You are on page 1of 27

PENDAHULUAN

Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Dikenal beberapa jenis letak sungsang yakni : presentasi bokong, presentasi bokong kaki sempurna, presentasi bokong kaki tidak sempurna, dan presentasi kaki. Pada presentasi kaki bagian paling rendah adalah satu atau dua kaki. 1

Insiden

letak

sungsang

ditemukan

kira-kira 2-4% dari seluruh kehamilan, dimana presentasi sungsang pada primigravida sekitar 38,31 %. Insiden pada presentasi bokong (frank breech) sekitar 59-70%, pada presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) 5-10% dan presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) sekitar 10-30%. Mortalitas perinatal pada letak sungsang 13 kali dibandingkan presentasi kepala dan morbiditas perinatal 5-7 kali dibandingkan presentasi kepala. 1,2,3 Terjadinya letak sungsang dapat dipengaruhi oleh usia kehamilan dan proses adaptasi janin dalam uterus, dimana terdapat 25% dari persalinan sebelum usia kehamilan 28

minggu, 7% persalinan yang terjadi pada minggu ke 32 dan terjadi pada 1-3% persalinan

yang aterm. Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang diantaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosefalus, plasenta previa, dan panggul sempit. Kadang-kadang letak sungsang disebabkan karena kelainan uterus dan kelainan bentuk uterus. Plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri dapat pula menyebabkan letak sungsang karena plasenta mengurangi luas ruangan di daerah fundus 1,4 Diagnosis letak sungsang dapat dilakukan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik (pemeriksaan luar dan dalam), foto rontgen dan ultrasonografik. Pemeriksaan luar dimana di bagian fundus uteri dapat teraba bagian janin yang keras, bulat dan melenting yakni kepala dan pada bagian bawah uterus dapat teraba bokong yang bulat tidak dapat digerakkan semudah kepala. Dapat juga dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentukkan presentasi janin, pada presentasi bokong ditandai dengan adanya os sacrum, kedua tuber ossis ischii dan anus. Sedangkan pada presentasi kaki dapat diraba tumit. Pada presentasi bokong kaki sempurna, kedua kaki dapat diraba di samping bokong sedangkan pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya teraba satu kaki di samping bokong. Wanita dengan kehamilan sungsang juga sering mengeluh terasa penuh pada perut bagian atas dan gerakan terasa lebih banyak pada bagian bawah. Pada pemeriksaan denyut jantung janin lebih sering ditemukan setinggi atau lebih tinggi dari umbilikus. 1,5 Penanganan persalinan pada letak sungsang dapat dibagi atas persalinan secara pervaginam dan seksio sesarea. 1. Pervaginam, terdiri dari: 1. Persalinan spontan (Spontaneous Breech) dimana janin dliahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu. Disebut juga cara (Bracht)

2 Manual aid (Partial Breech Extraction, Assisted Breech Delivery) yaitu janin dilahirkan sebagian dengan tenaga ibu sebagian dengan tenaga penolong. 3 Ekstraksi sunsang (Total Breech Extraction), janin dilahirkan seluruhnya dengan tenaga penolong. 2. Seksio sesarea Seksio sesarea adalah pembedahan untuk Suatu persalinan buatan, dimana janin dan plasenta dilahirkan melalui suatu insisi dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.1,2 Indikasi dilakukan seksio sesarea adalah : 1. Jika panggul sempit, sehingga besar anak tidak proporsional dengan ukuran panggul ibu (disporsi). 2. Pada kasus sudah terjadi gawat janin akibat terinfeksi, misalnya, kasus ketuban pecah dini ( KPD) sehingga bayi terendam cairan ketuban yang busuk, atau bayi ikut memikul demam tinggi. Bisa juga akibat ibu mengalami eklamsia (keracunan kehamilan), sehingga bayi ikut terpengaruh akibat penderitaan ibu. Kondisi bayi bayi seperti ini termasuk gawat biasanya jika dokter menilai denyut jantung bayi lebih cepat dari biasa termasuk jika terjadi lilitan tali pusat pada leher bayi. 3. Pada kasus plasenta terletak di bawah ( plasenta previa ). Biasanya plasenta melekat di bagian tengah rahim. 4. Pada kasus kalainan letak. Jika posisi anak dalam kandungan letaknya berisiko untuk dilahirkan pervaginam. Misalnya footling presentation.

5.

Jika terjadi kontraksi yang lemah dan tidak terkoordinasi. Hal ini menyebabkan tidak ada lagi kekuatan untuk mendorong bayi keluar dari rahim ( incoordinate uterine action ).

6. Jika ibu menderita preeklamsia, yaitu jika selama kehamilan muncul gejala darah tinggi, ada protein dalam air seni, penglihatan kabur dan juga melihat bayangan ganda. Pada eklamsia timbul gejala yang lebih berat lagi, yakni selain gejala preeklamsia tersebut ibu mulai kejang kejang tak sadarkan diri. 7. Jika yang pernah di seksio sesarea sebelumnya maka pada persalinan berikut umumnya juga harus di seksio karena takut terjadi robekan rahim.

Kehamilan lewat waktu (serotinus) atau disebut juga kehamilan postterm adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari perkiraan taksiran persalinan yang dihitung dari hari pertama haid terahir (HPHT) dimana usia kehamilannya telah melebihi 42 minggu (>294hari)6,7,8,9. Jumlah kejadiannya sekitar 10% dari kehamilan. Beberapa factor penyebab kehamilan lewat waktu yaitu kesalahan dalam

penanggalan (HPHT), primigravida, riwayat kehamilan lewat bulan, jenis kelamin laki-laki juga merupakan predisposisi, factor genetic juga dapat mempengaruhi, faktor hormonal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.6 Selain itu menyebabkan kadar estrogen tidak cukup untuk pembentukan prostaglandin yang berperan dalam menimbulkan kontraksi uterus.9

Untuk mengetahui kehamilan lewat waktu harus diketahui umur kehamilan dengan tepat. Selain dari haid, penentuan umur kehamilan dapat dibantu secara klinis dengan mengevaluasi kembali umur kehamilan dari saat pertama kali ibu datang. Makin awal pemeriksaan kehamilan dilakukan, umur kehamilan makin mendekati kebenaran, menanyakan kapan terasa pergerakan anak atau pengukuran fundus uteri secara serial. Pemeriksaan USG sangat membantu taksiran umur kehamilan dan lebih akurat dilakukan sebelum timester ke-2. Di Indonesia, diagnosis kehamilan lewat waktu sangat sulit karena kebanyakan ibu tidak mengetahui tanggal haid terakhir dengan tepat. Diagnosis yang baik hanya dapat dibuat kalau pasien memeriksakan diri sejak permulaan kehamilan.8 Kehamilan lewat waktu merupakan salah satu kehamilan yang berisiko tinggi dapat terjadi komplikasi pada ibu dan janin. Resiko kehamilan lewat waktu antara lain adalah gangguan pertumbuhan janin dan gawat janin. Resiko gawat janin dapat terjadi 3 kali dari pada kehamilan aterm. Kulit janin akan menjadi keriput, lemak dibawah kulit akan menipis, rambut dan kuku memanjang dan cairan ketuban akan berkurang.akibat kekurangan oksigen akan terjadi gawat janin yang menyebabkan janin buang air besar dalam rahim yang akan mewainai cairan ketuban menjadi hijau pekat. Pada saat janin lahir dapat terjadi aspirasi (cairan terhisap ke dalam saluran napas). Resiko pada ibu antara lain distosia karena aksi uterus yang tidak terkoordinir dan janin besar. Berikut ini akan dilaporkan kasus seksio sesarea atas indikasi letak sungsang dengan presentasi bokong dengan kehamilan lewat waktu.

LAPORAN KASUS

IDENTITAS Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat Suku Bangsa Agama TTL Nama suami Pendidikan suami Pekerjaan suami MRS : Ny. L. W : 21 tahun : SMA : IRT : Liwutung, Mitra : Minahasa : Indonesia : Kristen Protestan : Manado, 05-04-1990 : Tn. T.W : SMA : Wiraswasta : 23-02-2012 jam 12.00 WITA

ANAMNESIS Anamnesis utama Anamnesis utama diberikan oleh penderita Keluhan utama Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan Riwayat penyakit sekarang
-

Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan (+) Pelepasan lendir campur darah (-) Pelepasan air dari jalan lahir (-) 6

Pergerakan janin (+) saat masuk rumah sakit Riwayat gemelli (-) Buang air besar dan air kecil biasa.

Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit jantung, pemyakit paru, hati, ginjal, kencing manis, darah tinggi disangkal penderita. Anamnesis kebidanan Riwayat penyakit sekarang Riwayat muntah pada kehamilan tidak ada, penglihatan terganggu tidak ada, sakit kepala tidak ada, pusing tidak ada, buang air besar dan buang air kecil biasa. Penderita tidak menghisap rokok dan minum minuman beralkohol. Pemeriksaan antenatal PAN 3x Puskesmas Liwutung dan 1x di poliklinik RSUP Prof dr. R.D Kandou. Riwayat haid Haid pertama dialami pada usia 12 tahun dengan siklus teratur dan lamanya haid tiap siklus 4 hari. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) tanggal 02-05-2011. Taksiran Tanggal Partus (TTP) tanggal 09-02-2012. Riwayat keluarga Penderita menikah 1 kali, pernikahan dengan suami sekarang sudah 7 bulan. Ini adalah kehamilan yang pertama. Riwayat persalinan terdahulu Penderita baru pertama kali hamil

Keluarga Berencana Penderita sesudah melahirkan rencananya akan ikut KB suntik. PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Fisik Umum Status Praesens -

Keadaan Umum Kesadaran Tekanan darah Nadi Pernapasan Suhu badan

: Cukup : Compos mentis. : 120/80 mmHg : 84 x/m. : 20 x/m. : 36,7 0C.

Berat badan Tinggi badan Gizi Kepala

: 55 kg. : 144 cm. : Cukup.

Kepala berbentuk simetris. Kedua konjungtiva tidak anemis, kedua sklera tidak ikterik. Telinga berbentuk normal dan tidak ada sekret yang keluar dari liang telinga. Hidung berbentuk normal dengan kedua septum intak, tidak ada sekret yang keluar dari hidung. Pada gigi tidak ditemukan adanya epulis. Tonsil T1/T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis. Leher Tidak ditemukan adanya struma gravidarum

Dada Bentuk simetris normal. Jantung Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdengar bising jantung. Paru-paru Tidak ditemukan adanya ronki dan wheezing di kedua lapangan paru. Abdomen Hepar dan lien tidak teraba Anggota gerak Tidak ditemukan adanya edema pada kedua tungkai. Varises tidak ada. Refleks Refleks fisiologis positif normal, tidak terdapat refleks patologis. Kulit Turgor normal.

Status Obstetri Pemeriksaan Luar


-

Tinggi fundus uteri TBBA Letak janin Bunyi jantung janin His

: 32 cm. : 3255g : Letak Sungsang Punggung Kanan : (+) 13 12 13. : 6-7 // 20-25 9

Pemeriksaan Dalam Portio tebal lunak, arah axial, pembukaan (-), PP Bokong H1

Pemeriksaan Laboratorium
-

Hb Leukosit Trombosit GDS

: 13.2 gr/dl : 23.900 /mm3 : 301.000/mm3 : 77 mg/dL

Pemeriksaan USG : Hasil USG tanggal 23 Febuary 2012 dengan kesan hamil 40-41 minggu dengan letak sungsang. Plasenta inplantasi diFundus uteri gr II-III.

RESUME MASUK G1P0A0, 21 tahun MRS tanggal 23 febuary 2012 dengan keluhan utama nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan. Nyeri perut bagian bawah ingin melahirkan dirasakan teratur. Pelepasan lendir campur darah (-). Pergerakan anak (+) dirasakan saat masuk rumah sakit. RPD (-). BAK/BAB biasa. HPHT 02-05-2011, TTP 09-02-2012. Status Praesens : KU: Cukup; Kes: CM; T: 120/80 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36.7 0C. Status Obstetri : TFU: 32 cm; Letak sungsang punggung kanan BJA: 13 12 13; His: 6-7 // 20-25 Pemeriksaan Dalam : Portio tebal lunak, arah axial, pembukaan (-), PP Bokong H1 10

Pemeriksaan laboratorium :
-

Hb Leukosit Trombosit GDS

: 13.2 gr/dl : 23.900 /mm3 : 301.000/mm3 : 77 mg/dL

Diagnosa : G1P0A0, 21 tahun, hamil 41-42 minggu, belum inpartu, Janin intra uterin tunggal hidup letak sungsang.

Sikap : -

MRS Seksio sesarea Konseling, informed consent Sedia donor, setuju operasi Lab, USG, NST, EKG Obs T,N,R,S, His, BJJ Lapor konsulen, advice : setuju seksio sesarea tanggal 27 Febuari 2012

11

FOLLOW UP Tanggal 23-02-2012 Ny. L.W / 21 Tahun / R n B S O : Keluhan: (-) : KU: Cukup; Kes: CM Status Praesens: T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C His : A P TFU :32cm BJJ: 13-12-13 : G1 P0 A0 21tahun hamil 41-42 minggu, belum inpartu Janin intra uterin tunggal hidup letak sungsang : Seksio serarea tanggal 27-2-2012 Obs. T, N, R, S, His, BJJ Tanggal 24-02-2012 Ny. L.W / 21 Tahun / R n B S O : Keluhan: (-) : KU: Cukup; Kes: CM Status Praesens: T: 120/70 mmHg; N: 80 x/mnt; R: 24 x/mnt; SB: 36,6 0C His : A P TFU :32cm BJJ: 12-12-11 : G1 P0 A0 21tahun hamil 41-42 minggu, belum inpartu Janin intra uterin tunggal hidup letak sungsang : Seksio serarea tanggal 27-2-2012 Obs. T, N, R, S, His, BJJ Tanggal 25-02-2012 Ny. L.W / 21 Tahun / R n B S O : Keluhan: (-) : KU: Cukup; Kes: CM 12

Status Praesens: T: 130/80 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C His : A P TFU :32cm BJJ: (+) 12-12-11 Letak sungsang punggung kanan : G1 P0 A0 21tahun hamil 41-42 minggu, belum inpartu Janin intra uterin tunggal hidup letak sungsang : Seksio serarea tanggal 27-2-2012 Obs. T, N, R, S, His, BJJ NST Tanggal 26-02-2012 Ny. L.W / 21 Tahun / R n B S O : Keluhan: (-) : KU: Cukup; Kes: CM Status Praesens: T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C His : A P TFU :32cm BJJ: (+) 12-12-112 : G1 P0 A0 21tahun hamil 41-42 minggu, belum inpartu Janin intra uterin tunggal hidup letak sungsang : Seksio serarea tanggal 27-2-2012 Obs. T, N, R, S, His, BJJ

Tanggal 27 02 2012 Jam 08.00 Pasien didorong ke IBS Jam 09.00 Operasi dimulai, dilakukan Sectio Caesarea Transperitonealis Profunda (SCTP) Jam 09.05 Lahir bayi laki-laki, BBL: 3100 gr, PBL: 46 cm, AS: 6-8. Berat plasenta 500 gram. 13

Jam 10.15 Operasi selesai.

Keadaan umum postoperasi: T: 110/80 mmHg; N: 88 x/mnt; R: 20 x/mnt S:36,5 Kontraksi uterus baik. Tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat Perdarahan : 500 cc. Diuresis : 150 cc.

LAPORAN OPERASI Penderita ditidurkan terlentang di atas meja operasi. Dilakukan tindakan asepsis dan antisepsis dengan povidon iodine pada daerah abdomen dan sekitarnya, kemudian ditutup dengan doek steril kecuali pada daerah lapangan operasi. Dalam general anastesi dilakukan insisi linea mediana inferior kenudian diperdalam lapis demi lapis secara tajam dan tumpul sampai fascia. Fascia diinsisi kecil kemudian dijepit dengan 2 kocher dan diperlebar ke atas dan ke bawah. Otot rectus abdominus secara tumpul. Setelah tampak peritoneum, peritoneum dijepit dengan dua pinset, setelah yakin tidak ada usus yang terjepit diantaranya, peritoneum digunting kecil dan diperlebar ke atas dan ke bawah. Tampak uterus gravidarum, identifikasi plica vesico uterina, plica digunting kecil. Vesica urinaria disisihkan dan dilindungi dengan haak abdomen. Identifikasi segmen bawah rahim (SBR). SBR diinsisi secara semilunar, dan diperdalam secara tumpul dengan klem bengkok sampai menembus cavum uteri. Selanjutnya

14

keluar cairan ketuban slight meconium, jumlahnya sedikit. Identifikasi bayi, bayi dilahirkan dengan menarik kaki. Jam 09.05 lahir bayi laki-laki berat badan lahir 3100 gr, PBL 46 cm, AS 6-8. Sementara jalan napas bayi dibersihkan, tali pusat dijepit dengan 2 klem dan digunting diantaranya. Bayi diserahkan kepada sejawat neonati untuk perawatan selanjutnya. Luka insisi di SBR dijepit dengan beberapa ringtang. Plasenta dilahirkan secara manual. Cavum uteri dibersihkan dari sisa-sisa plasenta dan pendarahan. Luka SBR dijahit dua lapis secara simpul dan jelujur dengan Catgut. Kontrol pendarahan (-). Dilakukan

reperitonealisasi, kontrol pendarahan ulang (-). Eksplorasi kedua tuba dan ovarium baik, uterus bentuk arcuatus Cavum abdomen dibersihkan dari sisa-sisa pembekuan darah. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis, peritoneum dijahit secara jelujur dengan plain, otot dijahit secara simpul dengan catgut, fascia dijahit secara jelujur dengan daxon no.1. Otot dijahit secara simpul dengan plain catgut, kulit dijahit secara subkutikuler dengan zeide. Luka operasi dibersihkan dan ditutupi dengan kasa betadin. Operasi selesai. KU post operasi : T: 110/80 mmHg; N: 88 x/mnt; R: 20 x/mnt S:36,5 Kontraksi uterus baik. Perdarahan: Kurang lebih 500 cc. Diuresis: 150 cc. Instruksi pasca bedah : IVFD Ringer Lactate (RL) : NaCl = 2:2 20 gtt/menit Antibiotika : Ceftriaxone inj 2x1gr IV Metronidazole 2x500 m drips 13.30 wita Pitocin drips 3x1 amp Vitamin C 250 mg (1 ml) inj. 2x1 ampul i.v

15

Kaltrofen 1x2 tab supp Cek Hb @ 2jam dan 6 jam post operasi

Pemeriksaan Laboratorium Post Operasi : 2 jam post operasi :


-

Hb Leukosit Trombosit

: 13,2 gr/dl : 23.900 /mm3 : 301.000/mm3

6 jam post operasi :


-

Hb Leukosit Trombosit

: 10,3 gr/dl : 15.600 /mm3 : 224.000/mm3

OBSERVASI MASA NIFAS 28 febuari 2012 Ny. L.W / 21 thn/ Irina D bawah S O : Keluhan: (-) : KU: Cukup; Kes: CM Status Praesens: T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C Status Puerpuralis: Payudara: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/Luka operasi kering, terawat. TFU: 2 jari di bawah pusat; Kontraksi uterus baik. Lokia: Rubra BAB (-)/ BAK (+) 16

A P

: P1A0 21 tahun post SCTP atas indikasi letak sungsang hari I Lahir bayi laki-laki BBL 3100 gr, PBL 46 cm, AS 6 8 : Asi on demand Antibiotika : Ceftriaxone inj. 2x1gr i.v; Metronidazole inj.2x 0.5 gr i.v Vitamin C 250 mg (1 ml) ampul inj. 1x1 Rawat Luka

29 febuari 2012 Ny. L.W / 21 thn/ Irina D bawah S O : Keluhan: (-) : KU: Cukup; Kes: CM Status Praesens: T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C Status Puerpuralis: Payudara: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/Luka operasi kering, terawat. TFU: 2 jari di bawah pusat; Kontraksi uterus baik. Lokia: Rubra BAB (-)/ BAK (+) A P : P1A0 21 tahun post SCTP atas indikasi letak sungsang hari 2 Lahir bayi laki-laki BBL 3100 gr, PBL 46 cm, AS 6 8 : Asi on demand Diet bubur biasa Antibiotika : Cefadroxyl inj. 3x1gr i.v; Sulfa Ferrosus 3x1 tab Metronidazole 3x1 tab Vitamin C 3x1 tab Rawat Luka 1 Maret 2012 17

Ny. L.W / 21 thn/ Irina D bawah S O : Keluhan: (-) : KU: Cukup; Kes: CM Status Praesens: T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C Status Puerpuralis: Payudara: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/Luka operasi kering, terawat. TFU: 2 jari di bawah pusat; Kontraksi uterus baik. Lokia: Rubra BAB (-)/ BAK (+) A P : P1A0 21 tahun post SCTP atas indikasi letak sungsang hari 3 Lahir bayi laki-laki BBL 3100 gr, PBL 46 cm, AS 6 8 : Asi on demand Diet bubur biasa Antibiotika : Cefadroxyl inj. 3x1gr i.v; Sulfa Ferrosus 3x1 tab Metronidazole 3x1 tab Vitamin C 3x1 tab Rawat Luka, ganti has Konseling KB 2 Maret 2012 Ny. L.W / 21 thn/ Irina D bawah S O : Keluhan: (-) : KU: Cukup; Kes: CM Status Praesens: T: 110/70 mmHg; N: 84 x/mnt; R: 20 x/mnt; SB: 36,6 0C Status Puerpuralis: Payudara: Laktasi -/- ; Tanda-tanda infeksi: -/Luka operasi kering, terawat. 18

TFU: 2 jari di bawah pusat; Kontraksi uterus baik. Lokia: Rubra BAB (-)/ BAK (+) A P : P1A0 21 tahun post SCTP atas indikasi letak sungsang hari 4 Lahir bayi laki-laki BBL 3100 gr, PBL 46 cm, AS 6 8 : Asi on demand Diet bubur biasa Antibiotika : Cefadroxyl inj. 3x1gr i.v; Sulfa Ferrosus 3x1 tab Metronidazole 3x1 tab Vitamin C 3x1 tab Rawat Luka, ganti haas Rencana pulang

PEMBAHASAN

Yang menjadi bahan diskusi dari laporan kasus ini adalah: 1. Bagaimana mendiagnosa pasien pada kasus ini ? 2. Apakah penanganan pada kasus ini sudah tepat ? 3. Apakah terjadi komplikasi pada kasus ini ? 4. Bagaimana prognosa dari ibu dan anak pada kasus ini ?

A. Diagnosa

19

Diagnosa pada penderita ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan, maka didapatkan: G1P0A0 : Kehamilan ini kehamilan pertama dan saat ini penderita berusia 21tahun Hamil 41-42 minggu : berdasarkan HPHT yaitu pada tanggal 02 Mei 2011 dengan taksiran tanggal partus 09 Febuari 2012. Selain itu, dari pemeriksaan USG terakhir, didapatkan umur kehamilan 41-42 minggu. Pergerakan janin masih dirasakan dan bunyi jantung janin juga masih ada. Pada pemeriksaan kebidanan teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri. Pada pemeriksaan dalam didapatkan letak sungsang, presenting part adalah bokong dan ketuban (-).

Sehingga berdasarkan temuan diatas, didiagnosa dengan : G1 P0 A0 21 hamil 40-41 minggu belum inpartu, Janin intra uterin tunggal hidup letak sungsang.

B. Penanganan Penatalaksanan letak sungsang dan kehamilan lewat waktu pada kasus ini yaitu seksio sesarea. Hal ini disebabkan karena angka mortalitas pada letak sungsang yang mendekati 12% dan terdapatnya resiko berupa kelamilan lewat waktu. yang dapat menyebabkan persalinan pervaginam beresiko tinggi. Selain itu, umumnya dilakukan persalinan sungsang secara seksio sesarea apabila: skor Zatuchni Andros = < 3 7,8 Skor Zatuchini-Andros yaitu :
Faktor 0 1 2

20

Paritas Umur kehamilan Taksiran Berat Janin Persalinan sungsang sebelumnya (> 2500 gr)

Primigravida >39 mg > 3600 gr 0 2 cm

Multipara 38 mgg 3000-3600 gr 1 3 cm -2

<37 mgg < 3000 gr >2 > 4 cm -1/lebih rendah

Pembukaan -3/lebih tinggi Penurunan

Bila skor : < 3 = Persalinan dianjurkan dengan bedah Caesar 4 = Dilakukan reevaluasi. Pengawasan persalinan yang ketat. Dapat lahir pervaginam tetapi masih mungkin tindakan operatif. > 5 = Persalinan diharapkan dapat pervaginam.

Pada kasus ini hasil perhitungan skor Zatuchini-Andros adalah: Paritas : pirmigravida Umur kehamilan : >39 minggu Taksiran berat janin : 3000-3600 gr =0 =0 =1

Persalinan sungsang sebelumnya(>2500gr):0 = 0 Pembukaan Penurunan : -3/lebih tinggi =0 =0 =1 21

Total skor

Berdasarkan diagnosa diatas, pada kasus ini penderita disikapi dengan seksio sesarea. Seksio sesarea merupakan suatu persalinan buatan, di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram. Seksio sesarea memegang peranan penting dalam janin letak sungsang. Pada kehamilan dengan letak janin sungsang ditambah lagi dengan indikasi belum pernah seksio sesarea, dan kehamilan yang sudah lewat waktu. Presentase kelainan letak yang disikapi dengan seksio sesarea sebanyak 10 %. Jenis seksio sesarea yang dipilih pada kasus ini adalah Sectio Caesarea Transperitonealis Profunda (SCTP) karena pada jenis ini terdapat beberapa keunggulan yaitu : -

Perdarahan luka insisi tidak seberapa banyak Bahaya peritonitis tidak besar Jaringan parut pada uterus umumnya kuat, sehingga bahaya rupture uteri di kemudian hari tidak besar karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami konstraksi seperti korpus uteri, sehingga luka dapat lebih sembuh sempurna.

Pilihan penanganan seksio sesarea atas indikasi letak sungsang dengan presentasi bokong pada kasus ini dinilai sudah tepat. Jika pada kasus ini dikelola dengan persalinan per vaginam, ada beberapa hal yang dapat terjadi, antara lain :
-

Jalan lahir pada primigravida dengan janin presentasi bokong, pada proses persalinan pervaginam tidak dapat terbuka sempurna karena didorong oleh bagian yang lunak.

22

Head entrapment pada after coming head dapat terjadi karena kepala melewati panggu dalam waktu lebih singkat sehingga tidak terjadi moulage kepala dan pembukaan tidak lengkap. Insidennya 88/1000 persalinan.

Nuchal Arm, yaitu terjepitnya lengan di belakang leher, ditemukan 6% kasus dan meningkatkan mortalitas pada masa neonatal.

Prolaps tali pusat meningkat frekuensinya bila fetus kecil atau presentasi bukan frank breech. Persentasenya adalah frank breech 0,5 %, complete breech 5%, presentasi kepala 0,4%, sedangkan pada presentasi kaki dapat terjadi sebanyak 15% kasus.

Menurut studi di salah satu rumah sakit di Saudi Arabia pada tahun 2001, persalinan primigravida dengan janin letak sungsang dengan cara seksio sesarea menurunkan angka mortalitas dan morbiditas dengan diagnosa sama yang ditangani secara per vaginam. 1,3,6,7,8,9

C. Komplikasi Komplikasi yang bisa terjadi pasca operasi pada ibu adalah infeksi post operasi, perdarahan dan komplikasi lain seperti luka kandung kencing, emboli dan lain-lain. Pada bayi komplikasi yang terjadi banyak tergantung pada mengapa SC dilakukan namun pada 23

kasus ini keadaan janin sebelumnya baik dan alasan untuk dilakukan SC karena letak sungsang, sehingga komplikasi pasca operasi tidak ditemukan. Sedangkan pada ibu keadaan post operasi dan observasi nifas diruangan adalah baik, dan pasien dipulangkan tidak ada keluhan bermakna sehubungan dengan tindakan yang telah dilakukan.

D. Prognosis Prognosis ibu pada kasus ini sebelum operasi adalah dubia, kerena usia kehamilan ibu saat MRS adalah sudah 41-42 minggu, belum inpartu dengan janin letak sungsang. Prognosis post operasi adalah dubia ad bonam karena operasi berjalan lancar tanpa komplikasi. 3

24

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 1. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik didapatkan diagnosis: G1 P0 A0, 21 tahun, hamil 41-42 minggu, belum inpartu, Janin intra uterin tunggal hidup letak sungsang. 2. Penatalaksanaan kasus ini sudah tepat, dimana dilakukan Sectio Caesarea Transperitonealis Profunda (SCTP) 3. Prognosis sebelum operasi pada ibu dan janin adalah dubia. Prognosis sesudah operasi pada kasus ini adalah baik karena tidak terdapat hambatan selama operasi dan tidak ada komplikasi selama operasi dan masa nifas.

Saran 1. Bagi Ibu yang ingin hamil kembali agar sering melakukan pemeriksaan antenatal, agar kesejahteraan janin dapat diketahui dengan baik, serta mengetahui adanya penyulit-penyulit dalam persalinan. 2. Baiknya setelah melahirkan ibu menggunakan KB 3. Perlu dilakukan edukasi kepada wanita yang baru menjalani operasi seksio sesarea mengenai perawatan luka pasca operasi yang tepat untuk meminimalkan resiko terjadinya dehisensi.

25

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, Hanifa. Distosia karena Kelainan Letak dan Bentuk Janin. Dalam: Buku Ilmu Kebidanan, edisi ketiga cetakan kesembilan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2007 : 606-622. 2. Nurhasan. Kehamilan dengan bekas seksio sesarea. Standar pelayanan medis vol 2. Jakarta: IDI, 1998. 3. Yoshua, Andry dkk. Presentasi Sungsang. Departemen Ilmu Kesehatan Obstetri dan Ginekologi Universitas Indonesia. 2007 : 1-15 4. Ayurafika. Penanganan untuk Kehamilan dan Persalinan Letak Sungsang. Available at : http://imadeharyoga.com/2008/10/penanganan-untuk-kehamilan-dan-persalinanletak-sungsang/html. Febuary 2012. 5. Attailah. Sectio caesarea dengan Letak Sungsang. Available at :

http://www.attailah.co.cc/2010/07/sectio-caesarea-dengan-letak-sungsang.html. 6. Wiknjosastro, Hanifa. Pembedahan dengan Laparotomi. Dalam: Buku Ilmu Kebidanan, edisi ketiga cetakan kesembilan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2007 : 863-870. 7. Sectio Caesarea Atas Indikasi Letak Sunsang. Available at : http://download-gratisktii-skripsi.blogspot.com/2010/08/sectio-caesarea-atas-indikasi-letak.html. 2012 8. Sectio Caesarea atas Indikasi Letak Sungsang, Lapkas Obsgyn Unsrat. Available at : http://www.whitetigermtc76.co.cc/2009/11/lapkas-sc-atas-indikasi-letaksunsang.html. Febuary

26

9. Abu Heija, Adel. Is Breech Presentation in Nulliparous Women at Term An Absolute Indication for Cesarean Section? . Annals of Saudi Medicine. Volume 21. No.304. 2001. 10. Mochtar R, Lutan D. Kasus Resiko Tinggi. Dalam: Sinopsis Obstetri. Jilid 2 edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta: 1998; 201-6

27

You might also like