You are on page 1of 41

LAPORAN PENDAHULUAN ( LP ) A.PENGERTIAN I.

Pengertian Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang di tandai oleh kenaikan glukosa dalam darah.Jika telah berkembang penuh,secara klinis maka diabetes melitus ditandai oleh hiperglikemia puasa,ateroklerosis dan mikro angiopati dan neuropati. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah,glukosa di bentuk dalam hati dan dari makanan yang di konsumsika.Insulin yaitu satau hormone yang di produksi di pankreas,mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan penyimpanannya. II.ETIOLOGI Ada bukti yang menunjukkan bahwa etiologi diabetes melitus bermacam macam,meskipun berbagai lesi dengan jenis yang brbeda beda akhirnya akan mengarah pada inufisiensi insulin,tetapi determinan genetic biasanya memegang peranan penting pada matoritas penderita diabetes melitus. III.MANIFETASI KLINIK Secara umum diabetes melitus di tandai dengan oleh poliuri,polidipsia,penurunan berat badan walaupun trjadi polifagia ( peningkatan nafsu makan )hiperglikemia,glikosuria dan koma.Terjadi bermacam macam kelainan biokimia,tetapi gangguan yang mendasari sebagian besar kalainan trsebut adalah penurunan pemasukan glukosa ke dalam berbagai jaringan perifer dan peningkatan pembebasan glukosa ke dalam darah sirkulasi dan hati ( peningkatan glukogenesis hati ).Dengan demikian terjadi kelebihan glukosa eksternal dan pada banyak sel defisiensi glukosa intra sel,suatu situasi yang disebut sebagai kelaparan di tengah lumbung beras.Juga trjadi penurunan pemasukan asam sam amino ke dalam otot dan penigkata lipolisis. IV.TIPE TIPE DIABETES MELITUS Secara umum diabetes melitus terdiri atas beberapa tipe yakni : 1.Tipe I ( diabetes melitus tergantung insulin ) 2.Tipe II ( diabetes melitus tidak tergantung insulin ) 3.Tipe DM yang terkait dengan sindrom malnutrisi. 4.DM yang berkaitan dengan sindrom lain seperti pankreatitis kelainan hormonal,atau obat obat seperti glukokortikoid. 5.Diabetes gestalioral yang timbul secara kehamilan.

V. PENCEGAHAN a.Pencegahan primer Yang menjadi sasaran adalah orang orang yang belum sakit artinya mereka masih sehat sehingga semua pihak harus mempropagandakan pola hidup sehat & menghindari pola hidup beresiko.Kampanye makanan sehat denagan pola makan pada anak anak sekolah,juga berat badan tidak gemuk dengan olah raga teratur. b.Pencegahan skunder pencegahan ini di lakukan untuk mencegah timbulnya komplikasi,yakni kadar glukosa darah harus selalu terkendali di samping itu tekanan dan kadar lipid juga harus normal. VI KOMPLIKASI 1.PJK 2.Hipertensi 3.Buta VII. PENATALAKSANAAN Tujuan utama penatalaksanaan / terapi diabetes adalah mencoba menormalkan aktivitas insuli & kadar glukosa darah dalam upaya untuk mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.Tujuan terapeutik pada setiap tipe deiabetes melitus adalah mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadinya gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada 5 komponen dalam penetalaksanaan DM : 1.Diet,penderita DM ditujukan untuk mengatur jumlah kalori & karbohidrat yang di makansetiap hari. 2.Latihan,latihan fisik atau bekerja juga mempengaruhi pengaturan kadar gluosa darah penderita diabetes. 3.Pemantauan. 4.Terapi ( jika perlu ) 5. Pendidikan ( penyuluhan ) mengenai pola hidupsehat. VIII.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1.Glukosa darah : meningkat 200 100 mg / dl atau lebih. 2.Aseton plasma ( keton ) : + secara mencolok. 3.Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkat. 4.Osmolalitasserum : meningkat,tetapi biasanya kurang dari 330 M osm / I 5.Elektrolik : - Natrium : mungkin normal ,meningkat atau menurun - Kalium : normal atau ada peningkatan semu,selanjutnya menurun - Fosfor : lebih sering menurun 6.GDA : biasanya menunjukkan Ph rendah dan penurunan HcO3. 4. Gagal ginjal 5. Gangren 6.Stroke.

- Trombosit darah : HT mungkin meningkat ( dehidrasi ) - Insulin darah : mungkin menurun sampai tidak ada ( pada tipe I ) - Pemeriksaan fungsi tiroid : peningkatan aktivitashormone tiroid dap[at meningkatkan glukosa darah. - Urine : gula dan aseton positif.

B.PROSES KEPERAWATAN 1.Diagnosa Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake menurun Kelemahan b/d penurunan produksi energi metabolic Kekurangan volume cairan tubuh b/d hiperglikemia Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik Ansietas b/dperubahan status kesehatan 2.Intervensi dan Implementasi 1.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/ d intake menurun Tujuan : klien menunjukkan nutrisi yang adekuat. Intervensi : 1.Timbang BB setiap hari / sesuai indikasi Rasional : mengkaji pemasukkan makanan yang adekuat ( absorsi dan utilisasi ) 2.Tentukan program diet dan pola makan klien. Rasional : mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dan kebutuhan treapeutik. 3.Auskultasi bising usus,catat adanya nyeri abdomen / perut kembug,mual muntah. Rasional : hiperglekimia dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurukan motilitas/ fungsi lambung yang akan mempengaruhi pilihan intrvensi. 4.Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan ( nutrein ) dan elektrolit dengan segera jika klien dapat mentoleril melalui oral. Rasional : pemberian makanan melalui oral lebih baik jika klien sadar dan fungsi gastrointestinal baik. 5.Indikasi makanan yang disukai / kehendaki termasuk kebuthan etnik/cultural. Rasional : jika makanan yang disukai klie dapat di masukkan dalam pencernaan makanan,kerja sama ini dapat di upayakan setelah pulang. 2.Kelemaha b/d penurunan produksi energi metabolik Tujuan : klien mentakan peningkatan energi Intrvesi : 1.Diskusikan dengan klien kebuthan akan aktivitas Rasional : pendidikan dapat memberikan motivasi untuk menigkatkan tigkat aktivitas meskipun klien sangat lemah. 2.Beri aktivitas alternative dengan periode istirahat yang cukup /tanpa diganggu Rsaional : mencegah kelelahan yang berlebihan.

3.Pantau nadi,frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum / sesudah melakukan aktivitas Rasional : mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis 4.Diskusikan cara menghemat kaloris selama mandi ,berpidah tempat Rasioal : klien akan dapat melakukan kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energi pada setiap kegiatan 5.Tingkatkan partisipasi klien dalam melakukan aktivitassehari hari sesuai dengan yang dapat di toleransi Rasioal : meningkatkan kepercayaan diri/ harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi klien. 3.Kekurangan volume cairan b/d hiperglikemia Tujan : hidrasi adekuat ,dibuktikan dengan nadi perifer teraba,turgor kulit baik. Intrvensi : 1.Dapatkan riwayat klien / orang terdekat sehubungan dengan lamanya / intensitas dari gejala seperti muntah,pengeluaran urine yang berlebihan. Rasional : membantu dalam memperkirakan kekurangan volume total. 2.Pantau TTV,catat adanya perubahan TD ortostatik. Rasional : hipovolemi dapat dimanefestasikan oleh hipotensi dan takicardi. 3.Pola afas seperti kusmaul / pernafasan yang berbau keton Rasional : paru paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernafasan yang menghasilkan kompensasialkalosis respiratoris terhadap ketoasidosis 4.Frekuensi dan kualitas pernafasan ,penggunaan obat bantu nafas,dan adanya periode apnea dan muculnya sianosis. Rasional : koreksi hiperglekimia dan asidosis akan menyebabkan pola dan frekuensi pernafasan mendekati normal 5.Suhu,warna kulit,dan kelembabannya. Rasional : meskipun demam,menggil dan diaforesis mrupakan hal yang umum terjadi pada proses infeksi. 4.Penurunan kemempuan ADL b/d kelemahan fisik Tujuan : klien mengatakan kebutuhan ADLnya tidak dibantu lagi Intrvensi : 1.Kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas klien tiap hari Rasional : mengetahui kemampuanya dan membantu yang klien belum mampu melakukan sendiri. 2.Berikan suport untuk melakukan aktivitas Rasional : dengan support,klien merasa diperhatikan,aktivitas yang ringan dan beretahap mencegah terjadinya kerja jantung yang meningkat.

3.Libatkan keluarga dalam membantu ADLklien Rasional : melibatkan keuarga untuk berperan aktif alam membantu ADL sehingga klien merasa diperhatikan. 5.Ansietas b/d perubahan status kesehatan Tujuan : klien mengatakan tidak cemas Intrvensi : 1.Bina hubungan saling percaya antara klien,keluarga dan tenaga kesehatan. Rasional : agar mau menerima keberadaan perawat yang akan menolongnya. 2.Dorong klien untuk mengungkapkan perasaanya Rasional : untuk mengetahui msalah yang dialami klien sebagai dasar untuk melakukan tindakan selanjutnya. 3.Bantu klien untuk meningkatkan mekanisme koping Rsional : dapat meningkatkan kepercayaan diri klien dalam menghadapi masalah yang dialaminya. 4.HE kepada klien tentang penyakitnya bagaimana mencegah dan merawatnya. Rsional : agar klien mengerti tentang penyakitnya dan timbulnya penyakit dan merawat diri sendiri.

PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM DM

Kerusakan sel sel B langerhans Defisiensi insulin Hiposis oleh hati Asam lemak meningkat Glukosa darah meningkat Kelemahan Badan keton meningkat Poliuri Dehidrasi Mual Kekurangan volume cairan Anoreksia Intake menurun meningkat Nutrisi kurang dari kebutuhan pola nafas Intake menurun Gangguan Asidosis Muntah Respirasi Transports glukosa darah ke sel menurun Glukosa intra sel menurun

ASUHAN KEPERAWATAN SISTEM PENCERNAAN KLIEN An A DENGAN GEA DI RUANG PERAWATAN ANAK RS PELAMONIA MAKASAR. No.Register Tgl masuk Tgl pengkajian DX I.DATA BIOGRAFI A.Identitas klien Nama Alamat Kawin / belum kawin Pendidikan Agama Pekerjaan Umur Jenis kelamin Suku / Bangsa Rencana terapi : An A : Jl.Singa No.32 :: : Islam : : 2 tahun : Perempuan : bugis : Infus KA EN 3 B Contrimoxzole 3 x 1 Oralit B.IDENTITAS ORANG TUA 1.ayah Nama Usia Pendidikan Agama Alamat 2.ibu :A : 38 tahun : SD : islam : Jl.singa No.32 : 126636 : 16/12/06 : 18/12/06 : GEA

Nama Usia Pendidikan Agama Alamat a.Keluhan utama

:M : 25 tahun : SD : islam : Jl.singa No.32 : BAB 6 7 x / hari pelamonia di UGD dan oleh dokter di anjurkan untuk di opname.

II.RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI. b. Riwayat keluhan utama : Dialami sejak dua hari yang lalu,orang tua klien membawanya ke rumah sakit 1..faktor pencetus : 2.sifat keluhan : terus meerus 3.lokasi dan penyebaran : Daerah abdomen 3.Upaya yang dilakukan keluarga : membawa kerumah sakit. 4.Hal hal yang meringankan : istirahat dan minum obat - Yang memperberat Infus KA EN 3 B 30 tts/i Contrimoxzole 3 x 1 c.Riwayat penyakit sebelum msuk rumah sakit. Keluhan dirasakan pada tanggal 14 12 2006 dirumahnya setelah mengkonsumsi makanan yang kurang brsih.Klien BAB 6 - 7 x / hr dan muntah - muntah disertai sakit perutnya d.Penyakit kesehatan yang lalu : 1.pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dengan penyakit yang sama. 2.panas dan batuk sebelumnya 3.tidak ada riwayat transfusi 4.tidak ada riwayat alergi 5.tidak pernah mengalami kecelakaan. :5.Pertolongan obat yang diberikan :

e. Riwayat Kesehatan Keluarga Genogram 45 43 49 50

35

30

40

35

23

20

18

15

38

25

Keterangan : : laki laki dan perempuan yang sudah meninggal. : Klien : laki laki dan perempuan yang masih hidup : garis perkawinan : garis keturunan : garis tinggal serumah - Tinggal serumah dengan klien tidak ada yang menderita penyakit kronis yan gmenular - Saudara bapak dan ibu klien masih hidup semua G I : saudara bapak dan ibu klien masih hidup semua. G II : klien merupakan anak ke 3

III RIWAYAT IMUNISASI 1.BCG 2.DPT ( I,II,III ) 3. polio ( I,II.III ) 4 Campak 5.Hepatitis IV.PEMERIKSAAN FISIK a.status kesehatan Kesadaran KU : composmentis : BAB 6 -7 x/hr dan muantah - muntah TB : 70 cm

b. BB selama sakit : 5 Kg c. TTV : TD : S : 38 C : elastis d.keadaan kulit Turgor

BB sebelum masuk rumah sakit : 5,2 Kg N : 80 x/i P : 24 x/i

Kebiasaan perawatan kulit Warna kulit : sawo matang e. Kepala Rambut

: mandi

Distribusi merata,tidak alopesia,warna rambut bereuban Keadaan kulit rambut tidak berketombe Tidak ada massa,nyeri tekan,luka riwayat trauma f.Muka Inspeksi Simetris kiri dan kanan Ekspresi wajah murung Palpasi Tidak ada nyeri tekan g.Mata Inpeksi Palpebra : tidakada oedema,tidak ada radang Sclera tidak icterus,conjungtiva pucat,pupil isokor kiri / kanan

Tidak ada penonjolan bola mata Palpasi Tekanan bola mata tidak ada Penglihatan tidak kabur h.Hidung Inpeksi Polip tidak ada,septum tidak bengkok,tidak ada secret,dan ada radang. Palpasi Tidak ada nyeri pada sinus maxilaris,sinus frontalis,sinus ethomoidalis i.Telinga Inpeksi Canalis bersih,tidak ada serumen,tidak ada nanah. Tidak memakai malat bantu. Pendengaran baik. j.Rongga mulut Inspeksi 1.Gigi Keadaan gigi : tidak caries,sebagian gigi tanggal Tidak memakai gigi palsu 2.Gusi Gusi berwarna merah muda,tidak perdarahan. 3.Lidah tidak kotor 4.Mulut / bibir Tidak pucat,tidak pecah pecah dan tidak kering k.Leher Inspeksi Kelenjar tyroid tidak nampak membesar Palpasi Arteri karotis berdenyut Kelenjar tyroid tidak teraba membesar Vena jugularis tidak ada bendungan dan pembesaran. l.Ketiak Inspeksi Tidak nampak pembesaran getah bening

Palpasi Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening. m.Thoraks dan paru Inspeksi Bentuk dada normal chest,tidak ada kelainan,frekuensi pernafasan 24 x / i Pengembangan dada mengikuti gerak nafas. Palpasi Vocal premitus terdengar sama di semua lapang paru kiri dan kanan. Tidak ada massa dan nyeri Auskultasi Bunyi pernafasan : vesikuler/ broncho vesikuler Bunyi tambahan : tidak ada Perkusi Sonor pada semua lapang dada n.Jantung Inspeksi Tidak nampak pembesaran jantung,denyut nampak normal Palpasi Ictus cordis teraba pada ICS 4 5 sisi dada kiri Perkusi Pekak,pembesaran jantung tidak ada,terdapat pekak pada daerah ICS 3 4 mid clavikularis kiri,dan ICS 2 4 parasternalis kiri dan kanan Asukultasi BJ I : menutupnya katup mitral trikupidalis Terdengar pada ICS 4,5 BJ II : menutupnya katup aorta pulmunal Terdengar pada ICS 2,3 H.Rate : 80 x/i o.Abdomen Inspeksi Perut nampak datar,tidak membuncit / membusung Tidak nampak bekas luka Auskultsi Bising usus terdengar

Peristaltik usus :36 x/ i Perkusi Tympani pada semua kuadran Palpasi Tidak ada pembesaran pada hepar dan lien p.Genetalia dan anus Menurut ibu klien ada iritasi q.Ekstremitas 1.Ekstremitas atas Inspeksi Simetris kiri dan kanan Tidak ada oedema Tidak ada lesi Tidak ada tremor Tidak berkeringat Palpasi Ada nyeri tekan Tidak ada mati rasa. Perkusi Biceps kiri / kanan : +/+ Triceps kiri / kana : +/+ 2.Ekstremitas bawah Inspeksi Simetris kiri / kanan Tidak ada oedema Tidak ada lesi Tidak ada tremor Tidak berkeringat. Palpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak hilang rasa r.Pemeriksaan penunjang 1.Hasil LAB : yidak dikaji 3.Pola kegiatan sehari hari

a.Nutrsi 1.kebiasaan Pola makan : nasi,sayur,lauk pauk,kadang susu Frekuensi : 3 x sehari : tidak ada : tidak spesifik Nafsu makan : baik Makanan pantangan Jenis makanan yang disukai 2.perubahan selama sakit Pola makan : bubur, sayur,lauk pauk. Frekuensi makanan Nafsu makan Makanan pantangan b.Eliminasi 1.BAK a.kebiasaan Frekuesnsi Warna Jumlah Bau : 2 3 x sehari : kunig : 700 1500 ml : amoniak : 3 x sehari : makanan yang keras : selera makan berkurang

Tidak ada alergi terhadap makanan

Jenis minuman air putih : 1700 cc

b.perubahan selama sakit Frekuensi : 5 6 x sehari Warna Jumlah Bau 2.BAB a.Kebiasaan Konsistensi Warna Frekuensi Konsistensi Warna : lembek : kuning : 3 x / hari : lembek : kuning : kuning : 700 1500 ml : amoniak

b.Perubahan selama sakit

Frekuensi Tidak dikaji d.Istirahat dan tidur Kebiasaan

: 6 - 7 x / hari

c.Olah raga dan aktivitas

Tidur malam : jam 21.00 05.30 Tidur siang : jam 10.00 14.00 Hal yang membantu atau pengantar tidur adalah suasana tenang Perubahan selama di rumah sakit Tidur malam tidak menentu jam 22.00 03.30 Tidur siang tidak menentu jam 14.00 15.30 e.Hygiene Kebiasaan Mandi pakai sabun 3 x sehari Cuci rambut 1 2 x / hari Perubahan selama dirumah sakit Mandi dengan sabun Frekuensi : 2 x/ hari Frekuensi : 3 x/hari 3.Pola interaksi sosial Orang yang terdekat dengan klien adalah ibunya 4.Keadaan psikososial selama sakit Tidak di kaji 5.Spiritual Tidak dikaji 6.Perawatan dan pengobatan Istirahat di tempat tidur. Infus RL 28 tts/i Contrimoxozole sirup 3x1

KLASIFIKASI DATA DATA SUBJEKTIF Ibu klien mengatakan anaknya BAB 6 7 x /hr dan muntah muntah 2 -3 x /hr Ibu klien mengatakan anaknya selera makan berkurang Ibu klien mengatakan lemah Ibu klien mengatakan tidak pernah mandi Ibu klien mengatakan kurang tidur DATA OBJEKTIF TTV TD : N : 80 x/i S : 38 C P : 24 x / i

Ekspresi wajah tampak pucat Klien nampak lemah Porsi makan tidak di habiskan ( porsi ) Ibu klien nampak cemas dan kawatir Mata cekung Turgor kulit tidak elastis

ANALISA DATA

No 1. DS :

DATA

PENYEBAB Gangguan metabolisme usus hipoperistaltik / hiperperistaltik Kuman berkembang biak dalam usus Stimulasi usus untuk mengeluarkan toksin Mobilitas usus meningkat Diare Defisit volume cairan dan elektrolit

MASALAH Defisit volume cairan.

Ibu klien mengatakan anaknya BAB 6- 7 x/hr dan muntah muntah 2 3 x/hr Ibu klien mengatakan anaknya malas makan. DO : Turgur kulit kurang elastis Klien nampak lemah Mata cekung TTV : T:N : 80 x/ i S : 38 C P : 24 x/i

2.

DS : Klien mengatakan selera makan berkurang DO : Klien nampak lemah Porsi mmakan tidak dihabiskan ( ) porsi

Peristaltik usus meningkat Merangsang mukosa lambung Peningkatan asam lambung Mual,muntah Nafsu makan berekurang Intake tidak adekuat

Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

Motilitas usus meningkat 3. DS : Ibu klien mengatakan anaknya tidak pernah mandi DO : BAB 5 7 x/hr Nampak merah disekitar anus Turgor kulit kurang elastis Gangguan integritas kulit Iritasi perinial

Risiko gangguan integritas kulit

PRIORITAS MASALAH

1.Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit b/d intake menurun dan rasa mual ,ditandai dengan : DS : Klien mengatakan mual Klien mengatakan selera makan berkurang DO : Klien nmapak lemah Potsi makan yang tidak di habiskan ( porsi ) GDS : 350 mg/dl TTV : T : 140/ 90 mmHg P : 24 x /i N : 80 x/ i S : 38 C 2.Kekurangan volume cairan b/d hiperglikemia,ditandai dengan : DS : Klien mengatakan selalu haus DO : Klien nampak lemah Porsi makan porsi yang di habiskan TTV : T : 140/90 mmHg P : 24 x/i N : 80x/i S : 38 C BB sebelum sakit : 56 Kg BB selama sakit : 54 Kg TB : 162 cm

3.Kelemahan b/d penurunan energi metabolic,ditandai dengan : DS : Klien mengatakan lemah Klien mengatakan kebutuhanya dibantu DO : Klien nampak lemah TTV : T : 140/90 mmHg N : 80 x/i S : 38 C P : 24 x/i 4.Ansietas b/d terjadinya perubahan status kesehatan ,ditandai dengan : DS : Klien sering menanyakan penyakitnya Klien mengatakan lemah DO : Klien nampak lemah Wajah klien murung Klien tampak cemas

ASUHAN KEPERAWATAN Nama Umur Jenis kelamin Alamat DX.Medik : An A No.Register : 2 tahun Tgl MSR : 16/12/06 : perempuan Tgl pengkajian : 18/12/06 : Jl.Singa No.32 : GEA RENCANA KEPERAWATAN INTERVENSI 1.kaji dehidrasi klien berat tingkat membantu : 126636

TUJUAN NO DX KEPERAWATAN 1. Gangguan keseimbangan Keseimbangan cairan dalam cairan b/dkehilangan cairan tubuh terpenuhi dengan yang ditandai dengan : DS : Ibu Ibu klien klien anaknya BAB 5 6 x / hr anaknya malas makan. DO : Turgor elastis Klien nampak lemah TTV : T:N : 80 x/i S : 38 C P : 24x/i kulit kurang kreteria :

RASIONAL mengetahui ringhannya dehidrasi & dalam

tingkat 1.untuk

Intake dan out put seimbang mengatakan BAB normal 3 x/ hr Klien nampak baik 2 observasi TTV mengatakan Turgor kulit elastis

tindakan selanjutnya. 2.untuk tigkat cairan dala, mengetahui kehilangan kebutuhan melakukan

cairan dan membatu tindakan selanjutnya. 3.anjurkan kepada 3.membantu ibu klien untuk mengembalikan cairan tetap sesering mungkin memberi yang hilang akibat yang dapat minuman / ASI output berlebihan. 4.infus

memenuhi 4.penatalaksanaan pemberian cairan dalam tubuh.

cairan

5.pemberian antibiotik dapat mengahambat

5. penatalaksanaan & membunuh kuman pemberian obat mikroorganisme antibiotik. penyebab infeksi.

2.

Gangguan nutrisi tidak dengan : DS :

pemenuhan kurang dari Kebutuhan nutrisi terpenuhi ditandai Klien tidak lemah Klien tidak lemah Nafsu makan meningkat di habiskan. 1.kaji pola makan 1.untuk klien dasar awal 2.beri makan dan 2. minum sedikit sering / tapi dalam 3.untuk status hari mengetahui nutrisi & BB memenuhi agar pemenuhan informasi perencanaan

kebutuhan b/d intake yang dengan kreteria : adekuat

Ibu klien mengatakan Porsi makan yang di berikan anaknya malas makan DO : Klien nampak lemah Porsi makan porsi yang di habiskan TTV : N : 80 x / i S : 38 C P : 24 x/i BB sebelum sakit : 5,2 Kg BB selama sakit : 5 Kg 4. 3. Gangguan integritas kulit b/d BAB terus menerus di Integritas kulit terpelihara tandai dengan : DS : dengan baik dengan kreteria : ASI nutrisi dapat terpenuhi

keadaan hangat

3. timbang BB tiap mengetahui setelah tindakan 4.untuk

kebutuhan nutrisi & anjurkan pada mencegah rasa bosan ibu klien dengan pada memberi rasa bervariasi sehingga makanan dengan nafsu makan. makanan menambah

Ibu klien mengatakan Anus tidak lecet

anaknya tidak pernah Anus tidak gatal gatal mandi DO : BAB 5 6 x/ hr TTV : Nampak merah disekitar anus Turgor kulit tidak elastis 2.anjurkan ibu klien anaknya segera bersihkan diberi talk 4. 3.ajurkan kepada 3.mencegah terjadinya kenyamanan 4.untuk mencegah sehingga nasokomial trjadinya kontaminasi 4.anjurkan pada kuman ibu klien untuk infeksi sebelum sesudah melakukan tindakan Ansietas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakit anaknya ditandai dengan : DS: Ibu klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan Kecemasan ibu berkurang dengan kreteria : Ekspresi wajah tenang & rileks Ibu tidak cemas dan khawatir lagi 1.beri 1.agar ibu klien dapat mengerti kan penyakit anaknya & ras cemas berkurang. 2.agar ibu klien bisa penjelasan yakin bahwa penyakit bisa di proses sembuhkan dan 3.untuk menimbulkan kepada ibu klien anaknya tentang penyakit pengobatan & ibu klien untuk infeksi & menbantu memelihara personal hygien merah Turgor kulit nampak baik 1.kaji kerusakan prioritas kulit tingkat 1.untuk adanya kulit,untuk menentukan intervensi selanjutnya. pada 2. untuk mencegah bila anus tidak lecet,dan BAB tidak terjadi infeksi di dan mengetahui jaringan

dikeringkan dan

mencuci tangan dapat dicegah

anaknya. DO : Ibu klien nampak cemas & khawatir

anaknya 2.brei untuk anaknya

kepercayaan keluarga nyaman. motivasi 4.untuk proses proses anaknya.

dan membantu

penyembuhan

penyembuhan

3.bina saling klien

hubungan percaya dengan orang

antara keluarga perawat. 4.libatkan perawatan anaknya tua klien dalam

CATATAN PERKEMBANGAN HARI / TGL 18/12/06 NDX IMPLEMENTASI Jam 09.00 10.00 1.Mengkaji tingkat dehidrasi klien Hasil : tingkat dehidrasi sedang 2.memberi cairan & elektrolit melalui oral Hasil : klien mau minum air putih + ASI dan oralit 3.mengobservasi TTV : Hasil : N : 100 x/i EVALUASI Tgl 19/12/06 Jam 10.00 I S : ibu klien mengatakan anaknya BAB 2 x tadi malam O : BAB 22 x/hr Konsitensi tinja lembek TTV : N : 100 x/i P : 28 x/i S : 38 C A : keseimbangan cairan &

S : 38 C P : 28 x/i 4.melanjutkan pemberian cairan infus RL 28 tts/i

elekttrolit terpenuhi P : lanjutkan intervensi 1,2, 3,4, & 5 1.kaji tingkat dehidrasi klien 2.observasi TTV 3.anjurkan ibu klien untuk memberi ASI sesering mungkin 4.penatalaksanaan pemberian cairan 5.penatalaksanaan pemebrian obat antibiotik.

Jam 11.30 12.00 II 1.mengkaji tingkat kemampuan makan klien Hasil : porsi makan di habiskan 2.Menganjurkan pada ibu klien untuk menyusui bayi setiap jam,memberi makan bubur sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat Hasil : ibu klien mengerti dan mau melaksanakannya. 3.menimbang BB klien Hasil : BB naik dari 5,2 Kg menjadi 5,5 Kg Jam 13.00 13.30 III 1.mengobservasi adanya tanda tanda iritasi pada daerah bokong / anus Hasil : anus tampak merah 2.menganjurkan kepada ibu bila anaknya BAB segera di bersihkan,dikeringkan dan diberi talk Hasil : ibu klien mengerti dan

S : ibu klien mengatakan porsi makan dihabiskan. O : porsi makan dihabiskan A : masalah sudah teratasi P : pertahankan Intervensi 1,2,3& 4 1.kaji pola makan klien 2.beri makan & minum ASI sedikit tapi sering dalam keadaan hangat 3.Timban BB tiap hari 4.anjurkan kepada ibu uutk memberi makanan bervariasi

S : ibu klien mengatakan anus anaknya masih kemerah merahan. O : anus tampak merah A : Masalah integritas kulit belum teratasi P : lanjutkan Intervensi 1,2,3 & 4 1.kaji tingkat kerusakkan prioritas kulit

memahaminnya serta mau melaksanakannya 3.menganjurkan pada ibu klien utuk memelihara personal hygien Hasil : ibu klien mengerti dan mau melaksanakannya. 4.menganjurkan kepada ibu klien utuk mencuci tangan,sebelum dan sesudah mel;akukan tin dakan Hasil : ibu mengerti dan m au melaksanakannya.

2.anjurkan kepada ibu klien bila anaknya BAB segera di bersihkan dan dikeringkan 3.anjurkan kepada ibu klien untuk hygiene 4.anjurkan kepada ibu klien untuk menuci sebelumdan sesudah melakukan tindakan. memelihara personal

Jam 14.00 14.30 IV 1.menjelaskan kepada ibu tentang proses penyakit dan pengobatan serta pemberian cairan infus untuk anaknya Hasil : ibu klien mengerti dan memahaminya. 2.memberi motivasi pada ibu klien untuk proses penyembuhan anaknya Hasil : ibu klien memahami dan mengerti 3.membina hubungan saling percaya antara keluarga dan perawat Hasil : terbina dan ibu klien memahaminya. Hasil : klien mengerti dan mau melaksanakannya.

S : ibu klien tidak cemas dan khawatir lagi O : ekpresi wajah ibu tidak cemas A : masalah ansietas ibu teratasi P : pertahankan intrvensi

Jam 09.00 Rabu 10/01/07 I 1.memberi dorongan kepada klien untuk makan porsi sedikit tapi sering Hasil : klien mengerti dan mau melaksanankannya. 2.memantau glukosa darah Hasil : GDS 140 mg/dl 3.menimbang BB Hasil : BB 55 Kg Sebelum sakit BB 57 Kg S : Klien mengatakan sudah tidak mual lagi Klien mengatakan porsi makan habis O : porsi makan di habiskan BB selama sakit : 55 Kg BB sebelum sakit : 57 Kg GDS : 140 mg/dl A : masalah nutrisi teratasi P : pertahankan intrevensi 1,2,& 3 1.dorong klien untuk makan sedikit tapi sering 2.pantau GDS

Jam 10.00 1.memberi intake cairan yang adekuat Hasil : klien mengatakan banyak minum II 2.mencatat keluaran urine Hasil : klien mengatakan sudah tidak terkencing - kencing lagi 3.menghitung balace cairan Hasil : out put dan Input seimbang

3.timbang BB S : klien mengatakan sudah tidak selalu haus lagi O : klien nampak ceria BB selama sakit 55 Kg BB sebelum sakit 57 Kg A : masalah kurang volume cairan teratasi P : pertahankan intervensi 1,2, & 3 1.beri adekuat 2.catat keluaran urine 3.hitung balace cairan intake cairan yang

Jam 11.00 1.menganjurkan klien untuk bergerak dalam batas batas yang ditoleransi Hasil : klien mampu melakukanya III 2.membantu klien melakukan ROM aktif / pasif Hasil : klien mampu melakukan sendiri S : klien mengatakan ADLnya tidak dibantu O : klien nampak segar A : masalah kelemahan sudah teratasi P : pertahankan intrvensi 1,& 2 1.anjurkan klien untuk bergerak dalam batas batas yang dapat ditoleransi 2.membantu klien melakukan ROM aktif/ pasif

Jam 19.00 19.45 1.mengkaji kemampuan aktivitas klien Hasil : semua aktivitas di lakukan sendiri 2.memberi support untuk melakukan aktivitas Hasil : klien mau melakukan aktivitasnya sendiri 3.HE kepada keluarga klien agar klien mau melakukan ADLnya sendiri. Hasil : keluarga mengerti dan mau melaksanakannya Jam 20.00 20.30 1.mengadakan komunikasi trebuka dengan klien. Hasil : mau mengungkapkan masalahnya. 2.memberikan perhatian penuh pada saat komunikasi dengan tidak mengalihkan perhatian Hasil : klien tampak gembira 3.memberikan dorongan spiritual sehingga klien yakin akan sembuh dengan cepat. Hasil : klien sudah tidak cemas lagi S : klien sudah tidak menanyakan penyakitnya lagi O : klien tidak nampak cemas lagi Wajah klien tampak ceria A : masalah ansietas teratasi P : pertahankan intrevensi S: Klien mengatakan sudah mampu melakukan kebutuhan O : klien tampak segar Klien nampak melakukan ADLnya sendiri A : masalah ADL sudah teratasi P : pertahankan intervensi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An A DENGAN DIAGNOSA GEA DI RS TK II PELAMONIA MAKASSAR.

OLEH : DEWI ANDRIANI

P 04 011

CA Institusi ( ) (

CA Lahan )

AKADEMI KEPERAWATAN SANDI KARSA MAKASSAR 2006.


LAPORAN PENDAHULUAN FRAKTUR A.KOSEP MEDIS I.Pengertian Fraktur adalah kerusakan kontinuitas jaringan tulang,yang melibatkan kerusakan vasikuler dan jaringan sekitarnya yang ditandai nyeri dan pembengkakan atau terputusnya kontinuitas tulang yang ditentukan sesuai jenis dan luasnya ( Brunner and Suddart,2001 ). Klasifikasi fraktur dapat dibedakan menjadi : Fraktur tertutup ( closed ) bila tidak ada hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Fraktur terbuka ( open / compound ),bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar,karena adanya pertukaran du kulit. Fraktur komplit ,bilagaris patah tidak melalui seluruh penampung tulang atau patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya mengalami pergeseran ( pergeseran dari posisi normal ) Fraktur non komplit adalah patah hanya terjadi pada sebagian / garis patah tidak mengenbang sehingga tidak mengenal konteks. II.Etiologi

Penyebab primer fraktur dalah kecelakaan kendaraan bermotor atau jatuh olahraga,exercise yang kuat dan menurunkan nutrisi atau pun di karenakan fraktur spontan yaitu karena kondisi patologis yang mendasari.Hal lain yangh dapat menyebabkan adalah kecelakaan di tempat kerja sejalan perkembangan industri dan Osteoporosis. III. Patofisiologi Klasifikasi fraktur di bagi menjadi 2 jenis : 1.Complite frakture adalah patah atau dikontiunitas jaringan tulang yang luas sehingga tulang terbagi dua bagian dan garis patahnya menyebrang dari satu sisi lain sehingga mengenai konteks. 2.Complete fakture adalah patah diskontinuitas jaringan dengan garis patah tidak menyebrang sehingga tidak mengenai konteks ( masalah konteks yang utuh ),sering terjadi pada anak anak. Deskripsi frakture : Grade I : sakit jelas dan sedikit kerusakan kulit Grade II : Fraktur terbuka,merobek kulit dan otot. Grade III : banyak sekali jelas kerusakan kuit,otot dan jaringan syaraf,pembuluh darah serta luka sebesar minimal 6.8 cm IV. Manifestasi klinik Nyeri tekan Bengkak Kerusakan fungsi Gerakan terbatas Ekmosis disekitr lokasi Krepitus disisi frakture Status neurovaskuler pada daerah distal dari tempat frakture mengalami penurunan. Atropi distalr Perubahan warna Pemendekan ekstremitas. V.Komplikasi Komplikasi awal Shock,yang bisa berakibat fatal dalam beberapa jam setelah cedera Emboli lemak yang dapat trjadi dalam 48 jam/ lebih Sindrom kompartmant,yang brakibat kehilangan fungsi ekstremitas peremanen,jika tidak di tangani segera. Komplikasi lambat

Penyauan terlambat atau tidak ada penyaruan,penyatuan terlambat terjadi bila penyembuhan tidak terjadi dengan kecepatan normal untuk jenis dan tempat frakture trtentu.Penyatuan terlambat mungkin beehubungan dengan onfeksi sistemik dan distraksi ( tarikan jauh ) fragmen tulang,pada akhirnya fraktur sembuh. Tidak adanya penyatuan terjadi karena kegagalan penyatuan ujung ujung perubahan tulang memobilisasi yang tidak menghentikan pembentukaan halus,jarak yang terlalu jaug antara fragmen tulang,kontak tulang yang terbatas dan gangguan darah yang mengakibatkan nekrosis jaringan. VI.Penanganan Reduksi fraktur : mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotas anatomis. Reduksi tertutup : reduksi tertutup di lakukan dengan mengembalikan fragmen tulang ke posisinya ( ujung ujung ) dengan manipulasi traksi manual Traksi : dapat digunakan untuk mendapatkan efek reduksi dan mobilisasi beratnya traksi dap[at di gunakan / disesuaikan dengan spasme otot yang terjadi. Reduksi terbuka : pada frakture tertentu memerlukan reduksi terbuka dan pendekatan bedah,fragmen tulang di reduksi,alat fiksasi intana,dalam bentuk pin,kawat,sekrup,plat paku atau batangan logam dapat di gunakan untuk mempertahankan fragmen tulang dalam posisinya sampai penyembuhan tulang yang terjadi. Imobilisasi frakture : setelah frakture di reduksi fragmen tulang harus di imobilisaasi atau di pertahankan dalam posisi dan ke sejajaran yang benar,sampai terjadi penyatuan. VII.Pemeriksaan diagnostik Tidak ada test laboratorium yang khusus untuk klien dengan frakture yang diperlu di ketahui hemoglobin,hematorik,sering mudah di sebabksn perdarahan laju endap darah meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P meningkat didalam darah Hasil radiografi melelui X Ray akan dapat dilihat gambaran frakturedeformitas Senogram / anterogram menggambarkan arus vaskularisasi Ct scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang komplit. B.PROSES KEPERAWATAN I.Pengkajian Yang perlu dikaji : Biodata : keluan utama riwayat kesehatan sekarang

riwayat kesehatan masa lalu riwayat kesehatan keluarga pemeriksaan fisik Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan. Gangguan pemenuhan ADL b/d immobilisasi Potensial terjadinya infeksi b/d adanya luka trbuka. Cemas b/dkurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

II.Diagnosa keperawatan

III.Intervensi / implementasi 1.Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan. Tujuan : nyeri dapat berkurang atau teratasi Intervensi : 1.Observasi tanda tanda vital Rasional : untuk mengetahui keadaan klien 2.Kaji tingkat nyeri klien dengan skala nyeri Rasional : untuk megetahui sejauh mana tingkat nyeri yang di rasakan 3.Atur posisi klien dengan menyokong ekstremitasyang berluka Rasional : untuk memberikan kenyamanan pada klien 4.Beri obat analgetik sesuai program Rasional : untuk mengurangi atau menghilangkan ras nyeri 2.Gangguan pemenuhan ADL / immobilisasi Tujuan : semua kebutuhan dan aktivitas klien dapat dilakukan sendiri Intervensi : 1.Observasi TTV Rasional : untuk mengetahui keadaan klien 2.Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari hari Rasional : utuk memenuhi kebutuhan ADLnya 3.Tingkatkan kemandirian klie dalam memenuhi kebutuhan aktivitas sesuai kemempuan Rasional : mengurangi ketergantungan kepada orang lain 4.Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari harinya Rasional : agar keluarga dapat membantu kebutuhan sehari hari. 3.Potensial terjadi infeksi b/d adanya luka terbuka Tujuan: tidak terjadi infeksi

Intervensi : 1.Kaji keadaan luka klien dan TTV Rasional : informasi awal dalam intervensi selanjutnya 2.Kaji apakah ada peningkatan nyeri,rasa terbakar Rasional : tanda tanda tersebut merupakan awal terjadi infeksi 3.Ciptakan lingkungan yang bersih di sekitr klien Rasional : menmcegah terjadinya infeksi 4.Ganti balutan / perban tiap hari Rasional : untuk mencegah terjadinya infeksi 4.Cemas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya Tujuan : klien dan keluarga klien dapat memahami penyakitnya Intervensi : 1.Kaji tingkat kecemasan klien Rasional : informasi untuk tindakan selanjutnya 2.Bina hubungan saling percaya antara perawat,klien dan keluarga klien Rasional : untuk menjalin kerja sama 3.Jelaskan tentang penyakit klien Rasional : agar klien dan keluarga klien dapat mengerti

IV.Evaluasi 1.Nyeri dapat berkurang atau teratasi 2.Kebutuhan ADL dapat terpenuhi 3 Infeksi tidak terjadi 4.Cemas dapat berkurang atau teratasi. VIII.Penyimpangan KDM Trauma yang terjadi pada tulang memaksa aktivitas Kerusakan intergritas kulit Dan jaringan Kulit dan jaringan terbuka Fraktur Merangsang pengeluaran dilakukan untuk mengatsi fraktur Tindakan pembedahan

histamin,bradikinin.

Diterima oleh reseptor nyeri Kontinuitas dengan lingkungan Resiko infeksi Pada modulla

Terputusnya kontinuitas jaringan Timbul nyeri

Di hantarka ke talamus Pergerakan terbatas Corteks cerebri ADL terganggu Nyeri dipersepsikan Nyeri

Kurang pengetahuan tentang penyakitnya

Stressor menigkat Koping individu tidak efektive

Cemas

DAFTAR PUSTAKA

Branner and Suddart,2001,Keperawatan Medikal Bedah ,Jakarta EGC. Corovin,Elizabeth.J .200,Buku Saku Patofisiologi,Jakarta ,EGC. Tarvimoto dan Wartanah,2004.KDM dan Proses Keperawatan,Jakarta Salemba Modika

PENYIMPANGAN KDM DYSPEPSYA Obat - obatan,alkohol,bahan kimia,gagal ginjal,pankreas

Merusak mukosa lambung & memungkinkan difusi kembali asam & pepsin ke dalam Jaringan lambung

membran mukosa edema & hipesemia

Ulserasi / erosi superfesial Nekrosis Jika makanan masuk iritasi + di muntahkan

Perforasi dinding lambung Mencapai usus Perdarahan +peritonitis Kolik Nyeri Gangguan perfusi jaringan Kekurangan cairan Takut Diare Kekurangan volume cairan Dirasakan ancaman Nyeri

A. PROSES KEPERAWATAN I. Diagnosa Hipertermi b/d adanya proses infeksi Nyeri b/d peradangan pada mukosa lambung Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik

II.Intervensi dan Implementasi 1. Hipertermi b/d adanya proses infeksi Tujuan : gangguan rasa nyaman demam dapat teratasi Intervensi 1.Observasi TTV

Rasional : untuk mengetahui keadaan umum klien. 2.Kompres dengan air hangat pada dahi dan axila Rasional : untuk menurunkan suhu badan klien 3.Anjurkan klien banyak minum Rasional : supaya klien tidak kekeurangan cairan. 4.Penatalaksanaan pemberian obat paracetamol Rasaional : untuk menurunkan suhu badan 2.Nyeri b/d peradangan pada lambung Tujuan : klien akan mengungkapkan nyri teratasi / berkurang Intrvensi : 1.Observasi TTV Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan memudahkan dalam melakukan tindakan selanjutnya. 2.kaji tingkat nyeri tiap 4 jam Rasional : untuk mengetahui tingkat skala nyeri sebagai pedoman untuk bertindak. 3.Anjurkan klien posisi semi flowler. Rasional : dengan posisi semi fowler,organ yang sakit tidak tertekan. 4.HE tentang pentingnya nutrisi Rasaional :agar klien memahami dan melaksanakan arti dari pentingnya nutrisi bagi tubuh. 5.Penatalaksanaan dalam pemberian obat ulsidex 3 x 1 Rasional : untuk menekan peningkatan sama lambung 3.Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat. Tujuan : klien akan menampakkan kebutuhan nutrsi terpenuhi. Intervensi : 1.kaji pola makan klien Rasional : untuk mengetahu jumlah asupan nutrisi bagi klien. 2.beri makanan yang berevariasi Rasional : makanan bervariasi merangsang selera makan 3.beri makan lunak sedikit tapi sering Rasional : mencegah kekosongan lambung dan memudahkan absorsi terhadap lambung 4.mengukur BB tiap hari dengan timbangan yang sama Rasional : mengetahui perkembangan status nutrisi klien. 4.Gangguan istirahat tidur b/d adanya nyeri ulu hati Tujuan : klien mengatakan istirahat tidur terpenuhi

Intervensi : 1.obsevasi TTV Rasional : untuk mengetahui keadaan klien dan pedoman untuk tindakan selanjutnya 2.beri mninum susu hangat Rasional : mengandung protein yang tinggi 3.ciptakan lingkungan yang tenang denag membatasi pembesuk Rasional : lingkungan yang tenang memaksimalkan rangsangan sehingga klien tertidur nyenyak. 4.memberikan HE kepada keluarga klien tentang pentingnya tidur cukup Rasional : istirahat tidur yang cukup antara 6 8 jam perhari 5.Penurunan kemampuan ADL b/d kelemahan fisik Tujuan : klien mengatakan kebutuhan ADL nya tidak dibantu lagi Intervensi : 1.kaji kemampuan klien untuk melakukan aktivitas. Rasional : mengetahui kemampuannya dan membantu yang belum mampu melakukan sendiri 2.berikan support untuk melakukan aktivitas. Rasional : denagan support klien merasa diperhatikan,aktivitas yang ringna bertahap. 3.libatkan keluarga dalam membantu ADL klien Rasional : melibatkan keluarga untuk berperanaktif dalam membantu ADL sehingga klien merasa diperhatikan.

You might also like