You are on page 1of 14

17

BAB III DESAIN TURBIN Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin MichellBanki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 liter/sec hingga 10 m3/sec dan head antara 1 s/d 200 m.

Instalasi Turbin Crossflow Turbin crossflow menggunakan nozzle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel. Turbin crossflow baik sekali digunakan untuk pusat tenaga air yang kecil dengan daya kurang dari 750 kW. Pembuatan dan pemasangan konstruksi sangat sederhana, dan biaya pembuatan murah. (sumber: hendri168.files.wordpress.com/2009/02/turbin-air-utk-website.doc) Turbin Cross-Flow secara umum dapat dibagi dalam dua tipe ( Meier, Ueli, 1981 ) yaitu : 1. Tipe T1, yaitu Turbin Cross-Flow kecepatan rendah . 2. Tipe T3, yaitu Turbin Cross-Flow kecepatan tinggi. Kedua tipe turbin tersebut lebih dijelaskan oleh gambar 6.

18

Dua Tipe Turbin Cross-Flow (Sumber : Haimerl, L.A., 1960) 1.Elbow 2. Poros katup 3. Katup 4. Nozel 5. Runner 6.Rangka pondasi 7.Rumahturbin 8. Tuup turbin 9. Poros runner Model Rakitan Turbin Cross-Flow (Sumber : Haimerl, L.A., 1960) Desain Runner dan Poros Utama (Hub, Shaft, Vane Geometry Etc) Q (debit) yang digunakan 2,8 m3/s Head (ketinggian) efektif yang direncanakan 16,32 m Pt =.g.h.t Pt =1000 x 9,81 x 2,8 x 16,32 x 0,6 Pt = 268.966,66 W Runner = 268,97 kW

Runner Turbin Crossflow (Sumber : Bachtiar, Asep Neris. 1988) menggunakan persamaan-persamaan yang digunakan Mockmore (1949) dan Barglazan (2005) sehingga didapatkan hasil-hasil sebagai berikut:

19

Kecepatan aliran masuk V1

V1 = 17,54 m/s Kecepatan keliling aliran (U1)

U1 = 8,43 m/s Putaran turbin Crossflow (Kpordze and Warnick, 1983)

Ketinggian yang digunakan adalah 16,32 meter Sehingga = 125,3

n = 250 rpm Diameter turbin luar (D1)

D1 = 0,66 m

= 66 cm

20

Diameter turbin dalam (D2)

D2 = 0,44 m Lebar sudu turbin

= 44 cm

= 0,54 m

= 54 cm

Perhitungan aliran air yang masuk kedalam runner Luas Penstock (jet) (Mockmore .C.A : 17)

= 0,16 m2 =16 cm2 Ketebalan semburan air (So)

= 0,30 m

= 30 cm

Jari-jari Kelengkungan sudu ()/jari-jari sudu

= 0,12 m Jarak antara sudu turbin Ketebalan sudu (S1)

= 12 cm

21

=0,057 m Jarak antara sudu (t)

= 5,7 cm

= 0,12 m Jumlah Sudu Turbin

= 12 cm

=16 Jarak diameter luar dan diameter dalam pada runner A= 0,17*D1 (Mockmore .C.A: 18) = 0,17*66 = 11,2 cm Perhitungan berat runner Sebagai dasar pertimbangan bahan sudu harus memenuhi ketentuan seperti, tahan korosi, mudah di las dan mudah didapat dipasaran bebas, bahan sudu dipilih plat baja SUS 305 (JIS G 4303) yang mempunyai kekuatan tarik (b) 85 kg/mm2 Tebal Runner Blade (Sz)

= 3,34 mm Panjang busur

22

=68o

-jari sudu

=14,23 cm Volume tiap sudu Vst = t . B . L (Moh. Taib Sutan Sati : 368) Dimana:Vst = volume tiap sudu (cm3) t = tebal plat sudu = 0,6 B= panjang sudu/r1 L= panjang busur Vst = 0,6*33*14,23 Berat Sudu Total Gst = Vst . . Z (Moh. Taib Sutan Sati : 368) = berat jenis plat baja = 7,85 kg/dm3 Z = jumlah sudu = 16 buah Gst = 0,282*7,85*16 Berat Disc Volume disc Vd = . D12 . t Dimana: D1 = Diameter luar runner = 660 mm t = tebal disc = 1,5 mm Vd = *6602*1,5 Berat disc Gdt = Vd . . X Dimana: = Berat jenis baja 7,85 kg/dm3 X = Jumlah disk 2 Gdt = 0,163*7,85*2 Poros =2,5 kg = 163350 mm3 =0,163 dm3 =35,4 kg =281,75cm3 =0,282 dm3

23

Bahan poros dipilih Baja Krom Nikel (JIS G 4120) SNC 22 dengan kekuatan tarik (b) = 100 (Kg/mm2) Momen Puntir

Pmax=268,97 kW dan n =250 rpm =77054,53 kg mm Momen Torsi

=1.118.035,12 kg/mm Tegangan yang diizinkan

Ta = tegangan geser yang diijinkan Tb = kekuatan tarik yang diijinkan = 100 kg/mm2 Sf1 = factor keamanan terh adap kelelahan puntir bahan baja ST 42 diambil 3 Sf2 = factor keamanan kekasaran permukaan dankonsentrasi tegangan di ambil 2 =16,7 kg/mm2 Dan diameter poros dapat dinyatakan dengan persamaan

dimana : KT = factor korel asi dari beban tumbukan 1,5 3 diambil 1,5 Cb = fact or beban lenturan 1,2 2,3 diambil 1,2

24

= momen punter

= 85,02 mm Maka diameter poros yang direncanakan adalah = 85 mm Tegangan yang terjadi pada poros Tegangan puntir yang terjadi sebesar :

dimana mt = momen puntir = 77.054,53 kgmm

= 120.522,03 mm

= 0,64 kg/mm2 Perhitungan Kecepatan Liar Dan Putaran Kritis Putaran kritis adalah putaran pada harga tertentu akan terjadi getaran pada poros dan bagian lainya. Untuk itu poros direncanakan sedemikian rupa hingga putaran kritis terendah untuk jarak bantalan tidak boleh lebih dari 2 kali kecepatan liar nya. Kecepatan liar dari turbin adalah kecepatan putar maksimum dari runner bawah 1 head dan tenaga air yang disalurkan ke turbin seluruhnya di rubah menjadi energi kenetik. Kecepatan Liar

dimana : nr = run away speed n = putaran normal turbin = 100 rpn kn= (0,147 * nq + 145)% nq = putaran spesifik turbin = 125 rpm

25

kn= (0,147 * 125 + 145)% = 1,63 Hmax = Head air pada perencanaan 16,32 meter Hnormal = Head air pada head normal 16,32 meter

= 407,5 rpm Putaran Kritis Putaran kritis dapat dinyatakan dengan persamaan :

Dimana Ncr = putaran kritis = 2 x nr = 2 x 407,5 = 815 ds = diameter poros = 85 mm= 0,28 feet

= 3,25 feet Pasak

= 990,6 mm

Bahan Pasak dipilih Baja jenis SNC 2 yang memiliki kekuatan tarik 85 Kg/mm2, dan faktor keamanan sf1 = 6 dan sf2 = 2 Tegangan yang diizinkan (Sularso.1991:8)

= 7,08 Gaya yang bekerja pada pasak (Sularso.1991:25)

26

= 26.306,71 N Tegangan geser yang timbul - tinggi pasak = ds/5 = 85/5 = 17 mm - kedalaman lubang pasak = ds/8 = 85/8 = 10,6 mm 11 mm

Dimana: F = Gaya yang bekerja pada pasak b = lebar pasak = ds/4 = 85/4 21.25 22 mm l = Panjang pasak = ds . 0,75= 85*0,75 = 63,75 64 mm = 18,68 kg/mm2

Desain Guide Vane Fungsi guide vane (sudu anta r) adalah untuk mengatur kapasitas air munuju runner turb in dengan arah dan kecepatan tertentu. Untuk arah kecepatan da n kapasitas air yang munuju runnersepangjang busur jatuhnya tegak lurus. Perencanaan ini pada dasarnya untuk menentukan sudu antar. Radius sumbu sudu antar

dimana : k0 ko = konstanta, direncanakan 0,5 D = diameter sisi keluar runner (mm) = 660 mm = 330 Sudut Profil Sudu Antar ( max )

dimana :

= sudut antara sudu = 230

27

= 280 Diameter Lingkaran Pusat Perputaran (Dz)

Dimana :

Sedangkan untuk : = 0.057

Z1= Jumlah sudu

28

Panjang Sudu Antar/guide vane (L) Panjang sudu antar ditentukan atau sesuai dengan lebar roda jalan (runner): Lebar runner (b1) = 0,54 m = 540 mm Tebal Sudu Antar (e) Tebal sudu antar ditentukan dengan persamaan : e = (0,04 - 0,06). L dimana : L = panjang sudu antar Maka: e = 0,04. 540 =21.6 mm Disain Rumah Turbin dan Bantalan 3.3.1 disain rumah turbin Persamaan konstanta K = R * Cu Dimana : K = konstanta R = jari jari sudu sisi keluar

Jadi R = Cu = kecepatan aliran pada sisi masuk = C max x cos a max Dimana Cmax = kecepatan aliran mutlak

Dimana = factor penyempitan = 0.9

29

D1=diameter luar runner = 0.66 m Q = kapasitas air = 2,8 m3/s b = jarak anar sudu = 0,57 m sedangkan cos
max

= 45 ( sisi masuk )

= 2,59 m/s

Cu = Cmax * cos

max

= 2,59 m/s * cos 45 = 1,84 m/s Perhitungan Draft Tube Pipa hisap (draft tube) adalah suatu tabung atau pipa yang menghubungkan turbin outlet dari jenis turbin reaksi dengan saluran bawah (tail race). Fungsi dari pipa hisap secara umum adalah untuk menyalurkan air yang keluar dari runner turbin ke tail race dengan kehilangan energi sekecil mungkin. Diameter draft tube (Ds)

Cs = kecepatan aliran dalam dr aft tube, dapat dicari dengan persamaan :

=1,07 m/det

= 1,9536 m = 1954 mm Panjang Draft Tube (L) Panjang draft tube ini dapat dinyatakan dengan persamaan : L = [2,5 0,3] *DS L = [2,5 ] *1964 = 4910 mm

30

Diameter sisi keluar Draft tube Diameter draft tube pada sisi luar dapat dinyatakan dengan persamaan : Ds out = 1.2 * Ds Ds out = 1.2 * 1954 = 2356,8 mm

Sistem Pengaturan

Pemilihan Generator Transmisi Mekanikal

You might also like