You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II

PENDINGINAN AIR




Oleh :
Nama : Sifauddin Muhammad Hidayatulloh
NIM : 1208105008
Dosen : Ida Bagus Alit Paramarta, S.Si., M.Si.
I Ketut Sukarasa, S.Si., M.Si.
Asisten Dosen : 1. Aryanti
2. Wahyulianti

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2013
I. Tujuan
- Menentukan konstanta pndinginan air.

II. Dasar Teori
Cairan yang lebih panas daripada suhu sekelilingnya, akan mendingin
karena perpindahan panas. Kecepatan mendingin air

(penurunan suhu tiap


satuan waktu) berbanding langsung dengan selisih suhu cairan dan ingkungannya,
yang dinyatakan dalam.

(4.1)
Dengan : = konstanta pendinginan air
= suhu cairan

= suhu lingkungan
= waktu

Persamaan (1) tersebut mempunyai penyelesaian sbb:

(4.2)

Pendinginan Newton
Hukum pendinginan Newton menyatakan bahwa tingkat kehilangan panas
benda (dQ) adalah sebanding dengan perbedaan suhu antara benda dan
sekitarnya(lingkungannya).
Hukum Newton tentang pendinginan umumnya terbatas pada kasus-kasus
sederhana di mana modus transfer energi konveksi, dari permukaan padat ke
cairan sekitarnya dalam gerakan, dan di mana ada perbedaan suhu yang kecil,
kira-kira kurang dari 10C. Ketika panas ditempatkan didalam medium benda
maka akan keluar cairan sedehana yang bervariasi, seperti dalam kasus gas, padat,
atau vakum, dll, ini menjadi efek residu yang memerlukan analisis lebih lanjut.

Perpindahan Panas Konveksi
Bila ada fluida yang bergerak terhadap suatu permukaan, dan kedua
suhunya tidak sama, maka akan terjadi mekanisme perpindahan panas secara
konveksi. Semakin cepat gerakan fluida tersebut, maka semakin besar laju
perpindahan panas konveksinya. Bila fluida tidak bergerak, maka mekanisme
perpindahan panas akan menjadi mekanisme perpindahan konduksi kembali.

Perpindahan panas konveksi
Karena konveksi terjadi akibat adanya gerakan fluida, maka dikenal istilah
konveksi alami dan konveksi paksa. Konveksi alami (konveksi bebas) terjadi
karena fluida bergerak secara alamiah dimana pergerakan fluida tersebut lebih
disebabkan oleh perbedaan massa jenis fluida akibat adanya variasi suhu pada
fluida tersebut. Logikanya, kalau suhu fluida tinggi, tentunya dia akan menjadi
lebih ringan dan mulai bergerak keatas.
Gambar 1.1 Perpindahan Panas Konveksi
Sementara konveksi paksa trjadi karena bergeraknya fluida bukan karena faktor
alamiah. Fluida bergerak karena adanya alat yang digunakan untuk menggerakkan
fluida tersebut, seperti kipas, pompa, blower dan sebagainya.
Laju perpindahan panas konveksi dirumuskan melalui hukum pendinginan
Newton (Newtons Law of Cooling) yang dinyatakan dengan:

Keterangan:
h = koefisien konveksi
A = luas permukaan konveksi
T
s
= suhu permukaan
T
f
= suhu fluida
Koefisien konveksi bukan merupakan properti dari suatu fluida. Ia
merupakan parameter yang diperoleh berdasarkan experimen yang mana nilainya
bergantung kepada semua variabel yang mempengaruhi proses konveksi seperti
geometri permukaan, sifat aliran fluida, properti fluida dan kecepatan fluida.


III. Alat dan Bahan
1. Gelas beker dengan penutup
2. Termometer
3. Stopwatch
4. Termos yang berisi air panas

IV. Prosedur Percobaan
1. Dicatat terlebih dahulu suhu kamar atau suhu lingkungan (T
0
).
2. Gelas beker disi dengan air panas yang berasal dari termos, hingga
termometer yang ada dalam gelas beker tercelup.
3. Penurunan suhu yang ditunjukkan oleh termometer dicatat setiap 2
menit.

V. Data Pengamatan
Pada saat kami melakukan praktikum ini, data yang kami dapatkan adalah
sebagai berikut:
No. Percobaan Suhu Ruangan
1 I 31
o
C
2 II 29
o
C
3 III 28
o
C
4 IV 28,5
o
C
5 V 28,5
o
C




No. Percobaan
Suhu
awal
Penurunan Suhu
2 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit
1 I 72
o
C 69
o
C 66
o
C 65
o
C 64
o
C 63
o
C
2 II 60
o
C 59
o
C 58
o
C 58
o
C 57
o
C 56
o
C
3 III 68
o
C 67
o
C 66
o
C 65
o
C 65
o
C 64
o
C
4 IV 64
o
C 63
o
C 63
o
C 62
o
C 61
o
C 61
o
C
5 V 61
o
C 60
o
C 59
o
C 59
o
C 58
o
C 58
o
C
VI. Ralat

A. RALAT SUHU RUANGAN (To)
- Ralat Suhu Ruangan Percobaan I
s To To ) 5 , 0 31 ( = A

Ralat nisbi = % 100
A
To
To
=
31
5 , 0
x 100% = 1,6%
Ralat kebenaran = 100% - 1,6% = 98,4 %

- Ralat Suhu Ruangan Percobaan II
s To To ) 5 , 0 29 ( = A

Ralat nisbi = % 100
A
To
To
=
29
5 , 0
x 100% = 0,017%
Ralat kebenaran = 100% - 0,017% = 99,98 %

- Ralat Suhu Ruangan Percobaan III
s To To ) 5 , 0 28 ( = A

Ralat nisbi = % 100
A
To
To
=
28
5 , 0
x 100% = 0,018%
Ralat kebenaran = 100% - 0,018% = 99, 982%

- Ralat Suhu Ruangan Percobaan IV
s To To ) 5 , 0 31 ( = A

Ralat nisbi = % 100
A
To
To
=
5 , 28
5 , 0
x 100% = 1,75 %
Ralat kebenaran = 100% - 1,75% = 98,25%

- Ralat Suhu Ruangan Percobaan V
s To To ) 5 , 0 31 ( = A

Ralat nisbi = % 100
A
To
To
=
5 , 28
5 , 0
x 100% = 1,75 %
Ralat kebenaran = 100% - 1,75% = 98,25%



B. RALAT SUHU CAIRAN (T)
Ralat Suhu Ruangan Percobaan I
s T T ) 5 , 0 63 ( = A

Ralat nisbi = % 100
A
T
T
=
63
5 , 0
x 100% = 0,79 %
Ralat kebenaran = 100% - 0,79% = 99,21%

Ralat Suhu Ruangan Percobaan II
s T T ) 5 , 0 56 ( = A

Ralat nisbi = % 100
A
T
T
=
56
5 , 0
x 100% = 0,89 %
Ralat kebenaran = 100% - 0,89% = 99,11%

Ralat Suhu Ruangan Percobaan III
s T T ) 5 , 0 64 ( = A

Ralat nisbi = % 100
A
T
T
=
64
5 , 0
x 100% = 0,078%
Ralat kebenaran = 100% - 0,078% = 99,22 %


Ralat Suhu Ruangan Percobaan IV
s T T ) 5 , 0 61 ( = A

Ralat nisbi = % 100
A
T
T
=
61
5 , 0
x 100% = 0,82 %
Ralat kebenaran = 100% - 0,82% = 99,18%

Ralat Suhu Ruangan Percobaan V
s T T ) 5 , 0 58 ( = A

Ralat nisbi = % 100
A
T
T
=
58
5 , 0
x 100% = 0,86 %
Ralat kebenaran = 100% - 0,86% = 99,14%


C. RALAT KONSTANTA PENDINGINAN AIR

1. Ralat Keraguan Untuk Konstanta Pendinginan Air Percobaan I
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
1
0
0
0
00044 , 0 006 , 0
600
5 , 0
47 , 3
26 , 0
600
47 , 3
600
47 , 3
5 , 0 600
26 , 0 47 , 3
5 , 0 600
77 , 0 32 ln
5 , 0 600
31
5 , 0
63
5 , 0
31 63 31 63 ln
ln
ln
ln

= A
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|

|
.
|

\
|
= A

= A

= A

|
.
|

\
|
+
= A
A
|
.
|

\
|
A
+
A

= A
A
A A
= A

=
s
t t
To
T
T
T
To T To T
t t
T To T T
t
T T
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o

Ralat nisbi = % 100
A
o
o
=
006 , 0
00044 , 0
x 100% = 7,33%
Ralat kebenaran = 100% - 7,3% = 92,67%


2. Ralat Keraguan Untuk Konstanta Pendinginan Air Percobaan II

( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
1
0
0
0
00057 , 0 006 , 0
600
5 , 0
30 , 3
34 , 0
600
30 , 3
600
30 , 3
5 , 0 600
34 , 0 30 , 3
5 , 0 600
71 , 0 27 ln
5 , 0 600
29
5 , 0
56
5 , 0
29 56 29 56 ln
ln
ln
ln

= A
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|

|
.
|

\
|
= A

= A

= A

|
.
|

\
|
+
= A
A
|
.
|

\
|
A
+
A

= A
A
A A
= A

=
s
t t
To
T
T
T
To T To T
t t
T To T T
t
T T
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o

Ralat nisbi = % 100
A
o
o
=
006 , 0
00057 , 0
x 100% = 9,5%
Ralat kebenaran = 100% - 9,5% = 90,5%

3. Ralat Keraguan Untuk Konstanta Pendinginan Air Percobaan III

( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
1
0
0
0
00014 , 0 006 , 0
600
5 , 0
58 , 3
083 , 0
600
58 , 3
600
58 , 3
5 , 0 600
083 , 0 58 , 3
5 , 0 600
92 , 0 36 ln
5 , 0 600
28
5 , 0
64
5 , 0
28 64 28 64 ln
ln
ln
ln

= A
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|

|
.
|

\
|
= A

= A

= A

|
.
|

\
|
+
= A
A
|
.
|

\
|
A
+
A

= A
A
A A
= A

=
s
t t
To
T
T
T
To T To T
t t
T To T T
t
T T
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o


Ralat nisbi = % 100
A
o
o
=
006 , 0
00014 , 0
x 100% = 2,33%
Ralat kebenaran = 100% - 2,33% = 97,67%

4. Ralat Keraguan Untuk Konstanta Pendinginan Air Percobaan IV

( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
1
0
0
0
00029 , 0 006 , 0
600
5 , 0
48 , 3
17 , 0
600
48 , 3
600
48 , 3
5 , 0 600
17 . 0 48 , 3
5 , 0 600
84 , 0 5 , 32 ln
5 , 0 600
5 , 28
5 , 0
61
5 , 0
5 , 28 61 5 , 28 61 ln
ln
ln
ln

= A
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|

|
.
|

\
|
= A

= A

= A

|
.
|

\
|
+
= A
A
|
.
|

\
|
A
+
A

= A
A
A A
= A

=
s
t t
To
T
T
T
To T To T
t t
T To T T
t
T T
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o


Ralat nisbi = % 100
A
o
o
=
006 , 0
00029 , 0
x 100% = 4,83%
Ralat kebenaran = 100% - 4,83% = 95,17%

5. Ralat Keraguan Untuk Konstanta Pendinginan Air Percobaan V

( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( ) ( )
( )
( )
( )
( )
( )
( )
1
0
0
0
00044 , 0 006 , 0
600
5 , 0
38 , 3
26 , 0
600
38 , 3
600
38 , 3
5 , 0 600
26 , 0 38 , 3
5 , 0 600
77 , 0 5 , 29 ln
5 , 0 600
5 , 28
5 , 0
58
5 , 0
5 , 28 58 5 , 28 58 ln
ln
ln
ln

= A
|
.
|

\
|
+
|
.
|

\
|

|
.
|

\
|
= A

= A

= A

|
.
|

\
|
+
= A
A
|
.
|

\
|
A
+
A

= A
A
A A
= A

=
s
t t
To
T
T
T
To T To T
t t
T To T T
t
T T
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o o
o


Ralat nisbi = % 100
A
o
o
=
006 , 0
00044 , 0
x 100% = 0,73%
Ralat kebenaran = 100% - 0,73% = 99,27%

VII. Grafik
Grafik, menunjukkan penurunan suhu dalam tiap kenaikan waktu 2 menit.
Gambar 2.1. Grafik Penurunan Suhu


54.5
55
55.5
56
56.5
57
57.5
58
58.5
59
59.5
2 menit 4 menit 6 menit 8 menit 10 menit
Percobaan II
Percobaan II
VIII. Pembahasan
Pada saat percobaan pertama, suhu ruangan yang telah diukur adalah
sebesar 31
o
C dengan menggunakan suhu awal air yang akan didinginkan adalah
72
o
C. Pada setiap 2 menit penurunan suhu akan dicatat, dan itu dilakukan
sebanyak 5 kali. Pada menit pertama, didapat suhu sebesar 69
o
C, pada menit ke
dua didapatkan suhu sebesar 66
o
C, pada menit ke tiga didapatkan suhu sebesar
65
o
C, pada menit ke empat didapatkan suhu sebesar 64
o
C, pada menit terakhir
didapatkan suhu sebesar 63
o
C. Sehingga dapat diketahui panurunan suhu pada
setiap 2 menit, dari suhu awal terjadi penurunan secara berurutan hingga menit
terakhir adalah sebesar 3
o
C, 3
o
C, 1
o
C, 1
o
C, 1
o
C.
Pada percobaan ke dua, suhu ruangan yang kami dapatkan adalah sebesar
29
o
C dan menggunakan air panas yang memiliki suhu awal sebesar 60
o
C.
Pendinginan suhu pada air akan dilakukan pengamatan setiap 2 menit, dan
dilakukan sebanyak 5 kali. Pada menit pertama diperoleh suhu sebesar 59
o
C, pada
menit ke dua diperoleh suhu sebesar 58
o
C, pada menit ke tiga diperoleh suhu
sebesar 58
o
C, pada menit ke empat diperoleh suhu sebesar 57
o
C, dan pada menit
terakhir diperoleh suhu sebesar 56
o
C. Jadi, dapat dilihat penurunan suhu setiap 2
menit dari suhu awal dengan berurutan adalah sebesar 1
o
C, 1
o
C, 0
o
C, 1
o
C, 1
o
C.
Pada percobaan ke tiga, kami mendapatkan suhu ruangan sebesar 28
o
C
degan menggunakan air panas yang akan didinginkan memiliki suhu awal sebesar
68
o
C. Setiap 2 menit akan dicatat penurunan suhu yang terjadi, hal ini dilakukan
sebanyak 5 kali. Pada menit pertama didapat suhu sebesar 67
o
C, menit ke dua
didapat suhu sebesar 66
o
C, menit ke tiga didapat suhu sebesar 65
o
C, menit ke
empat didapatkan suhu sebesar 65
o
C, dan pada menit terakhir didapatkan suhu
sebesar 64
o
C. Dengan data tersebut, didapatkan data penurunan suhu dari suhu
awal hingga akhir dengan berurutan sebesar 1
o
C, 1
o
C, 1
o
C, 0
o
C, 1
o
C.
Pada percobaan ke empat, besar suhu ruangan yang didapat adalah 28,5
o
C
dengan menggunakan air panas yang bersuhu 64
o
C. Penurunan suhu yang terjadi
setiap 2 menit akan dicatat. Pada menit pertama didapat suhu sebesar 63
o
C, menit
ke dua diperoleh suhu sebesar 63
o
C, menit ke tiga diperoleh suhu sebesar 62
o
C,
menit ke empat suhu sebesar 62
o
C, dan pada menit terakhir didapatkan suhu
sebesar 61
o
C. Sehingga penurunan suhu setiap 2 menit dari suhu awal hingga
suhu akhir secara berurutan sebesar 1
o
C, 0
o
C, 1
o
C, 0
o
C, 1
o
C.
Pada percobaan ke lima, suhu ruangan yang kami dapat adalah sebesar
28,5
o
C dengan menggunakan air panas yang memiliki suhu sebesar 61
o
C. Setiap 2
menit, penurunan suhu yang terjadi akan dicatat dan percobaan ini dilakukan
sebanyak 5 kali. Pada menit pertama, kami mendapatkan suhu air sebesar 60
o
C,
menit ke dua kami mendapat suhu air sebesar 59
o
C, menit ke tiga diperoleh suhu
sebesar 59
o
C, menit ke empat diperoleh suhu sebesar 58
o
C, dan pada menit
terakhir didapatkan suhu air sebesar 58
o
C.
Dari beberapa percobaan di atas dapat kita lihat bahwa perbandingan
penurunan suhu dengan waktu adalah berbanding terbalik, suhu air akan turun
seiring dengan kenaikan waktu yang diberikan.


IX. Kesimpulan
1. Konstanta pendinginan air adalah penurunan suhu air atau perpindahan
panas dari air ke lingkungan dalam satuan waktu.
2. Hukum pendinginan Newton menyatakan bahwa tingkat kehilangan
panas benda (dQ) adalah sebanding dengan perbedaan suhu antara benda
dan sekitarnya(lingkungannya).
3. Perpindahan panas konveksi adalah jika fluida yang bergerak terhadap
suatu permukaan, dan kedua suhunya tidak sama, maka akan terjadi
mekanisme perpindahan panas secara konveksi. Semakin cepat gerakan
fluida, maka semakin besar laju perpindahan panas konveksinya. Dan
jika fluida tidak bergerak, akan menjadi mekanisme perpindahan
konduksi kembali.
4. Suhu air akan turun seiring dengan kenaikan waktu yang diberikan,
sehingga perbandingan penurunan suhu dengan waktu adalah
berbanding terbalik.


DAFTAR PUSTAKA

Paramarta, S.Si., M.Si., Ida Bagus Alit, I Gede Cahya Pradhana.2013.Penuntun
Praktikum Fisika Dasar II. Bukit Jimbaran: Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas
Udayana.
Potter, Merle C. and Scott, Elaine P. (2004). Thermal Sciences - an Introduction
to Thermodynamics, Fluid Mechanics, and Heat Transfer, (pg. 61). U.S.:
Brooks/Cole.
www.eoht.info/page/Newtons+law+of+cooling
http://nurulimantmunib.wordpress.com/tag/hukum-pendinginan-newton/

You might also like