You are on page 1of 25

Case Report HIL

Novita Rachmawati J 500070037

I. Identitas
Nama Kelamin Umur Alamat Status perkawinan Pekerjaan Tanggal Masuk RS Waktu : Tn T : Laki-laki : 30 tahun : Ponorogo : Belum menikah : Buruh bangunan. : 11 April 2012 : 10.10 WIB

II. Anamnesis
Dilakukan pada tanggal 15 Maret 2012 jam 21.30 WIB.

B. Riwayat penyakit sekarang: Pasien merasakan adanya benjolan di selangkangan sebelah kiri sejak 1 tahun yang lalu. Awalnya benjolan kecil sebesar bola kelereng namun makin lama makin membesar. Benjolan hilang timbul. Benjolan timbul saat pasien lama berdiri, batuk, saat mengangkat beban berat dan berjalan jauh. Pasien mengaku benjolan menghilang sendiri jika os dalam posisi berbaring dan tidak perlu dimasukkan dengan tangan. Benjolan tidak terasa nyeri. Pasien tidak mengeluh pusing, mual, muntah, demam, nyeri saat BAK dan BAB, tidak terdapat darah saat BAK dan BAB, BAK tidak tersendatsendat, tidak menunggu saat BAK, BAK lancar, tidak terdapat batu saat BAK. BAK dan BAB tidak terdapat gangguan. .

A. Keluhan Utama: benjolan pada lipat paha kanan

RPD RPK

DM (-) HT (-) maag (-) Alergi (-) Penyakit jantung (-)

DM (-) HT (-) Penyakit serupa (-) Alergi (-)

Kebiasaan pasien : Penderita bekerja sebagai buruh bangunan sehingga sering mengangkat beban yang berat.

III. Pemeriksaan Fisik


A. Vital Signs
Tekanan darah: 130/80 mmHg Nadi : 70 x/mnt, reguler, isi cukup RR : 16x/mnt Suhu : 36,80C

B. Diagnosa Fisik
Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), sianosis (-), pupil isokor, stomatitis (-), lidah kotor (-)

Leher

peningkatan JVP (-) R0, pembesaran kelenjar limfe (-), perbesaran kelenjar tyroid (-),

Thorax
Paru-Paru:
Inspeksi: simetris, ketinggalan gerak (-) Palpasi:
Ketinggalan gerak Depan
-

Belakang
-

Fremitus -

Depan
N N N N N N N N N

Belakang
N N N

Paru-Paru

Perkusi
Depan
Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor

Auskultasi
Depan
Vesikuler
Vesikuler Vesikuler

Belakang
Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor Sonor

Belakang
Vesikuler
Vesikuler Vesikuler

Vesikuler
Vesikuler Vesikuler

Vesikuler
Vesikuler Vesikuler

wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Jantung
Inspeksi : dinding dada pada daerah precordium tidak cembung/cekung, ictus cordis tidak tampak. Palpasi : ictus kordis teraba kuat angkat pada SIC V sinistra 1 jari sisi medial linea midclavicula sinistra. Tidak teraba adanya getaran. Perkusi : Batas jantung : Batas kiri jantung Atas : SIC II sinistra di sisi lateral linea parasternalis sinistra. Bawah : SIC V sinistra 1 jari sisi medial linea midclavicula sinistra . Batas kanan jantung Atas : SIC II dextra di sisi lateral linea parasternalis dextra Bawah : SIC IV dextra di sisi lateral linea parasternalis dextra Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, intensitas BJ normal, tidak terdengar bising jantung.

Abdomen
Inspeksi : Distensi (-) ,darm contour (-), darm steifung(-), ikterus(-), massa (-) Auskultasi : peristaltik (+) normal Perkusi : timpani Palpasi :supel, massa (-), nyeri tekan (-), ginjal, hepar dan lien tidak teraba.

Ekstremitas
Clubbing finger tidak ditemukan Edema (-/-) Akral hangat

Status lokalis
Regio : Inguinalis Dextra (posisi berdiri) Inspeksi : Terlihat benjolan di daerah inguinal dekstra dengan ukuran 5x4 cm,tanda-tanda radang tidak didapatkan. Palpasi : Teraba benjolan di daerah inguinal sinistra : bentuk bulat, konsistensi kenyal, batas tegas, mobile, permukaan licin dengan ukuran 5x4cm nyeri tekan (-). Finger test (+) teraba benjolan pada ujung jari pemeriksa Thumb test (-) tidak teraba benjolan pada proyeksi annulus inguinalis internus Zimmen test : teraba benjolan pada proyeksi annulus inguinalis internus

Pmx Laboratorium
GDA 125 Hb 14,1 ?????

V. Resume/ Daftar Masalah


A. Anamnesis - laki-laki 30 tahun - Pekerjaan sebagai buruh bangunan - benjolan di inguinal kanan sejak satu tahun yang lalu, makin membesar dan hilang timbul, benjolan hilang saat berbaring tidak ada riwayat penyakit lain sebelumnya B. Pmx Fisik Regio : Inguinalis Dextra (posisi berdiri) Inspeksi : Terlihat benjolan di daerah inguinal dekstra dengan ukuran 5x4 cm,tanda-tanda radang tidak didapatkan.

Palpasi : Teraba benjolan di daerah inguinal sinistra : bentuk bulat, konsistensi kenyal, batas tegas, mobile, permukaan licin dengan ukuran 5x4cm nyeri tekan (-). Finger test (+) teraba benjolan pada ujung jari pemeriksa Thumb test (-) tidak teraba benjolan pada proyeksi annulus inguinalis internus Zimmen test : teraba benjolan pada proyeksi annulus inguinalis internus

DIAGNOSIS : 1. HERNIA INGUINALIS LATERALIS DEKSTRA REPONIBEL. DIFERENSIAL DIAGNOSIS : (-) USULAN PEMERIKSAAN : Lab : DL, BT, CT, Persiapan operasi : Rontgen thorak PA, EKG RENCANA TERAPI : Hernia inguinalis lateralis sinistra reponibel : herniotomi

PROGNOSIS
dubia ad bonam

Hernia adalah suatu keadaan keluarnya jaringan organ tubuh dari suatu ruangan melalui suatu celah atau lubang keluar di bawah kulit atau menuju ke rongga lain, dapat kongenital ataupun aquisita (didapat) Hernia inguinalis lateralis merupakan suatu hernia yang melalui annulus inguinalis yang terletak disebelah vasa epigastrika inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar dari rongga abdomen melalui kanalis inguinalis eksternus

5.

Kantung hernia. 2. Isi hernia 3. Pintu hernia 4. Leher hernia/cincin hernia Locus minoris resistence (LMR)
1.

Kongenital

Aquisital (didapat) : Adalah hernia yang bukan disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi disebabkan oleh faktor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :
Tekanan intraabdominal yang tinggi Konstitusi tubuh Banyaknya preperitoneal fat (lemak pada peritoneal) : Banyak terjadi pada orang gemuk. Distensi dinding abdomen

Hernia kongenital sempurna Hernia kongenital tidak sempurna

Peninggian tekanan intraabdomen akan mendorong lemak perperitoneal ke dalam kanalis femoralis. Faktor penyebab terjadinya hernia yaitu kelahiran multipara, obesitas, dan degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut. Defek pada dinding abdomen dapat kongential atau didapat dan dibatasi oleh peritoneum. Isi usus terjebak di dalam kantung menyebabkan inkreasi (ketidakmampuan untuk mengurangi isi) dan kemungkinan strangulasi (terhambatnya aliran darah ke daerah inkarerasi ).

inspeksi, diperhatikan keadaan asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum, atau labia dalam posisi berdiri dan berbaring Palpasi Kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funiculus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan sensasi gesekan dua permukaan sutera Tes invaginasi Tes Ziemen Tumb tes

Hidrokel testis/funikuli. Varikokel Limfadenopati inguinal Abses inguinal

Hernia yang reponibilis dapat tertahan pada kantong hernia dan menjadi hernia ireponibilis dan bila terjadi perforasi akan menimbulkan abses local, fistel atau bahkan peritonitis.

Terapi konservatif Terapi operatif

Prognosis pada kasus hernia inguinalis reponibilis adalah baik namun bila berkembang menjadi ireponibilis yang memiliki kemungkinan terjadi inkarserata dan strangulasi maka prognosisnya menjadi dubia dan membutuhkan penanganan segera.

You might also like