You are on page 1of 19

1. Epinephrine adalah obat yang digunakan untuk penyuntikan pembuluh darah dalam pengobatan hipersensitivitas akut.

Aksi epinephrine menyerupai pengaruh stimulasi syaraf adrenergic. Indikasi: Digunakan untuk mengobati anaphylaxis dan sepsis. Dosis: 2. 1-10 mcg/menit infus IV 3. Tetapkan kadarnya untuk mengoptimalkan respon. Efek Samping: 1. Efek CV (palpitasi, tachycardia, kedinginan, hipertensi, vasodilasi, hipotensi); Efek CNS (kecemasan, kelelahan, gemetar, lemah, kepeningan, pusing); Efek lainnya (berkeringat, hipersalivasi) 2. Overdosis atau pada subjek yang rentan: Cardiac arrhythmias, peningkatan BP (blood pressure) yang tajam. Instruksi Khusus: 1. Hipovolemia, metabolic acidosis dan hipoxia atau hipercapnia harus ditangani terlebih dahulu sebelum pemberian dilakukan. 2. Hindari pada pasien dengan pheochromocytoma. 3. Gunakna dengan hati-hati pada pasien yang menderita arrhythmias atau tachycardia, Printzmetal's angina, gangguan thromboembolic, pasien dengan riwayat occlusive vascular disease, hipertensi, pada pasien yang lebih tua dan pasien pengidap DM.

2. Lidocaine

Deskripsi Lidocaine adalah anastesi lokal jenis amide dan umumnya digunakan sebagai anti-arrhythmic yang menggunakan pengaruhnya pada axon syaraf sodium channels, untuk mencegah depolarisasi. Indikasi: Untuk meringankan gatal-gatal, kulit terbakar atau rasa sakit karena radang kulit. Efek Samping: Efek CV (bradycardia, hipotensi, sumbatan jantung, arrhythmia, gagal jantung, supresi batang sinus, peningkatan defibrilator, insufisiensi vascular, kejang urat nadi); Efek CNS (agitasi, kecemasan, koma, kepeningan, mengantuk, euphoria, halusinasi, lethargy, lightheadedness, paresthesia, psychosis, seizure, slurred speech). Instruksi Khusus: Berkontra-indikasi pada pasien dengan hipersensitivitas dan anestesi tipe amide, sindrom AdamStokes, CHF, hipoksia akut dan sumbatan jantung tingkat pertama. Dosis 1. Pemberian dosis sebesar 0.5-0.75 mg/kg IV. 2. Ulangi dosis sebesar 0.5-0.75 mg/kg IV setiap 5-10 menit. 3. Dosis maksimum: 3 mg/kg IV. 4. Infus lanjutan: 30-50 ug/kg/menit IV.

3. Dopamin Dopamine adalah agen vasopressor dan inotropic. Dopamine bekerja dengan cara meningkatkan kekuatan memompa pada jantung dan suplai darah ke ginjal dan digunakan untuk meningkatkan fungsi jantung ketika jantung tak mampu memompa cukup darah. Indikasi: Untuk mengobati syok dan tekanan darah rendah karena serangan jantung, trauma, infeksi, operasi dan penyebab lainnya. Efek Samping: 1. Efek CV (ectopic beats, tachycardia, palpitasi, anginal pain, hipotensi, vasoconstriction); Efek lainnya (N/V, sakit kepala, dyspnea). 2. Yang kurang umum: Efek CV (bradycardia, cardiac, conduction abnormalities, hipertensi mungkin terjadi jika kelebihan dosis); Efek lainnya (piloerection, azotemia). Instruksi Khusus: 1. Hipovolemia harus diperbaiki sebelum pengobatan dilakukan. 2. Hindari pada pasien dengan pheochromocytoma atau hipertiroidisme dan kemunculan tachyarrhythmias atau fibrilasi ventrikular. 3. Gunakan dengan hati-hati dan dalam dosis rendah pada pasien dengan syok secondary terhadap MI, pasien dengan riwayat peripheral vascular disease (PVD) berisiko meningkatkan kemungkinan terkena ischemia akut. 4. Ketika menghentikan penggunaan, mungkin diperlukan mengurangi dosis secara bertahap ketika memperbesar volume darah dengan fluid IV untuk mencegah hipotensi. Dosis 1. 2-10 mcg/kg/menit infus IV. 2. Tetapkan kadarnya untuk mengoptimalkan respon.

4. Magnesium Sulfate Magnesium Sulfate adalah senyawa kimia yang terdiri dari magnesium, sulfur, dan oksigen. Obat ini digunakan untuk mengontrol serangan ketika kehamilan, mengobati kekurangan magnesium, masalah yang berhubungan dengan keadaan ginjal (nephritis) pada anak-anak, dan mengobati seranganjantung dan asma. Indikasi: Untuk mencegah kontraksi prematur dalam kehamilan dan mengobati serangan jantung dan asma. Dosis: 1-2 gr IV selama 5-60 menit Efek Samping: Berdasarkan tingkatan serum Mg: 1. Serum Mg lebih besar dari 1.2 mmol/L (3 mg/dL): Penekanan CNS; Efek GI (diare); penekanan fungsi neuromuskular. 2. Serum Mg lebih besar dari 2.1 mmol/L (5 mg/dL): Efek CNS (somnolence/mengantuk); Efek CV (kulit kemerah-merahan). 3. Serum Mg lebih besar dari 5.1 mmol/L (12.5 mg/dL): Efek CV (complete heart block); Efek berturut-turut (depresi). Instruksi Khusus: 1. Awasi BP (Blood Pressure/tekanan darah) 2. Awasi serum Mg dan pasien untuk tanda-tanda hipermagnesemia untuk menghindari kelebihan dosis. (Awasi diare, arrhythmias, hipotensi, depresi CNS ketika melakukan pemberian obat dengan cepat dengan bolus IV) 3. Hindari penggunaan pada pasien dengan sumbatan jantung atau gagal ginjal akut dan jangan melakukan pemberian obat dalam waktu 2 jam setelah pemberian pertama. 4. Gunakan dengan hati-hati pada pasien penderita kerusakan ginjal akut dan pasien myasthenia gravis.

5. Sulfas atropin Sulfas atropin 0,25 mg : Antikolinergik Atropin dapat mengurangi sekresi dan merupakan obat pilihanutama untuk mengurangi efek bronchial dan kardial yang berasal dariperangsangan parasimpatis, baik akibat obat atau anestesikummaupun tindakan lain dalam operasi. Disamping itu efek lainnyaadalah melemaskan tonus otot polos organ-organ dan menurunkanspasme gastrointestinal. Perlu diingat bahwa obat ini tidak mencegahtimbulnya laringospame yang berkaitan dengananestesiumum.Setelah penggunaan obat ini (golongan baladona) dalam dosisterapeutik ada perasaan kering dirongga mulut dan penglihatan jadikabur. Karena itu sebaiknya obat ini tidak digunakan untukanestesiregional atau lokal. Pemberiannya harus hati-hati pada penderitadengan suhu diatas normal dan pada penderita dengan penyakit jantung khususnya fibrilasi aurikuler.Atropin tersedia dalam bentuk atropin sulfat dalam ampul 0,25mg dan 0,50 mg. Diberikan secara suntikan subkutis, intramuscular atau intravena dengan dosis 0,5-1 mg untuk dewasa dan 0,015mg/kgBB untuk anak-anak. Sumber: http://id.shvoong.com/medicine-and-health/neurology/2305442anastesi/#ixzz2K3vhVeJR

6. Morfin adalah sangat ampuh obat psikoaktif analgesik candu dan dianggap sebagai opioid prototipikal. Dalam klinis Kedokteran, morfin dianggap sebagai standar emas, atau benchmark, analgesik digunakan untuk meringankan sakit parah atau menyiksa dan penderitaan. Seperti opioid lain, misalnya oxycodone (OxyContin, Percocet, Percodan), hydromorphone (Dilaudid, -Palladone) dan diacetylmorphine (heroin), morfin bertindak langsung pada sistem saraf pusat (SSP) untuk mengurangi rasa sakit. Morfin memiliki potensi tinggi untuk kecanduan; toleransi dan ketergantungan fisik dan psikologis berkembang dengan cepat. Indikasi: Nyeri atau analgesia Batuk suppressance

Efek antidiarrheal

Rekreasi menggunakan:

Antidepresan efek Anxiolysis Mengantuk atau sifat tidur (mengangguk-angguk) Euforia Relaksasi

Sedation Stres

Kontraindikasi: Dissociatives seperti ketamine (K), phencyclidine (Propilaktik), dextromethorphan (DXM), dan asam nitrat) Sympatholytics seperti blocker alfa dan beta blockers

Obat penenang seperti alkohol (etanol), gamma-hidroksibutirat (G, GHB), barbiturates, benzodiazepines, dan nonbenzodiazepines Lain opiat dan opioid (narkotika atau analgesik) Miscellaneous depresi, anestesi, hypnotics, dan obat penenang

Efek samping: Kardiovaskular:


Bradycardia atau penurunan denyut jantung Jantung, penghentian detak jantung, atau gagal jantung Hipotensi atau penurunan tekanan darah Palpitation atau heartbreat yang abnormal Pingsan atau pingsan Flushing wajah Orthostatic hipotensi atau tekanan darah yang sangat rendah

Telinga, hidung, tenggorokan, dan kulit:


Flushing Pruritus atau gatal Xerostomia atau mulut kering

Mata:

Intermiten kabur Murid penyempitan atau miosis Visual distorsi

Pencernaan:

Sembelit Mual dan muntah atau emesis

Hepatological:

Hepatotoksisitas atau kerusakan hati (karena untuk acetaminophen atau paracetemol (APAP; Tylenol) dalam banyak persiapan morfin) Kegagalan hati (sekali lagi, berkat acetaminophen) Gagal ginjal atau gagal ginjal

Otot:

Fasciculation atau otot kedutan

Neurologis:

Analgesia

Psikologis:

Antidepresan efek Anxiolysis Kebingungan Mengantuk atau sifat tidur (mengangguk-angguk) Dysphoria Euforia Relaksasi Sedation Stres

Pernapasan:

Bradypnea atau lambat pernapasan Dyspnea atau sesak napas Hypoventilation, pernapasan depresi, atau dangkal pernapasan

Asidosis pernapasan atau penurunan pH darah abnormal Pernapasan penangkapan atau penghentian pernapasan

Miscellaneous/parah:

Keguguran atau aborsi spontan Koma atau ketidaksadaran Kematian atau penghentian kehidupan Di Britania Raya, morfin terdaftar sebagai kelas a obat di bawah penyalahgunaan obatobatan Act 1971 dan jadwal 2 dikontrol obat di bawah The penyalahgunaan obat-obatan peraturan 2001. Di Amerika Serikat, morfin diklasifikasikan sebagai obat jadwal II di bawah UU Controlled zat. Di Kanada, morfin diklasifikasikan sebagai jadwal saya obat di bawah undang-undang zat dan obat-obatan yang dikontrol. Di Australia, morfin diklasifikasikan sebagai obat jadwal 8 di bawah berbagai berjudul negara dan wilayah racun tindakan. Di Belanda, morfin diklasifikasikan sebagai obat daftar 1 di bawah hukum Opium. Di Jepang, morfin diklasifikasikan sebagai narkotika di bawah narkotika dan undangundang pengawasan Psychotropics. Internasional, morfin adalah jadwal saya obat di bawah Konvensi tunggal mengenai obatobatan narkotika.

Meskipun morfin murah, orang-orang di negara-negara miskin sering tidak memiliki akses ke sana. Menurut perkiraan 2005 oleh Dewan kontrol narkotika internasional, enam negara (Australia, Inggris, Kanada, Perancis, Jerman dan Amerika Serikat) mengkonsumsi 79 persen di dunia morfin. Kurang negara-negara makmur, akuntansi untuk 80 persen dari populasi dunia, dikonsumsi hanya sekitar 6 persen dari pasokan global morfin. Beberapa negara impor hampir tidak ada morfin, dan orang lain obat jarang tersedia bahkan untuk menghilangkan sakit parah saat sekarat. Ahli dalam manajemen rasa sakit atribut under-distribution morfin rasa takut tidak beralasan potensi obat untuk kecanduan dan penyalahgunaan. Sementara morfin jelas kecanduan, dokter barat percaya hal ini berguna untuk menggunakan obat dan kemudian Menyapih pasien dari ketika perawatan atas.

7. Kortikosteroid, Anti Radang dan Penekan Sistem kekebalan Tubuh Putro Agus Harnowo - detikHealth Jumat, 09/09/2011 09:52 WIB Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Info Penyakit Info Obat Autisme Deskripsi Penyebab

Gejala Pengobatan

Blefaritis Angina Pektoris

(Foto: thinkstock) Berita Lainnya Levofloksasin, Obat untuk Mengatasi Infeksi Bakteri Acamprosate, Obat untuk Membantu Mengobati Kecanduan Alkohol

Thalidomide, Obat untuk Mengatasi Kusta & Kanker Kulit Tertentu Mirtazapin, Obat untuk Mengatasi Depresi Nilutamide, Obat untuk Mengobati Kanker Prostat

Jakarta, Deskripsi Tubuh secara alami memproduksi hormon kortison yang diperlukan untuk mempertahankan kesehatan. Jika tubuh tidak menghasilkan cukup hormon kortison, dokter mungkin meresepkan obat ini untuk membantu tubuh mendapat asupan hormon tersebut. Kortikosteroid umumnya digunakan untuk mengurangi pembengkakan, kemerahan, gatal, dan reaksi alergi. Seringkali digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit yang berbeda, seperti alergi parah, masalah kulit, asma, dan artritis. Kortikosteroid juga dapat digunakan untuk kondisi lain seperti yang ditentukan oleh dokter. Kortikosteroid merupakan obat yang sangat kuat. Selain dapat membantu mengobati masalah kesehatan, efek sampingnya juga dapat sangat serius. Meminum obat ini dapat menimbulkan masalah jika mengkonsumsi lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter. Meskipun tidak termasuk dalam label produk, beberapa kortikosteroid digunakan pada pasien tertentu dengan kondisi medis berikut: 1. Palsy Bell, adalah bentuk kelumpuhan wajah akibat disfungsi saraf kranial VII (nervus facialis) yang mengakibatkan ketidakmampuan mengontrol otot-otot wajah pada sisi yang terkena. 2. Croup pada anak-anak. Croup adalah suatu kondisi gangguan pernapasan yang biasanya dipicu oleh infeksi virus akut pada saluran napas atas. Infeksi menyebabkan pembengkakan di dalam tenggorokan, yang mengganggu pernapasan normal dan menghasilkan gejala-gejala klasik batuk

"menggonggong", dan suara serak. Untuk penggunaan dalam waktu yang lama, dokter mungkin ingin pasien melakukan: 1. Diet rendah garam dan atau diet yang kaya potasium. 2. Perhatikan kalori untuk mencegah kenaikan berat badan. 3. Tambahkan protein tambahan untuk diet. Dosis 1. Untuk betamethasone (Kortikosteroid yang tidak retensi terhadap air, digunakan sebagai, salep krim, lotion, atau gel untuk mengobati gatal-gatal) Bentuk sediaan oral (sirup, tablet, tablet effervescent): Dewasa dan remaja: Dosis dapat berkisar 0,25-7,2 miligram per hari, sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter Bentuk sediaan oral long-acting (tablet extended-release): Dewasa dan remaja: Dosis dapat berkisar 1,2-12 mg disuntikkan ke dalam, sendi, otot vena, atau sesering yang diperlukan, sebagaimana ditentukan oleh dokter. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. Bentuk sediaan injeksi: Dewasa dan remaja: 2 sampai 6 mg sehari. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. 2. Untuk Budesonide (kortikosteroid untuk pengobatan asma, hidung mampet non infeksi, pengobatan dan pencegahan polyposis hidung, serta penyakit Crohn atau radang usus). Bentuk sediaan oral (extended-release kapsul): Dewasa: Pada dosis pertama 9 miligram (mg) per hari sampai delapan minggu. Kemudian dokter dapat menurunkan dosis 6 mg sehari. Setiap dosis harus diambil pada pagi hari sebelum sarapan. Anak-anak: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter. 3. Untuk kortison (Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal untuk merespon stres) Bentuk sediaan oral (tablet): Dewasa dan remaja: 25 hingga 300 miligram (mg) per hari, sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. Bentuk sediaan injeksi: Dewasa dan remaja: 20 sampai 300 mg sehari, disuntikkan ke dalam otot. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. 4. Untuk Dexamethasone (kortikosteroid untuk obat anti radang dan menekan sistem kekebalan tubuh atau imunosupresan). Bentuk sediaan oral ( larutan oral, tablet): Dewasa dan remaja: 0,5 sampai 10 miligram (mg) diambil sesering yang diperlukan,

sebagaimana ditentukan oleh dokter. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. Bentuk sediaan injeksi: Dewasa dan remaja: 20,2-40 mg disuntikkan ke dalam otot vena, atau sesering yang diperlukan, sebagaimana ditentukan oleh dokter. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. 5. Untuk Hydrocortisone atau kortisol (Hormon steroid yang diproduksi oleh kelenjar adrenal untuk merespon stres dan glukokortikoid yang rendah dalam darah. Fungsi utamanya adalah untuk meningkatkan gula darah, menekan sistem kekebalan tubuh, dan membantu metabolisme lemak, protein dan karbohidrat) Bentuk sediaan oral (suspensi oral, tablet): Dewasa dan remaja:20-800 miligram (mg) setiap satu atau dua hari, sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. Bentuk sediaan injeksi: Dewasa dan remaja-5 hingga 500 mg disuntikkan ke dalam lesi, sendi, otot, atau vena, atau di bawah kulit sesering yang diperlukan, sebagaimana ditentukan oleh dokter. Anak-anak Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. 6. Untuk Prednisolone (Kortikosteroid untuk pengobatan berbagai macam kondisi peradangan dan gangguan sistem kekebalan tubuh yang luas) Bentuk sediaan oral (larutan oral, sirup, tablet): Dewasa dan remaja: 5 hingga 200 miligram (mg) diambil sesering yang diperlukan, sebagaimana ditentukan oleh dokter. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. Bentuk sediaan injeksi: Dewasa dan remaja:2 hingga 100 mg disuntikkan ke dalam, bersama lesi, otot vena, atau sesering yang diperlukan, sebagaimana ditentukan oleh dokter Anda. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter Anda. 7. Untuk Prednisone (Kortikosteroid sintetik yang berfungsi menekan sistem kekebalan tubuh atau imunosupresan) Bentuk sediaan oral (larutan oral, sirup, tablet): Dewasa dan remaja:5 hingga 200 miligram (mg) setiap satu atau dua hari, sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. 8. Untuk Triamcinolone (kortikosteroid yang digunakan untuk mengobati eksim, psoriasis, arthritis, alergi, maag, lupus, oftalmia simpatik, arteritis temporalis, uveitis, dan peradangan mata selama vitrectomy serta pencegahan serangan asma) Bentuk sediaan oral (sirup, tablet):

Dewasa dan remaja: 2 hingga 60 miligram (mg) per hari, sebagai dosis tunggal atau dibagi menjadi beberapa dosis. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. Bentuk sediaan injeksi: Dewasa dan remaja: 0.5 sampai 100 mg disuntikkan ke dalam lesi, sendi, atau otot, atau di bawah kulit sesering yang diperlukan, sebagaimana ditentukan oleh dokter. Anak-anak: Dosis didasarkan pada berat badan atau ukuran dan harus ditentukan oleh dokter. Efek Samping Kortikosteroid dapat menurunkan ketahanan terhadap infeksi sehingga infeksi mungkin menjadi lebih sulit untuk diobati. Efek samping yang umum: 1. Peningkatan nafsu makan 2. Gangguan pencernaan 3. Kehilangan nafsu makan (untuk triamsinolon saja) 4. Gugup atau gelisah Kemasan Produk ini tersedia dalam bentuk sediaan berikut: Tablet, Suspensi, Sirup, Larutan, Cair, Kapsul (Extended Release), Elixir

8. Diazepam digunakan untuk meredakan gejala kecemasan dan penarikan diri akibat alkohol. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengobati gangguan kejang dan membantu mengendurkan otot-otot. Diazepam merupakan benzodiazepin, suatu kelompok obat yang digunakan untuk memperlambat sistem saraf atau disebut juga dengan depresan sistem saraf pusat. Obat ini hanya tersedia dengan resep dokter. Indikasi - Untuk mengatasi kecemasan. - Untuk mengatasi penarikan diri akibat alkohol. - Untuk mengatasi kejang otot. - Untuk mengatasi kejang. Dosis

Dosis obat ini berbeda untuk pasien yang berbeda. Ikutilah saran dokter atau petunjuk pada label. Informasi berikut hanya mencakup rata-rata dosis obat ini. Untuk mengatasi kecemasan: 1. Dewasa: 2 sampai 10 miligram (mg) 2-4 kali per hari. 2. Dewasa tua: Pada awalnya 2 sampai 2,5 miligram (mg) sekali atau dua kali per hari. Dokter secara bertahap dapat meningkatkan dosis jika diperlukan. 3. Anak-anak usia 6 bulan dan lebih tua: Pada awalnya 1 sampai 2,5 miligram (mg) tiga atau empat kali per hari. Dokter dapat meningkatkan dosis jika diperlukan. 4. Bayi di bawah usia 6 bulan: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter. Untuk mengatasi penarikan diri akibat alkohol: 1. Dewasa: 10 miligram (mg) tiga atau empat kali selama 24 jam pertama, kemudian 5 mg 3-4 kali per hari yang diperlukan. 2. Dewasa tua: Pada awalnya 2 sampai 2,5 miligram (mg) sekali atau dua kali per hari. Dokter secara bertahap dapat meningkatkan dosis jika diperlukan. 3. Anak: Dosis dan penggunaan harus ditentukan oleh dokter. Untuk mengatasi kejang otot: 1. Dewasa: 2 sampai 10 miligram (mg) tiga atau empat kali per hari. 2. Dewasa tua: Pada awalnya 2 sampai 2,5 miligram (mg) sekali atau dua kali per hari. Dokter secara bertahap dapat meningkatkan dosis jika diperlukan. 3. Anak-anak usia 6 bulan dan lebih tua: Pada awalnya 1 sampai 2,5 miligram (mg) tiga atau empat kali per hari. Dokter anak dapat meningkatkan dosis jika diperlukan. 4. Bayi di bawah usia 6 bulan: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter. Untuk mengatasi kejang: 1. Dewasa: 2 sampai 10 miligram (mg) 2-4 kali per hari. 2. Dewasa tua: Pada awalnya 2 sampai 2,5 miligram (mg) sekali atau dua kali per hari. Dokter secara bertahap dapat meningkatkan dosis jika diperlukan. 3. Anak-anak usia 6 bulan dan lebih tua: Pada awalnya 1 sampai 2,5 miligram (mg) tiga atau empat kali per hari. Dokter anak dapat meningkatkan dosis jika diperlukan. 4. Bayi di bawah usia 6 bulan: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter. Gejala overdosis 1. Sulit bernapas 2. Kurangnya koordinasi 3. Kehilangan kesadaran 4. Kehilangan kekuatan atau energi 5. Nyeri otot 6. Pucat atau biru bibir, kuku, atau kulit 7. Mengantuk, kelelahan, kelemahan, atau lesu

9. CARA KERJA OBAT Furosemide merupakan senyawa diuretik dengan senyawa saluretik yang kuat Efeknya terutama menghambat reabsorbsi ion Na oleh sel pars asenden ansa Henle Selain efeknya sebagai penghambat transpor ion Na, Furosemide menurunkan resistensi vaskuler intra renal dan menaikkan aliran darah girtjal. INDIKASI Edema yang disebabkan penyakit jantung, gagal ginjal akut. PERINGATAN DAN PERHATIAN - Hindari pemakaian yang berlebihan karena dapat menyebabkan diuresis yang berlanjut dengan dehidrasi, hipokalemia, alkalosis, hipokloremik dan hipotensi - PendentayangsensitifterhadapSulfonamida, dapat menunjukkan reaksi aleroi terhadap Furosemide. - Perlu dilakukan pemeriksaan berkala terhadap elektrolit serum untuk menqetahui

kemungkinan terjadinya ketidak seimbangan. - Tidak dianjurkan digunakan pada wanita hamil dan menyusui. EFEK SAMPING Dapat terjadi setelahpemakaian jangka lama dan dosis tinggi berupa muntah anoreksia, diare, azotemia, hiperglikemia.Tiiperurikemia. Qangguan hematologi berupa trombositopenia, anemia, arganulositosis Reaksi pada kulit berupa urtikaria, eritema multiformis. KONTRA INDIKASI - Hipersensitivitas terhadap Furosemide. - Anuria, nefritis akut. - Dapat meningkatkan efek nephrotoksisitas antibiotik cephalosporin seperti cepha- Dapat meningkatkan efek ototoksisitas antibiotik aminoglikosida dan dapat meningkatkan efek hipotensi dari obat-obat antihipertensi. DOSIS Dewasa : Dosis awal 1/2 sampai 1 tablet sehari, sebaliknya diminum pada paqi hari. Pengobatan selanjutnya dengan interval antara 6 - 8 jam tergantunq pada diuresis yang terjadi. Anak-anak : 1-2 mg/kg berat badan sekali sehari KEMASAN Dus, isi 10 strip @ 10 tablet.

10. Natrium bikarbonat (Nabic)

Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang timbul pada henti jantung lama (kelas II B), asidosis metabolik karena hipoksia (kelas III) dan overdosis antidepresi trisiklik. Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang dosis setengahnya. Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.

11. Kalsium Glukonat Deskripsi - Nama & Struktur Kimia - Sifat Fisikokimia : Calcium Glukonat. C12H22CaO14

: Hablur, granul atau serbuk putih; tidak berbau; tidak berasa. Stabil di udara. Agak sukar (dan lambat) larut dalam air; mudah larut dalam air

mendidih; tidak larut dalam etanol. Larutan bersifat netral terhadap air. Susut pengeringan tidak lebih dari 3 %. - Keterangan : Kalsium glukonat dapat tertukar dengan kalsium glubionat karena pengucapannya saling menyerupai

Golongan/Kelas Terapi Antidot dan Obat Lain untuk Keracunan

Nama Dagang

Indikasi Keracunan antagonis kalsium Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian Keracunan antagonis kalsium. Intravena : Bayi dan anak-anak : 60-100 mg/kg/dosis (maksimum : 3 g/dosis) Dewasa : 500-800 mg ; maksimum 3 g/dosis Farmakologi Kalsium sangat diperlukan untuk memelihara integritas fungsi dari saraf, otot, dan sistem skelet serta membran sel dan permeabilitas kapiler. Kation merupakan aktivator penting pada berbagai reaksi enzimatik dan kation diperlukan untuk sejumlah proses fisiologi termasuk transmisi dari impuls saraf; kontraksi jantung, otot polos dan lurik; fungsi ginjal, pernafasan; dan koagulasi darah. Kalsium juga memegang peranan dalam melepaskan dan menyimpan neurotransmiter dan hormon, pada uptake dan pengikatan asam amino, dan pada absorpsi vitamin B12 dan sekresi lambung. Stabilitas Penyimpanan Larutan kalsium glukonat tidak boleh didinginkan. Larutan infus intravena stabil selama 24 jam

pada temperatur ruang. Tidak tercampurkan dengan natrium bikarbonat, karbonat, fosfat, sulfat, dan tartrat. Kontraindikasi Fibrilasi ventrikular pada saat resusitasi jantung; pasien dengan risiko keracunan digitalis, penyakit jantung atau ginjal, hiperkalsemia, calculi ginjal, hipofosfatemia. Efek Samping < 1% : Nyeri abdomen, bradikardi, aritmia jantung, koma, konstipasi, penurunan kadar magnesium dalam serum/penurunan magnesium serum, peningkatan kadar amilase dalam serum/peningkatan amilase serum, eritema, hiperkalsemia, hiperkalsiuria, hipotensi, lethargy, mania, lemah otot, mual, syncope, nekrosis jaringan, vasodilatasi, fibrilasi ventrikular, muntah. Interaksi - Dengan Obat Lain : Efek toksik dan inotropik kalsium dan glikosida jantung saling sinergi dan dapat terjadi aritmia jika kedua obat diberikan bersamaan (khususnya jika kalsium diberikan secara intravena). Pemberian kalsium secara intravena harus dihindarkan pada pasien yang menggunakan glikosida jantung. Jika memang sangat diperlukan, pemberian harus secara perlahan dalam jumlah kecil. - Dengan Makanan : Pengaruh - Terhadap Kehamilan : Faktor resiko C (Obat dapat diberikan hanya jika manfaat pemberian melebihi risiko yang dapat ditimbulkan terhadap fetus) - Terhadap Ibu Menyusui : - Terhadap Anak-anak : - Terhadap Hasil Laboratorium : Dapat terjadi peningkatan sementara konsentrasi plasma 11hidroksikortikosteroid (dengan teknik Glenn-Nelson) apabila diberikan kalsium secara

intravena. Namun konsentrasi kembali ke nilai normal setelah 1 jam. Selain itu, garam kalsium dapat memberikan nilai negatif palsu pada magnesium serum dan urin yang diukur menggunakan metode Titan yellow Parameter Monitoring Bentuk Sediaan Cairan Injeksi Peringatan Hindari kecepatan pemberian secara intravena yang terlalu cepat dan hindari ekstravasasi. Gunakan secara hati-hati pada pasien yang menggunakan obat-obat digitalis, hiperfosfatemia yang berat, gagal nafas, atau asidosis. Dapat menyebabkan henti jantung (cardiac arrest). Hiperkalsemia dapat terjadi pada pasien gagal ginjal, dianjurkan untuk sering dilakukan pemeriksaan kalsium serum Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus Informasi Pasien Mekanisme Aksi Kalsium pada garam kalsium memoderasi kinerja saraf dan otot dan menormalkan fungsi jantung Monitoring Penggunaan Obat -

You might also like