You are on page 1of 6

Laporan Praktikum Pengujian Bahan

PENETRANT TEST

Oleh : Fahmi Risandi Dwi Putra Faisyal M. Soleh Fathi Rahma Susianto 111221005 111221006 111221007

Kelas 2 Ae

Program Studi Teknik Aeronautika Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung 2012

I.

Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk: 1. Memahami teknik inspeksi menggungakan metode penetrant test (PT) 2. Mampu memlakukan pendeteksian cacat permukaan/terbuka dengan metode PT. 3. Mampu membandingkan metode penetrant test dengan metode NDT lain.

II. Landasan Teori


Metode pengujian dengan penetran merupakan salah satu metode uji tidak merusak (Non Destructive Test) pada suatu material dimana permukaanya tidak berpori. Pengujian penetran ini dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan atau diskontinuitas yang terbuka pada permukaan. Penggunaan uji penetran sangat luas, selain untuk memeriksa sambungan las dan surface pada benda kerja, metode uji penetrant ini juga bisa untuk mendeteksi kerusakan retakan yang terjadi pada komponen mesin seperti crank shaft, roda gigi, dll. Pengujian ini mempergunakan sifat kapiler benda cair yang dipergunakan adalah cairan tidak kental dan mempunyai tegangan permukaan kecil, yang biasanya berwarna sebagai penetrant. Material uji dicelup atau disemprot dengan cairan ini, karena sifat kapilernya , maka cairan masuk kedalam retakan, celah atau pori-pori pada perukaan material uji tersebut sampai ke bagian yang paling dalam.

Gambar 1. Proses Kapilaritas pada spesimen uji

Setelah permukaan dibersihkan dipakai detektor untuk menyerap penetran , sehingga terlihat bekas yang jelas pada retakan, celah atu pori-pori. Pemeriksaan dengan penetran ini dilakukan untuk cacat permukaan (cacat retak) dan dapat digunakan untuk material metal atau non metal (keramik dan plastik). Sedangkan untuk cacat yang tidak sampai kepermukaan cara ini tidak dapat dipakai :

1. Benda yang diperiksa permukaannya harus bersih terhadap segala macam kotoran, minyak, olie, parafin dan lain sebagainya. Dimana kotoran-kotoran

tersebut akan menutupi cacat yang diperiksa 2. Benda yang diperiksa harus dalam keadaan kering dan tidak keropos(porous) 3. Jika permukaan benda dicat, maka hilangkan cat tersebut dengan kertas gosok.

Sebagai bahan pembersih untuk membersihkan benda yang akan diperiksa dapat digunakan minyak bensin, acctone atau bahan kimia lain yang bersifat serupa dengan bahan pebersih diatas. Sedangkan bahan pembersih kedua yang fungsinya untuk membersihkan penetran yang menempel pada benda yang diperiksa adalah cairan pembersih (cleaner) dan biasanya dijual bersama satu set dengan penetran dan developer, tetapi dapat juga dipakai air hangat, minya bensin atau acetone atau cairan lain yang murah harganya. Tidak merusak benda yang diperiksa ( menyebabkan karat) dan tidak beracun.

III. Alat dan Bahan

1. Penetrant 2. Developer 3. Cleaner/Remover 4. Lampu Penerangan

5. Alat Ukur Itensitas Cahaya 6. Penggaris 7. Majun (Kain Pembersih) 8. Benda Kerja

IV. Langkah Kerja


Sebelum Praktikum 1. Memeriksa kelengkapan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Mencatat semua data yang diperlukan pada lembar kerja ASME.

Saat Praktikum 1. Melakukan pembersihan pada permukaan benda (specimen uji) yang akan

dilakukan PT dengan menggunakan bahan maupun peralatan yang sesuai dengan kondisi permukaan benda. 2. Melakukan pemberian penetrant pada permukaan yang akan dievaluasi kondisi cacatnya dengan cara menyemprotkan penetrant secukupnya secara merata. 3. Membiarkan penetrant pada permukaan uji selama 10 menit. 4. Membersihkan penetrant dari permukaan benda uji dengan cara yang sesuai dengan jenis penetrant yang digunakan. (dalam hal ini adalah jenis solvent base penetrant, sehingga dapat langsung dibersihkan dengan menggunakan kain pembersih dan cleaner/remover secukupnya bila perlu) 5. Memberikan waktu sebentar agar kemungkinan cleaner/remover yang ada dapat mongering. 6. Menyemprotkan developer secara merata ke seluruh permukaan benda uji secukupnya dan biarkan selama 10 menit. 7. Melakukan pengamatan dan evaluasi terhadap semua indikasi yang ada.

Selesai Praktikum 1. Membersihkan permukaan benda uji dari bahan-bahan PT yang menemperl dengan menggunakan majun maupun cleaner/remover bila perlu. 2. Membersihkan semua peralatan dan tempat praktek, menyimpan kembali alat dan bahan yang telah digunakan. 3. Mengisi worksheet.

V.

Hasil Pengamatan
(Gambar dan lembar kerja terlampir)

VI. Analisa Data


Non Destructive Test (NDT) metode penetrant test (PT) dapat mendeteksi cacat yang ada di permukaan. Pada specimen uji yang kami test, maka diindikasi terdapat dua buah crack dengan panjang sekitar 0,625 inchi dan 0,5 inchi. Dua buah crack ini terdapat di salah satu permukaan. Dikarenakan keterbatasan waktu, maka kami hanya dapat menguji di satu permukaan saja.

Dalam metode penetrant test ini semua langkah kerja tidak bisa diabaikan begitu saja dan harus berurutan. Untuk menunjang keberhasilan suatu pengujian menggunakan uji penetrant test, persiapan alat dan bahan harus lengkap. Selain itu, persiapan permukaan benda kerja juga sangat perlu untuk diperhatikan, karena jika suatu benda kerja yang hendak dilakukan test uji pentrant pada permukaanya masih terdapat kotoran seperti grease, oli, minyak dll, maka hal ini akan mempengaruhi hasil uji penetrant. Untuk jarak penyemprotan pun tidak bisa sembarangan yaitu sekitar 30 cm. Ketika membersihkan penetrant dengan cleaner/remover tidak boleh disemprotkan secara langsung karena dapat menghilangkan penetrant yang ada didalam cacat, tetapi disemprotkan kepada majun/kain pembersih kemudian majun/kain pembersih itulah yang digun akan untuk membersihkan penetrant pada specimen uji. Pembersihannya dilakukan secara searah agar penetrant yang ada didalam cacat tidak terbawa. Dan perlu diperhatikan bahwa harus benar-benar terlihat bersih tidak menimbulkan indikasi palsu. Pada penyemprotan developer pun harus merata, agar semua cacat yang ada dapat diketahui.

VII. Kesimpulan
Non Destructive Test (NDT) metode penetrant test dapat mendeteksi cacat pada permukaan berdasarkan kapilaritas yang dimana material yang akan di uji tidak berpori. Semua metode dalam NDT memiliki perbedaan dalam penggunaannya, sehingga memiliki kekurangan dan kelebihan. Disini akan diuraikan perbedaan itu : No. 1. 2. 3. 4. Spesifikasi Prinsip yang digunakan Material yang dapat dideteksi Tempat cacat Dimensi Non Destructive Test (NDT) Penetrant Test Ultrasonic Test Magnetic Test Gelombang Perbedaan Medan Sifat Kapilaritas Ultrasonic Magnet Semua benda yang Semua benda yang Baja, Steel tidak berpori tidak berpori di permukaan dan di permukaan dan Permukaan di dalam benda di dalam benda Panjang indikasi Panjang indikasi Panjang indikasi cacat dan cacat cacat kedalaman Sulit terlihat Kecepatan medium Dapat dengan dikarenakan harus tergantung dengan cepat terlihat ditelusuri dengan besar fluks magnet hati-hati dan specimen uji

5.

Kecepatan menemukan cacat

VIII. Daftar Pustaka


Team KBK Material. Modul Praktikum Pengujian Bahan. Bandung : Politeknik Negeri Bandung ASME V / Artikel 6 tentang uji penetrant

Sumber lain : wendisukma.blogspot.com

You might also like