You are on page 1of 11

BAB II PEMBAHASAN 2.1.Nama Media Benteng Takeli 2.2.

Tujuan Untuk meningkatkan minat siswa, dan daya serap serta daya ingat siswa terhadap materi bilangan khususnya perkalian bilangan bulat positif yang hasilnya bilangan puluhan. 2.3.Alat dan Bahan a. Alat b. Bahan Stryfoam Pensil Kertas buffalo Kertas manila Pisau cutter Spidol warna Penggaris Kartu no 1 sampai dengan 9 Kartu pertanyaann Manik - manik /manik manik Double tip

c. Cara Membuat Gunting kertas manila berukuran 2 x 3 cm yang dibuat 9 kotak pada tiap level perkalian.

Kemudian tempelkan kertas manila yang sudah digunting tadi pada styryfoam menggunakan double tip.

Isi tiap kotak dengan sesuai dengan hasil perkalian tiap level (misalkan pada perkalian 2 maka diisikan 9 buah angka yang merupakan kelipatan 2)

Beri warna kuning untuk angka yang baru atau yang belum pernah dipakai (yang merupakan hasil perkalian) dan warna merah apabila angka tersebut sudah dipakai oleh perkalian angka sebelumnya namun merupakan bentuk komutatif perkalian. Misalkan pada level perkalian 2 pada 2 x 3 = 6 (kotak dengan angka 6 pertama diberi warna kuning) dan pada level perkalian 3 dengan 3 x 2 = 6 (kotak dengan 6 yang kedua pertama diberi warna merah yang artinya sudah pernah dipakai pada level sebelumnya) untuk memudahkan dan

menyederhanakan jumlah angka yang akan dihafalkan siswa. Gunting kertas bufalo berukuran 9,5 x 3,5 cm sebanyak 24 buah dan tuliskan angka 1 sampai dengan 9 secara acak. Guntinglah kertas bufalo dengan ukuran 11 x 4 cm dan tuliskan beberapa pertanyaan berbentuk soal cerita yang mengandung pertanyaan seputar perkalian bilangan yang menghasilkan 2 angka. Alat peraga Benteng Takeli telah siap

d. Cara Menggunakan 1) Persiapan peralatan permainan a) Papan permainan Benteng Takeli

b) Kartu nomor c) Kartu pertanyaan d) Manik - manik 2) Memulai permainan a) Babak 1 (penentuan pemain) Permainan dimulai dengan cara mengundi dengan cara melakukan hompimpa untuk menentuka urutan pemain sekaligus memilih manik - manik tiap pemain. Semua pemain meletakan manik - manik di kotak start Kartu nomor dan kartu pertanyaan dikocok terlebih dahulu b) Babak 2 Pemain urutan pertama mengambil kartu nomor dan mengalikan dengan angka 2 (diucapkan dengan keras dengan harapan pemain maupun lawan main secara tidak langsung menghafal dan melakukan cek apakah jawaban pemain pertama benar) Jika hasilnya benar maka pemain memindahkan manik manik pada kotak sesuai hasil perkaliannya, misalkan kartu nomor keluar angka 8 artinya 8 x 2 = 16 Jika hasil perkaliannya salah maka pemain tetap diam (tidak bergerak) sehingga permainan dilanjutkan oleh pemain selanjutnya.

c) Babak 3 Sebelum memasuki benteng ketiga pemain pertama akan melanjutkan permainan tapi sebelumnya pemain pertama diisyaratkan oleh pemain kedua atau pemain selanjutnya untuk mengambil kartu soal cerita. Jika pemain dapat menjawab soal cerita dengan benar maka pemain dapat mengambil kartu nomor dan mengalikan dengan angka 3 Jika jawaban pemain benar maka pemain dapat memindahkan manik - manik pada kotak hasil

perkalian 3 akan tetapi bila jawaban salah maka pemain tetap diam sehingga permainan dilanjutkan oleh pemain selanjutnya. d) Babak 4 sampai dengan 9 Aturan untuk babak ke 4 sampai dengan 9 sama dengan aturan permainan pada babak 3 dimana sebelum pemain mengambil kartu nomor pemain harus mengambil kartu soal dan menjawab soal cerita yang ada pada kartu soal. e) Babak terakhir Untuk mengakhiri permainan setelah babak 9 maka pemain mengalikan angka yang keluar pada kartu nomor dengan cara mengalikan dengan angka semua bilangan mulai dikalikan dengan 2 hingga 9 dan tidak boleh salah. Jika hasilnya salah maka pemain tetap tetap

diam/tidak bergerak dan dilanjutkan oleh pemain selanjutnya . f) Penentuan pemenang Pemenang ditentukan dari pemain yang pertama kali keluar di kotak finish. Jika tidak ada yang berhasil mencapai finish maka pemenang ditentukan oleh pemain yang mencapai jarak terjauh jika dirasa tidak mencukupi. 2.4. Penggunaan dalam Kelas a) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas 2 - 4 orang siswa. Guru dapat menentukan salah seorang siswa dalam setiap kelompok untuk mengawasi jalannya permainan agar tidak terjadi kecurangan. b) Guru membagikan permainan Benteng Takeli beserta alat alat untuk permainan ini, kemudian guru menjelaskan tentang aturan main dalam permainan Benteng Takeli. c) Siswa diberi kesempatan untuk melakukan permainan ini dalam kelompok masing masing sambil dituntun guru agar bagi siswa yang belum mengerti dapat memahami permainan Benteng Takeli. d) Apabila setiap kelompok sudah didapat pemenangnya maka guru meminta siswa untuk memberi pendapat tentang permainan Benteng Takeli ini. 2.5. Estimasi Biaya Styryfoam Kertas manila Kertas buffalo Manik manik Double tip Spidol warna : Rp 13.000 : Rp 2. 000 : Rp 5.000

BAB I PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama yang dilakukan melalui latihan dan pengalaman yang membawa pada perubahan diri dan cara bereaksi pada suatu rangsangan tertentu. Belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulang kembali pengalam atau materi yang telah dialami atau dipelajari. Pengalaman belajar manusia dapat digolongkan dalam beberapa tingkatan, salah satu diantaranya adalah pengalaman verbal artinya keterangan berupa kata kata belaka yaitu sesuatu yang dibaca atau didengar tidak selalu mudah diserap atau dimengerti. Pengalam serupa ini cenderung menjadikan pelajaran atau informasi sukar diserap atau ditangkap, kurang menarik dan mudah dilupakan. Mengingat belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun pemahaman sendiri maka kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan secara lancar, aktif, dan kreatif, termotivasi dan menyenangkan. Dengan demikian, maka ketika merencanakan pembelajaran guru sebaiknya terlebih dahulu merefleksikan tingkat tingkat pengalaman seperti digambarkan pada gambar di bawah ini :

Sehubungan dengan uraian di atas, maka dalam proses pembelajaran dianjurkan menggunakan alat peraga atau media pembelajaran. Media pembelajaran yang relevan dengan materi yang disajikan merupakan salah satu aspek penunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Namun sudah menjadi persoalan atau dilema umum yang dihadapi oleh para guru sekolah dasar adalah sulitnya memperoleh bahkan tidak tersedianya media pengajaran yang sesuai dengan materi di kelas. Ketersediaan media ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: terbatasnya kemampuan sekolah mengadakannya, , manajemen kepala sekolah belum optimal, dan yang paling menentukan adalah faktor guru itu sendiri. Masalah tersebut dapat diatasi apabila manajemen kepala sekolah mantap dalam mengelola sekolahnya dan guru sebagai pengelola sekolah dalam ritme aktivitas kelas mempunyai inovasi dan kreativitas dalam mengaktualisasi kelasnya cukup profesional. Media atau alat peraga sebagai jembatan penghubung antara materi yang disampaikan guru dengan siswa tidak selamanya harus dibeli atau berasal dari bahan bahan yang mahal. Alternatif yang dapat dibuat guru adalah menciptakan media atau alat peraga yang sederhana dengan biaya yang murah, misalkan saja guru dapat memanfaatkan barang barang bekas, walaupun tentu saja tidak semua media atau alat peraga dapat dibuat

sendiri, tergantung dari karakteristik konsep atau pokok bahasan dan materi pelajaran yang bersangkutan. Melakukan perkalian bilangan yang hasilnya adalah bilangan puluhan merupakan salah satu pokok bahasan yang ada pada kelas 2 semester II. Pokok bahasan ini biasanya sukar dipahami siswa bukan karena sulit tetapi teknik mengajarkan kepada siswa masih kurang menarik yang membuat siswa menjadi kurang berminat sehingga di level dasar inilah yang membuat anak anak menjadi tidak menyukai pelajaran matematika. Ketika mereka menggunakan teknik penjumlahan berulang ternyata juga mengalami kendala karena anak anak terlalau lama menghitung, kemudian ketika mereka menggunakan teknik jaritmatika (teknik perkalian menggunakan jari) inipun masih menjadi kendala karena pemahaman anak anak dalam menggunakan jari masih cukup sulit dan justru membingungkan bagi anak anak. Inilah kemudian yang menjadikan anak anak jenuh dana bahkan muncul kecenderungan untuk tidak menyukai matematika. Guru sebagai tenaga pengajar di kelas hendaknya berusaha sedapat mungkin untuk meningkatkan minat belajar pada didiknya dengan berbagai cara salah satunya dengan menggunakan alat peraga yang menarik atau memanipulasi alat peraga. Berkaitan dengan hal ini tedapat alat peraga yang relevan dengan materi ini adalah permainan Benteng Takeli yang merupakan sebuah permainan matematika yang diilhami dari permainan Takeshi Castle atau Benteng Takeshi yangh adalah sebuah acara permainan realitas asal Jepang. Pada intinya pada permainan tersebut peserta atau pemain untuk mencapai final dia harus menyelesaikan rintangan permainan tahap demi tahap dengan baik. Pada permainan Benteng Takeli ini dimodifikasi tantangan tersebut menjadi soal cerita yang harus diselesaikan siswa, jika siswa mampu menyelesaikan tantangan dengan menjawab soal cerita dengan benar maka ia berhak melanjutkan permainan ke rintangan berikutnya.

1.2.TUJUAN Tujuan penulisan makalah ini adalah : untuk mengenal dan mengetahui tentang permainan Benteng Takeli serta manfaat dari alat peraga Benteng Takeli.

BAB III PENUTUP

3.1. SIMPULAN a) Permainan Benteng Takeli merupakan sebuah permainan matematika yang diilhami dari permainan Takeshi Castle atau Benteng Takeshi yangh adalah sebuah acara permainan realitas asal Jepang. Pada permainan Benteng Takeli ini dimodifikasi tantangan tersebut menjadi soal cerita yang harus diselesaikan siswa, jika siswa mampu menyelesaikan tantangan dengan menjawab soal cerita dengan benar maka ia berhak melanjutkan permainan ke rintangan berikutnya. b) Permainan Benteng Takeli merupakan permainan yang dilakukan secara

berkelompok dan terdiri atas beberapa babak. c) Tujuan penggunaan media Benteng Takeli adalah untuk meningkatkan minat siswa, dan daya serap serta daya ingat siswa terhadap materi bilangan khususnya perkalian bilangan bulat positif yang hasilnya bilangan puluhan. d) Sasaran media pembelajaran ini adalah untuk siswa siswi kelas 2 Sekolah Dasar (SD). 3.2. SARAN Penggunaan media pembelajaran seperti alat peraga sangat penting dan sangat besar manfaatnya karena dengan penggunaan alat peraga guru lebih mudah untuk menanamkan konsep kepada peserta didik, mengaplikasikan konsep serta dapat dijadikan sarana untuk pemecahan masalah.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/88433828/alat-peraga, diakses pada tanggal 15 April 2013

You might also like