You are on page 1of 6

A.

Aspal Aspal adalah campuran yang terdiri atas bitumen dan mineral, material aspal bersifat termoplastis, melunak dan menjadi air jika dipanaskan dan kental kembali menjadi padat jika didinginkan. Bitumen adalah bahan yang berwarna coklat dan kehitaman yang bersifat fisik keras hingga cair, larut dalam CS 2 dan CCl1 dengan sempurna dan mempunyai sifat berlemak serta tidak larut dalam air. Secara kimia, bitumen terdiri atas gugusan aromat, naphten dan alkan sebagai bagianbagian terpenting dan secara kimia fisika merupakan campuran koloid, dimana butir-butir yang merupakan bagian yang padat (asphaltene) berada dalam fase cairan yang disebut malten. Asphaltene terdiri atas gugusan aromat, naphtene dan alkan dengan berat molekul yang tinggi, antara 1.800 hingga 140.000. Maltene terdiri atas gugusan aromat, naphtene dan alkan yang berat molekul yang lebih rendah antara 370 hingga 710. Maltene umumnya tersusun dari senyawa sebagai berikut. Basa nitrogen (N) yang bersifat mendispersikan aspaltene. Accidafin satu A1 yang bersifat melarutkan aspaltene. Accidafin dua A2 dengan sifat sama tetapi tidak sejenuh accidafin satu. Parafin (P) berupa gel yang melapisi butiran aspal. Karena itu, sifat rekatan

aspal akan maksimum jika komposisi maltene dalam aspal memenuhi aspek maltene distribution ratio(MDR) 1,5 The Asphalt Institute dan Depkimpraswil dalam Spesifikasi Baru Campuran Panas, 2002 membedakan agregat menjadi : Agregat kasar, adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari Agregat halus, adalah agregat dengan ukuran butir lebih halus dari Bahan pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang lolos saringan nomor 8 (= 2,36 mm). saringan nomor 8 (= 2,36 mm). saringan nomor 30 (= 0,60 mm).

Ter merupakan bahan cair berwarna hitam, tidal larut dalam air, larut sempurna dalam CS 2 dan CCl 4 yang mengandung zat organic yang terdiri atas gugusan aromat dan mempunyai sifat lekat. Sifat Kimia Aspal aspal akibat perubahan temperatur, sifat ini dinyatakan sebagai indeks penetrasi aspal (IP). Aspal dengan nilai IP yang tinggi akan memiliki kepekaan yang rendah terhadap perubahan temperatur. Oleh sebab itu, campuran yang dibuat dari aspal dengan nilai IP yang tinggi akan memiliki rentang temperatur pencampuran dan pemadatan yang lebih lebar dari campuran yang dibuat dari aspal dengan nilai IP yang rendah. Nilai IP aspal dapat juga digunakan untuk mempredikasi ketahanan campuran terhadap deformasi. Aspal dengan tingkat kekerasan atau nilai penentrasi yang sama belum tentu memiliki nilai IP yang sama. Sebaliknya, aspal dengan nilai IP yang sama belum tentu memiliki tingkat kekerasan yang sama. Pada aspal dengan IP yang sama, semakin tinggi tingkat kekerasan aspal (nilai penetrasi rendah) semakin tinggi ketahanan campuran beraspal yang dihasilkannya terhadap deformasi. 2. Viskoelastisitas aspal Aspal adalah suatu material yang bersifat viskoelastis dimana sifatnya akan berubah tergantung pada temperatur atau waktu pembebanan. Sifat viskoelastis aspal penting diketahui untuk menentukan pada temperatur berapa pencampuran aspal dengan agregat harus dilakukan agar didapatkan campuran yang homogen dimana semua permukaan agregat dapat terselimuti oleh film aspal secara merata dan aspalnya mampu masuk ke dalam pori-pori agregat sehingga membentuk ikatan kohesi yang kuat. Selain itu, pengetahuan tentang sifat viskoelastis aspal juga berguna untuk mengetahui pada temperatur berapa pemadatan dapat dilakukan dan kapan harus dihentikan. Bila pemadatan dilakukan pada temperatur dimana kondisi aspal masih sangat viskos, maka pada saat pemadatan akan terjadi pergeseran campuran beraspal karena campuran tersebut belum cukup kaku untuk memikul beban dari alat pemadat. Sebaliknya, bila pemadatan dilakukan pada temperatur yang sangat rendah dimana campuran sudah bersifat kurang elastis (cukup kaku) maka pemadatan yang diberikan tidak lagi akan menaikan kepadatan campuran tetapi justru akan 1. Kepekaan terhadap temperature adalah sensitifitas perubahan sifat viskoelastis

merusak atau mungkin menghancurkan campuran tersebut. Hal ini disebabkan karena pada campuran beraspal yang sudah cukup kaku, agregat pembentuknya sudah terikat kuat oleh aspal dan aspalnya tidak lagi berfungsi sebagai pelumas untuk relokasi agregat, sehingga energi pemadatan yang diberikan sudah tidak mampu lagi memaksa partikel agregat untuk bergerak mendekat satu dengan yang lainnya tetapi energi ini justru akan menghancurkan ikatan antara agregat dengan aspal yang sudah terbentuk sebelumnya. 3. Penuaan - Aspal adalah suatu bahan pengikat yang bersifat organik, oleh sebab itu aspal akan mudah teroksidasi. Oksidasi yang terjadi akan merubah struktur dan komposisi molekul yang terkandung dalam aspal sehingga aspal menjadi lebih keras dan getas. Selain oksidasi, pengerasan aspal ini juga disebabkan karena hilangnya fraksi minyak ringan yang terkandung dalam aspal. Dua hal inilah yang menyebabkan terjadinya penuaan pada aspal. Penuaan aspal akan terjadi dengan cepat pada temperatur tinggi. Penuaan aspal yang paling tinggi terjadi selama proses pembuatan campuran beraspal di unit pencampuran aspal (AMP), selama pengangkutan dan penghamparannya di lapangan. Oleh sebab itu, lamanya waktu pencampuran aspal dengan agregat di unit pencampura aspal tidak boleh terlalu lama. Campuran beraspal yang diangkut ke lapangan harus ditutup dengan terpal untuk menghambat laju oksidasi pada aspal. 1. 2. 3. 1. Sifat Fisika Aspal Apabila pada suhu rendah, aspal akan padat. Berwarna hitam kecoklatan. Mempunyai daya ikat yang baik. Kegunaan Aspal Dalam konstruksi jalan, aspal digunakan untuk bahan pengikat agregat agar memberikan daya ikat yang baik. Syaratnya mempunyai daya adhesi dan daya kohesi yang besar. 2. Aspal berfungsi sebagai pengisi dan penutup ronggarongga dari pengaruh air, mengisi volume yang tersedia. Sedangkan pada suhu yang tinggi, aspal akan cair atau lengket.

B. Semen Semen dibuat dari batu kapur (limestone) dan campuran material lain seperti lempung (clay) dan pasir (sand) yang dipanaskan sampai 1450C di dalam sebuah tungku pemanas (kiln). Hasil pembakaran ini adalah clinker yang kemudian digiling halus dengan ditambahkan sedikit bahan gypsum sehingga menjadi semen yang kita kenal. Semen merupakan bahan bangunan yang sangat banyak digunakan, terutama untuk pekerjaan pembuatan beton. Di samping itu, semen juga digunakan untuk pekerjaan lainnya misalnya pemasangan batu bata, plesteran dinding, pemasangan keramik lantai, dll. Dalam hubungannya dengan pekerjaan beton, unsur-unsur kimia di dalam semen ini sangat mempengaruhi sifat karakteristik beton yang dibuat. Unsur-unsur kimia utama di dalam semen adalah: 3CaO.SiO2 : tricalsium silicate, disingkat C3S sebesar 50%. Senyawa C3S mempunyai peranan, yaitu Bereaksi dengan air untuk membentuk pasta semen. Pengerasan pasta semen berlangsung cepat, sekitar 70% dalam 1 minggu Menghasilkan panas hidrasi (panas yang terjadi akibat reaksi antara semen dengan air) tinggi, sekitar 500 joule/gram 2CaO.SiO2 : dicalsium silicate, disingkat C2S sebesar 25%. Senyawa C2S Bereaksi dengan air untuk membentuk pasta semen. Pengerasan pasta semen berlangsung lambat (dalam beberapa minggu sampai 1 bulan). Menghasilkan panas hidrasi lebih rendah, sekitar 250 joule/gram. 3CaO.Al2O3 : tricalsium aluminate, disingkat C3A sebesar 12%. Senyawa Bereaksi dengan air membentuk pasta semen berkekuatan rendah Pengerasan pasta semen berlangsung cepat, sekitar 1 s.d 2 hari Menghasilkan panas hidrasi tinggi, sekitar 850 joule/gram C3A mempunyai peranan dalam semen, yaitu mempunyai peranan dalam semen ini, yaitu

4CaO.Al2O3.Fe2O3 : tetracalsium aluminoferrite, disingkat C4AF sebesar 8%. Bereaksi dengan air membentuk pasta semen.

Senyawa C4AF mempunyai peranan dalam semen, yaitu

Pengerasan pasta semen berlangsung sangat cepat, dalam beberapa menit. Menghasilkan panas hidrasi tinggi, sekitar 420 joule/gram Bahan lainnya (< 5%) adalah Gipsum, oksida alkali, magnesium oksida, dan phosporus pentoksida

Sifat Fisika Semen ada juga semen yang berwarna merah yang di akibatkan oleh campuran batu merah yang digiling atau ditumbuk halus.

1. Semen yang sering digunakan dalam konstruksi bangunan biasanya berwarna abu,

2. Mempunyai butiran-butiran halus seperti serbuk. Sifat Kimia Semen 1. Semen memiliki suhu yang panas. 2. Apabila terkena air, semen akan mudah mengeras sehingga dapat menjadi perekat yang baik untuk bahan konstruksi. Kegunaan Semen 1. Sebagai bahan perekat antar bata. 2. Sebagai bahan baku dalam pembuatan beton. 3. Sebagai bahan baku pembuatan hot mix.

You might also like