You are on page 1of 114

PDBK dalam Puisi

Catatan dan gubahan selama perjalanan PDBK

PURNAWAN JUNADI AGUNG DWI LAKSONO (EDITOR)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2012

PDBK dalam Puisi


Catatan dan gubahan selama perjalanan PDBK

PURNAWAN JUNADI AGUNG DWI LAKSONO (EDITOR)

2012 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Cetakan Pertama Januari 2012 Penata Letak ADL Desain Sampul ADL Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Pemegang Hak Cipta.

ii

D o a
Ya Allah, mudahkanlah kami menuliskan, semua yang bermanfaat untuk dibaca oleh sesiapapun, sesungguhnyalah Engkau Maha Mengetahui semua rahasia hati, persulitlah kami ya Rabb, menulis hal2 yang tidak perlu, permudahlah menulis semua hal yang bermanfaat bagi pengagunganMu. jadikanlah hati kami ikhlas, tuk menerima setiap masukan, kritikan, jadikanlah kami ikhlas, ridho, tidak menjadi siapa2 dalam buku itu, tetapi buku itu selesai atas KuasaMu, melalui tangan2 ummat, insan muliaMu secepat RencanaMu Ya Rabb
Sawi Gunadi 15 Desember 2011, jam 20:47

Ya Allah, berilah kami mimpi agar negeri ini terbebas dari masalah kesehatan wujudkanlah mimpi itu untuk menjadi kenyataan yang tidak terbantahkan.
Ano Kamis 15 Desember 2011, jam 14:4
iii

iv

Pengantar
Puji syukur, pada akhirnya buku PDBK dalam Puisi edisi cetak ini bisa terselesaikan dan sampai ke tangan pembaca, terutama para penggiat PDBK. Buku ini, yang lebih merupakan salah satu potret perjalanan PDBK sebagai sebuah gerakan perubahan, merekam banyak kejadian kegalauan selama perjalanan PDBK tiga tahun terakhir. Pada awalnya para penggiat PDBK selalu dilingkupi kebutaan, ketidaktahuan, sampai pada penggiat yang merasa sangat tahu filosofi gerakan ini. Meski pada akhirnya, sampai pada suatu titik kesadaran baru, dengan ikhlas menyatakan ketahuannya ternyata salah, kemengertiannya ternyata keliru. Keikhlasan dan kerendahhatian untuk mengakui kekeliruan dalam memahami itu sendiri sudah merupakan titik awal sebuah kesadaran baru. Keikhlasan untuk berterima. Ibarat hukum sebuah pergaulan... Bergaulah dengan penjual minyak wangi, agar kita selalu ketularan wanginya. Merapatlah pada penggiat gerakan ini, agar kita bisa belajar ikhlas berterima...
v

Akhirnya, kami banyak berharap sapa yang lebih intensif, untuk sekedar berbasa-basi, atau kita benarbenar melebur menjadi wangi.

Salam, -Editor -

vi

Daftar Isi
Pengantar Daftar Isi Pada Awalnya Adalah Kebutaan PDBK Itu Pemberdayaan Masyarakat? Dialog Dialog ala Socrates Blind Spot Bukan mimpi PDBK.... Tupoksi (1) Tupoksi (2) Tupoksi (3) Tupoksi (4) Disfungsi Kita Seorang Anak Bertanya pada Ibunya Keberterimaan Tanpa Syarat Kiat sebagai Pendamping Nekad Padi Berisi Makin Merunduk? Mengamati Perubahan Prinsip Belajar Kami Hidup dalam Flow Cuma di Pedebeka
vii

v vii 1 3 5 9 10 12 14 15 17 18 19 20 23 25 28 30 32 36 38 39 42

Rasa Sakit Bersama Mimpi Pegunungan Bintang and Our Beloved Enny (1) Pegunungan Bintang and Our Beloved Enny (2) Menjelang Ramadhan : Tuhan Maafkan Kami Sedang Sibuk (1) Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk (2) Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk (3) Sembilan Srikandi Dari Telaga Biru (1) Sembilan Srikandi Dari Telaga Biru (2) Reduksi Pemahaman Pusat Informasi Perubahan Mindset Bayangan Emergence Coba? PDBK Jembatan Emas Aku Mau Berubah Sore Ini Suatu Hari Nanti Suka Duka Berbahagialah Sepi Aduh...! Epilog 2011 Melangkah Menuju... Pertanyaan
viii

45 47 50 52 54 56 57 59 62 63 65 66 69 71 73 75 77 79 81 83 84 86 89 91 92

Terima Kasih Dear Kerabat Sekretariat Terima Kasihku Sejawat Kita Bisaaa, Ayoo Dialog Kontemplasi Dialog Pribadi PDBKerz-Kontemplasi Pribadi PDBKerz

93 94 95 97 98 99

ix

Ini tugas berat, tentu saja! but thats why we are all here to help initiating those dialogs! -Husni MuadzMuadz-

xi

xii

Awalnya Pada Awalnya adalah Kebutaan

Page |1

2|Page

PDBK Itu Pemberdayaan Masyarakat?


Apakah PDBK itu merupakan sebuah bentuk pemberdayaan masyarakat ? adalah Pak Ismail Kepala dinas Provinsi NTB mengatakan kegiatan PDBK pada dasarnya akan membawa masyarakat bukan lagi sebagai sasaran tetapi harus menjadi pelaku bagi perubahan kondisi kesehatan mereka sendiri. masyarakat diberdayakan hingga mandiri menuju kondisi status kesehatan yang baik. Pak TS langsung menjawab, PDBK bukan seperti itu! ranah PDBK adalahranah aparat/pelaku kesehatan. Jadi, PDBK adalah pemberdayaan aparat kesehatan Pernyataan Pak Ismail malam itu sebenarnya merupakan salah satu gambaran tentang PDBK yang telah mengendap di otak saya selama berbulan-bulan mengikuti perjalanan lahir dan bertumbuh kembangnya PDBK. Akhirnya malam ini, di Mataram ini, perkiraan saya tentang PDBK
Page |3

merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat jadi meluruh PDBK merupakan bentuk pemberdayaan aparat kesehatan. Yang bisa saja bersinergi dengan pemberdayaan masyarakat. Salam Pembelajar PDBK Rofi Mubasyiroh Peneliti Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat 2 Mei 2011, 4:51 pagi

4|Page

Dialog
Dialog adalah medium pembelajaran, bukan medium untuk memecahkan masalah melalui dialog kita belajar bagaimana menjadi pendengar yang produktif, mengosongkan pendapat kita ketika mendengar pendapat orang lain. Pendapat orang lain dan pendapat kita menjadi bahan bahan dasar yang akan diolah bersama untuk membuat sintesa baru Dialog adalah latihan untuk tidak melihat sebagai ajang pengujian kebenaran pendapat sendiri dan pengujian kelemahan pendapat orang lain. kalau ini yang terjadi, maka proses pembelajaran tidak berlangsung, karena pendapat yang kita pertahankan itu adalah pendapat yang telah kita miliki bukan yang kita pelajari atau dapatkan Belajar menjadi pendengar berarti bukan saja belajar memahami perspektif orang lain, tapi juga belajar menikmatinya. Untuk bisa memahami dan menikmati Pada fase PERTAMA kita perlu mengosongkan diri
Page |5

Sekurang-kurangnya menahan diri untuk TIDAK memberikan penilaian langsung terhadap apa yang sedang didengarkan, baik di dalam hati dan atau dengan menyatakannya secara verbal belajar mendengar bukanlah hal yang mudah. Seringkali di interupsi oleh yang lain sebelum usai selama ini kita mengkonservasi pembentukan value judgement itu. setiap kali kita mendengarkan pembicaraan orang lain, baik overt maupun covert, maupun kedua-duanya. Bila yang covert (left-hand column) dan yang overt (right-hand column) tidak match, maka muncul proses ketidakjujuran. lain apa yang difikirkan dengan apa yang dikatakan. bila keduanya match proses ketidak jujuran tidak muncul tetapi kita telah memberikan reaksi terlalu awal terhadap salah satu bahan dialog. Bukan itu saja. Adanya value judgement yang prematur ini secara implisit berarti bahwa kita telah menetapkan SYARAT bagi keberterimaan melalui alam bawah sadar Orang lain kita terima bila ia sependapat dengan kita kita bereaksi bila pendapatnya tidak sejalan dengan kita! Kita telah menentukan kriteria antara in group dan out group, yang in group adalah yang sejalan dengan pendapat kita, yang out group adalah yang di luar itu Inilah barrier pertama
6|Page

Fase KEDUA adalah fase kritis fase pembongkaran asumsi-asumsi yang menjadi latar dari setiap pendapat. setiap orang harus belajar mengekplisitkan asumsi asumsi yang tidak muncul ketika pemaparan awal value judgement menjadi relevant, bukan dalam rangka pengujian antar pendapat tetapi dalam rangka melihat konsistensi/koherensi internal antara asumsi asumsi dan pendapat. Fase ini akan melahirkan olahan lanjutan dari masingmasing pendapat, tapi produk dari fase ini masih berfungsi sebagai bahan mentah. Yang krusial adalah adanya pembelajaran dari masing peserta untuk TIDAK bersikap defensif (kecuali sekedar untuk klarifikasi) ketika asumsi-asumsi dasarnya dibongkar oleh semua peserta. Itulah fase kritis, karena masing-masing peserta berlatih untuk menahan rasa sakit. Tapi rasa sakit ini diharapkan tidak akan melahirkan friksi, sebab setiap orang telah berada dalam in group (telah saling berterima) yang telah terbentuk melalui fase pertama. Fase terakhir (KETIGA) adalah fase sintesis konstruksi dunia baru berdasarkan bahan-bahan dasar yang terbentuk melalui fase satu dan dua Melalui berfikir sistem, setiap orang berpartisipasi dalam proses konstruksi. Inilah fase pencerahan (collective dance of the minds), fase seni dalam dialog, setiap orang merasa berkontribusi tapi tanpa merasa ada yang mendominasi atau didominasi.
Page |7

Semua adalah komponen konstitutif untuk tujuan yang diinginkan bersama. Bukankah ini awal dari cara hidup untuk melahirkan unity? Triono Soendoro Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Perlindungan Faktor Risiko Kesehatan Jumat, 22 april 2011 jam 21:45

8|Page

Socrates Dialog ala Socrates


Pak TS, itu namanya dialog ala Sokrates. Ia selalu bertanya karena ingin tahu, bukan karena sudah tahu. Tetapi dalam waktu yang bersamaan yang ditanya menjadi tahu, atau lebih tepatnya, menjadi sadar sehingga bisa menemukan jawabannya sendiri ttg apa yang mesti dia ketahui. Sokrates menjadi filosof bukan karena pengetahuannya (dia tidak pernah menulis apapun, apalagi menulis email) yang ia ceramahkan pada orang lain, tetapi karena kemampuannya, melalui bertanya dan bertanya, utk menggugah nurani terdalam lawan bicaranya sehingga mereka bisa melihat dunia dengan cara yang berbeda dan berbuat dengan cara yang berbeda pula. Kata sokrates dalam pembelaan dirinya dipengadilan: saya setidaknya lebih bijak dari mereka yang memusuhi saya karena saya mengetahui bahwa saya tidak mengetahui, sedangkan mereka tidak mengetahui bahwa diri mereka tidak mengetahui. Olahkarenanya mereka lebih sering ceramah daripada bertanya. Saya bertanya karena ingin mengetahui, katanya, dan dengan itu pula lawan bicara saya menjadi sadar apa yang telah mereka 'ketahui' Husni Muadz Filsuf Universitas Mataram

Page |9

Blind Spot
Semua atlet memiliki pelatih. Bahkan, Muhammad Ali atau Mike Tyson pun juga memiliki pelatih. Padahal jika mereka disuruh bertanding melawan pelatih mereka, jelas para pelatihlah yang akan KO kurang dari 1 ronde. Lalu mengapa Ali, Tyson dan para atlet butuh pelatih? padahal mereka jelas-jelas lebih hebat dari para pelatih mereka Ali dan para atlet top lain butuh pelatih bukan karena para pelatih mereka lebih hebat dari mereka, namun karena mereka butuh orang lain yang punya kemampuan khusus untuk melihat hal-hal yang TIDAK DAPAT di LIHAT SENDIRI oleh mereka. Hal-hal yang tidak dapat dilihat oleh mata sendiri itu disebut BLIND SPOT = TITIK BUTA. Tiap orang, bukan hanya para atlet top, punya TITIK BUTA. Untuk bisa mengetahui apa titik buta kita atau dimana titik buta itu berada, diperlukan bantuan orang lain! Kita butuh orang lain untuk mengawal kehidupan kita, sekaligus mengingatkan kita seandainya prioritas hidup mulai bergeser.
10 | P a g e

Orang itu bisa atasan langsung kita, guru, orang yang kita hormati Kyai, Pastur, Pendeta bahkan sahabat dan kerabat kita. Kita butuh orang lain menasihati, mengingatkan, bahkan menegur kita jika kita mulai melakukan sesuatu yang keliru, yang kita tidak sadari. Tetapi, untuk bisa menerima koreksi, nasihat & teguran yang justru akan bisa menyelamatkan kita diperlukan kebesaran jiwa dan kesediaan. Tidak ada manusia sempurna. Kita bukan Nabi atau Malaikat. Jadi biarkan orang lain menjadi "MATA" kita sehingga kita bisa melihat apa yg tidak bisa dilihat dengan mata dan hati sendiri. Di komunitas PDBK pun, entah para suhu, PDBK'ers, staf Sekretariat, dan semuanya, punya kekurangan dan "mata" itu Anorital Anorital Sutanbatuah Peneliti Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Senin 12 Desember 2011 jam 21:42

P a g e | 11

Bukan mimpi PDBK....


temans pdbk ..... sebenarnya saya sudah tak terfikirkan lagi setelah ada alternatif kebijakan gerakan pencerah nusantara. seperti yang sering saya utarakan tentang startegi "pendampingan", yang sebenarnya dan dibutuhkan oleh rakyat. yang dipelopori oleh kantor asisten presiden urusan mdg's. sehingga paling tidak dengan gerakan tersebut kita bisa membuat "ukuran" yang jelas dan terang benderang tentang berhasil atau tidaknya upaya pendampingan ditengah rakyat tersebut dalam rangka mengatasi pdbk. saya tidak mempersoalkan berapa besar dana yang sudah kemenkes keluarkan selama ini, untuk berbagai upaya "pembelajaran" pada birokrasi daerah atau pada jajaran kemenkes itu sendiri. tetapi terus terang saja saya juga ikut sedih jika kita belum bisa memberikan contoh yang tepat bagaimana keberhasilan dan ketidakberhasilan yang kita kerjakan dengan berbagai macam kalakarya tersebut. padahal saya sudah sering katakan, bahwa pendekatan "topdown" itu sudah sangat konservatif , apalagi hanya dijalankan "melalui dialog" saja !
12 | P a g e

milis seperti ini (dalam era keterbukaan) akan sangat berguna jika ada diantara kita yang bangkit keberaniannya untuk mengadakan semacam alternatif strategi atau sekedar otokritik pada strategi yang sudah dijalankan. tapi rupanya, sejak saya ikut membaca milis ini, sangat jarang sekali yang berani berbeda pendapat dengan para suhunya. sayang sekali...... Bambang Sulistomo Staf Khusus Menteri Kesehatan sudah sering dikritik maupun dikitik-kitik tapi selalu bangkit dengan menggelitik.

P a g e | 13

Tupoksi (1)
Yth. para Sesepuh PDBKers Sebagai anggota tim PDBK-Badan PPSDM, rasanya malu, sedih,, dan ngiri, disertai permohonan maaaaaffff yang se beeessssarr-beeesarnya. pokoknya campur aduk dech....... mengapa kami belum memulai, padahal sudah pembekalan...... dan pada setiap rapat, kalau diajukan.... selalu dikatakan buukkkan tupoksi..... he.he..he. Selamat ber sharing-sharingan. Wahyu Hidayat Widya Iswara Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto

14 | P a g e

Tupoksi (2)
kopi dalam cangkir hampir menemui dasarnya, tandas. kami tetap saja berdiam. aku terpaku pada layar 10 inchi dan sebuah buku kumpulan cerpen 'Korrie Layun Rampan', abah tergugu pada buku 'speech act' yang hampir mirip kitab suci baginya. berkembang dalam pikirang masingmasing. kami tediam, termenung, hanya terhubung dalam rasa dan pikiran masing-masing. sepi saja tampaknya, meski sebenar riuh dalam otak kami, bertautan dengan peristiwa dua hari terakhir yang memenuhi ruang pikir. adakah kesia-siaan yang tengah kami bangun? tupoksi! demikian seorang kerabat kami memberikan alasan terhentinya dia bergerak. menyayat hati kami. sedikit.

P a g e | 15

heiiii... bukan saatnya mengeluh! kerja! kerja! kerja! *ngelantur *menampar diri sendiri Agung Dwi Laksono Peneliti Kemlinthi Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat #bandara adi sucipto jogjakarta_03062012

16 | P a g e

Tupoksi (3)
TUPOKSI...... tugas pokok dan fungsi. seandainya aku sebuah RODA pedati, maka TUPOK aku adalah: berputar dan terus berputar. dan FUNGSI aku adalah: menggelindingkan gerobagnya berjalan menuju satu tujuan. Disini semestinya pada saat TUPOK mungkin iya ada fragmentasi, namun pada saat SI (FUNGSI) maka berlakulah hukum system yang bersifat Unity. apakah bukan demikian suhu? sehingga masing-2 bagian dari gerobag itu mempunyai TUPOK yg berbeda (fragmented) akan tetapi mempunyai SI (Fungsi) mempertahankan keberadaan gerobag itu secara unity agar bisa mencapai tujuannya. apakah demikian ??

Budijanto Didik Budijanto Peneliti Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat

P a g e | 17

Tupoksi (4)
Tupoksi adalah default zone pembatas antar orang. PDBK adalah kawasan bebas sekat, the freedom zone, kawasan tempat dialog dan tindakan kolektif dimakmurkan dalam rangka pembebasan diri bersama (bukan memperdayakan diri atau memberdayakan diri. Istilah yang terakhir adalah terma kontradiktif karena kata berdaya tidak pernah digunakan dalam artian positif). Nah siapa yang enggan keluar sebentar untuk menikmati zona baru yang membebaskan itu? Coba perhatikan beberapa presentasi di jogja kemarin! Bukankah telah kita tangkap dari sinar mata mereka bahwa mereka telah merasa bebas dan kelihatan sangat percaya diri? Mereka telah mulai belajar menikmati bagaimana rasanya terbebas dari (freedom from) sekat sekat diri sebelumya....Tupoksi sebenarnya dibuat untuk kebebasan (memiliki muatan deontologis), tetapi sekarang telah dilihat sebagai constraint. Jadi isunya bukan Tupoksi, tetapi mind set, mind set yang tidak membebaskan. Nah PDBK adalah katalis dalam rangka normalisasi menuju kebebasan dan prmbebasan itu. Siapa bilang tujuan jangka pendek PDBK adalah IPKM? IPKM yg meningkat adalah konsekuensi jangka panjaang. Tujuan jangka pendeknya adalah terjadinya pembelajaran (baca: pembebasan) dari semua warga Bakti Husada. Husni Muadz Filsuf Universitas Mataram
18 | P a g e

Disfungsi Kita
Terimakasih teori-teori p TS, tapi kita melihat kenyataan di lapangan mungkin sistem kita juga yg menyebabkan ter-kotak-kotaknya pemikiran, pekerjaan bahkan ego. Sebetulnya kami sdh mencoba bekerja, berpikir dan melaksanakan secara lintas program, tapi pada kenyataannya sekarang ini kita malah kesulitan, karena orang-orang tidak lagi mau berpikir, bekerja bahkan melaksanakan tugas-tugas bersama yang seharusnya sudah menjadi tanggungjawabnya, tapi karena target pencapaian subdit/bagian ini, akhirnya semua kembali hanya berpikir, bekerja dan melaksanakan kotak-kotak tadi. Inilah yang menyebabkan kita tidak lagi berpikir tercapainya tujuan organisasi yang lebih besar, tapi hanya target subdir/bagian. Terkadang seperti kami ini seperti berenang atau naik kapal sendiri ditengah laut yang luas, tidak pernah sampai-sampai ke tepi. Saya berharap memang mungkin sistem kita mulai dari P1, P2, P3 harus dibenahi dan cuci mindset masing-masing orang sangat penting kalau kita mau membawa negara khususnya pembangunan kesehatan semakin maju. Kalau otonomi daerah bisa membuat armadanya berpikir satu, bagaimana dengan kita yang di pusat, apakah tidak bisa seperti itu?? Harusnya bisa, kalau semua berpikiran yg sama dan mau berubah. Termakasih masukan. Retno Budiastuti Staf Dirjen BUK, Kemenkes RI BUK,

P a g e | 19

pada Seorang Anak Bertanya pada Ibunya


Seorang anak bertanya pada ibunya "Apakah kita bisa hidup tanpa salah selama hidup kita? Ibunya menjawab, "Tak bisa nak" Putri ini bertanya lagi "Apa kita bisa hidup tanpa salah dalam setahun?" Sambil tersenyum ibunya menggelengkan kepala "Apa kita bisa hidup 1 bulan tanpa melakukan kesalahan?" Ibunya tertawa, "tak bisa juga, nak" "ini yang terakhir, ibu, apa kita bisa hidup tanpa salah dalam 1 jam?" Akhirnya ibunya mengangguk! "Kemungkinan, bisa nak!" "Jika begitu, aku akan hidup benar dari jam ke jam" Dari Latihan yang kecil & sederhana, akan jadi terbiasa, Apa yang sudah terbiasa, akan jadi sifat, Sifat akan jadi karakter, Karakter akan jadi destiny! Hiduplah 1 Jam TANPA: marah, hati Jahat, pikiran negatif,
20 | P a g e

menjelekkan orang, serakah, benci, sombong, egois Hiduplah 1 Jam DENGAN: kasih, sukacita, damai, Sabar, lemah lembut, murah hati, rendah hati, pengendalian diri. Ulangilah untuk 1 jam berikutnya dan 1 jam seterusnya. Mafrawi Staf Dinas Kesehatan Provinsi Aceh Sabtu Sabtu 26 November 2011 jam 13:04

P a g e | 21

22 | P a g e

Keberterimaan Tanpa Syarat

P a g e | 23

24 | P a g e

Pendamping KIAT sebagai Pendamping


Yth bapak Ibu semuanya, Saya Theresia Ronny Andayani adalah contoh anggota TIM Pendamping PDBK Pusat yang paling LEMOT untuk sadar ajaran Pak TS dan Pak Husni....semoga hanya saya yang lama "Ngeh" supaya PDBK sukses.... TERNYATA sekalipun saya termasuk salah seorang yang ikut PDBK pada Sept- Des 2010 dan diberi kesempatan pak TS membantu menuangkan buah pikiran pak TS, pak Trihono, pak PJ, ke DRAFT buku pedoman PDBK khususnya buku dua (2) NAMUN itu bukan jaminan cepat paham dan cepat sadar makna PENDAMPINGAN sesungguhnya yang dimaksud pak TS masih tercampur pola lama.... Kunci PDBK adalah pendampingan.... dan NON MATERIAL, tetapi "HOW" menDAMPINGI? bukanlah hal mudah....dan dalam urusan bagaimana mengaplikasikan sebagai PENDAMPING PDBK justru saya lah yang paling LEMOT untuk "ngeh". Syukurlah waktu di NTB kemarin pak TS menggelar dialog santai..dan memunculkan penyadaran .... Kesadaran yg mampu tertangkap /terkesan bagi saya ada 3 poin;

P a g e | 25

1. Untuk jadi pendamping tidak perlu memberikan jawaban atas masalah yang dihadapi mereka, TETAPI sebaliknya melakukan eksplorasi kemampuan mereka untuk mengenali solusi yang sesuai... (Kondisi, budaya, ekonomi, dll) 2. Kalau di kecantikan ada istilah inner beauty. kalau di PDBK kita mendampingi mereka untuk menumbuhkan INNER-SPIRIT yg mereka punyai...namun belum muncul.... 3. Jika Inner spirit telah muncul.. diieksplore lebih dalam supaya STABIL . karena akan mendorong mereka meningkat ETOS kerja yang kreatif kokoh, dan tidak mudah putus asa.... Pak TS, mohon maaf jika pemahaman saya masih salah, kami siap digembleng lagii.... Beruntunglah saya karena kebodohan saya maka jadi diingat pak TS .hehehe Yth Pak TS, p Husni Terima kasih yang sangat mendalam kami sampaikan kepada pak TS, pak Husni....karena akhirnya saya 1. SADAR dan tahu apa yang saya tidak tahu, dan 2. SADAR bahwa sayalah orang yang paling lama (bahkan bisa masuk bodoh hehee....) dalam memahami dan melakukan perubahan yang diharapkan...

26 | P a g e

Syukurlah sekarang sudah ada kiat menjadi Pendamping...jadi lebih memberikan gambaran...:). Seandainya kiat - kiat tersebut dibukukan barangkali akan lebih handy ..... (Karena jaringan Net tidak selalu bagus) Salam Sukses PDBK Theresia Rony Staf Kementerian Kesehatan

P a g e | 27

Nekad
aku bicara jam berapa? nanti bapak panel dengan beliau-beliau yah? ah, aku ga level donk, nanti aja ya sudah, silakan malam itu usai. jadi, saya jam berapa nih? lho bapak semalam bilang ga level, jadi bapak siap bicara nih jam berapa? agak siangan, Pak ok, saya balik hotel lagi ya, tidur dulu ha? sore saya biasanya dua jam ah yang lain 15 menit, lanjut tanya jawab Pak wah, gimana sih kami persilakan banyak, padet, teoritis, sesuai bahan yang disiapkan, pokok-e itulah, apapun butuhmu inilah punyaku jadi aku biaya sendiri nih, kan narasumber, disediain biaya donk maaf Pak, kami tidak membiayai nara sumber
28 | P a g e

Pak Panitia, ada tamu yang belum menyelesaikan kewajiban yang mana? kamar sebelah bapak ooo nekad Mandirilah! Sawidjan Sawidjan Gunadi Pensiunan Kementerian Kesehatan Minggu 15 Mei 2011, jam 20:21

P a g e | 29

Padi Berisi Makin Merunduk?


nope! perhatikan acara idols dan debates di tv. setiap peserta menunjukkan isi dan kemampuan mereka berargumen pada tone suara yang seringkali meninggi, dimana disusul dengan penekanan-penekanan pada kata-kata. Mereka berusaha mencuat dengan kemampuan celotehan mereka. Meskipun pemirsa yang menonton merasa muak dan geli melihatnya. Bagaimana saya mengetahui isi anda kalau cuma merunduk-runduk? tanpa menunjukkan apa isi dari Isi? Niscaya, tulang punggung anda akan menerima beban yang lebih berat. Di mailing list ini, isi yang dicuatkan setiap peserta apa lagi sudah pernah ada pengalaman atau sementara menjalani sangat diharapkan. stupid ideas, diapresiasi, kok bisa yah? Perhatikan juga pada seminar atau conference international. teman-teman yang dari negara-negara Afrika, India
30 | P a g e

mereka nampak menguasai atmosfir seminar peserta dari Thailand dan China yang Englishnya minta ampun --- terbata-bata tapi pedenya minta ampun. Kita sendiri? bagian foto-fotonya saja. Termasuk foto bersama, lengkap dengan name tag. Apakah itu karena kita merunduk, lantaran kita ini berisi? Roy Massie Peneliti Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Masyara Pemberdayaan Masyarakat Rabu, 4 Mei 2011 jam 23:04

P a g e | 31

Mengamati Perubahan
banyak kata-kata bijak yang selama ini sering terdengar bermunculan ketika peserta berusaha tampak paham akan maksud PDBKdiri kita sendiri yang harus diri berubah terlebih dahulu sudah segala upaya kami lakukan (tetapi ketika ditanya apakah sudah seluruh komponen terlibat, teman terdiam) hal itu yang terjadi ketika Pak Rachman kadis kab lobar tampil, wah sudah mirip pak TS lho. lepas baju, lepas jabatan asik betul bisa bicara tanpa takut selama ini jabatan menutup pikiran kreatif (contoh bravo untuk pak Prof. Budi Sampurna yang menuliskan namanya tanpa embel2 benar-benar nuansa pdbk) nuansa yang mulai dihadirkan oleh pak Siswanto dan pak Didik...cie-cie- sudah 'kloningan pak TS juga lho'.. dan ketika sudah terbangun suasana saling mempercayai yang diciptakan pak TS, muncullah sebuah pernyataan yang menggambarkan sebuah kejujuran dengan mengakui bahwa kita sudah cerdas dalam peng-SPJ-an dan tak lama kemudian ketika suasana kian mencair ada pengakuan bahwa: kita sudah bekerja keras sedikit cerdas tetapi belum jelas! nah-lho, seru.belum jelas.

32 | P a g e

kebiasaan mendengar instruksi kebiasaan orang pusat berceramah, kebiasaan tidak didengar membuat bingung, kog gak keluar2 nasehat apa yang harus kami lakukan???? akhirnya seorang senior bertanya: jadi : apa???? apa yang harus kami lakukan, strateginya apa???? kan Pak TS sudah berkeliling-keliling provinsi lain??? ---berkelilingternyata ini yang sudah ditunggu-tunggu suhu pdbk kita, pertanyaan ini! yang dua minggu yang lalu juga muncul di pertemuan pdbk dihotel Sahidn bertugaslah pak jenggot julukan Pak TS untuk Pak Ismail (Fasilitator Gender NTB <32C.png>) memfasilitasi kehausan jawaban teman-teman puskesmas. n sukses ditandai dengan manggut-manggut peserta Sipp!!!! di ruangan ini tak ada orang gizi, tak ada orang imunisasi, tak ada orang kesehatan ibu/anak, kita semua tenaga kesehatan --- membanggakan bagi hamba yang berasal dari gizi, semua orang bicara bagaimana menurunkan gizi kurang, pendek, kurus, dan meningkatkan timbang, linakes, kn1, imunisasi ini kan yang sering kami bicarakan, tapi tak sebanyak ini yang memikirkannya.jadi pdbk yess yesss n yesss andai hamba punya wewenang <338.gif><338.gif><338.gif><349.gif> akan hamba arahkan dana bimtek untuk pendampingan pdbk bersama teman2 dari kegiatan ibu, anak, imunisasi, dll pendampingan dengan mendengar, bukan ceramah sesuatu yang tak diperlukan teman di daerah karena kita kurang mendengar mengakibatkan kedatangan pusat selama ini hanya menjadi beban prov/kabupaten, apalagi budaya minta dijemput, minta diservice masih melekat.dan yang paling menyedihkan, hasil bimev or monev or ev ev lainnya tanpa tindak lanjut.
P a g e | 33

lagu lama yang tak indah lagi didengar. hanya akan merusak keindahan puisi pak Sawi dari tengah laut wakatobi<329.png> ada lagi nipenderita TB dikawal, diawasi minum obat selama 6 bulan; sementara ibu hamil anemia dibiarkan dibiarkan, tak ada inovasi bagaimana mengawal tablet besi folat diminumkepatuhan hanya 18%, dan dibiarkan padahal menyangkut manusia yang akan dilahirkan, asset????<32C.png> yang terjadi lagi, peserta dibuat alert disituasikan sigap merespons karena pak TS sering dengan tibatibatiba meminta pendapat yang ditunjuknyahihihi saya yang menulis rekaman apa yang terjadi saja sering bingung, lho kog tiba-tiba ganti channel? itulah pembelajaran kata pak Sis yang sudah hampir mirip pak Husni macro-cosmos. kapan lagi ya dengar lanjutan ilmu macro cosmosnya Paaak??? ah sudah dulu ya, dah nguantuk... demikian deh catatan kalakarya pdbk Lobar hari pertama, maafkan saya tak pandai menulis.saya ahli staf di direktorat gizi yang masih belajar mendengar selama ini terlalu banyak bicara yang belum tentu diperlukan teman-teman di daerah. punya gelar fasilitator tetapi lebih sering jadi orator semoga saya bisa berubah supaya lebih bermanfaat.aminnn...

34 | P a g e

dari pendamping yang juga cukup lemot (niru istilah de rofiapalagi baru bergabung dengan teman-teman peneliti.asik antara kuningan dan percetakan kita jatuh cinta..cinta PDBK!!!! sukses ya.salaaam. Tinexcelly Simamora Ahli Staf Dirjen Bina Upaya Kesehatan

P a g e | 35

Prinsip Belajar
Prinsip belajar yang juga kita perlu pahami adalah proses belajar bersifat individual. Kita sendiri bisa membedakan antara kecepatan dan efektivitas mempelajari sesuatu yang menarik dan yang tidak menarik. Orang akan menyerap dan mempraktekkan apa yang baru dipelajarinya bila ia merasa bahwa apa yang dipelajarinya itu berarti. Ini sebabnya maka ada ahli yang mendalami experiential learning di mana individu menemukan sendiri makna dan aha dalam pengalamannya, sehingga ia bisa menceriterakan kembali, bahkan mengotak-atik konsep ini dalam pemikiran dan perbuatannya. Pembelajaran ala PDBK yang telah berjalan kurang lebih selama 2 tahun ini di negeriku sepertinya adalah pembelajaran yang membuat siapa saja yang belajar menjadi merasa bahwa apa yang dipelajarinya adalah sesuatu yang berarti

36 | P a g e

So----Agak aneh juga ketika ada "manusia" yang sudah berkalakarya sampai 2 kali namun gak merasa bahwa sesuatu itu berarti baginya Wahyudin Amir Staf Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat

P a g e | 37

Kami
Kami tidak perlu uang, yang penting diberi kesempatan untuk meningkatkan kapasitas kami. Misalnya diundang ke pusat untuk pelatihan ataupun tim yang datang ke Aceh untuk memberikan pelatihan bagi para tenaga kesehatan kami.

Bupati Aceh Utara Rabu, 23 November 2011

38 | P a g e

Hidup dalam flow


Pak Sis, waktu adalah cara manusia mengatur aktivitas kita menuju kehidupan ideal masa lampau adalah memori diperlukan untuk evaluasi masa depan adalah harapan perlu untuk orientasi masa sekarang? Waktu sekarang dan di sini adalah ranah eksistensial momen kita bertindak melakukan sesuatu momen dialog and action Di sini kognisi yang relevan diperlukan menunjang apa yang sedang dilakukan Inilah yang disebut dengan kehadiran dalam aktivitas atensi dan fokus pada apa yang sedang dilakukan Inilah flow Hidup yang sehat adalah hidup dalam flow. Melakukan aktivitas dengan flow memberikan kebahagiaan dan tentu tidak melelahkan Pak Tri, sanggup bicara berhari hari
P a g e | 39

hafal sekuen atau urutan slidesnya tanpa kelihatan lelah karena fokus dan hatinya penuh terlibat pada apa yang dilakukan, sementara banyak pendengarnya baru beberapa jam saja sudah lelah, bosan, ngantuk. karena kurang fokus dan tidak seterlibat pak Tri fokus sering terganggu karena banyak ingatan dan fikiran yang tidak relevan muncul pertanyaan sederhana seperti "berapa lama lagi sesi ini akan berakhir?" atau "shalat saya ini sudah berapa rekaat?" sudah mengganggu konsentrasi Hidup dalam flow adalah impian bagi setiap meditator Deep learning cycle akan terjadi bila melakukannya dengan flow, dengan penuh keterlibatan, dan dengan kehadiran diri secara total. Jika, setiap laku dan ucapan tanpa kesadaran dan kehadiran
40 | P a g e

maka, setiap kuadran adalah ruang tidur dan setiap laku bagai waktu tidur, karena, setiap tindakan adalah mimpi dan setiap orang adalah pemimpi Husni Muadz Dosen Universitas Mataram Sabtu 30 April 2011, jam 20:34 Sab

P a g e | 41

Cuma di PEDEBEKA
Apakah di Puskesmas dilakukan Lokmiiinnnnnnn? Dilakukaaaaannnnn!!! Apakah Pak Camat pernah ikut Lokmiiiiinnnnn? Dieemmmmmmm Apakah Kapuskesmas pernah mengundang Camat untuk Lokmiiinnnnn? Hmmmmmmm Apakah masih akan Lokmiiin lagiiiiii? Masiiiihhhhhhhh, donk Bagaimana dengan Pak Camaaattttt, diundangkaaaahhhhh? Diundangggggg Setiap Lokminkah, camat diundang? Hmmmm . . . raguuu Sekali-kali ya, atau tiga bulan sekali Apakah hanya Camat yang boleh diundanggg? Tidaaak

42 | P a g e

Apakah BOK bisa dipakai untuk pergerakan kaderrrr? Bo . . . (noleh sana-sini) . . . bolehhhh (biar aman) Ini hanya terjadi di Kalakarya Kabupaten, ada Bupati, DPRD, Kadis, semua nakes, kader, dukun, pasutri, LSM, wartawan, BKKBN, Bappeda, BPS, mahasiswa, masih banyak lagi; dari pusat ada direktorat ibu, direktorat anak, direktorat gizi, Litbang, eselon 1, eselon 2, eselon 3, eselon 4, tanpa eselon, Sayang belum Itjen. masih ada lagikah pertemuan yang selengkap ini? semua mendengarkan semua, boleh nanya semua, boleh protes seprotes-protesnya; Hallo Bapak yang di depan, yang dibicarakan semuanya ini OMONG KOSONG SEMUA, seorang camat, jam 15 sore, di Bima-NTB. senengnya kita sebagai pemandu dialog (bukan pembicara, bukan narsum) mengapaaaaa Pakkkkk? semua data itu saya sebagai camat, tak tahu menahu!

P a g e | 43

Halo-halo sesiapa saja. pernahkah kita berada dalam forum seperti itu? pertama didunia, dan aman Sawidjan Gunadi Pensiunan Kementerian Kesehatan 3 Agustus, 6.45. pagi

44 | P a g e

Rasa Sakit Bersama

P a g e | 45

46 | P a g e

Mimpi
(percakapan kolektif Abas dan Sawi)

Bu Bidan, apakah mimpimu? Pak Abas memulai ancamannya Diem semua. Pak Keucik, apakah mimpi Pak Keucik? Diem semua, senyum-senyum saja. Nanti aku akan genti/ganti mengatakan mimpiku! Kata Pak Abas, meyakinkan, nanti saya akan ceritakan mimpiku Bu Kader, atau Pak Kader apakah yang menjadi mimpi Bapak? Masih tetap tidak ada yang bersedia menjelaskan mimpinya. Pak Abas Mungkin karena sudah sore, Padahal tadi pagi Keucik, Kader, Ulama, Bidan udah menyampaikan mimpinya Pak Ulama sudah menceritakan mimpinya dengan sumringah Saya sudah lama menunggu-nunggu kesempatan seperti ini
P a g e | 47

Saya sangat mendambakan kesempatan dapat berdialog secara terbuka dan apa adanya bersama berbagai pihak seperti ini. Saya memimpikan agar bagaimana caranya semua ibu membawa anak Balitanya ke Posyandu, untuk memeriksakan kesehatannya, menimbang sesuai kebutuhan Balitanya. Saya bermimpi semua Ibu Hamil, mendatangi Posyandu untuk memeriksakan kehamilannya, minimal 4 kali selama hamil. kapan, ya? Bisakah di sini???? Bisaaaa! apakah di Gayo Lues, mimpinya itu akan dapat diwujudkan? bisaaaa, sangguuuupppp. Sayang Mestinya kami teruskan Siapa yang pernah hamil???? Apakah pernah memeriksakan ke Bidan? Siapa yang menyuruh? Pak Sawi, Kita sebetulnya sudah lama mimpi begitu Ingat waktu kita sama-sama revitalisasi SKPG dulu pada tahun 1999, dengan pak TS juga,

48 | P a g e

apa mimpi kita waktu itu? Mimpi kita adalah "mereka berkata Nah ini sistem yang kita butuhkan" bukannya "orang pusat butuh sistem ini". Tetapi kita memang masih harus bersabar pak Sawi karena belum terwujud mimpi kita. Tapi bukan sabar dengan diam saja tapi mari kita bermimpi terus tapi sambil kita berusaha. Sawidjan Abas Basuni1 dan Sawidjan Gunadi2 1. Peneliti Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik 2. Pensiunan Kementerian Kesehatan Kamis 15 Desember 2011 jam 11:38

P a g e | 49

Pegunungan Bintang and Our Beloved Enny (1)


Dear Oom ADL, It's always a good feeling to hear your perspective about something that you feel passionately about. In my humble opinion, every pdbker has a tremendous amount of collaborative potential. It's a group of public health enthusiasts - in its infancy moving very thoughtfully and relatively slow forward. Who among us would not be happy to be part of a group of seniors (TS, PJ, HM, Ndut) and juniors (DB, Tinex, Ano, and you) whose work we admire. And also, to be part of a larger conversation with a mission of sharing what we've learned with others. Maybe it sounds navely simplistic. But sometimes, Trying to be productive and creative with an ultimate goal to give back to community, is always a more productive endeavor for both those involved and the community, as a multidimensional collaborative effort.
50 | P a g e

I see the idea of pdbk as a wonderful and exciting opportunity to collaborate on current public health effort in Indonesia that clearly have the potential to give back a tremendous amount of our best to the community in any kind. That's my perspective and interest in this collective effort. And, back in time, You also know well her, Oom ADL it's perfectly fit with her vision on pdbk as a cross-cutting public health issues ... At any given moment, life is completely senseless. But viewed over a period of time, it seems to reveal itself as a living system, existing in time, having a purpose, trending in certain direction. I admire your work and passion, Oom ADL. And so long, Enny ... Sandi Iljanto Dosen FKM Universitas Indonesia

P a g e | 51

Pegunungan Bintang and Our Beloved Enny (2)


Hey Sandy, Agung: Yes Sandy it is nice to be young, and enthusiastic. Personally though, I am glad I have already walked thru that valley and am glad to be now getting closer to retirement. But I have had fun in my career developing new programs in new cultures. Life has been a learning experience. I am not cynical about health system development in Indonesia, I have seen my friends do some amazing things down thru the years, often not exactly how we planned them, often things worked out better than we could have hoped. But this progress has been made because everybody kept their eye on the ball (improvement of health status), and adapted to the situation as it evolved. I think PDBK is an interesting approach to public health development by one of the great public health thinkers of your country. The issue being that only a few dinas kesehatan Kabupaten, truly understand the potential they have to improve the health status of their district. As this approach is realtively new (not only in Indonesia) we have to learn from each other. TS encourages us to write as a way to learn, and Agung seems to understand that.
52 | P a g e

But we do need to learn from each other. Together we have all the skills and experiences to make this concept work, and now it is expanding to the larger health system of the Ministry. Step by step. Great to hear from you Sandi. Robert Tilden Bule PDBK

P a g e | 53

Menjelang Ramadhan, Tuhan Maafkan Kami Sedang Sibuk


Jangan tersindir dari tulisan ini, Karena aktivitas sehari-hari telah membuat jarak antara kita denganNya, terkadang berulang kali mengutamakan urusan dunia ketimbang menghambakan diri kepadaNya. Mari RENUNGKAN sebuah refleksi yang ku-kutip dari tulisan Ahmad Rifaii Rifan : Tuhan, harap maklumi kami, manusia-manusia yang begitu banyak kegiatan. Kami benar-benar sibuk, sehingga kami kesulitan menyampaikan waktu untuk-Mu. Tuhan, kami sangat sibuk. Jangankan berjamaah, bahkan munfarid pun kami tunda-tunda. Jangankan rawatib, zikir, berdoa, tahajud, bahkan kewajiban-Mu, yang lima waktu saja sudah memberatkan kami. Jangankan puasa Senin-Kamis, jangankan ayyaamul baith, jangankan puasa Nabi Daud,
54 | P a g e

bahkan puasa Ramadhan saja kami sering mengeluh. Tuhan, maafkanlah kami, kebutuhan kami didunia ini sangatlah banyak, sehingga kami sangat kesulitan menyisihkan sebagian harta untuk bekal kami di alam abadi-Mu. Jangankan sedekah, jangankan jariah, bahkan mengeluarkan zakat yang wajibpun sering terlupa. Tuhan, urusan-urusan dunia kami masih amatlah banyak. Jadwal kami masih amatlah padat. Kami amat sulit menyempatkan waktu untuk mencari bekal menghadap-Mu. Kami masih belum bisa meluangkan waktu untuk khusyuk dalam rukuk, sujud, menangis, mengiba dan mendekatkan jiwa sedekat mungkin dengan-Mu. Tuhan, tolong, jangan dulu Engkau menyuruh Izrail mengambil nyawa kami. Karena kami masih terlalu sibuk. Salam, Fahmi Ichwansyah Peneliti Loka Litbang Biomedis Aceh Sabtu Sabtu 9 Juli 2011 jam 7:42
P a g e | 55

Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk (2)


Sepanjang gerak kami, Sepanjang batin kami, Sepanjang renung kami, Sepanjang berPEDEBEKA, Sepanjang itu kami mengingatMu, Semua itu karenaMu. Jika saja tak yakin dengan janjiMu, Untuk menolong kami dengan perubahan menuju sejahteranya seluruh ummatMu, Taklah ada aku dalam pedebeka ini. Moga-moga ENGKAU selalu menjadi backingku, Jika bukan Engkau, siapa lagi, Jika sudah Engkau, masih mau berharap kesiapa lagi. Siplah Sawijan Gunadi Pensiuanan Kementerian Kesehatan Sabtu Sabtu 9 Juli 2011, 7:50 pagi

56 | P a g e

Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk (3)


...dan kami diajarkan bahwa ibadah ndak melulu ngaji, sholat, zakat, haji... Bahwa bekerja mencari uang untuk anak-istri adalah jihad! Bahwa bekerja CERDAS (bukan hanya keras) adalah ibadah yang seharusnya fardhu ain. Bahwa ber-PDBK adalah menjalankan perintah untuk mengangkat harta umat! Bukankah sebaik-baik Muslim adalah yang memberi manfaat pada orang di sekelilingnya. Maka Dia tahu... Karna Dia Maha Tahu. Maka Dia yang memberi kekuatan... Karna tidak Ada yang lebih Kuat melebihi Sang Maha. Betapa Hati akan sering menangis saat kita larut berPDBK. Karna akan banyak menemukan besarnya kekuasaan welas asih dari Sang Maha atas para pejuang lapangan di garis depan. Rasa-rasanya justru merekalah yang lebih bisa mengejawantahkan arti ibadah,

P a g e | 57

Lebih membumikan arti ibadah lebih dari Sekedar bahasa langit. ...dan saya belajar banyak tentang makna ibadah pada guru-guru bijak di lapangan yang sesungguhnya. Agung Dwi Laksono Peneliti Kemlinthi Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Sabtu 9 Juli 2011, 7:50 pagi

58 | P a g e

dari Sembilan Srikandi dari Telaga Biru (1)


Subhanallah Mahasuci Allah Alhamdulillah Segala puji bagi Allah Yang telah melancarkan milis ini, Yang telah memudahkan Pak Ano dkk menulis, Yang telah mencerdaskan Tinex bertutur. Yang menciptakan pagi luar biasa ini, Yang memberiku pekerjaan, tugas, ke bandung. Yang karena itu, kutinggalkan rumah, bukan untuk mencari uang harian, Tetapi untuk memenuhi ajakan Bos Johari-ku: Pak Sawi datang ya ke Bandung, sehari ini, kalo ga selesai ya sampai minggu. Ternyata, sejak keluar rumah rawamangun, tak sabar kubuka milis dunia pedebeka ini. Kubaca tulisan luar biasa Ano dkk, dan Tinex cantik. Sampai KM 12, Air mata terus bercucuran, Bersyukur, Iri.
P a g e | 59

Bersyukur ada tulisan ini, Bersyukur ada tulisan luar biasa ini, Bersyukur ada pedebeka. Iri, Pada Pak Ano, dkk, yang dikaruniai menjadi pencerita yang hebat, Pada Tinex, yang lincah ceria dengan penanya, Pada 9 Srikandi, dengan segudang cerita di jalan pengabdiannya, yang sekelumitnya saja telah meruntuhkan semua nilai 37 tahun pengabdianku yang tidak ada apa-apanya. Air mata ini, kunikmati, Ingin Pak Ano terus menulis, Tinex terus menulis, Dan PEDEBEKA punya majalah PEDEBEKA, Jangan hanya aku yang sangat-sangat-sangat menikmati tulisan-tulisan itu. Ya Rabb, Yang ditanganmu nasib semua Makhluk dan umat ini ada, Berikanlah nasib yang selalu membaik, Bagi Pak Ano dkk, bagi Tinex, bagi sesiapapun yang dengan jabatan dan kuasanya telah menjadikan pedebeka mengarti. Lebih-lebih 9 Bidadari, dan Kepala Puskesmasnya yang suka ber-facebook on PDBK, Juga kadinkes Nur yang cantik dan terngginas.
60 | P a g e

Ya Rabb, Jangan hentikan disini, Betapapun terjalnya jalan, Jalan pedeka, Jalan kesejahteraan wanita Dan keluarga, Serta masyarakatnya. Ya Rabb, Juga bagi sesiapa saja, Yang terus berjuang, Dengan yang ada, Dengan uang yang ada, Dengan tenaga yang ada, Dengan kewenangan yang ada, Yang tidak dengan semangat seadanya. Yang tidak dengan kreasi seadanya. Yang tidak henti, kecuali memenuhi panggilanmu, mati. Selamat Selamat Selamat Sawijan Gunadi Pensiunan Kementerian Kesehatan Sabtu 9 Juli 2011 Sab

P a g e | 61

dari Sembilan Srikandi dari Telaga Biru (2)


Alia punya dua anak BGM Yang ditangani dari jimpitan dan iur seribuan sebulan sekeluarga, Sayangnya kita belum punya data. Soal sekolah memang iya, Mau kemana sih Bidan Alia, Mau dijadikan apa sih dia, Memangnya diajari apa sih dia. Katanya diajari . . . Yang dulu ga dinamai sekarang ada namanya, itu aja sih Pak.

Sawijan Gunadi Pensiunan Kementerian Kesehatan Sabtu Sabtu 9 Juli 2011, 8:57 pagi

62 | P a g e

Reduksi Pemahaman
(catatan: tulisan ini dan 2 catatan berikutnya dibuat sebagai jawaban atas surat dari daerah yang mengatakan kalau di pusat pusat informasi tentang BOK, jamkesmas dan jampersal terpisah pisah, sehingga penulis surat di ping pong kesana kemari)

Orang Pusat pembuat pedoman, Juklak, Juknis dan NSPK. tentang Jamkesmas, BOK, Jampersal , MTBS, MDG's dll mereka orang-orang yang mungkin paham 100%, Orang pusat yang jarang hadir mungkin paham 90% atau kurang. Ketika sosialisasi ke Provinsi, harapannya paham 100 atau 90%, tetapi faktanya terreduksi 75%, karena waktu tidak cukup bahan ajarnya tidak cukup diskusi nya tidak cukup Kemudian dilakukan sosialisasi ke Kabupaten, pemahaman orang kabupaten tinggal 60%. Kemudian dilakukan sosialisasi ke kepala Puskesmas Pemahaman orang puskesmas tinggal 40%. Kemudian Ka Puskesmas melakukan sosialisasi di puskesmas masing-masing...
P a g e | 63

pemahaman di petugas bisa jadi 40 % tetapi bisa cuma 25%. Bagaimana petugas yang di ujung pelayanan bisa memahami dan melaksanakannya ke masyarakat? Tidaklah heran, realisasi dari program BOK sampai saat ini masih dibawah 10% (mudah-mudahan sudah meningkat). Kita punya website namun apakah saudara-saudara kita di puskesmas bisa mengaksesnya???..... bila ada tamu daerah yang datang ke Jakarta untuk mencari sumber dari segala sumber , namun tidak mendapatkan informasi bagaimana dia bisa menjelaskan kepada rekan-rekannya agar pemahaman 30% bisa menjadi 75% sahaja? Usul, One-stop service yang kompleet-plit, yang bisa menjelaskan ikhwal segala persoalan termasuk FAQ (Frequent Asked Question) Bambang Sarjono Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Dan Desentralisasi Rabu 3 Agustus 2011, jam 6:11

64 | P a g e

Pusat Informasi
Pak Kodrat saya dulu ingat kalau saya ingin informasi, maka pusat informasi yang terakhir saya tanya pusat informasi adalah paling sedikit punya informasi .wah kita belum dapat tuh, dari pemegang program .coba bapak/ibu tanya ke pemegang program pusat informasi yang paling sedikit mengeluarkan informasi .wah kita belum dapat ijin .wah kita tidak bisa memberikan informasi tentang itu lho jadi siapa yang bisa? masih untung kalau di rujuk meskipun bisa dilempar kesana kemari sebab bisa juga diam seribu bahasa tapi itu dulu mudah-mudahan sekarang tidak Purnawan Junadi Profesor FKM Universitas Indonesia Rabu, 3 Agustus 2011, jam 11:54

P a g e | 65

Perubahan Mindset
memang perlu ada perubahan mindset, seperti kata bu Is mindset tentang apa? satu, kalau pedoman itu sudah ditulis, dicetak dan disosialisasi (berapa kali dalam praktek benar-benar dilakukan?) maka pedoman sudah dimengerti dan pasti akan dilaksanakan. kan sosialisasi sudah kita laksanakan, lupa prinsip komunikasi pengertian ada ditangan pihak yang menerima beauty is in the eye of beholder dua, saya hanya menjalankan tugas sesuai tupoksi saya, sehingga meskipun karenanya program tidak berjalan lancar, tetapi karena sebabnya ada ditangan staf lain, itu sudah bukan urusan saya lagi barang kali memang mesti begitu ya itulah organisasi. tetapi begitu anda berpendapat begitu, itulah birokrasi:
66 | P a g e

*Oh yang anda tanya itu bukan urusan saya, coba anda bagian A atau B* * * empatilah pada orang yang bertanya cobalah pakai sepatu orang lain) orang daerah ke pusat, karena orang pusat adalah sumber segala pemahaman (tidak terreduksi seperti kata p bambang) adalah sumber segala keputusan (tidak dilempar kesana kemari) Purnawan Junadi Profesor FKM Universitas Indonesia Rabu, 3 Agustus 2011 jam 11:35

P a g e | 67

68 | P a g e

Bayangan Emergence

P a g e | 69

70 | P a g e

Coba?
Apa maknanya? Coba info proses pengamatan peneliti NTB. Menkes Kaget Ada 20 Anak Gizi Buruk Meninggal di NTB "Itu data dari mana ya? Saya tidak tahu, nanti saya cek dulu" Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi terkejut saat ditanyakan perihal meninggalnya 20 anak akibat gizi buruk di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). "Itu data dari mana ya? Saya tidak tahu, nanti saya cek dulu," kata Nafsiah sebelum rapat dengan Komisi IX di gedung Parlemen, Senayan, hari ini. Menurut data Dinas Kesehatan NTB, selama tahun ini terdapat 507 kasus gizi buruk dan hingga Oktober sudah mengakibatkan 20 anak meninggal dunia. Nafsiah mengatakan, tingkat gizi buruk di provinsi tersebut selama ini memang tinggi. Namun, dia mengatakan tak menyangka jika jumlah korban bisa hingga 20 orang.
P a g e | 71

Menteri tersebut berjanji akan menindaklanjuti kasus tersebut.

Salam SEHAT, Nagiot Cansalony Tambunan Pertapa di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu

72 | P a g e

PDBK Jembatan Emas


Kelahiranmu sepertinya tidak disenangi Kelahiranmu banyak ditantang dan diprotes Engkau lahir seakan-akan menabrak bahkan membawa bencana bagi orang lain Karena mereka belum memahami siapa sebenarnya engkau dan untuk apa engkau dilahirkan Seiring dengan waktu, orang-orang mulai menyadari akan keberadaanmu Orang-orang mulai penasaran dan tertarik dengan keberadaanmu Engkau mulai dikagumi bahkan sudah banyak orang rindu dengan kehadiranmu Engkau seakan dibenci tetapi sangat dirindukan,... Karena keberadaanmu telah membukakan mata yang selama ini tidak mau dan tidak mampu melihat masalahnya sendiri PDBK...kau adalah jembatan emas menggapai masyarakat yang Sehat dan Berkeadilan PDBK...kau adalah kendaraan besar untuk mencapai peningkatan IPKM PDBK...kau adalah wadah yang mempertemukan antara idealisme pembenaran diri dengan upaya utk pemahaman diri
P a g e | 73

PDBK...kau adalah wadah menumbuhkembangkan kesadaran akan keikhlasan, kesukarelaan, semangat dan keharmonisan manusiamanusia yang senang berbakti kepada manusia lainnya untuk kebaikan manusia lainnya, karena mereka menjalankan bukan ingin puji, disanjung tetapi karena mau melanjalankan perintah-MU, Paulus Pangalo Boalemo, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo Saptu 16 Juli 2011 jam 11:14

74 | P a g e

Aku Mau Berubah


Aku sudah Kalakarya-------------Aku sudah bertemu demgan Pak TS, Pak Sawi, Pak DB, Pak Iwan ---------n Tim PDBK pusat-Akankah aku berubah-Tapi kayaknya aku belum berubah--------Padahal seharusnya aku berubah dan memang aku harus berubah tapi kenapa aku tak bergerak untuk berubah Bagaiman aku mampu berubah?? Bagaimana aku mampu merajut kreatifitas?? Bagaimana----------How---------Bagaimana--------How----------Bagaimana--------How-------------??? Pak kades sudah iya----------Pak camat meng"yes"kan----------Pak Kadis n stafnya meng"OK' kan. Kesepakatan udah ditandatangani But aku merasa belum berubah Aku merasa balitaku belum D/s 100% Imunisasi bayi dan balitaku belum seratus persen ----------------------------------------------------------------------------Suara hati Kab PDBK Sulbar---------------------------------

P a g e | 75

Oh teman-temanku di Kabupaten yuk bergerak untuk berubah Dan kami nantikan perubahanmu--Mari bersama-sama merajut kreatifitas Wahyudin Wahyudin Amir Staf Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat Sabtu, Sabtu, 19 November 2011 jam 10:44

76 | P a g e

Sore Ini
Sore ini....... Tuntaslah sudah 6 Kabupaten DEBEKA di NTB digarap...... berawal di Lombok Barat....... berlanjut di Lombok Utara..... Lalu di Lombok Tengah.... Menyambung di Sumbawa..... Kemudian di Dompu..... Berakhir tadi sore di Bima...... Sore ini...... after the Kalakarya..... Sang Suhu berkongkow-kongkow..... dan membahas Whats Next yg sudah direncanakan sejak awal..... inginnya perubahan terus diikuti...... by tenaga kabupaten yg terus dikontak...... apa yang telah dilakukan..... Bagaimana melakukannya..... apa perubahan yg terjadi..... Sore ini....... saat pikiran menerawang..... ternyata perjalanan masih panjang..... wahai sahabatku PJT Kabupaten..... Proposalmu ditunggu sang Suhu..... Ide gilamu dinanti sang Guru...... termasuk diriku.....
P a g e | 77

Sore ini....... Aku berterimakasih tiada hingga.... pada sang Suhu yang Luar Biasa.... pada sang Pendamping yang bukan main kiprahnya..... Pak Kuwat, Pak Siswanto, pak Taufiq, Pak Sawijan, Bu Roni, Bu Tinex, pak Yusro, Pak Zaman....... pada sang PJT Kabupaten yang cermat mengamat.... Pak Agung, Bu Wahyu Dwi, Bu Rini, Bu Anik, Pak Bambang, Pak Irpan, Pak Azwin, Pak Faatih, Pak Gurindro, Bu Rina, Bu Yuni, Bu Wahyu Puji......... Sore ini..... Rasa syukurku membiru.... menyesak kalbu yang tak pernah mau.... menuntun waktu demi waktu..... menunggu dataku, juga datamu.... menanti janjimu, juga janjiku..... untuk kita bertemu........ di 23 Juli 2011...... Sore ini..... episode satu kalakarya telah lewat... kini ganti sang pengamat.... yang akan selalu merawat......!! yacchhhh...... termasuk kita juga merawat....!! Didik Budijanto Peneliti Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Bima 23 Juni 2011

78 | P a g e

Suatu Hari Nanti


Hallo Bu Tini RoRen, Suatu hari nanti akan ada dokumen tertulis, atau statemen dari orang penting, Karoren-gar sekeluarga besar : IPKM, PEDEBEKA. Banyak kawan daerah bertanya, memangnya IPKM milik siapa, PEDEBEKA milik siapa. Hayuuuuu Hayoooo Siapa yang punyaaaaa Jangan ktinggalan Selamat terus berjuang Melawan diri sendiri Menyatu dalam pembaruan. Sawijan Gunadi Pensiunan Kementerian Kesehatan Sabtu Sabtu 9 Juli 2011, 8:57 pagi

P a g e | 79

80 | P a g e

Suka Duka

P a g e | 81

82 | P a g e

Berbahagialah
mas, berbahagialah dirimu yang bisa bersama dengan masyarakat disana, tidak cukup aku hanya terharu, mas bukan sedang curhat tapi sedang menjalani kehidupan nyata kalo kita sebutkankita berhasil, setelah mas alami sendiri, apakah kita sudah berhasil ? semakin semangat dapat diperoleh dari pengalaman hidup nyata. kiranya mas juga merasakan itu.....

Cahaya Indriati Staf Badan Litbang Kementerian Kesehatan Sabtu, 3 Desember 2011, jam 12:11 Sab

P a g e | 83

Sepi
Menikmati perjalanan, Bagian dari menjiwai tugas mulia kita. Ketika malam ini aku berada di tengah laut, Terang bulan, Langit jernih. Syukur itu tak terekspresikan, Maha suci Dia, yg membawaku ke tengah laut, Menikmati keperkesaanNya mengatur semua, Juga mengatur mempertemukan aku Pada zaman yang luar biasa, Menaruh diatas meja semua yang tabu, Di saat minus 6 bulan masa kadaluwarsaku. Duh, Adakah jabatan, Adakah pekerjaan. Adakah tugas. Seluar biasa yang sedang kita jalani. Siapa yang punya nomor HP para Bidan. Yuk kita sapa, satu persatu, Biar SMS yang mendekati mereka,
84 | P a g e

Mengabarkan imunisasi pertama, Di era PDBK, Imunisasi yang penuh jiwa. Sawijan Gunadi Pensiunan Kementerian Kesehatan 18 Mei 2011

P a g e | 85

Aduh...!
5 jam dah menunggu...... dengan harapan lancar-lancar saja mendengar berita....... seperti petir menggelegar di siang bolong... bahwa aku harus terbang ............... jam 19.00................ karena sang.... penguasa dunia....... karena sang pemakan nasi goreng.... karena sang pemakan bakso......... karena sang pemakan krupuk...... akan pulang menuju negerinya................... ampun...markotop....... kenapa dia paling di perhatikan.......? apa sebenarnya isi perjanjian antar 2 negara ini........ hutang... pinjam....... hutang ..... pinjam......... itu kale ..... bodoh amat ........ gua kangen ama ...... cucu.. kangen ama , , , , anak2ku kangen sama anak mertua ( yang utama )

86 | P a g e

wah.. minum kopi dulu ah........ ama kue kecil di lounge GA. Yongki Musung Staf Kementerian Kesehatan Sabtu, Sabtu, 19 November 2011, jam 14:48

P a g e | 87

88 | P a g e

Epilog 2011

P a g e | 89

90 | P a g e

Melangkah menuju...
Selangkah lebih.......... Saat orang lain diam, kita berjalan.. Saat orang berjalan, kita mulai berlari.. Saat orang lain berlari, kita sudah sampai.. Saat orang lain sampai, kita istirahat.. Dan..saat orang istirahat, kita mulai jalan lagi.. so... what next ?? Efi Safrida Staf Dinas Kesehatan Provinsi Aceh

P a g e | 91

Pertanyaan
Diskusi Pertanyaan guru : Berapa db (decible) kah ambang suara terendah yang dapat terdengar di telinga kita ? Jawaban murid : 100, 144, 200 Yang betul adalah satu DB Satu Debe dengan 1 nuraninya Agus Purwadianto Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan Kesehatan
dan Globalisasi

Rabu 29 Juni 2011, 12:54 siang

92 | P a g e

Terima Kasih
Yang terhormat Bu MK, Direktorat GiziKIA Kemenkes and All DBKers Kami atas nama Bupati KLU dan masyarakat KLU mengucapkan banyak terima kasih atas bantuannya yang telah diberikan kepada Kami berupa MP-ASI biskuit sebesar 11 ton Tadi pagi sudah sampai ditempat kami. dan penurunan barang disaksikan oleh Bupati saat masuk Gudang, kami juga baru pulang dari lapangan. Bupati dan wakil Bupati dalam satu bulan meminta jadwal untuk bisa hadir ke posyandu secara langsung dan sambil kunjungan lapangan 2 kali dalam satu bulan. Alhamdulillah Benny Nugroho Ben Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat September 15, 2011

P a g e | 93

Dear Kerabat Sekretariat


Tanpa dirimu..... Kalakarya kabupaten bisa semburat... PJT kabupaten sakit giginya kumat .... mrengutttt! PJT Propinsi asmanya.....ikut kumat! Terima kasihku untukmu sahabat..... Bu Prapti, Mbak Luna, Mbak Ida, Mbak Adid, Mbak Ika Mbak Parmi, Mbak Roffi, Bu Tri, Pak Yongki, Pak Indra Tanpa dirimu..... Tahap satu tidak lagi usai... Kalakarya jadi berai.... Maaf jika tak sesuai... Didik Budijanto Peneliti Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat Bima 23 Juni 2011

94 | P a g e

Terima Kasihku Sejawat


siang ini... kembali kumerenung.... telah terjadi perubahan.... perubahan pertama yang kuamati... terjadi pada koordinator entebe... mister kumizzz meri-meri.... sebelum kalakarya terjadi tulisannya biasa saja setelah kalakarya, beliau berubah menjadi PUJANGGGA sepertinya banyak sekali energi positif yang diserapnya dari pedebeka.... ingin kutau sebenarnya apa yang terjadi???? apaaaa???? whyyyyy? n haaaaaw, how n how??? hehehe...semangaaaaaTssss... congratulation 4 ol...especially 4 Oom... ini baru langkah pertama... tetap kirim semangat untuk temans Kab ...yang belum tersentuh adalah temans program di Provinsi... yang baru terlihat selama ini baru Punggawa atasnya... belum terlihat temans pengelola program bagian bawah... misalnya kepala seksi gizi, dimana dikau mas??? semoga dikau menjadi pengamat milis.... jadi bisa berperan mengawal cita-cita perubahan di kabupaten... temans provinsi akan sering turun ke kabupaten kan... (untuk kegiatan rutinnya...)
P a g e | 95

alangkah mantapppsnya jika... turut mengawal upaya peningkatan ipkm... meninggalkan kotaks... bersatu dengan PDBKers kabupaten... ocre temans... Allah tak pernah salah membagi.....amin. Tinexcelly Simamora Staf Ahli Staf Dirjen BUK Kementerian Kesehatan Jumat, 24 Juni 2011

96 | P a g e

Ayoo!!! Kita Bisaaa, Ayoo!!!


Salah bisa diperbaiki Gagal bisa diulangi. Jatuh bisa bangun. Tapi menyerah berarti TAMMAT. Hidup akan mengalami Salah, Gagal dan Jatuh namun JANGAN SAMPAI MENYERAH Perlakukanlah setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada kita. kita menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri kita sebenarnya. berpegang pada keyakinan, maka hilanglah kesangsian. Tetapi jika kita berpegang pada kesangsian, maka hilanglah keyakinan Semoga kita senantiasa berpegang pada keyakinan. Salam dari bumi sentani M. Djunaidi M. Dachlan Dosen FKM Universitas Hassanudin Minggu 13 November 2011, jam 8:00
P a g e | 97

Dialog ~ Kontempelasi
bagaikan lari marathon awal awal tidak perlu cepat tetapi mental dipersiapkan untuk tahan lama pada kilometer 2 pertama menyakitkan pada kilometer2 selanjutnya melelahkan ketika metabolisme mulai berubah lari menjadi menyenangkan sakit dan lelah menjadi nikmat ketika di akhir km 42 penonton mulai bersorak sorak wah...... Purnawan Junadi Profesor di FKM Universitas Indonesia

98 | P a g e

DIALOG pribadi PDBKerz: Kontempelasi PDBKerz


Awal : PDBK untuk pemberdayaan masyarakat Dapat : PDBK membangun kapasitas bersama Awal : musuh ada di luar sana (bukan diri aku!) Dapat : ketika musuh di dalam sudah tidak ada, musuh di luar tidak dapat menyakiti (serapan dari peribahasa Afrika) Awal : kami sudah bekerja keras dan kami berhasil 100% Dapat : pertempuran yang utama bukan ada di luar diri kita, tapi di dalam diri kita sendiri (melihat yang tak terlihat, mendengar dengan hati) Awal : Oke laksanakan Densus 89,5 untuk membuktikan Riskesdas salah Realita : ya TUHAN, banyak kebenaran dan kewajiban yang kita abaikan Awal : apa manfaat PDBK buat kami? Sadar : PDBK bermanfaat buat dan bagi bersama

P a g e | 99

Awal : PDBK hanya kalian!!! Sadar : PDBK atas nama Bhakti Husada Awal : bekerja untuk rakyat Sadar : bekerja bersama rakyat Salam

Purnawan Junadi Profesor di FKM Universitas Indonesia

100 | P a g e

You might also like