You are on page 1of 9

Analisis Konsistensi Dokumen Perencanaan

PERAN ANALISIS KONSISTENSI DOKUMEN DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DI KABUPATEN POLMAN DAN MAMUJU PROPINSI SULAWESI BARAT
Kerangka Analisis Dokumen Perencanaan dan Penganggaran
Sistematika penyusunan perencanaan dan penganggaran daerah secara makro di mulai dari rencana strategis, rencana operasional, dan rencana kerja anggaran yang dimulai dari platform Bupati/Walikota pada saat menyatakan visi misinya, sesaat setelah dilantik sebagai sebagai kepala daerah. Berdasarkan platform tersebut, Pemerintah menyusun Rencana Pembangunan Daerah dan paralel dengan rencana strategis SKPD yang disusun oleh masing-masing SKPD dalam kurun waktu 5 tahun. Selanjutnya, berdasarkan Renstra SKPD, masing-masing SKPD menyusun Rencana Kerja SKPD setiap tahunnya. Selanjutnya dijabarkan dalam rencana kerja tahunan Pemerintah Daaerah. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) merupakan dasar penyusunan dokumen anggaran yang telah ditetapkan sebagai suatu keputusan pemerintah daerah mengenai rencana kerja pemerintah daerah setelah dibahas dengan DPRD. Dengan demikian, RKP merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, yang memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. RKP menjadi landasan bagi SKPD dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dalam satu tahun. Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) merupakan penjabaran perencanaan strategis dinasdinas/badan/kantor dan sudah diselaraskan dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Rencana kerja yang dimuat dalam RKA-SKPD harus diuraikan visi, misi, tujuan, kebijakan, program, berikut hasil yang akan diharapkan, dan kegiatan, beserta keluaran yang diharapkan. Di sisi lain, proses perencanaan dan penganggaran menurut uu 25 tahun 2005 harus dilakukan secara partisipatif (bottom up) yang meliputi; Musrenbang desa/kelurahan, musrenbang Kecamatan, musrenbang kota/kabupaten. Secara sederhana keterkaitan visi dan misi pemerintah daerah dengan proses penyusunan perencanaan dan penganggaran meliputi ;

Gambar :1

Keterkaaitan dokumen antara yang satu dengan lainnya menjadi penting karena untuk mengukur sejauhmana kesesuaian perencanaan sejak pemerintah menetapkan visi pembangunan 5 tahun (RPJMD) hingga penyusunan program dan kegiatan yang dilakukan setiap tahun. Persoalan yang kemudian dihadapi adalah bagaimana mempertemukan proses perencanaan dan penganggaran yang dilakukan secara top down maupun bottom up, serta sejauhmana konsistensi dalam memperhatikan keterkaitan antar dokumen perencanaan dan penganggaran dalam setiap tahapannya. Jika dilihat dari proses yang ada, maka forum musrenbang kota/kabupaten merupakan wadah yang tepat, meskipun pada kenyataannya forum ini belum memuaskan semua pihak Berdasarkan aturan perundang-undangan yang berlaku, dokumen perencanaan dan penganggaran yang perlu di perhatikan secara teliti untuk kemudian memastikan keterkaitan antara dokumen yang satu dengan yang lainnya dapat dilihat pada alur berikut :

Gambar :2

Konsistensi analisis perencanaan dan penganggaran di Kaabupaten Polewali Mandar Dari aspek proses penyusunanan, perencanaan dan penganggaran umumnya berdasarkan undangundang no 25 tahun 2005 tentang system perencanaan pembangunan nasional dan beberapa undang-undang dan peraturan pendudukung lainnya. Dimana dalam proses penyusunannya lebih bersifat komprehensif dan holistik dengan mengkombinasikan antara pendekatan politis, partisipatif, bottom up dan top down serta pendekatan teknokratik. Di kabupaten Polewali Mandar (POLMAN) Sulbar, pemerintah daerah telah menetapkan visi dan misi yang termuat didalam RPJMD, yakni : Visi : Terciptanya kepemerintahan yang baik dan terpercaya berdasarkan nilai agama dan budaya. Misi : 1) mendorong peningkatan kualitas manajemen dan administrasi pemerintahan, 2) membangun struktur perekonomian yang makin maju dan mandiri dengan memanfaatkan potensi lokal menuju pasar regional, nasional dang lobar, 3) mengoptimalkan pendayagunaan sumber daya alam yang berwawasan linkungan, 4) meningkatkan kualitas pengembangan SDM dan kesejahteraan sosial berdasarkan nilai agama dan budaya lokal, dan 5) mendorong peningkatan pembangunan demokrasi, kesadaran hukum dan HAM serta pendidikan politik. Jika kita mencoba mengkaji sejauh mana visi dan misi tersebut terjabarkan dalam dokumen perencanaan dan penganggaran, maka alur yang harus dilalui adalah seperti pada gambar 2 diatas. Misalnya misi mendorong peningkatan kualitas manajemen dan adminidtrasi pemerintahan, maka misi tersebut kemudian oleh pemerintah daerah menjabarkan dalam bentuk arah kebijakan seperti peningkatan kualitas perencanaan dan pengembangan system pelayanan publik dan seterusnya yang akan di capai dalam kurun waktu 5 tahun. Dari arah kebijakan yang ada kemudian pemerintah daerah kabupaten Polman menjabarkan dalam bentuk program kerja seperti pengembangan data based dan system informasi, perencanaan tata ruang, peningkatan system pelayanan publik dan seterusnya. Dokumen tersebut kemudian dijadikan sebagai pedoman oleh SKPD terkait dalam menyusun RENSTRA SKPD yang kemudian dijabarkan kedalam RENJA SKPD setiap tahun, dari dokumen ini pemerintah kemudian merangkum ke dalam RKPD tahunan, kemudian dipergunakan sebagai dasar penyususnan KUA-PPAS yang diusulkan kepada DPRD dalam bentuk RAPBD untuk di bahas dan ditetapkan sebagai APBD. Perlu digarisbawahi bahwa dalam RPJMD kabupaten POLMAN telah mencantumkan indikator target MDGs yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 tahun, sehingga dalam mengevaluasinya adalah sejauh mana target MDGs tersebut telah dicapai setiap tahun. Dari proses tersebut hendaknya setiap unsur harus memperhatikan keterkaitan dokumen perencanaan sampai pada penganggaran sebagai satu kesatuan yang saling terkait dan saling mendukung, terutama pada saat proses pembahasan di DPRD. Oleh karenanya pada saat penyerahan dokumen RAPBD kepada DPRD hendaknya disertai dengan dokumen pendukung tersebut sehingga DPRD dapat menjamin bahwa hasil keputusannya telah mempertimbangkan

keterkaitan secara menyeluruh dan tingkat konsistensi dokumen perencanaan dan penganggaran yang ada dengan cermat. Artinya bahwa DPRD sebagai lembaga legislasi harus menjamin bahwa APBD yang ditetapkan adalah merupakan implementasi dari upaya mewujudkan visi dan misi secara sistematis. Konsistensi analisis perencanaan dan penganggaran di Kaabupaten Mamuju Dalam proses penyusunan perencanaan dan penganggara hendaknya mempertimbangkan potensi daerah dan dokumen RPJMN, maka pemerintah kabupaten Mamuju bersama DPRD menetapkan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) tahun 2006-2010. Dalam dokumen RPJMD tersebut telah memuat visi dan misi pemetintah kabupaten Mamuju sbb : Visi : Gerakan membangun Mamuju menuju masyarakat maju dan mandiri. Misi : 1) peningkatan kesejahteraan rakyat, 2) Pembangunan ekonomi berbasis pertanian, 3) Pemerintahan yang bersih dan baik, 4) pembangunan ibukota dan penataan wilayah, serta 5) kepastian hukum dan rasa aman. Untuk dapat mewujudkan misi tersebut diatas, kemudian pemerintah kabupaten Mamuju menetapkan strategi pembangunan, Strategi pembangunan ini harusnya sinkron dengan misi yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika dicermati lebih teliti, dari misi pemerintah kabupaten Mamuju tersebut diatas telah dituangkan dalam strategi pokok pembangunan. Ini dapat dilihat dari rumusan strategi pokok pembangunan yang menekankan pada empat (4) aspek, yakni : Strategi : 1) Pertumbuhan ekonomi, 2) Pemerataan hasil pembangunan, 3) partisipasi masyarakat, dan 4) stabilitas ketertiban dan keamanan daerah. Bagaimana dengan arah kebijakan daerah?? Apakah masih konsisten terhadap upaya untuk mewujudkan misi pembangunan melalui strategi diatas?? Sebagai contoh salah satu misi adalah pembangunan ekonomi daerah berbasis pertanian, kemudian dituangkan kedalam arah kebijakan seperti pembaharuan system pertanian tradisional dan pengembangan komoditas unggulan. Permasalahannya kemudian adalah sejauh mana arah kebijakan ini mendukung upaya pembangunan ekonomi daerah yang berbasis pertanian? Ini kemudian oleh pemerintah menjabarkan kedalam program kerja seperti pengembangan dan pemberdayaan kelembagaan petani dan penyuluhan. Demikian seterusnya dengan program kerja dan kegiatan yang salin terkait hingga visi dan misi dapat terwujud pada tahun ke-5 pemerintahan. Dari alur proses perencanaan dan penganggaran tersebut maka pihak DPRD sebagai lembaga legislasi memiliki kewenangan berdasarkan undang-undang untuk menjamin bahwa program kerja pemerintah daerah yang termuat dalam APBD adalah merupakan upaya nyata untuk mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah. Hal ini dapat dilakukan oleh pihak DPRD apabila dalam proses pembahasan RAPBD dapat menggunakan dokumen pendukung perencanaan dan penganggaran yang ada secara konsiste

RENCANA STRATEGIS
.::: Visi Bappeda :::. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang, sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang diberi mandat oleh Undang-undang sebagai penyelenggara

kewenagan otonomi daerah di bidang Perencanaan Pembangunan Daerah, selalu dituntut untuk meningkatkan kinerja organisasi agar tujuan pembangunan dapat dirumuskan dan dicapai secara efektif dan efisien. Keberhasilan pembangunan Kabupaten Enrekang sangat ditentukan oleh kinerja BAPPEDA. Karena perencanaan merupakan factor kunci dan awal keberhasilan dari pencapaian tujuan pembangunan dalam berbagai bidang. Eksistensi BAPPEDA yang efektif dan efisien di masa depan, akan banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam manajemen perencanaan. Ini berarti bahwa perencanaan sebagai bagian dari dari keseluruhan proses pembangunan daerah, memelukan manajemen yang mampu menjamin terciptanya dokumendokumen dan produk perencanaan yang valid dan dapat dipercaya. Salah satu langkah dalam manajemen pada umumnya, dan juga manajemen perencanaan adalah perumusan visi organisasi, agar setiap anggota di dalamnya memahami arah dan tujuan-tujuan yang ada dicapai bersama. Pernyataan visi BAPPEDA akan dapat membantu setiap pejabat dan apratur untuk apat menilai kinerja masa lalu, dan mengindentifikasi berbagai langkah penting untuk dilakukan di masa depan. Visi diharapkan akan membankitkan motivasi kerja secara kolektif, karena setiap orang dalam organisasi akan memahami tujuan-tujuan untuk lima tahun yang akan datang. Pernyataan visi BAPPEDA diharapkan mampu menciptakan konsensus dari setiap stakeholders sehingga mereka memiliki komitmen yang tinggi dan mencurahkan segala daya dan kemempuan demi tercapainya cita-cita organisasi khususnya, dan pembangunan masyarakat Kabupaten Enrekang pada umumnya Disamping itu,pernyataan visi dapat diciptakan kesadaran kolektif diantara seluruh pejabat dan pegawai tentang pentingnya pencapaian kondisi ideal yang diinginkan dan dirumuskan secara bersama. Selain pandangan umum diatas, visi Bappeda juga dirumuskan dengan memperhatikan visi pembangunan jangka menengah daerah yang ditetapkan dalam RPJMD kabupaten Enrekang tahun 2009-2013 yaitu : MEWUJUDKAN KABUPATEN ENREKANG SEBAGAI DAERAH AGROPOLITAN YANG LEBIH MAJU, UNGGUL, SEJAHTERA DAN RELIGIUS PADA TAHUN 2013 Berdasarkan uraian di atas, berikut ini dirumuskan visi Badan Perencanan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang untuk lima tahun kedepan sebagai berikut: MEWUJUDKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG BERKUALITAS MENUJU KABUPATEN ENREKANG YANG LEBIH MAJU Perencanaan pembangunan daerah dimaksud dalam visi diatas, dapat dikatakan berkualitas apabila memenuhi beberapa aspek sebagai berikut : 1. Berbasis Kondisi Lokal Perencanaan pembangunan didasarkan pada potensi lokal dan bertujaun untuk menjawab dan menyelesaikan permasalahan dan kebutuhan lokal daerah. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan pembangunan daerah akomodatif terhadap dinamika dan aspirasi masyarakat. 2. Efektif. Sinergis dan Konsisten

Perencanaan yang efektif berarti dapat memecahkan berbagai permasalah yang dihadapi berdasarkan kepada prioritas yang telah ditetapkan, sesuai dengan pentahapan pencapaian hasil. Sinergitas perencanaan diartikan bahwa terciptanya keserasian/sinkronisasi perencanaan baik antara jenjang pemerintahan, anatar sektor/bidang pembangunan, antar pelaku organisasi pelaksana maupun integrasi kebijakan dan program pembangunan daerah dan nasional. Perencanaan pembangunan daerah harus tetap pada kerangka dan arah perencanaan pembangunan nasional guna mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional dan adaptif terhadap dinamika global. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah, maka diperlukan adanya perencanaan yang konsisten atau berkelanjutan selama periode perencanaan baik jangka panjang, jangka menengah dan tahunan, sehingga diharapkan dapat menuntaskan penyelesaian masalah atau target capaian perencanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu tertentu. 3.Partisipatif Proses perencanaan pembangunan harus mampu mengakomodir secara obyektif. berbagai kebutuhan dan aspirasi masyarakat agar dapat menghasilkan konsensus. bersama menuju perubahan lebih baik dan diterima oleh semua pihak. Oleh karena Itu dalam setiap pengambilan keputusan memerlukan keterlibatan masyarakat. Partisipasi aktif tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan memberikan dampak positif terhadap perencanaan pembangunan. Sebaliknya apabila partisipasi masyarakat diabaikan sedangkan mobilisasi masyarakat yang dikembangkan, proses pembangunan akan terhambat bahkan akan mengalami kegagalan, karena masyarakat kurang merasa memiliki hasil-hasil pembangunan. 4.Transparan Proses perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan menganut prinsip keterbukaan dan menerapkan pendekatan keadilan dan pemerataan. Dapat pula diartikan pelaksanaan proses perencanaan pembangunan daerah harus dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasiinformasi yang berkaitan dengan kepentingan publik dapat secara langsung diperoleh oleh mereka yang membutuhkan 5. Akuntabel Dalam melaksanakan dalam proses perencana dilakukan dengan terukur, baik secara kuantitas maupun kualitas, sehingga memudahkan dalam pegendalian. Akuntabilitas juga berarti menyelenggarakan perhitungan ( account ) terhadap sumber daya yang digunakan dan adanya konsistensi terhadap hasil-hasil perencanaan yang sudah disepakati dengan pelaksanaan bersama harus dijaga dan dipelihara.. .::: Misi Bappeda :::.

Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, maka setiap organisasi harus mempunyai misi yang jelas. Pernyataan misi mengidentifikasikan apa, dan untuk siapa organisasi, serta produk maupun jasa apa yang dihasilkan. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Bappeda serta agenda pembangunan Kabupaten Enrekang, maka dirumuskan misi BAPPEDA Enrekang sebagai berikut : 1. Mengembangkan mekanime penyusunan dokumen-dokumen perencanaan pembangunan secara terintegrasi dan realistis serta tepat waktu; 2. Pemantapan fungsi koordinasi dan komunikasi perencanaan dengan SKPD, lembaga pemerintah dan non pemerintah; 3. Mendayagunakan informasi potensi daerah dan sumber daya serta data base untuk perencanaan, melalui pendekatan dan pemanfaatan sistem informasi yang optimal; 4. Meningkatkan kapasitas perencanaan pembangunan daerah, dan peningkatan efektifitas sistem monitoring, evaluasi dan pengendalian perencanaan pembangunan; 5. Meningkatkan kemampuan kelembagaan perencanaan pembangunan daerah, melalui pengembangan manajemen perencanaan. .::: Tujuan dan Sasaran Bappeda :::. Penetapan tujuan didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan. Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu dan menggambarkan arah strategis dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan. Berdasarkan uraian tersebut, penjabaran visi BAPPEDA yang lebih spesifik dan terukur sebagai upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah Kabupaten Enrekang sebagai berikut :kkkkkkkkkkkk 1. Mengembangkan koordinasi/komunikasi perencanaan pembangunan daerah baik bidang sosial, ekonomi, infrastruktur fisik yang lebih berkualitas; Meningkatkan kualitas implementasi sistem perencanaan pembangunan daerah yang terintegrasi ditingkat daerah, daerah provinsi maupun pusat. 2. Mengembangkan sistem pendataan, evaluasi, pelaporan, informasi dan pengendalian perencanaan pembangunan; 4. Mengembangkan penelitian dan pengembangan kerjasama perencanaan pembangunan daerah; 5. Memberdayakan kapasitas kelembagaan dan manajemen BAPPEDA Kabupaten Enrekang. Demikian pula halnya dengan sasaran organisasi adalah pernyataan tentang hal-hal yang diharapkan oleh setiap unit organisasi dalam peranannya terhadap pencapaian visi dan misi

organisasi yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian tersebut, maka sasaran Rencana Strategis BAPPEDA Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut : 1. Terbitnya produk-produk perencanaan untuk pengembangan kualitas SDM dan kesejahteraan sosial, budaya dan pemerintahan; 2. Terbitnya produk-produk perencanaan yang menunjang ekonomi daerah; 3. Terbitnya produk-produk perencanaan sarana dan prasarana daerah serta SDA; 4. Terwujudnya sistem penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan secara baik dan kondusif; 5. Terjalinnya keseimbangan kerjasama perencanaan pembangunan daerah dengan daerah lain, provinsi dan pusat; 6. Terciptanya efisiensi dan efektifitas organisasi dan manajemen BAPPEDA Kabupaten Enrekang 2.4. Strategi dan Kebijakan Bappeda Strategi dan Kebijakan pada hakekatnya menjelaskan pemikiran-pemikiran secara konseptual, kualitis, rasional, realistis dan komprehensif tentang langkah-langkah yang diperlukan untuk memperlancar atau mempercepat pengembangan misi dan atau pencapaian visi yang telah ditetapkan. Strategi merupakan rencana menyeluruh dan terpadu mengenai upaya-upaya organisasi sebagai berikut; 1. Meningkatkan kualitas penyusunan produk-produk Dokumen perencanaan yang tepat waktu; 2. Membangun sistem dan mekanisme perencanaan pembangunan sosial, ekonomi, dan infrastruktur daerah; 3. Mengembangkan sistem informasi dan petunjuk teknis perencanaan pembangunan daerah 4. Mengoptimalkan pelaksanaan monitoring evaluasi dan sistem pengendalian perencanaan pembangunan daerah; 5. Mengembangkan kinerja organisasi dan managemen BAPPEDA Kabupaten Enrekang. 6. Mengembangkan fasilitasi, pembinaan dan koordinasi perencanaan pembangunan daerah 7. Membangunan upaya integrasi, sinkronisasi dan konsistensi perencanaan pada setiap dokumen perencanaan dan setiap jenjang pemerintahan. 8. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung serta profesionalisme dan kesejahteraan aparatur perencana. Untuk mencapai strategi dan sasaran maka diperlukan suatu intervensi dalam bentuk kebijakan organisasi. Kebijakan yang dimaksud merupakan suatu dasar atau pedoman bagi pelaksanaan suatu program dan kegiatan. Salah satu unsur penting dalam menetapkan unsur kebijakan adalah tidak hanya baik secara konsep melainkan dapat dilaksanakan secara konsisten, sistematis dan berkesinambungan.

Penetapan kebijakan sebagai suatu cara untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam Renstra Bappeda Kabupaten Enrekang disusun dengan tetap memperhatikan Program Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Enrekang tahun 2009-2013 yang relevan dengan kelembagaan BAPPEDA. Dalam kaitannya dengan Renstra Bappeda Kabupaten Enrekang, maka kebijakan yang ditetapkan adalah sebagai berikut : 1. Membangun komunikasi perencanaan yang lebih berkualitas dengan SKPD, baik Kabupaten, Provinsi dan Pusat untuk menjamin integrasi, kosistensi dan sinkronisasi perencanaan yang akan tertuang dalam beberapa dokumen perencanaan pembangunan daerah. 2. Mengembangkan Sistem Informasi Perencanaan dan pembangunan daerah yang dapat diakses oleh semua elemen; 3. Mengembangkan pendampingan dan advokasi proses perencanaan Buttom Up serta membuka ruang Partisipatif masyarakat dalam proses perencanaan dan pembangunan daerah ; 4. Memantapkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tperencanaan pembangunan ; 5. Meningkatkan kapasitas dan keseimbangan kerjasama perencanaan pembangunan antara lembaga pemerintah daerah non pemerintah ; 6. Memberdayakan sistem kelembagaan dan kompetensi aparatur BAPPEDA Kabupaten Enrekang dalam perencanaan pembangunan yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang cukup dan memadai. 7. Mengembangkan kajian dan penelitian sebagai bahan dalam formulasi perencanaan dan kebijakan operasional pembangunan daerah

You might also like