You are on page 1of 19

81

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Gambaran Umum Deskriptif Statistik Objek Peneltian Pada sub bab ini akan dijelaskan gambaran umum tentang objek penelitian yaitu

perusahaan LQ 45 yang listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011, deskriptif statistik dari objek penelitian termasuk di dalamnya hubungan antara variabel ROE, CR, DER, sensitivitas suku bunga SBI, harga minyak dunia, maupun sensitivitas inflasi dengan harga saham. 4.1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan dari periode triwulanan tahun 2007-2011 yang melaporkan laporan keuangannya dengan metode pooling data di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian sebanyak 13 perusahaan LQ 45 di BEI, di mana metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sampel dengan cara menetapkan kriteriakriteria, perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 Penggolongan Perusahaan LQ 45 di BEI Periode Penelitian triwulanan Tahun 2007-2011 No Keterangan Jumlah Perusahaan 1 Perusahaan sektor LQ 45 yang terdapat di Bursa Efek Indonesia 23 (BEI) yang melaporkan keuangannya pada periode 2007-2011 2 Perusahaan sektor LQ 45 yang tidak mempunyai data yang lengkap 10 dan tidak melakukan transaksi pada periode triwulanan penelitian

82

2007-2011 Sisa (Sampel Penelitian) Sumber : Data Sekunder yang sudah diolah 13

Dari tabel 4.1 di atas diperoleh sampel penelitian dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan diperoleh sebanyak 13 perusahaan sektor LQ 45 di Bursa Efek Indonesia, dengan metode pooling data (periode triwulanan tahun 2007-2011), sehingga jumlah sampel (n) = 260. Daftar 13 perusahaaan LQ 45 di BEI yang dijadikan sampel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 Daftar Perusahaan LQ 45 di BEI yang menjadi Sampel Penelitian No. Kode Nama Perusahaan 1 AALI ASTRA ARGO LESTARI 2 ANTM ANEKA TAMBANG 3 ASII ASTRA INTERNATIONAL 4 BBCA BANK CENTRAL ASIA 5 BBRI BANK RAKYAT INDONESIA 6 BDMN BANK DANAMON INDONESIA Tbk 7 BMRI PT BANK MANDIRI Tbk 8 ISAT INDOSAT 9 LPKR LIPPO KARAWACI 10 MEDC MEDCO ENERGY CORPORATION 11 SMCB HOLCIM INDONESIA Tbk 12 TINS TIMAH (PERSERO) Tbk 13 UNTR UNITED TRACTORS Tbk Sumber : data sekunder yang diolah

4.1.2. Deskriptif Statistik Variabel Penelitian Berdasarkan hasil analisis deskripsi statistik, maka dalam tabel 4.3 berikut akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai maksimum (max), nilai minimum (min) serta standar deviasi untuk masing-masing variabel. Hasil analisis deskriptif data dapat dilihat pada tabel 4.3

83

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Data-Data Penelitian Periode Triwulanan tahun 2004-2007

Descriptive Statistics N ROE CR DER sensitivitas SBI harga minyak dunia sensitivitas inflasi harga saham Valid N (listwise) 260 260 260 260 260 260 260 260 Minimum Maximum -56.91 .15 1.18 -24.95 18.61 -44.91 136.63 8.95 189.00 15.54 76.54 54.38 Mean 7.6257 1.9943 59.3823 .5419 34.6350 .8240 Std. Deviation 21.90448 1.77239 47.47219 3.83310 16.32315 7.18808

502.00 69950.00 8666.4654 10968.43145

Berdasarkan tabel 4.3 di atas didapatkan nilai rata-rata pada ROE sebesar 7,6257. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara Laba (setelah pajak) dengan Modal (modal sendiri) periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 7,6257; nilai terendah adalah Aneka Tambang sebesar -56,91 dan nilai tertinggi adalah Timah (Persero) Tbk sebesar 136,63.

Nilai rata-rata pada CR sebesar 1,9943. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 1,9943; nilai terendah adalah Bank Rakyat Indonesia sebesar 0,15 dan nilai tertinggi adalah Aneka Tambang sebesar 8,95.

84

Nilai rata-rata pada DER sebesar 59,3823. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 59,3823; nilai terendah adalah Astra Agro Lestari sebesar 1,18 dan nilai tertinggi adalah Holcim Indonesia Tbk sebesar 189,00. Nilai rata-rata pada sensitivitas suku bunga SBI sebesar 0,5419. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai sensitifitas perusahaan yang diukur dengan menggunakan persamaan regresi kumulatif return saham perusahaan selama 1 bulan terhadap tingkat suku bunga SBI periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 0,5419; nilai terendah adalah Timah (Persero) Tbk sebesar -24,95 dan nilai tertinggi adalah Astra International sebesar 15,54. Nilai rata-rata pada harga minyak dunia sebesar 34,6350. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata nilai harga spot pasar minyak dunia yang terbentuk dari akumulasi permintaan dan penawaran periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 34,6350; nilai terendah adalah periode Triwulan IX (Jan09-Mar09) sebesar 18,61 dan nilai tertinggi adalah periode Triwulan VI (Apr08-Jun08) sebesar 76,54. Nilai rata-rata pada sensitivitas inflasi sebesar 0,8240. Hal ini menunjukkan bahwa ratarata nilai sensitifitas perusahaan diukur dengan menggunakan persamaan regresi kumulatif return saham perusahaan selama 1 bulan terhadap tingkat inflasi periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 0,8240; nilai terendah adalah Timah (persero) Tbk sebesar -44,91 dan nilai tertinggi adalah Astra International sebesar 54,38.

85

Sedangkan nilai rata-rata pada harga saham penutupan (closing price)

sebesar

8666.4654. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata periode triwulanan tahun 2007-2011 pada perusahaan LQ 45 di BEI sebesar 8666.4654; nilai terendah adalah Lippo Karawaci sebesar 502.00 dan nilai tertinggi adalah Astra International sebesar 69950.00. 4.2 Hasil Analisis 4.2.1. Uji Asumsi Klasik 4.2.1.1. Uji Normalitas Pengujian distribusi data bertujuan untuk pengujian suatu data penelitian apakah dalam model statistik, variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Untuk mengetahui distribusi data suatu penelitian, salah satu alat yang digunakan adalah menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Menurut Imam Ghozali (2005), bahwa distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung dengan Z tabel dengan kriteria sebagai berikut : - Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel (1,96), maka distribusi data dikatakan normal - Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), maka distribusi data dikatakan tidak normal. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan uji kolmogorov smirnov diperoleh output yang dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

86

Tabel 4.4 Uji Kolmogorov Smirnov (Uji Normalitas Data)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Unstandardized Residual Residual (sebelum di-ln) (setelah di-ln) N Normal Parameters Most Extreme Differences
a,,b

260 Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative .0000000 9.28741265E3 .208 .208 -.152 3.350 .000

260 8.4925 1.08029 .063 .063 -.042 1.014 .255

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 di atas bahwa distribusi data penelitian pada nilai residual memiliki angka Z hitung (Kolmogorov Smirnov) sebesar 3,350 > 1,96 sehingga termasuk distribusi data yang tidak normal. Selain dengan menggunakan angka statistik dengan uji kolmogorov smirnov, dapat pula dilihat dengan grafik normal p-plot dan histogram sebagai berikut : Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Grafik Normal P-Plot (Sebelum Ditransformasi)

87

Dari grafik normal p-plot dan gambar histogram di atas menunjukkan bahwa data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal dan grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distrubusi normal, maka pola data distribusi tidak normal.

88

Salah satu cara untuk mengubah distribusi data tidak normal menjadi normal yaitu dengan mengubahnya (transformasi data) menjadi bilangan natural (Ln). Dari hasil transformasi data menunjukkan bahwa nilai residual sesudah data ditransformasi menjadi bilangan natural (Ln) menjadi data yang berdistribusi normal dengan nilai Z hitung (Kolmogorov Smirnov) sebesar 1,014 < 1,96; sehingga layak untuk diujikan ke pengujian parametrik (regresi linier). Dan untuk mengetahui grafik normal p-plot dan gambar histogram setelah ditransformasi menjadi Ln dapat dilihat pada gambar berikut ini : Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas dengan Histogram Grafik Normal P-Plot (Setelah Ditransformasi Menjadi Ln)

89

4.2.1.2 Uji Multikolinieritas Menurut Imam Ghozali (2001;63) multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =1/tolerance) dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance di atas 0,10 atau sama dengan nilai VIF di bawah 10. Setiap analisa harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir.

90

Tabel 4.5 Hasil Multikolinieritas Collinearity Statistics Model 1 ROE CR DER sensitivitas SBI harga minyak dunia sensitivitas inflasi .913 .971 .932 .327 .904 .328 1.093 1.030 1.073 3.061 1.106 3.051 Tolerance VIF

Hasil Analisis di atas terlihat untuk keenam variabel independent, angka VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas. Maka model regresi yang ada layak untuk dipakai.

4.2.1.3 Uji Heterokedastisitas Korelasi adanya heteroskedastisitas adalah biasanya varians sehingga uji signifikan menjadi tidak valid, dengan adanya pengaruh-pengaruh variabel individu yang sulit dipisahkan. Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas antar variabel independen dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Adapun grafik hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat di bawah ini :

91

Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa data (titik-titik) menyebar secara merata di atas dan di bawah garis nol, tidak berkumpul di satu tempat, serta tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa pada uji regresi ini tidak terjadi problem heteroskedasitas. 4.2.1.4 Uji Autokorelasi Menurut Singgih Santoso (2004), panduan angka D-W untuk mendeteksi autokorelasi adalah sebagai berikut : bila angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Dari uji autokorelasi diperoleh nilai Durbin Watson sebsar 0,637, maka -2<0,637<+2 jadi tidak ada autokorelasi

92

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi

Model Summaryb Model 1 R .532a R Square .283 Adjusted R Square Std. Error of the Estimate DurbinWatson .637

.266 9396.894777

a. Predictors: (Constant), sensitivitas inflasi, CR, ROE, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia b. Dependent Variable: harga saham

4.3 Pengujian Hipotesis 4.3.1. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel bebas (independen) yaitu ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi terhadap variabel terikat (dependen) yaitu harga saham. Besarnya pengaruh variabel independen (ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi) dengan variabel dependen (harga saham) secara bersama-sama dapat dihitung melalui suatu persamaan regresi berganda. Berdasarkan perhitungan melalui computer dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Estimasi Regresi Harga Saham : f (X1, X2, X3, X4, X5, X6) Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) B 10188.378 Std. Error 1638.004 Standardized Coefficients Beta T 6.220 Sig. .000

93

ROE CR DER sensitivitas SBI harga minyak dunia sensitivitas inflasi

-8.636 -1098.370 -45.958 311.016 81.668

27.873 334.360 12.742 266.502 37.612 141.879

-.025 -.203 -.208 -.051 .078 .000

-.310 -3.285 -3.607 1.167 2.171 3.990

.757 .001 .000 .244 .031 .000

566.058 F 16,646 R2 0,283 Adjusted R2 0,266 N 260 Sumber : data primer yang diolah

Dari hasil analisis dengan program SPSS tersebut, maka dapat diketahui persamaan regresi yang terbentuk. Adapun persamaan regresi linier yang terbentuk adalah: Y= 10188,378-8,636X1-1098,370X2-45,958X3+311,016X4+81,668X5+566,058X6 Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh adalah variabel sensitivitas inflasi dengan koefisien 566,058. Kemudian diikuti dengan variabel sensitivitas SBI dengan koefisien 311,016. Dan diikuti dengan variabel harga minyak dunia dengan koefisien 81,668. Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa variabel bebas (sensitivitas inflasi, sensitivitas SBI, dan harga minyak dunia) berpengaruh positif terhadap harga saham yang berarti meningkatnya nilai sensitivitas inflasi, sensitivitas SBI, dan harga minyak dunia sehingga harga saham meningkat. Sedangkan variabel ROE, CR, dan DER memberikan pengaruh negative terhadap harga saham, yang berarti meningkatnya ROE, CR, dan DER mengakibatkan menurunnya harga saham. Pengujian koefisien regresi bertujuan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel independen (X) dan variabel dependen (Y) baik secara bersama-sama (dengan Uji F) maupun secara individual (dengan Uji T). 4.3.2. Uji Determinasi Kekuatan pengaruh variabel bebas terhadap variasi variabel terikat dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinan (R2), yang berada antara nol dan satu.

94

Tabel 4.8 Koefisien Determinasi Model Summary Model 1 R .532a R Square .283 Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

.266 9396.894777

a. Predictors: (Constant), sensitivitas inflasi, CR, ROE, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia Pada penelitian ini nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah sebesar 0,266. Hal ini berarti bahwa variabel ROE, CR, DER, Sensitivitas SBI, Harga MInyak Dunia, dan Sensitivitas Inflasi sebesar 26,60%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 100% - 26,60% = 73,40% dijelaskan oleh faktor-faktor lain selain variabel yang diteliti di atas. 4.3.3. Uji F (F-test) Uji F (F-test) dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen (ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi) secara simultan (bersama-sama) terhadap harga saham perusahaan LQ 45 pada tahun 2007-2011. Tabel 4.9 Hasil Regresi Uji F ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 8.819E9 2.234E10 3.116E10 Df 6 253 259 Mean Square 1.470E9 8.830E7 F 16.646 Sig. .000a

a. Predictors: (Constant), sensitivitas inflasi, DER, CR, ROE, harga minyak dunia, sensitivitas SBI b. Dependent Variable: harga saham

95

Dari hasil perhitungan didapat nilai F hitung sebesar 16,646 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji F ini disimpulkan bahwa variabel ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, dan sensitivitas inflasi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang berarti terhadap harga saham.

4.3.4. Uji t (t-test) Uji t (t-test) ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu) variabel-variabel independen (ROE, CR, DER, sensitivitas SBI, harga minyak dunia, sensitivitas inflasi) terhadap variabel dependen (harga saham) atau menguji signifikansi konstata dan variabel dependen. Tabel 4.10 Hasil Regresi Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) ROE CR DER sensitivitas SBI harga minyak dunia sensitivitas inflasi B 10188.378 -8.636 -1098.370 -45.958 311.016 81.668 566.058 Std. Error 1638.004 27.873 334.360 12.742 266.502 37.612 141.879 -.017 -.177 -.199 .109 .122 .371 Standardized Coefficients Beta t 6.220 -.310 -3.285 -3.607 1.167 2.171 3.990 Sig. .000 .757 .001 .000 .244 .031 .000 .915 .971 .932 .327 .904 .328 1.093 1.030 1.073 3.061 1.106 3.051 Collinearity Statistics Tolerance VIF

96

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) ROE CR DER sensitivitas SBI harga minyak dunia sensitivitas inflasi B 10188.378 -8.636 -1098.370 -45.958 311.016 81.668 566.058 Std. Error 1638.004 27.873 334.360 12.742 266.502 37.612 141.879 -.017 -.177 -.199 .109 .122 .371 Standardized Coefficients Beta t 6.220 -.310 -3.285 -3.607 1.167 2.171 3.990 Sig. .000 .757 .001 .000 .244 .031 .000 .915 .971 .932 .327 .904 .328 1.093 1.030 1.073 3.061 1.106 3.051 Collinearity Statistics Tolerance VIF

a. Dependent Variable: harga saham

4.4.

Interpretasi Hasil 4.4.1. Hasil Uji Pengaruh ROE (X1) terhadap Harga Saham (Y) Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -0,310 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,757 . Hal ini berarti nilai P value lebih dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menerima H0 dan menolak H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh variabel ROE secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai negative, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel ROE terhadap harga saham adalah negative. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai ROE perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut.

97

4.4.2. Hasil Uji Pengaruh CR (X2) terhadap Harga Saham (Y) Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -3,285 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel CR secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai negative, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel CR terhadap harga saham adalah negative. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai CR perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut.

4.4.3. Hasil Uji Pengaruh DER (X3) terhadap Harga Saham (Y) Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar -3,285 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel DER secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai negative, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel DER terhadap harga saham adalah negative. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai DER perusahaan maka mengakibatkan semakin rendah harga saham perusahaan tersebut.

4.4.4. Hasil Uji Pengaruh sensitivitas SBI (X4) terhadap Harga Saham (Y) Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 1,167 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,244 . Hal ini berarti nilai P value lebih dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini

98

menerima H0 dan menolak H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh variabel sensitivitas SBI secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel sensitivitas SBI terhadap harga saham adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai sensitivitas SBI perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut.

4.4.5. Hasil Uji Pengaruh harga minyak dunia (X5) terhadap Harga Saham (Y) Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 2,171 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel harga minyak dunia secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel harga minyak dunia terhadap harga saham adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai harga minyak dunia perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut.

4.4.6. Hasil Uji Pengaruh sensitivitas inflasi (X6) terhadap Harga Saham (Y) Dari tabel 4.7 dapat dilihat nilai t hitung sebesar 3,990 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 . Hal ini berarti nilai P value kurang dari 0,05 yang menunjukkan hasil uji ini

99

menolak H0 dan menerima H1. Dari hasil uji t ini disimpulkan bahwa ada pengaruh variabel sensitivitas inflasi secara parsial terhadap harga saham. Sedangkan berdasarkan persamaan regresi terlihat bahwa koefisien untuk variabel ini bernilai positif, sehingga dapat diartikan bahwa pengaruh yang diberikan oleh variabel sensitivitas inflasi terhadap harga saham adalah positif. Kondisi ini mengandung arti bahwa semakin tinggi nilai sensitivitas inflasi perusahaan maka mengakibatkan semakin tinggi harga saham perusahaan tersebut.

You might also like