You are on page 1of 4

RADIKAL BEBAS Oleh: Dera Fakhrunnisa (G1A009020) Definisi Radikal bebas adalah salah satu produk reaksi kimia

dalam tubuh, dimana senyawa kimia ini sangat reaktif dan mengandung elektron yang tidak berpasangan pada orbital luarnya sehinggga sebagian besar radikal bebas ini bersifat tidak stabil (Kumalaningsih, 2006). Struktur Kimia Atom terdiri dari nukleus, proton, dan elektron. Jumlah proton (bermuatan positif) dalam nukleus menentukan jumlah dari elektron (bermuatan negatif) yang mengelilingi atom tersebut. Elektron berperan dalam reaksi kimia dan merupakan bahan yang menggabungkan atom-atom untuk membentuk suatu molekul (Droge, 2002). Atom-atom tersebut selalu berusaha untuk mencapai keadaan stabilitas maksimum, dengan cara : 1. Menambah atau mengurangi elektron untuk mengisi maupun mengosongkan lapisan luarnya. 2. Membagi elektron-elektronnya dengan cara bergabung bersama atom yang lain dalam rangka melegkapi lapisan luarnya. Radikal bebas yang memang mengandung elektron yang tidak berpasangan dalam rangka mendapatkan stabilitas kimianya radikal bebas tersebut menjadi tidak dapat mempertahankan bentuk asli dalam waktu lama dan segera berikatan dengan bahan sekitarnya. Radikal bebas akan menyerang molekul stabil yang terdekat dan mengambil elektron, zat yang terambil elektronnya akan menjadi radikal bebas juga sehingga akan memulai suatu reaksi berantai, yang akhirnya terjadi kerusakan sel tersebut (Droge, 2002).

Gambar 1. Struktur Kimia Radikal Bebas

Jenis Radikal Bebas Jenis radikal bebas secara umum dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :

1. Radikal bebas endogen Radikal bebas endogen diantaranya adalah: superoksid (O2), radikal hidroksil (OH), radikal nitrat oksida (NO) dan radikal lipid peroksil (LOO). Radikal bebas endogen ini dihasilkan oleh sejumlah reaksi seluler yang dikatalisis oleh besi (Fe-2) dan reaksi enzimatik seperti lipooksigenase, peroksidase, NADPH oksidase dan xantin oksidase (Tuminah, 2000). Superoksid (O2) Merupakan hasil penambahan satu elektron pada O2. Secara normal radikal bebas diproduksi di dalam tubuh melalui proses enzimatik maupun nonenzimatik seperti elektron transport di mitokondria, reaksi hidrolisasi pada endoplasmik retikulum, autooksidasi katekolamine yang semuanya merupakan proses biokimia yang penting untuk kelangsungan proses fisiologis tubuh. 2. Radikal Bebas Eksogen Radikal bebas eksogen diantaranya adalah berasal dari asap rokok, polutan lingkungan, radiasi, obat-obatan tertentu, pestisida, larutan industri dan ozon (Tuminah, 2000). Kerusakan Akibat Radikal Bebas Kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh serangan radikal bebas antara lain: 1) Membran sel Komponen utama penyusun membran adalah berupa asam lemak tak jenuh yang merupakan bagian dari fosfolipid dan juga protein. Serangan radikal hidroksil pada asam lemak tak jenuh dimulai dengan interaksi oksigen pada rangkaian karbon pada posisi tak jenuh sehingga terbentuk lipid hidroperoksida, yang selanjutnya merusak bagian sel di mana hidroperoksida ini berada. Perusakan bagian dalam pembuluh darah akan mempermudah pengendapan berbagai zat pada bagian yang rusak tersebut, termasuk cholesterol, sehingga timbul atherosklerosis (Muhilal, 1991). 2) Kerusakan protein Serangan radikal bebas terhadap protein sangat jarang kecuali bila sangat ekstensif. Hal ini terjadi hanya jika radikal tersebut mampu berakumulasi (jarang pada sel normal), atau bila kerusakannya terfokus pada daerah tertentu dalam protein. Salah satu penyebab kerusakan terfokus adalah jika protein berikatan dengan ion logam transisi (Droge, 2002). Terjadinya kerusakan protein termasuk oksidasi protein akan mengakibatkan kerusakan jaringan tempat protein itu berada; sebagai contoh kerusakan protein pada lensa mata mengakibatkan terjadinya katarak (Muhilal, 1991). 3) Kerusakan DNA Biasanya kerusakan terjadi bila ada lesi pada susunan molekul, apabila tidak dapat diatasi, dan terjadi sebelum replikasi maka akan terjadi mutasi. Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk disekitar DNA seperti pada radiasi biologis (Allen, 2000). 4) Peroksida lipida Lipida dianggap molekul yang paling sensitif terhadap serangan radikal bebas sehingga terbentuk lipid peroksida. Terbentuknya lipid peroksida disebabkan karena pengrusakan lipida itu sendiri oleh bahan bahan pengoksidasi. Hal ini sangat merusak karena

merupakan suatu proses berkelanjutan dan dianggap salah satu penyebab pula terjadinya berbagai penyakit degeneratif (Droge, 2002). Pertahanan Tubuh Terhadap Radikal Bebas Tubuh mempunyai mekanisme yang dapat menetralisir bahaya radikal bebas dengan sistem antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang terdapat dalam kadar rendah bila dibandingkan dengan substratnya, yang secara signifikan dapat mencegah atau menghambat oksidasi subtrat tersebut sehingga kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas terhadap sel, jaringan atau organ dapat dicegah (Valko, 2006). Di dalam tubuh liver merupakan organ utama untuk membersihkan zat-zat toksin berasal dari bakteri maupun zat kimia seperti indotoksin, oksidan, dan pro-oksidan. Untuk melakukan detoksikasi dari bahan berbahaya tersebut, liver mengandung antioksidan dengan berat molekul rendah dan enzim yang merusak kelompok oksigen reaktif (reactive oxygen species. ROS) yaitu glutation tereduksi (GSH), vitamin C, vitamin E, superoksid dismutase (SOD), glutation peroksidase, dan katalase (Poli, 1993). Enzim SOD terletak di mitokondria, bekerjanya enzim ini memerlukan Mn (mangan), sedangkan dalam sitosol bekerjanya enzim SOD memerlukan bantuan Cu (tembaga) dan Zn (seng). Dengan demikian pengendalian tahap awal radikal bebas yang terbentuk pada tingkat awal memerlukan bantuan mineral Mn, Cu dan Zn. Sedangkan enzim glutathione peroksidase merupakan enzim yang berperan aktif dalam menghilangkan H2O2 dalam tubuh dan mempergunakannya untuk merubah glutathione (GSH) menjadi glutathione teroksidasi (GSSG). Enzim tersebut mendukung aktivitas enzim SOD bersama-sama dengan enzim katalase dan menjaga konsentrasi oksigen akhir agar stabil dan tidak berubah menjadi prooksida dengan mengkatalisa perubahan berbagai macam peroksida dan radikal bebas menjadi oksigen dan air (Kumalaningsih, 2006).

Gambar 2. Mekanisme kerja antioksidan enzimatik terhadap radikal bebas

DAFTAR PUSTAKA Allen RG, Tressini M. 2000. Oxidative Stress and Gene Regulation. Free Radical Biol Med. Vol. 28 (3). Droge W. 2002. Free Radicals in The Physiological Control of Cell Function. Physiol Review. Vol. 82 No. 1. Kumalaningsih, Sri. 2006. Antioksidan Alami. Surabaya: Trubus Agrisarana. Muhilal, 1991. Teori Radikal Bebas Dalam Gizi dan Kedokteran. Cermin Dunia Kedokteran No. 73. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Departemen Kesehatan RI Poli, G. 1993. Liver damage due to Free Radicals. British Medical Bulletin. Vol. 49 (3). Tuminah, Sulistyowati. 2000. Radikal Bebas dan Anti Oksidan. Cermin Dunia kedokteran No. 128. Jakarta: Pusat Penelitian Penyakit Tidak Menular dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Valko M, et aI, 2006, Free Radical, Metal and Antioxidant in Oxidative Stress Inducced Cancer. J.Chemico Biological Interactions (160).

You might also like