You are on page 1of 64

SPESIFIKASI TEKNIS

Pada dasarnya untuk dapat memahami dan menghayati dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini, Penyedia Jasa diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis seperti yang akan diuraikan dalam Bab ini. Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan dan atau kesimpangsiuran informasi di dalam pelaksanaan, Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas/Direksi Pekerjaan/Konsultan Perencana untuk mendapatkan kejelasan pelaksanaan. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa meliputi bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini.

BAGIAN 1 - PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1.

MOBILISASI & DEMOBILISASI Penyedia Jasa sebelum melaksanakan pekerjaan yang menggunakan peralatan berat akan melakukan Mobilisasi, begitu juga sesudah pelaksanaan pekerjaan akan melakukan Demobilisasi. Penyedia Jasa terlebih dahulu mengajukan daftar jenis peralatan yang akan dilakukan Mobilisasi dan Demobilisasi kepada Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan Direksi. Dalam melakukan Mobilisasi dan Demobilisasi, Penyedia Jasa harus mengurus ijin yang terkait dengan penggunaan jalan dan prasarana yang rusak akibat pekerjaan ini dan merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa.

1.2.

MOBILISASI & DEMOBILISASI KAPAL KERUK Penyedia Jasa harus menyerahkan jadwal mobilisasi peralatan pengerukan dan metode pelaksanaan mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan yang meliputi pembongkaran kapal keruk dari lokasi asal, pemuatan (loading) komponen kapal keruk ke alat transportasi, mobilisasi dari tempat asal ke lokasi perakitan dekat lokasi pekerjaan, pembongkaran muatan komponen dari alat transportasi (unloading), perakitan komponen kapal keruk di lokasi perakitan, mobilisasi kapal keruk ke lokasi pengerukan termasuk trial test pengoperasian kapal keruk. Dasar perhitungan yang dipertimbangkan adalah transportasi dari kota Jakarta sampai kota Palembang.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 1

Sebelum mobilisasi kapal keruk, Pengguna Jasa melaksanakan uji coba dan pemeriksaan di lokasi asal kapal keruk. Hasil pemeriksaan dituangkan ke dalam Berita Acara Hasil Pemeriksaan untuk masing-masing kapal keruk. Bila disetujui, baru dilaksanakan mobilisasi. Seluruh biaya yang ditimbulkan sudah harus diperhitungkan dalam harga satuan. 1.3. PERSIAPAN LAPANGAN Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan, semak belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan. 1.4. PEKERJAAN PENGUKURAN / UITZET 1.4.1. Umum

Penyedia Jasa harus mengerjakan pekerjaan pengukuran baik pada lokasi kolam maupun pada areal buangan (disposal area) sesuai dengan prosedur, persyaratan toleransi dan ketelitian, persyaratan peralatan dan bahan, persyaratan hasil akhir dan persyaratan kualifikasi personil yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa. Pekerjaan pengukuran mencakup tiga tahap, yaitu : 1. Pekerjaan pengukuran sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai (MC 0%). 2. Pekerjaan pengkuran selama berlangsungnya pelaksanaan konstruksi. 3. Pekerjaan pengukuran setelah pelaksanaan konstruksi selesai (MC 100%). Biaya semua pekerjaan pengukuran harus dimasukkan ke dalam harga satuan pekerjaan tiap jenis kegiatan pokok yang ditetapkan dalam penawaran. Apabila Penyedia Jasa tidak dapat menyediakan semua persyaratan yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa pada jadwalnya, Direksi dapat menunjuk pihak ketiga dan seluruh biaya untuk itu dibebankan kepada Penyedia Jasa. Pekerjaan pengukuran harus selalu di bawah pengawasan Direksi atau pejabat/petugas lain yang ditunjuknya. Setelah memenuhi persyaratan-persyaratan seperti tersebut di atas dan telah mendapat persetujuan dari Pengguna Jasa, hasil pengukuran baru diizinkan untuk proses lanjut.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 2

1.4.2.

Pekerjaan Pengukuran a. Titik Tetap /Bench Mark (BM) BM yang akan digunakan sebagai referensi elevasi dan koordinat akan ditetapkan oleh Direksi di lapangan. Apabila BM tidak dijumpai di lapangan, Penyedia Jasa harus memasang baru dan mengikatkannya ke sistem BM yang ditetapkan oleh Direksi, sekurang-kurangnya dua buah. Biaya pembuatan, pemasangan dan pengikatannya dibebankan kepada Penyedia Jasa. Setiap BM yang rusak diakibatkan oleh Penyedia Jasa akan segera diganti dengan yang baru oleh Pengguna Jasa. Biaya pembuatan, pemasangan dan pengikatannya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. b. Pekerjaan Pengukuran Sebelum memulai pekerjaan pengukuran, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan metode dan peralatan yang akan digunakan untuk pengukuran situasi dan detail dari letak tampang melintang. Pekerjaan pengukuran harus dilakukan bersama-sama dengan pengawas pengukuran. Hasil pengukuran harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Patok-patok dan hurufnya harus dicatat dengan warna : Patok tanggul : warna biru, huruf putih. Patok galian : warna hijau muda, huruf merah. Patok Krib : warna biru, huruf merah. Patok bendung/chek dam : warna kuning dan putih , huruf merah. Patok pasangan batu : warna biru dan putih huruf merah.. Patok poligon dan water pass : warna putih huruf merah. Patok bantu batas tanah : warna biru, huruf putih. Patok-patok harus dibuat dari kayu kelas II dengan ukuran diameter 10 cm, dipancang ke dalam tanah 60 cm dan di atas tanah 40 cm, kecuali patok poligon dan waterpass diameter 6 cm, dipancang 50 cm, diatas tanah 25 cm.

c.

Peralatan Ukur Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan ukur dengan perlengkapannya, juru-juru ukur dan pekerja-pekerja yang diperlukan. Apabila Penyedia Jasa tidak dapat menyediakan semua peralatan ukur

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 3

atau sebagian perlengkapannya, Direksi dapat menunjuk pihak ketiga dan seluruh biaya untuk itu menjadi beban Penyedia Jasa. Semua patokpatok pengukuran termasuk bench mark yang terdapat pada daerah / lokasi pekerjaan harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik sampai pekerjaan tersebut diterima oleh pihak Pengguna Jasa untuk kedua kalinya. 1.4.3. Pekerjaan Pengukuran Sebelum Pelaksanaan Konstruksi (MC 0%) Ada dua jenis pekerjaan pengukuran yang sangat penting sebelum pelaksanaan konstruksi dimulai yang harus dikerjakan Penyedia Jasa, yaitu: 1. Pengukuran untuk mendapatkan gambar-gambar pengukuran yang akan digunakan untuk pembuatan gambar pelaksanaan (Construction Drawing), 2. Pengukuran untuk memindah titik-titik utama konstruksi yang tergambar di gambar pelaksanaan menjadi patok-patok utama konstruksi di lapangan (setting out, steak out, uitzet), dan pengukuran profil melintang pada patok-patok utama konstruksi tersebut. 1.4.4. Pekerjaan Pengukuran Selama Pelaksanaan Konstruksi Pekerjaan pengukuran selama pelaksanaan konstruksi untuk maksud-maksud pelurusan as, penetapan titik detail konstruksi elevasi dasar galian, kontrol posisi vertikal atau horizontal, pengecekan dimensi konstruksi, perhitungan volume dan kegiatan-kegiatan lainnya. Pekerjaan pengukuran selama pelaksanaan harus berpedoman pada titik-titik tetap yang berlaku dan patok-patok hasil pengukuran sebelumnya serta data/informasi yang tercantum dalam gambar pelaksanaan (Construction Drawings). 1.4.5. Pekerjaan Pengukuran Setelah Pelaksanaan Konstruksi (MC 100%) Pekerjaan pengukuran setelah pelaksanaan konstruksi selesai dilakukan untuk mendapatkan gambar pengukuran yang menjadi dasar pembuatan gambar purna-laksana (as-built drawings). Pekerjaan pengukuran untuk pembuatan gambar purna-laksana harus mengikuti ketentuan-ketentuan berikut : Pekerjaan pemasangan patok-patok poligon, pengukuran poligon, pengukuran waterpas, pengukuran situasi, pengukuran profil melintang, perhitungan dan penggambaran. 1.5. PAPAN NAMA Penyedia Jasa diwajibkan membuat dan memasang papan nama ditempat-tempat yang ditunjukkan / ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dalam waktu tidak lebih dari satu bulan setelah memulai pekerjaan. Ukuran papan nama (1,20 x 1,80) m2 seperti pada gambar standar dan dipasang di muka depan Direksi Keet.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 4

Sesudah penyerahan pekerjaan, maka Penyedia Jasa harus membongkar papan nama tersebut. Biaya untuk membuat, memasang serta pembongkaran / pemindahan papan nama tersebut harus sudah diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan sebagai Lump Sump dalam Rencana Anggaran Biaya. 1.6. DIREKSI KEET 1. Penyedia Jasa harus menyediakan kantor lapangan di lokasi pekerjaan untuk Direksi Pekerjaan dan Pelaksana Lapangan. Selain itu Penyedia Jasa juga harus membangun Gudang Material tempat menyimpan bahan material serta alat-alat yang akan dan sedang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan. Kantor lapangan (direksi keet) dilengkap dengan peralatan kantor (meja, kursi, whiteboard) dan peralatan kerja yang diperlukan, misalnya topi, sepatu, jas hujan, penerangan, kotak obat P3K dan lain-lain yang dipandang perlu. Untuk kelancaran komunikasi antara Direksi Pekerjaan/Pengawas, Konsultan Pengawas dan Pelaksana Lapangan, Penyedia Jasa harus melengkapi alat komunikasi yang dapat diandalkan misalnya handy talkie dalam jumlah yang cukup. Barak kerja dan gudang material harus dipelihara dan dijaga sehingga bahan material yang akan dipakai tidak rusak saat akan digunakan. Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan seperti gambar-gambar kerja, buku laporan kemajuan fisik, data cuaca, buku saran direksi, buku tamu, photo-photo pelaksanaan dan lain sebagainya harus selalu ada dan dipelihara serta disimpan secara baik di kantor lapangan. Semua sarana administrasi pendukung untuk pelaksanaan pekerjaan, harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan setelah semua pekerjaan selesai seluruhnya.

2.

3.

4.

5.

6.

Bentuk, ukuran, lokasi serta tata ruang barak kerja dan gudang material harus dipersiapkan oleh Penyedia Jasa dalam bentuk gambar rencana dan dikonsultasikan kepada Direksi Pekerjaan.

7.

Pelaksanaan penyediaan Direksi Keet, Barak Kerja, dan gudang harus sudah selesai sebelum pekerjaan fisik/ konstruksi dimulai.

Biaya untuk pembuatan Direksi Keet dan perlengkapannya serta pembongkarannya ketika pekerjaan dinyatakan selesai menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan diperhitungkan dalam harga satuan pekerjaan sebagai Lump Sum dalam Rencana Anggaran Biaya.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 5

BAGIAN 2 - PEMBERSIHAN ENCENG GONDOK


2.1. 1. LINGKUP PEKERJAAN Yang termasuk pekerjaan pembersihan ini dapat berupa pembersihan dari enceng gondok, rumput-rumput, sampah-sampah, tumbuh-tumbuhan yang mengapung di dalam kolam retensi. Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan sebelum mulai mengerjakan pembersihan, sehingga penampang, peil dan pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan yang belum terganggu. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan pembersihan pada Kolam Retensi sesuai dengan yang terdapat dalam gambar atau yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

2.

3.

2.2. 1. 2. 3. 4.

PELAKSANAAN PEMBERSIHAN Pembersihan harus mempunyai ukuran dan bentuk yang sesuai seperti yang tercantum dalam gambar rencana atau menurut perintah Direksi Pekerjaan. Pembersihan dilaksanakan secara manual dengan memakai perahu yang ditempatkan ke dalam kolam retensi. Batu-batu besar, kayu dan rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam pembersihan eceng gondok harus dibuang. Eceng Gondok hasil pembersihan dipindahkan dengan menggunakan dump truck ke tempat pembuangan akhir di luar lokasi yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan atau Pengguna Jasa. Setelah pembersihan selesai dilakukan, Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Pengguna Jasa akan hal ini.

5.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 6

BAGIAN 3 PENGGALIAN DENGAN ALAT BERAT

3.1.

UMUM Pekerjaan Galian dilakukan dengan menggunakan alat berat yaitu : 6 unit Excavator Long arm

3.2.

MOBILISASI dan DEMOBILISASI 1. Penyedia Jasa harus mendatangkan kelokasi (mobilisasi) dan mengembalikan (demobilisasi) alat berat / excavator sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen lelang dengan menggunakan alat angkutan darat (triler/truck besar). Sebelum dilakukan mobilisasi, Penyedia Jasa harus memberitahukan dan meminta persetujuan terhadap jenis/kapasitas excavator yang akan digunakan kepada Direksi Pekerjaan. Apabila jenis kapasitas excavator didatangkan tidak sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada persetujuan Direksi Pekerjaan, Pengguna Jasa dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk mengembalikan dan mengganti alat tersebut yang sesuai dengan spesifikasi. Segala resiko dan biaya yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan telah diperhitungkan dalam harga satuan.

2.

3.

3.3.

PELAKSANAAN 1. Untuk alat berat yang dioperasikan pada tanah lunak/rawa harus menggunakan alat bantuan metting. Biaya yang ditimbulkan dari ketentuan ini sudah diperhitungkan dalam harga satuan. Semua pekerjaan galian harus dilakukan sesuai garis batas galian, tingkat, ketinggian ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau atas saran yang ditunjukkan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus merapikan semua penggalian permanen sampai garis dan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar. Jika suatu penggalian telah dilakukan dan dirapikan, Direksi harus diberi tahu supaya ia dapat memeriksa penggalian yang telah diselesaikan Sebelum mengadakan penggalian dengan alat berat, Penyedia jasa harus menyerahkan uraian lengkap dan metode-metode yang diusulkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuannya. Uraian-uraian ini harus termasuk lokasi serta persiapan-persiapan dari daerah pembuangan angkutan material galian, tanggul-tanggul penahan lumpur serta perlengkapan untuk keselamatan kerja. Penyedia jasa harus memperkerjakan tenaga-tenaga operator yang ahli, berijazah untuk menangani mesin-mesin alat berat.

2.

3.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 7

4. 5.

Daerah pembuangan harus dipersiapkan dan disetujui dulu oleh Penyedia Jasa. Sebelum mengadakan penggalian dengan alat berat. Persiapan-persiapan harus meliputi ketentuan volumenya yang cukup dan tindakan untuk mengetahui material yang tergali. Penyedia jasa harus merancang dan memikul seluruh pembiayaan untuk mendapatkan air bagi kelebihan itu. Penyedia jasa dianggap sudah cukup mengetahui tentang sifat bahan yang akan digali oleh penyelidikannya sendiri. Sehubungan pekerjaan dipengaruhi oleh pasang surut dan debit sungai yang bervariasi maka ada kemungkinan gerakan dan aliran sungai akan mengendapkan sediment pada daerah yang telah digali. Untuk penggalian ulang hasil pengendapan tidak dilakukan penghitungan volume. Bahan hasil galian hanya diperbolehkan dibuang pada lokasi yang disetujui Direksi dan Penyedia jasa harus mengusahakan untuk mencegah kembalinya bahan hasil galian ke sungai dan mencegah tertumpuknya bahan hasil galian ke tambak perikanan, saluran irigasi atau saluran Drainase. Apabila terjadi klaim atas kesalahan ini, maka menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.

6.

7.

8.

9.

3.4.

PEMINDAHAN HASIL GALIAN 1. Pemindahan ke Lokasi Pembuangan Sementara Tanah galian yang akan dibuang pada lokasi pembuangan tetap dapat ditempatkan sementara di lokasi galian sepanjang tidak mengganggu pekerjaan dengan ketentuan ketinggian tanah timbunan maksimum 1 m. Batas waktu penimbunan tanah sementara maksimum selama 2 (dua) hari sejak penimbunan tanah ditumpahkan. Dan bila ternyata tanah galian pada daerah timbunan sementara tersebut masuk kembali pada lubang galian maka pekerjaan ini masih menjadi tanggung jawab kontraktor. Pada pembuangan tanah galian di lokasi sementara adalah merupakan satu kesatuan dalam pembuangan tanah bekas galian pada daerah lokasi tetap (tidak ada perhitungan harga satuan tersendiri). 2. Pemindahan ke Lokasi penyimpanan Tanah Tetap Untuk Bahan Timbunan Kembali Tanah yang digali harus sesuai dengan rencana penggalian yang ada dalam gambar dan harus dibuang pada lokasi/tempat yang ditujukan dalam gambar atau yang disetujui oleh Direksi. Material yang akan dipakai untuk bahan timbunan kembali serta mendapat persetujuan dari Direksi ditempatkan dan dihamparkan secara merata dengan ketebalan hamparan tanah yang memungkinkan untuk pengeringan serta terpisah dari bahan galian yang tidak terpakai (dibuang). Pemindahan ke Lokasi Pembuangan Tanah Tetap/Tidak Dipakai Tanah bekas galian yang kurang baik atau kelebihan dari timbunan yang dibutuhkan harus dibuang pada lokasi yang telah disetujui oleh Direksi.

3.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 8

Semua bekas galian yang tidak dipakai harus diratakan/dirapikan serta lokasinya telah ditentukan oleh Direksi. Atas saran/petunjuk Direksi, Penyedia Jasa harus memperbaiki kembali pembuangan tanah yang mengakibatkan terjadinya lingkungan yang kurang baik dan segala resiko yang timbul menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. 3.5. PERHITUNGAN VOLUME GALIAN Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan galian (MC.100) dihitung berdasarkan volume galian yang berada diatas tanggul dengan ketentuan galian telah mencapai elevasi dasar rencana. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan galian setiap klasifikasi material harus dibuat menurut batas, tingkatan dan ukuran yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi. Pengukuran tersebut didasarkan pada permukaan tanah asli sebelum galian hingga permukaan galian seperti disebut diatas. Klasifikasi material yang digali ditentukan Direksi berdasarkan analisa dan pertimbangan Direksi. Pembayaran dilakukan berdasarkan kuantitas yang diukur sebelum pekerjaan galian dimulai hingga galian selesai dilaksanakan dan harga satuan per meter kubik seperti yang dicantumkan dalam daftar kuantitas dan harga. Harga satuan pekerjaan galian tersebut sudah mencakup biaya pekerja, bahan-bahan dan alat-alat yang diperlukan untuk menggali, perataan, pencegahan longsoran, penimbunan kembali di tempat menurut petunjuk Direksi, pengangkutan bahan ke tempat penimbunan, pembuangan tanah yang tidak digunakan dan lain-lain pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 9

BAGIAN 4 - PENGGALIAN DENGAN KAPAL KERUK


4.1. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PENGERUKAN 4.1.1. Umum 1. Butir ini secara khusus menetapkan rencana kerja dan syarat-syarat rinci dalam Pelaksanaan Pengerukan. Penyedia Jasa harus merancang dan merencanakan skema pelaksanaan secara rinci untuk memenuhi syaratsyarat dibutuhkan dalam Pekerjaan Pengerukan. 2. Penyedia Jasa harus melakukan survei dan inspeksi terhadap lokasi pekerjaan serta kondisi kerja secara terperinci. Penyedia Jasa dapat meminta kepada Pengguna Jasa segala informasi sebagai acuan, jika dibutuhkan. Informasi yang diminta harus relevan dan berkaitan dengan gambar, dokumen dan lain-lain. Lokasi pekerjaan seperti ditunjukkan dalam gambar. Penyedia Jasa harus menyerahkan Rencana Aksi (Action Plan) dimulai dari mobilisasi peralatan, bahan dan personil dan metode pelaksanaan sampai selesai untuk mendapatkan persetujuan dalam 7 (tujuh) hari kalender setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pengguna Jasa. Pelaksanaan pekerjaan tidak diperbolehkan sebelum rencana dan metode pelaksanaan disetujui atau diterima oleh Pengguna Jasa.

3.

4.1.2.

Mobilisasi & Demobilisasi Kapal Keruk Penyedia Jasa harus menyerahkan jadwal mobilisasi peralatan pengerukan dan metode pelaksanaan mobilisasi kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan yang meliputi pembongkaran kapal keruk dari lokasi asal, pemuatan (loading) komponen kapal keruk ke alat transportasi, mobilisasi dari tempat asal ke lokasi perakitan dekat lokasi pekerjaan, pembongkaran muatan komponen dari alat transportasi (unloading), perakitan komponen kapal keruk di lokasi perakitan, mobilisasi kapal keruk ke lokasi pengerukan termasuk trial test pengoperasian kapal keruk. Sebelum mobilisasi kapal keruk, Pengguna Jasa melaksanakan uji coba dan pemeriksaan di lokasi asal kapal keruk. Hasil pemeriksaan dituangkan ke dalam Berita Acara Hasil Pemeriksaan untuk masing-masing kapal keruk. Bila disetujui, baru dilaksanakan mobilisasi. Seluruh biaya yang ditimbulkan sudah harus diperhitungkan dalam harga satuan.

4.1.3.

Lokasi Pekerjaan Pengerukan Pekerjaan pengerukan meliputi pekerjaan memperdalam kolam retensi yang ada sehingga memiliki elevasi dasar 2,25 m, dan membentuk kolam retensi menjadi bentuk persegi panjang dengan ukuran 200 m x 1200 m, serta ditengah terdapat area berbentuk lingkaran lonjong (elips) dengan diameter 800 m dan 600 m. Penyedia Jasa harus secara detail merancang dan merencanakan pekerjaan pengerukan di lokasi pengerukan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 10

4.1.4.

Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pengerukan Penyedia Jasa harus secara rinci menempatkan masing-masing kapal keruk pada posisi yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan pengerukan sesuai dengan kapasitas masing-masing kapal keruk yang dimilki atau disewa oleh Penyedia Jasa dan kapasitas volume pada areal pembuangan (disposal area). Rencana lokasi penampungan dan area buangan seperti ditunjukkan dalam gambar. Gambar tersebut hanya sebagai referensi, penyusunan dan pembagian sekat serta metode pembuangan harus diajukan oleh Penyedia Jasa sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. Secara prinsip pekerjaan pengerukan diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Kapal keruk baru diizinkan untuk beroperasi bila tanggul di areal pembuangan (disposal area) telah siap. 2. Pekerjaan pengerukan oleh tiap kapal keruk boleh dimulai dari arah mana saja, karena yang dikeruk adalah kolam retensi. 3. Pekerjaan pengerukan oleh tiap kapal keruk harus dilakukan sesuai dengan kedalaman yang telah ditentukan. Kelebihan kedalaman tidak dihitung sebagai tambahan volume. 4. Pekerjaan pengerukan harus diulangi sampai kedalaman sesuai dengan ketentuan dalam butir 4.1.3. dari pasal bagian ini. 5. Penyedia Jasa harus menyusun atau merencanakan kembali pekerjaan pengerukan sehubungan dengan sedimentasi yang terjadi selama pelaksanaan pengerukan. Sampai dengan penyerahan pekerjaan, sedimentasi yang terjadi merupakan tanggung jawab dari Penyedia Jasa.

4.1.5.

Metode Pelaksanaan dan Rencana Pekerjaan Pengerukan Metode Pelaksanaan dan Rencana Pekerjaan Pengerukan diserahkan Penyedia Jasa kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan, yang mencakup hal-hal di bawah ini namun tidak dibatasi, sebagai berikut : a. Rencana mobilisasi meliputi mobilisasi personil dan peralatan yang sesuai dengan dalam butir 4.1.2. dalam pasal bagian ini. b. Rencana Disposal Area termasuk penentuan lokasi disposal area, meliputi volume sedimen buangan yang bisa ditampung. c. Rencana pengerukan meliputi jumlah kapal keruk, kapasitas masingmasing, pembagian areal pengerukan, kedalaman pengerukan, lokasi dan areal pengerukan masing-masing kapal keruk serta prosedur pengerukan. d. Estimasi kapasitas pengerukan berdasarkan jam operasi, jumlah kapal keruk, serta kapasitas volume disposal area. e. Informasi teknis secara terperinci dari masing-masing kapal keruk harus dilampirkan untuk evaluasi. Informasi harus lengkap meliputi kapasitas pompa, kurva kinerja, jarak buang maksimum, kedalaman pengerukan

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 11

f.

g. h. i. j. k. l. 4.1.6.

maksimum yang bisa dilakukan, serta perhitungan hidrolik dari pompa pembuang. Gambar-gambar yang menunjukkan lokasi masing-masing kapal keruk, layout dari pemasangan pipa-pipa buang, serta jarak dari masing-masing kapal keruk ke lokasi disposal area. Gambar konstruksi dari disposal area, meliputi konstruksi tanggul, sistem drainase, spillway, dan struktur yang dibutuhkan dalam disposal area. Metode dan prosedur pengukuran volume material hasil kerukan. Sistem penanganan keselamatan dan kesehatan kerja. Komunikasi dan sistem serta prosedur kondisi darurat. Sistem shift dari kapal keruk, waktu operasi kapal keruk. Hal lain yang relevan sehubungan dengan pekerjaan pengerukan.

Mulai Pelaksanaan Pekerjaan Pengerukan Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan pengerukan sesuai dengan Jadwal Waktu Pelaksanaan yang disetujui dalam kontrak. Semua peralatan utama (kapal keruk) dan peralatan penunjang harus sudah di lokasi pekerjaan dalam 2 (dua) bulan sejak diterimanya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Sedang peralatan lain seperti Excavator harus sudah dimobilisasi paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterimanya SPMK. Jika Penyedia Jasa tidak mampu memulai pekerjaan sesuai dengan ketentuan diatas, maka Pengguna Jasa berhak untuk membatalkan dan memutus kontrak secara sepihak. Peningkatan Efisiensi Pekerjaan Pengerukan Jika konsentrasi material hasil kerukan (dredged material) yang diuji harian atau volume pengerukan bulanan tidak memenuhi / sesuai rencana dalam kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera meningkatkan kinerja alat pengerukan atau menambah dan jam kerja tenaga kerja untuk meningkatkan pekerjaan dengan segera. Jika perbaikan kinerja tidak dilakukan dalam batas-batas toleransi waktu yang diberikan, maka Pengguna Jasa berhak untuk membatalkan dan memutus kontrak. Pemeliharaan Untuk pemeliharaan, reparasi, dan penggantian komponen peralatan kapal keruk, peralatan pemindah tanah, pekerjaan sipil di disposal area, jalan kerja untuk masuk ke disposal area serta kelestarian lingkungan hidup disekitar tempat pengerukan, merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus menjaga pekerjaan pemeliharaan secara berkala, dengan menyediakan segala komponen peralatan kapal keruk yang dibutuhkan, dan memastikan semua komponen peralatan dalam kondisi yang baik. Biaya pemeliharaan sudah termasuk dalam harga satuan kontrak.

4.1.7.

4.1.8.

4.2. PERALATAN KAPAL KERUK 4.2.1. Umum

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 12

1. Butir ini secara khusus menetapkan rencana kerja dan syarat-syarat secara terperinci terhadap kebutuhan perencanaan, manufaktur atau pensuplaian, dan instalasi dari peralatan kapal keruk dan peralatan penunjang yang akan digunakan pada pekerjaan pengerukan. 2. Peralatan kapal keruk dengan segala fasilitasnya serta peralatan penunjang lainnya, didatangkan serta dipasang, dirakit, diuji, dioperasikan dan dipelihara oleh Penyedia Jasa. Pengadaan kapal keruk bisa merupakan milik sendiri atau disewa oleh Penyedia Jasa. 3. Penyedia Jasa harus mengeluarkan (demobilisasi) semua peralatan kapal keruk, dan peralatan fasilitas penunjang lainnya setelah kontrak dinyatakan selesai. 4. Penyedia Jasa harus menyediakan kapal keruk yang memiliki kapasitas solid minimal 300 m3/jam. Berdasarkan ini Penyedia Jasa sudah memperhitungkan kecukupan kapal keruk, dengan estimasi perhitungan volume material yang akan dikeruk sebesar kurang lebih 1.100.000 m3, dalam waktu 4 bulan, dengan jam kerja efektif minimal 10 jam perhari serta 25 hari dalam 1 bulan. 5. Peralatan kapal keruk dan peralatan penunjang, adalah peralatan utama untuk pekerjaan pengerukan. Biaya pengadaan, perakitan, instalasi, operasi, testing, dan pemeliharaan kapal keruk dan peralatan penunjang lainnya sudah diperhitungkan dalam harga satuan yang ditawarkan. Tidak ada biaya tambahan jika Penyedia Jasa harus mengganti peralatan kapal keruk dan atau peralatan tambahan lainnya. Harga satuan juga sudah memperhitungkan biaya depresiasi dari peralatan kapal keruk, dan peralatan penunjang lainnya. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengajukan klaim sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, karena sudah diperhitungkan dalam harga satuan. 4.2.2. Persyaratan Kapal Keruk dan Peralatan Penunjang Lainnya Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan keruk (milik sendiri atau sewa) untuk melaksanakan pekerjaan ini. Jenis peralatan keruk harus memenuhi persyaratan dibawah ini : 1. Jenis peralatan keruk harus type cutter suction pump, non self propelling dredger. Setiap kapal harus dilengkapi unit untuk menggali dan mengeruk, pompa hisap dan pompa buang sepanjang minimal 1 Km, alat untuk berpindah (ship shifting unit), mesin diesel (diesel engine) dan generator juga peralatan penunjang lainnya untuk mengontrol dan berpindah. 2. Peralatan keruk harus bisa melakukan pengerukan dari +0.00 m, sampai dengan -2.25 m. 3. Konsentrasi dari material keruk yang dipindahkan (slurry dredged material) harus tidak lebih kecil dari 10%, sebagai jaminan untuk bisa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang disyaratkan. 4. Kecepatan pembuangan material keruk (slurry dredged material) dalam pipa buang harus lebih cepat daripada kecepatan deposit kritis (critical deposit velocity) yang menyebabkan pengendapan dan penyumbatan pipa. Kecepatan

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 13

deposit kritis dalam pipa buang ditentukan berdasarkan rumus Durand yang dikembangkan pada tahun 1956, atau formula lain yang setara. Penyedia Jasa dengan biaya sendiri harus mendapatkan sendiri data-data tanah, dan bertanggung jawab terhadap kapasitas produksi dengan data tanah tersebut, kaitannya dengan waktu dan jumlah kapal keruk yang harus disediakan. 5. Kapal keruk harus mempunyai peralatan angkur atau spud yang memadai untuk memberi jaminan keamanan dan kestabilan kapal keruk waktu melaksanakan pengerukan. Angkur-angkur harus secara otomatis, membuat kapal keruk melakukan penyesuaian terhadap variasi ketinggian muka air. 6. Alat perpindahan pada kapal keruk (ship shifting unit) harus mudah untuk memindahkan kapal keruk dari posisi lama ke posisi baru dimana kapal keruk akan melakukan pengerukan. Ship shifting juga harus bisa mengatur posisi vertikal kapal keruk sesuai dengan variasi tinggi muka air. Semua biaya yang timbul akibat dari sistem kontrol ini sudah diperhitungkan dalam harga satuan. 7. Peralatan pompa harus digerakkan oleh mesin diesel dengan efisiensi tinggi dan mudah untuk operasi dan pemeliharaan. Bahan casing pompa, impeller, back dan front liner harus terbuat dari material yang tahan terhadap korosi karena material keruk dan awet. Kurva kinerja pompa pengerukan harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan untuk bahan evaluasi dan serta referensi. 8. Fasilitas dari kapal keruk harus sudah termasuk sistem sanitari, sistem persediaan air bersih, kecukupan pelampung, dan pemadam kebakaran. Biaya-biaya ini sudah diperhitungkan dalam perhitungan harga satuan. 4.2.3. Peralatan Penunjang Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan penunjang namun tidak terbatas hanya peralatan berikut untuk melaksanakan pekerjaan pengerukan : 1. Kapal pengangkut (conveyance boat) untuk mengangkut material solar, operator dan anak buah kapal ke tempat kerja yaitu di kapal keruk maupun di tempat pembuangan material (disposal area). 2. Truk maupun crane untuk mengangkut material berat seperti pipa-pipa, katup, fitting dan lain-lain. 3. Peralatan penunjang lainnya, seperti tangki air bersih, tangki solar, dan lainlain. 4. Peralatan konstruksi yang memadai untuk bekerja pada areal pengerukan dan disposal area seperti excavator, dump truk untuk membawa sedimen hasil pengerukan ke disposal area.

4.2.4. Pengoperasian Kapal Keruk

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 14

1. Operator kapal keruk harus mengikuti prosedur pengerukan pada butir 4.1.4 dari spesifikasi teknis, yaitu rencana pengerukan dan perpindahan kapal keruk yang telah disetujui sampai lokasi pengerukan yang tepat. 2. Operator kapal keruk harus menyesuaikan posisi dan kedalaman pengerukan sesuai dengan konsentrasi dari material keruk serta panjang dari pipa buang. Operator harus memperhatikan variasi dari ketinggian muka air selama pelaksanaan pengerukan atau mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah kapal keruk dari kerusakan dan kecelakaan. 3. Di awal pengerukan, pola pengerukan harus mengikuti sistem dibawah ini untuk menghindari tersumbatnya pipa buang dari sedimen. a. Buka katup pintu diujung pipa buang di darat. b. Mulai melaksanakan pengerukan dengan pompa untuk membuang air. c. Secara bertahap ladder diturunkan, kemudian mulai melakukan pengerukan terhadap material yang akan dipindahkan dengan kapasitas penuh. d. Pada waktu berhenti melakukan pengerukan, lakukan langkah kebalikan dari prosedur ini. e. Operator kapal keruk harus senantiasa berkomunikasi atau bekerjasama dengan penanggungjawab disposal area agar sistem pengerukan berjalan lancar. 4.2.5. Pemeliharaan Peralatan Keruk Pengguna Jasa harus merencanakan jadwal pemeliharaan secara berkala untuk semua peralatan keruk meliputi kapal keruk, kapal pengangkut, truk dengan crane dan peralatan penunjang lainnya sesuai dengan petunjuk operasi & perawatan yang dikeluarkan oleh pabrikan. Pekerjaan pemeliharaan harus dilaksanakan menurut jadwal, tapi tidak boleh mengganggu operasi normal pengerukan.

4.2.6.

Pengukuran dan Pembayaran Volume Pengerukan 1. Volume pengerukan yang diletakkan pada disposal area harus diukur secara berkala dibawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus menyiapkan anjir anjir terdiri dari kayu dolken berukuran 710 cm yang ditempatkan sedemikian rupa di disposal area untuk memudahkan pengukuran sesuai petunjuk oleh Direksi Pekerjaan. Anjir dari kayu dolken ini dicat dan diberi skala ukuran yang telah disetujui oleh Direksi. 2. Setiap perpindahan kapal keruk, Penyedia Jasa harus mengambil sampling pengukuran hasil kerukan dengan menggunakan gelas ukur paling sedikit 5 sampling dan diuji di laboratorium untuk mengetahui perbandingan material solid dan cair. 3. Pengukuran bulanan harus ditentukan pada hari tertentu dalam bulan tersebut untuk mengukur kemajuan pekerjaan selama satu bulan. Pengukuran

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 15

terhadap elevasi lumpur dilakukan pada waktu lumpur dalam keadaan basah (setengah kering). 4. Sebelum pengukuran dimulai Penyedia Jasa harus mengajukan untuk melakukan pengukuran, dan melakukan pemeriksaan bersama alat ukur yang akan digunakan serta melakukan kalibrasi terhadap alat pengukuran tersebut. 5. Pembayaran harus dilakukan dalam hitungan volume (m3) dikalikan dengan harga satuan yang sudah ditentukan dalam kontrak. 6. Kelebihan volume pengerukan akibat kesalahan dalam menentukan batasbatas pekerjaan tidak dibayar dan merupakan tanggung jawab dari Penyedia Jasa sendiri.

4.3. PIPA PEMBUANG MATERIAL HASIL KERUKAN / SEDIMEN 4.3.1. Umum 1. Butir ini secara khusus menetapkan rencana kerja dan syarat-syarat rinci terhadap kebutuhan perencanaan, pengadaan, dan instalasi dari pipa pembuangan material hasil kerukan / sedimen yang akan digunakan pada pekerjaan pengerukan. 2. Pipa pembuang sedimen terdiri dari pipa apung dan pipa darat sepanjang minimal 1 Km. 3. Pipa pembuang sedimen adalah bagian dari peralatan keruk dan harus dipunyai oleh Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap perancangan, pengadaan, pemasangan dan pengujian pipa pembuang. Semua biaya yang timbul dari komponen pipa pembuang ini sudah termasuk dalam harga satuan pengerukan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga dalam kontrak. Di dalam harga satuan telah mencakup depresiasi pipa pembuang sehingga Penyedia Jasa tidak dapat mengklaim pembayaran untuk mengganti pipa baru atau pendukung pipa atau aksesoris lainnya bilamana mengalami kerusakan. 4.3.2. Rencana Kerja dan Syarat-sarat Pipa Pembuang 1. Pipa pembuang meliputi pipa apung dan pipa darat. Tata letak dan pemasangan pipa apung harus disesuaikan dengan posisi kapal keruk dan posisi disposal area. Jalur bagi kapal angkutan untuk solar, operator dan anak buah kapal harus diperhitungkan sehingga tidak terganggu oleh adanya pipa apung. Kecukupan dari ponton yang menyangga pipa apung juga harus sudah diperhitungkan sehingga tidak mengganggu dan merusak konstruksi yang ada. 2. Pipa apung terdiri dari pipa baja, pipa karet dan sambungan karet untuk membuat suatu konstruksi pipa apung yang fleksibel. Ditengah atau pada jarak yang ditentukan antara kapal keruk dan pipa apung dipasang pontoon

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 16

elbow atau peralatan yang disesuaikan sehingga tidak mengganggu ketika kapal keruk pindah tempat ditempat kerukan yang baru. 3. Pipa darat harus dipasang sesuai dengan lokasi disposal area dan variasi medan harus dipertimbangkan dalam tata letak pipa. Dukungan penguat dari pipa darat akan dipasang jika diperlukan. Semua tata letak jaringan pipa darat harus tidak boleh mengganggu lalu lintas disekitar pekerjaan. 4. Diameter pipa ditentukan minimal 16, atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. 5. Besarnya tekanan kerja pipa pembuang harus disesuaikan dengan pompa pada kapal keruk. Sambungan karet fleksibel yang memadai harus digunakan untuk menghubungkan pipa apung, dan pipa fitting yang memadai juga harus digunakan pada pipa darat. Pipa buang harus dilengkapi dengan katup yang memadai untuk menyesuaikan kecepatan dari slury material yang dikeruk. Tekanan kerja dari semua katup, fitting dan sambungan harus sesuai dengan sistem kapal keruk selama melaksanakan pekerjaan pengerukan. 6. Katup pelepasan udara otomatis harus dipasang pada bagian atas setiap bagian vertikal dari pipa. Tekanan kerja dari katup harus sesuai dengan tekanan sistem kerja kapal keruk. 4.3.3. Pemeliharaan Pipa Pembuang Sedimen 1. Pengguna Jasa harus menugaskan petugas ahli untuk memeriksa kondisi pipa buang secara berkala. Jika terdapat kerusakan, kebocoran, sambungan lepas, atau pipa-pipa penyangga yang rusak maka Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk mengganti atau mereparasi bagian tersebut segera. 2. Pengecatan pipa baja untuk mencegah karat harus dilakukan secara berkala oleh Penyedia Jasa. 4.4. LOKASI PEMBUANGAN (Disposal Area) 4.4.1. Umum 1. Butir ini secara khusus menetapkan rencana kerja dan syarat-syarat rinci terhadap kebutuhan perencanaan, perancangan area pembuangan dan fasilitas yang ada seperti tanggul, spillway, kecukupan peralatan, pengawasan selama pelaksanaan pekerjaan pengerukan. 2. Pengguna Jasa harus melakukan investigasi kondisi area pembuangan dan memilah serta menentukan kecukupan masing-masing area pembuangan dari material yang akan dikeruk pada lokasi pengerukan, serta menentukan jalur pipa buang. Gambar kerja yang menggambarkan posisi disposal area, jalur pipa, tanggul, kebutuhan peralatan yang dibutuhkan dalam disposal area seperti excavator, backhoe, loader, grader, dump truck, bulldozer, fasilitas penerangan dan lain-lain harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Disposal area lain yang diusulkan diluar dari gambar yang sudah diberikan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 17

3. Biaya untuk disposal area termasuk fasilitas-fasilitasnya, material dan peralatan yang diperlukan, operator, pekerja, oli, bahan bakar dan lain-lain untuk pembuatan tanggul disposal area, perataan material di disposal area telah tercakup dalam harga satuan pekerjaan disposal area dalam Rencana Anggaran Biaya.

4.4.2.

Manajemen dan Syarat-syarat Disposal Area 1. Disposal area harus dikelilingi oleh tanggul dengan ketinggian dan lebar yang yang cukup. Jika diperlukan tanggul harus diperkuat dengan bronjong, batu kosong atau gebalan rumput sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sesuai pengarahan dari Direksi Pekerjaan. 2. Disposal area harus dilengkapi dengan sistem pembuangan yang memadai dan spillway dilapisi dengan lapisan serat ijuk bersifat tembus air untuk mengalirkan air yang sudah bersih keluar dari disposal area 3. Penyedia Jasa harus menugaskan seorang petugas yang bertanggung jawab terhadap manajemen disposal area meliputi pengawasan tanggul, inspeksi secara berkala, serta keamanan disposal area secara keseluruhan. 4. Material keruk yang ditempatkan ke disposal area, adalah milik Pengguna Jasa. Pengguna Jasa berhak untuk menggunakan material hasil kerukan yang sudah diukur dan dibayar. Pengguna Jasa harus menjaga disposal area dari jarahan orang lain atau pihak lain yang akan menggunakan kembali disposal area tersebut. 5. Penyedia Jasa harus memperhatikan tinggi dari tanggul disposal area harus berada minimal 30 cm diatas material keruk yang dipindahkan. 6. MC 0% untuk mengukur elevasi dasar disposal area harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sebelum disposal area ditimbun material hasil kerukan. Hasil pengukuran MC 0% harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 7. Papan atau tanda peringatan harus dipasang disekitar disposal area oleh Penyedia Jasa selama penimbunan material hasil kerukan untuk mencegah personil yang tidak berhak memasuki areal kerja.

4.4.3. Pemeliharaan Disposal Area 1. Pengguna Jasa harus menugaskan seorang petugas untuk memeriksa tanggul di sekeliling disposal area secara berkala. Jika terjadi kerusakan tanggul, atau pipa drainase tersumbat maka Penyedia Jasa harus memperbaiki secepat mungkin. 2. Pemeliharaan jalan akses ke disposal area harus dilakukan Penyedia Jasa selama periode pekerjaan pengerukan berlangsung. Penyedia Jasa harus melakukan perlindungan serta pemeliharaan terhadap lingkungan hidup sekitar jalan akses dan disposal area.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 18

4.4.4. Pengukuran dan Pembayaran Pengukuran dan pembayaran untuk disposal area berdasarkan panjang tanggul yang dibangun dengan satuan meter. Harga satuan sudah memperhitungkan segala aspek peralatan, upah tenaga kerja, dan material yang dibutuhkan. Biaya pemeliharaan dan manajemen di disposal area merupakan bagian dari harga satuan tanggul. 4.5. KESELAMATAN KERJA DAN TINDAKAN PENCEGAHAN DALAM PENGERUKAN 4.5.1. Umum 1. Butir ini secara khusus menetapkan rencana kerja dan syarat-syarat rinci terhadap keselamatan kerja dan tindakan pencegahan dalam pekerjaan pengerukan meliputi pengoperasian kapal keruk, sistem pembuangan material keruk dan disposal area. 2. Keselamatan kerja adalah hal paling penting dalam melaksanakan pekerjaan pengerukan. Penyedia Jasa harus mematuhi keselamatan kerja dan tindakan pencegahan yang disyaratkan dalam pasal ini atau peraturan daerah setempat yang mengatur keselamatan kerja dan tindakan pencegahan dalam melaksanakan pengerukan. 3. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja atau kerusakan properti, tidak peduli properti tersebut milik Pengguna Jasa atau milik Penyedia Jasa. 4. Pengguna Jasa harus menugaskan seorang petugas yang ahli dalam hal keamanan, keselamatan kerja dan tindakan pencegahannya. Petugas tersebut bertugas untuk memeriksa dan menjamin apakah proses kerja sudah memenuhi standar keamanan dan keselamatan kerja serta mengambil beberapa tindakan sesegera mungkin jika ditemukan ada kecacatan dalam pelaksanaan pekerjaan pengerukan. 4.5.2. Keselamatan Kerja pada Operasi Kapal Keruk 1. Penyedia Jasa harus sepenuhnya memahami dan mengerti struktur dari hidrolik kapal keruk maupun sistem pembuangan di disposal area. Operasional dari kapal keruk harus berjarak minimal 50 (lima puluh) meter dari konstruksi bangunan yang ada untuk menghindari kerusakan atau berdasarkan arahan dari Direksi Pekerjaan. 2. Angkur-angkur dari operasi kapal keruk harus memadai dan tidak merusak struktur bangunan disekitarnya. 3. Kapal keruk harus dilengkapi dengan penerangan yang memadai untuk bekerja di malam hari.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 19

4. Untuk mengambil tindakan yang tepat selagi situasi darurat, maka Penyedia Jasa harus menempatkan petugasnya untuk tetap berada di kapal keruk terutama pada musim penghujan. 5. Kapal keruk harus dilengkapi dengan peralatan keselamatan kerja yang memadai, seperti pelampung, alat pemadam kebakaran, perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan, dan hal hal lain yang dibutuhkan. 6. Perahu pengangkut harus dinavigasikan pada alur yang sudah ditentukan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan. Dan pipa buang yang dilewati oleh perahu pengangkut harus dilengkapi sinyal alarm atau lampu alarm pada malam hari. 4.5.3. Keselamatan Kerja pada Pipa Pembuangan 1. Pengaturan pipa apung harus mempertimbangkan jalur angkutan perahu pengangkut. Pada area dimana terdapat jalur angkutan, maka pipa apung harus dibawah muka air (submerged) pada kedalaman tertentu yang tidak mengganggu jalur transportasi. 2. Sampah, tumbuhan air, dan kayu mengambang harus di bersihkan lebih dulu oleh Penyedia Jasa untuk menghindari penyumbatan pada pipa buang.

BAGIAN 5 PEKERJAAN PINTU AIR


Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis
Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 20

5.1.

LINGKUP PEKERJAAN Pembuatan pintu air terdiri dari : 1. 2 (dua) unit Pintu Air dengan 6 daun, 2. 1 (satu) unit Pintu Air dengan 4 daun. Masing-masing daun pintu dengan ukuran b = 1.2 m dan h = 1.6 m. Letak pembuatan pintu air ditetapkan atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Mengenai pekerjaan beton dan lain-lain (semen, adukan, lantai kerja, tiang pancang mini pile) berturut-turut harus mengacu pada Spesifikasi Teknis ini.

5.2.

PEKERJAAN PERSIAPAN Kegiatan pembersihan di lokasi yang akan dibangun pintu air harus dibersihkan dari semak, rumput dan sampah lainnya dan dibuang dari areal tersebut. Pembersihan ini tidak boleh mengganggu atau merusak bangunan-bangunan yang ada seperti saluran dan lain-lain. Semua lobang atau galian yang timbul akibat adanya pemindahan bahan-bahan yang tidak diperlukan seperti tersebut di atas, harus ditimbun dengan bahan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

5.3.

PELAKSANAAN PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan pemasangan pintu air meliputi : 1. Pekerjaan Tanah Semua pekerjaan tanah harus meliputi semua pekerjaan baik galian dan timbunan kembali disekitar bangunan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. 2. Pekerjaan Pengeringan Penyedia Jasa harus membuat kistdam dan menyediakan pompa air dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk menjaga galian agar tetap dalam keadaan kering. Penyedia Jasa harus bertanggungjawabuntuk menyediakan pengamanan apa saja yang dianggap perlu dan harus memperbaiki setiap kerusakan atas biaya sendiri akibat kelalaian pelaksanaan. 3 Pekerjaan Kayu Bangunan harus dibangun di atas cerucuk gelam 10 cm, panjang 3 m. Seluruh cerucuk gelam harus diruncingkan terlebih dahulu baru dipancangkan sampai tanah keras sebagai tiang bawah lantai bangunan harus sesuai kedalaman yang ditentukan / disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Untuk pekerjaan kayu stok balok harus disugu dan dilapisi cat. 4. 5. Pekerjaan beton lantai kerja ad. 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr diletakkan di sela-sela cerucuk pada lantai setebal 10 cm. Pekerjaan beton bertulang ad. 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr pada pondasi lantai dan dinding bangunan dan pembesian.
Hal | 21

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

6.

Pekerjaan Tiang Pancang. Pemancangan mini pile triangle (32 x 32 x 32) cm terletak pada ujung sayap dan lantai bangunan.

7. 8.

Pekerjaan besi untuk ralling pagar, trash rack harus diberi angker dan dicat. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan pada daun pintu air dan sponing diamplas terlebih dahulu hingga bersih, dicat meni besi dan selanjutnya baru dilaksanakan pengecatan berwarna yang bermutu. Pekerjaan pintu air dilaksanakan dengan pabrikasi. Pembongkaran kistdam. Setelah pekerjaan dinyatakan selesai oleh Direksi Pekerjaan, kistdam dibongkar hingga bersih sehingga tidak menghambat jalannya air.

9. 10.

BAGIAN 6 - KISTDAM

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 22

6.1.

LINGKUP PEKERJAAN Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan ini, Penyedia Jasa diwajibkan membuat perlindungan terhadap pengaruh aliran atau rembesan terhadap areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai kedudukan konstruksi. Sebelum membuat suatu konstruksi penahan rembesan (kistdam), Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar rencana terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan. Setelah pekerjaan konstruksi utama selesai dikerjakan, Penyedia Jasa harus membongkar dan membersihkan material kistdam sehingga tidak mengganggu aliran sungai. Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan kistdam tersebut di atas sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, overhead dan keuntungan Penyedia Jasa.

6.2.

KONSTRUKSI PENGUAT Untuk melakukan pekerjaan Kistdam memerlukan bahan seperti Kayu Sheet Pile yang dapat dibuat dari material dolken/kayu gelam. Pekerjaan konstruksi Kistdam meliputi pekerjaan Sheet pile kayu gelam yang dipancang untuk membendungkan aliran sungai yang akan dikerjakan supaya apa yang kita kerjakan bisa dilaksanakan dengan rapi dan baik.

6.3.

HAMPARAN 1. Bahan timbunan adalah karung plastik yang diisi tanah dengan ukuran sesuai gambar. Bahan pengisi karung tersebut diambil dari penggalian-penggalian yang diperlukan atau dari daerah-daerah yang direncanakan. (a) Bahan penutup yang dibuat dari tumpukan karung harus disusun secara bertahap mulai dari lapisan bawah sampai lapisan atas, dengan dimensi sesuai dengan gambar yang telah disetujui direksi lapangan/pengawas lapangan, dan (b) Urugan karung yang dibuat, nantinya harus dilapisi dengan lapisan kedap air (terpal plastik), sehingga air tidak akan tembus/mengalir ke bagian hilir. Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan bangunan yang terjadi akibat kelalaiannya dalam melaksanakan pekerjaan penimbunan kistdam.

2.

6.4.

BAHAN Bahan untuk pekerjaan tanggul/timbunan harus dipilih bahan-bahan yang homogen,

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 23

bersih dan bebas dari Lumpur, humus, akar-akar dan bahan organik lain. Bahan yang berkualitas baik biasanya berwarna coklat, sedang bahan-bahan yang berkualitas kurang baik biasanya berwarna lebih gelap atau lebih terang. Bahan-bahan hasil galian tebing alur dan dari tanggul yang ada biasanya cocok untuk tanggul.

BAGIAN 7 - DEWATERING
7.1. LINGKUP PEKERJAAN 1. Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air. Penyedia Jasa harus melindungi pekerjaan ini dari kerusakan-kerusakan yang disebabkan oleh hujan, aliran air pada permukaan tanah, banjir, adanya pembelokan-pembelokan aliran dan kejadian semacam yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kontrak. Penyedia Jasa harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan bahanbahan yang diperlukan dalam pelaksanaan dan pemeliharaan pembendungan sementara, penyudetan, pengeringan dan pembuangan air dari lokasi pekerjaan selama dalam pelaksanaan. Setelah pekerjaan selesai sesuai dengan persetujuan Direksi, lokasi harus dibersihkan kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengganggu atau mencemari aliran air, air tanah dan saluran pembuang, selama pelaksanaan pembendungan, pengeringan dan pembuangan air tanpa ijin Direksi.

2.

3.

4.

5.

7.2.

RENCANA KERJA DAN GAMBAR-GAMBAR DETAIL Penyedia Jasa harus membuat rencana kerja dan gambar-gambar detail untuk pekerjaan pembendungan, penyudetan, pengeringan dan pembuangan air yang harus diajukan kepada Direksi untuk diperiksa, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pengumuman pemenang. Direksi tidak dapat menerima suatu alasan kerusakan akibat pengambilan keputusan yang dilakukan Penyedia Jasa.

7.3.

PERLINDUNGAN TERHADAP AIR

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 24

1.

Sebelum memulai pekerjaan-pekerjaan galian, Penyedia Jasa harus menyelenggarakan dan memelihara pekerjaan-pekerjaan yang mungkin diperlukan untuk mencegah masuknya air ke dalam galian. Penyedia Jasa harus mengadakan, memasang, menjaga dan menjalankan peralatan pompa yang diperlukan serta peralatan-peralatan lain untuk pengeringan di lokasi galian dan menjaga agar pekerjaan pondasi bebas dari genangan air. Genangan air harus dialirkan ke tempat-tempat dimana air tidak akan mengalir kembali ke galian-galian dengan cara yang tidak akan menyebabkan erosi atau gangguan lain.

2.

BAGIAN 8 GALIAN TANAH PADA PONDASI BANGUNAN


7.1. LINGKUP PEKERJAAN Penggalian harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga memungkinkan dikerjakan dengan baik, dapat membuat penyokong bagi tebing galian dan masih cukup ruangan untuk pembuatan acuan, pengecoran beton, dan melaksanakan timbunan termasuk pemadatan dan kegiatan pekerjaan lainnya. 7.2. PEKERJAAN PENGERINGAN Sebelum melaksanakan pekerjaan bangunan yang membutuhkan pengeringan (dewatering) dengan alat pompa. Penyedia Jasa harus mengajukan rencana kerja lengkap yang memuat metode pelaksanaan, tahap-tahap pekerjaan dan dan kebutuhan waktu pengeringan dan dimintakan persetujuan Direksi Pekerjaan paling lambat 15 hari sebelum pelaksanaan pembangunan. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan dan menjamin adanya peralatan pompa yang cukup dan siap dioperasikan di lapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air harus dilaksanakan dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan cukup di lapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.

7.3.

CARA PENGGALIAN

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 25

Penyedia Jasa harus menyampaikan usul mengenai cara-cara penggalian, termasuk detail dari konstruksi penahan yang mungkin diperlukan, guna mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan secara tertulis sekurang-kurangnya 14 hari sebelum dimulainya pekerjaan, sehingga keamanan penggaliannya terjamin. 7.4. KELEBIHAN PENGGALIAN Penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar atau yang tidak diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan harus diisi kembali oleh Penyedia Jasa dengan tanah yang dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki Direksi Pekerjaan, tanpa menuntut suatu tambahan biaya. 7.5. PERAPIHAN PERMUKAAN GALIAN Setiap permukaan galian harus dirapihkan dengan cara manual atau alat lain yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, sehingga bidang pondasi atau bagian lain dari bangunan atau timbunan yang berhubungan langsung dengan tanah asli bisa berhubungan baik. Apabila tanah dasar pondasi atau bagian lain yang dianggap peka oleh Direksi Pekerjaan maka Penyedia Jasa wajib memperbaikinya sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa. Dasar galian yang akan menerima beton, pasangan batu atau isian dipadatkan, 0.15 m yang terakhir dari galian harus dirapikan dengan tangan, atau dengan cara yang mungkin dibenarkan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Hal ini dilakukan setelah pembersihan semua lumpur pada waktu akan menempatkan konstruksi di atasnya.

BAGIAN 9 TIMBUNAN TANAH PADA BANGUNAN

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 26

9.1.

LINGKUP PEKERJAAN Sebelum pelaksanaan pekerjaan penimbunan tanah dimulai, terlebih dahulu Penyedia Jasa harus memasang karung berisi pasir dan geotextile sesuai dengan gambar yang telah disetujui atau menurut petunjuk Direksi / Pengawas Lapangan, dan selanjutnya Penyedia Jasa baru mengadakan pelaksanaan pekerjaan timbunan dan memadatkan pada tempat-tempat bangunan atau ditempat lain.

9.2.

HAMPARAN 1. Bahan urugan/timbunan pada umumnya adalah tanah dan lempung berpasir yang tidak mengandung humus atau bahan-bahan organik. Bahan tersebut diambil dari penggalian-penggalian yang diperlukan atau dari daerah-daerah yang direncanakan. (a) Bahan-bahan yang akan dipadatkan harus dihamparkan lapis demi lapis secara horizontal dan pada ketebalan tertentu hingga dapat memenuhi tingkat kepadatan yang ditentukan. Maksimum dipadatkan. ketebalan lapisan tersebut adalah 30 cm sebelum

2.

(b) (c)

Urugan yang dipadatkan harus bebas dari kotoran - kotoran dan bahanbahan lain yang kurang baik, sedang cara-cara pemadatan yang dilakukan harus dapat menghasilkan tingkat kepadatan, kekedapan dan kestabilan yang terbaik.

3. 4.

Kadar air bahan harus disesuaikan sebelum pemadatan yaitu dengan cara pembasahan atau pengeringan sesuai yang disyaratkan. (a) Pada penghamparan dan pemadatan urugan/timbunan untuk menempatkan pipa saluran-saluran di dalam tanah (conduits) maka bahan-bahan tanah timbunan harus dihamparkan dan dipadatkan lapis demi lapis pada kedua sisi pipa tersebut untuk mencegah pergeseran pipa. Pemadatan urugan/timbunan didekat bangunan-bangunan, pemadatnya harus mendapat persetujuan dahulu dari Pengawas. alat

(b)

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan bangunan yang terjadi akibat kelalaiannya dalam melaksanakan pekerjaan pemadatan urugan /timbunan. 9.3. PEMADATAN Urugan / timbunan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang telah disetujui Direksi Pekerjaan atau Pengguna Jasa

BAGIAN 10 - URUGAN PASIR

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 27

10.1. LINGKUP PEKERJAAN yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan pasir urug dipadatkan, dirapikan (manual) adalah kegiatan penimbunan baik untuk jalan, filter atau sesuatu sesuai dengan gambar dengan mempergunakan bahan timbunan dari luar lokasi dengan jenis dan kualitas yang tertentu.

Penyedia Jasa wajib menjaga kualitas material selama penggalian, pengangkutan dan penghamparan sehingga diperoleh bahan yang memenuhi persyaratan. Penimbunan dilaksanakan secara lapis perlapis dan dipadatkan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. 10.2. SYARAT-SYARAT UMUM 1. 2. Bahan pasir urug yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas lumpur dan bebas dari tanah lempung. Air yang diperlukan untuk penyiraman adalah air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis lainnya serta memenuhi syarat yang ditentukan oleh NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu, Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas dapat meminta kepada Penyedia Jasa, supaya air yang dipakai untuk keperluan ini diperiksa di Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah. Biaya yang ditimbulkan untuk keperluan pemeriksaan Laboratorium ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan sudah diperhitungan dalam harga satuan. 10.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN 1. Bahan pasir urug yang akan digunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas. 2. Pelapisan pasir urug harus dilakukan lapis demi lapis, lalu dipadatkan hingga mencapai tebal 20 cm, atau seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas.

3.

BAGIAN 11 - GEOTEXTILE

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 28

11.1. UMUM. 11.1.1.Uraian Penyedia Jasa harus menyediakan bahan geotextil, tenaga kerja, peralatan, serta perlengkapan lainnya untuk melaksanakan pemasangan geotekstil sesuai dengan persyaratan yang diuraikan berikut ini. Bahan geotextile dari jenis Non Woven yang terbuat dari poliester yang mempunyai kuat tarik minimum 1.600 kg/cm2 yang telah lisensi dari pabrik dengan spesifikasi tidak lolos tanah. 11.1.2.Standar Rujukan ASTM : ASTM D 4751-95 ASTM D 4595-94 at Max. Load ASTM D 4632-91 at Max. Load ASTM D 4533-91

: : : :

Metode Pengujian Pore Size O95 Metode Pengujian Strip Tensile Strength & Elongation Metode Pengujian Grap Tensile Strength & Elongation Metode Pengujian Trapezoidal Tear Strength

11.1.3.Pengajuan Kesiapan Kerja Paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk pemasangan setiap bahan, contoh yang mewakili harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa diharuskan mengajukan contoh geotekstil yang akan digunakan dengan ukuran minimum 20 cm x 15 cm beserta brosur dan spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh pabrik. Penyedia Jasa diharuskan menunjukkan semacam Surat Referensi Kerja dengan menyebutkan merek dan tipe geotekstil serta nama Proyek yang menggunakannya di Indonesia. Penyedia Jasa diharuskan mengajukan metoda pelaksanaan pemasangan geotekstil dengan menyertakan Rencana Gambar Kerja, format-format Laporan Pekerjaan, Rencana Bagan Organisasi, Rencana Kapasitas Produksi, perkiraan volume pemasangan, dan sebagainya untuk dievaluasi oleh Direksi Pekerjaan. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis bilamana pemasangan bahan telah selesai dan sebelum pekerjaan tersebut ditimbun kembali dengan bahan atau pekerjaan lainnya. Pemberitahuan akan selesainya pekerjaan harus disertai laporan hasil pekerjaan pemasangan berdasarkan Gambar Kerja yang telah disetujui.

11.1.4.Jadwal Kerja Fabrikasi sambungan dimulai minimal 3 hari sebelum dipasang atau langsung saat dihamparkan pada lahan. Geotekstil dipasang segera setelah lahan dibersihkan (land clearingi).

11.2. BAHAN
Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis
Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 29

1.

Geotekstil yang digunakan merupakan suatu bahan berbentuk lembaran tipis (non woven) dari bahan sintesis yang tembus air (porous). Geotekstil jenis yang dianyam atau woven berfungsi terutama untuk menahan tarik (gaya tarik) di dalam tanah, dan dapat juga sebagai lapisan pemisah. Geotekstil diidentifikasikan terutama berdasarkan berat parameter persegi luas lembaran. Geotekstil non woven tipe 300 yang artinya (umumnya) memiliki berat 300 gr/m2 dengan ketebalan sesuai produksinya. Selain beratnya, geotekstil juga dibedakan spesifikasinya, antara lain berdasarkan berat tarik bahan, batas ulur, ketahanan terhadap coblosan (penetrasi), kemampuan dirembesi air. Geotekstil ini dari pabriknya didatangkan dalam bentuk gulungan.

2.

11.3. PEMASANGAN GEOTEKSTIL UNTUK PERKUATAN TANAH Pekerjaan geotekstil meliputi penghamparan bahan geotekstil secara teratur pada permukaan tanah yang telah diratakan dengan menghampar bahan secara tersusun sejajar, dengan arah memanjang bahan selalu disamakan dengan arah kemungkinan terjadinya daya tarik yang terbesar dalam tanah. Setelah satu lapisan geotekstil terhampar, di atas geotekstil diurug dengan tanah lapis demi lapis dan dipadatkan sesuai spesifikasi pemadatan tanah. Kemudian diangkur pada kiri dan kanan lahan sesuai dengan toleransi dimensi sesuai spesifikasi. Pemasangan awal lembaran geotekstil harus dibuat dalam kondisi kencang tertarik, tidak boleh kendor sebelum bahan geotekstil diurug oleh tanah. Sambungan geotekstil tidak diperbolehkan searah dengan gaya tarik. Sambungan geotekstil dijahit dengan ketentuan sebagai berikut : Jahitan tidak untuk menahan gaya tarik, hanya sebagai penutup saja, misalnya jahitan antara sisi overleap dari satu lajur geotekstil dengan lajur geotekstil di sebelahnya. Jahitan hanya untuk menutup bagian-bagian yang tidak struktural dan tidak untuk menahan tarik. Penyambungan geotekstil dilakukan dengan overleap yang sudah ditentukan toleransi dimensinya dan dijahit dengan benang khusus untuk geotekstil. Pemasangan geotekstil harus dipastikan tidak terusakkan oleh benda-benda tajam dalam tanah dangkal dan sisa-sisa akar-akar pepohonan yang tajam menyembul dalam tanah, kecuali bila potensi kerusakan tersebut sudah diantisipasi sebelumnya dan sudah diperhitungkan dalam perhitungan kekuatan dan ketahanan bahan.

11.4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN 11.4.1. Pengukuran


Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis
Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 30

Pengukuran hasil pekerjaan geotekstil dilakukan berdasarkan luas geotekstil yang telah terpasang dihitung seluas hamparan lahan yang dipasang geotekstil ditambah uncompacted material serta panjang angkur kanan dan kiri pada sepanjang ruas jalan yang dipasang geotekstil. Pengukuran luas pemasangan geotekstil hanya berlaku pada Gambar Kerja yang telah disetujui. 11.4.2. Dasar Pembayaran Pekerjaan yang diukur seperti yang disyaratkan di atas haruslah dibayar menurut Harga Satuan Kontrak. Harga pembayaran tersebut telah merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerja, bahan, peralatan, dan biaya tambahan lainnya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang memenuhi ketentuan seperti yang diuraikan dalam bagian ini.

BAGIAN 12 PEMASANGAN CERUCUK GELAM

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 31

12.1. LINGKUP PEKERJAAN Penyedia Jasa harus mengadakan serta memasang cerucuk dari kayu gelam pada tempat yang telah ditentukan dan dengan ukuran dia. 15 20 Cm dengan panjang 4 meter seperti ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. 12.2. BAHAN
1. Bahan untuk cerucuk adalah dari kayu gelam atau kayu lain yang berkualitas sama seperti ditentukan dalam gambar atau menurut persetujuan Direksi Pekerjaan. Kayu untuk tiang pancang harus tua benar, tidak lapuk, harus dikupas, tidak cacat dan tidak berlubang.

2. Tiang-tiang harus bebas dari kerusakan-kerusakan yang dapat merugikan kekuatan dan ketahanannya seperti : busuk, retak memanjang, retak melingkar. Kerusakan-kerusakan tersebut dengan ketentuan : a. b. c. d. e. Luas retak melingkar tidak boleh lebih besar dari diameter tiang. Perbedaan diameter tiang pangkal dan akhir tidak boleh lebih dari 1/3 diameter rata-rata. Tiang harus bebas dari pokok yang berdiameter 10 Cm atau kelompok pokok yang mempunyai diameter lebih dari 3 Cm. Kedalaman diameter pokok tidak lebih kecil dari 3 Cm atau dengan kedalaman lebih kecil dari 1/5 tiang. Kayu-kayu yang mempunyai banyak lubang atau kumpulan lubang-lubang kecil tidak boleh digunakan.

3. Tiang-tiang pancang satu dengan yang lain harus mempunyai bentuk yang hampir sama atau mendekati dan tidak boleh lebih kecil dari yang tercantum dalam gambar. 4. Tiang pancang tidak boleh bengkok atau melengkung lebih dari diameter pangkal tiang. Ujung-ujung tiang dipotong tegak lurus dengan sumbu-sumbu tiang. 12.3. PERSIAPAN 1. Tiang-tiang harus diawetkan dengan bahan pengawet Coal Tar Creosote (TER) atau dipoles sampai tiga kali dengan bahan pengawet tersebut dalam selang waktu 24 jam setiap polesan. Pemeliharaan harus dikerjakan sebaik mungkin agar dapat dihindari kerusakan pada permukaan tiang yang telah diawetkan. Penanganan tiang-tiang harus menggunakan ikatan tali atau kawat. Penggunaan pengait, pasak dan cara-cara lain yang serupa tidak diperbolehkan. Ujung tiang yang masuk ke dalam tanah, harus diruncingkan dahulu sebelum dipancang. Pemasangan cerucuk gelam, pada semua tahap selama pemancangan dan sampai penggabungannya di dalam bangunan di atasnya, harus secukupnya ditunjang dan ditahan dengan alat-alat penghantar, kuda-kuda dan penyangga sementara atau peralatan pengarah lainnya untuk memelihara posisi dan kelurusannya dan untuk mencegah kegagalan yang disebabkan oleh bengkok atau melengkung. Pengaturan harus sedemikian rupa sehingga kerusakan pada tiang pancang, kepala tiang

2.

3.

4.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 32

pancang tidak akan terjadi. 12.4. PEMANCANGAN 1. Cerucuk harus dipancang dengan alat yang telah disetujui oleh Direksi sampai diperoleh penurunan yang terkecil atau sampai elevasi yang tertera dalam gambar atau sesuai dengan ketentuan Proyek.

(a) Kepala cerucuk gelam harus dilindungi agar tidak pecah dengan memasangkan blok besi atau dengan menggunakan cicin dari besi tempa. (b) Apabila luas kepala tiang lebih besar dari pada kepala pemukul maka tiang krib dari kayu harus dilengkapi dengan pelindung yang sesuai agar dapat menerima pukulan-pukulan darinya atau diseluruh permukaan tiang. 3. Tiang-tiang harus dipancangkan seteliti mungkin menurut garis dan kedalaman yang dipersyaratkan. Penyimpangan yang terjadi tidak boleh melebihi 10 cm arah vertikal atau terhadap kemiringan yang ditetapkan untuk setiap panjang 5 m. Semua cerucuk harus betul-betul dipotong menurut bidang horizontal pada elevasi yang disyaratkan kecuali ditetapkan lain dalam gambar.

4.

BAGIAN 13 - TIANG PANCANG

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 33

13.1. LINGKUP PEKERJAAN Yang termasuk pada pekerjaan tiang pancang ini ialah: 1. 2. 3. Pengadaan tiang pancang beton mini pile Triangular TPC 320-A. Pekerjaan pemancangan tiang pancang. Pekerjaan Pile Driving Analysis (PDA) test tiang pancang.

13.2. PENGANGKUTAN Penyedia Jasa harus sudah mempertimbangkan kekuatan tiang pancang selama pengangkutan dari pabrik ke lokasi pekerjaan. Bila terjadi kerusakan selama pengangkutan yang dapat menyebabkan penurunan kekuatan tiang pancang, Direksi Pekerjaan berhak menolak tiang pancang tersebut. Penggunaan jalan masuk ke lokasi pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. 13.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN Sebelum dilaksanakan pemancangan tiang pancang beton, Penyedia Jasa harus mempelajari hasil penyelidikan tanah, dan mengajukan metoda pelaksanaannya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis dan disetujui oleh Direksi Pelaksana. Metoda pelaksanaan yang diajukan harus memperhitungkan hal-hal sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 13.4. Daya dukung yang dijinkan. Kemungkinan pecah atau patah pada tiang beton pada saat pemancangan tiang. Kecepatan pemancangan dan kemudahan dalam manuver peralatan pancang. Kemungkinan terjadinya ketidaktepatan dalam posisi dan arah pemancangan.

PEMANCANGAN TIANG PANCANG BETON ( MINI PILE TRIANGULAR) 13.4.1. Umum 1. Pekerjaan pemancangan yang diuraikan di sini, meliputi pekerjaan pemancangan tiang pancang Mini Pile Triangular ukuran 32 x 32 x 32 cm. Pemancangan harus dilakukan dengan alat pancang yang dilengkapi dengan pembimbing (Leader) dan alat-alat penumpu sehingga tiangtiang dapat dipancang dengan tepat dan aman. Dalam memilih alat pancang, kontraktor sudah harus memperhitungkan macam-macam faktor seperti jenis tiang yang dipancang, kondisi tanah, tempat penempatan alat pancang dan lainlain yang berhubungan dengan pemancangan. Kontraktor harus melakukan pengukuran untuk menentukan posisi dari tiap titik pancang.

2.

3.

4.

13.4.2. Pelaksanaan Tiang Beton Mini Pile 1. Pemancangan tiang harus dikerjakan secara terus menerus sampai

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 34

mencapai kedalaman atau daya dukung yang telah disyaratkan. Jika pada waktu pemancangan didapati lapisan tanah keras pada kedalaman yang berbeda dengan yang disyaratkan pada gambar kerja, sehingga pemancangan tidak mungkin dilanjutkan, Penyedia Jasa wajib memberikan laporan pada Konsultan Pengawas dan Perencana. Pemancangan akan diteruskan/dihentikan sesuai dengan keputusan dari Konsultan Pengawas dan Perencana. 2. Penyedia Jasa harus membuat perhitungan daya dukung tiang pancang berdasarkan hasil pemancangan (Kalendering) yang tergantung dari jenis alat pancang dan ukuran tiang. Salah satu rumus yang dapat digunakan untuk mengevaluasi daya dukung tiang pancang tekan antara lain adalah :
2 e h Wr h Wr n Wp 1 R x x Wr Wp SF S K 2

Dimana : R = daya dukung tiang pancang (ton) Wr = berat alat pukul (ton) eh = efficiency = 85% Wp = berat tiang pancang (ton) S = penetrasi pada pukulan terakhir = 0,25 cm/pukulan K = k1 + k2 + k3 = perpendekan elastis total dari kepala tiang pancang, yang diperkirakan = 0,5 cm n = koefisien restitusi = 0,5 (baik untuk tiang beton maupun tiang pipa baja) SF = angka keamanan (=4) 3. Kedalaman Tiang Pancang Perkiraan kedalaman tiang pancang berdasarkan hasil soil test adalah sesuai dengan gambar kerja. Meskipun demikian apabila dari hasil kalendering maupun loading test kedalaman tersebut tidak memenuhi daya dukung yang dijinkan maka tiang harus diperdalam lagi sampai mencapai daya dukung yang dijinkan.

13.4.3. Toleransi Pemancangan Tiang Pancang 1. Ukuran tiang pancang tidak boleh lebih kecil dari ukuran yang

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 35

2. 3.

dicantumkan pada gambar kerja. Bergesernya pusat tiang dari rencana, maksimum 5,0 cm dari kedua sumbu utama. Akibat dari tidak terpenuhinya toleransi pada butir 1 dan butir 2 di atas sepenuhnya merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa, yaitu Penyedia Jasa harus menanggung semua biaya tambahan redesign dan biaya tambahan volume dan pekerjaan.

13.4.4. Catatan Selama Pekerjaan Penyedia Jasa diwajibkan membuat catatan untuk masing-masing tiang yang dibuat tentang : 1. 2. 3. 4. Ukuran tiang pancang. Elevasi dasar tiang pancang dan elevasi tanah asli. Tanggal/jam dimulainya dan selesainya pemancangan. Pencatatan kalendering. 1). Tiang yang digunakan sebagai pile driving test kalendering dicatat : a. Tiap 50 cm, dilakukan pada kedalaman 4 m - 6 m sebelum tanah keras yang direncanakan. b. Tiap 25 cm, dilakukan pada kedalaman 2 m - 4 m sebelum tanah keras yang direncanakan. c. Tiap 10 cm, dilakukan pada kedalaman 0 m - 2 m sebelum tanah keras yang direncanakan. 2). Tiang yang tidak digunakan sebagai pile driving test kalendering dicatat : Tiap 10 cm, dilakukan pada kedalaman 0 m - 2 m sebelum tanah keras yang direncanakan. 3). Pemancangan pile driving test dan tiang lainnya dihentikan setelah kalenderingnya memenuhi syarat (daya dukung tiang memenuhi yang disyaratkan, yang dapat dihitung dengan rumus dinamis). 4). Laporan yang dibuat harus mencakup apa yang tercantum dalam ASTM D.1143-74 dan ASTM D.3689-78. 13.5. LOADING TEST DAN DRIVING TEST TIANG PANCANG 13.5.1. Loading Test 1. 2. 3. : 1). Prosedur pembebanan. Resultan beban-beban percobaan harus segaris dengan sumbu memanjang tiang. Beban percobaan total harus sebesar 200% dari design load, yaitu: Loading test yang dilakukan merupakan aksial loading test untuk tiang tekan. Prosedur percobaan pembebanan harus mengikuti syarat-syarat ASTM D-1143-81. Syarat-syarat pelaksanaan loading test mencakup hal-hal sebagai berikut

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 36

Pembebanan dilakukan menurut prosedur "Slow Maintained Load Test" dengan cyclic loading berdasarkan ASTM D.1143-81. Apabila digunakan sistem pembebanan dengan tiang angkur, maka tidak dijinkan menggunakan used pile untuk tiang angkur. 2). Prosedur pembacaan displacement tiang. Di bawah tiap beban termasuk beban nol harus dilakukan pembacaan awal dan pembacaan akhir. Jika terjadi failure, pembacaan dilakukan segera sebelum pengurangan beban pertama dilakukan. Selama pengurangan beban, pembacaan dilakukan pada setiap interval tidak lebih dari 20 menit. 3). Jack hidrolis beserta sistemnya yang terdiri dari ramp hidrolis, coupling, pompa hidrolis dan pressure gauge sebelum digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu, sehingga pembebanan dapat dikontrol dalam batas 5% dari pada beban total. Semua alat ukur seperti dial gauge, pressure gauge harus dikalibrasi oleh instansi/badan pemerintah yang berwenang. Sertifikat kalibrasi hanya berlaku untuk satu proyek dan untuk waktu satu bulan. Laporan mengenai hasil loading test harus mencakup hal -hal sebagai berikut: a. Umum. b. Alat instalasi tiang. c. Data pelaksanaan pemancangan tiang percobaan termasuk data tiang. d. Pelaksanaan dan data testing. e. Hasil loading test (berupa tabel & grafik). f. Data hasil penyelidikan tanah yang terdekat dengan tiang percobaan g. Lokasi tiang percobaan secara keseluruhan h. Sertifikat dan data pengetesan alat-alat ukur. 6). Displacement akhir yang merupakan permanent set (displacement) total dikurangi perpendekan/perpanjangan elastis dari 1 tiang pancang) adalah maksimum 0,25 inch.

4).

5).

13.5.2. Pile Driving Analysis (PDA) Test 1. Ukuran panjang tiang seperti tertulis dalam gambar kerja adalah ukuran

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 37

normal. 2. Lokasi dan jumlah tiang yang akan ditest adalah sesuai dengan lokasi titik pondasi, jumlah tiang yang ditest adalah tiang yang lokasinya akan ditentukan kemudian. Tiang-tiang yang telah ditest akan tetap dipakai sebagai salah satu dari tiang pondasi. Sebagai akibat adanya percobaan ini, akan diperhitungkan pekerjaan tambah kurang untuk perubahan panjang tiang pancang antara yang tercantum dalam gambar kerja dengan kenyataan yang dilaksanakan.

3.

4.

13.6.

PEKERJAAN PENGELASAN 1. 2. Lingkup pekerjaan pengelasan meliputi pengelasan untuk sambungan tiang pancang Mini Pile serta lain-lain pekerjaan pengelasan yang diperlukan. Semua pekerjaan las hanya boleh dikerjakan oleh tukang-tukang las yang ahli dengan kualifikasi 3.G dan berpengalaman minimal 2 tahun termasuk 2 proyek/pekerjaan berturut-turut sebelum bekerja pada pekerjaan dimaksud. Penyedia Jasa harus memberikan daftar kepada Konsultan Pengawas dan Direksi Lapangan menyetujui mengenai tukang-tukang las yang dipekerjakan, nama-nama mereka, pengalaman kerja dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan. Daftar ini harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi. Tukang-tukang las tersebut harus ditest oleh suatu badan yang independent yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi serta lulus sesuai dengan kualifikasi yang disyaratkan yaitu 3.G. Tempat pembuatan las lengkung, kelengkapan - kelengkapannya yang memenuhi persyaratan B.S 638 atau JIS. C.9301. Peralatan-peralatan dan dipakai harus sesuai Electrode-electrode yang akan dipakai harus memenuhi persyaratan dari D.4301, D.4311, D.4313 dan J Z.3312 atau B.S 639. Contoh-contoh electrode pengetesannya harus disampaikan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuannya. Cara penggunaan electrode tersebut agar diperhatikan sesuai dengan brosur dan apabila perlu memakai penahan terhadap angin keras. Pemotongan dan pengelasan. Bahan-bahan baja yang perlu dipotong harus dikerjakan secara akurat dengan mengunakan oxy acetylene. Pemotongan bahan-bahan yang panjang dan yang bengkok harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi perubahan bentuk lebih lanjut dan harus dapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi Pengawas. Penyambungan tiang-tiang pancang yang dilakukan dengan las harus dilakukan dengan cara pengelasan manual seperti ditentukan dalam JIS Z.3605 dan sesuai dengan gambar kerja. Sebelum pelaksanaan, seluruh permukaan yang akan dilas dan daerah-daerah di sekitamya harus dibersihkan dari karat,

3.

4.

5.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 38

cat, bahan-bahan sisa (slag) serta kotoran-kotoran lainnya dan harus dikeringkan dahulu. Sebelum pengelasan berlangsung, bahan-bahan yang akan dilas harus dipegang kuat-kuat dalam posisi yang benar. Pengelasan pada las tumpul harus dihentikan dengan hati-hati dan teliti serta celah antara bagianbagian yang dilas harus dibuat tepat seperti dalam gambar. Selama pengelasan, pemberian bahan las dan kecepatannya harus sedemikian rupa sehingga las berbentuk V dan seluruhnya terisi dengan bahan-bahan isi. Kekurangan bahan isi untuk las harus dicegah dan pelaksanaan harus hati-hati, seperti masuknya slag ke dalam las, ketidaksempurnaan creter dan retak-retak. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk memperbaiki las yang tidak memenuhi syarat seperti keropos, tumpang tindih (overlap), miring kelebihan, atau kurang tebalnya "throat" atau ukuran. Pengelasan tidak boleh dilakukan pada waktu hujan. Pekerjaan las dalam cuaca buruk hanya dapat dilakukan atas persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi, jika telah diambil langkah-langkah pengamanan terhadap pengaruh cuaca buruk tersebut. 6. Penyelesaian permukaan. Bagian yang telah selesai dilas harus bersih dan goresan-goresan, lekukanlekukan, sisa-sisa bahan las dan cacat-cacat lain yang ada selama pelaksanaan. Apabila menurut pandangan Konsultan Pengawas mempunyai kesalahankesalahan geometrik yang akan menimbulkan konsentrasi tegangan atau "notch effect" karena tidak tepatnya letak las, kontraktor harus memperbaiki dengan mengkikir. Perbaikan dengan mengulangi las di atasnya tidak dijinkan. Jika untuk perbaikan kesalahan tersebut di atas dianggap perlu menambah las, maka pelaksanaannya harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Direksi. 7. Pemeriksaan pekerjaan las. Pekerjaan las harus diperiksa atau disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan sesuai dengan persyaratan dalam JIS. Z.3146. Pemeriksaan tidak hanya terbatas pada pemeriksaan visual saja tetapi mencakup pula test radiographik (ultrasonic). Pemeriksaan visual mencakup pengecekan pemasangan sambungan yang dilas mengenai, apakah sudah lurus dan mengikuti persyaratan pekerjaan las mengenai sudut-sudut lekukan, permukaanpermukaan bagian yang dilas dan bagian-bagian yang terbuka. Konsultan Pengawas dapat memerintahkan kepada Penyedia Jasa apabila perlu pada setiap sambungan las agar diperiksa dan ditest dengan ultrasonic atau radiographik. Dalam hal ini Penyedia Jasa harus mempersiapkan segala sesuatunya agar test dapat dilaksanakan.

BAGIAN 14 - BETON

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 39

14.1. LINGKUP PEKERJAAN 1. Semua pekerjaan konstruksi beton harus dibuat menurut gambar rencana atau sesuai Petunjuk Direksi. Selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan, Penyedia Jasa harus mengajukan rencana kerja kepada Direksi yang meliputi peralatan yang digunakan untuk proses, penanganan pengangkutan pencampuran dari spesi beton, metode yang digunakan, jumlah tenaga kerja serta gambar, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi. Bila Penyedia Jasa menggunakan spesi dari hasil campuran beton yang sudah jadi (ready mixed concrete) maka Penyedia Jasa selambat-lambatnya dalam waktu 10 (sepuluh) hari sebelum pelaksanaan dimulai memberitahukan secara tertulis kepada Direksi tentang nama pabrik/supplier, lokasi, kapasitas, reputasi dari produksinya dan lain-lain sesuai yang dibutuhkan oleh Direksi, harus menyertakan rencana campuran beton (Mix Design Method). Tanpa persetujuan tertulis, Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mendatangkan/menggunakan campuran beton yang sudah jadi (ready mixed concrete).

2.

3.

14.2 SEMEN DAN BAHAN TAMBAHAN 14.2.1. SEMEN 1. Semen yang digunakan dalam pekerjaan beton harus semen buatan dalam negeri dengan kualitas sama dengan Portland Cement (PC) atau sesuai dengan standard Indonesia SNI 2049-90-A/JIS R 5210, jenis I. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi kapan dan di mana semen itu dihasilkan, dan Direksi senantiasa berhak memeriksa bahan tersebut. Penyedia Jasa harus bersedia untuk memberitahu kepada Direksi dalam proses pemeriksaan ini. Semen harus disimpan dalam ruangan yang bebas dari gangguan cuaca/hujan dengan menyusun setingi minimum 30 cm di atas tanah dengan maximum tumpukan/susunan 13 zak. Setelah lebih dari 90 hari sejak tanggal pengiriman ke lapangan, semen harus dibuang/tidak boleh digunakan. Untuk semen yang diragukan mutu karena kerusakan akibat salah penyimpanan dan dianggap rusak, membatu, dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui tes lagi. Semen yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat 2 x 24 jam.

2.

3.

4.

14.2.2. BAHAN TAMBAHAN (ADMIXTURE)

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 40

1.

Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan maupun untuk maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture. Bila akan menggunakan admixture, Penyedia Jasa harus mengajukan surat ijin tertulis kepada Direksi. Bahan tambahan yang digunakan untuk beton harus sesuai dengan standar SNI 03-2495-1991 (SKSNI-18-1990-03)/ASTM C.260 atau yang setara sesuai dengan petunjuk Direksi. Penyedia Jasa harus mengadakan test terhadap bahan tambahan atas permintaan Direksi dengan biaya sendiri. Semua biaya yang diperlukan untuk bahan tambahan harus sudah menjadi satu kesatuan dengan harga beton. PASIR 1. Pasir buatan adalah pasir yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu. Pasir alam adalah pasir yang didapat dai sungai atau sumber alam lainnya yang dapat disetujui oleh Direksi. Penyedia Jasa memberitahukan secara tertulis kepada Direksi mengenai sumber alam/quarry, guna mendapatkan persetujuan dari Direksi. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi contoh pasir yang akan digunakan untuk diadakan uji kualitas. Penyedia Jasa harus memperoleh ijin yang diperlukan dan membayar kewajiban atas pengambilan bahan tersebut. Pasir yang digunakan harus bersih, bebas dari gumpalan tanah liat, karang, bahan organik dan alkali dan bahan-bahan lain yang dapat merusak mutu beton. Jumlah prosentase segala macam bahan yang dapat merusak tidak boleh lebih dari 2 %. Semua pasir yang dipakai adalah pasir dengan ukuran butir maksimum 5 mm dan modulus kehalusan antara 2,3-2,8 jika diselidiki dengan saringan standard untuk beton SKSNI T 15-91-03 atau dengan ketentuan sebagai berikut :

2.

3. 14.3. AGREGAT 14.3.1.

2.

3.

No. Saringan

Prosentase Tertinggal

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 41

(U.S. Standard) 4 8 16 30 50 100 pan 14.3.2. AGREGAT KASAR 1. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus seperti lumpur, debu dan partikel lain yang lembut, alkali dan bahan organik atau dari substansi yang dapat merusak mutu beton dalam jumlah banyak. Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir antara 5 - 40 mm atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Agregat kasar mempunyai modulus kehalusan butir antara 6 7,5 mm, atau bila diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar Indonesia untuk beton SKSNI T 15-91-03. Batu yang digunakan adalah batu pecah yang berasal dari gunung batu atau dari batu besar yang bermutu kwarsa dan tras mempunyai berat jenis minimal 2,4 dengan kekuatan tekan tidak boleh kurang dari 400 kg/cm2. Batu pecah yang digunakan setelah diuji abrasinya harus lebih kecil 40% dari berat batu yang terabrasi. Agregat harus didapat dari sumber yang disetujui oleh Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa harus memperoleh ijin dan membayar kewajiban karena pengambilan bahan tersebut. Agregat harus ditimbun dengan cara sedemikian sehingga terhindar dari tercampurnya dengan bahan lain dan pemisahan gradasi. 0 15 6 15 10 25 10 30 15 35 12 20 37

2.

3.

4.

5.

14.4. AIR

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 42

Air yang dipakai untuk campuran beton harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusak. Bila diperlukan oleh Direksi, Penyedia Jasa harus menunjukkan sumber air yang digunakan serta uji terhadap mutu/kualitas air. Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa untuk keperluan pengadaan pengetesan mutu air harus sudah dimasukkan dalam harga penawaran volume batu tiap meter kubiknya. 14.5. ADUKAN BETON. 14.5.1. KOMPOSISI. Beton harus dibentuk dari unsur-unsur Portland Cement (PC), air, pasir dan kerikil (agregat kasar) dan dicampur dalam perbandingan yang serasi dan diaduk hingga homogen dengan kekentalan yang baik, sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia SKSNI T 15-91-03. Penyedia Jasa harus membuat Perancangan campuran adukan beton (Mix Design Method) sesuai mutu yang akan dibuat/direncakan Direksi.

14.5.2. KELAS DAN MUTU BETON

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 43

Kelas dan mutu beton harus sesuai dengan standard Indonesia NI-2, SKSNI T 15-91-03, sesuai tabel di bawah ini. Mutu B0 B1 bk(kg/cm2) fc(MPa) bm(kg/cm2) fcrt(Mpa) S=46(S=4 MPa) 200 15 250 20 300 25 375 Struktur Struktur Pengujian dengan analisa saringan Struktur Pengujian dengan Diuji analisa saringan Pengujian dengan Diuji analisa saringan Pengujian dengan analisa saringan Diuji Katagori Bangunan (tujuan) Non-struktur Struktur Pengawasan Mutu Agregat Pemeriksaan dengan mata Pemeriksaan dengan mata Kekuatan Tekan Tidak diuji Tidak diuji

K.125
fc=15 K.175 fc=20 K.225 fc=25 K.300 fc=30 K.350 fc=35

125
15 175 20 225 25

Struktur Struktur

300 30 350 35

Pengujian dengan Diuji analisa saringan Diuji

30
425 35

bk (fc) adalah kekuatan tekan karakterisitik yang ditentukan dari hasil percobaan benda uji, bm (fcrt)1 adalah harga kekuatan tekan rata-rata. Bilamana tidak ditentukan lain, maka kekuatan desak dari beton adalah kekuatan tekan hancur dari contoh kubus yang diuji pada umur 28 (dua puluh delapan) hari.

Rumus untuk menghitung bk (fc) adalah sebagai berikut :

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 44

bk = bm 1.64 S
(b - bm)2 S= n-1

fc = fc + 0.82 Sd
(fc fcr)2 Sd = n-1

bm = n

Kuat tekan rata-rata (fcr) fcr = fc + M ; M = k.Sd fc fc,rt = n

dengan : n b = jumlah benda uji (minimum 20 buah) = kekuatan tekan tiap benda uji (kg/cm2) bm = kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2) S = deviasi standar (kg/cm2)

dengan : M Sd fcr fc n fc fc,rt Sd = nilai tambah, MPa k = 1,64 = Standar Deviasi (MPa Standar) = Kuat tekan rata-rata (MPa) = Kuat tekan yang disyaratkan (MPa) = Jumlah benda uji (minimum 20 buah) = Kekuatan tekan tiap benda uji (MPa) = Kekuatan tekan beton rata-rata (MPa) = Deviasi Standar

Untuk mencegah adukan beton yang terlalu kental atau terlalu encer, dianjurkan untuk menggunakan slump sebagai berikut :

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 45

Jenis Pekerjaan Dinding, pelat pondasi dan pondasi telapak bertulang Pondasi telapak tidak bertulang, kaison dan konstruksi bawah tanah Pelat, balok, kolom dan dinding Perkerasan jalan Pembetonan masal

Slump (cm) Maximum 12,5 9,0 15,0 7,5 7,5 Minimum 5,0 2,5 7,5 5,0 2,5

Untuk maksud-maksud dan alasan tertentu, maka dengan persetujuan Direksi, dapat dipakai nilai slump yang menyimpang dari tabel di atas, asal memenuhi hal-hal sebagai berikut : a) Beton dapat dikerjakan dengan baik. b) Tidak terjadi pemisahan dalam adukan. c) Mutu beton yang disyaratkan tetap terpenuhi. 14.5.3. UJI CAMPURAN BETON 60 (enam puluh) hari sebelum dimulai pekerjaan pembetonan, Penyedia Jasa harus mengadakan uji coba campuran beton untuk tiap kelas mutu beton di bawah pengawasan Direksi. Bilamana Direksi telah menyetujui campuran beton untuk tiap-tiap kelas beton, maka sebelum pengecoran, Penyedia Jasa harus menyiapkan peralatan yang cukup jumlahnya guna mengadakan uji mutu campuran. Pengecoran hanya dapat dilaksanakan di bawah pengawasan Direksi untuk menjamin mutu beton yang sesuai dengan kelasnya.

Dalam setiap uji campuran, Penyedia Jasa harus membuat masing-masing 3 (tiga) silinder benda uji untuk diuji pada umur 3 (tiga) hari dan umur 28 (dua puluh delapan) hari. Bila ternyata dari hasil uji tegangan tidak memenuhi, maka Penyedia Jasa harus membongkar dengan memperbaiki campuran/adukannya atas biaya sendiri. Semua biaya yang dikeluarkan oleh Penyedia Jasa yang berkaitan dengan pekerjaan ini harus sudah diperhitungkan dalam harga penawaran volume beton tiap meter kubiknya.

1.5.4.1.PENGADUKAN DAN PENGANGKUTAN

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 46

1. Penyedia Jasa harus mencampur beton dengan alat pengaduk yang baik yaitu Batch Mixer atau Portable Concrete Mixer dengan kapasitas yang sesuai dengan besarnya pekerjaan. Alat pengaduk harus mampu mengaduk/mencampur semua bahan-bahan menjadi campuran yang merata dan pada penuangannya tidak terjadi pemisahan. 2. Alat pengaduk harus diperlengkapi dengan alat-alat pengukur yang teliti dan pengatur terhadap setiap bahan yang dimasukkan. 3. Urutan memasukkan bahan-bahan ke dalam alat pengaduk serta lama waktu mengaduk harus sepengetahuan Direksi. 4. Tidak diperkenankan mengaduk dalam jumlah yang lebih dengan menambah air agar kekentalan bisa bertahan lama. 5. Dalam membuat campuran beton diperbolehkan menggunakan Truck Mixer dan harus mendapat persetujuan dari Direksi. Truck Mixer harus bertipe Revolving Drum, rapat air dan harus dilengkapi dengan peralatan yang teliti untuk mengukur jumlah air. 6. Truck mixer dan pengaduk harus dioperasikan dalam batas-batas kapasitas dan kecepatan perputaran yang telah ditetapkan oleh pabrik alat tersebut. Pada waktu menggunakan Concrete Mixer maka pengisian bahan beton yang akan diaduk harus sedemikian sehingga pada saat dituangkan ke dalam acuan maupun pada waktu pengambilan contoh (sampling) tidak terjadi pemisahan (segregasi). 7. Penyedia Jasa harus menyiapkan peralatan dan bahan yang cukup dan memadai selama proses pengadukan. 8. Pengangkutan, pengadukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara yang ditentukan Direksi, dan dijamin tidak ada pemisahan bahan-bahan adukan. 9. Pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang telah dicor dengan yang akan dicor. Pengangkutan adukan beton dengan peralatan seperti agitator truck, belt conveyor, talang miring hanya dapat dilakukan dengan persetujuan dari Direksi. 10. Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 1-2 jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Apabila diperlukan jangka waktu lebih lama lagi oleh karena proses pengangkutan harus ditambahkan bahan penghambat pengikatan sesuai petunjuk Direksi.

14.6. PENGECORAN BETON 14.6.1. UMUM Pengecoran beton tidak dapat dimulai sebelum cetakan beton/acuan, tulangan dan bagian-bagian yang harus ditanam terpasang dengan lengkap dan telah diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Penyedia Jasa tidak dibenarkan melakukan pengecoran dalam genangan air dan dalam aliran air atau dalam kondisi hujan. Bilamana diperlukan oleh Direksi, Penyedia Jasa harus menyediakan satu set atau lebih alat komunikasi antara tempat-tempat pengadukan dan tempat pengecoran beton. Tidak ada

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 47

pembayaran khusus untuk pengadaan, pemeliharaan alat komunikasi tersebut di atas.

14.6.2. PENYIAPAN TEMPAT PENGECORAN Segera sebelum pengecoran, semua permukaan yang akan dicor harus dibersihkan dari bahan-bahan minyak, bahan organik, kayu atau bahan-bahan lain yang dapat mengurangi peningkatan mutu beton. Untuk permukaan pasangan batu/pondasi batu harus dibasahi dahulu sebelum pengecoran. Untuk permukaan dasar tanah/pasir harus diratakan dan dibasahi sebelum dicor. Pada permukaan sambungan beton harus dibersihkan dan dibasahi dahulu sebelum dicor atau sesuai petunjuk Direksi.

14.6.3. SUHU Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh dari 320 C dan tidak boleh kurang 4,50 C. Bila suhu beton melebihi 320 C seperti yang ditetapkan oleh Direksi, maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah pendinginan misal dengan mendinginkan agregat/menyiram air.

14.6.4. PENGECORAN DALAM AIR Pengecoran beton tidak dapat dilaksanakan di bawah air kecuali ditentukan lain oleh Direksi dengan pengawasan yang ketat. Penambahan volume semen (PC) sangat diperlukan dalam pekerjaan ini sehingga faktor semen tidak boleh lebih besar dari 0,47. Nilai slump yang terjadi harus di bawah 10 cm dengan dilakukan pengecoran sesuai metode-metode yang disarankan oleh Direksi guna menjamin konsistensi dan mutu beton.

14.6.5. PENGECORAN DAN PEMADATAN 1. Beton hanya bisa dicor pada waktu Direksi ada di tempat pekerjaan dan Penyedia Jasa harus menyampaikan pemberitahuan yang layak akan maksud pengecoran itu. 2. Beton harus dituang ke acuan secepat mungkin dan dengan cara-cara sedemikan segingga tidak menyebabkan pemisahan bahan atau hilangnya slump. 3. Tinggi jatuh pengecoran tidak boleh lebih dari 1 (satu) meter agar tidak terjadi pemisahan atas bahan-bahannya. Pemisahan yang berlebihan karena menjatuhkan beton dari suatu ketinggian yang cukup besar atau membentur acuan atau tulangan tidak diperbolehkan. Penyedia Jasa harus menyediakan

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 48

4.

5.

6.

7.

peluncur jatuh yang baik untuk mengendalikan dan menahan jatuhnya beton. Beton-beton dituang secara menerus dalam lapisan kira-kira horizontal, tidak boleh terjadi rongga-rongga dan harus menutup seluruh permukaan acuan. Untuk mencegah adanya rongga dalam beton, adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran dengan cara penggetaran dengan menggunakan alat penggetar mekanis (vibrator). Mengolah lagi campuran beton bekas tidak diperbolehkan. Untuk beton yang telah mengeras sehingga sulit untuk dicor, harus dibuang dan tidak ada perhitungan pembayaran. Pada setiap pengecoran (Concrete Placing) harus diadakan pemeriksaan Slump dan pengambilan kubus (cylinder sample) untuk kuat tekan (compression test) pada umur 3 hari, 7 hari dan 28 hari masing-masing 3 (tiga) buah.

14.7. PERBAIKAN 1. Bilamana setelah pembongkaran acuan beberapa beton dijumpai tidak sesuai bentuknya dengan gambar atau menyimpang dari ukuran atau elevasi seperti dalam gambar atau terdapat permukaan-permukaan yang rusak, maka Penyedia Jasa harus memperbaiki sesuai petunjuk Direksi atas pembiayaan Penyedia Jasa. 2. Pekerjaan perbaikan beton harus dilaksanakan segera setelah acuan dibongkar. 3. Tempat-tempat atau bagian-bagian yang diperbaiki, harus dikupas, sepenuhnya dibatasi dan diisi dengan bahan pengisi yang disetujui sampai penuh/rapat.

14.8. PEKERJAAN PENYELESAIAN DAN PENYEMPURNAAN 1. Pekerjaan penyempurnaan dari permukaan beton harus dikerjakan oleh tenaga kerja yang ahli dan di bawah pengawasan Direksi. 2. Penyelesaian dan penyempurnaan hasil pekerjaan harus dilakukan sesuai gambar rencana kecuali ditentukan lain oleh Direksi. 3. Untuk penyempurnaan dapat digunakan campuran semen dan pasir yang mutunya lebih baik dari campuran betonnya. 4.(a) Ketidak-teraturan permukaan yang dibentuk akibat pengecoran tidak boleh melebihi sepanjang 1,5 m. (b) Pada permukaan-permukaan yang akan tertutup tanah, tidak perlu penanganan kecuali untuk perbaikan-perbaikan dan koreksi-koreksi penurunan yang melebihi 2,5 cm. (c) (d) Untuk semua permukaan yang dibentuk lain, perubahan-perubahan secara tibatiba harus tidak melebihi 10 mm. Acuan untuk permukaan yang terbuka (exposed) untuk pandangan atau untuk saluran-saluran harus dikerjakan seteliti mungkin dan dengan penuh keahlian serta harus kuat.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 49

Permukaan, yang terlihat tidak boleh memperlihatkan retakan-retakan, cembung atau tidak lurus. 5.(a) (b) Permukaan-permukaan yang terbentuk yang akan ditutup dengan urugan harus diratakan sehingga didapat satu permukaan yang seragam. Permukaan-pernukaan yang terbuka dengan maksud untuk pandangan atau mengalirkan air harus disempurnakan dengan alat dari logam yang keras. Pada tempat-tempat atau bagian-bagian untuk pejalan kaki atau lalu lintas kendaraan harus disempurnakan dengan sapu lidi. Peralihan permukaan tidak boleh lebih dari 7 mm dan tidak boleh secara tiba-tiba.

6. Permukaan-permukaan yang terbuka dan terpengaruh oleh cuaca harus diberi kemiringan untuk drainase.

14.9. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON 14.9.1. UMUM Semua beton yang sudah dicor harus dirawat sesuai spesifikasi yang telah ditentukan oleh Direksi. Penyedia Jasa harus mengajukan cara-cara/metode perawatan dan perlindungan beton kepada Direksi sebelum pelaksanaan pengecoran dimulai. Perawatan yang digunakan harus menjaga kelembaban beton. Beton harus terlindung dari hujan deras selama 12 (dua belas) jam, aliran air selama 14 (empat belas) hari dan sengatan matahari selama 3 (tiga) hari sesudah pengecoran. 14.9.2. PERAWATAN DENGAN AIR Beton secara teratur harus disiram air sampai 21 (dua puluh satu) hari setelah pengecoran. Untuk menjaga kelembaban dapat dilakukan dengan cara menutup seluruh permukaan beton dengan karung, karpet atau pasir dalam karung yang selalu dibasahi dengan air.

14.9.3. PERAWATAN DENGAN UAP Bila perawatan yang dipakai oleh pabrik pembuat beton pracetak maka Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi, yang meliputi perawatan, peralatan dan bahan yang digunakan untuk mendapat persetujuannya.

14.10. PENGUJIAN KUALITAS BETON 1. Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara terus-menerus. Pada setiap pengecoran harus dibuat benda uji.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 50

2. 3.

Tegangan ijin untuk desak dan geser beton setelah benda uji berumur 28 (dua puluh delapan) hari harus lebih besar dari tegangan ijin yang diisyaratkan. Pembuatan dan pemeriksaan benda uji harus memenuhi hal-hal berikut : a) Benda uji silinder dibuat dengan cetakan sesuai standar SKSNI T 15-1991-03. Cetakan sebelumnya dilapisi dengan vaselin atau minyak agar mudah dilepaskan dari betonnya, kemudian diletakkan di atas bidang alas yang rata yang tidak menyerap air. b) Adukan benda uji harus mengambil langsung dari tempat pengadukan beton dan dituangkan dalam cetakan benda uji. c) Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan ke dalam cetakan dalam 3 (tiga) lapis yang kira-kira sama tebalnya dengan tiap-tiap lapis ditusuktusuk 10 (sepuluh) kali dengan tongkat baja berdiameter 16 mm dengan ujung dibulatkan. Pada adukan beton yang kental, cetakan harus diberi sambungan ke atas, kemudian adukan beton diisikan sekaligus. d) Benda uji yang baru dicetak harus disimpan di tempat yang bebas dari getaran dan ditutup dengan karuing basah selama 24 jam, setelah itu baru dibuka dari cetakannya. Kemudian benda uji disimpan pada tempat yang suhunya sama dengan di luar. e) Sebelum diadakan uji kekuatan, ukuran benda uji harus ditentukan dengan ketelitian sampai mm. f) Pada pengujian, tekanan dikerjakan pada bidang-bidang sisi dari kubus yang menempel pada bidang-bidang yang rata di dalam cetakan. Tekanan harus dinaikkan berangsur-angsur dengan kecepatan 4 kg/cm2 per detik. g) Pada saat benda uji tersebut hancur akibat pengujian beban, beban tertinggi ditunjukkan oleh pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh mempunyai kesalahan yang melampui 3 % pada setiap pembebanan di atas 10% dari kapasitas maksimum.

14.11. ACUAN 1. Acuan/concrete form harus disesuaikan dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana tertera pada gambar rencana atau sesuai petunjuk Direksi. 2. Cetakan dapat dibuat dari logam, kayu lapis (plywood), papan kayu yang dipasah halus atau lainnya sesuai petunjuk Direksi. 3. Cetakan harus kuat dan kokoh untuk menyangga beban beton dan penggetaran secara mekanis selama pengecoran. 4. Sebelum dituangi beton, cetakan harus dilapisi dengan vaselin atau minyak agar beton tidak lengket dengan cetakan. 5. Cetakan beton boleh dibongkar/dibuka bila beton sudah keras dengan tidak merusak betonnya atau sesuai petunjuk/Direksi.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 51

14.12. BESI TULANGAN 14.12.1.BAHAN (MATERIAL) DAN UKURAN BAJA 1. Semua baja tulangan beton harus baru serta dari mutu dan ukuran yang sesuai dengan standard Indonesia untuk beton NI-2, SKSNI T 15-1991-03 dan harus dietujui oleh Direksi. Penyedia Jasa dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disetujui oleh Direksi.

2.

14.12.2.PEMBENGKOKAN/PEMBENTUKAN DAN PEMBERSIHAN 1. Bila tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dan serpih-serpih, karat, minyak dan pelapisan yang dapat merusak daya lekat beton. Keadaan bersih harus selalu dijaga sampai saat pengecoran. Baja tulangan harus dibengkok/dibentuk dengan teliti dengan bentuk dan ukuran pada gambar rencana. Penyedia Jasa harus membuat daftar ulangan (bar bending) yang disetujui oleh Direksi. Semua baja tulangan baik pada ujung maupun sambungan harus dikaitkan pada sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 2 (dua) kali penampang nominal baja tulangan. Sambungan batang-batang baja tulangan dapat dilakukan hanya bila dalam gambar. Panjang sambungan harus 48 kali diameter batang, kecuali ditentukan lain oleh gambar. Ujung kait dengan bengkok 180 derajat harus ditambah dengan bagian lurus yang mempunyai panjang tidak kurang dari 65 mm. Penulangan harus dikerjakan seteliti mungkin pada kedudukan terkunci sedemikian sehingga pada waktu pengecoran, kedudukan-kedudukan tersebut tidak berubah. Kursi-kursi, penggantung-penggantung atau pengatur jarak digunakan untuk maksud ini. Pada tiap persilangan antara baja-baja tulangan harus diikat dengan kawat ikat yang berdiameter tak kurang dari 1,25 mm. Ujung-ujung dari kawat pengikat ini harus dibengkok ke arah dalam menjauhi permukaan beton. Pengelasan tulangan tak diizinkan kecuali atas persetujuan Direksi untuk keperluan tersendiri, secara tertulis.

2.

3.

4.

5. 6.

7.

14.12.3.PEMASANGAN 1. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar dan dipastikan tidak terjadi pergeseran dengan mengikat dengan kawat. Rangka tulangan harus diganjal dengan balok beton cakar ayam atau lainnya sesuai dengan gambar. Dalam segala hal untuk besi beton horisontal digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak akan terjadi penurunan batang. Kontraktor harus membuat ganjalan balok beton sesuai dengan petunjuk Direksi.

2.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 52

3.

Baja tulangan beton untuk plat (slab) langsung di atas tanah harus didukung dengan balok beton yang dicetak lebih dahulu. Permukaan dari balok beton horisontal berukuran kurang lebih 7,25 cm x 10 cm. Jarak terkecil antara batang paralel harus datu diameter batang tetapi jarak terbuka tidak boleh kurang dari 1,2 kali ukuran terbesar agregat. Tebal selimut beton, dalam mm, harus tidak kurang dari yang tersebut di bawah ini.

4. 5.

Bagian Konstruksi

Dengan Acuan dan Dilapisi Adukan Semen Pasir 20 25 20 40 -

Dengan Acuan dan Exposed

Tanpa Acuan

Pelat Balok Dinding Kolom Pondasi Tiang Pancang

30 40 30 50 50 40

65 65 5 75 65 -

14.13. PEKERJAAN LAIN 14.13.1. ADUKAN TANPA SUSUT DAN ADUKAN ENCER 1. Adukan tanpa susut dan adukan encer harus digunakan apabila ditunjukkan dalam gambar dan apabila diperlukan untuk pemasangan peralatan atau pekerjaan logam. Pemborong harus menyediakan semua bahan yang diperlukan, yaitu semen, pasir dan air yang sesuai dengan persyaratan pada pasal 14.2, 14.3 dan 14.4. Sebelum penempatan adukan tanpa susut dan adukan encer tersebut permukaan beton harus dibuat kasar dan dibersihkan dari semua kotoran yang mengganggu dan kemudian dicuci dengan air. Permukaan beton harus dibiarkan dalam keadaan basah paling tidak 12 (dua belas) jam sebelum adukan dituang. Adukan harus dimampatkan agar pengisian adukan sempurna. Selang waktu antara pencampuran adukan dan pengisian tidak boleh lebih dari 30 menit. Setelah dituang, adukan dan adukan tanpa susut encer tak boleh diusik atau digetarkan. Permukaan terbuka dengan adukan tanpa susut dan adukan encer harus dirawat selama 72 (tujuh puluh dua) jam dengan menutupinya dengan

2.

3.

4.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 53

goni basah atau pasir basah atau cara-cara lain sesuai dengan petunjuk Direksi.

14.13.2.LOBANG-LOBANG REMBESAN Lobang Rembesan (weep hole) ditempatkan sesuai dengan gambar atau atas petunjuk Direksi. Dapat berupa lobang, pipa atau corong yang terpendam dalam beton atau lobang bor. 14.13.3.SAMBUNGAN PADA BETON 1. SAMBUNGAN COR (CONSTRUCTION JOINT) Letak-letak sambungan cor sesuai dengan yang telah disetujui Direksi. Bidang permukaan dari sambungan cor sebelum diadakan pengecoran lanjut, harus bersih, kasar dan terlebih dahulu dibasahi. Bidang permukaan dari sambungan cor horisontal harus dipersiapkan untuk menerima sambungan berikutnya dengan menggunakan semprotan pasir (sand blasting) atau diadakan pemotongan dengan semprotan air bertekanan (air-water-jet). Mengenai penggunaan metoda Air-Water Cutting atau Wet Sandblasting atau pembuangan air sisa akibat metoda pemotongan dengan semprotan air, harus dilaksanakan atas persetujuan Direksi.

2.

SAMBUNGAN MUAI (CONSTRUCTION JOINT) Sambungan muai sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibuat pada tempat-tempat yang sudah ditentukan. Permukaan beton bagian pertama harus bersih dan ditutup dengan komponen pelapis sebelum beton bagian kedua dicor. Material ini adalah bahan lembaran yang terbuat dari seratserat kayu dan mengandung bitumen 20 %. Bahan yang digunakan harus sesuai ASTM D 1751.

14.14. PERANCAH 14.14.1.UMUM Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton muda yaitu sebelum beton mengeras mencapai kekuatan yang diisyaratkan dan sebelum beton mendapat bentuknya yang permanen. Apabila tidak tercantum dalam gambar rencana, Penyedia Jasa harus mengajukan gambar perancah tersebut untuk disetujui oleh Direksi.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 54

14.14.2. PELAKSANAAN 1. Perancah harus dibuat di atas pondasi yang kuat dan kokoh, terhindar dari bahaya penggerusan dan penurunan, sedang konstruksinya sendiri harus kokoh terhadap pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gayagaya pratekan dan gaya lainnya yang mungkin akan ada. Penyedia Jasa harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu sehubungan dengan pelendutan perancah akibat gaya-gaya dan bekerja kepadanya sedemikian sehingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan dan bentuk yang seharusnya menurut gambar rencana. Perancah harus dibuat dari kayu, baja atau beton cetak yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk. Pemakaian bambu untuk hal ini tidak dianjurkan. Untuk perancah yang dipasang pada sungai-sungai dengan aliran air yang deras, terutama apabila sering terjadi banjir, yang dikhawatirkan akan menghancurkan perancah, harus direncanakan sedemikian rupa agar sedikit mungkin menghambat jalannya air. Pada tempat-tempat dimana sungai tersebut juga digunakan untuk lalu lintas kapal/perahu, harus diusahakan adanya ruangan yang cukup agar kapal-kapal dapat dengan aman melewatinya, serta diusahakan mengadakan patok-patok di sekeliling perancah dan dimana perlu agar perancah terhindar dari kerusakan akibat tumbukan kapal. Ruang untuk lintas kapal/harus ditandai agar mudah terlihat dan diberi penerangan yang secukupnya pada malam hari. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukkan tanda-tanda penurunan yang besar, sehingga menurut pendapat Direksi hal itu akan menyebabkan kedudukan akhir sesuai dengan gambar rencana tidak akan dapat dicapai atau menurut pendapatnya penurunan tersebut akan sangat membahayakan dari konstruksi, maka Direksi dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan kontraktor untuk memperkuat perancah tersebut sehingga cukup kuat. Pembongkaran kembali perancah dilaksanakan setelah beton mencapai kekuatan karateristiknya dan cukup umurnya atau sesuai instruksi Direksi.

2.

3. 4.

5.

6.

7.

BAGIAN 15 - PENGECATAN
Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis
Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 55

15.1.

UMUM Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan yang berhubungan dan seharusnya dilaksanakan dalam pengecatan dengan bahan-bahan emulsi, enamel, politur/teak oil, cat dasar, pendempulan, baik yang dilaksanakan sebagai pekerjaan permulaan, ditengah-tengah dan akhir. Yang dicat adalah semua permukaan baja/besi, kayu, plesteran tembok dan beton, dan permukaan-permukaan lain yang disebut dalam Gambar Kerja dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga dan semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Standar Rujukan : PUBB 1973 NI-3 Steel Structures Painting Council (SSPC) Swedish Standard Institution (SIS) British Standard (BS) Petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

15.2. BAHAN 15.2.1. Umum 1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri/segel, dan masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan nama pabrik pembuat, yang semuanya harus masih absah pada saat pemakaiannya. Semua bahan harus sesuai dengan Spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat. Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan lainnya tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan tidak diperbolehkan. Selambat-lambatnya sebulan sebelum pekerjaan pengecatan dimulai, Penyedia Jasa harus mengajukan daftar tertulis dari semua bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Konsultan Pengawas berhak menguji contoh-contoh sebelum memberikan persetujuan. Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil produksi Mowilex, ICI atau Levis-Akzo Nobel. 2. Cat Dasar. Cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut atau setara : - Water-based sealer untuk permukaan plesteran, beton, papan gipsum dan panel kalsium silikat. - Masonry sealer untuk permukaan plesteran yang akan menerima cat akhir berbahan dasar minyak. - Wood primer sealer untuk permukaan kayu yang akan menerima cat akhir berbahan dasar minyak.

3. Undercoat.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 56

Undercoat digunakan untuk permukaan bidang baru yang belum pernah dicat sebelumnya. 4. Cat Akhir. Cat akhir yang digunakan harus sesuai dengan daftar berikut, atau yang setara: - Emulsion untuk permukaan interior plesteran, beton, papan gipsum dan panel kalsium silikat. - Emulsion khusus untuk permukaan eksterior plesteran, beton, papan gipsum dan panel kalsium silikat. - High quality solvet-based high quality gloss finish untuk permukaan interior plesteran dengan cat dasar masonry sealer, kayu dan besi/baja. - Khusus untuk bagian luar yang tidak terlindung atap dipakai jenis Weathershield. 5. Epoxy. Cat Epoxy digunakan untuk permukaan dinding sesuai gambar rencana dan jadwal finishing dengan ketebalan 600 mikron untuk dinding dan 1000 mikron untuk lantai. Bahan yang digunakan adalah setara produk Akzo-Nobel atau Ever New. 15.3. PELAKSANAAN 15.3.1. Pelaksanaan Pekerjaan Pembersihan, Persiapan dan Perawatan Awal Permukaan. Umum. - Semua peralatan gantung dan kunci serta perlengkapan lainnya, permukaan polesan mesin, pelat, instalasi lampu dan benda-benda sejenisnya yang berhubungan langsung dengan permukaan yang akan dicat, harus dilepas, ditutupi atau dilindungi, sebelum persiapan permukaan dan pengecatan dimulai. - Pengecatan harus dilakukan oleh orang-orang yang memang ahli dalam bidang tersebut. -` Permukaan yang akan dicat harus bersih sebelum dilakukan persiapan permukaan atau pelaksanaan pengecatan. Minyak dan lemak harus dihilangkan dengan memakai kain bersih dan zat pelarut/pembersih yang berkadar racun rendah dan mempunyai titik nyala di atas 380 C. - Pekerjaan pembersihan dan pengecatan harus diatur sedemikian rupa sehingga debu dan pencemar lain yang berasal dari proses pembersihan tersebut tidak jauh diatas permukaan cat yang baru dan basah. 1. Permukaan Plesteran dan Beton. Permukaan plesteran umumnya hanya boleh dicat sesudah sedikitnya selang waktu 4 (empat) minggu untuk mengering di udara terbuka. Semua pekerjaan plesteran atau semen yang cacat harus dipotong dengan tepi-tepinya dan ditambal dengan plesteran baru hingga tepi-tepinya bersambung menjadi rata dengan plesteran sekelilingnya.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 57

Permukaan plesteran yang akan dicat harus dipersiapkan dengan menghilangkan bunga garam kering, bubuk besi, kapur, debu, lumpur, lemak, minyak, aspal, adukan yang berlebihan dan tetesan-tetesan adukan. Sesaat sebelum pelapisan cat dasar dilakukan, permukaan plesteran dibasahi secara menyeluruh dan seragam dengan tidak meninggalkan genangan air. Hal ini dapat dicapai dengan menyemprotkan air dalam bentuk kabut dengan memberikan selang waktu dari saat penyemprotan hingga air dapat diserap.

2. Permukaan Gypsum. Permukaan gypsum harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk dan permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan dimulai. Kemudian permukaan gypsum tersebut harus dilapisi dengan cat dasar khusus untuk gypsum, untuk menutup permukaan yang berpori. Setelah cat dasar ini mengering, dilanjutkan dengan pengecatan sesuai ketentuan Spesifikasi ini. 3. Permukaan Kayu. Permukaan Kayu harus bersih dari minyak, lemak dan serbuk kayu gergajian, sisa pengamplasan serta kotoran lainnya, sebelum pelapisan cat dimulai. 4. Permukaan Barang Besi/Baja. a. Besi/Baja Baru. Permukaan besi/baja yang terkena karat lepas dan benda-benda asing lainnya harus dibersihkan secara mekanis dengan sikat kawat atau penyemprotan pasir/sand blasting sesuai standar Sa21/2. Semua debu, kotoran, minyak gemuk dan sebagainya harus dibersihkan dengan zat pelarut yang sesuai dan kemudian dilap dengan kain bersih. Sesudah pembersihan selesai, pelapisan cat dasar pada semua permukaan barang besi/baja dapat dilakukan sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan. b. Besi/Baja dilapis dasar di pabrik/bengkel. Bahan dasar yang diaplikasikan di pabrik/bengkel harus dari merk yang sama dengan cat akhir yang akan diaplikasikan di lokasi proyek dan memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini. Barang besi/baja yang telah dilapis dasar di pabrik/bengkel harus dilindungi terhadap karat, baik sebelum atau sesudah pemasangan dengan cara segera merawat permukaan karat yang terdeteksi. Permukaan harus dibersihkan dengan zat pelarut untuk menghilangkan debu, kotoran, minyak, gemuk. Bagian-bagian yang tergores atau berkarat harus dibersihkan dengan sikat kawat sampai bersih, sesuai standar St 2/SP-2, dan kemudian dicat kembali (touch-up) dengan bahan cat yang sama dengan yang telah disetujui, sampai mencapai ketebalan yang disyaratkan.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 58

c. Besi/Baja Lapis Seng/Galvanized. Permukaan besi/baja berlapis seng/galvanized yang akan dilapisi cat warna harus dikasarkan terlebih dahulu dengan bahan kimia khusus yang diproduksi untuk maksud tersebut, atau disikat dengan sikat kawat. Bersihkan permukaan dari kotoran-kotoran, debu dan sisa-sisa pengasaran, sebelum pengaplikasian cat dasar. 15.3.2. Selang waktu antara persiapan permukaan dan pengecatan Permukaan yang sudah dibersihkan, dirawat dan/atau disiapkan untuk dicat harus mendapatkan lapisan pertama atau cat dasar seperti yang disyaratkan, secepat mungkin setelah persiapan-persiapan di atas selesai. Harus diperhatikan bahwa hal ini harus dilakukan sebelum terjadi kerusakan pada permukaan yang sudah disiapkan di atas.

15.3.3.

Pelaksanaan Pengecatan 1. Umum. a. Permukaan yang sudah dirapikan harus bebas dari aliran punggung cat, tetesan cat, penonjolan, bekas olesan kuas, perbedaan warna tekstur. b. Usaha untuk menutupi semua kekurangan tersebut harus sudah sempurna dan semua lapisan harus diusahakan membentuk lapisan dengan ketebalan yang sama. c. Perhatian khusus harus diberikan pada keseluruhan permukaan, termasuk bagian tepi, sudut dan ceruk/lekukan, agar bisa memperoleh ketebalan lapisan yang sama dengan permukaanpermukaan di sekitarnya. d. Permukaan besi /baja atau kayu yang terletak bersebelahan dengan permukaan yang akan menerima cat dengan bahan dasar air, harus telah diberi lapisan cat dasar terlebih dahulu. 2. Proses Pengecatan. a. Harus diberi selang waktu yang cukup di antara pengecatan berikutnya untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, disesuaikan dengan keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud. Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat kering), sesuai ketentuan berikut : b. Permukaan interior plesteran, beton, gypsum. Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer. Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion. Permukaan Eksterior Plesteran, Beton. Cat Dasar : 1 (satu) lapis water-based sealer. Cat Akhir : 2 (dua) lapisan emulsion khusus eksterior / weathershield.

c.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 59

d.

Permukaan Interior dan Eksterior Plesteran dengan Cat Akhir Berbahan Dasar Minyak. Cat Dasar : 1 (satu) lapis masonry sealer. Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss finish. Permukaan Kayu. Cat Dasar : 1 (satu) lapis wood primer sealer. Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss finish. Permukaan Besi/Baja. Cat Dasar : 1 (satu) lapis solvent-based anti-corrosive zinc chromate primer. Undercoat : 1 (satu) lapis undercoat. Cat Akhir : 2 (dua) lapisan high quality solvent-based high quality gloss finish.

e.

f.

2. Penyimpanan, Pencampuran dan Pengenceran. a. Pada saat pengerjaan, cat tidak boleh menunjukkan tanda-tanda mengeras, membentuk selaput yang berlebihan dan tanda-tanda kerusakan lainnya. b. Cat harus diaduk, disaring secara menyeluruh dan juga agar seragam konsistensinya selama pengecatan. c. Bila disyaratkan oleh keadaan permukaan, suhu, cuaca dan metoda pengecatan, maka cat boleh diencerkan sesaat sebelum dilakukan pengecatan dengan mentaati petunjuk yang diberikan pembuat cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter cat. d. Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab Penyedia Jasa untuk memperoleh daya tahan cat yang tinggi (mampu menutup warna lapis di bawahnya). 3. Metoda Pengecatan. a. Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran, gypsum board diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol. b. Cat dasar untuk permukaan papan gypsum diberikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas atau rol. c. Cat dasar untuk permukaan kayu harus diaplikasikan dengan kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan kuas, rol atau semprotan. d. Cat dasar untuk permukaan besi/baja diberikan dengan kuas atau disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 60

15.3.4. Pemasangan Kembali Barang-barang yang dilepas Sesudah selesainya pekerjaan pengecatan, maka barang-barang yang dilepas harus harus dipasang kembali oleh pekerja yang ahli dalam bidangnya. 15.3.5. Pekerjaan Epoxy untuk Pengecatan Dinding Sebelum dilakukan pekerjaan finishing dinding dengan cat Epoxy, prosedur dan persiapan yang harus dilakukan adalah permukaan dinding. Untuk mendapatkan permukaan yang benar-benar rata permukaan dinding harus menggunakan dempul yang khusus untuk epoxy. Pekerjaan ini harus dilakukan berulangkali untuk mendapatkan permukaan yang benar-benar rata dan mendapatkan persetujuan pengawas lapangan. Setelah permukaan benar-benar rata dan kering barulah pekerjaan pelapisan dengan Epoxy bisa dimulai setelah mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan. Pengecatan dilakukan sesuai prosedur produk yang dipakai sampai memperoleh ketebalan 600 mikron. Pertemuan plafon dengan dinding harus melengkung dengan R. Minimal 10 cm dan permukaan tidak boleh ada celah atau pemutusan permukaan. Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh tukang yang berpengalaman dan yang telah direkomendasikan oleh pabrik.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 61

BAGIAN 16 DOKUMENTASI DAN LAPORAN


16.1. DOKUMENTASI Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan pada akhir pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo dan video. Photo dokumentasi dan video kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan gambaran secara lengkap dan menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan pekerjaan, sehingga secara kronologis bisa merupakan satu gambaran tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan tersebut. Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau sesuai dengan pengarahan Direksi Pekerjaan, dan sudah harus bisa memberikan gambaran secara garis besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan. Photo dokumentasi tersebut diambil pada titik dan arah yang sama untuk setiap tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan : - saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan (0%). - saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%. - saat selesai pelaksanaan pekerjaan (100%). Selanjutnya photo dokumentasi harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing rangkap 5 (lima), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang di direksi keet dan 4 (empat) copy lainnya ditata rapi pada album photo dan diserahkan bersama video kepada Pengguna Jasa. Disamping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa bisa melaksanakan pengambilan photo dokumentasi dan video kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang dianggap berguna dan cukup mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan. Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggung jawab Penyedia Jasa serta sudah harus diperhitungkan termasuk overhead pada analisa harga satuan.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 62

16.2.

LAPORAN 16.2.1. Laporan Prestasi Pekerjaan Sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari Pengguna Jasa sampai selesainya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan membuat : Laporan harian prestasi pelaksanaan pekerjaan, Laporan mingguan prestasi pelaksanaan pekerjaan, Laporan bulanan prestasi pelaksanaan pekerjaan, Laporan dan perhitungan hasil test laboratorium. Isi laporan-laporan tersebut meliputi : Tenaga kerja yang bekerja, Peralatan yang dipakai, Data cuaca di lokasi proyek, Teknis pekerjaan yang dilaksanakan dari waktu ke waktu dan lain-lain. Semua laporan tersebut harus mendapat pengesahan dari Pengawas Pekerjaan untuk laporan harian, serta dari Direksi Pekerjaan untuk laporan mingguan, bulanan serta laporan hasil test dan perhitungan laboratorium. 16.2.2. Schedule Waktu Pelaksanaan Guna mengevaluasi kemajuan prestasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pada awal sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia Jasa diwajibkan membuat schedule waktu pelaksanaan pekerjaan secara detail yang meliputi : Waktu kegiatan masing-masing item pekerjaan, Volume masing-masing item pekerjaan, Bobot masing-masing item pekerjaan, Target rencana pelaksanaan tiap minggu (% bobot), Target rencana kumulatif pelaksanaan tiap minggu (% bobot), Prestasi pelaksanaan tiap minggu (% bobot), Prestasi kumulatf pelaksanaan tiap minggu (% bobot), Keterangan lainnya yang diperlukan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk overhead pada analisa harga satuan.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 63

BAGIAN 17 RENCANA MUTU KONTRAK


Penyedia Jasa diwajibkan membuat Rencana Mutu Kontrak (RMK) sebanyak 4 (empat) set dijilid rapi dan diserahkan ke Direksi Pekerjaan di awal pelaksanaan pekerjaan. Adapun daftar isi RMK seperti tertulis dibawah ini, disusun sebagai panduan dalam pembuatan rencana mutu pekerjaan konstruksi atau desain. Namun daftar isi rencana mutu ini masih dapat berubah susunannya maupun judulnya, jadi masih dapat bertambah atau berkurang. Oleh karena itu pembuatan rencana mutu ini harus dapat menyesuaikan diri dengan rencana kegiatan-kegiatan yang akan dikerjakannya. 17.1. Rencana daftar isi RMK adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. 17.2. Struktur organisasi, Uraian tugas jabatan, Informasi pemilik proyek, Lingkup pekerjaan, Ringkasan spesifikasi teknik atau dokumen pendukung, Daftar gambar teknik atau dokumen pendukung, Daftar alat kerja, Jadual pelaksanaan pekerjaan, Bagan alir pelaksanaan pekerjaan, Daftar sistem prosedur, standar desain dan instruksi kerja, Kriteria penerimaan dan rencana inspeksi dan test, Jadual inspeksi dan test, Daftar simak.

Bahan untuk pembuatan RMK adalah sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g. Spesifikasi teknis tiap-tiap pekerjaan, Gambar teknik tiap-tiap pekerjaan, Jadual pelaksanaan pekerjaan, Daftar peralatan yang digunakan dan yang dipasang, Standar prosedur, standar produk dan instruksi kerja, Organisasi pelaksana pekerjaan Uraian tugas jabatan setiap pejabat pelaksana pekerjaan.

Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Penyedia Jasa, serta sudah harus diperhitungkan termasuk overhead pada analisa harga satuan pekerjaan.

Dokumen Lelang Buku III Spesifikasi Teknis


Survey, Investigasi dan Desain (SID) Pengendalian Banjir Sungai Musi Sub DAS Kertapati, Keramasan, Borang, Boang, Juaro, Batang, Selincah, Nyiur di Kota Palembang

Hal | 64

You might also like