Professional Documents
Culture Documents
Kata Pengantar
Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas kekuatan dan karunia yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyusun modul praktikum Dasar Elektronika dengan segenap kemampuan kami . Elektronika adalah bidang yang berkembang sangat pesat saat ini. Hampir semua peralatan industri besar sampai rumah tangga bekerja dengan menggunakan komponen elektronika. Hal ini membuat peralatan elektronika menjadi signifikan peranannya. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa teknik elektro tidak dapat disangkal lagi sangat memegang peranan yang besar untuk dapat merancang dan merekayasa produk-produk yang berhubungan dengan hal tersebut. Langkah ini harus kita awali dengan mempelajarinya mulai dari sifat dasar dan cara kerja dari masing komponen elektronika tersebut. Modul ini terdiri atas empat job praktikum yaitu: Op-Amp, Rectifier dan SCR, , Transistor dan CET. Dan Filter. Modul ini diperuntukkan bagi
mahasiswa yang mengikuti praktikum Dasar Elektronika di Jurusan Teknik Elektro UNAND. Tetapi tidak tertutup kemungkinan dipergunakan oleh mahasiswa lain sebagai referensi atau pengetahuan terutama bagi peminat bidang elektronika. Mudahmudahan modul ini dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya oleh sipemakainya. Semoga Allah SWT meridhoi segala usaha yang kita lakukan. Amin
Wassalam,
Kordinator Asisten
32
33
I. TUJUAN 1. Mengetahui cara kerja rangkaian komparator; inverting, non-inverting, dan Inverting Zero Crossing Detector dengan histerisis serta Non-Inverting Zero Crossing Detector dengan histerisis. 2. Mengetahui cara kerja rangkaian penguat; inverting, inverting adder, noninverting dan non-inverting adder serta buffer. 3. Mengetahui cara kerja rangkaian pembangkit gelombang; Astable Multivibrator dan Triangle generator.
III. DASAR TEORI Operational Amplifier sangat berguna sekali dalam akuisisi data, buffer (penyangga) dari sinyal-sinyal yang lemah yang dikeluarkan oleh sensor dan untuk sinyal generator sebagai pembangkit sinyal yang dikehendaki. Sebuah amplifier akan mendapatkan sinyal input dan akan menghasilkan sinyal output yang lebih besar tanpa adanya distorsi. Sebuah amplifier mempunyai komponen yang penting yaitu tahanan feedback (Rf) yang dipasang antara terminal output dengan terminal input negatif. Ada dua jenis penguat dasar yang dapat dibangun dari op amp, yaitu : penguat pembalik (inverting amplifier), dimana sinyal input dikenakan pada input negatif. penguat tak membalik (non inverting amplifier), dimana sinyal input dikenakan pada input positif.
34
U1
6
V1 12 V
1 2
5 0
2 4
741
2.
Amati hasil output pada osiloskop dan lakukan percobaan seperti tabel berikut: Vout (volt) Bentuk Gelombang V2= 2 Volt V1(Vref)= VDC1 Vout (volt) Bentuk Gelombang
-3 0 2 Hubungkan function generator dengan frekuensi 100Hz dan amplitudo 4 Vp-p pada V1.
4. 5.
Hubungkan V2 (Vref) dengan VDC 2, dan atur tegangan VDC 2 = -2 volt. Amati hasil output pada osiloskop dan lakukan percobaan lagi seperti tabel berikut: Vout V2(Vref) = VDC2 -2 0 2 (volt) Bentuk Gelombang
6.
Ulangi langkah 3 s/d 5, dimana function generator dengan frekuensi 100Hz dan amplitudo 4 Vp-p pada V2 serta hubungkan V1(Vref) dengan VDC 1, dengan VDC 1 = -2 volt.
35
U1
6
4 3
5 0
2 4
2 V1 12 V
741
R1 10k
2. 3. 4. 5.
Hubungkan function generator dengan frekuensi 100 Hz dan amplitudo 4 Vp-p. Atur VUT = 1 volt Gambarkan bentuk gelombang output seperti terlihat pada osiloskop. Ulangi langkah 3 dan 4 untuk VUT = 2V, -1V, dan -2V
36
V2 12 V 2
7 1 5
U1
6
0 4
1 0
2 4
Vut / Vlt
3 V1 12 V
2. 3. 4. 5.
Hubungkan function generator dengan frekuensi 100 Hz dan amplitudo 4 Vp-p. Atur VUT = 1 volt Gambarkan bentuk gelombang output seperti terlihat pada osiloskop Ulangi langkah 3 dan 4 untuk VUT = 2V, -1V, dan -2V
d.
37
1 0
2 V2 12 V
50%
2. 3. 4.
Lepas jumper J1 pada kit. Atur potensiometer P1 sebesar 50 K ohm. Lengkapi tabel dibawah ini untuk variasi Vin: Vin (Volt) -2 0 2 1 (1 kHz) 2 (1 kHz) Volt Vout Gambar Gain
5.
e.
Inverting Adder 1. 2. 3. 4. 5. Gunakan rangkaian kit seperti rangkaian inverting amplifier diatas. Pasang jumper J1. Hubungkan input dengan VDC 1, atur VDC 1 = -2 V. Atur potensiometer P2 sehingga V2 = 3 Volt. Dan catat dan gambarkan Vout. Ulangi langkah 3 dan 4 serta lengkapi tabel dibawah ini: 38
Vin = VDC1 -2 -2 0 f.
V2 (Volt) 3 0 -3
Vout (Volt)
Gain
Gambar
R7 10k
R3 1k
+12
4 R2 10k 3 0
-12
V DC
50%
2.
g.
Non-Inverting Adder 1. 2. Gunakan rangkaian kit seperti rangkaian Non-inverting amplifier diatas Ulangi langkah 2 s/d 5 dari percobaan inverting adder.
h.
39
5 J9
11
J10 6 12 XSC1
Ext T rig + _ A B _ + _
1
7 3 6 1 5
J5
U1 9 R18 10k
13
741
R19 10k 0
2.
Hubungkan probe channel 1 osiloskop ke output astable multivibrator. Atur V/DIV dan T/DIV supaya gambar terlihat baik.
3.
Pasang jumper J5, J7, J8, J9, dan J10. Gambarkan bentuk gelombang outputnya, hitung frekuensi dan duty cycle-nya?
4.
Lepas jumper di J7 dan J9. Gambarkan bentuk gelombang outputnya, frekuensi dan duty cycle-nya?
hitung
5.
i.
Triangle generator (ramp + komparator) 1. Gunakan rangkaian kit sesuai gambar berikut:
40
11
12
6 9 7 R2 20k 8
V3 12 V 4 U1 R4 10k 0
2 7 1 5
U2
6
10
2 4
741 V2 12 V
0
4
3 V4 12 V
741
2.
Hubungkan probe channel 1 osiloskop ke output triangle generator V7 dan probe channel 2 ke titik V5. Atur V/DIV dan T/DIV yang sama untuk kedua channel.
3.
Pasanglah jumper di J11 dan J13. Lepas jumper di J12 dan J14. Gambarkan bentuk gelombang outputnya dan hitung frekuensinya?
4.
Lakukan lagi langkah 3 untuk: a. b. c. Pasanglah jumper di J11 dan J14. Lepas jumper di J12 dan J13 Pasanglah jumper di J12 dan J13. Lepas jumper di J11 dan J14 Pasanglah jumper di J12 dan J14. Lepas jumper di J11 dan J13
V. Evaluasi 1. 2. 3. Rancanglah rangkaian inverting amplifier dengan ACL = 5x. Rancanglah rangkaian astable multivibrator Rancanglah rangkaian triangle generator dengan frekuensi 1 KHz dan amplitudo 5Volt
VI. TUGAS PENDAHULUAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sebutkan sifat-sifat Op-Amp ideal. Buatlah 6 rangkaian amplifier dan simulasikan dengan EWB. Buatlah 6 rangkaian detektor dan simulasikan dengan EWB. Buatlah 6 rangkaian komparator (feedback positif) dan simulasikan dengan EWB. Buatlah rangkaian pembangkit gelombang dan simulasikan dengan EWB. Bagaimanakah cara kerja dari astable multivibrator ? Bagaimanakah cara kerja dari triangle generator? RECTIFIER 41
I. TUJUAN 1. Untuk mengamati dan mengukur bentuk gelombang output dari penyearah gelombang penuh(bridge). 2. 3. 4. Mengamati fungsi Voltage Regulator. Melihat karakteristik dasar SCR. Melihat aplikasi SCR untuk pengontrolan kecepatan motor.
II. PERALATAN
1. Electronic Training System Base Station ( EFT-ETS-BS ) 2. Electronic Training System Module Kit ( EFT-ETS-FE ) 3. Multimeter 4. Osiloskop 5. Kabel penghubung 2 mm
III. TEORI DASAR Sebuah penyearah merupakan rangkaian yang mengkonversikan sinyal AC menjadi sinyal DC. Rectifier terbagi atas 2 jenis yaitunya penyearah gelombang dan pengearah gelombang penuh. Penyearah gelombang penuh sendiri memiliki 2 jenis lagi yaitunya tipe Center Tap (2 dioda) dan Bridge (4 dioda). SCR merupakan device yang populer pada saat ini, karena kecepatannya dalam hal switching, ukuran yang kecil, rating arus dan tegangan yang tinggi. Simbol SCR: Struktur:
P N
G
P N
SCR mempunyai 3 terminal: Anoda A, Katoda K dan gate/gerbang G sebagai terminal K, kontrol. Untuk membias maju SCR, potensial anoda dibuat lebih positif dari potensial katoda, dan gerbang diberi tegangan positif . Ketika SCR telah aktif / on, lepaskan trigger pada gate maka SCR akan tetap aktif. Pada kondisi ini SCR berada pada daerah konduksi maju(Forward conduction region). Arus anoda minimum supaya SCR tetap aktif dinamakan arus Holding atau arus Latching. 42
T1 2
4 3
D1
1
2 4 0
1B4B42
R1 250 0
2. Atur osiloskop pada line sync atau trigering. Hubungkan probe Ch A osiloskop ke titik A dan B. Amati bentuk gelombang. 3. Catat tegangan yang terbaca pada osiloskop dan tegangan yang terukur dengan multimeter. 4. Hubungkan Ch.2 osiloskop dengan titik C dan D. Amati bentuk gelombang. 5. Catat tegangan yang terbaca pada osiloskop dan tegangan yang terukut dengan multimeter. Bandingkan hasilnya dengan menggunakan 2 buah dioda. 6. Buat hubungan paralel capasitor dengan beban. Amati tegangan yang terjadi pada layar osiloskop. Bandingkan hasilnya dengan menggunakan 2 buah dioda.
43
V1
2. Hubungkan CH1 untuk input AC dan CH2 ke output . 3. Hubungkan input dengan sumber AC 12 Volt dari Base Station. 4. Ukur tegangan output dengan multimeter dan hitung tegangan output berdasarkan gambar di osiloskop. 5. Gambar sinyal input dan output? 6. Variasikan nilai resistor variabel R1. Amati sinyal output, apa yang tejadi?
4.2 SCR
1. Mentrigger SCR a. Susun rangkaian seperti gambar berikut:
S2 3 Key = Space 1 V1 15 V R3 500 4 5 D1 2N4203 R1 6.8k R2 1.2k 7 Key = Space 8 5k 50% Key=A S1 6 R4 220
0 2
b. c. d. e.
Buka S1 dan S2, atur potensiometer sampai nilai max. Tutup S1 dan S2. Putar potensiometer secara perlahan sampai V AK berubah Dari VAK awal (SCR dalam keadaan aktif). Catat data yang didapat pada table. Ulangi percobaan ini sebanyak 2X lagi. Catat pada tabel. 44
f.
Atur Vps=25 volt, ulangi prosedur di atas sebanyak 3 X. Catat pada tabel.
b. c.
Set potensiometer pada posisi min. Lalu trigger SCR dengan menutup S2. Setelah SCR dalam kondisi aktif, buka S2, lalu perhatikan apakah V AK kembali ke nilai awalnya sebelum konduk atau tidak. Jika kembali, ulangi prosedur 1 sampai 3 untuk mendapatkan arus Anoda minimum yang membuat SCR tetap aktif ketika trigger dilepas. Catat arus anoda sebagai IH.
X1 FUSE
DC_MOTOR_ARMATURE
b. Set nilai Resistor variabel pada kondisi minimum. c. Perhatikan kondisi motor pada output dan ukur arus yang mengalir melalui motor tersebut.
45
d. Naikkan perlahan-lahan nilai resistansi variabel lalu perhatikan motor dan ukur pula arus yang melalui motor tersebut.
V. EVALUASI 5.1 Penyearah gelombang penuh tipe bridge 1. 2. 3. Berdasarkan data, jelaskan operasi dari penyearah gelombang penuh ! Mengapa kapasitor dapat meratakan gelombang DC yang masih berdenyut? Jelaskan aplikasi dari penggunaan penyearah gelombang dan gelombang penuh.
5.2 IC Voltage Regulator dan Filter Kapasitor 1. 2. Apa fungsi dari kapasitor dan IC Regulator? Simulasikan rangkaian dengan P-Spice?
5.2 SCR 1. Simulasikan semua rangkaian yang ada di modul dengan P-Spice. Bandingkan dengan hasil yang didapat dari praktikum.
VI. TUGAS PENDAHULUAN 1. 2. 3. 4. Apa itu dioda? Jelaskan prinsip penyearahan setengah gelombang dan gelombang penuh pada rectifier. Mengapa tegangan sumber perlu disearahkan? Apa keuntungan menggunakan tegangan searah(DC) dari pada bolak-balik(AC)?
5. Apakah guna pemakaian kapasitor dan regulator pada rangkaian penyearah gelombang penuh ataupun penyearah setengah gelombang.
6. 7. 8. 9. Jelaskan prinsip kerja dari SCR (silicon controlled rectifier) ! Jelaskan pengertian arus holding dan kurva karakteristiknya ! Apakah fungsi dari SCR dalam suatu rangkaian elektronika, jelaskan beserta contoh ! Simulasikan semua rangkaian dengan EWB.
46
Vout
Vout
47
(.....)
48
TRANSISTOR
I. TUJUAN
II. PERALATAN
6. Electronic Training System Base Station ( EFT-ETS-BS ) 7. Electronic Training System Module Kit ( EFT-ETS-FE ) 8. Multimeter 9. Osiloskop 10. Kabel penghubung 2 mm
III. TEORI DASAR Tiga bagian transistor dikenal sebagai emiter (penyebar), basis (landasan), kolektor (pengumpul). Panah pada emiter menyatakan arah aliran arus apabila persambungan emiter-basis diberi prategangan ke depan. Ada 2 jenis transistor BJT yaitu PNP dan NPN. Dalam kedua jenis transistor, arus-arus emiter, basis dan kolektor IE, IB, IC dianggap positif apabila arus mengalir ke dalam transistor. Simbol-simbol VEB, VCB, dan VCE adalah tegangan emiter-basis, tegangan kolektor-basis dan tegangan kolektor emiter (VEB menyatakan penurunan tegangan dari emiter ke basis). Transistor memiliki 3 daerah operasi yaitunya cut-off, saturasi, dan aktif.
Gain tegangan dari sebuah penguat adalah perbandingan tegangan keluaran ac dengan tegangan masukan ac: A=
Vout Vin
Sedangkan titik operasi dari sebuah penguat menunjukkan seberapa besar sebuah sinyal berayun
Q=
Ic V CE
49
10
R1 100
R3 820
V1 2
V2
b. Tutup S1, atur R2 maksimum, tutup S2, amati dan ukur IE dan IC, catat data. Ukur dan catat VEB, VBC, dan VCE, tentukan kutub tegangan. c. Atur R2 minimum, sesuaikan sakelar range multimeter. Amati dan ukur IE, IC, VEB, VCB dan VCE, serta catat data pada tabel 1
b.
Set power supply 9 volt DC dari sumber 0-25 V DC. Matikan sumbernya lagi. 50
c.
Tutup saklar S1, ukur frekwensi output, Vp-p input dan output, arus Ic, tegangan VBE, VCE dan VE untuk berbagai nilai frekwensi input, dan catat hasilnya pada tabel 2
d.
Amati bentuk gelombang output pada saat : a. b. kapasitor CE open tahanan RE open dan kapasitor CE di-short
e. Atur frekwensi input konstan pada 1000 Hz, ukur tegangan puncakpuncaknya. Variasikan tahanan RC sesuai dengan tabel 3 pada jurnal dan ukur frekwensi output dan tegangan puncak-puncaknya.
f. Atur frekwensi input konstan pada 1000 Hz. Variasikan tahanan R E sesuai dengan tabel 4 pada jurnal. Ukur arus Ic dan tegangan VCE
V2 9V 0
V4 9V 0
R4 470u 0
C2 100uF
25uF R6 8.2k
1. Apa pengaruh pada arus kolektor dengan penambahan bias emiter. 2. Bandingkan dan terangkan perbedaan IC dan ICB0. 3. Jelaskan kondisi transistor pada saat pemutusan sakelar S2. 4. Tentukan penguatan transistor pada tiap-tiap kondisi.
5.2 CE Amplifier
1. Apakah kegunaan dari CE dan RE pada rangkaian ! 51
2.
Bagaimana bentuk gelombang pada saat CE open dan pada saat CE dan RE di-open dari rangkaian, jelaskan ! Jelaskan pengaruh tahanan RL terhadap penguatan pada common emiter transistor. Gambarkan karakteristik titik kerja, Q dimana Ic = f (VCE)
3. 4.
VI. TUGAS PENDAHULUAN 1. 2. 3. 4. 5. Apa itu Transistor?. Sebutkan jenis dan macamnya. Jelaskan perbedaan antara transistor PNP dan NPN. Jelaskan macam-macam kondisi transistor. Jelaskan karakteristik input dan output Transistor.. Jelaskan pengertian dari DC .
6. Apa maksud dari prategangan maju dan prategangan mundur pada transistor.
7. Apakah fungsi dari common emiter transistor dalam suatu rangkaian elektronika, jelaskan beserta contoh ! 8. Bagaimana proses pengolahan sinyal input menjadi sinyal output pada rangkaian common emiter transistor ! 9. Jelaskan dua fungsi kapasitor dalam rangkaian common emitter transistor !
11. Buatlah rangkaian aplikasi penguat dengan transistor 12. Simulasikan semua langkah-langkah percobaan.
52
I (mA) t erukur
IB te rhitung
EB
V V
CE R3
R
2
&
S2 N PN close,
max R
2
Tabel 2
Bentuk Gelombang V p-p Output (Hz) Arus (mA) Ic Tegangan (V) VCE
V p-p
VBE
VE
53
Tabel 3
Data Hitung RC (ohm) f out (Hz) V p-p A 10.000 4.700 1.000 100 0
Tabel 4
Data Hitung RE (ohm) 10.000 4.700 Ic (mA) VCE A 1.000 100 0
(.....)
54
FILTER I. TUJUAN 1. 2. Mengetahui cara kerja LPF -20 dB, -40dB, dan BPF. Mengetahui cara kerja HPF +20 dB dan +40dB.
III. TEORI DASAR LPF adalah filter yang hanya melewatkan frekuensi di bawah frekuensi cutoff- nya. Adapun respons frekuensinya sebagai berikut :
High Pass Filter adalah filter yang hanya melewatkan frekuensi di atas frekuensi cutoff-nya.
55
Ar , r dan Q atau
r dan BW atau BW dan Q
R2
Tentukan harga R1 dari persamaan
2 BW .C
R1
Tentukan R3 dari persamaan
R2 2. Ar
R3
dengan syarat :
R2 4.Q 2. Ar
2
4.Q 2 2. Ar
56
J22
R4 10k
XSC1
Ext T rig +
V2 12 V U1
10
A + _ +
B _
R2 10k
R1
3
10k
0
7 1 5
741
6 C1 100nF 0
V1 12 V
1. 2.
Pasanglah jumper J22 dan J23 dan lepas J21 Hubungkan function generator sinus dengan amplitudo 2 Vp-p pada bagian input dengan frekuensi 100 Hz.
3. 4.
Probe osiloskop channel 1 dipasang di input Vi sedangkan channel 2 di output Vo. Naikkan secara perlahan-lahan frekuensi inputnya ( Jaga Vin = 2 volt) sampai Voutnya = 0.707 x Vin. Catat frekuensi tersebut !
57
J22
R4 10k
XSC1
Ext T rig +
V2 12 V U1
10
A + _ +
B _
R2 10k
R1
3
10k
0
7 1 5
741
6 C1 100nF 0
V1 12 V
1. 2.
Lepas jumper J22 dan J23 serta pasang Jumper J21. Hubungkan function generator sinus dengan amplitudo 2 Vp-p pada bagian input dengan frekuensi 100Hz.
3.
Probe osiloskop channel 1 dipasang di input sedangkan channel 2 di output. Jaga agar input tetap 2 Vp-p.
4.
Naikkan secara perlahan-lahan frekuensi inputnya ( Jaga Vin = 2 volt) sampai Voutnya = 0.707 x Vin. Catat frekuensi tersebut !
58
R1 10k
R4 10k
XSC1
Ext T rig + _
XFG1
J24
4 2
C1 100nF
C4 100nF J25
6 3 7 1 5
741
R5 10k
V1 12 V 0
10 R6 10k 0
1. 2.
Pasang jumper : J24, J25, dan J26 serta Jumper J27 dilepas. Hubungkan function generator sinus dengan amplitudo 2 Vp-p pada bagian input dengan frekuensi 50 kHz.
3.
Probe osiloskop channel 1 dipasang di input sedangkan channel 2 di output. Jaga agar input tetap 2 Vp-p.
4.
Turunkan secara perlahan-lahan frekuensi inputnya ( Jaga Vin = 2 volt) sampai Voutnya = 0.707 x Vin. Catat frekuensi tersebut !
59
R1 10k
R4 10k V2 12 V U1
+
XSC1
Ext T rig + _ A _ + B _
C1 9 0 100nF
C4 100nF
6 3 7 1 5
5 R2 10k 0
741
V1 12 V 0
1. 2.
Pasang jumper J27 dan lepas jumper yang lain: J24, J25, J26 Hubungkan function generator sinus dengan amplitudo 2 Vp-p pada bagian input dengan frekuensi 50 kHz.
3.
Probe osiloskop channel 1 dipasang di input sedangkan channel 2 di output. Jaga agar input tetap 2 Vp-p.
4.
Turunkan secara perlahan-lahan frekuensi inputnya ( Jaga Vin = 2 volt) sampai Voutnya = 0.707 x Vin. Catat frekuensi tersebut !
60
4.5 BPF
J30 1 J31 10 C2 100nF C3 100nF 0 R2 10k R1 10k 0 4 V2 12 V U1 0
6 3
XSC1
Ext T rig + _
2 XFG1
12
+
A _ +
B _
4 2
9 0
C1 100nF C4 100nF
J28 5 6 J29 11
741
R5 10k 0
V1 12 V 0
1. 2.
Pasang jumper J28, J29 dan J30. Hubungkan function generator sinus dengan amplitudo 2 Vp-p pada bagian input dengan frekuensi 100Hz.
3.
Probe osiloskop channel 1 dipasang di input sedangkan channel 2 di output. Jaga agar input tetap 2 Vp-p.
4.
Naikkan secara perlahan-lahan frekuensi inputnya ( Jaga Vin = 2 volt) sampai Voutnya = 0.707 x Vin sebagai wL dan naikkan lagi frekuensi sampai Voutnya = 0.707 x Vin sebagai wH. Catat frekuensi tersebut !
61
4.6 BSF
C1 XSC1 XFG1 10nF 0 V1 12 V 5 1 Rf 400
4
Ext T rig + _ A + _ + B _
R 4k R1
C2 10nF
U1
6 7
2 6 3 7 1 5
263
R2 50k 0
741
3 V2 12 V
1.
Hubungkan function generator sinus dengan amplitudo 2 Vp-p pada bagian input dengan frekuensi 6 KHz.
2.
Probe osiloskop channel 1 dipasang di input sedangkan channel 2 di output. Jaga agar input tetap 2 Vp-p.
3.
Naikkan secara perlahan-lahan frekuensi inputnya ( Jaga Vin = 2 volt) sampai Voutnya = 0.707 x Vin sebagai wL dan naikkan lagi frekuensi sampai Voutnya = 0.707 x Vin sebagai wH. Catat frekuensi tersebut !
V. EVALUASI 1. 2. 3. 4. Untuk LPF, apa yang terjadi jika frekuensi dinaikkan terus Untuk HPF, apa yang terjadi jika frekuensi diturunkan terus Untuk BPF, apa yang terjadi jika frekuensi dinaikkan dan diteruskan terus Untuk BSF, apa yang terjadi jika frekuensi dinaikkan dan diteruskan terus
1.
Buatlah rangkaian LPF -20db/dec, LPF -40db/dec, HPF +20db/dec, HPF +40db/dec, BPF, BSF dan simulasikan dengan EWB. 62
4.1 LPF -20 dB fc = ...................Hz 4.2 LPF -40 dB fc = ................... Hz 4.3 HPF +20 dB fc = ................... Hz 4.4 HPF +40 dB fc = ................... Hz 4.5 BPF f1c = ................... Hz f2c = ................... Hz 4.6 BSF f1c = ................... Hz f2c = ................... Hz
(.....)
63