You are on page 1of 22

Ekonomi Politik Internasional

Perspektif EPI: Liberalisme


[Sumber: Mohtar Masoed]

Poppy S. Winanti

HI UGM 2007

Asumsi-asumsi Dasar [1]


Hakekat manusia: manusia merupakan makhluk yang penuh damai dan mempunyai kemauan bekerja sama, berkompetisi secara konstruktif, dan rasional menjamin kebebasan individu Peran negara yang kuat dan aktif dapat mengancam kebebasan individu karenanya campur tangan negara dalam pasar akan merugikan masyarakat Kebebasan individu dijamin melalui mekanisme pasar [invisible hand-Adam Smith; essence of lifeHavel]
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 2

Asumsi-asumsi Dasar [2]


Kaum Liberal memandang ketegangan laten antara negara dan pasar merupakan konflik antara penindasan dan kebebasan, kekuasaan dan hak individu, dogma otokratik dan logika rasional. Pasar merupakan mekanisme paling bagus yang memuat nilainilai dan sifat-sifat yang diperjuangkan. Pasar Bebas mengutamakan inisiatif individu, pemilikan swasta, dan campur tangan pemerintah yang terbatas
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 3

Asumsi-asumsi Dasar [3]


Urusan internasional: negara-bangsa menunjukkan sifat kooperatif, damai dan konstruktif melalui persaingan secara harmonis. Perilaku negara bangsa = perilaku individu Perdagangan internasional dipandang sebagai kegiatan saling menguntungkan bukan kompetisi memperebutkan kekayaan dan kekuasaan secara saling mematikan Perdagangan internasional harus dijalankan sebebas mungkin tanpa ada hambatan dari negaranegara yang terlibat didalamnya
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 4

Liberalisme Klasik
Peran negara adalah menjalankan sedikit urusan yang tidak bisa dikerjakan sendiri oleh individu pembentukan sistem hukum, jaminan keamanan nasional, dan membuat uang Tokoh: Adam Smith, The Wealth of Nations (1776); David Ricardo, Principle of Political Economy and Taxation (1817)
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 5

John Stuart Mill (1805 1873)


Liberalisme merupakan kekuatan perusak pada abad 18 [melemahkan wewenang kekuasaan negara dan memperkuat kebebasan individu] Kemajuan sosial perlu dipahami sebagai kemajuan moral dan spiritual dan bukan hanya penumpukan kekayaan Negara perlu melakukan tindakan terbatas dan selektif untuk mengoreksi kegagalan dan kelemahan pasar Negara harus berlepas tangan dalam sebagian besar [namun tidak di semua bidang kehidupan]. Negara perlu campur tangan dalam bidang pendidikan anak, bantuan untuk orang miskin, dengan asumsi inisiatif individu tidak memadai untuk meningkatkan kesejahteraan sosial

Poppy S. Winanti

HI UGM 2007

Keynes (1883-1946)
Keynesian Political Economy, Keynesian Economics, Liberalisme versi Keynesian (mendominasi ekonomi politik internasional masa 1960-an 1970-an) Mengkombinasikan pengaruh negara dan pasar, walaupun masih dalam semangat Adam Smith, gagasan the invisible hand hanya diterapkan pada sejumlah kecil isu dan memberi peluang lebih besar kepada negara, walaupun tetap terbatas, untuk menerapkan kebijakan yang konstruktif Negara dapat menggunakan kekuasaannya untuk memperkuat dan memperbaiki beroperasinya mekanisme pasar tapi tidak dengan cara merkantilis yang nasionalis dan agresif maupun cara komunis yang mengutamakan daya paksa Keynes memperjuangkan pasar bebas di berbagai bidang termasuk perdagangan dan keuangan internasional, tetapi peran positif pemerintah diyakininya dapat bermanfaat mengatasi persoalan yang tidak bisa ditangani oleh pasar seperti inflasi dan pengangguran
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 7

Teori Stabilitas Hegemonik


Pasar internasional dapat berfungsi optimal ketika tersedia public goods internasional yang dalam penyediaannya membutuhkan biaya yang luar biasa besar perdagangan bebas, perdamaian dan keamanan, perimbangan kekuatan, pembayaran internasional yang sehat Ketika muncul suatu kekuatan hegemon yang bersedia menanggung beban penyediaan barang-barang publik tersebut, maka ekonomi dunia cenderung mengalami pertumbuhan tinggi dan kemakmuran karena manfaat dari perdagangan bebas, keamanan dan perdamian, maupun mata uang yang sehat merangsang perkembangan pasar di mana-mana. Belanda negara hegemon abad 18, Inggris negara hegemon abad 19, dan AS negara hegemon masa pasca Perang Dunia II
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 8

Kebangkitan Kembali Liberalisme Klasik


Friedrich von Hayek (1899 1992) sosialisme dan pengaruh negara yang semakin meningkat merupakan ancaman fundamental terhadap kebebasan individual Milton Friedman (1912 - ) kontrol pemerintah selalu menimbulkan ketimpangan dan inefisiensi karenanya intervensi negara dalam kehidupan privat harus diminimalisir. Kebebasan politik berkaitan erat dengan kebebasan ekonomi, dan yang paling mampu menjamin keduanya adalah pasar bebas dan bukan tindakan negara.
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 9

Neo-Konservativisme/Neo-Liberal

(1980-an - )
Praktisi: PM Inggris Margaret Thatcher dan Presiden AS Ronald Reagan Mengadopsi ide-ide Adam Smith, Hayek, Friedman Kebijakan-kebijakan dirancang untuk mengurangi kontrol negara atas kegiatan sektor swasta dalam bentuk deregulasi dan privatisasi badan usaha milik negara
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 10

EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL


Perspektif EPI: Merkantilisme
[Sumber: Mohtar Masoed]

Poppy S. Winanti

HI UGM 2007

11

Memahami Merkantilisme 1
Pemahaman sempit kebijakan negara untuk meningkatkan ekspor dan membatasi impor, sehingga tercipta surplus perdagangan yang penting bagi penciptaan kekayaan & kekuasaan Pemahaman luas: (1) periode sejarah tertentu (2) perspektif filosofis (3) kebijakan negara

Poppy S. Winanti

HI UGM 2007

12

Memahami Merkantilisme 2
Periode sejarah [abad 16 18, masa kejayaan Merkantilis]: Dicirikan dengan persaingan antara negara-negara Eropa untuk menimbun kekayaan, melindungi industri nasional, menciptakan surplus perdagangan, dan kolonisasi Perspektif filosofis Menggambarkan peran negara dalam proses ekonomi [Alexander Hamilton proteksi; Friederich List kemampuan berproduksi]
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 13

Memahami Merkantilisme 3
Kebijakan - Menggambarkan upaya berbagai pemerintah dalam arena EPI kontemporer untuk membantu industri nasional mereka dalam memperoleh keunggulan komparatif. - Untuk mengakumulasi dan mempertahankan kekayaan dan kekuasaan mereka, negara terdorong untuk melakukan intervensi dan mempengaruhi perkembangan dalam ekonomi domestik maupun ekonomi internasional [Neo-merkantilis]

Poppy S. Winanti

HI UGM 2007

14

Kebangkitan Neo-merkantilisme
Merefleksikan kebijakan ekonomi politik yang nasionalis yang diadopsi berbagai negara pasca Perang Dunia II untuk melindungi diri dari perkembangan ekonomi politik internasional yang tidak menentu Karakteristik: (1) cenderung defensif (2) menggurangi penggunaan instrumen proteksionis tradisional seperti hambatan tarif melainkan melalui pemberian subsidi dan perlindungan terhadap industri nasional (strategic trade policy)
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 15

Benign Vs. malevolent mercantilist (Gilpin)


Malevolent mercantilist: kebijakan ekonomi proteksionis yang ekspansif melalui penguasaan wilayah lain dan perang. Dipraktekkan oleh Nazi Jerman, Jepang sebelum Perang Dunia II Benign mercantilist (neo-mercantilism): kebijakan ekonomi proteksionis yang defensif. Tujuannya untuk melindungi diri dari ancaman dari luar. Dipraktekkan oleh Jepang pasca Perang Dunia II.
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 16

EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL


Perspektif EPI: Strukturalisme
[Sumber: Mohtar Masoed]

Poppy S. Winanti

HI UGM 2007

17

Memahami Strukturalis
Bersumber dari ajaran-ajaran Karl Marx dan Fredrich Engels. Marx memusatkan perhatian pada struktur produksi yang inheren dalam kapitalisme didalamnya terdapat dinamika yang menghasilkan kelas-kelas sosial pergulatan antar kelas melahirkan krisis Inti argumen strukturalisme adalah bahwa struktur ekonomi berpengaruh besar terhadap distribusi kekayaan dan kekuasaan. Lembaga-lembaga yang berkaitan dengan kapitalisme global dengan sendirinya mengistimewakan posisi negara-negara dominan, sehingga menciptakan suatu jaringan dependensi yang, dalam beberapa hal, menghidupkan kembali hubungan kolonial antara negara penjajah dengan tanah jajahannya di abad 19 lalu
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 18

Perkembangan Strukturalisme
(1) Dependensia yang menggambarkan ketergantungan NSB terhadap NIM (2) Teori sistem dunia modern yang menjelaskan prestasi negara-negara berdasar posisinya dalam pembagian kerja internasional yang berlaku

Poppy S. Winanti

HI UGM 2007

19

Teori Dependensia
Inti teori dependensia adalah struktur ekonomi politik global memperbudak NSB di Selatan dengan cara membuat mereka tergantung pada negara-negara inti kapitalis di Utara Beberapa varian dalam teori dependensia :
(1) Theotonio Dos Santos ekonomi negara-negara tertentu ditentukan oleh perkembangan dan ekspansi ekonomi negara lain tempat mereka menggantungkan diri (2) Andre Gunder Frank the development of underdevelopment (3) Raul Prebisch memakai lembaga internasional untuk merombak struktur ekonomi internasional demi mengangkat nasib NSB
Poppy S. Winanti HI UGM 2007 20

Teori Sistem Dunia Modern


Bersumber dari pemikiran Immanuel Wallerstein Sistem dunia modern dicirikan oleh:
(1)

(2)

(3)

suatu mekanisme pembagian kerja yang tunggal dimana masing-masing negara saling-tergantung pada pertukaran ekonomi penjualan produk dan barang demi memperoleh keuntungan pembagian dunia ke dalam tiga wilayah fungsional atau unit sosio-ekonomi (inti, periferi, semi-periferi) yang sesuai dengan peran yang dimainkan oleh negara dari masingmasing wilayah itu di dalam ekonomi internasional.
HI UGM 2007 21

Poppy S. Winanti

PERSPEKTIF EKONOMI-POLITIK INTERNASIONAL


[Sumber: Mohtar Masoed]
LIBERAL AKTOR UTAMA TUJUAN SIFAT SISTEM INTL PERANAN NEGARA RESEP KEBIJAKAN Individu/perusahaan Maksimalisasi kesejahteraan global Harmonis, menguntungkan semua yang terlibat Sekunder; menjamin prasarana pendukung pasar Efisiensi ekonomi, manfaatkan SDA yang tersedia dalam sistem internasional, jaringan intervensi pasar Adam Smith, David Ricardo, Keynes, John Stuart Mill MERKANTILIS Negara-bangsa Maksimalisasi kepentingan nasional Konfliktual, hanya mengungtungkan yang kuat Primer; memperjuangkan kepentingan nasional Bangsa yang lemah harus intervensi pasar utk melindungi ek. Domestik dari dominasi asing Alexander Hamilton, Friederich List, Robert Gilpin STRUKTURALIS Kelas Sosial Maksimalisasi kepentingan kelas Konfliktual, hanya mengungtungkan yang kuat Primer; memperjuangkan kepentingan kelas Bangsa yg lemah hrs menghindarkan diri dari kaitan sistem kapitalis internasional; tekankan strategi autarchy Karl Marx, Wallerstein, Theotonio Dos Santos, Andre Gunder Frank, Raul Prebisch
22

TOKOH

Poppy S. Winanti

HI UGM 2007

You might also like