You are on page 1of 5

PRAKTIKUM DIURESIS HOMEOSTASIS DAN KESEIMBANGAN CAIRAN

1. LANDASAN TEORI Glukosa diserap ke dalam sel epitel usus halus melalui Na+-dependent glucose transporter (SGLT1) dan difusi berkemudahan (facilitated diffusion) (GLUT 5), sedangkan fruktosa diserap ke dalam epitel usus halus melalui difusi (GLUT 5). Dari sel mukosa usus halus, keduanya masuk ke dalam pembuluh darah melalui difusi. Hal ini akan menyebabkan kenaikan osmolaritas plasma. Peristiwa ini akan dideteksi oleh osmoreseptor hipotalamus di hipofisis posterior, yang akan memicu keluarnya vasopresin atau ADH (anti diuretic hormone). Pengeluaran ADH menyebabkan kadar ADH plasma meningkat dan memicu peningkatan reabsorpsi air di tubulus pengumpul. Hal ini berfungsi mencegah pengeluaran air sehingga osmolaritasnya kembali normal. Glukosa tidak ditemukan dalam urin normal, selama kadar gula plasma masih dalam batas yang dapat ditolerir, maka gula akan direabsorpsi di tubulus proksimal. Proses reabsorpsi ini akan menarik air yang ada, sehingga dapat mengakibatkan sedikitnya ekresi urin. Selama kadar glukosa masih wajar dan tidak melampaui ambang ginjal yaitu 375 mg/menit, maka tidak akan ditemukan glukosa dalam urin. Jika kadar glukosa melampaui ambang ginjal maka akan ada glukosa dalam urin. 2. TUJUAN Pada akhir percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat mendefinisikan dan memahami: 1. Konsep homeostasis dan keseimbangan cairan 2 . Mekanisme umpan balik negatif yang mendasari homeostasis 3. Pengaturan imbangan cairan yang diatur oleh ADH (mencakup rangsang -> reseptor -> jaras aferen -> pusat -> jaras eferen -> efektor -> efek) 3. ALAT YANG DIPERLUKAN 1. Air 1 liter

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Air teh 300 cc Air gula 300 cc Gelas plastik penampung urine ukuran 250 cc Gelas ukur Multistix Jam Timbangan badan Sfigmomanometer air raksa

10. Tisu, sarung tangan 11. Ergometer sepeda (Monark) 12. Stopwatch 13. Heart Rate Monitor 14. Pakaian dan sepatu olahraga (khusus untuk perlakuan D) 4. TATA KERJA 1. Golongan A/B masing-masing dibagi menjadi 10 kelompok (8 kelompok perlakuan dan 2 kelompok kontrol) mahasiswa akan melaksanakan 4 macam perlakuan, masingmasing perlakuan dilaksanakan oleh 2 kelompok. 2. Setiap kelompok menentukan satu orang percobaan (O.P.) dengan kriteria jeniskelamin laki-laki, sehat, berat badan, usia dan keadaan hidrasi dalam kisaranrata-rata golongan (A/B) 3. Pagi hari O.P. minum air sekitar 2-3 gelas. Pk. 11.00 O.P. makan siang danminum dibagian ilmu Faal 4. Pukul 12.00 O.P. ditimbang berat badannya.

5.

Kemudian O.P. buang air kecil dan menampung urinnya. Selanjutnya O.P.menjalani rangkaian pemeriksaan berupa: Penimbangan berat badan (usahakan O.P. menggunakan pakaian dansepatu yang sama percobaan berlangsung) Pengukuran tekanan darah lengan kanan dalam posisi duduk Pengukuran berat jenis (BJ), pH, dan kadar glukosa dengan menggunakanmultistix. (cara menggunakan multistix dapat dilihat pada petunjuk di botol multistix)Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-pra.

6.

Pukul 13.00 O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaan yangsama pada no.5. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-0

7. 8.

O.P. menjalani salah satu perlakuan A/B/C/D,sesuai tata cara (lihat lembar selanjutnya). Setelah perlakuan, O.P. buang air kecil dan menjalani rangkaian pemeriksaansesuai no.5 pada menit ke-30, menit ke-60, menit ke-90, dan menit ke-120. Hasil pemeriksaan dicatat pada formulir laporan baris U-30, U-60, U-90, dan U-120.

9.

Setelah menjalani masing-masing perlakuan O.P. tidak diperkenankan makandan minum, serta aktivitas fisik minimal saja.

5.

PERLAKUAN C MINUM AIR GULA: 1. 2. Setelah menampung U-0, O.P. minum 300 cc air teh, dalam waktu kurang dari10 menit. Tiga puluh menit setelah selesai minum O.P. buang air kecil dan melakukanrangkaian sesuai tata cara yang telah dijelaskan pada tata kerja no.8. P-Diur 5. Apa efek yang diharapkan terjadi? Volume air dalam urin meningkat, urin menjadi lebih pekat, dan ditemukannyagula pada urin. Volume urin meningkat akibat tubulus ginjal tidak mampum ereabsorpsi air dikarenakan pekatnya gula yang terkandung dalam air.

6.

HASIL
Waktu pengambilan Volume urin (mL) Periode pengambilan (menit) Laju produksi urin (ml/menit) BJ Warna pH Glukosa Berat Badan (kg) 63, 5 kg 89 menit 0,865 1,02 0 Kuning jernih 6,5 63,5 kg Tekanan darah (mmHg) 110/70 120/90

U-PRA U-0

11.45 13.14

231 mL 77 mL

Pelaksanaan perlakuan U-30' pasca perlakuan U-60' pasca perlakuan U-90' pasca perlakuan

pk. 13.32 pk. 14.02 14.02 32 mL 30 menit 1,067 1,02 0 14.32 18 mL 30 menit 0,6 1,01 0 15.02 16,5 mL 30 menit 0,55 Kuning jernih Kuning jernih Kuning jernih 374,5 mL 6,0 63 kg 110/80 6,0 63 kg 110/80 6,0 63 kg 110/80

Volume urine total dalam 90 menit

7.

DISKUSI Pada percobaan di atas dapat diihat terjadi penurunan ekskresi urin, kemungkinan akbibat adanya glukosa yang menyebabkan reabsorbsi air meningkat, karena kadar glukosa pada gula dapat meningkatkan osmolaritas pada ginjal sehingga kompensasinya adalah dengan meningkatkan reabsorbsi air meningkat. Bisa dilihat juga tidak ada kandungan glukosa pada urin OP ada kemungkinan kadar glukosanya tidak melebihi ambang batasnya yaitu sekitar 375 mg/menit, tapi harus diperhatikan juga apakah OP sebelumnya sudah makan belum, karena bila kadar glukosa OP sebelumnya sudah rendah akibat belum makan, maka air gula tersebut justru mengganti kadar glukosa pada tubuh yang menuurun akibat belum makan. Bisa dilihat juga warna urin masih jernih meskipun seharsnya agak pekat karena glukosa meningkatkan reasorsi air meningkat, ada kemungkinan kadar glukosa pada gula masih di bawah ambang ginjal atau bisa juga OP kadar glukosa sebelum perlakuan sudah rendah akibat belum makan.

8.

KESIMPULAN

Dari percobaan di atas dapat disimpulkan glukosa dapat mempengaruhi ekskresi urin dengan meningkatkan reabsorbsi air sehingga volune urin menurun.

You might also like