembira, dengan alasan 4. UD Malioboro harus tetap menjaga dan
harga produk relatif lebih murah/kompetitif. Dalam meningkatkan kualitas produk dipan/ranjang
satu tahun terakhir konsumen dalam membeli produk lebih bagus lagi, karena kualitas produk
furniture buffet paling banyak dilakukan sekali, dan dipan/ranjang yang dihasilkan/dijual oleh UD
pembelian dilakukan lebih dari dua kali terjadi di UD. Putra Gembira sama-sama kompetitif.
Malioboro, UD Putra Gembira, dan UD Prambanan 5. Sedangkan untuk jenis produk meja rias yang
Interior. dihasilkan/dijual oleh UD Malioboro harus
dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif,
Saran karena produk yang sejenis dari UD Putra
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian Gembira kualitas dan harga yang ditawarkan
keseluruhan, maka selanjutnya akan dikemukakan lebih kempetitif.
beberapa saran/rekomendari kepada toko-toko 6. Untuk lebih menarik konsumen lebih banyak
furniture yang ada di Jombang antara lain : UD dalam membeli buffet yang diproduksi/dijual
Malioboro, UD Gunung Jati, UD Putra Gembira, dan oleh UD Malioboro, maka harga harus lebih
UD Prambanan Interior. sebagai sumbangan kompetitif, dan lebih banyak lagi dalam
saran,dan kepada peneliti yaitu sebagai berikut : memberikan discount dan memberikan jaminan
Toko Furniture UD Malioboro bahwa produk yang dihasilkan atau dijual bagus.
1. Hasil penelitian diketahui bahwa konsumen di Toko Furniture Gunung Jati
Jombang dalam membeli produk furniture 1. Hasil penelitian diketahui bahwa konsumen di
untuk jenis almari di UD Malioboro, yang Jombang dalam membeli produk furniture
menjadi pertimbangan adalah karena untuk jenis almari di UD Gunung Jati, yang
kualitasnya lebih bagus. Untuk itu UD menjadi pertimbangan adalah karena
Malioboro harus dapat menjaga kualitas produk kualitasnya lebih bagus. Untuk itu UD Gunung
almari dan berusaha secara terus-menerus Jati harus dapat menawarkan harga untuk jenis
untuyk meningkatkan kualitas produk alamri almari lebih kompetitif, dan memberikan
lebih baik lagi. Dan untuk lebih meningkatkan discount pembelian yang lebih besar lagi, agar
pangsa pasar produk furniture almari di pilihan konsumen dalam membeli produk
64 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

furniture yang dijual oleh UD Gunung Jati lebih diproduksi/dijual, agar konsumen lebih banyak
banyak lagi. pilihan dalam membeli, dan sekaligus dapat
2. UD Gunung Jati harus lebih memodifikasi dimanfaatkan sebagai interior ruangan.
model jenis furniture almari yang 3. Untuk lebih menarik konsumen lebih banyak
diproduksi/dijual, agar konsumen lebih banyak dalam membeli sofa/meja kursi yang
pilihan dalam membeli, dan sekaligus dapat diproduksi/dijual oleh UD Putra Gembira, maka
dimanfaatkan sebagai interior ruangan. harga harus lebih kompetitif, dan lebih banyak
3. Untuk lebih menarik konsumen lebih banyak lagi dalam memberikan discount dan
dalam membeli sofa/meja kursi yang memberikan jaminan bahwa produk yang
diproduksi/dijual oleh UD Gunung Jati, maka dihasilkan atau dijual bagus.
harga harus lebih kompetitif, dan lebih banyak 4. UD Putra Gembira harus tetap menjaga dan
lagi dalam memberikan discount dan meningkatkan kualitas produk dipan/ranjang
memberikan jaminan bahwa produk yang lebih bagus lagi, karena kualitas produk
dihasilkan atau dijual bagus. dipan/ranjang yang dihasilkan/dijual oleh UD
4. UD Gunung Jati harus tetap menjaga dan Malioboro sama-sama kompetitif.
meningkatkan kualitas produk dipan/ranjang 5. Sedangkan untuk jenis produk meja rias yang
lebih bagus lagi, karena kualitas produk dihasilkan/dijual oleh UD Putra Gembira harus
dipan/ranjang yang dihasilkan/dijual oleh UD dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif,
Putra Gembira sama-sama kompetitif. karena produk yang sejenis dari UD Duaa Putra
5. Sedangkan untuk jenis produk meja rias yang kualitas dan harga yang ditawarkan lebih
dihasilkan/dijual oleh UD Gunung Jati harus kempetitif.
dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif, 6. Untuk lebih menarik konsumen lebih banyak
karena produk yang sejenis dari UD Putra dalam membeli buffet yang diproduksi/dijual
Gembira kualitas dan harga yang ditawarkan oleh UD Putra Gembira, maka harga harus lebih
lebih kempetitif. kompetitif, dan lebih banyak lagi dalam
6. Untuk lebih menarik konsumen lebih banyak memberikan discount dan memberikan jaminan
dalam membeli buffet yang diproduksi/dijual bahwa produk yang dihasilkan atau dijual bagus.
oleh UD Gunung Jati, maka harga harus lebih
kompetitif, dan lebih banyak lagi dalam Toko Furniture Prambanan Interior
memberikan discount dan memberikan jaminan 1. Hasil penelitian diketahui bahwa konsumen di
bahwa produk yang dihasilkan atau dijual bagus. Jombang dalam membeli produk furniture
untuk jenis almari di UD Prambanan Interior,
Toko Furniture Putra Gembira yang menjadi pertimbangan adalah karena
1. Hasil penelitian diketahui bahwa konsumen di kualitasnya lebih bagus. Untuk itu UD
Jombang dalam membeli produk furniture Prambanan Interior harus dapat menawarkan
untuk jenis almari di UD Putra Gembira, yang harga untuk jenis almari lebih kompetitif, dan
menjadi pertimbangan adalah karena memberikan discount pembelian yang lebih
kualitasnya lebih bagus. Untuk itu UD Putra besar lagi, agar pilihan konsumen dalam
Gembira harus dapat menawarkan harga untuk membeli produk furniture yang dijual oleh UD
jenis almari lebih kompetitif, dan memberikan Putra Gembira lebih banyak lagi.
discount pembelian yang lebih besar lagi, agar 2. UD Prambanan Interior harus lebih
pilihan konsumen dalam membeli produk memodifikasi model jenis furniture almari yang
furniture yang dijual oleh UD Putra Gembira diproduksi/dijual, agar konsumen lebih banyak
lebih banyak lagi. pilihan dalam membeli, dan sekaligus dapat
2. UD Putra Gembira harus lebih memodifikasi dimanfaatkan sebagai interior ruangan.
model jenis furniture almari yang 3. Untuk lebih menarik konsumen lebih banyak
65

dalam membeli sofa/meja kursi yang Jombang. Sehingga akan jelas faktor-faktor apa
diproduksi/dijual oleh UD Prambanan Interior, saja yang menjadi pertimbangan konsumen
maka harga harus lebih kompetitif, dan lebih dalam membeli produk furniture di Jombang.
banyak lagi dalam memberikan discount dan
memberikan jaminan bahwa produk yang
dihasilkan atau dijual bagus. DAFTAR PUSTAKA
4. UD Prambanan Interior harus tetap menjaga dan
meningkatkan kualitas produk dipan/ranjang Basu Swastha DH, Irawan, Mnajemen Pemasaran
lebih bagus lagi, karena kualitas produk Modern, Edisi kedua, BPFE,
dipan/ranjang yang dihasilkan/dijual oleh UD Yogyakarta, 1990
Malioboro sama-sama kompetitif. Basu Swastha DH dan T. Hani Handoko,
5. Sedangkan untuk jenis produk meja rias yang Manajemen Pemasaran Analisa
dihasilkan/dijual oleh UD Prambanan Interior Perilaku Konsumen, Edisi Kedua,
harus dapat menawarkan harga yang lebih Liberty, Yogyakarta, 1999
kompetitif, karena produk yang sejenis dari UD Basu Swastha DH, dan Ibnu Sukotjo,W, Pengantar
Malioboro kualitas dan harga yang ditawarkan Bisnis Modern, Edisi ketiga, Liberty,
lebih kempetitif. Yogyakaarta, 1993
6. Untuk lebih menarik konsumen lebih banyak Engel, JF, Blackwell, RD, Miniard, PW, 1995.
th
dalam membeli buffet yang diproduksi/dijual Consumer Behavior, 8 Ed. Texas:
oleh UD Prambanan Interior, maka harga harus The Dryden Press.
lebih kompetitif, dan lebih banyak lagi dalam Husein Umar, 2000, Riset Pemasaran & Perilaku
memberikan discount dan memberikan jaminan Konsumen, Gramedia Pustaka Utama,
bahwa produk yang dihasilkan atau dijual bagus. Jakarta.
Moh. Nasir, 1999, Metodologi Penelitian, Ghalia
Kepada Peneliti Indonesia, Bandung, 1999
1. Penelitian ini menggunakan sampel size sebesar Ujang Sumarwan, 2002, Perilaku Konsumen: Teori
150 responden dari jumlah populasi yang tidak dan Penerapannya dalam
teridentifikasi dari empat toko furniture di Pemasaran, Ghalia Indonesia, Bogor.
Jombang, untuk melihat lebih jelas perilaku Philip Khotler, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid Satu,
konsumen produk furniture di Jombang dapat Edisi kedua, CV Intermedia, Jakarta,
dilakukan penelitian lanjutan, yang lebih banyak 1984
lagi toko-toko furniture yang digunakan sebagai Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Alfabeta,
tempat penelitian dan sampel penelitian menjadi Baandung, 1997
lebih besar. Sutrisno hadi, Metodologi Research, Fakultas
2. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan Psikologi UGM, Yogyakarta, 1992
menambah item-item produk furniture yang lain, Winardi, Manajemen Pemasaran, Penerbit CV.
agar nampak jelas produk-produk furniture apa Sinar Baru, Bandung, 1981
saja dan modelnya yang dibeli oleh konsumen di Winardi, Marketing dan Perilaku Konsumen,
Jombang selain, Almari, Sofa/meja kursi, Penerbit, Maju Mundur, Bandung,
Dipan/ranjang, meja rias dan buffet. 2001
3. Penelitian mengenai perilaku konsumen produk
furniture di Jombang ini, selanjutnya dapat
dilakukan dengan menggunakan analisis statistik
inferensial yaitu dengan mencoba mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
konsumen dalam membeli produk furniture di
DAFTAR PUSTAKA

Basu Swastha DH, Irawan, Mnajemen Pemasaran Modern, Edisi kedua, BPFE, Yogyakarta, 1990

Basu Swastha DH dan T. Hani Handoko, Manajemen Pemasaran Analisa Perilaku Konsumen, Edisi
Kedua, Liberty, Yogyakarta, 1999

Basu Swastha DH, dan Ibnu Sukotjo,W, Pengantar Bisnis Modern, Edisi ketiga, Liberty, Yogyakaarta, 1993

Engel, JF, Blackwell, RD, Miniard, PW, 1995. Consumer Behavior, 8th Ed. Texas: The Dryden Press.

Husein Umar, 2000, Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Moh. Nasir, 1999, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Bandung, 1999

Ujang Sumarwan, 2002, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Ghalia Indonesia,
Bogor.

Philip Khotler, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid Satu, Edisi kedua, CV Intermedia, Jakarta, 1984

Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, Alfabeta, Baandung, 1997

Sutrisno hadi, Metodologi Research, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1992

Winardi, Manajemen Pemasaran, Penerbit CV. Sinar Baru, Bandung, 1981

Winardi, Marketing dan Perilaku Konsumen, Penerbit, Maju Mundur, Bandung, 2001
ANALISIS RATIO KEUANGAN UNTUK
MENILAI KINERJA PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE and ALLIED
PRODUCTS DI BURSA EFEK INDONESIA

Yuniep Mujati S

Abstract

One of the way to count company work is analyzing company's financial statement. The statement is financial
information and activities of the company each year as accounting information system in that company and can
be shown to investor. The aim of this research is knowing ratio analyze and financial use base on Finance' ratio
analyze which consist of: Liquidity, solvability and profitability ratio. Those analyze can be used as the strength
and weakness from company's finance.

Untuk meningkatkan aktivitas dan perusahaan akan dapat menyusun rencana yang lebih
mengembangkan usaha, perusahaan Automotive and baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan
Allied Products memerlukan dana yang tidak sedikit. menentukan kebijakan-kebijakan yang lebih tepat.
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan dana Tetapi yang terpenting bagi manajemen adalah bahwa
tersebut adalah dengan menjual saham di pasar modal laporan keuangan tersebut merupakan alat untuk
(go public). Dengan terdaftarnya perusahaan mempertanggungjawabkan kepada pemilik
Automotive and Allied Products di Bursa Efek perusahaan, investor, dan publik atas kepercayaan
Indonesia, maka perusahaan akan mendapat yang diberikan dan analisis yang digunakan untuk
tambahan modal yang diharapkan mampu untuk menilai kinerja perusahaan yaitu dengan
mengembangkan usaha dan meningkatkan menggunakan analisis rasio keuangan
produksinya. Dalam hal ini bukan hanya modal saja
yang menjadi ukuran bagi perusahaan Automotive and Laporan Keuangan
Allied Products untuk bisa mengembangkan usaha Definisi laporan keuangan menurut SAK
tetapi berhasil atau tidaknya operasi bisnis lebih (2004:4):
banyak dipengaruhi oleh bagaimana cara perusahaan “Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
mengelolanya. Perusahaan Automotive and Allied pelaporan keuangan, laporan keuangan yang lengkap
Products yang telah terdaftar di BEI memiliki peluang biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
berkembang lebih besar, karena perusahaan yang perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain
telah listing tersebut dituntut lebih profesional dan serta materi penjelasan yang merupakan bagian
juga lebih transparan dalam mengelola usaha serta integral dari laporan keuangan”.
menyajikan laporan keuangan kepada pihak-pihak Jadi Laporan keuangan adalah merupakan
yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut. bentuk informasi yang dapat dipakai sebagai dasar
Kondisi keuangan suatu perusahaan untuk penerapan kebijakan perusahaan di masa yang
Automotive and Allied Products dapat diketahui dari akan datang. Sedangkan laporan keuangan yang
laporan keuangan perusahaan, yang terdiri dari lengkap meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan
Neraca, Laporan Laba Rugi, dan Laporan lain. Bagi perubahan modal, catatan atas laporan keuangan, dan
manajemen perusahaan Automotive and Allied laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan
Products, dengan mengetahui posisi keuangan bagian integral dari laporan keuangan, juga termasuk

Yuniep Mujati S, Dosen STIE PGRI Dewantara Jombang

66
67

scedul dan informasi tambahan yang berkenaan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
dengan laporan tersebut. Analisis laporan keuangan dimaksudkan
Tujuan Laporan Keuangan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu
Menurut SAK (2004:4) tujuan laporan keuangan laporan keuangan. Prastowo (2002:52): a)
adalah 1) Menyediakan informasi yang menyangkut Memberikan informasi yang lebih luas dari pada yang
kinerja keuangan serta posisi keuangan suatu terdapat pada laporan keuangan yang biasa. b)
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar Menggali informasi yang tidak tampak secara kasat
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, 2) mata dari suatu laporan keuangan, c) Mengetahui
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini sifat-sifat hubungan yang akhirnya melahirkan
memenuhi sebagian besar pemakai. Namun demikian model-model dan teori yang terdapat pada laporan
laporan keuangan tidak menyediakan semua laporan seperti untuk memprediksi peningkatan.d) Dapat
informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam memberikan informasi yang digunakan oleh para
pengambilan keputusan ekonomi, karena secara pengambil keputusan. e) Dapat menentukan peringkat
umum menggambarkan pengaruh kejadian keuangan (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang
dimasa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan sudah dikenal dalam dunia bisnis. f) Dapat
informasi non keuangan, 3) Menunjukkan apa yang membandingkan situasi perusahaan dengan
telah dilakukan manajemen, atau perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya dengan standar industri normal atau ideal. g) Dapat
yang dipercayakan kepadanya. Dan menurut SAK memahami situasi dan kondisi keuangan, yang
(2004:1) ada beberapa karakteristik kualitatif pokok dialami perusahaan baik posisi keuangan, hasil usaha,
yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat struktur keuangan, dan lainnya. h) Memprediksi apa
dibandingkan. yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan
Pemakai Laporan Keuangan datang.
Adapun pihak-pihak pemakai laporan keuangan dan
kebutuhan informasinya secara terperinci dijelaskan Metode dan teknik analisis laporan keuangan
sebagai berikut Investor, Karyawan. Pemberi Metode dan teknik analisis laporan keuangan
pinjaman, Pemasok dan kreditor lainnya, Pelanggan, digunakan untuk menentukan dan mengukur
Pemerintah. Masyarakat. hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan
keuangan. Menurut Dwi Prastowo (2005: 59) metode
Analisis Laporan Keuangan analisis laporan keuangan dapat diklasifikasikan
Menurut Harahap (1998:190) Analisis laporan menjadi dua klasifikasi, yaitu:
keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan a. Metode analisis horizontal (dinamis) adalah
keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan metode analisis yang dilakukan dengan cara
melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau membandingkan laporan keuangan untuk
yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain beberapa tahun (periode), sehingga dapat
baik antara data kuantitatif maupun non kuantitatif diketahui perkembangan dan kecenderungannya.
dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan Teknik-teknik analisis yang termasuk pada
lebih dalam yang sangat penting dalam proses klasifikasi metode ini antara lain teknik analisis
menghasilkan keputusan yang tepat. Jadi Analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis
laporan keuangan adalah suatu proses untuk sumber dan penggunaan dana, analisis perubahan
membedah laporan keuangan ke dalam unsur- laba kotor.
unsurnya, menelaah unsur-unsur tersebut, dan b. Metode analisis vertikal (statis) adalah metode
menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut, analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis
dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan laporan keuangan pada tahun tertentu, yaitu
pemahaman yang baik dan tepat atas laporan dengan membandingkan antara pos yang satu dan
keuangan itu sendiri. pos lainnya pada laporan keuangan yang sama
68 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

untuk tahun (periode) yang sama. Teknik-teknik Rasio merupakan alat yang bermanfaat bagi pihak-
analisis yang termasuk pada klasifikasi metode ini pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
antara lain teknik analisis presentase per kapita Ditinjau dari sudut pandang investor analisis rasio
(common-size) analisis rasio dan analisis impas. berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan dan untuk membayar
Analisis Rasio deviden yang diharapkan di masa mendatang.
Analisis rasio merupakan cara penting untuk Sedangkan ditinjau dari sudut pandang manajemen,
menyatakan hubungan yang bermakna di dalam analisis rasio bermanfaat untuk mengantisipasi
komponen-komponen dari laporan keuangan. Rasio kondisi di masa yang akan datang.
laporan keuangan dihitung dengan membagi nilai Rasio dirancang untuk memperlihatkan
rupiah pos yang dilaporkan pada laporan keuangan hubungan antara perkiraan-perkiraan laporan
dengan nilai rupiah pos lainnya yang dilaporkan. keuangan. Penggunaan rasio ini akan lebih berarti
Tujuannya adalah untuk menyatakan suatu hubungan apabila dalam menganalisis rasio dilakukan
diantara dua pos yang relevan yang mudah ditafsirkan penelaahan terlebih dahulu baik dari segi
atau dibandingkan dengan informasi lainnya. Rasio- kecenderungan (trend) ataupun nilai absolutnya,
rasio merupakan pedoman atau jalan pintas yang karena dari trend tersebut dapat memberikan petunjuk
bermanfaat dalam mengevaluasi posisi dan kegiatan- apakah kondisi keuangan membaik atau memburuk.
kegiatan keuangan perusahaan dan melakukan Rasio merupakan perangkat analisis yang
perbandingan-perbandingan dengan hasil dari tahun- berharga apabila rasio tersebut dibandingkan dengan
tahun sebelumnya atau dengan perusahaan lainnya. suatu standar atau norma. Dengan menggunakan
Menurut Brigham dan Houston (2006 : 119), analisis rasio-rasio (financial) perusahaan akan
rasio digunakan oleh tiga kelompok utama yaitu : 1) memungkinkan untuk bisa membandingkan rasio
Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu suatu perusahaan dengan perusahaan sejenis lainnya.
menganalisis, mengendalikan dan kemudian
meningkatkan operasi perusahaan, 2) Analisis kredit, Macam-macam Analisis Rasio
yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu Macam-macam rasio yang digunakan dalam
memutuskan kemampuan perusahaan untuk analisis rasio menurut Harahap (1998:301-309) antara
membayar utang-utangnya dan 3) Analisis saham, lain: a) Rasio Likuiditas yaitu Current ratio dan Quick
yang tertarik pada efisiensi, resiko dan prospek ratio, b) Rasio Solvabilitas yaitu Rasio utang atas
pertumbuhan perusahaan modal dan Rasio utang atas aktiva, c) Rasio Aktivitas
yaitu 1) Perputaran piutang, 2) Perputaran persediaan,
Peranan Rasio Sebagai Penilai Kinerja 3) Perputaran aktiva tetap, 4) Perputaran total aktiva,
Perusahaan. d) Rasio Profitabilitas yaitu 1) Profit margin, 2) ROA
Analisis rasio dalam pelaksanaannya adalah dan 3) ROE
untuk mengetahui kinerja perusahaan, di mana ada
kecenderungan bahwa terdapat keterkaitan antara Metode Pembandingan Rasio Keuangan
rasio satu dengan yang lainnya. Rasio memberikan Syamsuddin (2000:39), dalam
indikator tentang kekuatan keuangan dari suatu membandingkan rasio keuangan perusahaan terdapat
perusahaan. Analisis terhadap rasio yang dua cara yaitu: a) Cross Sectional Approach yaitu
menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan Suatu cara mengevaluasi dengan jalan
rugi laba satu dengan yang lainnya, dapat memberikan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang
tentang sejarah perusahaan para manajer untuk satu dengan perusahaan yang lainnya yang sejenis
memperkirakan reaksi para kreditur dan investor serta pada saat yang bersamaan. Atau suatu cara
pandangan terhadap perusahaan tentang bagaimana membandingkan rasio keuangan dengan rasio rata-
dana dapat diperoleh. Analisis rasio suatu perusahaan rata industri dan b) Time Series Analysis yaitu suatu
biasanya merupakan suatu langkah pertama analisis. cara membandingkan rasio-rasio keuangan
69

perusahaan dari suatu periode ke periode lainnya dan tersedia maka akan menimbulkan
pendekatan ini untuk mengetahui kemajuan atau kesulitan menghitung rasio.
penurunan yang dialami perusahaan. d. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
Jika dua perusahaan dibandingkan bisa
Keunggulan Analisis Rasio saja teknik dan standar akuntansi yang
Menurut Harahap (1998:298) keunggulan analisis dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika
rasio tersebut adalah: dilakukan perbandingan bisa
a) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar menimbulkan kesalahan.
statistik yang lebih mudah dibaca atau
ditafsirkan. b) Merupakan pengganti yang lebih Kinerja Perusahaan
sederhana dari informasi yang disajikan laporan Kinerja perusahaan merupakan suatu
keuangan yang sangat rinci dan rumit. c) gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan
Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,
lain. d) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya
mengisi model-model pengambilan keputusan keadaan keuangan suatu perusahaan yang
dan model prediksi (Z-score). e) Menstandarisir mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.
size perusahaan. f) Lebih mudah Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan
memperbandingkan perusahaan dengan secara optimal dalam menghadapi perubahan
perusahaan lain atau melihat perkembangan lingkungan.
perusahaan secara periodik atau “time series”. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah
b) Lebih mudah melihat trend perusahaan serta satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen
melakukan prediksi di masa yang akan datang. agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para
penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan
Keterbatasan Analisis Rasio yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kinerja
Menurut Harahap (1998:298) keterbatasan merupakan indikator dari baik buruknya keputusan
analisis rasio tersebut adalah: manajemen dalam pengambilan keputusan.
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat Manajemen dapat berinteraksi dengan lingkungan
yang dapat digunakan untuk kepentingan interen maupun eksteren melalui informasi. Informasi
pemakainya. tersebut lebih lanjut dituangkan atau dirangkum
b. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan.
atau laporan keuangan juga menjadi
keterbatasan teknik ini seperti: Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan
1) Bahan perhitungan rasio atau laporan Adapun manfaat dari penilaian kinerja
keuangan itu banyak mengandung perusahaan adalah sebagai berikut:
taksiran dan judgment yang dapat a) untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu
dinilai bias atau subjektif. organisasi dalam suatu periode tertentu yang
2) Nilai yang terkandung dalam laporan mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan
keuangan dan rasio adalah nilai kegiatannya, b) selain digunakan untuk melihat
perolehan (cost) bukan harga pasar. kinerja organisasi secara keseluruhan, maka
3) Klasifikasi dalam laporan keuangan pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk
bisa berdampak pada angka rasio. menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian
4) Metode pencatatan yang tergambar tujuan perusahaan secara keseluruhan, c) dapat
dalam standar akuntansi bisa digunakan sebagai dasar penentuan strategi
diterapkan berbeda oleh perusahaan perusahaan untuk masa yang akan datang, d) memberi
yang berbeda. petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian
70 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

organisasi pada khususnya dan e) sebagai dasar antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang
penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar sejenis.
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas
perusahaan. Hubungan Antara Analisis Rasio Keuangan
dengan Kinerja Perusahaan
Tujuan Penilaian Kinerja Perusahaan Setiap perusahaan pasti berusaha untuk
Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu
Munawir (2000:31) adalah untuk mengetahui a) indikator atau cara yang dapat mengetahui
tingkat likuiditas, b) tingkat solvabilitas, c) tingkat keberhasilan pencapaian tujuan tersebut adalah
rentabilitas atau profitabilitas, dan d) tingkat stabilitas dengan menilai kinerjanya. Dimana sebuah
usaha. perusahaan dikatakan baik atau berhasil dalam
pencapaian tujuan apabila memiliki kinerja yang baik.
Laporan Keuangan Sebagai Alat Penilaian Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan
Kinerja Perusahaan salah satunya dapat dilihat dari laporan keuangannya.
Laporan keuangan merupakan gambaran dari Laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan
suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya laporan laba rugi ini dianalisis dengan menggunakan
ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), teknik analisis yang relevan. Hasil analisis tersebut
yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah merupakan indikator untuk menginterpretasikan
dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu. laporan keuangan tersebut, sehingga menghasilkan
Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan informasi akuntansi yang bermanfaat bagi pihak yang
akan tergambar didalamnya aktivitas perusahaan berkepentingan.
tersebut. Oleh karena itu, laporan keuangan Penilaian kinerja suatu perusahaan dilakukan
perusahaan merupakan hasil dari suatu proses dengan cara menilai data yang diperoleh dari laporan
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk keuangan yang disajikan oleh perusahaan, faktor
komunikasi dan juga digunakan sebagai alat pengukur pengambilan dan ketersediaan data keuangan
kinerja perusahaan. Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang mutlak dan penting,
perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat sehingga gambaran kinerja perusahaan akan lebih
dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi akurat dan berguna bagi pihak yang berkepentingan
kewajibannya terhadap para penyandang dana dan jika telah dilakukan analisis terhadap laporan
juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan keuangan tersebut. Bagi pihak manajemen dalam
perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang suatu perusahaan, analisis laporan keuangan sangat
ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan berguna untuk menilai keberhasilan dalam mengelola
keputusan manajemen, merupakan persoalan yang dana yang tersedia. Dan dari informasi tersebut akan
kompleks karena menyangkut efektivitas sangat bermanfaat dalam menetapkan kebijaksanaan
pemanfaatan modal dan efisiensi dari kegiatan yang penting untuk memperbaiki posisi, kondisi
perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan maupun (Performance) atau kinerja keuangan
dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan.
perusahaan. Jadi dalam menilai kinerja keuangan
perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolok
ukur tertentu. Biasanya ukuran yang digunakan
adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua
data keuangan. Adapun jenis perbandingan dalam
analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk yaitu
membandingkan rasio masa lalu, saat ini ataupun
masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama.
Dan bentuk yang lain yaitu dengan perbandingan rasio
71

METODE PENELITIAN ini yang menjadi populasi adalah perusahaan


Model Teori Automotive and Allied Products yang berjumlah 20
Model teori perusahaan.
Laporan keuangan Sedangkan pengertian sampel menurut
Neraca
Laporan Rugi Laba Sugiyono ( 2008:116) adalah: Bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi.
Analisis rasio keuangan
Sampel merupakan proporsi kecil dari suatu
populasi”.
Sampel untuk penelitian ini adalah laporan
Rasio Rasio Rasio Rasio
likuiditas:
Current
solvabilitas:
Rasio utang atas
aktivitas:
Perputaran piutang
profitabilitas:
Profit margin
keuangan perusahaan Automotive and Allied Products
ratio
Quick ratio
modal
Rasio utang atas
Perputaran
persediaan
ROA
ROE
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yakni
aktiva Perputaran aktiva
tetap
mulai tahun 2004 sampai 2007 sebanyak 10
Perputaran total
aktiva perusahaan dari populasi 20 perusahaan. Hal ini
dikarenakan dari ke 20 perusahan yang diteliti hanya
10 perusahaan saja dapat memenuhi kreteria
Kinerja perusahaan penelitian seperti kelengkapan Data berupa: Laporan
Keuangan (Neraca dan Laporan Rugi Laba).

Pengukuran
Teknik Analisis Data
Pengukur yang digunakan adalah dengan
Analisis Rasio terdiri dari :
Analisis Rasio :
a. Rasio Likuiditas
1. Rasio Likuiditas yaitu a) Current ratio, terdiri
Rasio likuiditas menggambarkan
dari: Aktiva lancar dan Utang lancar, b) Quick
kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan
ratio, terdiri dari: Aktiva lancar, Persediaan dan
kewajiban jangka pendeknya.
Utang lancar
2. Rasio Solvabilitas yaitu a) Rasio Utang atas 1) Current ratio

Modal, terdiri dari Total Utang dan Modal, b) Aktiva Lancar


Current ratio =
Utang Lancar
Rasio Total Utang, terdiri dari Total Utang dan
Total Aset 2) Quick ratio
3. Rasio Aktivitas yaitu a) Perputaran Piutang, terdiri Aktiva Lancar -
Persediaan
Quick ratio =
dari Penjualan Kredit Bersih dan Rata-rata Utang Lancar
Piutang, b) Perputaran Persediaan, terdiri dari
Harga Pokok Penjualan dan Rata-rata Persediaan, b. Rasio Solvabilitas
c) Perputaran Aktiva Tetap, terdiri dari Penjualan Rasio solvabilitas menggambarkan
dan Aktiva Tetap dan d) Perputaran Total Aktiva, kemampuan perusahaan dalam membayar
terdiri dari Penjualan dan Total Aktiva kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-
4. Rasio Profitabilitas yaitu a) Profit Margin kewajibannya apabila perusahaan likuidasi
adalah Laba Bersih dan Penjualan, b) ROA adalah
1) Rasio Utang atas Modal
Laba Bersih dan Total Aset, dan c) ROE adalah
Total Utang
Laba Bersih dan Total Equity Rasio Utang atas Modal =
Modal

Penentuan Populasi dan Sampel 2) Rasio Utang atas Aktiva


Populasi bisa diartikan merupakan Total Utang
Rasio Utang atas Aktiva =
sekelompok individu tertentu yang memiliki satu atau Total Aktiva
lebih karakteristik umum yang menjadi pusat
perhatian bagi peneliti. Dalam penyusunan penelitian
72 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

c. Rasio Aktivitas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Rasio ini menggambarkan aktivitas yang Berikut ini hasil analisis terhadap laporan
dilakukan perusahaan dalam menjalankan keuangan perusahaan mulai tahun 2004-2007.
operasinya baik dalam kegiatan penjualan,
pembelian, dan kegiatan lainnya. 1) Rasio Likuiditas
a) Current Ratio
1) Perputaran Piutang PERHITUNGAN CURRENT RATIO
AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS
TAHUN 2004-2007
Penjualan Keterangan 2004 2005 2006 2007
Perputaran Piutang = Rata -rata Piutang PT. Astra International 122,22 103,01 78,38 91,24
PT. Indo Kordsa 270,07 285,88 410,33 497,61
PT. Gajah Tunggal 142,50 231,07 194,29 220,85
PT. Indomobil Sukses Internasional 120,58 107,11 95,39 83,62
2) Perputaran Persediaan PT. Indospring 177,19 124,00 98,43 107,05
PT. Prima Alloy Steel Universal 143,82 123,10 108,07 105,03
Harga Pokok Penjualan PT. Polychem Indonesia 156,97 424,70 309,72 240,73
Perputaran Persediaan = Rata - rata Persediaan PT. United Tractors 183,87 156,45 133,40 133,94
PT. Selamat Sempurna 183,24 196,13 198,87 170,92
PT. Tunas Ridean 120,59 121,15 114,60 114,69
Rata-rata Industri 162,11 187,26 174,15 176,57
3) Perputaran Aktiva Tetap Sumber: Data diolah 2009

b) Quick Ratio
Penjualan PERHITUNGAN QUICK RATIO
Perputaran Aktiva Tetap = Aktiva Tetap AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS
TAHUN 2004-2007
Keterangan 2004 2005 2006 2007
PT. Astra International 100,46 74,13 58,45 69,78
4) Perputaran Total Aktiva PT. Indo Kordsa 183,34 161,41 246,62 344,84
PT. Gajah Tunggal 89,57 138,98 109,33 160,84
PT. Indomobil Sukses 88,49 87,45 79,64 70,48
Penjualan PT. Indospring 56,70 48,10 34,06 37,42
Perputaran Total Aktiva = Total Aktiva PT. Prima Alloy Steel Universal 113,54 97,60 88,84 74,04
PT. Polychem Indonesia 92,36 260,79 205,22 144,80
PT. United Tractors 120,31 96,88 93,80 93,56
PT. Selamat Sempurna 87,70 112,19 109,20 82,70
d. Rasio Profitabilitas PT. Tunas Ridean
Rata-rata Industri
97,45
102,99
99,63
117,72
102,91
112,81
103,66
118,21
Rasio rentabilitas atau juga disebut Sumber: Data diolah 2009

2) Rasio Solvabilitas
profitabilitas menggambarkan kemampuan
a) Rasio Utang Atas Modal
perusahaan mendapatkan laba melalui semua
PERHITUNGAN RASIO UTANG ATAS MODAL
kemampuan, dan sumber yang ada seperti AUTOOTIVE AND ALLIED PRODUCTS
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, TAHUN 2004 – 2007
Keterangan 2004 2005 2006 2007
jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang PT. Astra International 122,61 122,02 140,77 116,87
PT. Indo Kordsa 118,07 86,64 60,84 51,72
menggambarkan kemampuan perusahaan PT. Gajah Tunggal 276,43 268,46 240,76 254,37
PT. Indomobil Sukses internasional 1.859,37 1.955,62 2.089,79 2.703,93
menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio. PT. Indospring 377,32 589,41 612,56 661,10
PT. Prima Alloy Steel Universal 250,69 333,11 367,82 319,06
PT. Polychem Indonesia 209,76 193,91 218,55 226,19
1) Profit Margin PT. United Tractors 116,94 158,02 143,80 125,87
PT. Selamat Sempurna 71,02 61,04 52,90 65,44
Laba Bersih PT. Tunas Ridean 237,56 301,58 324,11 290,52
Profit Margin = Penjualan Rata-rata Industri 363,98 406,98 425,19 481,51
Sumber: Data diolah 2009

b) Rasio Utang Atas Aktiva


2) ROA
PERHITUNGAN RASIO UTANG ATAS AKTIVA
Laba Bersih AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS
ROA = Total Aktiva TAHUN 2004 – 2007
Keterangan 2004 2005 2006 2007
PT. Astra International 50,42 50,78 54,37 49,61
PT. Indo Kordsa 49,06 41,67 33,18 29,74
3) ROE PT. Gajah Tunggal 73,44 72,86 70,65 71,02
PT. Indomobil Sukses Internasional 89,03 90,36 90,95 91,82
Laba Bersih PT. Indospring 78,95 85,47 85,94 86,84
ROE = Modal Saham PT. Prima Alloy Stell Universal 71,48 76,91 78,62 76,14
PT. Polychem Indonesia 67,70 65,91 68,58 68,28
PT. United Tractors 53,61 61,01 58,74 55,50
PT. Selamat Sempurna 37,44 34,11 33,29 38,02
PT. Tunas Ridean 70,38 75,10 76,42 74,40
Rata-rata Industri 64,15 65,42 65,07 64,14
Sumber: Data diolah 2009
73

3) Ratio Aktivitas d) Perputaran Total Aktiva


a) Perputaran Piutang
PERHITUNGAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA
PERHITUNGAN PERPUTARAN PIUTANG AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS
AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS
TAHUN 2004 – 2007
TAHUN 2004 – 2007
Keterangan 2004 2005 2006 2007
Keterangan 2004 2005 2006 2007
PT. Astra International 149,65 221,46 265,80 334,86 PT. Astra International 0,85 0,97 0,96 1,10
PT. Indo Kordsa 5,94 7,12 6,09 6,24 PT. Indo Kordsa 0,86 1,03 0,99 0,99
PT. Gajah Tunggal 10,96 7,78 8,81 10,72 PT. Gajah Tunggal 1,07 0,65 0,75 0,79
PT. Indomobil Sukses Internasional 16,83 17,84 11,56 20,20 PT. Indomobil Sukses Internasional 1,26 1,05 0,66 1,04
PT. Indospring 4,82 6,83 6,18 8,92 PT. Indospring 0,87 0,94 0,80 0,94
PT. Prima Alloy Steel Universal 1,97 2,50 2,71 2,39 PT. Prima Alloy Steel Universal 1,24 1,23 1,26 1,21
PT. Polychem Indonesia 10,33 9,12 7,51 8,89 PT. Polychem Indonesia 0,98 0,89 0,82 0,93
PT. United Tractors 3,98 4,69 4,79 5,79 PT. United Tractors 1,31 1,25 1,22 1,40
PT. Selamat Sempurna 3,98 4,69 4,79 5,79
PT. Selamat Sempurna 1,12 1,30 1,23 1,28
PT. Tunas Ridean 3,09 4,32 3,56 4,06
Rata-rata Industri 21,16 28,77 32,87 41,03
PT. Tunas Ridean 1,68 1,72 1,36 1,32
Sumber: Data diolah 2009 Rata-rata Industri 1,12 1,10 1,00 1,10
Sumber: Data diolah 2009

b) Perputaran Persediaan 4) Rasio Profitabilitas


PERHITUNGAN PERPUTARAN PERSEDIAAN
a) Profit Margin
AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS
TAHUN 2004 – 2007 PEHITUNGAN PROFIT MARGIN
Keterangan 2004 2005 2006 2007 AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS
PT. Astra International 6,03 9,01 10,88 13,47 TAHUN 2004 – 2007
PT. Indo Kordsa 3,46 4,08 3,84 4,00 Keterangan 2004 2005 2006 2007
PT. Gajah Tunggal 6,165 4,443 5,141 5,951 PT. Astra International 12,71 9,67 6,66 9,29
PT. Indomobil Sukses Internasional 8,83 9,31 5,83 10,47 PT. Indo Kordsa 2,88 6,77 1,21 2,53
PT. Indospring 1,51 2,17 2,00 2,58 PT. Gajah Tunggal 7,02 7,17 2,16 1,36
PT. Prima Alloy Steel Universal 5,74 7,54 8,42 7,27 PT. Indomobil Sukses Internasional (1,39) 0,85 0,04 0,03
PT. Indospring (6,12) (1,35) 0,56 1,75
PT. Polychem Indonesia 6,27 6,05 5,63 5,87
PT. Prima Alloy Steel Universal 2.21 0,67 (0,37) 0,42
PT. United Tractors 3,96 5,95 6,32 8,32
PT. Polychem Indonesia 10,22 1,06 (8,19) 1,50
PT. Selamat Sempurna 2,77 3,31 3,40 4,09 PT. United Tractors 12,36 7,91 6,78 8,22
PT. Tunas Ridean 1,82 2,40 2,52 3,14 PT. Selamat Sempurna 7,85 6,98 7,51 7,55
Rata-rata Industri 4,65 5,43 5,40 6,51 PT. Tunas Ridean 4,55 3,04 0,57 4,30
Sumber: Data diolah 2009 Rata-rata Industri 5,23 4,28 1,69 3,70
Sumber: Data diolah 2009

c) Perputaran Aktiva Tetap b) ROA

PEHITUNGAN RETURN ON ASSET


PERHITUNGAN PERPUTARAN AKTIVA TETAP AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS
AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS TAHUN 2004 – 2007
TAHUN 2004 – 2007 Keterangan 2004 2005 2006 2007
Keterangan 2004 2005 2006 2007 PT. Astra International 10,82 9,39 6,41 10,26
PT. Astra International 3,73 4,46 4,27 4,97
PT. Indo Kordsa 2,48 6,99 1,20 2,52
PT. Indo Kordsa 1,81 2,38 2,20 2,42
PT. Gajah Tunggal 7,54 4,64 1,63 1,06
PT. Gajah Tunggal 2,14 1,52 1,72 2,04
PT. Indomobil Sukses Internasional (1,75) 0,90 0,03 0,03
PT. Indomobil Sukses Internasional 9,76 8,85 5.03 8,65
PT. Indospring (5,32) (1,27) 0,44 1,65
PT. Indospring 2,29 2,90 1,81 2,61
PT. Prima Alloy Steel Universal 2,74 0,82 (0,47) 0,51
PT. Prima Alloy Steel Universal 4,90 5,48 6,17 4,97 PT. Polychem Indonesia 10,07 0,95 (6,70) 1,39
PT. Polychem Indonesia 1,55 1,46 1,27 1,58 PT. United Tractors 16,24 9,88 8,27 11,48
PT. United Tractors 3,76 3,08 2,64 3,29 PT. Selamat Sempurna 8,81 9,07 9,23 9,68
PT. Selamat Sempurna 3,00 3,50 3,40 3,34 PT. Tunas Ridean 7,63 5,24 0,78 5,67
PT. Tunas Ridean 9,15 9,70 7,63 6,98 Rata-rata Industri 5,93 4,66 2,08 4,43
Rata-rata Industri 4,21 4,33 3,61 4,08 Sumber: Data diolah 2009
Sumber: Data diolah 2009
74 JURNAL EKSIS, VOLUME III NOMOR 2, JUNI 2008

c) ROE Astra International, Tbk, PT. Indomobil Sukses


Intrnasional, Tbk, PT. Prima Alloy Steel Universal,
PEHITUNGAN RETURN ON EQUITY
AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS Tbk, PT. United Tractors, Tbk dan PT. Tunas Ridean,
TAHUN 2004 – 2007
Keterangan 2004 2005 2006 2007
Tbk dengan nilai untuk perputaran piutang ?7,50 kali,
PT. Astra International 26,31 22,56 16,59 24,18 perputaran persediaan = 5,40 kali, perputaran aktiva
PT. Indo Kordsa 5,97 14,54 2,20 4,38
PT. Gajah Tunggal 28,38 17,09 5,55 3,81
tetap = 4,33 kali dan perputaran total aktiva = 1,12 kali.
PT. Indomobil Sukses Internasional (36,64) 19,41 0,65 0,83 Hal ini sudah menunjukkan bahwa aktivitas
PT. Indospring (25,42) (8,75) 3,15 12,56
PT. Prima Alloy Steel Universal 9,59 3,55 (2,18) 2,14
pemanfaatan aktiva perusahaan telah berjalan secara
PT. Polychem Indonesia 31,20 2,78 (21,34) 4,62 efisien dan efektif dalam menghasilkan penjualan
PT. United Tractors 35,43 25,59 20,25 26,04
PT. Selamat Sempurna 16,72 16,23 14,67 16,66
Rasio Profitabilitas. Dari hasil rasio profitabilitas
PT. Tunas Ridean 25,74 21,05 3,30 22,17 tertinggi terdapat pada lima perusahaan yaitu, PT.
Rata-rata Industri 11,73 13,41 4,28 11,74
Sumber: Data diolah 2009
United Tractors, Tbk, PT. Astra Internasional, Tbk,
PT. Selamat Sempurna, Tbk, PT. Tunas Ridean, Tbk
dan PT. Gajah Tunggal, Tbk dengan nilai untuk profit
margin ?5,23%, ROA = 5,75% dan ROE = 13,40%.
SIMPULAN DAN SARAN
Hal ini telah menunjukkan bahwa kemampuan
Simpulan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan sudah
Dengan menggunakan pendekatan analisis
baik dan perusahaan mampu menghasilkan laba
rasio telah menunjukkan bahwa tingkat kinerja
dengan maksimal dengan memaksimalkan total
keuangan perusahaan Automotive and Allied Products
aktiva dan modal dalam menghasilkan laba tambahan.
mengalami fluktuasi. Dari kesepuluh perusahaan
Automotive and Allied Products yang memiliki nilai
Saran
likuiditas baik ada 5 (lima) perusahaan, antara lain:
Sebaiknya perusahaan Automotive and Allied
PT. Indo Kordsa, Tbk, PT. Polychem Indonesia, Tbk,
Products yang kinerjanya dibawah rata-rata industri,
PT. Gajah Tunggal, Tbk, PT. Selamat Sempurna, Tbk
diharapkan pihak manajemen badan usaha agar dapat
dan PT. United Tractors, Tbk. Rasio likuiditas kelima
meningkatkan efisiensi biaya melalui pengelolaan
perusahaan tersebut nilai rasionya diatas nilai rata-rata
secara optimal sarana produksi sehingga dapat
industri yaitu Current Ratio ?187,26% dan Quick
meningkatkan profitabilitas badan usaha, untuk itu
Ratio ?118,21%. Hal ini telah menunjukkan bahwa
perusahaan harus meningkatkan penjualannya dan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
menekan biaya serta memperkecil penggunaan modal
jangka pendeknya pada saat jatuh tempo sudah baik.
kerja. Dengan meningkatnya profitabilitas akan
Dari hasil rasio solvabilitas, terdapat 4 (empat)
meningkatkan likuiditas, karena tidak terdapat
perusahaan yang nilai rasionya baik antara lain, PT.
persediaan yang terlalu banyak. Dengan
Astra Internasional, Tbk, PT. Indo Kordsa, Tbk, PT.
meningkatnya likuiditas akan mendukung dalam
United Tractors, Tbk dan PT. Selamat Sempurna, Tbk.
pembiayaan proses produksi.
Rasio solvabilitas keempat perusahaan rendah yaitu
untuk Debt to Equity ?150% dan Debt to Asset ?50%,
hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya baik,
karena posisi modal lebih besar dari utang. Hal ini
menunjukkan porsi utang lebih sedikit dari modal
milik perusahaan sendiri, kalau rasio nya tinggi berarti
operasional perusahaan banyak menggunakan utang,
dengan banyaknya utang perusahaan akan kesulitan
mendapatkan dana lain. Dari hasil rasio akivitas
tertinggi terdapat pada lima perusahaan yaitu, PT.
75

DAFTAR PUSTAKA

Brigham dan Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Dwi Prastowo, (2002), Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Hanafi, Mamduh, (2003), Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan, (1998), Analisis Kritis Atas Analisis Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Helfert, Erich, (1996), Teknik Analisa Keuangan: Petunjuk Praktis untuk Mengukur dan Mengelola Kinerja
Perusahaan, Edisi Delapan, Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 1999. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Marzuki. 2005. Metodologi Riset : Panduan Penelitian Bidang Bisnis dan Sosial. Yogyakarta : Ekonisia.

Munawir, S, (2000), Analisis Laporan Keuangan, Edisi 4, Liberty, Yogyakarta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Research and Desain. Bandung : Alfabeta.

Syamsuddin, Lukman, (2000), Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.

Umar, Husein. 1997. Riset Akuntansi. Jakarta : Gramedia.

You might also like