You are on page 1of 4

nTRAUMA MAKSILOFASIAL No. 1. Fraktur Fraktur orbita (blow-out fracture) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Tanda & Gejala Khas Periokular ecchymosis Enoftalmos Proptosis Diplopia Asimetri pada muka Hypesthesi saraf infraorbital Gangguan visus Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan oftalmologi: - Inspeksi palpebra, kornea, pupil, bilik mata depan - Slit-lamp examination - Funduskopi - Gerakan bola mata - Ketajaman visus 2. Foto Roentgen: a. Waters: - rim inferior orbita, tulang nasoethmoidal, sinus maksilaris(air-fluid level di sinusmaksilaris fraktur lantai orbita) - Tear-drop sign b. Caldwell: rim lateral orbita, tulang ethmoid c. Submentovertex: zygomatic arch 3.CT scan fasial 1.Foto Roentgen a. Waters (occipitomental) - rim inferior orbita, tulang nasoethmoidal -menunjukkan displaced septum dari maxillary crest dan deviasi nasal root b. Pandangan lateral hidung. 2.CT scan a. menunjukkan fraktur di bagian bawah tulang hidung yang lebih lemah. Manajemen 1. Operasi rekonstruksi orbita melalui: - Transcutaneous - Transconjunctival - Endoscopic (transmaxillary/ transnasal) 2.NSAID: antinyeri ibuprofen (200-400mg PO tiap 4-6 jam prn)

2.

Fraktur os. nasal

3.

Fraktur nasoorbito-ethmoid

1. Kelembutan ketika menyentuh hidung 2. Pembengkakan hidung atau wajah 3. Memar hidung atau di bawah mata (mata hitam) 4. Deformitas hidung (hidung bengkok) 5. Mimisan 6. Ketika menyentuh hidung, yang berderak atau suara berderak atau sensasi seperti yang terbuat dari rambut menggosok antara 2 jari 7. Nyeri dan kesulitan bernafas keluar dari lubang hidung 1. Pembengkakan atau laserasi pada hidung dan dahi 2. Nyeri pada mata,dahi,dan hidung

1. 2. 3. 4.

Reposisi fraktur Reduksi tertutup Reduksi terbuka Rekontruksi kawat atau plate & screw

1. Halo sign 2. Roentgen waters, PA, dan lateral 3. CT Scan axial dan coronal

Reduksi terbuka

4.

Fraktur zigoma

3. Parasthesi (baal) pada dahi 4. Diplopia 5. Telechantus 6. CSF rhinorrhea 1. Asimetri wajah pada tonjolan malar dan arkus zigomatik. Pipi menjadi lebih rata dengan sisi kontralateral atau sebelum trauma. 2. Palpasi zygomatic buttress terdapat crepitus, bengkak dan nyeri tekan. 3. Kerusakan saraf infra orbita nyeri dan hypesthesia di pipi. 4. Herniasi lemak orbital ke sinus maksila atau terjepitnya inferior rectus dan/atau inferior oblique diplopia, gerakan bola mata ke atas terganggu. 5. Forced duction test positif manandakan terjepitnya otot inferior rectus atau inferior oblique muscle 6. Perubahan letak arkus zygomatic pada coronoid process mandible atau spasme otot master dan temporalis akibat kontusio langsung menyebabkan trismus (tidak bisa membuka mulut lebih dari 3 cm). 7. Perdarahan di sinus maksila darah keluar dari ostium maksila dan hidung epistaksis

1.Rontgen a. Foto Waters - Terlihat teardrop sign yang berarti ada herniasi dari konten orbital ke sinus maksila atau bisa juga menandakan adanya perdarahan di sinus maksila. - Kerusakan pada frontozygomatic suture dan body of the zygoma. b. Foto Submental vertex Untuk mengevaluasi arkus zygomatik. 2.CT scan 3 dimensi CT scan pada potongan axial maupun coronal merupakan gold standard pada pasien dengan kecurigaan fraktur zigoma, untuk mendapatkan pola fraktur, derajat pergeseran, dan evaluasi jaringan lunak orbital.

- Intervensi tidak selalu diperlukan karena banyak fraktur yang tidak mengalami pergeseran atau mengalami pergeseran minimal. - Jika intervensi diperlukan, sebaiknya dilakukan reduksi sebelum hari ke 10, karena setelah 10-14 hari akan terbentuk fibrous union pada tulang zygoma. - Preoperasi : pemberian antibiotic dan analgetik. Konsul ke bagian oftalmologi juga bisa dilakukan - Reduksi fraktur Teknik klasik dengan memasang plate atau wire di frontal zygomatic fracture line dan zygomaticomaxillary suture line dekat infraorbital rim. - Post operasi : observasi selama 24 jam dan berikan antibiotik selama 7 hari. Parenteral steroid bisa diberikan untuk mengurangi postoperative facial edema. Konsul bagian oftalmologi untuk pemeriksaan fungsi mata.

8.

5.

Fraktur maksila

Laserasi pembuluh darah kantus mata inferior perdarahan subconjungtival dan ekimosis periorbital 9. Herniasi lemak dan otot orbita ke sinus maksila enoftalmos 1. Mobilitas palatum 2. Mobilitas hidung 3. Epistaxis 4. Asimetris bentuk wajah. 5. Obstruksi partial/total jalan napas.

-Plain radiograph/roentgen Waters and submentalvertical views of the paranasal sinuses. Tanda Le Fort : 1

Begitu pasien datang, stabilisasi pasien terutama jalan napas Surgery : - Open reduction/internal fixation technique with direct wiring for intermaxillary fixation. -External fixation devices if open reduction/internal fixation not produce a good result.

*Pre-op : Siapkan roentgen/CT sebagai penuntun dalam melakukan operasi. *Post-op : Untuk mencegah edema, "dressing" menggunakan kasa. Bila kasanya tetap kering selama 5 hari, bisa dilepas.

3 Observasi apabila ada pendarahan, masalah jalan napas, dan muntah. Antibiotic :

-Penicillin

6.

Fraktur mandibula

1. Edema, hematoma, ekimosis, atau laserasi pd kulit yg meliputi mandibula 2. Nyeri disebabkan o/kerusakan pd n. alveolaris inferior 3. Anestesia dpt terjadi pd 1 sisi bibir bawah, pd gusi, atau pd gigi di mana n. alveolaris inferior rusak 4. Perubahan posisi mandibula 5. Maloklusi 6. Gangguan mobilitas, krepitasi 7. Malfungsi: trismus, nyeri waktu mengunyah 8. Gangguan/obstruksi jalan nafas 9. Fraktur gigi/ gigi tanggal

1.Foto polos kepala u/menentukan lokasi & luasnya fraktur - PA - Lateral - Towne - Lateral oblik 2. CT Scan

1. Bebaskan jalan nafas. Jika perlu trakeostomi 2. Hentikan perdarahan penekanan/ligasi 3. Reposisi & fiksasi dengan mikro/mini plate

You might also like