You are on page 1of 97

MODUL 3. PENGUKURAN POLIGON GEO. TP.03.003.

01

IDI SUTARDI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ESDM

PUSDIKLAT GEOLOGI BANDUNG


2006 1

KATA PENGANTAR Modul Pengukuran Poligon Topografi dikembangkan mengacu pada prinsipprinsip pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Untuk mewujudkan pembelajaran yang menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang berbasis kompetensi, pengadaan modul sangat dirasakan sebagai kebutuhan yang mendesak. Penulisan modul ini disusun sebagai acuan pengembangan bahan ajar yang diharapkan dapat menghasilkan modul yang memudahkan peserta diklat dalam menguasai kompetensi yang dipelajarinya. Kegiatan belajar mengajar yang dilengkapi dengan modul akan memotivasi peserta diklat belajar secara dinamis dan mandiri. Kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan modul ini akan diperbaiki dan disempurnakan secara terus menerus sesuai kebutuhan. Sejalan dengan itu, berbagai masukan sangat diharapkan datang dari berbagai pihak.

Penyusun,

DAFTAR

ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... DAFTAR ISI ....................................................................................................... PETA KEDUDUKAN MODUL ........................................................................... GLOSSARIUM .................................................................................................. PENDAHULUAN ............................................................................................... A. B. C. D. Deskripsi ................................................................................................. Tujuan ...................................................................................................... Prasyarat .................................................................................................. Petunjuk Penggunaan Modul................................................................. a. Panduan Bagi Peserta Diklat ............................................................. b. Peran Widyaiswara/Instruktur ........................................................... KEGIATAN BELAJAR 1 POLIGON TERTUTUP ...................................................................................... Tujuan Pembelajaran Umum .......................................................................... Tujuan Pembelajaran Khusus ....................................................................... 1. Poligon Tertutup Tak Terikat ...................................................................... 2. Poligon Tertutup Terikat Sempurna .......................................................... Rangkuman Kegiatan Belajar 1 ...................................................................... Tugas 1 ............................................................................................................. Tes Formatif 1 .................................................................................................. Kunci Jawaban tes Formatif 1 ........................................................................ Lembar Penilaian Praktik 1 ............................................................................. KEGIATAN BELAJAR 2 POLIGON TERBUKA ........................................................................................ Tujuan Pembelajaran Umum ..........................................................................

1 2 5

Tujuan Pembelajaran Khusus ........................................................................ 1. Poligon Terbuka Tak Terikat ...................................................................... 2. Poligon Terbuka Terikat .............................................................................. 3. Poligon Terbuka Terikat Sempurna ........................................................... Rangkuman Kegiatan Belajar 2 ...................................................................... Tugas 2 ............................................................................................................. Tes Formatif 2 .................................................................................................. Kunci Jawaban tes Formatif 2 ........................................................................ Lembar Penilaian Praktik 2 ............................................................................. EVALUASI AKHIR ............................................................................................ Tes Teori ........................................................................................................... Tes Praktik ........................................................................................................ Kunci jawaban evaluasi akhir ......................................................................... Lembar penilaian tes praktik .......................................................................... DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

PETA KEDUDUKAN MODUL


DIKLAT TEKNISI TOPOGRAFI

PENYIAPAN ALAT UKUR TANAH PENYETELAN DAN PENGOPERASIAN ALAT UKUR TANAH PENGUKURAN POLIGON

PENGUKURAN BEDA TINGGI DENGAN SIPAT DATAR

PENGUKURAN SITUASI

PENGUKURAN PENENTUAN SINGKAPAN BATUAN

PENGOLAHAN DATA PENGUKURAN DENGAN KOMPUTER

KARTOGRAFI

PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN ALAT UKUR TOPOGRAFI

GLOSSARIUM
1. Azimut (sudut jurusan) adalah sudut yang dibentuk oleh garis utara dan garis bidik anatara dua titik yang diukur 2. Benang jarak adalah benang yang ada di dalam mekanik teropong untuk menghitung jarak antara dua titik yang diukur 3. Benang silang adalah dua benang yang saling berpotongan secara tegak lurus dalam alat ukur tanah yang terddiri atas benang silang tengah datar, benang silang tengah tegak, dan benang silang jarak. 4. Benang silang tengah datar adalah benang yang ada ditengah-tengah garis mekanik teropong secara horizontal untuk menentukan sudut vertical. 5. Benang tengah vertical adalah benang yang ada ditengah-tengah mekanik teropong secara vertical untuk menentukan sudut horizontal. 6. Fisik bumi adalah bentuk rupa bumi, baik alami maupun buatan manusia. 7. Garis bidik (garis vizir) adalah garis untuk momfokuskan obyek dalam teropong dengan cara menghubungkan titik tengah optis, titik obyek, dan titik silang dari benang silang. 8. Jarak optis adalah jarak hasil pengukuran benang atas dan benang bawah. 9. Poligon adalah metoda penentuan posisi titik di permukaan bumi dengan pengukuran segi banyak. 10. Skala peta adalah perbandingan anatara jarak dua titik di peta dan jarak dua titik tersebut di lapangan. 11. Theodolit adalah alat untuk mengukur, jarak, sudut dan beda tinggi. 12. Titik trianggulasi adalah titik control geodesi di lapangan yang diketahui koordinatnya dalam sisitem tertentu.

PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini merupakan lanjutan dari modul 2 yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang teknisi pengukuran topografi yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja untuk melaksanakan pengukuran poligon sesuai dengan standar kualitas pengukuran. Untuk mencapai penguasaan modul ini, anda harus dapat menyelesaikan evaluasi yang meliputi kognitif, skill, psikomotorik skill, dan attitude skill minimal 80 persen. B. Tujuan Setelah mempelajari materi modul ini dan menerima peralatan serta bahan yang dibutuhkan, peserta dapat melakukan pengukuran poligon sesuai dengan standar yang dibutuhkan dalam dunia bidang geologi.. C. Prayarat 1. 2. 3. Pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA/SMK) IPA. Menguasai Dasar-Dasar Trigonometri dan Ilmu Ukur Segi Tiga Telah menyelesaikan modul 2 (Penentuan azimuth)

D. Petunjuk Penggunaan Modul Petunjuk penggunaan modul yang dipersiapkan dalam unit ini tidaklah bersifat wajib namun digunakan sebagai pedoman atau panduan. a. Panduan bagi peserta diklat: 1) Pelajari modul ini mulai dari kegiatan balajar 1 kemudian kerjakan soal-soal yang disediakan dengan memperoleh hasil minimal 80%, dan lanjutkan ke kegiatan berikutnya. 2) Periksa semua alat yang akan anda gunakan 3) Bila anda menemukan masalah, silahkan bertanya kepada widyiaswara/instruktur/fasilitator 4) Yakinkan diri anda telah menguasai modul ini, sebelum anda mengikuti ujian 5) Dan lain sebagainya.

b. Peran widyaiswara/instruktur 1) Membantu peserta diklat dalam merencanankan proses belajar 2) Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar 3) Membantu peserta diklat dalam memahami konsep dan praktik baru dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar diklat 4) Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar 5) Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan 6) Menerncanakan seorang akhli/pendamping widyaiswara/instruktur dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan 7) Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya 8) Melaksanakan penilaian 9) Menjelaskan kepada peserta diklat tentang sikap penegtahuan dan keterampilan dari suatu kopetensi, yang perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pembelajaran selanjutnya 10) Mencatat pencapaian kemajuan peserta diklat.

Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mempelajari materi ini peserta dapat melakukan pengukuran dengan metode poligon tertutup. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari materi ini peserta dapat : 1. Melakukan pengukuran jarak, sudut horizontal, dan vertical sesuai dengan ketelitian alat; 2. Menghitung sudut luar dan sudut dalam sesuai dengan toleransi yang telah ditentukan; 3. Mengoreksi sudut horizontal sesauai dengan prosedur koreksi; 4. Menghitung azimuth sisi poligon dengan benar sesuai dengan prosedur; 5. Menghitung absis dan ordinat sesuai dengan rumus; 6. Mengoreksi absis dan ordinat sesuai dengan batas toleransi; 7. Menghitung koordinat dengan benar sesuai dengan prosedur. 1. Poligon Tertutup Tak Terikat. Pengukuran poligon tertutup tak terikat adalah pengukuran titik sudut yang pertama sama dengan titik sudut terakhir yang tidak terikat pada satu titik tetap dan juga pada salah satu azimut garis, yang diukur panjang sisi-sisi dan besar sudutsudutnya (lihat Gambar 1.1). **** **** **** **** *** PoO * **** ****

**** *** **** **** *

**** **** **** Gambar 1.1. Poligon tertutup tak terikat 9

Keterangan: P0 P7 adalah titik-titik poligon 0 7 adalah sudut-sudut poligon Poligon tertutup tak terikat ini digunakan untuk pemetaan batas wilayah pada daerah yang terbatas luasnya, misalnya pada pengukuran batas tanah milik, rencana bangunan, dan pengukuran luas tanah. Pada umumnya pengukuran poligon selalu terjadi kesalahan pada pengukuran jarak, sudut dan tinggi. Pengukuran jarak tidak dapat dikoreksi tetapi untuk sudut dan tinggi dapat dikoreksi. Petunjuk perhitungan untuk menentukan jarak, besar sudut dan beda tinggi titik-titik poligon adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pengukuran jarak, sudut horizontal dan vertikal a. Melakukan Pengukuran jarak 1). Perhitungan Jarak Optis Jarak optis dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : do = (Ba Bb) 100 Untuk mengontrol pembacaan Ba dan Bb, dihitung dengan persamaan sebagai berikut : Bt = (Ba + Bb)/2 dimana : do = jarak optis (m) Ba = benang atas (m) Bb = benang bawah (m) 100 = nilai konstanta Bt Contoh perhitungan: Diketahui: Ba = 1,800 m, Bb = 1,200 m Hitung jarak optis (do) dan kontrol pembacaan. Penyelesaian: do = (Ba Bb) 100 = (1,800 1,200) 100 = 60m Bt = (Ba + Bb)/2 = (1,800 + 1,200)/2 = 1,500 m Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. = benang tengah

10

Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Data perhitungan jarak optis Titik P0 P1 P1 P2 P2 P3 P3 P4 P4 P0 2) Ba (m)
1,800 2,400 1,700 1,200 2,020

Bt (m )
1,500 1,700 1,100 0,800 1,200

Bb (m)
1,200 1,400 0,500 0,400 0,380

do= (Ba-Bb).100
60 100 120 80 164

Perhitungan Jarak Datar Jarak datar dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : dt = do (sin2 m) dimana: dt = jarak datar (m) do = jarak optis (m) m = sudut miring ( o )

Contoh perhitungan: Diketahui: Jarak optis (do) = 60 m, sudut miring = 97o 30 Hitung jarak datar (dt). Penyelesaian: dt = do (sin )2 = 60 (sin 97 o 30)2 = 58,980 m Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2. Data perhitungan jarak datar m ( o ) dt = do.sin2 m Titik do P0 P1 P2 P3 P4 P1 P2 P3 P4 P0
60 100 120 80 164 97o30 93 84 92
o

58,980 99,730 119,090 79,120 163,800

85o
o o

11

b. Melakukan Pengukuran Sudut Horizontal 1) Sudut di sebelah kiri jalur ukuran Untuk menghitung sudut di sebelah kiri jalur ukuran adalah hasil pembacaan sudut horizontal ke depan dikurangi hasil pembacaan sudut ke belakang (lihat Gambar 1.2). Sudut disebelah kiri jalur ukuran dihitung dengan rumus: = (P1 P2) - (P1 P0) = sudut disebelah kiri jalur ukuran (P1P0) = sudut hasil pembacaan ke belakang (P1P2) = sudut hasil pembacaan ke depan Jika < 0 o , maka + 360o Jika > 360 o , maka - 360o dimana: ** ** ** * ** **

** Gambar 1.2. Sudut disebelah kiri jalur ukuran ** Keterangan: ( Contoh perhitungan: Diketahui: Hasil pembacaan sudut (P1P0) = 230 ; dan (P1P2) = 95 Ditanya: Hitung sudut kiri () Penyelesaian: = (P1P2) - (P1P0) = 95 - 230 = -135 = -135 +360 = 225 Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.3. ) = arah jalur ukuran

12

******** ***

** *

** *

** ** ********** *

****************************************** ****************************************** ******************************

** ** ** **

* * * * * * * *

* * * * * * * *

* * * *

* *** *** * Gambar 1.4. Sket pengukuran sudut horizontal sebelah kiri jalur ukuran poligon tertutup tak terikat

13

Tabel 1.3. Data pengukuran dan perhitungan sudut horizontal luar Pembacaan Titik sudut = sjb - sjd jurusan P1 P0 230 P1 P2 95 P1 P2 P2 P2 P3 P3 P3 P4 P4 P4 P0 P0 P0
225

P1 P3 P2 P4 P3 P0 P4 P1

150 55 265 20 250 230 4048 320 279 12 16048 26002 260 46

Dimana: sjb = pembacaan sudut jurusan ke belakang sjd = pembacaan sudut jurusan ke depan 2) Sudut di sebelah kanan jalur ukuran Untuk menghitung sudut di sebelah kanan jalur ukuran adalah hasil pembacaan sudut horizontal ke belakang dikurangi hasil pembacaan sudut ke muka (lihat gambar 1.5). Sudut disebelah kanan jalur ukuran dihitung dengan rumus: = (P1 P0) - (P1 P2) dimana: = sudut disebelah kanan jalur ukuran (P1 P0) = sudut hasil pembacaan ke belakang (P1 P2) = sudut hasil pembacaan ke depan o Jika < 0 , maka + 360o Jika > 360 o , maka - 360o

14

** ** ** **

** *

** ** Gambar 1.5. Sudut disebelah kanan jalur ukuran

Keterangan: ( Contoh perhitungan: Diketahui:

) = arah jalur ukuran

Hasil pembacaan sudut (P1P0) = 230 ; dan (P1P2) = 95 Ditanya: Hitung sudut kanan () Penyelesaian: = (P1P0) - (P1P2) = 230 - 95 = 135 Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.4.

******** ***

** *

** **

** * ********** *

******************************************** ************************************

15

*** **** *

* ** ** ** *

* * * *

* * * *

**** * * ** * ** * * * Gambar 1.7. Sket pengukuran sudut horizontal di sebelah * kanan jalur ukuran poligon tertutup *

Tabel 1.4. Data perhitungan sudut horizontal dalam Pembacaan Titik sudut =sjd-sjb jurusan 230 P1 P0 95 P1 P2 135 P1 150 P2 P1 55 P2 P3 95 P2 20 P3 P2 250 P3 P4 130 P3 4048 P4 P3 320 P4 P0 80 48 P4 160 48 P0 P4 26002 P0 P1 99 14 P0

c.

Pengukuran Sudut Vertikal/Beda Tinggi 1. Perhitungan beda tinggi

16

Untuk menghitung beda tinggi antartitik hasil pengukuran digunakan rumus : t = do . (sin x cos ) dimana : t = beda tinggi antara titik ukur (m) do = jarak optis (m) = sudut elevasi

** * **** * *** * *

*** * ***** * ** ** ** * * *** *

*** *

*************************************** Contoh : Diketahui: do = 60 m = 8230 Ditanyakan: t Penyelesaian t = do . (sin x cos ) = 60 . sin8230 cos8230 = 7,764 m Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.5. Perhitungan beda tinggi antara titik awal dan akhir dari hasil pengukuran persamaannya adalah: t = ( t+) + ( t-) Dimana: t = beda tinggi anatara titik awal dengan titik akhir pengukuran (t+) = beda tinggi titik ukur yang positif (t-) = beda tinggi titik ukur yang negatif

17

Tabel 1.5. Data perhitungan beda tinggi


Nomor Titik Jarak (do) m Sudut Miring ( m)
o

Beda tinggi (t) = do.sin mcos m


+ -

P0P1 P1P2 P2P3 P3P4 P4P0

60 100 120 80 164

97 93 85 84 92

30 0 0 0 0

7,764 5,226 10,418 8,316 5,720 **** t4

t5

****

*****

t1 ***** ** t2 ****

t3 ****

**************************************** **************************************** *** Dimana: P0 = titik sebelum dikoreksi 2. Perhitungan koreksi tinggi Dalam setiap pengukuran beda tinggi selalu ada kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh orang, alat, dan kondisi alam. Jika ada kesalahan beda tinggi maka toleransi yang diperbolehkan adalah : Toleransi Kesalahan Ketinggian v = [{ 0,3(L : 100)} 2 + 4,5] (Foutengrenzen, Topografische Diens Batavia Hendruk, 1949) dimana: L = Panjang poligon (m) 0,3; 100; dan 4,5 = konstanta

Pengukuran beda tinggi harus memenuhi syarat t v, dimana t = kesalahan pengukuran. Contoh perhitungan: Diketahui: L = 520,720 m 18

Kesalahan pengukuran beda tinggi t = 0,024 m; Ditanya: apakah hasil pengukuran beda tinggi memenuhi syarat Penyelesaian: v = [{0,3 (L : 100)}2 + 4,5] v = [{0,3 (520,720 : 100)}2 + 4,5] = 2,229 m Kesimpulan t v, maka pengukuran telah memenuhi syarat. Untuk menentukan kesalahan pengukuran beda tinggi pada poligon tertutup berlaku persyaratan: t = (+t) + (-t) = 0 Catatan: 1. Jika t = (+t) + (-t) = 0, maka koreksi beda tinggi tidak diperlukan 2. Jika t (+t) + (-t), maka koreksi beda tinggi diperlukan. 3. Rumus jika terjadi kesalahan: t = (+t) + (-t) k dimana : t = Beda tinggi antara titik awal dan titik akhir (m), (+t) + (-t) = hasil pengukuran beda tinggi k = kesalahan beda tinggi (+t) = Beda tinggi antar titik poligon yang bernilai positif (m) ( -t) = Beda tinggi antar titik poligon yang bernilai negatif (m) t = 0; untuk poligon tertutup

Koreksi beda tinggi tiap 1 meter dihitung dengan persamaan: t = k : ( t) dimana : t = koreksi tinggi setiap 1 meter (m) k = jumlah keseluruhan kesalahan beda tinggi (m) t = jumlah harga mutlak beda tinggi (m) Catatan: koreksi berlawanan tanda dengan kesalahan Contoh. Diketahui: ( t+) = 18,734 m; ( t-) = 18,710 m; t = ( t+) + ( t-) = 18,734 m + (-18,710 m) = 0,024 m Karena poligon tertutup seharusnya (+t) + (-t) = 0 Beda tinggi hasil hitungan persamaannya sebagai berikut:

19

h = hAKHIR hAWAL = 0, karena poligon tertutup Dimana: hAWAL = tinggi titik awal local hAKHIR = tinggi titik akhir local t # h, maka perlu dikoreksi. Kesalahan pengukuran (k) = t - h = 0,024 m 0 m = 0,024 m Hasil pengukuran kelebihan 0,024 m, maka koeksinya harus dikurangi 0,024 m. t = k/ t = - 0,024/(18,734+18,710) = - 0,024/37,444 = - 0,00064 m Kesalahan koreksi tinggi untuk tiap titik ukur persamaannya sebagai berikut: k = t . t Dimana: k = jumlah koreksi tinggi pada tiap titik ukur. Contoh. Diketahui: Beda tinggi P0P1 (t1) = -7,764 m k1 = t1 . t = 7,764 . ( 0,00064) m = - 0,005 m Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada table 1.6. Tabel 1.6. Data perhitungan koreksi beda tinggi
Nomor Titik Beda tinggi (t)
+ -

Koreksi (t)
-

Koreksi (k)= t.t


-

P0P1 P1P2 P2P3 P3P4 P4P0

7,764 5,226 10,418 8,316 5,720 18,734 18,710 18,710 0,024 0,00064

0,005 0,003 0,007 0,005 0,004 0,024

3. Untuk menghitung beda tinggi setelah dikoreksi digunakan persamaan: z = t + k dimana: z = beda tinggi antar titik ukuran yang sudah koreksi t = beda tinggi antar titik ukur yang belum dikoreksi k = koreksi beda tinggi tiap titik ukur 20

Contoh. Diketahui: t1 = - 7,764 m; Penyelesaian: z1 = t1 + k1 = -7,764 m + (-0,005 m) = - 7,769 m Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada table 1.7. Tabel 1.7. Data perhitungan beda tinggi yang sudah dikoreksi
Nomor Titik Beda tinggi sebelum dikoreksi (t)
+ -

k1 = - 0,005 m

Ditanya beda tinggi P0P1 setelah dikoreksi (z1)

Koreksi (k)
-

Beda tinggi setelah dikoreksi (z) = t-k


+ -

P0P1 P1P2 P2P3 P3P4 P4P0

7,764 5,226 10,418 8,316 5,720 18,734 18,710 18,710 0,024

0,005 0,003 0,007 0,005 0,004 0,024

7,769 5,229 10,411 8,311 18,722 18,722 0,000 *** *z 5,724 18,722

*** *

z1 *** * z2 *** *

z3 *** *

*** *

***************************************** ***************************************** ****************************** Perhitungan tinggi di atas permukaan laut Kalau pada pengukuran poligon tertutup tak terikat, permulaan pengukuran diikatkan pada titik tetap yang diketahui ketinggiannya dari permukaan laut, maka perhitungan untuk menentukan ketinggian titik ukur dari permukaan laut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: HPn = HPn-1 + zn 21

dimana: HPn = Titik yang akan dicari ketinggiannya dari permukaan laut HPn-1 = tinggi titik yang telah diketahui ketinggiannya dari permukaan laut zn = beda tinggi antar titik ukuran yang sudah koreksi

Contoh perhitungan: Diketahui : HP0 = 2250 m z1 = - 7,769 m Ditanya : Tinggi titik P1 dari permukaan laut Penyelesaian : HP1 = HP0 + z1 = 2250 + (-7,769) = 2242,231 m Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.8. **************************************************** ** Nomor Titik P0 P1
5,229

z (m)
+ -

Hpn=Hpn-1+zn
2250,000
97,76

2242,231

P2
10,411

2237,002

P3
8,311

2247,413

P4
5,724

2255,724

P0

2250,000

2255,724 m

P0

2250 m

P1
2242,231 m

P3 P2
2237,002 m 2247,413 m

P0
2250 m

P4 22

Gambar 1.11. Ketinggian titik-titik ukur dari permukaan air laut

2.

Menghitung Sudut Luar dan Sudut Dalam a. Perhitungan Sudut Luar Untuk menghitung sudut luar pada poligon tertutup dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut : = (n + 2) x 180 dimana: = hasil perhitungan = (1 + 2 ++n) P0 P1 P2 n = = = = titik poligon awal titik poligon ke 1 titik poligon ke 2 jumlah titik poligon

2 dan 180 = Nilai konstanta *** * * * * * * * * *

** ** ** **

* * * * * * * *

* * * *

* *** *** Gambar 1.12. * Sket pengukuran sudut luar

Tabel 1.8. Data sudut horizontal luar 23

Titik P0 P1 P2 P3 P4 = (n+2) .180 =(5+2) .180

260 46 225 265 230 279 12 1259 58 1260

Keterangan

Hasil ukuran Hasil hitungan

b. Perhitungan Sudut Dalam Untuk menghitung sudut dalam pada poligon tertutup dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut : = (n - 2) x 180 dimana: = hasil perhitungan = (1 + 2 ++n) P0 P1 P2 n = = = titik poligon awal titik poligon ke 1 titik poligon ke 2

= jumlah titik poligon

2 dan 180 = Nilai konstanta

*** **** *

* ** ** ** *

* * * *

* * * *

**** * * ** Gambar 1.12. Pengukuran *Sudut Dalam * ** * * * * Tabel 1.9. Data sudut horizontal dalam

24

Titik P0 P1 P2 P3 P4 = (n-2) .180

99 14 135 95 130 80 48 540 02 540

Keterangan

Hasil ukuran Hasil hitungan

3. Mengoreksi Sudut Horizontal Dalam setiap pengukuran sudut selalu ada kesalahan yang disebabkan oleh orang, alat, dan kondisi alam. Jika terjadi kesalahan sudut maka toleransi kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah sebagai berikut: v = 1 x n (Foutengrenzen, Topografische Diens Batavia Hendruk, 1949 ) dimana: v = toleransi kesalahan pengukuran sudut n = Jumlah sudut titik ukur 1 = konstanta untuk teodolit kompas Pengukuran harus memenuhi syarat e v, dimana e = kesalahan pengukuran. Contoh perhitungan: Diketahui: Pengukuran sudut (n) = 5 buah titik ukur, e = 2 Ditanya: Apakah pengukuran sudut memenuhi syarat. Penyelesaian: toleransi = v = 1 x n = 1 x 5 = 3,35 kesalahan pengukuran = e = 2 kesimpulan e < v, maka pengukuran telah memenuhi syarat Langkah perhitungan koreksi sudut adalah sebagai berikut: 1. Hitung koreksi sudut tiap 1 o dengan rumus: (de) = : dimana : (de) = koreksi sudut tiap 1 = jumlah seluruh kesalahan sudut = jumlah keseluruhan pengukuran sudut e = = Karena poligon tertutup

25

Contoh. Diketahui: = e = -2; = 54002 Ditanya: de Penyelesaian: (de) = : = -120/ 54002 =-0,2222085 2. Hitung koreksi sudut tiap titik sudut ukur dengan rumus: k = . (de) dimana: k = Koreksi tiap titik sudut ukur = Besar sudut tiap titik ukur Contoh. Diketahui: de = -0,2222085 ; = 9914 Ditanya: k Penyelesaian: k = . de = = 9914 . (-0,2222085) = 22 3. Hitung besar sudut setelah dikoreksi dengan rumus: k = - k Dimana: k = Besar sudut tiap titik ukur yang sudah dikoreksi = Besar sudut tiap titik ukur yang belum dikoreksi k = Besar koreksi tiap sudut titik ukur Contoh. Diketahui: = 9914 ; k = 22 Ditanya: k Penyelesaian: k = - k = 9914 22 = 991338 Contoh perhitungan koreksi selanjutnya lihat tabel 1.10

26

Tabel 1.10. Data sudut horizontal dalam Titik P0 P1 P2 P3 P4 99 14 135 95 130 80 48 =540 02
Hasil ukuran -0,2222085

de

k= .de 0 022 0 030 0 021 0 029 0 018 k = 120


Hasil perhitungan koreksi

k= -k 99 1338 134 5930 94 5939 129 5931 80 4742 k = 540


Hasil ukuran tlh dikoreksi

=(n-2).180 = (5-2).180 =540


Hasil hitungan

Langkah perhitungan koreksi sudut luar sama dengan perhitungan koreksi sudut dalam. Kalau perhitungan sudut dalam diambil dan telah dikoreksi, maka besar sudut luar masing-masing titik ukur persamaannya adalah : l = 360 - k Dimana : l = Sudut luar titik-titik ukur poligon

360 = Konstanta k Contoh. Diketahui: k1 = 1345930 Ditanyakan: l1 = 1345930 Penyelesaian : l1 = 360 - k1 = 360 - 1345930 = 2250030 Langkah perhitungan sudut luar selanjutnya dilakukan sama dengan perhitungan di atas. Perhitungan secara lengkap lihat tabel 11. = Sudut dalam titik-titik ukur poligon

27

Tabel 1.11. Data sudut horizontal dalam Titik P0 P1 P2 P3 P4 k 99 1338 134 5930 94 5939 129 5931 80 4742
k=540 (Jumlah sudut dalam) =(n-2).180 = (5-2).180 =540 Hasil hitungan

l = 360 - k 260 4622 225 030 265 021 230 029 279 1218
l = 1260 (Jumlah sudut luar) =(n+2).180 = (5+2).180 =1260 Hasil hitungan

2.

Poligon Tertutup Terikat Sempurna Pengukuran poligon tertutup terikat sempurna adalah pengukuran titik sudut

yang pertama (P0) sama dengan titik sudut terakhir (P 8) sehingga tertutup, yang terikat pada satu titik tetap (P 0A) dan juga azimut garis (P 0A). Yang diukur panjang sisi-sisi dan besar sudut-sudutnya (lihat gambar 1.13). **** ** ** ** ** ****** ** *** * **** *** * *** *

** ** *** *

**** *** *** * *

***

Keterangan:

**** **** **** Gambar 1.13. Poligon tertutup *** terikat sempurna

P0, ...., P7 adalah titik-titik poligon 0 ,...., 7 adalah titik-titik sudut poligon P0A adalah arah azimut awal

28

Poligon tertutup terikat sempurna ini digunakan untuk pemetaan batas wilayah pada daerah rencana pertambangan, perencanaan daerah pertanian, kompleks perumahan, perencanaan daerah bahaya gunungapi, tanah longsor, pengukuran rencana penentuan batas wilayah pemerintahan dan lain sebagainya. Pada pengukuran poligon tertutup terikat sempurna ini parameter yang dihitung adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. Jarak optis Jarak datar Sudut horizontal Koreksi sudut Beda tinggi Koreksi tinggi Azimut Koreksi absis dan ordinat Koordinat Perhitungan a sampai f sama seperti perhitungan pada pengukuran poligon tertutup tak terikat. Penjelasan untuk perhitungan azimut, koreksi absis dan ordinat, serta perhitungan koordinat adalah sebagai berikut: 4. Menghitung azimut sisi poligon Untuk perhitungan azimut harus ditentukan terlebih dahulu posisi sudut dari jalur ukuran. Posisi sudut dari jalur ukuran ada dua macam, yaitu: 1). Sudut di sebelah jalur kiri ukuran Perhitungan azimut dengan sudut di sebelah jalur kiri ukuran dapat dihitung sebagai berikut : ( P1-P2) = ( P1-P0) + dimana : ( P1-P0) = azimut kebelakang (P1 P0) ( P1-P2) = azimut kedepan (P1 P2) = sudut kiri jalur ukuran

Ketentuan dalam perhitungan azimut adalah sebagai berikut:

Bila ( P1-P2) lebih besar dari 360o maka besar azimut ( P1-P2) harus dikurangi 360o ( P1-P2) - 360o

29

Bila ( P1-P2) lebih kecil dari 0o maka besar azimut ( P1-P2) harus ditambah 360o ( P1-P2) + 360o *** * *** *** * **** Gambar 1.14. Sudut kiri jalur ukuran

Contoh perhitungan: Diketahui: Azimut P1P0 (P1P0) = 240 Sudut kiri jalur ukuran () = 225030 Ditanya: Azimut P1 P2 (P1P2) Penyelesaian: Azimut P1 P2 ( P1P2) = P1P0 + = 240 + 225030= 465030 P1P2 = 465030 - 360 = 105030 **** **** ************ *** **** P0 ******************* ** *****

P1P0 = 240

**************************************

Dimana; U = Utara bumi 2). Sudut di sebelah jalur kanan ukuran

30

Perhitungan azimut dengan sudut di sebelah jalur kanan ukuran dapat dihitung sebagai berikut : (P1-P2) = (P1-P0) - dimana: (P1-P0) = azimut ke belakang (P1 P0) (P1-P2) = azimut ke depan (P1 P2) = sudut kanan jalur ukuran (o) **** **** *** **** Gambar 1.16. Sudut kanan jalur ukuran Contoh perhitungan Diketahui: Azimut P1P0 ( P1P0) = 240 Sudut kanan jalur ukuran () = 1345930 Ditanya: Azimut P1P2 ( P1P2)

Penyelesaian: ( P1P2) = ( P1P0) - () = 240 - 1345930 = 105030 *** * ******************* ** **************** *** ** * *** ** ************** ** ***** 5. Menghitung absis dan ordinat

P0

31

Untuk menghitung absis ( x1 ) dan ordinat ( y1 ) titik poligon adalah sebagai berikut: x1 = d1 (sin 1) y1 = d1 (cos 1) Dimana: x1 = absis dan y1 = ordinat d1 = jarak dari P0 P1 1 = sudut miring dari P0 P1 x = Xakhir Xawal = 0 (bila hasilnya tidak 0 lakukan koreksi) y = Yakhir Yawal = 0 (bila hasilnya tidak 0 lakukan koreksi) Posisi x1 dan y1 dapat dilihat pada gambar 1.18.

************************************** *** Contoh Perhitungan Diketahui: Azimut awal (P0 P1 ) = 60o0000 Azimut akhir (P4 P0 ) = 339o1338 jarak (d1) = 58,980 m Hitung x1 dan y1 Penyelesaian: x1 = d1 (sin 1) y1 = d1 (cos 1) = 58,980 m . (sin 60o0000) = 51,078 m = 58,980 m . (cos 60o0000) = 29,490 m

32

X1 = 51,078 m

60

P1
Y1 = 29,490 m

P0 Gambar 1.18A. Absis dan ordinat titik P1

Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah seperti di atas Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.12. Tabel 1.12. Data hasil perhitungan absis dan ordinat Titik Azimut (o) d (m) x = d.sin (m) + 51,078 96,328 20,709 68,535 58,094 147,406 147,338 -147,338 0,068 y = d.cos (m) + 29,490 25,826 117,2[76 39,533 153,152 182,642 182,635 -182,635 0,007

P0P1 P}1P2 P2P3 P3P4 P4 P0 Jumlah

60o0000 105o0030 190o0051 240o0120 339o1338

58,980 99,730 119,090 79,120 163,800 520,720

33

x2 x1 y1 y2

y0 x3 x0 x4

y3

Gambar 1.19. Pengeplotan absis dan ordinatpada

Dimanan: P0 = titik yang salah (belum dikoreksi) P0 = titik yang benar 6. Mengoreksi absis dan ordinat Dalam perhitungan absis dan ordinat selalu terjadi kesalahan, baik pengaruh alam, manusia dan alat. Toleransi kesalahan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: v = [( 0,0007L) 2 + { 0,02( L) 1/2} 2 +2] 1/2 , menurut Foutengrenzen, TopograischeDiens Batavia
Hendruk, 1949

Koreksi absis dan ordinat dihitung dengan rumus : : x = (+x ) + (-x) = 0 y = (+y ) + (-y) = 0

- absis - ordinat Contoh perhitungan

Diketahui: Data hasil perhitungan pada tabel 1.12 Ditanya: Hitung koreksi absis dan ordinat Penyelesaian: 1. Koreksi absis x = (+x ) + (-x) = 147,406 + (-147,338) = 0,068 m Kesalahan x = 0,068 m , maka koreksi = -0,068 Koreksi per meter (x) = x / d = -0,068 m / 520,720 m 34

= -0,00013059 m 2. Koreksi ordinat y = (+y) + (-y) = 182,642 + (-182,635) = 0,007 m Kesalahan y = 0,007m , maka koreksi = -0,007 m Koreksi per meter (y) = y / d = -0,007 m / 520,720 m = -0,00001344 m Dari hasil perhitungan koreksi absis dan ordinat di atas, maka koreksi tiap titik pengukuran dengan rumus sebagai berikut : xk = x + d (x) yk = y + d (y) Keterangan: xk, yk x, y d x , y Contoh perhitungan Diketahui: x d1 x Penyelesaian: 1). Perhitungan absis: (xk1) = x1 + d1 (x) = 51,078 + 58,98 (- 0,00013059) = 51,070 m Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah seperti di atas Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.13. = 51,078 m; Y = 29,49 m = 58,98 m = - 0,00013059; y = - 0,00001344 = nilai setelah dikoreksi (absis) = nilai sebelum dikoreksi (ordinat) = jarak antartitik ukur = koreksi per meter

Ditanya: Hitung absis (xk1) dan ordinat (yk1)

35

Tabel 1.13. Data hasil perhitungan absis setelah dikoreksi Titik d (m) Koreksi Koreksi xk (m) x = d.sin ( m ) (x) (d.x) + + - 0,008 51,070 58,980 51,078 P0P1 0,013 96,315 99,730 96,328 P1P2 20,709 -0,000131 - 0,015 20,724 P2P3 119,090 68,535 68,545 79,120 - 0,010 P3P4 58,094 58,116 - 0,022 P4P0 163,800 Jumlah 520,720 147,406 147,338 - 0,068 147,385 147,385 147,338 0,068

2). Perhitungan ordinat: yk1= y1 + d1 (y) = 29,49 + 58,98 (- 0,00001344) = 29,489 m Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah seperti di atas Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.14. Tabel 1.14. Data hasil perhitungan ordinat setelah dikoreksi d (m) Koreksi Koreksi yk (m) y = d.cos (m ) (y) (d.y) + + 58,980 99,730 119,090 79,120 163,800 520,720 29,490 25,826 117,276 39,533 153,152 182,642 182,635 0,007 182,635 -0,00001344 -0,001 -0,001 -0,002 -0,001 -0,002 -0,007 29,489 25,827 117,278 39,534 153,150 182,639 182,639

Titik
P0P1 P1P2 P2P3 P3P4 P4P0 Jumlah

x2 P00 y1 x1 y P2 2

y0 P3 P4 x0 x4 y4 x3

y3

36

Gambar 1.20. Pengplotan absis dan ordinat setelah dikoreksi

7.

Menghitung Koordinat Dalam perhjitungan koordinat selalu terjadi kesalahan baik pengaruh alam,

manusia, dan alat. Toleransi kesalahan koordinat dihitung dengan rumus: v = [(0,0007L)2 + { 0,02(L)} 2 + 2] Dimana: v = toleransi kesalahan L = panjang poligon 0,0007; 0,02; 2 = konstanta Kesalahan pengukuran (e) dihitung dengan rumus: e = (x2 + y2) Dimana: e = kesalahan pengukuran x = kesalahan absis y = kesalahan ordinat

Pada pengukuran poligon harus dipenuhi persyaratan e v. Contoh perhitungan Diketahui: Kesalahan koordinat x = 0,068 m; y = 0,007 m, dan jarak pengukuran (L) = 520,720 m Ditanya: apakah pengukuran memenuhi syarat Penyelesaian: e = (x2 + y2) = (0,0682 + 0,0072) = 0,068 m v = [(0,0007 . 3000)2 + {0,02(3000)}2 + 2] = 2,759 m Karena e < v, maka pengukuran memenuhi syarat Untuk menghitung koordinat titik poligon digunakan rumus berikut: X1 = X0 + xk1 dan Y1 = Y0 + yk1

37

Dimana :

X1 dan Y1 = Koordinat titik P1 X0 dan Y0 = Koordinat titik P0 xk1 dan yk1 = Absis dan ordinat titik P1 yang telah dikoreksi

Contoh perhitungan Diketahui : koordinat titik P0 X0 = 3000 m, Y0 = 3000 m xk1 = 51,070 m, yk1 = 29,489 m Ditanya : Koordinat titik P1. Penyelesaian : X1 = X0 + xk1 = 3000 + 51,070 = 3051,070 m Y1 = Y0 + yk1 = 3000 + 29,489 = 3029,489 m Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.15. Tabel 1.15. Data hasil perhitungan koordinat X Y Xk= x+d.x ( m ) yk= = y+d.y (m) + + 3000,000 3000,000 51,070 29,489 3051,070 3029,489 3100 **** 3000 96,315 25,827 ** 3060 3147,385 3003,662 20,724 117,278 P1 3126,661 2886,384 68,545 39,534 3058,116 P2 2846,850 P0 58,116 153,150 3000 3000,000 3000,000

Titik P0 P1 P2 P3 P4 P0

2900 P3

P4 2820

38

Gambar 1.21. Pengeplotan titik ukur berdasarkan harga koordinat Skala 1 : 2000

Prosedur Pengukuran Poligon Tertutup 1). Bahan dan Alat a) Bahan


ATK Cat dan kuas Patok Paku 5 cm Pesawat theodolit, statif, unting-unting Rol meter Payung Rambu ukur Kalkulator Rantai ukur/pita ukur

b) Alat

2). Keselamatan Kerja a). Gunakan APD. b). Gunakan alat sesuai dengan petunjuk pemakaian ( manual guidance). 39

c). Hati-hati dalam memindahkan dan membawa pesawat, periksa kembali sekrup pengunci pesawat pada statif. d). Baca prosedur kerja sebelum melakukan kegiatan di lapangan. e). Periksa dan simpan peralatan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan 3). Langkah Kerja b). Siapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. c). Pasang alat ukur di atas kepala statif dan atur nivo supaya kedudukan alat rata air dan tepat unting-unting di atas patok P1 seperti pada gambar 1.22.

* ** * ** * ***************************************** ** d). Ukur tinggi alat dari muka tanah atau di atas patok titik P1 dengan menggunakan meteran (tp) seperti pada gambar 1.6.

**** * ** * ** * ************************************* 40

e). Buka kunci pengeras lingkaran horizontal dan vertikal. f). Teropong diputar dan dibidikkan ke titik P0, baca, dan catat angka sudut vertikal (), sudut horizontal ( H), serta benang atas,benang tengah dan benang bawah.

** * **** * *** * *

*** * **** * ** ** ** ***

*** *

******************************************************

*** * *** ** *** ** *** **

*** **

***

*** * *** * *** * *** * *** **

*** ***

*** **

*** **

*** ** *** * 41

******************************************************

* *** * * Jarak diukur dengan rambu ukur Gambar 1.26. ** * ** ** ** **

*** * *** * *** * * *** ** *

** **

Dimana:

Gambar 1.27. Gambar kedudukan benang dalam teropong *** *** *** *** bawah ba = benang atas bb = benang ** ** *** * *** bt = benang tengah d = benang tegak * *** *** ** *** *** *** *** *** *** *** ***** *** ** ** *** *** *** * ** * 42 *******************************************************

g). Kemudian teropong diputar dan dibidikkan ke titik P2 , baca dan catat sudut vertikal,sudut horizontal, serta benang atas, benang tengah, dan benang bawah. h). Setelah selesai pengukuran di titik P1 buat sket hasil pengukuran untuk menghindari kesalahan pada hitungan dan penggambaran (lihat gambar 1.29.). 1 a 3 d
s2 s s s

c
b 4

c Gambar 1. 29. Sket hasil pengukuran


s = Sawah = Garis kontur a, b, c, d = titik detail 1,2,3,4 = titik kontrol poligon

i). Alat ukur pindah ke titik P2 , lakukan pengukuran seperti langkah pada nomor a) g).

43

44

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 1


Dalam kegiatan pembelajaran 1 telah diajarkan: 1. Menjelaskan pengertiantian, tujuan dan keguanaan pengukuran polygon tertutup: Poligon tertutup tak terikat Poligon tertutup terikat sempurna

2. Pengukuran jarak Perhitungan jarak optis Perhitungan jarak datar.

3. Pengukuran sudut horizontal dan vertikal Perhitungan sudut horizontal di sebelah kiri dan kanan jalur ukuran Perhitungan beda tinggi antartitik ukur Perhitungan jumlah sudut dalam dan luar

4. Perhitungan koreksi. Perhitungan koreksi sudut horisontal Perhitungan koreksi beda tinggi antar titik ukur

5. Perhitungan azimuth sisi-sisi polygon Perhitungan azimuth sisi polygon dengan sudut di sebelah kiri jalur ukuran Perhitungan azimuth sisi polygon dengan sudut di sebelah kiri jalur ukuran 6. Koreksi absis dan ordinat Perhitungan absis antartitik polygon Perhitungan ordinat antartitik polygon

7. Perhitungan koordinat Perhitungan koordinat titik ukur polygon Mengeplot titik-titik ukur polygon pada kertas gambar

45

TUGAS 1
Perhatikan gambar sket situasi batas tanah di bawah ini, yang dilengkapi dengan patok/titik 0, titik 1, titik 2 titik 3 dan titik T. Berdasarkan gambar sket tersebut saudara diminta melakukan pengukuran poligon di lapangan dengan alat theodolit sampai menghasilkan kerangka peta topografi. Untuk pelaksanaan tugas ini saudara mengikuti langkah berikut: 1. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan serta alat tulis yang dibutuhkan untuk mengukur poligon yang dilengkapi dengan daftar peminjaman alat. 2. Melakukan penyetelan (kalibrasi) alat untuk pengukuran poligon di lapangan sebelum pengukuran dilaksanakan. 3. Melakukan pengukuran jarak dan sudut untuk masing-masing titik. 4. Membuat kerangka peta peta topografi dari hasil pengukuran dengan skala 1:5000 sampai dengan 1:250

P1 P2 T

P0 P3

Gambar 1.30. Sket Lapangan

46

TES FORMATIF 1
1. Peralatan yang perlu dipersiapkan untuk pengukuran pemetaan topografi adalah: A. B. C. D. 2. Statif alat ukur, alat ukur theodolit, unting-unting, bak ukur, rol meter. EDM, alat ukur theodolit kompas, meteran, dan bak ukur Statif alat ukur, EDM, unting-unting, dan bak ukur Statif alat ukur, alat ukur waterpas, unting-unting, dan bak ukur

Alat ukur theodolit yang akan digunakan di lapangan umumnya harus diperiksa/dikalibrasi dengan memeriksa kedudukan nivo sebagai berikut: A. B. C. D. Kedudukan garis arah nivo dibuat sejajar dengan ke dua skrup penyetel Ke dua skrup penyetel diputar, sampai kedudukan gelembung nivo berada ditengah-tengah Kedudukan nivo diputar 180, dan ke dua skrup penyetel diputar sampai gelembung nivo berada ditengah-tegah Kedudukan nivo diputar 90, dan skrup penyetel yang ke tiga diputar sampai gelembung nivo berada ditengah-tengah Kedudukan garis arah nivo dibuat sejajar dengan ke dua skrup penyetel Kedudukan nivo diputar 180, dan ke dua skrup penyetel diputar sampai gelembung nivo berada ditengah-tegah Ke dua skrup penyetel diputar, sampai kedudukan gelembung nivo berada ditengah-tengah Kedudukan nivo diputar 90, dan skrup penyetel yang ke tiga diputar sampai gelembung nivo berada ditengah-tengah. Kedudukan garis arah nivo dibuat sejajar dengan ke dua skrup penyetel Kedua skrup penyetel diputar, sampai kedudukan gelembung nivo berada ditengah-tengah Kedudukan nivo diputar 180 , dan gelembung nivo masih berada ditengah-tegah Kedudukan nivo diputar 90, dan skrup penyetel yang ke tiga diputar sampai gelembung nivo berada ditengah-tengah Kedudukan garis arah nivo dibuat sejajar dengan ke dua skrup penyetel Kedudukan nivo diputar 90, dan skrup penyetel yang ke tiga diputar sampai gelembung nivo berada ditengah-tegah Kedua skrup penyetel diputar, sampai kedudukan gelembung nivo berada ditengah-tengah Kedudukan nivo diputar 90, dan skrup penyetel yang ke tiga diputar sampai gelembung nivo berada ditengah-tengah

47

3.

Diketahui seperti gambar di bawah, dengan koordinat titik trianggulasi A dan B: XA = 1616,978 m, YA = 1678,606 m XB = 2000,000 m, YB = 2000,000 m Maka Azimut BA (BA) adalah: A. C. (BA) = 40 (BA) = 220
B B 130 A

B. D.

(BA) = 50 (BA) = 230

4.

Dengan arah bidik 30 pada skala pembacaan lingkaran horisontal untuk alat ukur theodolit adalah seperti yang diperlihatkan gambar berikut :
A 0 270 180 Gambar A C 180 270 0 Gambar C 90 90 0 Gambar D 90 90 180 Gambar B D 180 270 B 0 270

5.

Pada gambar, pembacaan sudut miring 80 pada skala lingkaran vertikal untuk alat ukur theodolit adalah seperti yang diperlihatkan gambar berikut :

48

A
90 Arah bidik 0 270 Gambar A 180 180

B
90 0 270 Gambar B

C
180 Arah bidik 270 0 Gambar C 90 90

D
180 270 0 Gambar D

6.

Diketahui seperti gambar di bawah pembacaan sudut horisontal dari titik B ke titik A = 160, dan ke titik 1 = 20 maka besarnya sudut B adalah:
1 B B

A. C. 7.

B = 220 B = 340

B. D.

B = -140 B =140

Dari hasil pengukuran, diperoleh pembacaan sudut miring pada lingkaran vertikal dari titik B ke titik 1 = 75 maka besar sudut miring yang sebenarya ( m) adalah : A. B C. D. m =15 m = 75 m = -15 m = 105

49

8.

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur jarak antar titik secara langsung dan tidak langsung adalah : A. B. C. D. Total Station, Waterpas, Altimeter, Pita ukur Theodolit, EDM, Pita ukur, Rantai Ukur Theodolit kompas, Rantai ukur, Poolplanimeter, Kompas geologi Bak ukur, Theodolit, Altimeter, Waterpas

9.

Gambar sket lapangan bentuk kontur untuk gunung/bukit, dan sungai yang benar adalah:

10. Berdasarkan data hasil pengukuran gambar poligon seperti di bawah (A,B,C,D) maka besarnya sudut masing-masing titik adalah sebagai berikut: A. B. C. D. A = 60, B = 150, C = 50, D = 10002 A=584812, B=1512758, C =493847, D =10002 00 A = 601348, B = 1494515, C = 501228, D = 1000200 A = 595800, B = 1500000, C = 500000, D = 1000200

D D C A B B 50 C

11. Hasil pengukuran sudut poligon (lihat gambar di bawah) adalah: A = 584812, B = 1512758, C = 493850, D = 10002 00 Maka koreksi kesalahan penutup sudutnya () adalah: A. B. C. D. = 0002 00 = 000258 = 0003 00 = 000328 D D C A A B B C

12. Hitunglah koordinat titik B,C dan D (lihat gambar di bawah) bila diketahui koordinat titik: T. XT = 4000,000 m, YT = 4000,000 m A. XA = 5414,214 m, YA = 2585,786 m AB =250 m, BC = 180 m, CD = 310 m, DA = 227,056 m
A = 594135 B = 150 C = 50 D =1001825 A1 = 751825

D T D A 1 A B B Koordinat titik B, C dan D adalah: A. XB = 5414,214 m, YB = 2675,786 m XC = 5528,794 m, YC = 2781,812 m XD = 5664,214 m, YD = 2585,786 m B. XB = 5664,214 m, YB = 2585,786 m 51 C C

XC = 5820,098 m, XD = 5528,794 m, C. XB = 5664,214 m, XC = 5528,794 m, XD = 5820,098 m, XB = 5528,794 m, XC = 5664,214 m, XD = 5820,098 m,

YC = 2675,786 m YD = 2781,812 m YB = 2585,786 m YC = 2675,786 m YD = 2781,812 m YB = 2585,786 m YC = 2675,786 m YD = 2781,812 m


ooo00ooo

D.

52

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1


Nomor Kompetensi :
Nama Kompetensi :

03.003.01
Mengukur Poligon

Nama Jabatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. A A A A A A A A A A A A

Teknisi Topografi B B B B B B B B B B B B C C C C C C C C C C C C D D D D D D D D D D D D

53

LEMBAR JAWABAN
Nomor Kompetensi :
Nama Kompetensi :

03.003.01
Mengukur Poligon

Nama Jabatan

Teknisi Topografi

Tempat Tanggal Penyelenggaraan Test: Nama Unit Organisasi NIP : : : .. ...... .. Tanda Tangan : ..

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

A A A A A A A A A A A A

B B B B B B B B B B B B

C C C C C C C C C C C C

D D D D D D D D D D D D

Lembar Penilaian Praktik 1 No. Kompetensi Nama Kompetensi Nama Jabatan Nama Peserta : 03.003.01 : Mengukur Poligon : Teknisi Topopgrafi : 54

Tabel Penilaian
No.
1.

Aspek yang Dinilai

Skor Max
5 2 2 1 35 5 10 5 5 5 5 35 7 4 4 10 10 15 10 5

Perolehan skor

Keterangan

Persiapan Peralatan
Peralatan Utama Peralatan Pendukung Alat Tulis

2.

Penyetelan Alat (Kalibrasi) Memasang alat pada statif Centering alat Menyetel nivo Membaca benang atas Membaca benang tengah Membaca benang bawah Mengukur jarak : Jarak optis Sudut horisontal Sudut vertikal Menghitung jarak datar, beda tinggi, beda tinggi dari permukaan air laut Menghitung azimut dan koordinat Membuat kerangka peta topografi Mengeplot Penulisan kelengkapan kerangka peta (nomor, nama, skala, notasi dan ketinggian dari muka air laut) Sikap Disiplin Tanggung jawab Keaktifan Keselamatan kerja Jumlah

3.

4.

5.

10 3 3 2 2 100 Bandung, April 2005

Penguji 1,

IDI SUTARDI, Drs. Ir

55

DATA PENGUKURAN POLIGON TERTUTUP TERIKAT

Sudut/azimut No. Patok Ditinjau Berdiri Tengah belakang Benang Tengah muka Atas Optis Bawah Jarak Datar

Sudut miring

Selisih tinggi

Tinggi atas laut m


714.000

Ketera ngan Keadaan lapangan

P0 P1 P0 P2 P1 P3 P2 P0 P3 P1 1.360 1.360 1.355 1.355 1.353 1.353 1.412 1.513 1.510 1.458 1.455 1.595 1.635 1.455 1.307 1.205 1.205 1.255 1.251 1.125 1.165 1.345 182 55 02 94 45 56 276 02 00 130 22 32 311 39 00 278 20 28 96 50 53 03 58 00 10.50 30.80 10.497 30.799 89 04 90 21 89 39 90 13 89 47 89 27 90 33 90 56 +0.451 -0.436 +0.015 0.436 -8 0.451 -3 0.171 0.181 -3 -1 0.077

713.826 713.635

P2

20.30 20.30 47.00 47.00 10.50

20.299

713.557

P3

46.999

714.000

P0

56

POLIGON TERTUTUP TERIKAT

1000 1010 P1 713,826

1005

1010

1015

1020

1025

1030

1035

1040

1045

1050

P2 713,635 1005 P0 1000 714

995 1:250

P3 713,557

57

PERHITUNGAN KOORDINAT POLIGON TERTUTUP TERIKAT

TITIK P0 P1 P2 P3 P0 P1 88 145 33 92 359

SUDUT 09 37 18 52 58 06 30 32 53 01

Kor + 29 48

AZIMUT 2 94 129 55 45 07 48 55 2

JARAK 10.497 30.799 20.299 46.999

X Kor D.Sin mm 0.534 -21 30.693 15.749 -46.758 -62 -41 -94

Y Kor D.Cos mm 10.483 +12 -2.554 -12.807 4.755 +35

KOORDINAT X Y 1000.000 1000.000 1000.513 1010.495 1007.976 995.192 1000.000

27 09 26 02

1031.144 +23 1046.852 275 +53 1000.000 2 108.594 +46.976 - 46.758 + 0.218 218 +15.238 -15.361 - 0.123 123

11 31 119

58

Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mempelajari materi ini peserta dapat melakukan pengukuran dengan metode poligon terbuka. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari materi ini peserta dapat : 1. Melakukan pengukuran jarak, sudut horizontal, dan vertikal sesuai dengan ketelitian alat; 2. Menghitung sudut kiri dan kanan dari jalur ukuran sesuai dengan toleransi yang ditentukan; 3. Mengoreksi sudut horizontal sesauai dengan prosedur koreksi; 4. Menghitung azimuth sisi poligon dengan benar sesuai dengan prosedur; 5. Menghitung absis dan ordinat sesuai dengan rumus; 6. Mengoreksi absis dan ordinat sesuai dengan batas toleransi; 7. Menghitung koordinat dengan benar sesuai dengan prosedur. 1. Poligon Terbuka Tak Terikat Pengukuran poligon terbuka tak terikat, adalah pengukuran titik sudut yang pertama tidak sama dengan titik yang terakhir dan tidak diikatkan pada titik tetap baik pada pengukuran awal maupun akhir dan juga tidak diikatkan pada salah satu azimuth sisi poligon. Yang diukur panjang sisi-sisi dan besar sudut-sudutnya.
P1 3 P3 2 P2 P5

4 P4

Gambar 2.1. Poligon terbuka tak terikat

59

Keterangan : P1 P5 adalah titik-titik poligon 1 3 adalah titik-titik sudut poligon Poligon terbuka tak terikat ini digunakan untuk pengukuran jarak yang terbatas panjangnya misalnya pengukuran perencanaan selokan, rencana pengukuran jalan, perencanaan saluran air di daerah kompleks perumahan. Pada umumnya pengukuran poligon selalu terjadi kesalahan pada pengukuran jarak, sudut, dan tinggi. Dari semua pengukuran tersebut kesalahannya tidak dapat dikoreksi. 1. Melakukan pengukuran jarak, sudut horizontal, dan vertikal Untuk melakukan perhitungan jarak, sudut horizontal dan vertikal sama seperti pada poligon tertutup tak terikat . Untuk perhitungan beda tinggi antara titik awal dan titik akhir dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : t = ( t +) + ( t -) Dimana : t = beda tinggi antara titik awal dan titik akhir

(t +) = jumlah beda tinggi antar titik yang positif (t -) = jumlah beda tinggi antar titik yang positif Contoh : Diketahui : t2 = + 8,200 m t3 = + 20,100 m t5 = + 12,660 m Ditanyakan : t Penyelesaian : (t +) = t2 + t3 + t5 = 8,200 + 20,100 + 12,660 = 40,960 m t1 = - 14,120 m t4 = - 6,400 m

60

(t -)

= t1 + t4 = - 14,120 - 6,400 = - 20,520 m

= (t +) + (t -) = 40,960 + (- 20,520) = 20,440 m

Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Beda tinggi antartitik ukur Sudut Titik P0P1 P1P2 P2P3 P3P4 P4P5 do 80,00 90,00 80,00 85,00 90,00 miring ( m) + 10020 8445 7415 9420 8150 8,200 20,100 6,400 12,660 t+ = 40,960 t- = 20,520 t = 20,440 t- = 20,520 14,120 Beda tinggi (t) = do.sin .cos

P0P5

Pada poligon terbuka tak terikat kesalahan beda tinggi tidak bisa dikontrol karena pada awal dan akhir pengukuran tidak diikatkan pada titik tetap yang mempunyai ketinggian dari permukaan laut. (lihat gambar 2.2)

P3 P0 P1 P4 P2

P5

Gambar 2.2. Bagan pengukuran beda tinggi 2. Menghitung sudut luar dan sudut dalam

61

Dalam pengukuran poligon terbuka tak terikat tidak ada istilah pengukuran sudut luar dan sudut dalam. Oleh karena itu untuk mempermudah pengertian perhitungan sudut, maka untuk poligon terbuka tak terikat digunakan istilah sudut kiri dan sudut kanan. Untuk menghitung jumlah pengukuran sudut horizontal berlaku rumus seperti : = 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + + n Dimana : = Jumlah total sudut horizontal hasil pengukuran

1 .. n = Besar sudut titik-titik ukur poligon Contoh 1. Sudut di sebelah kiri jalur ukuran : Diketahui : 1 2 3 4 = 120o = 150o = 270o = 120o 2 0 1 2 3 3

4 4

1 Gambar 2.3. Sudut horizontal sebelah kiri jalur ukuran Dimana : Arah jalur ukuran Ditanyakan : Penyelesaian : = 120 o + 150 o + 270 o + 120 o = 660o Hasil perhitungan secara lengkap dapa dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2. Sudut di sebelah kiri jalur ukuran 62

Titik P1P0 P1P2 P1 P2P1 P2P3 P2 P3P2 P3P4 P3 P4P3 P4P5 P4

Pembacaan ki= sjd-sjb sudut jurusan 120 o 140 o 120 o 350 o 140 o 150 o o 340 250 o 270 o 200 o 320o 120o = 660 o = 660 o

Dimana: sjd = pembacaan sudut jurusan kedepan sjb = pembacaan sudut jurusan kebelakang Contoh 2. Sudut di sebelah kanan jalur ukuran : Diketahui : 1 2 3 4 = 240o = 210o = 90
o

3 4 1 2 2 3 4

= 240o 0

1 Gambar 2.4. Sudut horizontal sebelah kanan jalur ukuran

Dimana : Arah jalur ukuran Ditanyakan :

63

Penyelesaian : = 240 o + 210 o + 90o + 240o = 780o Tabel 2.3. Sudut di sebelah kiri jalur ukuran Titik P1P0 P1P2 P1 P2P1 P2P3 P2 P3P2 P3P4 P3 P4P3 P4P5 P4 Pembacaan ki= sjd-sjb sudut jurusan 120 o 140 o 240 o 350 o 140 o 210 o 340 o 250 o 90 o o 200 320o 240o = 660 o = 780 o

Karena poligon ini pada awal dan akhir pengukuran tidak diikatkan pada azimuth garis, maka kesalahan sudut horizontal tidak bisa dikontrol. 3. Mengoreksi Sudut Horizontal Sudut horizontal pada poligon terbuka tak terikat tidak bisa dikoreksi karena awal dan akhir pengukuran tidak diikatkan pada azimuth garis. 4. Menghitung Azimuth Sisi Poligon Pada poligon terbuka tak terikat ini tidak bisa dihitung azimuthnya karena pada awal pengukuran tidak diikatkan pada basis dua titik triangulasi yang diketahui koordinatnya. Untuk pembelajaran khusus 5, 6 dan 7 tidak bisa dihitung karena sisi-sisi poligon tidak diketahui azimutnya. 2. Poligon Terbuka Terikat

64

Pengukuran poligon terbuka terikat adalah pengukuran titik sudut yang pertama tidak sama dengan titik sudut yang terakhir, awal pengukuran diikatkan pada salah satu azimut garis dan titik tetap, yang diukur panjang sisi, besar sudutnya dan penentuan azimut awal sisi poligon. Dalam pengukuran poligon terbuka terikat, syarat yang harus dipenuhi adalah adanya azimut awal serta dua titik tetap di awal dan satu titik tetap di akhir pengukuran (lihat Gambar 2.5).

A B

P1

P2

Gambar 2.5 Poligon Terbuka Terikat A,B dan C = titik-titik tetap yang telah diketahui harga koordinat dan ketinggiannya dari permukaan laut 1. Melakukan pengukuran jarak, sudut horizontal, dan vertikal Pengukuran jarak, sudut horizontal, dan vertikal/ beda tinggi (perhitungan beda tinggi antar titik, koreksi beda tinggi) sama dengan cara yang dilakukan pada poligon tertutup. Sedangkan untuk menghitung beda tinggi hasil pengukuran antara titik awal dan titik akhir pengukuran berlaku rumus sebagai berikut : t Dimana : t = beda tinggi antara titik awal dan titik akhir = ( t +) + ( t -)

(t +) = jumlah beda tinggi antar titik yang positif (t -) = jumlah beda tinggi antar titik yang positif Dalam setiap pengukuran beda tinggi selalu ada kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh orang, alat, dan kondisi alam. Jika ada kesalahan beda tinggi maka toleransi yang diperbolehkan adalah : v = [{ 0,3(L : 100)} 2 + 4,5]

65

(Foutengrenzen, Topografische Diens Batavia Hendruk, 1949) Dimana: L = Panjang poligon (m) 0,3; 100; dan 4,5 = konstanta

Pengukuran beda tinggi harus memenuhi syarat t v, dimana t = kesalahan pengukuran. Contoh perhitungan: Diketahui: L = 300,600 m Kesalahan pengukuran beda tinggi t = 0,027 m; Ditanya: apakah hasil pengukuran beda tinggi memenuhi syarat Penyelesaian: v = [{0,3 (L : 100)}2 + 4,5] v = [{0,3 (300,600 : 100)}2 + 4,5] = 2,121 m Kesimpulan t v, maka pengukuran telah memenuhi syarat. Untuk menentukan kesalahan pengukuran beda tinggi pada poligon terbuka terikat berlaku persyaratan: t = (+t) + (-t) = h Dimana : t h Hakhir Hawal = beda tinggi hasil perhitungan pengukuran = hasil hitungan ( Hakhir Hawal ) = ketinggian titik tetap dari permukaan air laut

Kalau t h, maka hasil pengukuran perlu dikoreksi Contoh : Diketahui : HB HC t1 t2 tc = 1600 m = 1623,700 m = - 9,347 m = + 21,544 m = + 11,530 m

(+t) = 33,074 m (-t) = - 9,347 m

66

Ditanyakan : t Penyelesaian: 1. Beda tinggi hasil perhitungan pengukuran t = (+t) + (-t) = 33,074 + (-9,347) = 23,727 m 2. Beda tinggi hasil hitungan h = HC - HB = 1623,700 1600 = 23,700 m Kesalahan pengukuran beda tinggi (e) = t h = 23,727 - 23,700 = 0,027 m Maka hasil pengukuran beda tinggi perlu dikoreksi Cara menentukan koreksi beda tinggi tiap meter dan beda tinggi tiap titik ukur sama dengan cara yang dilakukan pada poligon tertutup. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Perhitungan koreksi dan beda tinggi antartitik ukur


Nomor Titik Beda tinggi sebelum dikoreksi (t)
+ -

Beda tinggi (t)

Koreksi (k)=t.t
-

Beda tinggi setelah dikoreksi (z) = t-k


+ -

B 9,34 7 67 0,006 9,353

P1 21,544 P2 11,530 C 33,074 -9,347 23,727 9,347 0,027 33,053 - 9,353 23,700 0,007 11,523 0,0006 0,014 21,530

3. Menentukan ketinggian titik ukur dari permukaan air laut. Rumus untuk menentukan ketinggian titik ukur dari permukaan air laut sama sperti pada polygon tertutup terikat sempurna, yaitu: HPn = HPn-1 + zn dimana: Hn = Titik yang akan dicari ketinggiannya dari permukaan laut Hn-1 = tinggi titik yang telah diketahui ketinggiannya dari permukaan laut zn = beda tinggi antar titik ukuran yang sudah koreksi

Contoh perhitungan: Diketahui : HP0 = 2250 m z1 = - 7,769 m Ditanya : Tinggi titik P1 dari permukaan laut Penyelesaian : HP1 = HP0 + z1 = 2250 + (-7,769) = 2242,231 m Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.4.. Tabel 2.4. Perhitungan ketinggian dari permukaan laut
Nomor Titik Beda tinggi setelah dikoreksi (z)
+ -

Tinggi dari permukaan laut (Hn) = Hn-1+zn

B 9,353 P1 21,530 P2 11,523 C

1600,000 1590,647 1612,177 1623,700 68

33,053 9,353 z= 23,700

9,353

H = HC HB = 1623,700-1600,000 = 23,700 m

Disini diisi gambar ketinggian dari permukaan air laut

Pembelajaran khusus 2 dan 3 sama seperti yang dilakukan pada poligon terbuka tak terikat. 4. Menghitung azimuth sisi poligon Menghitung azimut sisi poligon terbuka terikat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : n Dimana : n Contoh : Diketahui koordinat titik : A : B : C : XA XB XC = 6000 m = 8000 m = 8256 m YA YB YC = 6000 m = 4000 m = 4052 m B = 100 = azimut awal = sudut titik ukur poligon = azimut sisi poligon yang dicari
=

Ditanyakan : azimut BA Penyelesaian : tg BA = (XA XB )/ (YA YB) U

= (6000 - 8000)/ (6000 - 4000) = - 2000 / 2000 = -1 (kuadran ke-IV) BA = 315


o

A B

B P1

P1

Maka azimut B P1 = BA + B B BA Gambar 2.5A. Posisi azimuth titik A, B dan P1 69

= 315o + 100o = 415o B P1 = 415o 360o = 55o

Untuk selanjutnya perhitungan azimut sisi-sisi poligon yang lainnya dilakukan seperti diatas. Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel 2.5. Perhitungan azimut dengan sudut sebelah kiri jalur ukuran Titik Azimuth Sudut () (n)=n-1+ A 135o B 100o 55o P1 240o 115o P2 120o 55o C

Dimana:

= jalur azimuth ke depan

AB = AB = 135 4. Menghitung absis dan ordinat Menghitung absis dan ordinat dapat dilakukan seperti pada poligon tertutup terikat sempurna, dengan rumus sebagai berikut: x = d.sin y = d.cos Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel Tabel 2.6. Data hasil perhitungan absis dan ordinat Titik Azimut ( ) d (m) x = d.sin (m) + y = d.cos (m) + 70

550000 BP1 P1 P2 1150000 P2C 550000

100,120 120,140 80,340

82,013 108,884 65,811

57,420 50,770 46,080

Jumlah

300,600

256,708

52,730

P3 P0 P1 P4 P2

P5

Gambar 2.2. Bagan pengukuran beda tinggi

5.

Mengoreksi absis dan ordinat Koreksi absis dan ordinat sama seperti yang dilakukan pada poligon tertutup

terikat sempurna, dengan rumus x =

71

Dari hasil perhitungan koreksi absis dan ordinat pada poligon terbuka terikat, akan dihitung absis dan ordinat setelah dikoreksi, dengan rumus sebagai berikut : xk = x + d (x) yk = y + d (y) Keterangan: xk, yk x, y d x , y d (x) d (y) Contoh 1. Diketahui: x1 = 82,013 m; Penyelesaian: xk1 = x1 + d (x1) = 82,013 + (-0,236) = 8081,777 m, (dan yk1 Perhitungan secara lengkap untuk koreksi kesalahan absis dan ordinat tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3. dan tabel 2.4. 1). Perhitungan absis: Titik B 100,12 P1 120,14 P2 80,34 C Jumlah 65,811 256,708 - 0,189 - 0,708 65,622 256,000 108,884 - 0,283 108,601 82,013 - 0,236 81,777 Tabel 2.3. Data hasil perhitungan absis setelah dikoreksi D x ( m ) Koreksi xk (m) + + y1 = 57,420 m; d (x1) = -0,236 m; d (y1) = -0,245 m Ditanyakan : xk1 dan yk1 = nilai setelah dikoreksi (absis) = nilai sebelum dikoreksi (ordinat) = jarak antar titik ukur = koreksi per meter = koreksi absis tiap titik ukur = koreksi ordinat tiap titik ukur

2). Perhitungan ordinat: Titik B 100,12 P1 120,14 50,770 - 0,293 51,063 72 57,420 - 0,241 57,179 Tabel 2.4. Data hasil perhitungan ordinat setelah dikoreksi D y ( m ) Koreksi yk (m) + + -

P2 80,34 C Jumlah 46,080 103,500 -50,770 52,730 50,770 - 0,196 - 0,730 45,884 103,063 - 51,063 52,000 51,063

6.

Menghitung Koordinat Untuk menghitung koordinat titik poligon digunakan rumus berikut: X1 = X0 + xk1 dan Y1 = Y0 + yk1 dimana : X1 dan Y1 = Koordinat titik P1 X0 dan Y0 = Koordinat titik P0 xk1 dan yk1 = Absis dan ordinat titik P1 yang telah dikoreksi Contoh perhitungan Diketahui : koordinat titik B XB = 8000 m, YB = 4000 m xk1 = 81,777 m, yk1 = 57,179 m Ditanya : Koordinat titik P1 Penyelesaian : XP1 = XB + xk1 = 8000 + 81,777 = 8081,777 m YP1 = Y0 + yk1 = 4000 + 57,179 = 4057,179 m Perhitungan selanjutnya mengikuti langkah di atas. Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1.17. (di bawah) Tabel 2.5. Data hasil perhitungan koordinat Xk ( m ) yk (m) X Y + + 8000,000 4000,000 81,777 57,179 8081,777 4057,179 108,601 51,063 8190,378 4006,116 65,622 45,884 8256,000 4052,000

Titik B P1 P2 C

8280 73

7960 4080

8000 P1 A

8100

8200 C

4000

P2 Gambar 2.6. Pengeplotan titik-titik koordinat pada poligon terbuka terikat Skala 1 : 2000

74

3.

Pengukuran Poligon Terbuka Terikat Sempurna Pengukuran poligon terbuka terikat sempurna adalah pengukuran titik sudut

yang pertama tidak sama dengan titik sudut yang terakhir.Dalam pengukuran poligon terbuka terikat sempurna, syarat yang harus dipenuhi adalah adanya azimut awal dan akhir serta dua titik tetap di awal dan di akhir pengukuran. Yang diukur panjang sisi, besar sudut titik-titik ukur poligon. Poligon terbuka terikat sempurna ini digunakan untuk rencana jalan raya, jalan kereta api, irigasi, terowongan, lubang bukaan pada daerah pertambangan, dll. Umumnya pada pengukuran poligon (jarak, sudut, beda tinggi, dan koordinat) selalu terjadi kesalahan. Pengukuran jarak tidak dapat dikoreksi tetapi untuk sudut, beda tinggi dan koordinat dapat dikoreksi.

A 0 B

1 P1 2 D

P2
C

Gambar 2.7. Poligon Terbuka Terikat Sempurna Keterangan: B A = awal C D = akhirl B = Titik tetap awal C = Titik tetap akhir
0 , 1, 2, dan 3 Sudut horizontal

Untuk pembelajaran khusus 1 sampai 7 sama seperti pada poligon terbuka terikat, yang berbeda adalah pada polygon terbuka terikat kesalahan sudut horizontal tidak bisa dikontrol, sedang pada polygon terikat sempurna dapat dikontrol/diketahui. Rumus untuk mencari kesalahan sudut horizontal persamaannya sebagai berikut: = AKHIR - AWAL + (n - 1) x 180 75

Dimana: = sudut horizontal titik-titik ukur n = jumlah titik ukur akhir = azimut akhir (derajat) awal = azimut awal (derajat) Contoh : Diketahui : Koordinat titik-titik A: X A = 6000 m B: X B = 8000 m C: X C = 8256 m D: X D = 9256 m B = 100o 1 = 240o 2 = 120o o c = 155 2 Penyelesaian : Tg BA = (XA -XB)/ (YA -YB) = (6000 8000) / (6000 -4000) = -2000 /2000 =-1 (kuadran 4)

YA = 6000 m YB = 4000 m YC = 4052 m YD = 5784 m

Ditanyakan : kesalahan sudut pengukuran

BA
Tg CD

= 315o = (XD XC)/ (YD -YC) = (9256 8256) / (5784-4052) = 1000 /1732 = 0,577367205 (kuadran 1)

CD

= 30o

1. jumlah sudut hasil pengukuran p = B + 1 + 2 + c


= 100o + 240o + 120o + 155o 2 = 615o2 2. jumlah sudut hasil hitungan

= CD - BB + (n-1) x 180o

76

= (30o 315o) + 360o = 615o

= p - h = 615o2 - 615o
= 2

A B = 100O B B

1 =240O 1 1

C =155 2 2 = 120O 2 2

Gambar 2.8. Poligon terbuka terikat sempurna dengan sudut di sebelah kiri jalur ukuran

Kesalahan sudut horizontal ini perlu dikoreksi. Cara menghitung koreksi sama seperti yang dilakukan pada poligon tertutup terikat sempurna. Untuk lebih jelasnya kelengkapan dari perhitungan di atas dapat dilihat pada tabel 2.6.

77

Tabel 2.6. Perhitungan Koordinat Poligon Terbuka Terikat Sempurna

TITIK A B 1 2 C D 100 240 120 155

SUDUT

Kor

135

AZIMUT 00 59 58 58 00

JARAK 00 D.Sin

X Kor

D.Cos

Y Kor

KOORDINAT X Y 6000 6000 8000 4000 4057,165 4006,105 4052 5784 52 52,806 0,806

20 54 00 00 02 00 00 00 47 114 23 54 30 30 00 300,60 256,698 0,698 52,806 0,806 120 30 80,34 65,790 0,187 46,110 0,215 53 120,14 108,900 0,279 50,738 0,322 40 100,12 82,008 0,232 57,434 0,269

8081,776 8190,397 8256 9256 256 256,698 0,698

615

02

00

78

Prosedur pengukuran poligon terbuka a. Bahan dan Alat 1) Bahan


ATK Cat dan kuas Patok Paku 5 cm

2) Alat

Pesawat theodolit, statif, unting-unting Rol meter Payung Rambu ukur Kalkulator Rantai ukur/pita ukur

b. Keselamatan kerja 1. 2. 3. 4. 5. Gunakan APD. Gunakan alat sesuai dengan petunjuk pemakaian ( manual guidance). Hati-hati dalam memindahkan dan membawa pesawat, periksa kembali sekrup pengunci pesawat pada statif. Baca prosedur kerja sebelum melakukan kegiatan di lapangan. Periksa dan simpan peralatan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. c. Langkah kerja 1. 2. Siapkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan. Pasang alat ukur di atas kepala statif dan atur nivo supaya kedudukan alat rata air dan tepat unting-unting di atas patok P 1.

79

P1

Gambar 2.7. Kedudukan alat di atas patok 3. Ukur tinggi alat dari muka tanah atau di atas patok titik P 1.

tP
P1

Gambar 2.8. Tinggi alat dari patok

4. 5.

Buka kunci pengeras lingkaran horizontal dan vertikal. Teropong diputar dan bidikan ke titik P 0 ,baca dan catat angka sudut vertikal,sudut horizontal,serta benang atas,benang tengah dan benang bawah

6.

Kemudian teropong diputar dan bidikan ke titik P 2, baca dan catat sudut vertikal, sudut horizontal, serta benang atas, benang tengah,dan benang bawah.

bt tP P1 dt tB P0 t

Gambar 2.9. Sket pengukuran sudut miring dari P 1-P0 80

P2 0

P8 300 270 240

330

30 60 90 120

210

180

150

P1 Gambar 2.10. Pembacaan sudut pada lingkaran horisontal ba bt bb P0 P1 Gambar 2.11. Jarak diukur dengan rambu ukur

81

ba bt bb

Gambar 2.12. Gambar benang-benang di dalam teropong ba = benang atas bb = benang bawah bt = benang tengah d = benang tegak P0 240 210 180 150 120 90 60 270 300 330 0 0 30 30

Gambar 2.13. Pembacaan sudut pada lingkaran vertical zenit 7. 8. Setelah selesai pengukuran di titik P 1 buat sket hasil pengukuran untuk menghindari kesalahan pada hitungan dan penggambaran. Alat ukur pindah ke titik P2 , lakukan pengukuran seperti langkah pada nomor 2 7.

82

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 2


Dalam kegiatan pembelajaran 1 telah diajarkan: 1. Menjelaskan pengertiantian, tujuan dan keguanapengukuran polygon terbuka: Poligon terbuka tak terikat Poligon terbuka terikat Poligon terbuka terikat sempurna

2. Pengukuran jarak Perhitungan jarak optis Perhitungan jarak datar.

3. Pengukuran sudut horizontal dan vertikal Perhitungan sudut horizontal di sebelah kiri dan kanan jalur ukuran Perhitungan beda tinggi antartitik ukur Perhitungan jumlah sudut di sebelah kiri dan kanan jalur ukuran

4. Perhitungan koreksi. Perhitungan koreksi sudut horisontal Perhitungan koreksi beda tinggi antar titik ukur

5. Perhitungan azimuth sisi-sisi polygon Perhitungan azimuth sisi polygon dengan sudut di sebelah kiri jalur ukuran Perhitungan azimuth sisi polygon dengan sudut di sebelah kiri jalur ukuran 6. Koreksi absis dan ordinat Perhitungan absis antartitik polygon Perhitungan ordinat antartitik polygon

7. Perhitungan koordinat Perhitungan koordinat titik ukur polygon Mengeplot titik-titik ukur polygon pada kertas gambar

83

TUGAS 2
Perhatikan gambar sket situsi tanah di bawah ini, yang dilengkapi dengan patok/titik KQ 381 dan KQ 382. Berdasarkan gambar sket tersebut saudara diminta melakukan pengukuran poligon di lapangan dengan alat theodolit sampai menghasilkan kerangka peta topografi. Untuk pelaksanaan tugas ini saudara mengikuti langkah berikut: 1. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan serta alat tulis yang dibutuhkan untuk mengukur poligon yang dilengkapi dengan daftar peminjaman alat. 2 Melakukan penyetelan (kalibrasi) alat untuk pengukuran poligon di lapangan sebelum pengukuran dilaksanakan. 3. Melakukan pengukuran jarak dan sudut untuk masing-masing titik 4. Membuat kerangka peta peta topografi dari hasil pengukuran dengan skala 1:5000 sampai dengan 1:250 Diketahui koordinat titik: KQ 381: X = - 2646 m; KQ 382 : X = - 3816,8 m H Y = - 2805,3 m; H = 948 m Y = - 3155,2 m; H = 927 m = Tinggi titik dari permukaan air laut

Dimana: KQ 381; KQ 382 = Titik tetap Daerah Ciumbuleuit Lembar 39/XXXIX

KQ 381

KQ 382

84

Tes Formatif 2 1. Diketahui koordinat titik P1: X = 3000,000 m; Azimut dari titik P1P2 : A. 36 B.. 35 C. 34 D. 37 Y = 3000,000 m P2: X = 3117,55705 , Y = 3161,803399 m

2. Diketahui koordinat titik P1: X = 3000,000 m; Jarak dari P1P2 : A. 205 m B.. 210 m

Y = 3000,000 m

P2: X = 3117,55705 , Y = 3161,803399 m

C. 200 m

D. 215 m

3. Diketahui: Jarak optis (do) dari P1P2 = 150 m.; sudut miring m = 25 Beda tinggi dari P1P2: A.. 57,725 m B. 57,453 m C. 57,625 m D. 57,315 m

4. Diketahui: Jarak optis (do) dari P1P2 = 150 m.; sudut miring m = 25 Beda tinggi dari P1P2: A.. 57,453 m B. 57,725 m C. 57,625 m D. 57,315 m

5. Diketahui: Jarak optis (do) dari P1P2 = 150 m.; sudut miring m = 65 Jarak datar dari P1P2: A.. 123,709 m. B. 123,509 m C. 123,509 m D. 123,209 m.

85

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 2


Nomor Kompetensi :
Nama Kompetensi :

03.002.01
Mengukur Poligon

Nama Jabatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. A A A A A A A A A A A A

Teknisi Topografi B B B B B B B B B B B B C C C C C C C C C C C C D D D D D D D D D D D D

86

LEMBAR JAWABAN
Nomor Kompetensi :
Nama Kompetensi :

03.002.01
Mengukur Poligon

Nama Jabatan

Teknisi Topografi

Tempat Tanggal Penyelenggaraan Test: Nama Unit Organisasi NIP : : : .. ...... .. Tanda Tangan : ..

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

A A A A A A A A A A A A

B B B B B B B B B B B B

C C C C C C C C C C C C

D D D D D D D D D D D D

Lembar Penilaian Praktik 2 No. Kompetensi : 03.002.01 Nama Kompetensi : Mengukur Poligon Nama Jabatan : Teknisi Topografi 87

Nama Peserta

: Tabel Penilaian

No.
1.

Aspek yang Dinilai

Skor Max
5 2 2 1 35 5 10 5 5 5 5 35 7 4 4 10 10 15 10 5

Perolehan skor

Keterangan

Persiapan Peralatan
Peralatan Utama Peralatan Pendukung Alat Tulis

2.

Penyetelan Alat (Kalibrasi) Memasang alat pada statif Centering alat Menyetel nivo Membaca benang atas Membaca benang tengah Membaca benang bawah Mengukur jarak : Jarak optis Sudut horisontal Sudut vertikal Menghitung jarak datar, beda tinggi, beda tinggi dari permukaan air laut Menghitung azimut dan koordinat Membuat kerangka peta topografi Mengeplot Penulisan kelengkapan kerangka peta (nomor, nama, skala, notasi dan ketinggian dari muka air laut) Sikap Disiplin Tanggung jawab Keaktifan Keselamatan kerja Jumlah

3.

4.

5.

10 3 3 2 2 100 Bandung, April 2005

Penguji 1,

IDI SUTARDI, Drs. Ir

88

EVALUASI AKHIR Tes Teori 1. Diketahui hasil pembacaan sudut horizontal dari titik: P1P2 = 340 Maka besar sudut: A. P1P3 = 80 = 90 = 80 B. = 100: = 110

C. . P1

D.

P3 P2

2. Diketahui hasil pembacaan sudut horizontal dari titik: P2P1 = 340 P2P3 = 80

Azimut dari P2P1 = 340 Maka Azimut dari P2P 3: A. 60 80 B. 100: 90

C. .

D.

P1

P3

P2

89

3. Diketahui koordinat titik: A. B. Azimut AB adalah: A. C.

XA = 2460,909355 m XB = 6366,662266 m B.

YA = 8228,616794 m YB = 9075,323607 m

77406,33 77506,33

77466,33 77566,33 YA = 8228,616794 m YB = 9075,323607 m 3997,475759 m 3999,475759 m

D.

4. Diketahui koordinat titik: A. B. Jarak AB adalah: A. C. 5. Diketahui : A: B: C: XA = 2460,909355 m XB = 6366,662266 m XC = 9078,742675 m

XA = 2460,909355 m XB = 6366,662266 m A. D.

3996,847579 m 3996,475759 m

YA = 8228,616794 m YB = 9075,323607 m YC = 7556,173905 m = 30

= 45 A

B C

P Gambar Metoda pengukuran di lapangan Dari hasil hitungan dengan metode Collins maka jarak A P adalah : A. 4500 m C. 4600 m B. 4700 m D. 4400 m

6. Dari soal no 5 dihitung dengan metoda Collins, maka jarak B P adalah :

90

A. 5400 m C. 5600 m

B. 5700 m D. 5500 m

7. Dari soal no 5 dihitung dengan metoda Collins, maka azimut A P adalah : A. 155o C. 140o B. 160o D. 150o

8. Dari soal no 5 dihitung dengan metoda Collins, maka koordinat titik P adalah : A. X = 4000 m Y = 6000 m C. X = 6000 m Y = 4000 m 9. Diketahui : Jarak optis (do) dari P0 P1 = 80 m Sudut miring (m) = 81o 15 B. X = 5000 m Y = 4000 m D. X = 4000 m Y = 4000 m

Maka jarak datar P0 P1 adalah : A. 78,149 m C. 79,149 m 10. Diketahui : Jarak optis (do) dari P0 P1 = 80 m Sudut miring (m) = 81o 15 B. 77,149 m D. 80,149 m

Maka beda tinggi dari P0 P1 adalah : A. 12,128 m C. 11,128 m B. 12,028 m D. 13,028 m

91

Tes Praktik Perhatikan gambar peta topografi di bawah ini, yang dilengkapi dengan patok/titik KQ 378, KQ 381, KQ 382 dan KQ 383. Berdasarkan gambar peta tersebut saudara diminta melakukan pengukuran poligon terbuka terikat sempurna, di lapangan dengan alat theodolit sampai menghasilkan kerangka peta topografi. Untuk pelaksanaan tugas ini saudara mengikuti langkah berikut: 1. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan serta alat tulis yang dibutuhkan untuk mengukur poligon yang dilengkapi dengan daftar peminjaman alat. 2 Melakukan penyetelan (kalibrasi) alat untuk pengukuran poligon di lapangan sebelum pengukuran dilaksanakan. 3. Menentukan azimuth awal dan akhir, dari titik KQ383 KQ 378 dan KQ382KQ 381. 4. Titik KQ383 dan KQ 382 tempat awal dan akhir pengukuran. 5. Melakukan pengukuran jarak dan sudut untuk masing-masing titik ukur. 6. Membuat kerangka peta peta topografi dari hasil pengukuran dengan skala 1:5000 sampai dengan 1:250 Diketahui koordinat titik: KQ 381: X = - 2646 m; KQ 382: X = - 3816,8 m KQ 383: X = - 3238,2 m; KQ 378 :X = - 1967,5 m Y = - 2805,3 m; H = 948 m Y = - 3155,2 m; H = 927 m Y = - 2074,1 m; H = 1041 m Y = - 2012,5m; H = 968 m

Dimana: KQ 381; KQ 382 KQ 383; KQ 378 = Titik tetap H = Tinggi titik dari permukaan air laut Daerah Ciumbuleuit Lembar 39/XXXIX

92

Gambar Peta Daerah Ciumbuleuit No. 39/XXIX-k


Skala: 1 : 25.000

93

Kunci Jawaban Evaluasi Akhir


Nomor Kompetensi :
Nama Kompetensi :

03.002.01
Mengukur Poligon

Nama Jabatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. A A A A A A A A A A

Teknisi Topografi B B B B B B B B B B C C C C C C C C C C D D D D D D D D D D

94

Lembar Penilaian Tes Praktik No. Kompetensi Nama Kompetensi Nama Jabatan Nama Peserta : 03.002.01 : Mengukur Poligon : Teknisi Topografi : Tabel Penilaian
No.
1.

Aspek yang Dinilai

Skor Max
5 2 2 1 35 5 10 5 5 5 5 35 10 25 15 10 5

Perolehan skor

Keterangan

Persiapan Peralatan
Peralatan Utama Peralatan Pendukung Alat Tulis

2.

Penyetelan Alat (Kalibrasi) Memasang alat pada statif Centering alat Menyetel nivo Membaca benang atas Membaca benang tengah Membaca benang bawah Mengukur jarak : Menghitung jarak datar, beda tinggi, beda tinggi dari permukaan air laut Menghitung azimut dan koordinat Membuat kerangka peta topografi Mengeplot Penulisan kelengkapan kerangka peta (nomor, nama, skala, notasi dan ketinggian dari muka air laut) Sikap Disiplin Tanggung jawab Keaktifan Keselamatan kerja Jumlah

3.

4.

5.

10 3 3 2 2 100 Bandung, April 2005

Penguji 1,

IDI SUTARDI

95

DAFTAR PUSTAKA Ir. Aryono Prihandito M.Sc., Proyeksi Peta, IKAPI, Yogyakarta, 1988 Bessel Spheroid (meters), Volume I, Transformation of Koordinates from Grid to Geographic, Deparment of the Army, July, 1958. Hidayat, MUCHIDIN Noor Teori dan Praktik Ukur Tanah 2, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Foutengrenzen, Topografische Diens Batavia Hendruk, 1949. Ir. Heinzfrick, Ilmu dan Alat Ukur Tanah, Kanisius Yogyakarta, 1993. Madhardjo Marsudiman, Praktis Kartografi, Bandung Suyono Sostrodarsono, Masayoshi Takasaki, Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan Pt. Pradnya Paramita, Yogyakarta, 1992 Soetomo Wongsotjitro, Ilmu Ukur Tanah, Swada, Jakarta, 1974.
19-10-2006 selesai

96

97

You might also like