You are on page 1of 1

Holotype adalah spesimen atau ilustrasi yang dibuat oleh authornya dan dinyatakan sebagai type untuk nama

yang baru. Isotype adalah setiap spesimen hasil duplikasi dari holotype. Lectotype adalah spesimen atau ilustrasi yang dibuat dari material aslinya dan dinyatakan sebagai type disebabkan pada saat itu belum ada publikasi yang menyatakan holotypenya, atau holotype yang pernah ada hilang, atau spesimen tersebut dimasukan ke dalam anggota lebih dari satu takson. Isolectotype adalah setiap spesimen hasil duplikasi lectotype. Syntype adalah setiap spesimen yang tercantum dalam publikasi pertama (tempat pertama kali dipublikasikan) dan pada waktu itu belum ada holotypenya, atau jika pada saat yang bersamaan dua atau lebih spesimen dibuat sebagai type. Paratype adalah setiap spesimen yang tercantum dalam publikasi pertama (tempat pertama kali dipublikasikan) dimana pada saat itu belum ada holotype, isotype maupun syntype. Neotype adalah spesimen atau ilustrasi yang dipilih dan berfungsi sebagai nomenclatural type (type acuan untuk pemberian nama) dikarenakan seluruh material yang menjadi dasar pemberian nama suatu takson yang diambil telah hilang atau musnah. Epitype adalah spesimen atau ilustrasi yang dipilih dan berfungsi sebagai interpretive type dikarenakan holotype, lectotype atau neotype yang dibuat sebelumnya, atau seluruh material asli yang memuat nama yang sudah valid dantelah dipublikasikan ternyata bersifat ambiguous atau meragukan, dan tidak dapat diaplikasikan untuk mengidentifikasi secara tepat suatu takson. Topotype adalah setiap spesimen yang diambil dari tempat yang sama dengan holotype.
Sumber : Pusat Karantina Tumbuhan Badan Karantina Tanaman Departemen Pertanian, 2009, Pedoman Pembuatan dan Pengelolaan Koleksi Penyakit Tumbuhan, http://karantina.deptan.go.id/peraturan/PEDOMAN%20PEMBUATAN%20DAN%20PENG ELOLAAN%20KOLEKSI.pdf

You might also like