You are on page 1of 4

1.

Perkembangan agama hindu pada zaman veda Zaman ini dimulai dan datangnya Bangsa Arya, + 2500 SM ke India, dengan menempati lembah Sungai Sindhu yang dikenal dengan nama Punjab (daerah lima aliran sungai). Bangsa Arya tergolong ras Indo Eropa yang terkenal sebagai Bangsa yang gemar mengembara tetapi cerdas, tangguh dan trampil. Selanjutnya pada zaman ini merupakan zaman mulainya penulisan Wahyu suci yang pertama yaitu Reg Veda. Kehidupan beragama pada zaman ini didasarkan atas ajaran-ajaran yang tercantum pada Veda Samhita, yang lebih banyak menekankan pada pembacaan perafalan ayat-ayat Veda secara oral, yaitu dengan menyanyikan dan mendengarkan secara berkelompok. Veda adalah kitab suci Agama Hindu yang dturunkan oleh ida Sang Hyang Widhi Wasa kepada umat Hindu melalui para Rsi (Sapta Rsi) yaitu Rsi Grtsamada, Rsi Viswamitra, Rsi Atri, Rsi Bharadvaja, Rsi Vasistha, Rsi Kanva dan Rsi Vamadeva. Selanjutnya setelah wahyu tersebut diterima, maka atas jasa Maharsi Vyasa dan empat orang muridnya membukukan wahyu tersebut menjadi empat bagian yang sampai sekarang dikenal dengan nama Catur Veda, terdiri dari: a. Maharsi Pulaha membukukan Reg Veda Reg Veda, merupakan kitab tertua dan terpenting. Isinya dibagi atas 10 Mandala, menunjukkan kebenaran yang mutlak. Mantranya terdiri dari 10.552 yang diucapkan untuk mengundang, mendekatkan Tuhan dan manifestasinya yang dipuja agar hadir pada saat upacara Pengucapan mantra adalah pemimpin upacara yang disebut Hotr.

b. Maharsi Jaimini membukukan Sama Veda Sama Veda, isinya diambil dan Reg Veda, kecuali beberapa nyanyian suci yang dinyanyikan pada saat upacara dilakukan. Jumlah mantranya terdiri atas 1.875. Yang menyanyikan lagu pujaan ini disebu Udgatr.

c. Maharsi Vaisampayana membukukan Yajur Veda Yajur Veda, terdiri dan 1.975 mantra, berbentuk prosa yang isinya berupa rafal dan doa pengucapannya adalah pemimpin upacara bernama Adhvaryu pada saat pelaksanaan upacara korban. Fungsi rafal adalah bukan memuja para Dewa melainkan mengubah upacara korban yang dipersembahkan menjadi makanan yang

dapat diterima oleh para Dewa dengan pengucapan berulang-ulang disertai dengan menyebutkan nama manifestasi Dewa yang hendak dihadirkan.

d. Maharsi Sumantu membukukan Atharva Veda Atharva Veda, terdiri dan 5.987 mantra berbentuk prosa yang isinya berupa mantramantra yang kebanyakan bersifat magis, yang memberikan tuntunan hidup seharihari berhubungan dengan keduniawian seperti tampak dalam sihir, tenung, pedukunan. Isi sihir-sihir dimaksud bertujuan untuk menyembuhkan orang-orang sakit, mengusir roh-roh jahat, mencelakakan musuh dan lain sebagainya.

2. Perkembangan Agama Hindu di India pada zaman Brahmana Jaman ini merupakan awal munculnya kitab Brahmana yang merupakan bagian dan Veda Sruti yang disebut Karma Kanda. Kitab ini memuat himpunan doa-doa serta penjelasan upacara korban dan kewajiban keagamaan. Oleh karena itu keberadaan umat Hindu pada jaman Brahmana ini didomininasi oleh pelaksanaan upacara keagamaan dalam bentuk upacara korban. Unsur-unsur upacara yang ada dalam kitab Veda dikembangkan secara luas dalam kitab Brahmana. Kalau dibandingkan dengan zaman Veda umat memohon berkah pada para Dewata melalui upacara korban, tetapi pada zaman Brahmana kedudukan para Dewa dengan kaum Brahmana adalah sejajar, Karena keduanya diangap sebagai penentu keberhasilan upacana korban. Perkembangan Agama Hindu pada Jaman Brahmana mi merupakan peralihan dan zaman Veda ke zaman Brahmana. Kehidupan orang-orang pada zaman mi betul betul berpusat pada keaktifan rohani terutama dalam bentuk upacara korban.

Secara lengkap ciri-ciri zaman Brahmana sebagai berikut : a. Upacara korban/Yadnya mendominir kegiatan umat Hindu. b. Para Brahmana menjadi golongan yang paling berkuasa. c. Munculnya perkembangan kelompok-kelompok masyarakat yang sangat tajam dengan berjenis-jenis pasraman. d. Dewa-Dewa menjadi berkembang fungsinya. e. Munculnya bermacam-macam kitab Sutra atau kitab penuntun pelaksanaan upacara korban.

3. Perkembangan Agama Hindu di India pada zaman Upanisad Zaman Upanisad ini merupakan reaksi terhadap yang terjadi pada zaman Brahmana. Dimana sejalan dengan berjalannya waktu, Agama Hindu terus berkembang yang meskipun pada akhirnya umat terpecah mengikuti aliran yang berbeda, yang secara keseluruhan disebut aliran Nawa Darsana, yaitu enam aliran tergabung dalam kelompok Astika (kelompok yang masih menerima Veda sebagai kitab suci Agama Hindu) dan tiga aliran tergabung dalam kelompok Nastika (kelompok yang menolak Veda sebagai kitab suci Agama Hindu). Aliran Nastika inilah secara otomatis keluar dan Agama Hindu sedangkan Aliran Astika tetap mengikuti Agama Hindu dan kembali pada Veda sebagai sumber segalanya bagi umat Hindu secara keseluruhan. a. Kelompok yang tergolong Astika yang disebut Sad Darsana 1. Nyaya 2. Vaisesika 3. Mimamsa V 4. Samkhya 5. Yoga 6. Vedanta

b. Kelompok yang tergolong Nastika meliputi: 1. Buddha 2. Carvaka 3. Jaina

4. Jaman Wiracaritra Jaman ini adalah jaman yang penting dalam sejarah perkembangan agama Hindu di India. Pada waktu itu India mengalami krisis politik, hal ini sempat mempengaruhi kehidupan keagamaan. maka mulai banyak timbul pemikir/ahli agama yang ingin mengadakan pembangunan dibidang agama, sebagai contoh munculnya aliran Jainaisme dan Budhaisme.

5. Jaman Sutra-Sutra Jaman ini, pembaharuan dibidang agama mulai terasa. Pada jaman ini mulai bermunculan komentar-komentar yang sederhana untuk mempelajari arti dan makna

ajaran Weda, seperti upacara, filsafat, etika dan sebagainya. Untuk upacara korban yang diuraikan secara sistematis, maka timbulah sutra-sutra seperti Kalpa Sutra, dan begitu juga bermunculan sutra-sutra yang lain seperti Sulwa Sutra. Dharma Sutra, Graha Sutra. Selain pembaharuan dibidang upacara juga ada pembaharuan dibidang filsafat seperti Nyaya, Waisesika, Samkhya. Yoga, Mimamsa dan Wedanta.

6. Jaman Skholastik Jaman ini merupakan jaman pemimpin besar sebagai kelanjutan jaman Wiracarita seperti tokoh Ramanuja, Sankara, Madwa. Setelah masuknya pengaruh Islam, mulailah ada gejala-gejala perkembangan baru dalam sejarah agama Hindu, seperti Kabir (1140-1518) yang berusaha memberikan pengaruh agama Hindu dengan agama Islam, dan mencoba untuk menjadikan agama Hindu dan agama Islam saling mempengaruhi. Ajarannya dikemudian hari menjadi salah satu sumberajaran Nanak (1469-1538) sebagai pendiri agama Sikh.

You might also like