You are on page 1of 4

ARIN KUSMINDARTITI 09/289067/PA/12903 Sejarah Perkembangan Sistem Periodik Unsur 1.

Pengelompokan Unsur Menurut Lavoisier Pada 1789, Antoine Lavoiser mengelompokan 33 unsur kimia. Pengelompokan unsur tersebut berdasarkan sifat kimianya. Unsur-unsur kimia di bagi menjadi empat kelompok. Yaitu gas, tanah, logam dan non logam. Pengelompokan ini masih terlalu umum karena ternyata dalam kelompok unsur logam masih terdapat berbagai unsur yang memiliki sifat berbeda. Unsur gas yang di kelompokan oleh Lavoisier adalah cahaya, kalor, oksigen, azote ( nitrogen ), dan hidrogen. Unsur-unsur yang etrgolong logam adalah sulfur, fosfor, karbon, asam klorida, asam flourida, dan asam borak. Adapun unsur-unsur logam adalah antimon,perak, arsenik, bismuth. Kobalt, tembaga, timah, nesi, mangan, raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, tobel, tungsten, dan seng. Adapun yang tergolong unsur tanah adalah kapur, magnesium oksida, barium oksida, aluminium oksida, dan silikon oksida. Kelemahan dari teori Lavoisier : Penglompokan masih terlalu umum Kelebihan dari teori Lavoisier : Sudah mengelompokan 33 unsur yang ada berdasarkan sifat kimia sehingga bisa di jadikan referensi bagi ilmuan-ilmuan setelahnya. 2. Pengelompokan unsur menurut J.W. Dobereiner Pada tahun 1829, J.W. Dobereiner seorang profesor kimia dari Jerman mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya. Ia mengemukakan bahwa massa atom relatif strontium sangat dekat dengan masa ratarata dari dua unsur lain yang mirip dengan strantium, yaitu kalsiium dan barium. Dobereiner juga mengemukakan beberapa kelompok unsur lain seperti itu. Unsur pembentuk garam dan massa atomnya, yaitu c1 = 35,5 Br = 80, dsn I = 127. unsur pembentuk alkali dan massa atomnya. Yaitu Li = 7, Na = 23dan K = 39. Dari pengelompokan unsur-unsur tersebut, terdapat suatu keteraturan. Setiap tiga unsur yang sifatnya mirip massa atom ( A r ) unsur yang kedua (tengah) merupakan massa atom ratarata dari massa atom unsur pertama dan ketiga. Oleh karena itu, Dobereiner mengambil kesimpulan bahwa unsur-unsur dapat di kelompokan ke dalam kelompok-kelompok tiga unsur yang di sebut triade. Triade Kalsium Stronsium Bariuim Ar 40 (40 + 137) = 88, 88 2 137 Kelemahan dari teori ini adalah pengelompokan unsur ini kurang efisian dengan adanya beberapa unsur lain dan tidak termasuk dalam kelompok triad padahal sifatnya sama dengan unsur dalam kelompok triefd tersebut. Rata-Rata A r unsur pertama dan ketiga

Kelebihan dari teori ini adalah adanya keteraturan setiap unsure yang sifatnya mirip massa Atom (Ar) unsure yang kedua (tengah) merupakan massa atom rata-rata di massa atom unsure pertama dan ketiga. 3. Hukum Oktaf Newlands J. Newlands merupakan orang pertama yang mengelompokan unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Newlands mengumumkan penemuanya yang di sebut hukum oktaf. Ia menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur.. Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Daftar unsur yang disusun oleh Newlands berdasarkan hukum oktaf diberikan pada tabel 1.1 Di sebut hokum Oktaf karena beliau mendapati bahwa sifat-sifat yang sama berulang pada setiap unsure ke delapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini menyurapi oktaf music. Tabel 1.1 Daftar oktaf Newlands
1. H 8. F 15. Cl 22.Co&Ni 29. Br 2. Li 9. Na 16. K 23. Cu 30. Cu 3. Be 10. MG 17. Ca 24. Zn 31. Sr 4. B 11. Al 18. Ti 25. Y 32. Sr 5. C 12. Si 19. Cr 26. ln 33. Zr 6. N 13. P 20. Mn 27. As 34. Bi & Mo 7. O 14. S 21. Fe 28. Se 35. Po

Hukum oktaf newlands ternyata hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika diteruskan, teryata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Ti mempunya sifat yang cukup berbeda dengan Al maupun B. Kelemahan dari teori ini adalah dalam kenyataanya mesih di ketemukan beberapa oktaf yang isinya lebih dari delapan unsur. Dan penggolonganya ini tidak cocok untuk unsur yang massa atomnya sangat besar. 4. Sistem periodik Mendeleev Pada tahun 1869 seorang sarjana asal rusia bernama Dmitri Ivanovich mendeleev, berdasarkan pengamata terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Artinya, jika unsur-unsur disusunmenurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu akan berulang secara periodik. Mendeleev menempatkan unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu lajur vertikal yang disebut golongan. Lajur-lajur horizontal, yaitu lajur unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, disebut priode daftar periodik Mendeleev yang dipublikasikan tahun 1872. Sebagaimana dapat dilihat pada gambar di atas, Mendeleev mengkosongkan beberapa tempat. Hal itu dilakukan untuk menetapkan kemiripan sifat dalam golongan. Sebagai contoh, Mendelev menempatkan Ti (Ar = 48 ) pada golongan IV dan membiarkan golongan III kosong karena Ti lebih mirip dengan C dan Si, dari pada dengan B dan Al. Mendeleev meramalkan dari sifat unsur yang belum di kenal itu. Perkiraan tersebut didasarkan pada sifat unsurlain yang sudah dikenal, yang letaknya berdampingan baik secara mendatar maupun secara tegak. Ketika

unsur yang diramalkan itu ditemukan, teryata sifatnya sangat sesuai dengan ramalan mendeleev. Salah satu contoh adalah germanium ( Ge ) yang ditemukan pada tahun 1886, yang oleh Mendeleev dinamai ekasilikon. Kelemahan dari teori ini adalah masih terdapat unsur-unsur yang massanya lebih besar letaknya di depan unsur yang massanya lebih kecil. Co : Telurium (te) = 128 di kiriIodin (I)= 127. hal ini dikarenakan unsur yang mempunyai kemirpan sifat diletakkan dalam satu golongan. Kelemahan dari teori ini adalah pemebetulan massa atom. Sebelumnya massa atom. Sebelumnya massa atom In = 76 menjadi 113. selain itu Be, dari 13,5 menjadi 9. U dari 120 menjadi 240 . selain itu kelebihannya adalah peramalan unsur baru yakni meramalkan unsur beseerta sifatsifatnya. 5. Sistem Periodik Modern dari Henry G. Moseley Pada awal abad 20, pengetahuan kita terhadap atom mengalami perkembangan yang sangat mendasar. Para ahli menemukan bahwa atom bukanlah suatu partikel yang tak terbagi melainkan terdiri dari partikel yang lebih kecil yang di sebut partikel dasar atau partikel subatom. Kini atom di yakini terdiri atas tiga jenis partikeldasar yaitu proton, elektron, dan neuron. Jumlah proton merupakan sifat khas dari unsur, artinya setiap unsur mempunyai jumlah proton tertentu yang berbeda dari unsur lainya. Jumlah proton dalam satu atom ini disebut nomor atom. pada 1913, seorang kimiawan inggris bernama Henry Moseley melakukan eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X. Berdasarkan hasil eksperimenya tersebut, diperolehkesimpulan bahwasifat dasar atom bukan didasari oleh massa atom relative, melainkan berdasarkan kenaikan jumlah proton. Ha tersebut diakibatkan adanya unsur-unsur yang memiliki massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton sama atau disebut isotop. Kenaikan jumlah proton ini mencerminkan kenaikan nonor atom unsur tersebut. Pengelompokan unsur-unsur sisitem periodik modern merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendeleev, yang di sebut juga sistem periodik bentuk panjang. Sistem periodik modern disusun berdasarkan kebaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajurlajur horizontal, yang disebut periode disusun berdasarkan kenaikan nomor atom ; sedangkan lajur-lajur vertikal, yang disebut golongan, disusun berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdriri atas 7 periode dan 8 golongan. Setiap golongan dibagi lagi menjadi 8 golongan A( IA-VIIIA ) dan 8 golongan B (IB VIIIB). Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan juga dapat ditandai dengn bilangan 1 sampai dengan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai golongan 12. Pada periode 6 dan 7 terdapat masing-masing 14 unsur yang disebut unsurunsur transisi dalam, yaitu unsur-unsur antanida dan aktinida. Unsur-unsur transisi dalam semua termasuk golongan IIIB. Unsur-unsur lantanida pada periode 6 golongan IIIB, dan unsur-unsur aktinida pada periode 7 golongan IIIB. Penempatan unsur-unsur tersebut di bagian bawah tabel periodik adalah untuk alasan teknis, sehingga daftr tidak terlalu panjang.

Jari-jari suatu atom atau ion dipengaruhi terutama oleh muatan inti efektif dan jumlah tingkat energi yang dihuni oleh elektron . disamping itu, lingkungan ikatan atom juga dapat mempengaruhi jari-jari.

Muatan inti efektif adalah muatan inti atom yang menarik elektron secara efektif. Jika muatan inti meningkat, maka elektron ditarik lebih kuat kearah inti ,menyebabkan penurunan jari-jari sejalan dengan bertambahnya nomor atom. Namun demikian, electron-elektron yang menghuni kulit bagian dalam akan menghalangi tarikan inti atom terhadap elektron valensi. Efek penabiran ini menurunkan kekuatan tarikan inti terhadap elektron valensi. Elektron terluar juga dapat saling memeriksa dengan elektron terluar lainnya searah lemah. Efek pemerisaian akan lebih kuat oleh eletron yang berada pada tingkat energi lebih dibawahnya dan lebih besar lagi oleh elektron yang berada pada tingkat (n-1) Disamping elektron-elektron yang terdapat pada kulit bagian dalam, perbedaan sebaran kerapatan elektron dalam orbital s,d,p,d dan f, juga dapat menimbulkan keefektifan penabiran yang beragam bergantung pada jenis subkulit, sehingga muatan ini efektif selalu lebih kecil daripada muatan inti sesungguhnya dan bervariasi bergantung jumlah elektron pada jenis sub kulit. Umumnya, muatan inti efektif meningkat dari kri ke kanan dalam tabel periodik unsur- unsur. Pada periode yang sama dari kiri ke kanan, unsur- unsur golongan utama menunjukkan keberaturan penurunan jari-jari atomnya. Hal ini disebabkan jumlah elektron valensi bertambah demikian pula jumlah muatan inti bertambah. Peningkatan jumlah elektron dalam kulit valensi dan muatan inti berdampak pada penabiran muatan inti efektif. Oleh karena bilangan kuantum utama dalam satu periode adalah sama, maka elektron pada sub kulit terluar lebih tertarik ke inti, akibatnya tarikan muatan inti terhadap elektron meningkat. Dampak dari peningkatan kekuatan tarikan inti terhadap elektron valensi adalah menurunnya jari-jari atom yang lebih didominasi oleh kenaikan muatan inti dibandingkan peningkatan jumlah elektron valensi. Dalam golongan yang sama dari atas ke bawah unsur- unsur utama menunjukkan kecenderungan peningkatan jari-jari atomnya. Hal ini lebih disebabkan oleh bertambahnya tingkat energi atau bilangan kuantum utama dari pada oleh muatan inti. Dengan bertambahnya tingkat energi berdampak pada peningkatan volume atom yang pada gilirannya jari-jari atom meningkat. Pada setiap golongan unsur- unsur utama, unsur yang berada pada posisi paling atas dalam tabel priodik berbeda dalam banyak hal dengan unsur-unsur dibawahnya dalam golongan itu misalnya hidrogen dalam gologan 1A dan Be dalam golongan IIA. Hal ini disebabkan oleh ukuran atom yang lebih kecil. Gejala lain adalah litium, berlium, dan boron menunjukkan banyak kemiripan sifatdengan unsur- unsur yang berada di bawah dalam golongan berikutnya secara diagonal

Unsur- unsur transisi cenderung tidak menunjukkan penurunan jari-jari atomnya pada periode yang sama dari kiri ke kanan. Hal ini disebabkan orbital datau f yang memeriksa secara efektif terhadap elektron pada sub kulit d dan f dalam unsur transisi akan memeriksa secara efektif terhadap elektron terluar dalam sub kulit s, sehingga electron terluar pada sub kulit s menerima pengaruh muatan inti relatif kecil. Dalam unsur transisi, penurunan jari-jari dalam golongan yang sama dari atas ke bawah relatif lebih besar dibandingkan penurunan jari-jari dalam golongan yang sama unsur-unsur utama, sebab dengan bertambahnya orbital d atau f akan berdampak pada volume atom yang jauh lebih besar dibandingkan penambahan orbital s atau p pada unsur-unsur utama.

You might also like