You are on page 1of 18

Maulid Nabi SAW

MEMPERINGATI MAULID NABI SAW


َ ً َّ‫كَاف‬ َ َ ْ َ ‫وما أ‬
‫شيًرا وَنَذِيًرا‬
ِ َ‫س ب‬
ِ ‫ة لِلن ّا‬ ‫ك إ ِ ّل‬ ‫سلنَا‬ ‫ر‬
َ ْ َ َ
‫ن‬ ُ َ ‫س َل يَعْل‬
َ ‫مو‬ ‫ا‬َّ ‫ن أَكْثََر الن‬َّ ِ ‫وَلَك‬
ِ
“Dan kami tidak mengutusmu (Muhammad)
melainkan kepada segenap ummat manusia,
sebagai pembawa berita dan pemberi
peringatan. Tetapi kebanyakan manusia tidak
rnengetahui.” (Q.S. Saba’: 28)
NAPAK TILAS SEJARAH KEHIDUPAN RASULULLAH ATAU

SIRAH NABAWIYAH.
“Sesungguhnya telah datang kepadamu
seorang Rasul dari kaum-mu sendiri, berat
terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan)
bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang
terhadap orang-orang mukmin.” (Q.S. At
Taubah:. 28)
Muhammad Rasulullah saw. dilahirkan di
tengah-tengah keluarga Bani Hasyim di
Makkah el Mukarramah di bulan Rabi’ul Awwal
(musim bunga), pada hari Senin, tanggal 12
Rabi’ul Awwal permulaan tahun dalam

H. Mas’oed Abidin 1
peristiwa gajah (al fiil); bertepatan dengan
tanggal 20 atau 22 April tahun 571 M, dan
empat puluh tahun setelah berkuasanya Kisra
Anusyirwan di Parsi. Saat itu, yang menjadi
bidan untuk merawatnya adalah Siti Syifa’, ibu
dari sahabat Abdurrahman bin ‘Auf R.Anhu.
Beliau lahir nama beliau Muhammad (yang
terpuji), ayahnya Abdullah (hamba Allah),
ibunya Aminah (yang memberi rasa aman),
kakeknya dipanggil Abdul Muthallib yang
namanya adalah Syaibah (orang tua yang
bijaksana), sedangkan yang membantu ibunya
melahirkan bernama Asy-Syifa’ (yang
sempurna dan sehat), serta yang
menyusukannya adalah Halimah As-Sa’diyah
(yang lapang dada dan mujur).
Semua nama-nama itu, sungguh telah
mengisyaratkan keistimewaan berkaitan
dengan Nabi Muhammad SAW yang dipilihkan
oleh Allah Azza wa Jalla. Makna nama-nama
tersebut menurut para Ulama memiliki kaitan
yang erat dengan keperibadian Nabi
Muhammad SAW.
Walaupun ada juga sebagian ulama tarikh
yang berpendapat bahwa beliau lahir pada
subuh pagi Senin tanggal 9 Rabi’ul Awwal

2
Maulid Nabi SAW

tahun Fil pertama. 1

NASAB MUHAMMAD SAW


Keluarga Muhammad lazim disebut Bani
Hasyim, yang dinisbatkan kepada Hasyim bin
Abdi Manaf..
Nasabnya amat jelas, Muhammad bin
Abdullah bin Abdul Muthalib (Syaibah) bin
Hasyim (al Amru) bin Abdi Manaf (Mughirah)
bin Qushay (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin
Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr (yang
berlaqab Quraisy) bin Malik bin Nadhar bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mu’id bin Adnan.2
Dari Adnan juga dicatatkan oleh tarikh,
sebagai berikut, Adnan bin Ibnu Ad bin
Humaisa’ bin Salaman bin Aush bin Basuz bin
Qumwal bin Ubay bin Awwam bin Nasyid bin
Haza bin Baldaz bin Yadlaf bin Thabikh bin
Jahim bin Naisy bin Makhi bin Iyadl bin Abqar
bin Ubaid bin Ad Da’a bin Hamdan bin Sunbur
bin Yatsribi bin Yahzam bin Yalhan bin Ar’awa

1 Pentahkikan yang dilakukan para ahli astronomi dan ulama falak, seperti Syeikh
Mahmud Fasya al Falaky, Muhammad Sulaiman Al Manshurfury dan Mahmud Basya.
Untuk lebih lanjut ada baiknya dilihat juga Kitab Ar Rahiq Al Makhtum karya Syaikh
Shafiyyurrahman Al Mubarakfury dan buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad
SAW, yang ditulis oleh K.H. Moenawar Chalil.

2 Ibnu Hisyam, I :1,2Talqihu Fuhami Ahlil Atsar, 5 dan 6 : Rahmatan lil ‘Alamien, II,
11,13,14,52.

H. Mas’oed Abidin 3
bin Iyadh bin Disyan bin Aishir bin Afnad bin
Aiham bin Maqshar bin Nahits bin Zarah bin
Sama bin Maza bin Audhah bin Iram bin Qidar
bin Isma’il bin Ibrahim AS.3
MASA REMAJA DAN DEWASA
Pada awal masa remajanya, Rasulullah SAW
biasa mengembala kambing di kalangan Bani
Sa’ad. Pada usia dua puluh lima tahun, seorang
saudagar kaya bernama Khadijah binti
Khuwaylid al As’ad telah mendengar tentang
kejujuran, kredibilitas dan kemuliaan akhlaq
Muhammad. Siti Khadijah telah mengirim
utusan kepada pemuda Muhammad bin
Abdullah dan menawarkan kepadanya agar
berkenan berangkat ke Syam untuk
menjalankan barang dagangannya. Beliau
menerima tawaran itu, dan kemudian
berangkat ke Syam membawa barang
dagangan Khadijah binti Khuwaylid dengan
disertai Maisarah.
Dua bulan sepulang beliau dari negeri
Syam, dengan tawaran Khadijah melalui
sahabatnya Nafisah binti Munyah, Muhammad
SAW menikah dengan Siti Khadijah, dengan
maharnya menurut setengah riwayat dua
3 Al ‘Allamah Muhammad Sulaiman al Manshurfury, di dalam Rahmatan lil ‘Alamien,
II, 14 – 17.

4
Maulid Nabi SAW

puluh ekor onta muda. Semua putra-putri


beliau, dilahirkan dari rahim Siti Khadijah r.a.,
adalah Al-Qasim, kemudian Zainab, Ruqayyah,
Ummu Kultsum, Fatimah dan Abdullah yang
bergelar Ath-Thayyib dan Ath-Thair. Semua
putra beliau meninggal dunia selagi masih
kecil. Sedangkan semua putri beliau sempat
menjumpai Islam, dan mereka masuk Islam
serta ikut hijrah.
Hanya saja mereka semua meninggal dunia
selagi Rasulullah SAW masih hidup, kecuali
Fathimah. Fathimah meninggal dunia selang
enam bulan sepeninggalan beliau. Ada juga
anak Rasulullah SAW bernama Ibrahim yang
lahir dari isteri beliau Maria Al Qibthiyah,
seorang isteri yang beliau terima dan nikahi
sebagai tanda persahabatan dengan Muqauqis
dari Mesir, ketika Muhammad telah diangkat
menjadi Rasulullah SAW.
NUBUWWAH DAN RISALAH SERTA PERINTAH DAKWAH
Di saat Umur Rasulullah SAW genap empat
puluh tahun, suatu awal kematangan, mulailah
tampak-tampak tanda-tanda nubuwwah pada
diri beliau. Di antara tanda-tanda itu adalah
mimpi hakiki. Selama enam bulan mimpi yang

H. Mas’oed Abidin 5
beliau alami itu hanya menyerupai fajar subuh
yang menyingsing. Mimpi ini termasuk salah
satu bagian dari empat puluh enam bagian dari
nubuwwah. Akhimya pada bulan Ramadhan
pada tahun ketiga dari masa pengasingan di
gua Hira, Allah berkehendak untuk
melimpahkan rahmat-Nya kepada penghuni
bumi, memuliakan beliau dengan nubuwwah
dan menurunkan Malaikat Jibril kepada beliau
sambil membawa ayat-ayat Al Qur’an (Al ‘Alaq:
1- 5). Hal ini juga disebutkan oleh Imam Ibnu
Hajar Al Asqalani dalam kitabnya Fathul Bary.
Kemudian turunlah wahyu Ilahi yang
memuat pesan-pesan untuk melaksanakan
Dakwah kepada Allah SWT, seperti dalam surat
Al Muddatstsir ayat 1-7. Sungguh dalam makna
terkandung dalam ayat ini.
Di antaranya, memberi peringatan agar
tidak melanggar apa yang telah diperintahkan
atau telah dilarang oleh Allah SWT, sebab akan
berakibat ditimpa azab yang sangat pedih dan
dahsyat. Perintah untuk mengagungkan Rabb,
Allah SWT Yang Maha Agung. Mengingatkan
agar menjauhi sikap sombong, yang dapat
menyeretnya ke dalam kehancuran dan murka
Allah.

6
Maulid Nabi SAW

Memerintahkan membersihkan pakaian dan


meninggalkan perbuatan dosa, agar kesucian
lahir batin benar-benar tercapai, sehingga
mendapatkan pancaran cahaya Ilahi yang
penuh dengan hidayah Allah SWT.
Menggerakkan Dakwah dan amal Islamiyah
dengan selalu sabar dan tabah, serta terus
meminta pertolongan dan perlindungan serta
memohon hidayah, taufiq dan ridho-Nya.
Setelah mendapatkan perintah ini,
Rasulullah SAW bangkit dan setelah itu, selama
dua puluh lima tahun beliau tidak pernah
istirahat dan diam. Beliau tidak pernah
mengeluh apalagi berputus asa dalam
melaksanakan misi dakwah ini.
WAFATNYA RASULULLAH SAW.
Pada detik-detik terakhir dari hidup
Rasulullah SAW, beliau masih sempat bersiwak
yang dilakukan oleh Abdurrahman bin Abu
Bakar. Di dekat pembaringan beliau ada bejana
berisi air. Beliau mencelupkan kedua tangan
berisi air lalu mengusapkannya ke wajah
sambil bersabda, “Tiada Tuhan selain Allah.
Sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya.”
Seusai bersiwak, beliau mengangkat tangan

H. Mas’oed Abidin 7
atau jari-jari, mengarahkan pandangan ke arah
langit-langit rumah dan bibir beliau bergerak-
gerak. Sayyidah Aisyah masih sempat
mendengar sabda beliau pada saat itu. Beliau
bersabda, “bersama orang-orang yang
Engkau beri nikmat atas mereka para
Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan Sholihin. Ya
Allah, ampunilah dosaku, dan rahmatilah
aku. Pertemukanlah aku dengan kekasih
Yang Maha Tinggi, Ya Allah, kekasih Yang
Maha Tinggi.”
Kalimat yang terakhir ini diulangi hingga
tiga kali yang disusul dengan tangan beliau
yang melemah. “Inna Lillahi wa Inna Ilaihi
Raji’uun.” Beliau telah berpulang kepada
kekasih Yang Maha Tinggi. Hal ini terjadi selagi
waktu dhuha sudah terasa panas, pada hari
Senin tanggal 12 Rabiul Awwal 11 H, dalam
usia enam puluh tiga tahun lebih empat hari.
TRADISI PERINGATAN MAULID NABI SAW
Tradisi perayaan Mulid seperti yang
diselenggarakan di hampir semua masyarakat
muslim sekarang ini bukanlah satu warisan
yang ditinggalkan oleh Muhammad SAW atau
suatu yang diperintahkan beliau pada masa
hayatnya. Peringatan ini, adalah keputusan

8
Maulid Nabi SAW

bijaksana ditetapkan Sultan Shalahuddin al


Ayyubi yang memerintah Mesir dan Syiria pada
tahun-tahun 564 – 589 M/1169-1193 H.
Berbagai pendapat telah berkembang
tentang kebolehan, keutamaan, dan hikmah,
bahkan penolakan, terhadap diadakannya
peringatan Maulid Nabi SAW ini. Di antara yang
menolak, terdapat pada kitab Al-Bida’ Al-
Hauliyah wa Fatwa Tata’allaq bil Maulid an-
Nabawi, Darul Fadhilah, Riyadh, 1421H -
2000M, yang ditulis oleh Abdullah bin Abdul
Azis at-Tuwaijiry dan Dakhilullah bin Bakhil Al-
Mathrafi. Buku ini telah terbit dalam edisi
Indonesia berjudul, « Adakah Maulid Nabi SAW
», Darul Falah, Jakarta, Cet-1, Syawal 1426
H/Nopember 2005 M.
Buku kecil 172 halaman ini, dilengkapi
dengan Fatwa-fatwa Syaikh Muhammad bin
Ibrahim Aalu-Asysyaikh,Syakh Abdul Azis bin
Abdullah bin Baaz, Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-Utsaimin, Syaikh Abdullah bin
Abdurrahman Al-Jibrin, Syaikh Shalih bin
Fauzan Al-Fauzan, dan pendapat dari Al-Lajnah
Ad-Daaimah Saudi Arabia masa ini. Menurut
buku kecil ini, peringatan Maulid SAW

H. Mas’oed Abidin 9
dikategorikan suatu bid’ah. Mula sekali yang
mengadakan bid’ah ini, adalah Bani Ubaid Al-
Qadah dari kelompok Fathimiyah, sebagaimana
juga ditulis di dalam kitab Ahsan Al-Kalam
hal.44, Al-Ittida’, hal.251, Taarkh Al-Ihtifal Al-
Maulid An-Nabi, hal.62, dan kitab lainnya.
Wallahu’alamu bis-shawaab.
Ada hal terpenting dalam suasana
peringatan Maulid Nabi, yaitu menanamkan
pada diri anak-anak kecintaan kepada Nahi
saw. Sehingga suri tauladan kehidupan yang
beliau contohkan dapat terserap dalam pikiran
mereka. Begitu pula halnya sejarah tauladan
para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhurn. Maka
tentulah diperlukan bahan bacaan sebagai
referensi dalam mengajarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam sejarah dan Sunnah
Rasulullah saw. Rasulullah SAW pernah
berpesan bahwa dua pusaka abadi yang beliau
wariskan kepada ummatnya adalah Al Qur’an
dan Sunnah Rasulullah saw.
Tradisi memperingati Maulid Nabi
semestinya dirakit menjadi sebuah tradisi
Islami yang sangat bermanfaat bagi kaum
muslimin. Dalam acara-acara peringatan
Maulid Nabi dapat didengarkan dan dihayati

10
Maulid Nabi SAW

segala hal yang disampaikan oleh para


penceramah tentang suri tauladan dalam
kehidupan Rasulullah saw.
Bagi kita, memperingati Maulid
(kelahiran) Muhammad Rasulullah SAW,
bermakna secara sadar menelusuri
pekerti agung dari seorang terpilih. Jelas
nasabnya, jujur, amanah, baik pekertinya,
serta penyantun dan pemaaf (pengakuan
Ja’far bin Abi Thalib dihadapan Raja
Najasyi), sebagai uswah hasanah (suri
teladan baik), bagi setiap mukmin yang
percaya kepada Allah dan hari akhir
(QS.33,al-Ahzab:21). Karena, dia diutus
untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam
(QS.21,al-Anbiya’:107).
Muhammad SAW, adalah seorang yang
istimewa. Dia adalah Rasul Allah, pilihan
diantara banyak rasul sebelumnya (QS.3,Ali
Imran:144). Bahkan, menjadi penutup Nabi-
Nabi (QS.33,al-Ahzab:40).
ُ َ
َ ‫ن كَا‬
‫ن‬ ْ ‫م‬
َ ِ‫ة ل‬ٌ َ ‫سن‬
َ ‫ح‬ َ ٌ‫سوَة‬ ْ ‫ل الل ّهِ أ‬
ِ ‫سو‬ ُ ‫م فِي َر‬ ْ ُ ‫ن لَك‬
َ ‫لََقد ْ كَا‬
َ َ
‫ه كَثِيًرا‬ َ ّ ‫خَر وَذ َكََر الل‬ِ ‫م اْل‬َ ْ‫ه َوالْيَو‬
َ ّ ‫جو الل‬ ُ ‫يَْر‬
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah SAW

H. Mas’oed Abidin 11
itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangannya)
hari kiamat dan dia banyak menyebut Allalt
(zikrullah). (Q.S. Al Ahzab: 21)

Makna hakiki dari memperingati Maulid


Nabi SAW haruslah diinsyafi bukan sekedar
seremonial keagamaan semata, namun
hendaklah ditujukan kearah intropeksi total diri
sendiri, guna meningkatkan kualitas hidup
beragama, beribadah, dan bermasyarakat.
REFLEKSI PERINGATAN MAULID, MENELADANI
RASULULLAH SAW
Salah satu refleksi peringatan maulid
adalah mengambil keteladanan Nabi
Muhammad SAW yang telah mengeluarkan
ummat manusia dan lembah kemiskinan harta,
kemiskinan ilmu, kemelaratan mental (akhlak)
maupun spritual (hakekat uluhiyah dan
rububiyah).
Muhammad SAW mengentaskan ummat
dari kemiskinan harta dengan memacu kepada
usaha individu dengan memberi bibit untuk
ditanam bukan menyediakan nasi untuk
dimakan. Petunjuk yang tersirat dalam
beberapa sabda Rasulullah SAW. Di antaranya:
Bekerjalah kamu untuk duniamu seakan-akan-

12
Maulid Nabi SAW

akan hidup selamanya dan berusahalah kamu


untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati
esok hari. (H.R. Ibnu ‘Asakir)
Dalam kehidupannya Rasulullah telah
memberi contoh. Beliau SAW tidak pernah
menolak pengemis yang datang ke rumahnya.
Bahkan sering para pengemis diberi bibit
kurma untuk ditanam sehingga sang pengemis
dapat memberi makan anak cucunya.
Rasulullah SAW sangat menghargai makna
sebuah kerja. Etos kerja Islam merupakan
manifestasi kepercayaan muslim yang memiliki
kaitan dengan tujuan hidup yang hakiki, yaitu
ridha Allah SWT dalam meraih prestasi di Dunia
dan Akhirat.
Nabi Muhammad SAW mendorong
ummat agar tidak miskin ilmu. Beberapa
pesan Rasulullah SAW
mengingatkan, "Barangsiapa yang
menginginkan dunia haruslah dengan ilmu,
dan barang siapa yajig menginginkan akhirat
haruslah dengan ilmu, dan barang siapa yang
menginginkan kedua-keduanya haruslah
dengan ilmu". (H.R. Murrafaqun ‘Alaih). Di atas
semua itu, dengan ilmu yang diredhai Allah

H. Mas’oed Abidin 13
maka seseorang dianggap sebagai pewaris
Nabi, dan dengan ilmu kebahagiaan di dunia
akhirat dapat di raih.
Nabi Muhammad Saw mendorong agar
manusia tidak menjadi miskin mental.
Apabila jiwa atau mental sehat, dengan
sendirinya akan memancar bayangan
kesehatan itu pada perilaku kehidupan sehari-
hari. Risalah Islamiyah adalah suatu anugerah
bagi ummat manusia. Nabi Muhammad SAW
telah berhasil membawa masyarakat jahiliyah
yang miskin mental menjadi masyarakat yang
luhur, berakhlak. memiliki sopan santun dan
tata krama dalam pergaulan dan penuh
peradaban, dengan menghidupkan empat
sikap utama. Pertama, Syaja‘ah artinya berani
pada kebenaran dan takut pada kesalahan dan
dosa. Selanjutnya, Iffah artinya pandai
menjaga kehormatan diri lahiriah dan
batiniyah. Kemudian, Hikmah artinya tahu
rahasia diri dan pengalaman hidup, dan
terakhir adalah ‘Adalah artinya adil walaupun
pada diri sendiri.
Muhammad SAW adalah figur teladan yang
diidolakan kaum muslimin. Setiap langkahnya
yang selalu dibawah kontrol Ilahi adalah

14
Maulid Nabi SAW

mutiara berharga, menjadi landasan


perhitungan akhlak bagi ummatnya, untuk
berbuat dan juga merupakan hukum yang
ditaati.
Tiada seorangpun yang dapat meragukan
keagungan peribadi Rasulullah SAW.
Keperibadian yang dijadikan contoh teladan
dalam segala hal. Rasulullah sebagai seorang
suami yang teladan, sebagai ayah teladan,
sebagai guru teladan, sebagai tokoh teladan,
sebagai abli strategi teladan, sebagai ahli
ekonomi teladan, sebagai pejuang hak-bak
asasi manusia teladan, dan sebagai kepala
negara yang teladan.
Keteladanan yang mampu mengubah
situasi dan kondisi masyarakat. Keteladanan
yang mampu mereformasi sistem dan tatanan
yang ada, ke arah yang lebih baik dan tujuan
yang mulia, yakni baldatun thayyibatun wa
rabbun ghafuur (negeri yanq makmur dan
penuh ampunan Tuhan).
Nilai-nilai keteladanan tersebut hendaknya
menjadi warisan yang paling berharga bagi kita
ummat manusia, tanpa terkecuali. Setiap
langkah yang kita ayunkan, setiap nawaitu

H. Mas’oed Abidin 15
yang kita bulatkan, setiap pernyataan yang
kita ikrarkan dan setiap perbuatan yang kita
lakukan merupakan cerminan dan keteladanan
RasululIah saw. yang mesti diterapkan dalam
kehidupan.
Maka dalam upaya mengikuti ajaran beliau,
setidaknya salah satu dan sifat beliau ada
dalam diri seorang muslim. Dan di antara sifat
mulia yang beliau miliki adalah sifat shidiq.
Karena sifat shidiq ini, Rasulullah SAW. diberi
gelar Al Amin (orang yang dapat dipercaya).
Shidiq (as shidqu) artinya benar atau jujur,
lawan dan dusta atau bohong (al kidzbu).
Seorang muslim dituntut memiliki sifat shidiq;
dalam keadaan benar lahir maupun batin. Sifat
shidiq yang utama dan harus dimiliki adalah
Shidqul qalb, yaitu benar hati atau kejujuran
hati nurani. Kejujuran hati nurani dapat dicapai
jika hati dihiasi dengan iman kepada Allah SWT
dan bersih dan segala macam penyakit hati.
Sifat ini akan mencapai kematangannya
apabila didukung dengan sifat ihsan.
Selanjutnya Shidqul hadits, yaitu benar atau
jujur dalam ucapan dan perkataan. Seseorang
dapat dikatakan jujur dalam perkataan apabila
semua yang diucapkannya adalah suatu

16
Maulid Nabi SAW

kebenaran bukan kebatilan. Di samping itu


perlu ada Shidqul ‘amal, yaitu benar perbuatan
atau beramal shaleh sesuai dengan syari’at
Islam.
Sifat shidiq akan mengantarkan seseorang
ke pintu gerbang kebahagiaan baik di dunia
maupun di akhirat. Karenanya Rasulullah SAW.
memerintahkan setiap muslim untuk bersikap
shidiq dalam segala hal di antaranya dalam
tiga hal di alas. Sebagaimana firman Allah
dalam surat Al Baqarah ayat 177.
Rasulullah saw bersabda: "Hendaklah kamu
semua bersikap jujur, karena kejujuran
membawa kepada kebaikan dan kebaikan
membawa ke surga. Seseorang sang telah
jujur dan mencari kejujuran akan ditulis oleh
Allah sebaqai seorarig yang jujur (shidiq). Dan
jauhilah sifat bohong, karena kebohongan
membawa kepada kejahatan, dan kejahatan
membawa ke neraka. Oranq yang se1a1u
berbohonq dan mencari-cari kebohongan, akan
ditulis oleh Allah sebaqai pembohonq
(kadzdzab)". (HR. Bukhari)
Sifat shidiq adalah “tambang emas” dalam
diri seseorang yang sangat berharga. Dan sifat

H. Mas’oed Abidin 17
inilah yang dijadikan standar kepercayaan
orang lain kepadanya. Apabila seseorang telah
kehilangan sifat shidiq, maka hilanglah arti
dirinya, karena tiada yang mau
mempercayainya. Sikap ini pula yang amat
diperlukan di dalam membangun bangsa dan
negara Indonesia tercinta ini. Allahu a‘lam
bishawab.

18

You might also like