You are on page 1of 12

PENGEMBANGAN MASYARAKAT PM (community development) terdiri dari dua konsep, yaitu pengembangan dan masyarakat.

Secara singkat, pengembangan atau pembangunan merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Bidang-bidang pembangunan biasanya meliputi beberapa sektor, yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sosial-budaya. Masyarakat dapat diartikan dalam dua konsep, yaitu: Masyarakat sebagai sebuah tempat bersama, yakni sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan. Masyarakat sebagai kepentingan bersama, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti halnya pada kasus para orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (anak cacat fisik) atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini masih memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena Rendahnya Tingkat Sosial Ekonomi masyarakat yang mengakibatkan Ketidakmampuan dan Ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri (SelfCare). Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya Status Kesehatan Keluarga dan Masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap Produktivitas keluarga dan masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung. Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk memotong lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat meningkatkan keadaan masyarakat secara menyeluruh. Adam Curle (1970) seorang ahli pengembangan masyarakat,, berpendapat bahwa: Sumber sumber keterbelakangan masyarakat bukan terletak pada kurangnya pendayagunaan sumber sumber ekonomi, tetapi pada penggunaan yang salah dari sumber daya manusiawi ( the wrong use of people.). Dalam masyarakat itu sendiri sebenarnya terdapat suatu dinamika yang membuat mereka mampu bertahan dalam keadaan yang sulit dan hal itu sebenarnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sampai seberapa jauh potensi itu telah berkembang, dapat dilihat dari keadaan perkembangan masyarakat itu sendiri. Pada masyarakat yang sudah berkembang, maka hal ini menunjukkan bahwa mereka telah dapat memanfaatkan potensi yang mereka miliki ; Sedangkan pada

masyarakat yang belum berkembang berarti mereka belum banyak memanfaatkan potensi yang mereka miliki. Beberapa definisi yang memberikan pengertian tentang Pengembangan Masyarakat antara lain: 1. Bhattacarya Pengembangan Masyarakat adalah Pengembangan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya. Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri. 2. T.R. Betten Pengembangan Masyarakat bertujuan mempengaruhi perikehidupan rakyat jelata dimana keberhasilannya tergantung sekali pada kemauan masyarakat untuk aktif bekerjasama. 3. Yayasan Indonesia Sejahtera Pengembangan Masyarakat adalah Usaha usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik. 4. AMA, 1993, PM dapat didefinisikan sebagai metoda yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruhnya terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya. 5. Twelvetrees (1991:1) PM adalah the process of assisting ordinary people to improve their own communities by undertaking collective actions. Secara khusus PM berkenaan dengan upaya pemenuhan kebutuhan orang-orang yang tidak beruntung atau tertindas, baik yang disebabkan oleh kemiskinan maupun oleh diskriminasi berdasarkan kelas sosial, suku, jender, jenis kelamin, usia, dan kecacatan. MODEL PEMGEMBANGAN MASYARAKAT Secara garis besar, Twelvetrees (1991) membagi perspektif PM ke dalam dua bingkai, yakni pendekatan profesional dan pendekatan radikal. Pendekatan profesional menunjuk pada upaya untuk meningkatkan kemandirian dan memperbaiki sistem pemberian pelayanan dalam kerangka relasi-relasi sosial. Sementara itu, berpijak pada teori struktural neo-Marxis, feminisme dan analisis anti-rasis, pendekatan radikal lebih terfokus pada upaya mengubah ketidakseimbangan relasi-relasi sosial yang ada melalui pemberdayaan kelompok-kelompok lemah, mencari sebab-sebab kelemahan mereka, serta menganalisis sumber-sumber ketertindasannya. Berdasarkan perspektif di atas, PM dapat diklasifikasikan kedalam enam model sesuai dengan gugus profesional dan radikal (Dominelli, 1990: Mayo, 1998). 1. Perawatan Masyarakat merupakan kegiatan volunter yang biasanya dilakukan oleh warga kelas menengah yang tidak dibayar. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kesenjangan legalitas pemberian pelayanan. 2. Pengorganisasian Masyarakat memiliki fokus pada perbaikan koordinasi antara berbagai

lembaga kesejahteraan sosial. 3. Pembangunan Masyarakat memiliki perhatian pada peningkatan keterampilan dan kemandirian masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya. 4. Aksi Masyarakat Berdasarkan Kelas bertujuan untuk membangkitkan kelompok-kelompok lemah untuk secara bersama-sama meningkatkan kemampuan melalui strategi konflik, tindakan langsung dan konfrontasi. 5. Aksi Masyarakat Berdasarkan Jender bertujuan untuk mengubah relasi-relasi-relasi sosial kapitalis-patriakal antara laki-laki dan perempuan, perempuan dan negara, serta orang dewasa dan anak-anak. 6. Aksi Masyarakat Berdasarkan Ras (Warna Kulit) merupakan usaha untuk memperjuangkan kesamaan kesempatan dan menghilangkan diskriminasi rasial. Hakekat Pengembangan Masyarakat pada dasarnya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan manusia atau kesejahteraan masyarakat. Hal ini sebenarnya mempunyai kesamaan / tidak berbeda atau dalam arti lain sejalan dengan hakekat pembangunan ekonomi pada umumnya. Setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat hendaknya menempuh langkahlangkah sebagai berikut : 1. Ciptakan kondisi agar potensi/kemampuan masyarakat setempat dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. Potensi setempat seringkali tidak dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat karena adanya berbagai hambatan. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan mengenal hambatan-hambatan ini untuk selanjutnya bersama masyarakat menciptakan suatu kondisi agar potensi yang sudah ada dapat dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup. 2. Tingkatkan mutu potensi yang ada. Tergalinya potensi setempat harus diikuti dengan penigkatan mutu agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengikutsertakan masyarakat setempat sejak awal kegiatan hingga pelaksanaan dan perluasan kegiatan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat non formal. 3. Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada. Terlaksananya kegiatan sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada bukanlah suatu tujuan akhir, tetapi harus diusahakan agar kegiatan tersebut tidak berhenti begitu saja tetapi dikuti dengan kegiatan-kegiatan lain sebagai hasil daya cipta masyarakat. Untuk itu yang perlu diperhatikan adalah: a. Setiap kegiatan harus menimbulkan kepuasan agar timbul gairah dan daya cipta dari seluruh komponen masyarakat. b. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus berkelanjutan. c. Harus ada latihan untuk pembentukan kader yang diikuti dengan usaha meningkatkan keterampilan. 4. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Tujuan akhir dari peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar proses pengembangan tersebut mampu menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Dengan bertitik tolak dari pengertian tentang pengembangan masyarakat seperti telah diuraikan tersebut di atas, maka masyarakat merupakan subjek dari kegiatan yang menjadi sasaran kegiatan.

Peranan lembaga dari luar hanyalah sebagai perangsang agar proses yang terjadi berjalan secara optimal. Dengan demikian, maka penjabarannya secara operasional dilaksanakan dengan cara : a. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah kesehatannya, baik yang dihadapi secara individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat. b. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisa dan kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah. c. Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut. d. Dalam proses ini sedapat mungkin digali sumber-sumber daya yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul-betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar. Dengan menjadikan masyarakat sebagai subyek kegiatan, maka tujuan yang diinginkan dalam pengembangan masyarakat adalah : a. Menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri. b. Menimbulkan rasa bangga, semangat dan gairah kerja. c. Meningkatkan dinamika masyarakat untuk membangun. d. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam Program Pengembangan Masyarakat, terkandung Unsur unsur penting sebagai berikut : a. Program terencana dan terfokus pada kebutuhan kebutuhan menyeluruh (Total Needs) dari masyarakat yang bersangkutan, b. Mendorong Swadaya Masyarakat ( ini adalah unsur utama ), c. Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan badan swasta atau organisasi organisasi sukarela, yang meliputi tenaga atau personil, peralatan, bahan dan dana bersifat sementara dan tidak menimbulkan ketergantungan, d. Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti kesehatan masyarakat, pertanian, peternakan, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan dan lain-lain untuk membantu masyarakat. Pengembangan masyarakat adalah proses memampukan masyarakat dari, oleh dan untuk masyarakat itu sendiri berdasarkan kemampuan sendiri. Secara terperinci prinsif-prinsif pemberdayaan masyarakat, khususnya bidang kesehatan dapat diuraikan sebagai berikut : a. Menumbuhkembangkan potensi masyarakat. b. Mengembankan gotong royong masyarakat. c. Menggali konstribusi masyarakat. d. Menjalin kemitraan. e. Desentralisasi. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka harus diperhatikan Prinsip prinsip dalam Pengembangan Masyarakat sebagai berikut : a. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat. b. Program harus disesuaikan dengan kemampuan masyarakat setempat, c. Dalam melaksanakan kegiatan harus selalu diberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan agar agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya, d. selama proses ini petugas harus bersedia mendampingi masyarakat dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.

Menurut Mezirow ( 1963 ), ada 3 macam Bentuk Program dalam Usaha Pengembangan Masyarakat, yaitu : 1. Program Integratif Pengembangan Masyarakat melalui koordinasi dinas dinas teknis terkait atau yang lebih dikenal dengan Kerjasama Lintas Sektoral 2. Program Adaptif Pengembangan Masyarakat hanya ditugaskan kepada salah satu Instansi/Departemen yang bersangkutan saja yang secara khusus melaksanakan kegiatan tersebut atau yang dikenal dengan Kerjasama Lintas Program. 3. Program Proyek Pengembangan Masyarakat dalam bentuk usaha usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dg kebutuhan wilayah tsb. Namun demikian terlepas dari semua pengertian tersebut tentang Pengembangan Masyarakat, maka Charles Erasmus merupakan orang yang berpandangan kontra pengembangan masyarakat, yang menyatakan bahwa Orang orang dewasa yang sudah mencapai tingkat kematangan tertentu, yang telah mempunyai perasaan perasaan rendah diri dan tidak percaya diri sendiri dan mempunyai kecenderungan untuk menghindari situasi situasi baru, tidak mungin dirubah dalam sekejap, sekalipun dibuka kesempatan kesempatan. Menurut Erasmus, Pengembangan Masyarakat hanyalah suatu Adult Manipulation belaka. Ia berkeyankinan bahwa faktor yang penting dalam pembangunan adalah adanya kesempatan menuju perubahan (Perubahan Sosial). Kalau momentumnya tepat, pembangunan materiil akan merangsang tumbuhnya cara cara hidup yang lebih sehat untuk seterusnya, tanpa melalui filsafat birokratis tentang swadaya masyarakat. PERENCANAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT Pelaksanaan PM dapat dilakukan melalui penetapan sebuah program atau proyek pembangunan. Secara garis besar, perencanannya dapat dilakukan dengan mengikuti 6 langkah perencanaan. 1. Perumusan masalah. PM dilaksanakan berdasarkan masalah atau kebutuhan masyarakat setempat. Beberapa masalah yang biasanya ditangani oleh PM berkaitan dengan kemiskinan, pengangguran, kenakalan remaja, pemberantasan buta hurup, dll. Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan penelitian (survey, wawancara, observasi), diskusi kelompok, rapat desa, dst. 2. Penetapan program. Setelah masalah dapat diidentifikasi dan disepakati sebagai prioritas yang perlu segera ditangani, maka dirumuskanlah program penanganan masalah tersebut. 3. Perumusan tujuan. Agar program dapat dilaksanakan dengan baik dan keberhasilannya dapat diukur perlu dirumuskan apa tujuan dari program yang telah ditetapkan. Tujuan yang baik memiliki karakteristik jelas dan spesifik sehingga tercermin bagaimana cara mencapai tujuan tersebut sesuai dengan dana, waktu dan tenaga yang tersedia. 4. Penentuan kelompok sasaran. Kelompok sasaran adalah sejumlah orang yang akan ditingkatkan kualitas hidupnya melalui program yang telah ditetapkan. 5. Identifikasi sumber dan tenaga pelaksana. Sumber adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang program kegiatan, termasuk didalamnya adalah sarana, sumber dana, dan

sumber daya manusia. 6. Penentuan strategi dan jadwal kegiatan. Strategi adalah cara atau metoda yang dapat digunakan dalam melaksanakan program kegiatan. 7. Monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau proses dan hasil pelaksanaan program. Apakah program dapat dilaksanakan sesuai dengan strategi dan jadwal kegiatan? Apakah program sudah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan? suatu kegiatanindikator keberhasilan. PENGORGANISASIAN MASYARAKAT Pengorganisasian masyarakat adalah konsep yang sudah dikenal dan dipakai oleh para pekerja sosial di Amerika pada akhir tahun 1800, sebagai upaya koordinatif memberikan pelayanan kepada imigrasi, kelompok miskin yang baru datang (Garvin dan Cox). Menurut Ross Murray Pengorganisasian Masyarakat adalah : Suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhankebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhankebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar dengan usaha secara gotong royong. ASPEK-ASPEK PENGORGANISASIAN MASYARAKAT Pada pengertian tersebut terdapat 3 aspek penting yang terkandung di dalamnya, yaitu : 1. PROSES a. Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak disadari, b. Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan, c. Dalam prosesnya ditemukan unsur unsur kesukarelaan. Kesukarelaan timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya, d. Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kelompok atau masyarakat, e. Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya. f. Selanjutnya mengintruksikan kepada masyarakat untuk bersama sama mengatasinya. 2. MASYARAKAT Masyarakat biasanya diartikan sebagai : a. Kelompok besar yang mempunyai Batas batas Geografis : Desa, Kecamatan, Kabupaten dsb. b. Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar, c. Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar, d. Kelompok yang secara bersama sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya. 3. BERFUNGSINYA MASYARAKAT Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah langkah sebagai

berikut : a. Menarik orang orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, b. Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat, c. Melakukan upaya penyebaran rencana ( kampanye ) untuk mensukseskan rencana tersebut. PERSYARATAN PETUGAS Untuk menentukan seseorang sebagai Community Worker, harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut : 1. Mampu menggunakan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat menarik kepercayaan masyarakat, 2. Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan masyarakat, 3. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah, 4. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga informasi dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat, 5. Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat, baik formal leader maupun informal leader, 6. Mempenyai pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan lingkungannya, 7. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang dapat diajarkan kepada masyarakat, 8. Mengetahui dinas dinas terkait dan tenaga ahli yang ada di wilayah tersebut untuk dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka. PENDEKATAN DALAM PENGORGANISASIAN MASYARAKAT Pada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi kepada kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu menurut Ross Murray dalam Pengorganisasian Masyarakat, terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu : 1. Spesific Content Objective Approach Pendekatan baik perseorangan, Lembaga swadaya atau Badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program penanggulangan sampah. 2. General Content Objective Approach Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus. 3. Process Objective Approach Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan

penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan. LANGKAH LANGKAH PENGORGANISASIAN MASYARAKAT Menurut Adi Sasongko ( 1978 ), langkah langkah yang harus ditempuh dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah : 1. Persiapan sosial : a). Pengenalan Masyarakat b). Pengenalan Masalah c). Penyadaran Masyarakat 2. Pelaksanaan 3. Evaluasi 4. Perluasan 1. PERSIAPAN SOSIAL Tujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat. Kegiatan kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program program kesehatan yang akan dilakukan. a. Tahap Pengenalan Masyarakat Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll. b. Tahap Pengenalan Masalah Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah masalah yang memang benar benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh tersebut, diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam. Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah masalah kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun prioritas masalah adalah : 1) Beratnya Masalah Yang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat.

2) Mudahnya Mengatasi Yang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi masalah tersebut. 3) Pentingnya Masalah Bagi Masyarakat Yang paling berperan di sini adalah Subyektifitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur budaya setempat 4) Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah Misalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah dilaksanakan di wilayah yang banyak balitanya. c. Tahap Penyadaran Masyarakat Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka : 1) Menyadari masalah masalah kesehatan yang mereka hadapi 2) Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi, 3) Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada. Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka Menyadarkan Masyarakat adalah : 1) Lokakarya Mini Kesehatan, 2) Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ) 3) Rembuk Desa 2. PELAKSANAAN Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya Mini atau MMD, maka langkah selanjutnya adalah Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah : a. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, b. Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan masalah, c. Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang tersedia di masyarakat d. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah. 3. EVALUASI Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu : a. Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung Disebut juga Penilaian Formatif = Monitoring Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun. Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai. b. Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan. Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum. 4. PERLUASAN Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Perluasan Kuantutatif Perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. b. Perluasan Kualitatif Perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani. KATALIS DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS Katalis disini dapat diartikan seseorang atau sesuatu yang medorong adanya perubahan. Katalis dapat mengarahkan pada dialog yang efektif dalam komunitas, memfasilitasi tindakan kolektif dan memecahkan masalah yang umum terjadi. Ada enam jenis katalis, diantaranya : 1. Stimulus Internal Stimulus dari dalam komunitas dapat terjadi jika masyarakat sadar akan masalah kesehatan yang ada di wilayahnya, contoh : meningkatnya jumlah unggas yang terkena flu burung di wilayahnya secara otomatis akan menyadarkan komunitas akan pentingnya dialog untuk memecahkan masalah tersebut. 2. Change agent Sebagai seorang perawat komunitas kita dituntut untuk berperan sebagai change agent di dalam komunitas. Perawat komunitas harus menyadarkan masyarakat akan masalah-masalah kesehatan yang memerlukan perubahan sosial. 3. Inovasi Perawat komunitas juga dituntut untuk selalu berpikir kreatif dalam memecahkan masalahmasalah kesehatan yang ada di komunitas. 5. Kebijakan Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah seharusnya dapat menstimulus komunitas untuk bertindak, seperti gerakan massal pemberantasan DBD dengan kewajiban melakukan 3M di rumah masing-masing. 6. Ketersediaan teknologi Perkembangan teknologi terkini khususnya teknologi kesehatan seyogyanya selalu diikuti oleh perawat komunitas. Hal ini akan memudahkan pekerjaan kita ketika bersinggungan dengan masyarakat, contoh adanya metode kontrasepsi non hormonal akan menstimulasi komunitas untuk mempertimbangkan ulang penggunaan kontrasepsi hormonal yang lebih beresiko. 7. Media massa Media massa berfungsi untuk mengubah opini publik yang dirancang untuk mengubah perilaku individu atau kelompok agar dapat mengadopsi hal-hal baru yang disampaikan oleh perawat komunitas. MOBILISASI, PARTISIPASI DAN KEDERISASI BATASAN MOBILISASI Mobilisasi merupakan Pengerahan seluruh anggota masyarakat untuk ikut aktif dalam suatu usaha demi kepentingan bersama. Dalam masyarakat Jawa terkenal dengan istilah Gugur Gunung yang berarti bersama sama bergerak dalam menangani suatu proyek bersama untuk kepentingan semua orang. Untuk dapat bergerak, maka kelompok inti dengan atau tanpa extension worker harus mampu mempengaruhi orang orang atau seluruh masyarakat agar merubah sikap dan membangkitkan keinginan mereka untuk ikut bergerak bersama.

MOBILISASI ORGANISASI MASYARAKAT Dalam masyarakat yang cukup besar jumlahnya dan heterogen, maka kemungkinan untuk melakukan mobilisasi langsung menjadi kurang efektif dan terlalu lama. Jalan lain yang mungkin dapat ditempuh untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendekatan melalui organisasi organisasi masyarakat yang ada, dengan menggunakan Langkah-langkah sebagai berikut : 1. Membuat daftar organisasi yang ada 2. Mengetahui kegiatan utama dan mengenal tokohnya 3. Menganalisa kemungkinan yang mendukung ataupun yang menghambat program 4. Membuat perkiraan kemungkinan hal-hal yang dapat membantu program dari setiap organisasi 5. Mengatur strategi agar organisasi-organisasi yang netral dapat segera diajak masuk dalam program dan menetralisir organisasi-organisasi lain yang menentang. PARTISIPASI & PERANAN ORGANISASI SETEMPAT Partisipasi yang dibutuhkan adalah partisipasi yang bertanggung jawab, bukan asal ikut ramai ramai tanpa mengetahui sebenarnya apa yang harus dilakukan dan untuk apa ikut dalam usaha bersama itu. Partisipasi akan dapat mencapai hasil yang optimal apabila masing masing telah mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari kegiatan bersama tersebut. Peranan yang diharapkan dari organisasi setempat sangat luas, yang diantaranya adalah : Pemberian fasilitas fisik, seperti : ruang untuk pertemuan, alat transportasi, dll. Pemberian fasilitas non fisik, seperti : wibawa, mekanisme kontrol, dukungan moral, bantuan pikiran dll. Di negara negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar warga masyarakatnya berada pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini mengakibatkan terpendamnya potensi potensi yang sebenarnya dimiliki oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa dalam keadaan seperti ini, prakarsa pembangunan hampir selalu dimulai oleh aparat pemerintah. PENGERTIAN KADER DESA Kader Desa adalah : Tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu, yang tumbuh ditengah tengah masyarakat dan merasa berkewajiban untuk melaksanakan, meningkatkan, dan membina kesejahteraan masyarakat dengan rasa iklas tanpa pamrih dan didasari panggilan untuk melaksanakan tugas tugas kemanusiaan. Bertitik tolak dari pengertian ini, maka kader desa adalah wakil dari masyarakat yang akan merumuskan segala hal yang menjadi kebutuhan dari masyarakat dan melakukan usaha usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kader desa akan menjadi agent of change yang akan membawa norma norma baru yang sesuai dengan nilai tradisional mereka dan yang akan menggali segi segi positif yang ada pada norma norma tradisional masyarakat mereka. OPTIMALISASI POTENSI KADER DESA Beberapa cara / langkah langkah untuk mengoptimalkan potensi kader desa antara lain : 1. Jangan terlalu ketat membuat pembatasan pembatasan

2. Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan berkesinambungan, 3. Menumbuhkan dan mengembangkan sistem yang dapat menunjang peran kader desa. KEUNTUNGAN KADER DESA Keuntungan yang diperoleh masyarakat dengan adanya kader adalah : 1. Meningkatkan kualitas kemampuan hingga menumbuhkan pemimpin dan kepemimpinan baru dalam masyarakat, 2. Masyarakat dapat memanfaatkan kegiatan atau fasilitas yang disediakan dengan lebih optimal, 3. Keterlibatan masyarakat dalam program menjadi lebih besar sehingga ikut berperan secara aktif dalam menyusun tujuan-tujuan yang ingin dicapai. available file

You might also like