Professional Documents
Culture Documents
Urusan Pilihan (Optional) Terkait dengan potensi unggulan seperti, Pertambangan, Perikanan, Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Pariwisata.
DAERAH
6 Urusan Mutlak
K/L
Belanja Pusat di Daerah
APBN
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Pembayaran Bunga Utang Subsidi Hibah Bantuan Sosial Belanja Lain-lain
Kanwil di Daerah
Di luar 6 Urusan
Dikerjakan sendiri Melalui UPT Dilimpahkan ke Gubernur Ditugaskan ke Gub/Bupati/ Walikota Dana Sektoral di Daerah Dana Dekonsentrasi Dana Tugas Pembantuan
Transfer ke Daerah
1. Dana Perimbangan 2. Dana Otonomi Khusus 3. Dana Penyesuaian
APBD
Dana Desentralisasi Hibah [4] Dana Darurat
Penyelenggaraan Dekon & Tugas Pembantuan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Kantor Vertikal di Daerah
Mendanai Program Nasional kewenangan bersama Angg Non K/L anggaran yg dikelola Men-Keu sbg Bend-Um yg kegiatannya dilaksanakan oleh K/L
Belanja APBN
Dana Perimbangan
Transfer ke Daerah
Pajak SDA
Dana Otsus
Penyelenggaraan Desentralisasi
Dana Penyesuaian
(Masuk APBD)
IV. DEKOSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN A. Pengertian Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan Dekonsentrasi (DK) adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah (WP) dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu Tugas Pembantuan (TP) adalah penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten, atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan
B. Pengertian Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan Dana Dekonsentrasi (DK) adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Dana Tugas Pembantuan (TP) adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan.
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan bagian dari program yang menjadi prioritas nasional yang telah menjadi urusan daerah.
Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang dapat memperoleh alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
HIBAH DAERAH
PRINSIP PENGANGGARAN PEMBANGUNAN A. ANGGARAN BERBASIS KINERJA 1. PP 55/2005: DANA PERIMBANGAN 2. PP 7/2008: DEKONSENTRASI & TUGAS PEMBANTUAN
Untuk memfasilitasi Pemerintah Kabupaten/Kota yang memiliki Kapasitas Fiskal rendah dalam mendanai penyelenggaraan urusan wajib bidang perumahan dan memenuhi SPM bidang perumahan. Diprioritaskan untuk kegiatan prioritas nasional.
DEKONSENTRASI
Meningkatkan efektivitas pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perumahan melalui pelimpahan tugas kepada Pemerintah Provinsi Dana Dekonsentrasi bid. Perkim Tahun 2010 untuk 33 Provinsi: 1. Pendataan dan Monitoring Pembangunan Perkim 2. Sosialisasi Kebijakan Bidang Perkim Latar belakang: Keterbatasan kemampuan daerah untuk mendanai penyelenggaraan urusan wajib bidang perumahan. Usulan DAK bidang perumahan: diprioritaskan pada fasilitasi penyediaan PSU Kawasan Perumahan Tujuan: Memberikan stimulan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menyelenggarakan urusan wajib bidang perumahan khususnya penyediaan PSU Kawasan
Alternatif sumber pembiayaan dalam rangka mengatasi keterbatasan alokasi APBN dan kemampuan Keuangan Negara Untuk mendukung pembiayaan kegiatan prioritas dalam rangka mencapai sasaran RPJMN dan sesuai dengan Rencana Strategis Kemenpera
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) 2005-2025 [UU NO. 17 TAHUN 2007]
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) NASIONAL 2010 - 2014 BUKU I BUKU II BUKU III
RENSTRA UNIT ES - II
DPR
Kabinet/ Presiden
Bappenas
Rakorbangpus
Musrenbangnas
Trilateral Meeting
SE Pagu Sementara
Kemenkeu
Pengesahan
Penelaahan Konsistensi dengan Prioritas Anggaran Pembahasan Renja oleh Panitia Anggaran Kemenpera Pembahasan RKA-KL oleh Panitia Anggaran Kemenpera Konsep Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Rancangan Renja KL
RKA-KL
Kemenpera
RAKORPERA
PELAKSANAAN
Daerah
IX. REFORMASI PERENCANAAN DAN ANGGARAN A. Prinsip Reformasi Kerangka Pendanaan TEPAT, rencana disusun berdasarkan: Kinerja yang lebih terukur dan runtut mulai dari indikator kinerja prioritas (impact), program (outcome), dan kegiatan (output) Realistis (memperhitungkan ketersediaan anggaran dan bukan daftar kebutuhan tak terbatas)
Lanjutan 1 - REFORMASI PERENCANAAN DAN ANGGARAN B. Konsep Kerangka Pendanaan (Public Expenditure Management)
Aggregate Fiscal Discipline (Ketersediaan Anggaran) MTFF: Medium Term Fiscal Framework
2010
2011
2012
KPJM: Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (MTEF: Medium Term Expenditure Framework)
Prakiraan Maju (Forward Estimates) Anggaran Berbasis Kinerja (PBB: Performance Based Budgeting) Anggaran Terpadu (Unified Budget)
Catatan: Anggaran Berbasis Kinerja juga meliputi pembagian kewenangan pemerintah-masy./antar instansi pem./pusat-daerah
Operational Efficiency (Efisiensi Belanja) - External Control - Internal Control - Management Accountability
Budaya: - Budaya Kinerja (Anggaran Berbasis Kinerja) - Efisiensi melalui harga pasar (Robust Market) - Lelang (bidding) - Perjalanan Dinas (at cost)
*) RPJMN (5 TAHUN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, DENGAN 3 TAHUN ROLLING PLAN MELALUI RKP DAN APBN)
Lanjutan 2-REFORMASI PERENCANAAN DAN ANGGARAN C. Bagan Arsitektur Program Untuk Kemen/Kemenko
STRUKTUR ORGA NISA SI STRUKTUR A NGGA N RA STRUKTUR PERENCA A NA N KEBIJ KA A N
PRIORITA S
FUNGSI
SUB-FUNGSI
FOKUS PRIORITA S
ORGA NISA SI
MISI/ SA RA K/ L SA N (IMPACT)
ESELON 2
KEGIA N TA
KEGIA N TA PRIORITA S
J ENIS BELA A NJ
Fungsi Kementerian/Lembaga: 1. Koordinator Fokus Prioritas (sesuai dengan penugasan Presiden) 2. Pelaksana Kegiatan Prioritas (sesuai dengan tupoksi) 3. Melaksanakan program & kegiatan K/L (impact, outcome dan output K/L)
A. TUGAS Kementerian Perumahan Rakyat mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang perumahan rakyat dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara (Pasal 673). B. FUNGSI Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian Perumahan Rakyat menyelenggarakan fungsi: 1. perumusan dan penetapan kebijakan di bidang perumahan rakyat; 2. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang perumahan rakyat; 3. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Perumahan Rakyat; 4. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat; dan 5. penyelenggaraan fungsi operasionalisasi kebijakan penyediaan rumah dan pengembangan lingkungan perumahan sebagai bagian dari permukiman termasuk penyediaan rumah susun dan penyediaan prasarana dan sarana lingkungannya sesuai dengan undang-undang di bidang perumahan dan permukiman, dan rumah susun.
Keterbatasan penyediaan rumah. Jumlah kekurangan rumah (backlog) mengalami peningkatan dari 5,8 juta unit pada tahun 2004 menjadi 7,4 juta unit pada akhir tahun 2009.
Peningkatan jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai. Pada tahun 2009, 4,8 juta unit rumah diperkirakan dalam kondisi rusak. Menurut Statistik Kesejahteraan Rakyat Tahun 2008, sebanyak 13,8% rumah tangga masih menghuni rumah dengan lantai tanah, 12,4 % dengan dinding belum permanen, dan 1,2 % tinggal di rumah yang beratapkan daun Permukiman kumuh yang semakin meluas. Pada tahun 2009 luas permukiman kumuh diperkirakan menjadi 57.800 Ha dari kondisi sebelumnya yakni 54.000 Ha pada akhir tahun 2004.
Peningkatan proporsi rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri sudah mempunyai bukti hukum berupa sertifikat dari BPN, girik, maupun akta jual beli dari 74,49% (2004) menjadi 77,94% (2007)
III. GARIS BESAR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN TAHUN 2010-2014 (SESUAI RPJMN DAN RENSTRA KEMENPERA 2010 2014)
ARAH KEBIJAKAN
V I S I:
PERMASALAHAN POKOK: 1. KETERBATASAN PENYEDIAAN RUMAH 2. PENINGKATAN JUMLAH RUMAH TANGGA YANG MENEMPATI RUMAH YANG TIDAK LAYAK HUNI DAN TIDAK DIDUKUNG OLEH PSU YANG MEMADAI. 3. PERMUKIMAN KUMUH YANG SEMAKIN MELUAS 1. Pengembangan regulasi dan kebijakan untuk menciptakan iklim yang kondusif, serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan dan Permukiman. 2. Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH) yang didukung dengan PSU serta kepastian bermukim bagi MBM, melalui: a. Pembangunan RLH melalui pasar formal maupun secara swadaya masyarakat baik untuk pembangunan baru maupun peningkatan kualitas; b. Pembangunan rumah susun sederhana baik sewa maupun milik; c. Penyediaan PSU perumahan dan permukiman yang memadai untuk pengembangan kawasan dan PSU perumahan swadaya; d. Penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh; e. Pembangunan rumah khusus, termasuk rumah sederhana sewa dan pasca bencana; f. Pengembangan kawasan khusus, termasuk kawasan perbatasan, daerah tertinggal dan pasca bencana; g. Fasilitasi pra sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi tanah bagi MBR. 3. Pengembangan sistem pembiayaan perumahan dan permukiman bagi MBM melalui: a. Pengembangan pembiayaan perumahan melalui fasilitasi likuiditas; b. Pengembangan Tabungan Perumahan Nasional; c. Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan untuk pembangunan perumahan dan permukiman. 4. Peningkatan pendayagunaan sumberdaya pembangunan perumahan dan permukiman serta pengembangan dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal. 5. Peningkatan sinergi pusat-daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam perumahan dan permukiman pemberdayaan pembangunan
SASARAN
1.Penyediaan rumah baru layak huni sebanyak 1,5 juta unit yang didukung PSU; 2.Mendorong keswadayaan masyarakat dalam pembangunan rumah baru sebanyak 3,6 juta unit dan melalui fasilitasi Pemerintah sebanyak 50.000 unit; 3.Meningkatnya kualitas rumah melalui fasilitasi Pemerintah sebesar 50.000 unit; 4.Meningkatnya kualitas lingkungan perumahan dan permukiman kumuh seluas 655 Ha yang dihuni oleh 130.000 penduduk; 5.Meningkatnya kepastian hukum dalam bermukim untuk 30.000 rumah tangga; 6.Meningkatnya kualitas perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan perkim di tingkat pusat dan daerah khususnya melalui pengembangan regulasi dan kebijakan serta peningkatan peran dan kapasitas Pemerintah Daerah di 33 Provinsi.
M I S I:
1. MENINGKATKAN IKLIM YANG KONDUSIF & KOORDINASI PELAKSANAAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN. 2. MENINGKATKAN KETERSEDIAAN RUMAH LAYAK HUNI DALAM LINGKUNGAN YANG SEHAT & AMAN SERTA DIDUKUNG OLEH PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS YANG MEMADAI. 3. MENGEMBANGKAN SISTEM PEMBIAYAAN PERUMAHAN JANGKA PANJANG YANG EFISIEN, AKUNTABEL DAN BERKELANJUTAN. 4. MENINGKATKAN PENDAYAGUNAAN SUMBERDAYA PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SECARA OPTIMAL. 5. MENINGKATKAN PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN PEMANGKU KEPENTINGAN LAINNYA DALAM PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN.
2. 3. 4.
5.
6.
7.
18
7
8 9
unit
unit
250 4
7.500
750 4
7.500
1.050 4
7.500
1.350 4
7.500
1.600 4
30.000
5.000 20
42,87 160,52
2,25
28,88 160,52
3,00
47,25 160,52
3,00
60,75 160,52
3,75
80,00 160,52
12,0
259,7 802,6
III
B. III
1 2
Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi peraturan Pelaksanaan Kebijakan Perumahan dan perundangan Permukiman PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi peraturan Pelaksanaan Kebijakan Pembiayaan perundangan Perumahan dan Permukiman TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 (BA 091) BA 999 PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN Bantuan Subsidi Perumahan unit Masa Transisi TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 (BA 999)
82,40
82,40
82,40
82,40
82,40
412,0
10
82,40
82,40
82,40
82,40
82,40
412,0
2.395,7 4.163,51
2.759,5 3.840,00
4.199,4 4.440,00
2.065,1 4.440,00
2.274,8
13.694,5
4.740,00 21.623,51
310.000
1.350.000 187.006
3.840,00 3.840,0
4.440,00 4.440,0
4.440,00 4.440,0
19
33
52 52 40 12 2.000 20.000 10.374 20.000 50 1.000 4
20
C KEBIJAKAN TEROBOSAN
A.1. PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI BAGI MBR DAN MBM MELALUI DUKUNGAN PEMERINTAH
Pinjaman/ Hibah Dana Alokasi Khusus
Memperkuat Kapasitas Pemda dalam pengembangan kawasan perumahan melalui sistem land banking
PSU Kawasan
Fasilitas Likuiditas
PSU Kawasan Jaringan air minum; Air limbah; (septic tank komunal); Jaringan listrik; PJU
Menerbitkan
Pemerintah Daerah
Pasar Sekunder
Obligasi Daerah
Underlying Asset
Pengembang Pengembang
Harga Jual
Keterangan:
Kegiatan TA 2011
SUSTAINABLE CITIES
Rusunami
SISI PASOKAN
PASAR SEKUNDER
SISI PERMINTAAN
14
PASAR PRIMER
DEKON Dalam rangka Tujuan: meningkatkan efektivitas Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan pelaksanaan urusan urusan pemerintahan di bidang perkim. pemerintahan di bidang Sasaran: perumahan, ada (1)Terlaksananya pendataan dan beberapa urusan monitoring pembangunan perkim; dan pemerintahan yang akan (2)Terlaksananya sosialisasi kebijakan dilimpahkan kepada bidang perkim. Gubernur selaku Wakil Kegiatan: Pemerintah di daerah. (1)Pendataan dan Monitoring Pembangunan Perkim; dan (2)Sosialisasi Kebijakan Bidang Perkim. Anggaran (TA 2010): Rp. 50 Milyar (33 provinsi). 2. DAK Dalam rangka menun Tujuan: jang prioritas nasional di Meningkatkan tersedianya rumah yang layak bidang infrastruktur dan huni dan terjangkau bagi Masyarakat menstimulan pembaBerpenghasilan Menengah dan Masyarakat ngunan perumahan di Berpenghasilan Rendah (MBM/R) di dalam daerah sehingga dapat kawasan perumahan dan permukiman yang meningkatkan pembadidukung oleh prasarana dan sarana serta ngunan perumahan dan utilitas yang memadai. berkontribusi dalam Sasaran: mempercepat penguTerfasilitasinya PSU Perumahan dan rangan backlog Permukiman sebanyak 24.000 unit (Tahun perumahan. 2011) Ruang Lingkup: 1. Jaringan Air Bersih; 2. Pengelolaan Air Limbah; 3. Jaringan listrik; 4. Penerangan Jalan Umum Alokasi Anggaran Tahun 2011: Rp. 150 Milyar
Penerbitan Permenpera: Menyellesaikan 1. Pelimpahan (Permenpera No. 3/PERMEN/M/2010) Pelaksanaan Bimtek, 2. Pedoman Pelaksanaan Pelimpahan (Permenpera No. Sosialisasi dan 4/PERMEN/M/2010) Konsinyasi Bintek Dekonsentrasi Kemenpera Tahun 2010 Dekonsentrasi 2010 pada tanggal 22-24 April 2010 Penerbitan SRAA oleh Ditjen Perbendaharaan, Kemenkeu Rapat Koordinasi dan Pembinaan SAI Dalam Rangka Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010 pada tanggal 2-4 Juni 2010 Pelaksanaan Bimtek di 31 Provinsi dan Soialisasi di 20 Provinsi Penyampaian Usulan Program dan Kriteria Teknis untuk Pengalokasian DAK TA 2011 melalui surat Sesmenpera a.n. Menpera No: 323/SM/LU.01.02/09/2010, tanggal 2 September 2010; Koordinasi internal Kemenpera Tim Penyiapan DAK Bidang Perumahan dan Permukiman dalam rangka Penyiapan Permenpera tentang Juknis DAK Bidang Perumahan dan Permukiman Penyiapan survey dalam rangka verifikasi lokasi calon penerima DAK Perumahan 2011 Verifikasi lokasi calon penerima DAK Perumahan tahun 2011 Sosialisasi DAK Bidang Perkim ke Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota.
LATAR BELAKANG
PSO Dalam rangka penyediaan perumahan dan permukiman bagi MBR melalui penugasan khusus kepada Perum Perumnas sebagai satusatunya National Housing and Urban Development Corporation (NHUCD) di Indonesia
HAL-HAL YANG TELAH DISELESAIKAN Surat Keputusan Tim Kerja Penyiapan Kewajiban Pelayanan Umum (Public Service Obligation/PSO) untuk Perum Perumnas Tanggapan Terhadap Buku Putih Perum Perumnas
TINDAK LANJUT YANG PERLU DILAKUKAN Penyampaian Surat Menteri Negara Perumahan Rakyat kepada Menteri Keuangan tentang penyampaian usulan kebutuhan anggaran PSO Perumahan tahun 2011.
Tujuan Meningkatkan hunian layak bagi MBR, Keamanan Hunian, dan Pengurangan backlog Sasaran Penyediaan rumah layak huni sebanyak 2.500 unit pada tahun 2011 Kegiatan Pembangunan Rumah Tapak
Analisa kebutuhan bahan dan volume pekerjaan untuk rumah Anggaran tembok (Tipe-36 dan 21) di 33 Usulan alokasi anggaran PSO Perumahan tahun 2011 Provinsi sebesar Rp. 40 Milyar rupiah Rapat pembahasan antara tim pengarah dan pelaksana PSO Exercise kebutuhan anggaran PSO Perumahan