You are on page 1of 89

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA PERIODE 2006 - 2009

SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh : DONA TRIASPO NASUTION ERC1C007002 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI UNIVERSITAS JAMBI 2012

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI Dengan ini, Pembimbing Skripsi menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh : Nama NIM Jurusan Judul Skripsi : Dona Triaspo Nasution : ERCIC007002 : Akuntansi :ANALISIS FAKTOR FAKTOR MODAL YANG PADA

MEMPENGARUHI

STRUKTUR

PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006-2009. Telah disetujui dan disahkan sesuai dengan prosedur, ketentuan dan kelaziman yang berlaku dalam Ujian Komprehensif dan Ujian Skripsi pada tanggal yang tertera dibawah ini: Disetujui Oleh: Jambi , Desember 2011 Pembimbing Pendamping

Pembimbing Utama

Reka Maiyarni, S.E, M.Ak, Ak NIP : 19720528 199702 2001

Fitrini Mansur, S.E.,M.SI NIP : 19731112 199802 2002

Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi

Drs. Amril, M.E NIP: 19570505 198701 1001

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Skripsi dan Komprehensif Fakultas Ekonomi Program Ekstensi Universitas Jambi pada: Hari Tanggal Jam Tempat : Senin : 20 Februari 2012 : 15 17.00 wib : Ruang Sidang Program Ekstensi FE UNJA Telanai Pura

PANITIA PENGUJI Jabatan Ketua Sekretaris Penguji Utama Anggota Anggota Nama : Achmad Hizazi,SE,M.Com,Ak : Ridhwan, SE,M.E : Netty Herawaty, SE,M.Si,Ak : Reka Maiyarni, SE,M.Ak,Ak : Fitrini Mansyur,SE, M.Si Tanda Tangan ________________ ________________ ________________ ________________ ________________

Disyahkan Oleh Ketua Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Jambi

Drs. Amril, ME NIP. 19570505 198702 1001

Dr. Afrizal, SE, M.Si, Ak NIP. 19590727198701 1002

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melipahkan rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini. Penyusunan skripsi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009 ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. Skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih atas dukungan dan bantuan sehingga terselesaikannya skripsi ini, kepada: 1. Bpk Dr. H Afrizal, S.E M.Si, Ak. Selaku dekan Fakultas Ekonomi universitas Jambi. 2. Bpk Drs. Amril, M.E. Selaku ketua program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. 3. Ibu Netty Herawaty, S.E, M.Si, Ak dan Bpk Yulisman, S.E, M.Si, Ak selaku ketua program studi Akuntansi dan Selaku Sekretaris program Studi Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi. 4. Ibu Reka Maiyarni S.E, M.Ak, Ak dan Ibu Fitrini Mansur, S.E, M.Si selaku dosen pembimbing pertama dan pembimbing kedua yang senantiasa memberikan arahan dan kesabaran dalam membimbing penulis demi selesainya skripsi ini sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi.

5. Seluruh Straf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi Program Ekstensi yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 6. Orang tua saya Bapak Aris Naution dan ibu Megawati,Hs. Yang tersayang, kakakku Ari Endra dan kakak ipar saya Syifa, adikku Rian Nasution dan Fitrina Sari terima kasih atas dukungannya dan doanya . 7. Teman temanku yang ada dalam himpunan mahasiswa Kabupaten

Bungo yang ada di jambi terima kasih atas dukungannya. 8. Teman teman yang ada di lingkungan kos saya Bu cik, Bang Ibnu, Siska Melisya, Delpita, Nurul, Kak Penti, Ayu, dan Gebby terima kasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan kepada saya. 9. Teman teman seperjuangan dalam menyelesaikan skripsiku Robi,

Tegar, Fajrin, Agus, Yusuf, Rian, Renita,Heri dan yang tidak dapat disebutkan stu persatu terima kasih atas dukungannya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penyusunan skripsi ini, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharap saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan penulisan. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Jambi, Penulis, Desember 2011

Dona Triaspo Nasution

ABSTRACT The purpose of sudy is to know and examine the influence of profitability, asset structure and growth of sales of the companys capital structure partially, simultaneous and to know the level of influence and where the mostinfluential variable on Food and Beverages company listed on the Jakarta stock exchange(BEI) period of 2006-2009. The sample used by thirteen manufacturing companies in the sector Food and Beverages, where the method used is purposive smpling, so the study sample (n) is obtained as many as fivety two observation,. The analysis of data using multiple regression analysis with using F test and t test. The result of data analysis or regression result indicate that simultaneous profitability, asset structure and growth sales the capital structure. While the partial variable that affect the profitability of capital structurewhile the variable structure of asset and sales growth is partially not affect the capital structure. Keywords : Structure capital (DER), Profitability (ROE), Structure Asset (Tangibility), Growth Sales.

ABSTRAK Penelitian ini berjudul Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menguji pengaruh antara profitabilitas, struktur aktiva, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal perusahaan secara parsial, simultan dan untuk mengetahui besarnya dan variable mana yang paling berpengaruh pada perusahaan food and beverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006- 2009. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 13 perusahaan manufaktur pada sektor food and beverages, dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, sehingga sampel penelitian (n) diperoleh sebanyak 52 data observasi. Analisis data menggunakan alat analisis uji regresi berganda dengan menggunakan uji F dan uji t. Hasil analisis data atau hasil regresi menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas, struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan mempengaruhi struktur modal. Sedangkan secara parsial variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal adalah profitabilitas sedangkan variabel struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan secara parsial tidak mempengaruhi struktur modal. Kata Kunci : Struktur Modal (DER), Profitabilitas (ROE), Struktur Aktiva (Tangibility), Pertumbuhan Penjualan(Growth Sales).

DAFTAR ISI TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii ABSTRACT ..................................................................................................... v ABSTRAK ...................................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 7 BAB II. 2.1 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8 Teori Struktur Modal..................................................................... 8 2.1.1 The Modigliani-Miller Model.............................................. 9 2.1.2 The Trade Off Mod ............................................................. 11 2.1.3 Pecking Order Theory ........................................................ 12 2.1.4 Signaling Theory ................................................................ 13 2.2 2.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal .................... 13 Struktur Modal .............................................................................. 15 2.3.1 Pengertian Struktur Modal ................................................... 15 2.3.2 Komponen Struktur Modal .................................................. 16

2.3.3 Arti Penting Struktur Modal ................................................ 20 2.4 Hasil Penelitian Terdahulu ............................................................ 25

2.5 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 26 2.6 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 27

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 31 3.1 3.2 3.3 Subjek dan Objek Penelitian......................................................... 31 Populasi Dan Sampel ..................................................................... 31 Jenis Data Dan Sumber Data ........................................................ 33

3.4 Operasional Variabel ...................................................................... 34 3.4.1 Variabel Devenden ............................................................... 34 3.4.2 Variabel Indevenden ............................................................ 34 3.5 Metode Pengolahan Data ............................................................... 37 3.6 Menyusun Regresi Linier Berganda................................................ 40 3.7 Pengujian Hipotesis......................................................................... 41 1. Uji t ............................................................................................. 41 2. Uji F ............................................................................................ 42 3. Koefisien Determin (R2) ............................................................. 43 4. Koefisien Beta ............................................................................. 43 BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................... 44 4.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 44 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ...................................... 44 4.1.2 Statistik Deskriptif ................................................................. 45 4.2 Pengujian Asumsi Klasik................................................................ 47 1. Uji Normalitas ............................................................................. 47 2. Uji Heterokedastisitas ............................................................... 50

3. Uji Multikolinearitas ................................................................. 51 4. Uji Autokorelasi ........................................................................ 52 4.3 4.4 Analisis Regresi Berganda ............................................................. 53 Pengujian Hipotesis ....................................................................... 55 4.4.1 Hasil Uji Secara Parsial ........................................................ 55 4.4.2 Hasil Uji Secara Simultan .................................................... 59 4.5 4.6 BAB V 5.1 5.2 5.3 Koefisien Determinasi ................................................................... 61 Koefisien Beta ............................................................................... 62 KESIMPULAN............................................................................. 63 Kesimpulan .................................................................................... 63 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 64 Saran .............................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 67

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

3.1 Model Penelitian ...................................................................................... 27 4.1 Pengujian Normalitas ............................................................................... 49 4.2 Pengujian Heteroskedastisitas .................................................................. 51

DAFTAR TABEL

Tabel

Judul

HALAMAN

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 25 Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan ............................................................. 33 Tabel 3.2 Operasional Variabel...................................................................... 36 Tabel 4.1 Deskriptif Statistik ......................................................................... 46 Tabel 4.2 Uji Normalitas Awal ...................................................................... 48 Tabel 4.3 Uji Normalitas Setelah Transformasi Data .................................... 49 Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas................................................................... 50 Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas ...................................................................... 52 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Uji Autokorelasi ............................................................................ 53 Hasil Perhitungan Regresi ............................................................. 54 Hasil Pengujian t ........................................................................... 55 Hasil Pengujian F .......................................................................... 60

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi................................................................... 61 Tabel 4.11 Koefisien Beta ............................................................................... 62

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Judul

Halaman

Lampiran 1 Data Sampel Perusahaan Food and Beverages Tahun 2006-2009 ..... 69 Lampiran 2 Data Outpu SPSS 17 (Hasil Pengolalahan Data) ............................... 73

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pada era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat lebih unggul dalam menghadapi persaingan. Tujuan utama setiap perusahaan biasanya mengutamakan keuntungan bagi pemiliknya atau para pemegang saham. Dengan membeli sejumlah saham pada perusahaan tertentu, berarti para pemegang saham mengharapkan return tertentu dengan risiko minimal. Para pemegang saham akan tertarik dengan harga saham yang semakin tinggi. Karena akan berakibat dengan tingginya tingkat return yang akan diperoleh para pemegang saham, sehingga kesejahteraan pemegang saham akan meningkat. Disamping itu juga bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan melakukan pengembangan usahanya. Pada prinsipnya, perusahaan tidak akan terlepas dengan permasalahan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Sumber dana perusahaan dapat diperoleh dari sumber dana internal dan eksternal perusahaan. Sumber dana internal artinya dana yang diperoleh dari hasil kegiatan operasi perusahaan, yang terdiri atas laba ditahan dan depresiasi. Sedangkan dana eksternal merupakan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan, yang terdiri dari hutang (pinjaman) dan modal sendiri. Apabila perusahaan dalam pemenuhan

kebutuhan modalnya semakin meningkat sedangkan dana yang dimiliki telah habis digunakan, maka perusahaan tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari luar yaitu dalam bentuk hutang maupun dengan mengeluarkan saham baru untuk memenuhi kebutuhan modalnya. Keputusan pendanaan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga akan berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Organisasi bisnis yang disebut perusahaan bahkan sering menggunakan akuntansi sebagai bahasa untuk memperlancar

kegiatan operasional, membuat keputusan bisnis, maupun untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas seorang menejer menurut (Warsono, 2009). Untuk itu sebagian menejer tidak sepenuhnya mendanai perusahaannya dengan modal sendiri tetapi juga disertai penggunaan dana melalui hutang baik itu hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Karena terkait dengan sifat penggunaan dari hutang tersebut yaitu bersifat mengurangi pajak. Salah satu tugas dari seorang manajer keuangan dalam mencapai tujuannya adalah mengambil keputusan pendanaan perusahaan. Namun perlu diingat bahwa tidak ada keputusan terbaik, yang ada adalah keputusan yang lebih baik Menurut Kozmetsky(1985) dalam buku (Harahap, 1997). Manajemen pendanaan pada hakikatnya menyangkut keseimbangan antara aktiva dan pasiva Menurut (Riyanto, 2001). Pemilihan susunan dari aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan dari pasiva akan menentukan struktur financial (struktur pendanaan) dan struktur modal perusahaan.

Penentuan proporsi hutang dan modal dalam penggunaannya sebagai sumber dana perusahaan berkaitan erat dengan istilah struktur modal. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang modal sendiri (Husnan, 2004 dalam skripsi Arli Arzuqni Fadhli). Menurut (Husnan, 1998) struktur modal yang optimal adalah suatu struktur dimana biaya marginal riil (marginal real cost) dari masing-masing sumber pembelanjaan adalah sama, dengan biaya riil (real cost) yang dimaksudkan adalah jumlah biaya implisit dan eksplisit. Menejer keuangan dalam praktiknya harus dapat menentukan struktur modal yang tepat bagi perusahaannya. Kesulitan utama dalam hal ini adalah menafsir biaya implisit sumber pembelanjaan bukan modal sendiri. Berfluktuasinya struktur modal juga mengakibatkan berfluktuasinya modal sendiri dan meningkatnya hutang sehingga dapat juga mengakibatkan tingginya biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut (Martono dan agus 2007), struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata. menurut (Bringham dan Houston , 2006), keputusan struktur modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko pengembalian atau keuntungan yang diharapkan yang di tanggung oleh pemegang saham. Dari beberapa literatur penulis menemukan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal yang berkenaan dengan masalah pendanaan. Dimana faktor-faktor tersebut antara lain klasifikasi industri, struktur aktiva, dengan

likuiditas, risiko perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan. Penelitian tentang faktor ini pernah diteliti oleh Fadhli 2009 dengan judul faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang go publik. Dengan hasil penelitian ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan risiko bisnis dan pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, risiko bisnis, pertumbuhan aktiva dan profitabilitas secara bersama sama berpengaruh terhadap struktur modal. Soesan dengan judul analisis faktor faktor yang mempengaruhi strukrur modal pada perusahaan asuransi yang go publik di (BEJ). Dengan hasil ukuran perusahaan dan risiko bisnis berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil pengujian secara simultan semua variabel independen berpengaruh terhadap struktur modal. Hapsari dengan judul analisis faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2006-2008 pada sektor automotif and allied. Dengan hasil penelitian ukuran perusahaan dan risiko bisnis berpengaruh negatif, sedangkan pertumbuhan asset dan

kemampulabaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, risiko bisnis,

pertumbuhan asset dan kemampulabaan secara bersama sama berpengaruh terhadap struktur modal.

Dalam penelitian ini, peneliti hanya membatasi beberapa faktor yang akan diteliti disesuaikan dengan data yang diperoleh yang diduga berpengaruh terhadap struktur modal diantaranya profitabilitas, struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan. Peneliti mengambil beberapa faktor ini dikarenakan faktor-faktor ini memiliki kecenderungan investor dalam menilai perusahaan untuk

menginvestasikan modalnya kedalam sebuah perusahaan dan pada penelitian terdahulu faktor-faktor ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal suatu perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, Terlihat bahwa keputusan struktur modal merupakan keputusan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 - 2009. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan fakta, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan pertumbuhan

penjualan terhadap struktur modal pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 2009 parsial. 2. Bagaimana pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan pertumbuhan secara

penjualan terhadap struktur modal pada perusahaan Food and Beverages

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 2009 simultan.

secara

3. Berapakah besar dan variabel mana yang paling berpengaruh diantara profitabilitas, struktur aktiva, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada perusahaan industri Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 2009. 1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari fakta yang diperoleh dari rumusan masalah diatas dapat dirumuskan tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan

pertumbuhan penjualan, terhadap struktur modal pada Perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 2009

secara parsial. 2. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, struktur aktiva, dan

pertumbuhan penjualan , terhadap struktur modal pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 2009 secara simultan. 3. Untuk mengetahui besarnya dan variable mana yang paling berpengaruh

diantara profitabilitas, struktur aktiva, dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 2009.

1.3.2. Manfaat Penenlitian Bertolak dari tujuan diatas maka diharapkan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Diharapkan agar bermanfaat bagi perusahaan Food and Beverages

sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terhadap struktur modalnya. 2. Diharapkan agar dapat memberikan informasi bagi para calon investor

tentang perkembangan struktur modal dan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dimana informasi itu dapat dipahami sebagai alat pengambil keputusan dimasa yang akan datang. 3. Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat digunakan peneliti selanjutnya

sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian lain kususnya penelitian yang berhubungan dengan keputusan struktur modal. 4. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti tentang

struktur modal pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Struktur Modal Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan yang tercermin dari harga saham perusahaan, jika keputusan investasi dan kebijakan deviden dipegang konstan. Jika perusahaaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-keputusan keuangan lainnya. Kalau perubahan struktur modal tidak merubah nilai perusahaan, berarti tidak ada struktur modal yang terbaik, semua struktur modal adalah baik. Kalau dengan merubah struktur modal ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat

memaksimumkan nilai perusahaan, atau harga saham adalah struktur modal yang terbaik. Yang dimaksud dengan nilai perusahaan adalah harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan, 2000). Teori mengenai struktur modal telah banyak dibicarakan oleh para peneliti, berikut ini akan diuraikan mengenai teori-teori tersebut. Teori struktur modal bertujuan memberikan landasan berpikir untuk mengetahui struktur modal yang optimal. peneliti menggunakan satu teori yaitu The Modigliani-Miller Model,The trade off model, pecking order theory, dan signaling theory.

2.1.1. The Modigliani-Miller Model Teori mengenai struktur modal bermula pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller ( yang selanjutnya disebut MM) mempublikasikan artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis yaitu The Cost of capital, Corporation Finance, and The Theory of Invesment. MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya (Brigham dan Houston, 2001). MM berpendapat bahwa dalam keadaan pasar sempurna maka penggunaan hutang adalah tidak relevan dengan nilai perusahaan, tetapi dengan adanya pajak maka hutang akan menjadi relevan (Modigliani dan Miller, 1960 dalam Hartono, 2003). Namun, studi MM didasarkan pada sejumlah asumsi yang tidak realistis, antara lain (Brigham dan Houston, 2001); 1. Tidak ada biaya broker (pialang) 2. Tidak ada pajak 3. Tidak ada biaya kebangkrutan 4. Para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perseroan. 5. Semua investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai peluang investasi perusahaan pada masa mendatang 6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang. Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang berjudul Corporate Income Taxes and The Cost of Capital: A Correction yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan. Peraturan perpajakan

memperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan

yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM membuktikan bahwa karena bunga atas hutang dikurangkan dalam perhitungan pajak, maka nilai perusahaaan meningkat sejalan dengan makin besarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai titik maksimum bila seluruhnya dibiayai dengan hutang (Brigham dan Houston, 2001). Hasil studi MM yang tidak relevan juga tergantung pada asumsi bahwa tidak ada biaya kebangkrutan. Namun, dalam praktek, biaya kebangkrutan bisa sangat mahal. Perusahaan yang bangkrut mempunyai biaya hukum dan akuntansi yang sangat tinggi, serta sulit menahan pelanggan, pemasok dan karyawan. Masalah yang terkait kebangkrutan cenderung muncul apabila perusahaan menggunakan lebih banyak hutang dalam struktur modalnya (Brigham dan Houston, 2001). Apabila biaya kebangkrutan semakin besar, tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemegang saham juga semakin tinggi. Biaya modal hutang juga akan semakin tinggi karena pemberi pinjaman akan membebankan bunga yang tinggi sebagai kompensasi kenaikan risiko kebangkrutan. Oleh karena itu, perusahaan akan terus menggunakan hutang apabila manfaat hutang (penghematan pajak dari hutang) masih lebih besar dibandingkan dengan biaya kebangkrutan. Jika biaya kebangkrutan lebih besar dibandingkan dengan penghematan pajak dari hutang, perusahaan akan menurunkan tingkat hutangnya. Tingkat hutang yang optimal, dengan demikian modal yang optimal, terjadi pada saat tambahan penghematan pajak sama dengan tambahan biaya kebangkrutan.

2.1.2. The Trade Off Model Model trade-off mengasumsikan bahwa struktur modal perusahaan merupakan hasil trade-off dari keuntungan pajak dengan menggunakan hutang dengan biaya yang akan timbul sebagai akibat penggunaan hutang tersebut (Hartono, 2003). Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat lebih besar, tambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan. Trade-off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor seperti corporate tax, biaya kebangkrutan, dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu (Suad Husnan, 2000). Kesimpulannya adalah pengguanan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Walaupun model trade-off theory tidak dapat menentukan secara tepat struktur modal yang optimal, namun model tersebut memberikan kontribusi penting yaitu (Hartono, 2003); 1. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi, sebaiknya menggunakan sedikit hutang. 2. Perusahaan yang membayar pajak tinggi sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah.

2.1.3. Pecking Order Theory Teori ini diperkenalkan pertama kali oleh Donalson pada tahun 1961 sedangkan penanaman pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun 1984 menurut (Husnan,1998). Secara singkat teori ini menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing pendanaan dari hasil operasi perusahaan yang berwujud laba ditahan, apabila pendanaan dari luar external financing diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarateristik opsi, baru akhirnya apabila belum mencukupi saham baru diterbitkan. Dana internal lebih disukai dari dana eksternal karena dana internal memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu mencari pinjaman lagi dari pihak luar. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada penerbitan saham baru, karena dua alasan. Pertama adalah pertimbangan biaya emisi, biaya emisi obligasi lebih murah dari biaya emisi saham baru menurut (Husnan, 1998). Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Alasan kedua adalah menejer kawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh para pemodal dan membuat harga saham turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya informasi asimetrik antara pihak manajer dengan pihak pemodal.

2.1.4. Signaling Theory Signaling Theory (Teori Persinyalan) menurut (Brigham dan Houston 2006) merupakan suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk menggunakan utang di luar sasaran struktur modal yang normal. Perusahaan yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya, yang artinya menarik investor-investor baru untuk berbagi kerugian yang mereka alami. Adanya pengumuman penawaran saham biasanya akan dianggap sebagai suatu sinyal bahwa prospek perusahaan seperti yang dilihat manajemen tidak terlalu cerah. Hal ini selanjutnya menunjukkan bahwa ketika sebuah perusahaan mengumumkan penawaran saham baru, biasanya harga sahamnya akan menurun. 2.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Menurut Brigham dan Houston (2001: 39) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, antara lain : pertumbuhan penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengawasan, sifat manajemen, sikap kreditur dan 8 konsultan, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal, diantaranya profitabilitas, struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan.

Profitabilitas, pecking order theory mengatakan bahwa perusahaan lebih

menyukai internal funding. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Karena itu profitabilitas akan berhubungan negatif dengan leverage perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relaltif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Semakin tinggi keuntungan yang diperoleh berarti semakin rendah kebutuhan dana asing hutang sehingga semakin rendah pula rasio struktur modalnya. Struktur aktiva (tangibility), kebanyakan perusahaan industri yang

sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedangkan hutang bersifat sebagai pelengkap (Riyanto, 1995). Hal ini bisa dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya, paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap ditambah aktiva lain yang sifatnya permanen. Sedangkan perusahaan yang sebagian besar aktivanya terdiri dari aktiva lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan. Struktur aktiva diukur dengan didasarkan pada rasio Fixed Asset terhadap total aktiva, penggunaan rasio Fixed Asset terhadap total aktiva dikarenakan Fixed Asset memberikan gambaran

mengenai jaminan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang. Secara teori terdapat hubungan positif antara struktur aktiva dan struktur modal. semakin tinggi rasio struktur aktiva semakin besar jumlah aktiva tetap, maka perusahaan pun akan memiliki jaminan kemampuan yang lebih besar dalam melakkukan pendanaan eksternal yang berarti berpotensi meningkatkan leverage perusahaan. Perusahaan dengan tingkat penjualan yang mengalami pertumbuhan dapat

lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman/ hutang yang besar dengan risiko menanggung biaya tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengalami pertumbuhan penjualan. 2.3. Struktur Modal 2.3.1. Pengertian Struktur Modal Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Rasio total hutang terhadap modal sendiri ( Debt To Equity Ratio) menggambarkan struktur modal perusahan dan rasio hutang terhadap modal akan menentukan besarnya leverage keuangan yang digunakan perusahaan (Riyanto, 2001). Struktur modal ditentukan dengan perbandingan antara total hutang dan modal sendiri yang digunakan perusahaan (Riyanto, 2001). Struktur modal

merupakan kombinasi antara bauran segenap pos yang masuk ke dalam sisi kanan neraca sumber modal perusahaan. Pengertian struktur modal dibedakan dengan struktur keuangan, dimana struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara total hutang dengan modal sendiri, sedangkan struktur

keuangan mencerminkan perimbangan seluruh hutang baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan modal sendiri. Struktur atau komposisi modal harus diatur sedemikian rupa sehingga terjamin stabilitas finansial perusahaan, memang tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah dan komposisi modal dari tiap-tiap perusahaan, tetapi pada dasarnya pengaturan terhadap struktur modal dalam perusahaan harus berorientasi pada tercapainya stabilitas finansial dan terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan. Dari pengertian-pengertian yang dipaparkan dapat ditarik kesimpulan tentang struktur modal yaitu perbandingan atau perimbangan antara hutang dengan modal sendiri atau disebut (Debt To Equity Ratio). Keuangan yang digunakan perusahaan dalam mencapai stabilitas finansial dan kelangsungan hidup perusahaan. 2.3.2.Komponen Struktur Modal Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen (Riyanto, 2001) yaitu: 1. Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang jangka waktunya

adalah panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.

Komponen - komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari: a. Hutang hipotik (mortgage) Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak tanah dan bangunan. b. Obligasi (bond) Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan. Modal asing hutang jangka panjang di lain pihak, merupakan sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu semakin ringan syarat-syarat pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah dan memperluas bagi perusahaan untuk mendayagunakan sumber dana yang berasal dari asing atau hutang jangka panjang tersebut. Meskipun demikian hutang tetap harus dibayar pada waktu yang sudah ditetapkan, tanpa memperhatikan kondisi finansial perusahaan pada saat itu dan harus sudah disertai dengan bunga yang sudah diperhitungkan sebelumnya. Seandainya perusahaan tidak mampu membayar kembali hutang dan bunga, maka kreditur dapat memaksa perusahaan dengan menjual asset yang dijadikan jaminannya.

Oleh karena itu, kegagalan membayar hutang atau bunganya akan mengakibatkan perusahaan kehilangan kontrol terhadap perusahaannya seperti halnya sebagian atau keseluruhan modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Begitu pula sebaliknya para kreditur dapat kehilangan kontrol sebagian atau keseluruhan dana pinjaman dan bunganya, karena segala macam bentuk yang ditanamkan dalam perusahaan selalu dihadapkan pada risiko kerugian. Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri dari berbagai saham dan laba ditahan. Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini menurunkan Leverage keuangan yang digunakan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi modal asing atau hutang dalam struktur modal perusahaan akan semakin besar pula risiko kemungkinan terjadinya ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang beserta bunga pada jatuh tempo. Bagi kreditur hal ini berarti bahwa kemungkinan turut serta dana yang mereka tanamkan dalam perusahaan untuk dipertaruhkan pada kerugian juga semakin besar. 2. Modal Sendiri (Shareholder Equity) Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber Intern maupun Extern, sumber intern didapat dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan sumber extern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan.

Komponen modal sendiri terdiri dari: a. Modal Saham Saham adalah tanda bukti kepemilikan suatu perusahaan terbatas (P.T) dimana modal saham terdiri dari: 1) Saham Biasa (common stock) Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh investor, dengan memiliki saham ini berarti ia membeli prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan. 2) Saham Preferen (preferred stock) Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka panjang. b. Laba Ditahan Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan sebagai deviden. Komponen modal sendiri ini merupakan modal perusahan yang

dipetaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko risiko kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memperlukan jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal sendiri. Oleh karena itu, tiap tiap perusahaan harus mempunyai jumlah minimum modal yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam perusahaan dan dapat diperhitungkan pada setiap saat untuk memelihara kelangsungan hidup dan melindungi perusahan dari risiko kebangkrutan. Modal sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling tepat untuk

diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat permanen dan investasi-investasi yang menghadapi risiko kerugian yang relatif kecil. Karena suatu kerugian atau kegagalan dari investasi tersebut dengan alasan apapun merupakan tindakan membahayakan bagi kontinuitas kelangsungan hidup perusahaan. 2.3.3. Arti Pentingnya Struktur Modal Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahan, yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri atau dari pihak lain berupa hutang, dana tersebut mempunyai modal yang ditanggung perusahaan. Struktur modal akan menentukan biaya modal, biaya modal adalah balas jasa yang harus dibayar perusahaan kepada masing-masing pihak yang menanamkan modal dalam perusahaan. Dalam kaitannya dengan biaya modal sendiri maupun hutang perlu dirinci lebih lanjut, karena tiap-tiap jenis modal mempunyai konsekuensi tersendiri, baik jenis, cara perhitungan, maupun ada atau tidak adanya keharusan untuk dibayarkan. Sumber modal yang dimaksud disini terbatas pada modal tetapnya saja, yaitu hutang jangka panjang, modal saham preferen dan modal saham biasa. Keputusan untuk menggunakan tiap-tiap jenis modal tersebut atau

mengkombinasikan senantiasa dihadapkan pada berbagai pertimbangan baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang mencakup tiga unsur penting yaitu:

1. Sifat keharusan untuk membayar balas jasa atas penggunaan modal kepada pihak yang menyediakan dana tersebut atau sifat keharusan untuk pembayaran biaya modal. 2. Sampai seberapa jauh kewenangan atau campur tangan pihak penyedia dana dalam pengelola perusahaan. 3. Risiko yang dihadapi perusahan. Arti pentingnya struktur modal terutama disebabkan oleh perbedaan karakteristik diantara jenis modal tersebut, perbedaan karakteristik diantara jenis modal tersebut secara umum mempunyai pengaruh pada dua aspek penting dalam kehidupan perusahaan yaitu: 1. Terhadap kemampuan untuk menghasilkan laba. 2. Terhadap kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutang. Arti penting struktur modal pada umumnya diperlukan dalam perusahan (Riyanto, 2001): 1. Pada waktu mengkoorganisir atau mendirikan perusahaan. 2. Pada waktu membutuhkan tambahan modal baru untuk perluasan atau ekspansi. 3. Pada waktu diadakan consolidation amalgamation. 4. Pada waktu dijalankan peyusunan kembali struktur modal Recapitalization, pada waktu mengadakan perubahan-perubahan yang fundamental dalam struktur modal debt Readjustment dan pada waktu dijalankan perbaikanperbaikan struktur modal financial reorganization yang terpaksa harus baik dalam bentuk merger atau

dilakukan, karena perusahaan yang bersangkutan telah nyata-nyata dalam keadaan insolvabel atau adanya ancaman insolvenci. Perubahan-perubahan tersebut dimaksudkan supaya perusahaan tersebut untuk selanjutnya dapat bekerja dalam basis finansial yang lebih kuat. Dalam hal ini pendapatan yang dihasilkan dari sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan akan dialokasikan kepada masing-masing pihak yang menyediakan dana sebagai berikut: a. Kepada debitur dalam jumlah tertentu yang tidak tergantung pada jumlah pendapatan yang dihasilkan bahkan juga terdapat ada atau tidak adanya penggunaan sumber ekonomi dalam perusahaan. Bunga atas hutang kepada kreditur harus dibayar, bahkan dalam keadaan dimana menderita kerugian dalam operasinya. b. Kepada pemilik saham, seluruh sisa pendapatan yang dihasilkan oleh perusahan dari sumber sumber ekonominya setelah dikurangi haknya para kreditur. Oleh karena itu, kemungkinan para pemilik saham akan memperoleh bagian yang lebih besar, sama atau kurang dari bagian yang diterima oleh kreditur, bahkan perusahaan mengalami kegagalan di dalam operasinya para pemilik saham harus membayar ekstra untuk membalas jasa kepada para kreditur. Dalam situasi demikian dana yang diinvestasikan oleh pemilik tidak hanya berkurang karena adanya kerugian didalam operasinya tetapi sebagai akibat dari kegiatan pembelanjaan.

Apabila

suatu

perusahan

dalam

memenuhi

kebutuhan

dananya

mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan akan mengurangi ketergantunganya kepada pihak luar. Tetapi apabila kebutuhan dana sudah demikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan dan dana dari sumber intern sudah digunakan semua. Maka tidak ada pilihan lain selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan baik hutang dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dananya. Kalau dalam memenuhi kebutuhan dana dari sumber extern tersebut mengutamakan pada hutang saja, maka ketergantungan kita pada pihak luar akan semakin besar dan risiko finansialnya semakin besar, sebaliknya kalau kita hanya mendasarkan pada saham saja, biaya akan sangat mahal. Biaya penggunaan dana yang berasal dari saham baru adalah paling mahal dibandingkan dengan sumbersumber dana lainya. Oleh karena, itu perlu diusahakan adanya keseimbangan optimal antara kedua sumber dana tersebut. Apabila kita mendasarkan pada prinsip hati-hati, maka kita mendasarkan pada aturan struktur finansial konsevatif dalam mencari struktur modal yang optimal. Untuk mengetahui besarnya modal optimal diperlukan lebih dahulu menetapkan jangka waktu kritis. Jangka waktu kritis adalah waktu di mana biaya untuk kredit jangka panjang sama besarnya dengan kredit jangka pendek (Riyanto,2001) kalau kredit yang dibutuhkan itu jangka waktunya lebih lama daripada jangka waktu kritis tersebut, lebih menguntungkan mengambil kredit jangka panjang dengan membungakan kelebihan modal sementara yang digunakan. Sebaliknya apabila kebutuhan kredit

jangka waktunya lebih pendek daripada jangka waktu kritis adalah lebih menguntungkan membiayai kebutuhan modal kerja itu dengan jangka pendek. Dengan mengetahui besarnya modal optimum maka perusahaan dapat menetapkan apabila kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal asing (hutang). Dari uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa arti pentingnya struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang kurang baik dimana mempunyai hutang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat kepada perusahaan yang bersangkutan, sehingga akan berpengaruh pada labanya, struktur modal merupakan cermin dari kebijaksanaan perusahaan dalam menentukan jenis sekuritas yang dikeluarkan.

2.4. Hasil Penelitian Terdahulu Tabel 1.3 Hasil penelitian terdahulu


No 1 Peneliti Arli Warzuqni Fadhli (2008) Judul Penelitian Faktor faktor ang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Variabel yang di gunakan Ukuran perusahaan, profitabilitas, resiko bisnis, dan pertumbuhan aktiva. Hasil Ukuran perusahaan berpengaruh positif, profitabilitas berpengaruh negatif, sedangkan resiko bisnis dan pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Ukuran perusahaan, resiko bisnis berpengaruh positif terhadap struktur modal, sedangkan pertumbuhan aktiva, profitabilitas,dan struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Resiko bisnis dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif, struktur aktiva dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan, resiko bisnis berpengaruh negatif sedangkan pertumbuhan asset dan kemampulabaan berpengaruh positif terhadap struktur modal.

Fitriah Soesan (2007)

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan asuransi yang go publik di (BEJ).

Ukuran perusahaan, resiko bisnis, pertumbuhan aktiva, profitabilitas dan struktur aktiva.

M Taufan Nugroho(2006)

Analisis faktor faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di BEI.

Resiko bisnis, ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas.

Laksmi Indri Hapsari(2006)

Yulinda Rachmawardani (2007)

Analisis faktor faktor yang mempengauhi struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2006-2008 pada sektor automotif and allied product. Analisis Pengaruh Aspek Likuiditas, Risiko Bisnis, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal (Studi Empiris Pada Sektor Keuangan dan Perbankan di BEJ Tahun 2000-2005)

Ukuran perusahaan, resiko bisnis, pertumbuhan asset, kemampulabaan.

Independen: Likuiditas, risiko bisnis, profitabilitas, pertumbuhan penjualan. Dependen: struktur modal

Likuiditas, risiko bisnis, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal

2.5. Kerangka Pemikiran Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertauatan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel indevenden dan dependen. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk varadigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan varadigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir. Menurut (Sugiono, 2009). Penelitian ini menguji pengaruh profitabilitas, struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan, terhadap struktur modal. Penelitian ini akan dilakukan untuk mengetahui perubahan, pengaruh, besarnya pengaruh dan variabel yang paling berpengaruh terhadap struktur modal. Hal ini dikarenakan struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang dengan modal sendiri. Struktur modal yang optimal merupakan perimbangan antara penggunaan modal sendiri dengan penggunaan hutang, maksudnya adalah seberapa besar modal sendiri dan seberapa besar hutang yang akan digunakan sehingga bisa optimal (Husnan, 2004). Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan Purposive sampling atau pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan penulis. Penelitian pada perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan periode pengamatan tahun 2006-2009.

Berdasarkan uraian di atas maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Gambar 2.1 Model Penelitian

Profitabilitas

Struktur Aktiva

Struktur Modal

Pertumbuhan Penjualan

Keterangan Uji Parsial Uji Simultan

2.6. Hipotesis Penelitian Keputusan struktur modal merupakan keputusan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup perusahaan. Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan menjadi hal yang penting sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan komposisi struktur modal perusahaan. Hipotesis penelitian yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal yang digunakan untuk menghasilkan laba menurut (Martono dan Agus, 2007). Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik dan semakin meningkat kemakmuran perusahaan. Perusahaan yang profitabilitasnya tinggi akan lebih banyak mempunyai dana internal daripada perusahaan yang profitabilitasnya rendah. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi akan menggunakan hutang lebih kecil karena perusahaan mampu menyediakan dana yang cukup melalui laba ditahan. Pecking Order Theory menyatakan bahwa perusahaan lebih suka untuk menggunakan dana internal (laba ditahan) daripada dana eksternal (hutang dan ekuitas) untuk membiayai pengeluaran modalnya sehingga dengan

profitabilitas yang tinggi perusahaan akan mengurangi tingkat penggunaan hutang. Berdasarkan pengamatan diatas, maka hipotesis 1 dapat dirumuskan sebagai berikut: H1 = Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. 2. Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva. Hal ini menunjukkan proporsi komposisi aktiva tetap terhadap aktiva perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan yang struktur aktivanya memiliki perbandingan aktiva tetap yang lebih tinggi akan cenderung menggunakan hutang lebih banyak karena aktiva tetap yang ada dapat digunakan sebagai jaminan hutang. Perusahaan akan menggunakan modal sendiri atau hutang

yang sesuai dengan umur aktiva untuk diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap. Perusahaan yang memiliki jumlah aktiva tetapnya tinggi akan lebih mudah untuk mendapatkan hutang, karena aktiva tetap dapat dijadikan sebagai jaminan. Semakin besar proporsi aktiva tetap, maka perusahaan akan cenderung menggunakan lebih banyak hutang. Berdasarkan pengamatan diatas, maka hipotesis 2 dapat dirumuskan sebagai berikut: H2 = Struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. 3. Pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal Penjualan yang tinggi akan meningkatkan laba perusahaan, sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan dan menunjang pertumbuhan perusahaan. Jika penjualan meningkat per tahun, maka pembiayaan dengan hutang dengan beban tertentu akan meningkatkan pendapatan pemegang saham. Hal ini mendorong perusahaan dengan tingkat penjualan yang tinggi akan cenderung menggunakan jumlah hutang yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah. Semakin tinggi pertumbuhan penjualan perusahaan akan lebih aman dalam menggunakan hutang sehingga semakin tinggi struktur modalnya. Berdasarkan pengamatan diatas, maka hipotesis 3 dapat dirumuskan sebagai berikut: H3 = Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap struktur perusahaan. modal

4. pengaruh faktor-faktor secara bersama-sama terhadap struktur modal (DER) yaitu : H4 = Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan secara bersama sama berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Subjek Dan Objek Penelitian Subjek penelitian ialah sesuatu baik orang, benda ataupun lembaga (organisasi) yang sifat keadaannya akan diteliti. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan Food and Beverages, dengan mengambil laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006-2009. Subjek yang dipilih dalam peneilitian ini adalah perusahaan yang memiliki jumlah asset diatas 250 miliar, terdiri dari 19 perusahaan yang tergolong kedalam perusahaan Food and Beverages. Objek penelian ialah sesuatu yang di jadikan sasaran dalam sebuah penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah struktur modal, apakah variabel variabel indevenden dalam dalam penelitian ini diantara profitabilitas, struktur aktiva, dan prtumbuhan penjualan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. 3.2. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas, subjek/objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono,2007). populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2006-2009 yang termasuk kedalam perusahaan yang bergerak di dalam Food and Beverages terdiri dari 19 perusahaan.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2007). Dalam penelitian ini sampel perusahaan dipilih dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Menurut Sugiono, Purposive Sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan penulis. Metode Purposive Sampling dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik dengan kriteria sampel: 1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten hingga akhir tahun 2009. 2. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah perusahaan manufaktur. 3. Perusahaan yang tergolong kedalam perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI). 4. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode 2006-2009 yang telah dipublikasikan pada Indonesia Capital Market Directory (ICMD). 5. Perusahaan yang memiliki jumlah asset di atas 250 miliar yang terdiri dari periode 2006-2009. Berdasarkan kriteria diatas yang tergolong kedalam industri Food and Beverages terdiri dari sembilan belas perusahaan yang tergolong kedalamnya. Diamana kesembilan belas perusahaan tersebut telah menerbitkan laporan keuangan. Hanya tiga belas perusahaan yang hanya mempunyai jumlah asset diatas dua ratus lima puluh juta rupiah. berdasarkan kriteria tersebut maka yang memenuhi kriteria hanya terdiri dari tiga belas perusahaan.

Daftar nama perusahaan yang memenuhi kriteria dari Periode 2006-2009 yang tergolong kedalam perusahaan Food and Beverages sebagai berikut. Tabel 3.1 Daftar Sampel Perusahaan
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Nama Perusahaan PT Fast Food Indonesia Tbk PT Siantar Top Tbk. PT Davomas Abadi Tbk. PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT sierad Produce Tbk. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT Aqua Golden Mississippi Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. PT Ultra Jaya Milk Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Smart Tbk.

3.3. Jenis Data dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang sudah diolah oleh pihak perusahaan. Data diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2006-2009. Data yang diambil adalah data perusahaan yang terdaftar di BEI dan masuk kedalam kelompok perusahaan Food and Beverages dari tahun 2006-2009.

3.4. Operasional Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen ( varibel terikat ) dan independen ( variabel bebas ). 3.4.1. Variabel Dependen Variabel dependen adalah dalam bahasa indonesia sering juga disebut sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat , karena adanya variabel bebas (Sugiono 2007). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah sebagai berikut. Struktur modal Struktur modal (DER) adalah perbandingan antara total hutang (Debt) dengan modal sendiri (Equity Ratio). Dalam penelitian ini pengukuran terhadap struktur modal dilakukan dengan cara. DER = 3.4.2.Variabel Independen Variabel independen adalah dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen ( terikat ) menurut (Sugiono, 2011). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel Independen adalah sebagai berikut :

a. Profitabilitas (Return On Equity) Profitabilitas (ROE) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri yang ada dalam perusahaan itu. Profitabilitas dapat menjadi ukuran efisiensi bagi penggunaan modal sendiri yang dioperasionalkan dalam perusahaan. Semakin besar profitabilitas berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan itu menghasilkan laba bagi pemilik modalnya sendiri. Pengukurannya dapat dilakukan dengan menggunakan. ROE = b. Struktur Aktiva Struktur aktiva (Tangibility) adalah perbandingan antara aktiva tetap perusahaan (Fixed Asset) dengan total aktiva (Total Assets). Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan perbandingan antara aktiva tetap perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki. Tangibility = c. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan (Growth Sales) merupakan perbandingan antara penjualan tahun yang bersangkutan (tahun ke t) dikurangi penjualan tahun sebelumnya (tahun ke t-1) kemudian dibagi dengan penjualan tahun sebelumnya (tahun ke t-1).

Sales Growth =

Ringkasan definisi operasional variabel penelitian dalam penelitian ini, sebagaimana terlihat pada tabel 3.2 berikut : Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
N o 1 Variabel Dependen (Y) Struktur modal Konsep Struktur modal merupakan seberapa besar penggunaan antara hutang jangka panjang maupun modal sendiri dalam memenuhi kebutuhan modal perusahaan. (Juminang, 2006) Profitabilitas menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi pemilik modal sendiri yang ada dalam perusahaan itu.( rianto, 2001) Struktur aktiva menunjukkan seberapa besar aktiva dapat digunakan menjadi penjamin pinjaman hutang yang besar yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Definisi Operasional Perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan keuangan seperti: 1. Neraca 2. Laba Rugi Pengukuran dilakukan untuk beberapa periode operasi. Pengukuran Skala Rasio DER=

Independen (X1) Profitabilita s

Dilakukan melalui dua pendekatan diantaranya: Mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana laba diperoleh dari operasional perusahaan Melalui pendekatan rasio-rasio laba rugi Di laporan neraca dilihat dari total aktva tetap pada periode terrtentu Di laporan laba rugi dilihat dari total aktiva yang dimiliki perusahaan pada periode tertentu.

Rasio ROE=

Independen (X2) Struktur aktiva

Rasio Tangibility=

Independen (X3) Pertumbuha n penjualan

Pertumbuhan penjualan menunjukkan perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh pinjaman atau hutang yang besar dengan risiko menanggung biaya tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. (Husnan, 2000)

Menentukan nilai penjualan bersih dari tahun ketahun pada laporan laba rugi perusahaan. Melakukan perhitungnan pada penjaualan bersih.

SalesGrowth=

Rasio

Sumber : Konsep Penelitian Yang Diolah Dari Berbagai Buku dan Jurnal

3.5. Metode Pengolahan Data Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu diolah terlebih dahulu. Tujuannya adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, dan menyajikannya dalam susunan yang rapi, untuk kemudian dianalisis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis : 1. Statistik Deskriptif Pengujian ini dilakukan untuk menentukan nilai minimum, nilai maximum, rata rata dan standar deviasi masing masing variabel dependen dan independen. 2. Uji Asumsi Klasik Penggunaan alat statistik regresi berganda mensyaratkan dilakukannya pengujian asumsi klasik, jika asumsi klasik tidak terpenuhi akan menyebabkan

bias pada hasil penelitian. Asumsi klasik klasik yang perlu diuji adalah normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan autokolerasi. Uji tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat dat berdistribusi normal atau tidak dapat melihat nilainya pada kolmogorov- smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikan lebih besar dari 0,05 ( Priyatno, 2010:71). Dasar pengambilan keputusannya adalah : Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,2005). b. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidak samaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah normal, maka model regresi memenuhi asumsi

heteroskedastisitas. Jika signifikan korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas ( Priyatno,2010:81). Dasar analisis terjadi Heteroskedastisitas adalah Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka (bergelombang, mengindikasikan melebar telah kemudian terjadi

menyempit),

heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2005). c. Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel indevenden dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Uji multikolinearitas dapat dilihat pada nilai inflasion factor(VIF) pada model regresi. Pada umumnya jika nilai VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

d. Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya) menurut (Ghozali 2005).Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Waston (DW), dengan ketentuan jika angka D-W lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 3 berati model persamaanregresi bebas dari autokorelasi. 3.6. Menyusun Persamaan Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk melihat pengaruh sejumlah variabel dependen terhadap variabel independen atau untuk

memprediksi suatu variabel dependen berdasarkan nilai variabel variabel independen. Model regresi dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut: Y = + 1(ROE) + 2(ASSET) + 3(GS) + Dimana: Y 1,2,3 ROE ASSET GS = Struktur Modal = Konstanta = Koefisien variabel independent = Return On Equity = Struktur Aktiva = Growth of Sales atau Pertumbuhan Penjualan = Faktor pengganggu

3.7. Pengujian Hipotesis 1. Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing masing variabel secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Langkah langkah dalam pengujian sebagai berikut : 1. Ho1 : = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara

Profitabilitas (ROE) terhadap struktur modal (DER). Ha1 : 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara Profitabilitas

(ROE) terhadap struktur modal (DER). Ho2 : = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara struktur aktiva( Tangibility) terhadap strukrur modal (DER). Ha2 : 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara struktur aktiva

(Tangibility) terhadap struktur modal (DER). Ho3 : = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan anatara

pertumbuhan penjualan (Growth Sales ) terhadap struktur modal (DER). Ha3 : 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara pertumbuhan

penjualan (Growth Sales)terhadap struktur modal (DER). 2. Menentukan tingkat signifikan () yaitu sebesar 5% 3. Menentukan t hitung 4. Menentukan t tabel (df) n-k-1 5. Kriteria pengujian - Ho ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

- Ho diterima jika -t tabel t hitung t tabel 6. Pengambilan keputusan 2. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara simultan yang dimasukkan dapat berpengaruh terhadap variabel dependen. Langkah-langkah dalam pengujian sebagai berikut : 1. Ho4 : 1 = 2 = 3 = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Ha4 : 1, 2, 3 0, berarti ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. 2. Menentukan tingkat signifikan () yaitu sebesar 5% 3. Menentukan f hitung 4. Mnenentukan f tabel df 1 (jumlah variabel -1) df2 (n-k-1) 5. Kriteria pengujian -Ho ditolak bila F hitung > F tabel -Ho diterima bila F hitung F tabel 6. pengambilan keputusan

3. Koefisien Determin (R2) Nilai R2 digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangi variabel independen. Tapi, karena R2 mengandung kelemahan mendasar dimana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan adjusted R2 berkisar antara nol dan satu. jika nilai adjusted R2 makin mendekati satu maka makin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya. 4. Koefisien Beta Untuk menentukan variabel bebas yang paling dominan

mempengaruruhi nilai variabel dependen dalam suatu model regresi linier, maka digunakan koefisien beta yang dihasilkan dari analisis regresi. Nilai beta yang paling besar menunjukkan variabel bebas yang paling dominan mempengaruhi nilai variabel dependen.

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam skripsi ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada sektor food and beverages pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yang telah mengeluarkan data keuangan. Pada periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 jumlah keseluruhan perusahaan manufaktur pada sektor food and beverages adalah 19 perusahaan. Setelah

dilakukan penelitian sampel dengan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut : 1. Terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai emiten hingga akhir tahun 2009. 2. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah perusahaan manufaktur. 3. Perusahaan yang tergolong kedalam perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia(BEI). 4. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode 2006-2009 yang telah dipublikasikan pada Indonesia Capital Market Directory (ICMD). 5. Perusahaan yang memiliki jumlah asset di atas 250 miliar yang terdiri dari periode 2006-2009.

Berdasarkan kriteria diatas, maka yang menjadi sampel adalah sebanyak 13 perusahaan. Dengan menggunakan metode penggabungan data maka diperoleh data penelitian sebanyak 4 x 13 = 52 data observasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data keuangan perusahaan manufaktur pada sektor food and beverages periode tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. Nama-nama perusahaan yang menjadi sampel penelitian pada masingmasing tahun disajikan pada lampiran. Sebelum membahas terhadap pembuktian hipotesis, secara deskriptif akan dijelaskan mengenai kondisi masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini. 4.1.2 Statistik Deskriptif Analisis deskriptif dari data yang diambil untuk penelitian ini adalah dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 yaitu sebanyak 52 data pengamatan. Deskripsi variabel dalam statistik deskriptif yang digunakan pada penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi dari satu variabel dependen yaitu struktur modal dan tiga variabel independen yaitu profitabilitas (ROE), struktur aktiva (Tangibility) dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales). Statistik deskriptif berkaitan dengan pengumpulan dan peringkat data. Statistik deskriptif menggambarkan karakter sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Distribusi statistik deskriptif untuk masing-masing variabel terdapat pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Deskriptif Statistik


Descriptive Statistics N DER ROE TANGIBILITY GRWT Valid N (listwise) 52 45 52 45 40 Minimum -2.04 -1.97 2.89 -.84 Maximum 2.13 5.78 4.30 4.95 Mean .0875 2.3877 3.6655 3.0282 Std. Deviation .82823 1.19222 .33509 1.16468

Sumber : Data sekunder yang diolah Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata masing-masing variabel berada pada angka positif, meskipun terdapat angka negatif pada nilai minimum dari variabel DER, ROE, dan Growth Sales. Berdasarkan Tabel 4.1 Diketahui nilai Rata rata struktur modal (DER) sebesar 0,0875, dengan standar deviasi sebesar 0,82823. PT. Multi Bintang Indonesia pada tahun 2009 memiliki nilai maximum struktur modal (DER) sebesar 2,13 sedangkan PT.Sierad Produce Tbk pada tahun 2006 memiliki nilai minimum struktur modal (DER) sebesar -2,04 (lampiran 1 (DER) ). Rata rata profitabilitas (ROE) sebesar 2,3877 dengan nilai standar deviasi sebesar 1,19222. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk pada tahun 2009 memiliki nilai maximum profitabilitas (ROE) sebesar 5,78 sedangkan PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk pada tahun 2006 memiliki nilai minimum profitabilitas (ROE) sebesar -1,97 (lampiran 1 (ROE) ).

Rata rata

struktur aktiva (Tangibility) sebesar 3,6655 dengan standar

deviasi sebesar 0,33509. PT. Davomas Abadi Tbk pada tahun 2009 memiliki nilai maximum struktur aktiva (Tangibility) sebesar 4,30 sedangkan PT. Fast Food Indonesia Tbk pada tahun 2009 memiliki nilai minimum struktur aktiva

(Tangibility) sebesar 2,89 (lampiran 1 (Tangibility) ). Rata rata pertumbuhan penjualan (Growth Sales) sebesar 3,0282 dengan standar deviasi sebesar 1,16468. PT. Cahaya Kalbar Tbk pada tahun 2008

memiliki nilai maximum pertumbuhan penjualan (Growth Sales) sebesar 4,95 sedangkan PT. Siantar Top Tbk pada tahun 2009 memiliki nilai minimum pertumbuhan penjualan (Growth Sales) sebesar -0,84(lampiran 4 (Growth Sales) ). 4.2. Pengujian Asumsi Klasik Menguji hipotesis akan digunakan analisis regresi linier berganda. Namun demikian akan terlebih dahulu diuji mengenai ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik yang diperlukan untuk mendapatkan model regresi yang baik. 1. Pengujian Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat dat berdistribusi normal atau tidak dapat melihat nilainya pada kolmogorov- smirnov. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikan lebih besar dari 0,05 ( Priyatno, 2010:71).

Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Awal


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DER N a,,b Normal Parameters Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative ROE TANGIBILITY 52 41.2265 13.41507 .096 .096 -.079 .693 .723 GROWTH SALES 52 24.3154 35.38901 .121 .121 -.115 .872 .433

52 52 1.5275 14.4902 1.45063 48.65538 .178 .163 -.178 1.281 .075 .310 .310 -.249 2.235 .000

Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Hasil pengujian normalitas pada pengujian terhadap 52 data menunjukkan bahwa satu variable yaitu Profitabilitas (ROE) dengan signifikan sebesar 0,000 belum berdistribusi normal signifikansi di bawah 0,05 (Priyatno, 2010). Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov - Smirnov tersebut lebih kecil dari 0,05. Analisis regresi mensyaratkan adanya data yang berdisribusi normal, maka dengan demikian penormalan data dilakukan diantaranya adalah dengan mentransformasikan data. setelah menstranformasikan data diperoleh nilai yang berdistribusi normal. Hasil pengujian selanjutnya diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.3 Uji Normalitas Setelah Mentransformasikan Data


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DER N a,,b Normal Parameters ROE TANGIBILITY GRWT 52 45 3.6655 3.0282 .33509 1.16468 .078 .201 .052 .091 -.078 -.201 .564 1.349 .908 .053

52 45 Mean .0875 2.3877 Std. Deviation .82823 1.19222 Most Extreme Differences Absolute .106 .149 Positive .106 .121 Negative -.076 -.149 Kolmogorov-Smirnov Z .761 .997 Asymp. Sig. (2-tailed) .609 .274 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Hasil pengujian normalitas

data menunjukkan bahwa seluruh variabel

sudah berdistribusi normal yang ditunjukkan nilai signifikansi pengujian Kolmogorov Smirnov tersebut lebih besar dari 0,05. Selain itu pengujian normalitas dapat juga dilihat dari grafik berikut ini: Gambar 4.1 Uji Normalitas

Dapat dilihat dari tabel kolmogorov smirnop dan dari grafik bahwa data telah berdistribusi secara normal. 2. Pengujian Heterokedastisitas Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidak samaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya masalah

heteroskedastisitas. Jika signifikan korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah heteroskedastisitas ( Priyatno,2010:81). Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas
Correlations Unstandardized Residual ROE TANGIBILITY GRWT Spearman's rho Unstandardized Residual Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N ROE Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N TANGIBILITY Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N GRWT Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 1.000 . 40 .195 .229 40 .006 .973 40 -.029 .860 40 .195 .229 40 1.000 . 45 -.261 .083 45 .062 .705 40 .006 .973 40 -.261 .083 45 -.029 .860 40 .062 .705 40

1.000 -.306* . 52 -.306


*

.041 45 1.000 . 45

.041 45

Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas

Dari gambar tersebut diperoleh bahwa scatter plot membentuk titik-titik yang menyebar secara acak dengan tidak membentuk pola yang jelas. Hal ini menunjukkan tidak ada masalah heteroskedastisitas. 3. Pengujian Multikolinearitas Multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi. Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antar variabel indevenden dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya

multikolinearitas. Uji multikolinearitas dapat dilihat pada nilai inflasion factor(VIF) pada model regresi. Pada umumnya jika nilai VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas


Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model 1 (Constant) ROE TANGIBILITY GRWT B -3.753 .269 .713 .177 Std. Error 1.616 .095 .376 .110 Beta t Sig. Collinearity Statistics Tolerance VIF

-2.322 .026 .430 2.830 .008 .311 1.893 .066 .257 1.613 .115 .934 .800 .850 1.071 1.250 1.177

a. Dependent Variable: DER

Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai VIF dari profitabilitas, tangability dan growth sales memiliki nilai 1(satu). karena nilai VIF dari seluruh variabel tidak ada yang bernilai diatas angka 5, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak ada persoalan antar variabel independen. 4. Pengujian Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1(sebelumnya) menurut (Ghozali 2005).Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Waston (DW), dengan ketentuan jika angka D-W lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 3 berati model persamaan regresi bebas dari autokorelasi.

Tabel 4.6 Pengujian Autokorelasi


Model Summary Adjusted R Model 1 R .474
a b

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.908

R Square .225

Square .160

.71120

a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY b. Dependent Variable: DER

Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 1,908. Karena nilai Durbin Watson lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari 3 maka persamaan regresi ini bebas dari autokorelasi. 4.3 Analisis Regresi Berganda Penelitian ini menggunakan analisis linear berganda untuk menguji hipotesis, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu profitabilitas (ROE), struktur aktiva (Tangibility), dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Hasil yang diperoleh selanjutnya akan diuji kemaknaan model tersebut secara simultan dan secara parsial. Koefisien regresi dilihat dari nilai unstandardized coefficient karena semua variabel independen maupun dependen memiliki skala pengukuran yang sama yaitu rasio.

Tabel 4.7 Hasil Regresi Berganda


Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) ROE TANGIBILITY GRWT a. Dependent Variable: DER B -3.753 .269 .713 .177 Std. Error 1.616 .095 .376 .110 .430 .311 .257
a

Standardized Coefficients Beta t Sig. -2.322 .026 2.830 .008 1.893 .066 1.613 .115

Sumber : Data sekunder yang diolah

Hasil pengujian persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : Ln DER = -3,753 + 0,269 Ln ROE + 0,713 Ln TANGIBILITY + 1,77 Ln GRWT Persamaan regresi diatas memiliki makna : 1). Profitabilitas (ROE) mempunyai koefisien regresi dengan arah positif sebesar + 0,269. Jika diasumsikan variabel independen lain konstan, hal ini berarti setiap kenaikan profitabilitas (ROE) sebesar 1 persen maka

struktur modal (DER) perusahaan akan mengalami kenaikan sebesar 0,269 persen. 2). Struktur aktiva (Tangibility) mempunyai koefisien regresi dengan arah positif sebesar + 0,713. Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan sebesar 1 persen dari variabel struktur aktiva (Tangibility) akan menyebabkan variabel struktur modal (DER) mengalami kenaikan sebesar 0,713 persen. 3). Pertumbuhan penjualan (Growth Sales) mempunyai koefisien regresi dengan arah positif sebesar + 0,177. Hal ini berarti bahwa kenaikan

sebesar 1 persen dari variabel pertumbuhan penjualan (Growth Sales) akan menyebabkan variabel struktur modal (DER) naik sebesar 0,177 persen. 4.4 Pengujian Hipotesis 4.4.1 Hasil Uji Secara Parsial (Uji-t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji statistik t digunakan untuk menguji hipotesis pertama sampai dengan hipotesis keempat. Dari hasil pengujian analisis regresi sebagaimana pada lampiran diketahui nilai t hitung sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Pengujian t
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) ROE TANGIBILITY GRWT a. Dependent Variable: DER B -3.753 .269 .713 .177 Std. Error 1.616 .095 .376 .110 .430 .311 .257
a

Standardized Coefficients Beta t -2.322 2.830 1.893 1.613 Sig. .026 .008 .066 .115

Sumber : Data sekunder yang diolah

Untuk mendapatkan signifikansi pengaruh dari keempat variabel tersebut terhadap struktur modal (DER) dapat diuji sebagai berikut : 1. Pengujian Hipotesis 1 Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil variabel profitabilitas (ROE) sebesar nilai t = 2,380 dengan nilai signifikan sebesar 0,008. T tabel dicari pada = 5 : 2 =2,5% dengan signifikan 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 52-3-1 = 48 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Lampriran pada uji t nilai pada baris ke 48 kolom 0,025 maka didapat t tabel = 2,011 Karena nilai t hitung besar dari pada t tabel (2,380 > 2,011) dengan signifikansi 0,008 di bawah = 0,05. hal ini menunjukkan bahwa

variabel profitabilitas (ROE) berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DER). Dengan demikian berarti bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil dalam penelitian ini menunjukkna bahwa profitabilitas (ROE) berpengaruh poitif dan signifikan terhadap struktur modal (DER). Hal ini mendukung teori the trade-off model. Menurut teori the trade-off model, profitabilitas diprediksikan memiliki pengaruh yang positif terhadap struktur modal. Perusahaan yang memiliki profit (laba) yang tinggi akan menggunakan lebih banyak utang dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pengurangan pajak. Karena bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan dan

pengurangan tersebut sangat bernilai bagi perusahaan yang terkena tarif pajak yang tinggi. Karena itu semakin tinggi tarif pajak pajak, maka semakin besar manfaat dari penggunaan hutang bagi perusahaan. Dan hal ini bertentangan

dengan teori pecking order theory yang menyatakan perusahaan lebih menyukai internal financing. 2. Pengujian Hipotesis 2 Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil variabel struktur aktiva(Tangibility) sebesar nilai t = 1,893 dengan nilai signifikan sebesar 0,066. T tabel dicari pada = 5 : 2 =2,5% dengan signifikan 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 52-3-1 = 48 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel indevenden). Lampriran pada uji t nilai pada baris ke 48 kolom 0,025 maka didapat t tabel = 2,011 Karena nilai t hitung kecil dari pada t tabel (1,893 < 2,011) dengan signifikansi 0,66 di atas = 0,05. hal ini menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva (Tangibility) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (DER). Dengan demikian berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa struktur aktiva (tangibility) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal (DER). Hal ini juga mendukung teori the trade-off model. Menurut teori the trade-off model, struktur aktiva diprediksikan memiliki pengaruh yang positif terhadap struktur modal. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi struktur aktiva

(tangibility), maka akan semakin tinggi hutang yang dimiliki perusahaan. Ini menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki struktur aktiva (tangibility) yang tinggi mempunyai jaminan yang cukup untuk mendapatkan pinjaman atau hutang dari pada perusahaan yang tidak memiliki jaminan yang cukup terhadap hutang.

Tidak signifikannya hasil pengujian struktur aktiva (Tangibility) terhadap struktur modal (DER) mungkin disebabkan oleh krisis yang di alami oleh perusahaan-perusahaan manufaktur pada periode penelitian yaitu pada tahun 2006 hingga 2009. Salah satu perusahaan yang memiliki struktur aktiva (tangibility) yang kecil dan bahkan mengalami penurunan dari tahun ke tahun yaitu Pt Fast Food Indonesia Tbk. Hal inilah yang mungkin menjadi penyebab bahwa struktur aktiva (tangibility) perusahaan tidak berpengaruh signifikan dalam keputusan pendanaan eksternal (hutang). Hal lain yang mungkin menjadi penyebab tidak signifikannya struktur aktiva (tangibility) terhadap struktur modal (DER) adalah struktur aktiva (tangibility) tidak diperhatikan oleh manajer dalam pengambilan keputusan mengenai struktur modal perusahaan tetapi manajer perusahaan lebih

memperioritaskan atau lebih memilih faktor lain yang dianggap lebih berpengaruh dalam pengambilan keputusan struktur modal (DER). 3. Pengujian Hipotesis 3 Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan hasil variabel pertumbuhan penjualan (Growth Sales) sebesar nilai t = 1,613 dengan nilai signifikan sebesar 0,115. T tabel dicari pada = 5 : 2 =2,5% dengan signifikan 0,025 (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 52-3-1 = 48 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel indevenden). Lampriran pada uji t nilai pada baris ke 48 kolom 0,025 maka didapat t tabel = 2,011 Karena nilai t hitung kecil dari pada t tabel (1,613 < 2,011) dengan signifikansi 0,115 di atas = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan (Growth Sales) tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap struktur modal (DER). Dengan demikian berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan (growth sales) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal (DER). Hal ini juga mendukung teori the trade-off model. Menurut teori the tradeoff model, struktur aktiva diprediksikan memiliki pengaruh yang positif terhadap struktur modal. Dalam hal ini menjelaskan bahwa Perusahaan dengan tingkat penjualan yang mengalami pertumbuhan dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman/ hutang yang besar dengan risiko menanggung biaya tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak mengalami pertumbuhan. Perusahaan perusahaan seperti sektor makanan dan minuman tidak terlepas dari permaslahan pajak. Oleh karena itu perusahaan perusahaan tersebut lebih cenderung menggunakan hutang, karena penggunaan hutang dapat mengurangi pajak. Tidak signifikannya hasil pengujian pertumbuhan penjualan (growth sales) terhadap struktur modal (DER) mungkin disebabkan oleh pertumbuhan penjualan dari periode 2006-2009 tidak stabil diantara perusahaan perusahaan yang tergolong kedalam Food and Beverages sehingga manajer perusahaan tidak memperioritaskn atau lebih memilih faktor lain yang dianggap lebih berpengaruh dalam pengambilan keputusan struktur modal (DER). 4.4.2 Hasil Secara Simultan ( Uji F ) Uji ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama mempengaruhi struktur modal(DER) (variabel dependen). Apabila Fhitung > Ftabel, maka variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. apabila (signifikansi) lebih besar dari (0,05) maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel debt to equity ratio, tetapi jika (signifikansi) lebih kecil dari (0,05) maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel debt to equity ratio. Pengujian hipotesis uji F ini digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian simultan diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.9 Hasil Pengujian F


ANOVA Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 5.281 18.209 23.490 df 3 36 39
b

Mean Square 1.760 .506

F 3.481

Sig. .026
a

a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY b. Dependent Variable: DER

Data tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa model persamaan ini memiliki nilai Fhitung sebesar 3,481 dan dengan tingkat signifikansi 0,026. F tabel dicari dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, = 5%, df 1 ( jumlah variabel 1 ) atau 4-1 = 3 dan df 2 (n-k-1) atau 52-3-1= 48 ( n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen ). Lampiran pada uji f nilai pada baris ke 48 kolom 0,05 maka didapat nilai f tabel = 2,798. Karena nilai f hitung lebih besar dari nilai f tabel (3,841>2,798) dengan signifikan 0,026 lebih kecil dari (0,05). Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum struktur

modal (DER) dapat dijelaskan dengan kondisi profitabilitas (ROE), struktur aktiva (Tngibility) dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales). Maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu struktur modal (DER). 4.5. Koefisiensi Determinasi Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabel independen, yaitu prpfitabilitas (ROE), struktur aktiva(Tangibility) dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales). Hasil uji koefisien adjusted R Square disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi


Model Summary
b

Adjusted R Model 1 R .474


a

Std. Error of the Estimate

R Square .225

Square .160

.71120

a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY b. Dependent Variable: DER

Berdasarkan tabel diperoleh angka adjusted (R Square) sebesar 0,160 atau (16,0%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen ( profitabilitas (ROE), Struktur Aktiva (Tangibility) dan Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales) terhadap variabel dependen struktur modal (DER) sebesar 16,0%. Sedangkan sisanya sebesar 84% dipengaruhi oleh atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

4.6. Koefisiensi Beta Analisis koefesiensi beta digunakan untuk melihat besarnya pengaruh yang paling dominan terhadap struktur modal. pengaruh tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang paling besar. Hal ini dapat ditunjukkan pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil Koefisien beta

Variabel Profitabilitas (ROE) Struktur Aktiva Pertumbuhan Penjualan Sumber : Data Diolah

Koefisien Beta .403 .311 .257

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang paling dominan dalam menentukan variabel dependen adalah profitabilitas (ROE)

dengan koefisien beta sebesar 0,403 sedangkan variabel struktur aktiva (Tangibility) dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales) memiliki koefisien beta masing masing sebesar 0,311 dan 0,257. Profitabilitas memiliki pengaruh yang paling dominan disebabkan karena pada periode 2006-2009 perusahan yang

tergolong dalam sektor Food and Beverages memiliki laba yang rendah maka perusahaan tidak akan memiliki cukup dana yang tersedia dari laba yang ditahan dalam bentuk (modal sendiri) untuk mendanai perusahaan pada periode yang akan datang maka perusahaan lebih mendanai perusahaa hutang. dengan menggunakan

BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan yang terakhir interpretasi hasil analisis mengenai pengaruh profitabilitas (ROE), struktur aktiva

(Tangibility), dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales) terhadap struktur modal (DER). Dengan menggunakan data yang terdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas, bebas autokorelasi dan tidak adanya heterokedastisitas, maka dihasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil uji hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa : a. Profitabilitas (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal (DER). Hal ini dapat dilihat dari t hitung besar dari pada t tabel (2,380 > 2,011) dengan signifikansi 0,008 di bawah = 0,05. b. Struktur aktiva (Tangibility) tidak berpengaruh terhadap struktur modal (DER). Hal ini dapat dilihat dari t hitung kecil dari pada t tabel (1,893 < 2,011) dengan signifikansi 0,66 di atas = 0,05. c. Pertumbuhan penjualan (Growth Sales) tidak berpengaruh terhadap

struktur modal (DER). Hal ini dapat dilihat dari t hitung kecil dari pada t tabel (1,613 < 2,011) dengan signifikansi 0,115 di atas = 0,05.

2. Hasil uji hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa: a. Profitabilitas (ROE), struktur aktiva (Tangibility), dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales) secara bersama sama (simultan) berpengaruh terhadap struktur modal (DER). 3. Berapakah besar pengaruh dan variabel yang paling berpengaruh terhadap struktur modal (DER): a. Struktur modal (DER) dapat dijelaskan oleh tiga variabel independen yaitu profitabilitas (ROE), struktur aktiva (Tangibility) dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales) sebesar 16,0 % sedangkan sisanya sebesar 84% struktur modal (DER) dijelaskan oleh variabel diluar penelitian ini. b. Dari koefisien beta dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang paling dominan dalam menentukan variabel dependen adalah

profitabilitas (ROE) dengan koefisien beta sebesar 0,403 sedangkan variabel struktur aktiva dan pertumbuhan penjualan memiliki koefisien beta masing masing sebesar 0,311 dan 0,257. 5.2. Keterbatasan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan dalam hal: 1. Penelitian ini hanya mengambil jangka waktu 4 tahun yaitu dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009. 2. Penelitian ini hanya terbatas untuk sampel perusahaan manufaktur pada sektor food and beverages.

3. penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel independen saja yang terdiri dari profitabilitas (ROE), struktur aktiva (Tangibility), dan pertumbuhan penjualan (Growth Sales). 5.3. Saran 1. Bagi pihak perusahaan sebaiknya sebelum menetapkan kebijakan struktur modalnya agar terlebih dahulu memperhatikan struktur aktiva (Tangibility) dan profitabilitas (ROE) perusahaan. Dengan memperhatikan variabelvariabel tersebut, perusahaan dapat memutuskan besarnya struktur modal yang sesuai sehingga dihasilkan kebijakan struktur modal yang optimal bagi perusahaan. 2. Investor nampaknya perlu memperhatikan nilai struktur hutang perusahaan dengan tetap mempertimbangkan dampak positif maupun negatifnya. Dalam hal ini investor nampaknya perlu mencermati dari struktur hutang yang dimiliki perusahaan serta pemanfaatannya agar hutang yang dimiliki perusahaan dapat memiliki komposisi yang ideal dengan kemampuan dan tingkat pertumbuhan perusahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya. Bagi Peneliti selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah jumlah sampel dengan tidak hanya pada perusahaan manufaktur pada sektor food and beverages saja. Meneliti variabel-variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang mungkin berpengaruh terhadap struktur modal (DER).

4. Bagi peneliti semoga dapat menambah wawasan peneliti tentang apa itu struktur modal dan bagaimana menentukan struktur modal yang optimal. Sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan dan mengalami

perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Indonesia Capital Market Directory. 2002. Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Delapan. Jakarta. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi ke 10. Jakarta: Salemba Empat. Fadhli, Arli. 2010. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur. Semarang: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariote dengan SPSS. Semarang: Universitas Diponogoro. Harahap, Sofyan. 1997. Analisis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Pt RajaGrafindo Persada. Hartono, 2003, Kebijakan Struktur Modal: Pengujian Trade Off Theory dan Pecking Order Theory (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di BEJ), Perspektif, Vol.8,No.2, Desember 2003: 249-257 Husnan, Suad. 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Buku 1. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE. Husnan, Suad dan Pujiastuti, Enny. 2004. Dasar dasar Manajemen Keuangan. jilid 4. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Indri, Laksmi. 2010. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Semarang: Skripsi Universitas Diponegoro.

Jumingan.2006. Analisis Laporan Keuangan Edisi Pertama, PT. Bumi Aksara;Jakarta. Martono dan Agus Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keenam. Yogyakarta: Ekonesia. Nugroho, Taufan. 2009. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta. Purwanto Suharyadi.2003.Statistika: Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat. Riyanto, Bambang. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan.

Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UGM. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi kelima. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. Soesan Fitriah, 2006. .Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Asuransi Yang Go Public. Yogyakarta: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Sugiono, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiono,2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiono, 2011. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Warsono, Sony. 2009. Akuntansi Itu Ternyata Logis Dan Mudah. Edisi Kedua. Yogyakarta: Asgard Chapter.

LAMPIRAN 1 DATA SAMPEL PENELITIAN TAHUN 2006 - 2009 TOTAL DER AWAL PERIODE 2006 - 2009 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nama Perusahaan
PT Fast Food Indonesia Tbk. PT Siantar Top Tbk. PT Davomas Abadi Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Sierad Produce Tbk. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT Aqua Golden Mississippi Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. PT Ultra Jaya Milk Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Smart Tbk.

2006
0,68 0,36 1,77 0,44 2,10 2,82 0,13 1,87 0,77 2,08 0,53 0,58 1,06

2007
0,67 0,44 2,27 1,80 2,62 3,65 0,29 2,14 0,74 2,14 0,64 0,73 1,29

2008
0,63 0,72 4,37 1,58 3,08 1,60 0,34 1,63 0,71 1,73 0,53 1,32 1,17

2009
0,63 0,36 5,28 0,89 2,45 2,14 0,39 1,44 0,73 8,44 0,50 1,03 1,13

TOTAL DER SETELAH TRANSFORMASI DATA No


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nama Perusahaan
PT Fast Food Indonesia Tbk. PT Siantar Top Tbk. PT Davomas Abadi Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Sierad Produce Tbk. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT Aqua Golden Mississippi Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. PT Ultra Jaya Milk Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Smart Tbk.

2006
-0,39 -1,02 0,57 -0.82 0,74 1,04 -2,04 0,63 -0,26 0,73 -0,63 -0,54 0,06

2007
-0,40 -0,82 0,82 0,59 0,96 1,29 -1,24 0,76 -0,30 0,76 -0,45 -0,31 0,25

2008
-0,46 -0,33 1,47 0,46 1,12 0,47 -1,08 0,49 -0,34 0,55 -0,63 0,28 0,16

2009
-0,46 -1,02 1,66 -0,12 0,90 0,76 -0,94 0,36 -0,31 2,13 -0,69 0,03 0,12

TOTAL ROE AWAL PERIODE 2006 2009 No


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nama Perusahaan
PT Fast Food Indonesia Tbk. PT Siantar Top Tbk. PT Davomas Abadi Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Sierad Produce Tbk. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT Aqua Golden Mississippi Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. PT Ultra Jaya Milk Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Smart Tbk.

2006
23,92 4,21 20,11 7,87 13,13 0,14 4,16 -12,85 10,92 37,08 1,81 9,65 -24,37

2007
27,17 4,35 17,60 11,27 13,76 14,21 2,11 10,35 12,99 42,68 3,65 13,09 -28,03

2008
25,96 1,33 -75,79 11,86 12,07 7,34 2,64 -10,16 14,16 64,59 26,75 15,76 22,67

2009
28,48 10,15 -50,75 16,42 20,44 8,82 3,16 -25,87 14.60 323.59 5,13 23,53 15,61

TOTAL ROE SETELAH TRANSFORMASI DATA No


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nama Perusahaan
PT Fast Food Indonesia Tbk. PT Siantar Top Tbk. PT Davomas Abadi Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Sierad Produce Tbk. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT Aqua Golden Mississippi Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. PT Ultra Jaya Milk Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Smart Tbk.

2006
3,17 1,44 3,00 2,06 2,57 -1,97 1,43 0 2,39 3,61 0,59 2,27 0

2007
3,30 1,47 2,87 2,42 2,62 2,65 0,75 2,34 2,56 3,75 1,29 2,57 0

2008
3,26 0,29 0 2,47 2,49 1,99 0,97 0 2,65 4,17 3,29 2,76 3,12

2009
3,35 2,32 0 2,80 3,02 2,18 1,15 0 2,68 5,78 1,64 3,16 2,75

TOTAL TANGIBILITY AWAL PERIODE 2006 2009 No


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nama Perusahaan
PT Fast Food Indonesia Tbk. PT Siantar Top Tbk. PT Davomas Abadi Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Sierad Produce Tbk. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT Aqua Golden Mississippi Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. PT Ultra Jaya Milk Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Smart Tbk.

2006
23,20 51,19 58,82 29,79 39,74 51,23 40,14 47,13 32,65 59,58 63,26 47,52 30,92

2007
22,25 58,40 62,87 24,22 27,36 55,24 37,50 41,23 33,90 58,35 56,19 40,90 24,88

2008
21,24 51,88 65,21 30,71 24,21 55,02 34,62 40,89 33,14 42,83 44,58 35,26 28,55

2009
18,02 59,39 73,96 33,07 26,76 40,37 39,44 33,14 31,28 42,36 46,68 39,51 33,20

TOTAL TANGIBILITY SETELAH TRANSFORMASI DATA No


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nama Perusahaan
PT Fast Food Indonesia Tbk. PT Siantar Top Tbk. PT Davomas Abadi Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Sierad Produce Tbk. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT Aqua Golden Mississippi Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. PT Ultra Jaya Milk Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Smart Tbk.

2006
3,14 3,94 4,07 3,39 3,68 3,94 3,69 3,85 3,49 4,09 4,15 3,86 3,43

2007
3,10 4,07 4,14 3,19 3,31 4,01 3,62 3,72 3,52 4,07 4,03 3,71 3,21

2008
3,06 3,95 4,18 3,42 3,19 4,01 3,54 3,71 3,50 3,76 3,80 3,56 3,35

2009
2,89 4,08 4,30 3,50 3,29 3,70 3,67 3,50 3,44 3,75 3,84 3,68 3,50

TOTAL GROWTH SALES PERIODE 2006 2009 No


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nama Perusahaan
PT Fast Food Indonesia Tbk. PT Siantar Top Tbk. PT Davomas Abadi Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Sierad Produce Tbk. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT Aqua Golden Mississippi Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. PT Ultra Jaya Milk Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Smart Tbk.

2006
24,12 -13.48 47,79 62,46 16,93 45.00 -22,03 34,04 7,71 4,50 17,35 15,55 1,11

2007
24,54 8,13 69,03 107,80 26,97 49,91 46,90 15,43 15,94 9,83 34,91 43,47 71,61

2008
27,24 4,01 21,17 141,64 39,27 1,12 42,83 18,84 19,43 35,47 20,93 38,16 99,28

2009
21,34 0,43 -88,03 -39,17 -4,27 9,00 39,06 -16,93 17,25 21,92 18,44 22,25 -11,80

TOTAL GROWTH SALES SETELAH TRANSFORMASI DATA No


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Nama Perusahaan
PT Fast Food Indonesia Tbk. PT Siantar Top Tbk. PT Davomas Abadi Tbk PT Cahaya Kalbar Tbk. PT Indofood Sukses Makmur Tbk. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. PT Sierad Produce Tbk. PT Prasidha Aneka Niaga Tbk. PT Aqua Golden Mississippi Tbk. PT Multi Bintang Indonesia Tbk. PT Ultra Jaya Milk Tbk. PT Mayora Indah Tbk. PT Smart Tbk.

2006
3,18 0 3,87 4,13 2,83 3,81 0 3,53 2,04 1,50 2,85 2,74 0,10

2007
3,20 2,10 4,23 4,68 3,29 3,91 3,85 2,74 2,77 2,29 3,55 3,77 4,27

2008
3,30 1,39 3,05 4,95 3,67 0,11 3,76 2,94 2,97 3,57 3,04 3,64 4,60

2009
3,06 -0,84 0 0 0 2,20 3,67 0 2,85 3,09 2,91 3,10 0

LAMPIRAN 2 DATA OUTPUT SPSS 17 Hasil Pengolahan Data


Descriptive Statistics N DER ROE TANGIBILITY GROWTH SALES Valid N (listwise) 52 52 52 52 52 Minimum .13 -75.79 18.02 -88.03 Maximum 8.44 323.59 73.96 141.64 Mean 1.5275 14.4902 41.2265 24.3154 Std. Deviation 1.45063 48.65538 13.41507 35.38901

Descriptive Statistics N DER ROE TANGIBILITY GRWT Valid N (listwise) 52 45 52 45 40 Minimum -2.04 -1.97 2.89 -.84 Maximum 2.13 5.78 4.30 4.95 Mean .0875 2.3877 3.6655 3.0282 Std. Deviation .82823 1.19222 .33509 1.16468

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test LDER N Normal Parametersa,,b Mean 52 ROE 52 TANGIBILITY GROWTH SALES 52 41.2265 13.41507 .096 .096 -.079 .693 .723 52 24.3154 35.38901 .121 .121 -.115 .872 .433

1.5275 14.4902 .178 .163 -.178 1.281 .075 .310 .310 -.249 2.235 .000

Std. Deviation 1.45063 48.65538 Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test DER N Normal Parametersa,,b Mean 52 ROE 45 TANGIBILITY GRWT 52 45 3.6655 3.0282 .33509 1.16468 .078 .052 -.078 .564 .908 .201 .091 -.201 1.349 .053

.0875 2.3877 .106 .106 -.076 .761 .609 .149 .121 -.149 .997 .274

Std. Deviation .82823 1.19222 Most Extreme Differences Absolute Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Correlations

Unstandardized Residual Spearman's rho Unstandardized Residual Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N ROE Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N TANGIBILITY Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N GRWT Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

ROE TANGIBILITY GRWT .006 .973 40 -.261 .083 45 -.029 .860 40 .062 .705 40

1.000 .195 . .229 40 40

.195 1.000 .229 40 . 45

.006 -.261 .973 .083 40 45

1.000 -.306* . 52 -.306


*

.041 45 1.000 . 45

-.029 .062 .860 .705 40 40

.041 45

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model 1 (Constant) ROE TANGIBILITY GRWT B -3.753 .269 .713 .177 Std. Error 1.616 .095 .376 .110 Beta t Sig. Collinearity Statistics Tolerance VIF

-2.322 .026 .430 2.830 .008 .311 1.893 .066 .257 1.613 .115 .934 .800 .850 1.071 1.250 1.177

a. Dependent Variable: DER

Model Summary Adjusted R Model 1 R .474


a

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.908

R Square .225

Square .160

.71120

a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY b. Dependent Variable: DER

Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model 1 (Constant) ROE TANGIBILITY GRWT B -3.753 .269 .713 .177 Std. Error 1.616 .095 .376 .110 Beta t Sig.

-2.322 .026 .430 2.830 .008 .311 1.893 .066 .257 1.613 .115

a. Dependent Variable: DER

ANOVAb Model 1 Regression Residual Total b. Dependent Variable: DER Sum of Squares 5.281 18.209 23.490 df 3 36 39 Mean Square 1.760 .506 F 3.481 Sig. .026a

a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY

Model Summary

Adjusted R Model 1 R .474


a

Std. Error of the Estimate

R Square .225

Square .160

.71120

a. Predictors: (Constant), GRWT, ROE, TANGIBILITY b. Dependent Variable: DER

You might also like