You are on page 1of 8

Profile

Skripsi_Tomodachi Bandung, Jawa Barat, Indonesia Menerima konsultasi dan olah data statistik untuk skripsi & tesis, serta penelitian, berdiri sejak tahun 2000. Alamat: Jl. Cikutra Gg. Sekejati IV No.31B RT.04/I Bandung - 40125 (Depan Kampus Universitas Widyatama Bandung), Telp.081573134993 Lihat profil lengkapku

Jumat, Agustus 28, 2009

Pengaruh Keragaman Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Bandung
ABSTRAK Munculnya berbagai macam retail store seperti salah satunya convinience store menimbulkan persaingan yang ketat antara perusahaan sejenis dalam melaksankan aktivitasnya. Dari situasi tersebut para pemasar harus mencari cara agar menarik perhatian pengunjung untuk memasuki tokonya dan melakukan pembelian terhadap produk-produk yang ada di toko tersebut. Salah satu cara yang digunakan oleh para pemasar adalah dengan menggunakan keragaman produk untuk mempengaruhi perilaku konsumen, karena dengan keragaman produk dapat merangsang konsumen melakukan proses pembelian. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi dengan judul Pengaruh Keragaman Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebijakan keragaman produk yang dilaksanakan oleh Alfamart, untuk mengetahui bagaimana tanggapan konsumen atas keragaman produk yang ditawarkan Alfamart, untuk mengetahui bagaimana proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen, dan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keragaman produk terhadap keputusan pembelian konsumen di Alfamart. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode explanation yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti, yaitu dengan menyebarkan kuesioner, wawancara dan observasi serta menggunakan data sekunder yang diperoleh dari studi kepustakaan atau sumber-sumber lain yang berhubungan dengan topik yang dibahas. Berdasarkan perhitungan statistik dengan analisis koefisien korelasi Rank Spearman, diperoleh nilai 0.512 artinya terdapat hubungan yang sedang dan positif. Adapun pengaruh keragaman produk terhadap proses keputusan pembelian pada PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Bandung berdasarkan koefisien determinasi diperoleh nilai sebesar 26.21%, dan sisanya sebesar 73.79% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain. Dalam perhitungan uji statistik t, diperoleh nilai thitung sebesar 4.130 dan nilai ttabel sebesar 1.679 dengan tingkat kekeliruan 5%. Ini menunjukan bahwa nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel, berarti H0 ditolak, yaitu keragaman produk secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan taraf hidup masyarakat dan perkembangan zaman telah mempengaruhi banyak hal, salah satunya gaya hidup dan kebutuhan yang semakin meningkat dan beragam. Masyarakat Indonesia dewasa ini, khususnya yang tinggal di daerah perkotaan merupakan konsumen yang berpikiran relatif maju. Mereka dihadapkan dengan bermacam-macam tawaran barang dan jasa sehingga mereka akan selalu memilih barang dan jasa yang terbaik sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pendapatan mereka. Perubahan zaman juga membuat terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam dunia bisnis. Saat ini konsumen lebih memiliki kekuasan yang menentukan di dalam dunia bisnis, sehingga konsumen lebih bebas memilih produk yang akan dikonsumsinya dan pada siapa mereka membeli produk tersebut. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide. Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, seperti makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi juga sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan dan keinginan (need and wants) dari konsumen. Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan (need), akan tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan (wants). Misalnya membeli bentuk sepatu, gaya, warna, merek, dan harga yang menimbulkan/mengangkat prestise. (Menurut Prof. Dr. H. Buchari Alma dalam buku Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa). Apabila seseorang membutuhkan suatu produk, maka terbayang lebih dahulu ialah manfaat produk, setelah itu baru mempertimbangkan faktor-faktor lain di luar manfaat. Faktor-faktor itulah yang membuat konsumen mengambil keputusan membeli atau tidak. Suatu tantangan paling besar dihadapi oleh setiap perusahaan adalah masalah pengembangan produk. Pengembangan produk dapat dilakukan oleh personalia dalam perusahaan dengan cara mengembangkan produk yang sudah ada. Dan dapat pula menyewa para peneliti guna menciptakan produk baru dengan model-model yang sesuai. Perusahaan yang tidak mengadakan atau tidak mampu menciptakan produk baru akan menghadapi resiko seperti penurunan volume penjualan, karena munculnya pesaing yang lebih kreatif, adanya perubahan selera konsumen, munculnya teknologi baru dalam proses produksi. PT. Sumber Alfaria Trijaya (SAT) atau Alfamart di jalan Soekarno Hatta No.791 merupakan salah satu perusahaan retailer yang bergerak dalam bidang perdagangan umum dan jasa eceran yang menyediakan kebutuhan pokok dan sehari-hari, baik makanan dan minuman. PT. Sumber Alfaria Trijaya menyediakan produk yang cukup banyak dan beragam sehingga konsumen dapat memilih produk sesuai dengan keinginannya, sesuai dengan Motto Alfamart Belanja puas, harga pas. Penting bagi retailer untuk menjadikan produk yang beranekaragam karena adanya kecenderungan dalam diri konsumen yang menghendaki barang-barang yang beragam, sehingga dengan bermacam-macam produk yang disediakan diharapkan dapat memberikan dorongan dan pilihan bagi konsumen untuk membeli produk yang saling melengkapi dalam berbelanja. Penyediaan keragaman produk (produk assortment) yang baik tidak hanya akan menarik minat tetapi dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk berbelanja. Hal ini memungkinkan mereka menjadi pelanggan yang setia dan pada akhirnya dapat mencapai sasaran dan tujuan perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Keragaman Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Bandung. 1.2 Identifikasi Masalah Melihat betapa pentingnya pengaruh keragaman produk terhadap keputusan pembelian

konsumen, maka penulis mencoba mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kebijakan keragaman produk yang dilaksanakan oleh Alfamart? 2. Bagaimana tanggapan konsumen atas keragaman produk yang ditawarkan Alfamart? 3. Bagaimana proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen ? 4. Seberapa besar pengaruh keragaman produk terhadap keputusan pembelian konsumen di Alfamart? 1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi sebagai bahan penyusunan skripsi guna memenuhi persyaratan dalam menempuh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen, Universitas Widyatama Bandung. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kebijakan keragaman produk yang dilaksanakan oleh Alfamart. 2. Bagaimana tanggapan konsumen atas keragaman produk yang ditawarkan Alfamart. 3. Bagaimana proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen ? 4. Seberapa besar pengaruh keragaman produk terhadap keputusan pembelian konsumen di Alfamart. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukannya, diantaranya : 1. Penulis Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan berfikir, khususnya mengenai bidang usaha retail serta pengaruh dari keragaman produk terhadap keputusan pembelian konsumen. 2. Perusahaan Penelitian ini dapat menjadi suatu bahan masukan serta bahan pertimbangan yang berguna bagi perusahaan terutama dalam menetapkan kebijakan keragaman produk sebagai variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. 3. Bagi Universitas Diharapkan agar Skripsi ini dapat menjadi sumber informasi dan bahan kritis dalam pengembangan sebuah karya ilmiah serta dapat menambah perbedaharaan kepustakaan. 4. Bagi Pembaca Sebagai informasi bahan bacaan guna memahami lebih lanjut mengenai keragaman produk, sehingga penelitian ini dapat membantu dan bermanfaat. 1.5 Kerangka Pemikiran Perkembangan usaha retail di Indonesia cukup menarik untuk dikaji, karena merupakan suatu bentuk usaha yang mulai berkembang beberapa tahun terakhir ini. Wajah industri retail lebih berwarna semasa krisis, karena banyaknya pemain-pemain baru di industri retail berkembang dengan cepat. Ditambah lagi dengan adanya globalisasi yang memungkinkan perusahaan-perusahaan dari negara-negara lain melakukan ekspansi yang sangat agresif sehingga menciptakan tingkat persaingan yang semakin tinggi diantara perusahaan-perusahaan retail yang ada untuk mempertahankan dan memperebutkan konsumennya. Ketatnya persaingan ini memaksa perusahaan retail untuk berusaha lebih keras agar bisa bertahan hidup dan memenangkan persaingan. Dalam keadaan persaingan yang tinggi, ada hal yang lebih penting bagi perusahaan yaitu perusahaan harus mampu mempertahankan konsumennya yang telah ada selain menarik konsumen baru sebanyak-banyaknya. Agar dapat mempertahankan konsumen yang sudah ada dan menarik konsumen baru, perusahaan harus dapat memuaskan konsumen dengan mengetahui dan memenuhi apa saja yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumennya. Oleh karena itu. Perusahaan harus memiiki konsep pemasaran yang berorientasi pada konsumen atau dikenal dengan marketing concept, yang menurut Philip Kotler dalam bukunya Manajemen pemasaran edisi kesebelas jilid 1 (2005:22)

adalah : Konsep pemasaran (marketing concept) menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Jadi pencapaian tujuan perusahaan tergantung dari pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen dan bagaimana perusahaan menyediakan kebutuhan konsumen yang menjadi sasarannya lebih efektif dan lebih efisien daripada pesaingnya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan sikap dan perilaku konsumen yang akan menentukan pengambilan keputusan pembelian. Definisi keragaman produk yang dikemukakan oleh Philip Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran edisi kesebelas jilid 2 (2005:75) adalah: Bauran produk (keragaman produk) adalah kumpulan semua produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu dengan harga murah. Menurut Kotler dan Keller dal am bukunya Manajemen Pemasaran edisi keduabelas jilid kedua (2007:15) mendefinisikan keragaman produk sebagai berikut : Keragaman Produk adalah kumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli. Keragaman produk suatu perusahaan memiliki lebar, panjang, kedalaman, dan konsistensi tertentu. Konsep-konsep ini diilustrasikan dalam Tabel 1.1 untuk konsumen Procter & Gamble. 1. Lebar Suatu bauran produk mengacu pada berapa banyak lini produk yang berbeda dimiliki perusahaan tersebut. Tabel 1.1 memperlihatkan lebar bauran produk yang terdiri atas lima lini. (Dalam kenyataannya,P&G menghasilkan banyak lini tambahan). 2. Kedalaman Suatu bauran produk mengacu pada jumlah seluruh barang dalam bauran tersebut. Dalam tabel 1.1, jumlahnya adalah 20, Kita juga dapat bicara tentang panjang rata-rata suatu lini. Panjang rat-rata ini diperoleh dengan membagi panjang total (di sini 20) dengan jumlah lininya (di sini 5), atau panjang produk rata-rata 4. 3. Keluasan Suatu bauran produk mengacu pada berapa banyak jenis yang ditawarkan masingmasing produk dalam lini tersebut. Jika Tide muncul dalam dua aroma (Mountain Spring dan Reguler), dua formulasi (cair dan bubuk), serta dua bahan tambahan (dengan atau tanpa pemutih), Tide memiliki kedalaman delapan ketika ada delapan varian yang berbeda. Kedalaman rata-rata keragaman poduk P&G dapat dihitung dengan mencari rata-rata jumlah jenis dalam kelompok-kelompok merrek tersebut. 4. Konsistensi Bauran produk tersebut mengacu pada seberapa erat hubungan berbagai lini produk dalam penggunaan akhir, ketentuan produksi, saluran distribusi, atau hal-hal lainnya. Lini-lini produk P&G tampak konsisten sejauh lini tersebut merupakan barang konsumsi yang melewati saluran distribusi yang sama. Lini tersebut tampak kurang konsisten sejauh mempunyai fungsi yang berbeda-beda bagi pembelinya. Keempat dimensi keragaman produk ini memungkinkan perusahaan tersebut memperluas bisnisnya melalui empat cara. Perusahaan dapat menambah lini produk baru, sehingga memperlebar bauran produknya. Perusahaan dapat memperpanjang setiap lini produk. Perusahaan dapat menambah lebih banyak jenis produk ke dalam setiap produk dan memperdalam bauran produknya. Akhirnya, sebuah perusahaan dapat mengejar lebih banyak konsistensi lini produk. Untuk mengambil keputusan merek dan produk ini, perusahaan perlu melakukan analisis lini produk. Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Sutisna dalam bukunya Perilaku konsumen dan Komunikasi Pemasaran (2003:15) pengertian keputusan pembelian adalah :

Keputusan Pembelian adalah pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan. Pengambilan keputusan pembelian konsumen sebagai tahap menyadari adanya masalah. Selanjutnya jika sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkannya. Proses pencarian informasi ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan produk yang diinginkan. Dari berbagai informasi yang diperoleh konsumen melakukan seleksi atas alternatif-alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi. Dengan menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam benak konsumen, salah satu merek produk dipilih untuk dibeli. Dengan dibelinya merek produk tertentu, proses evaluasi belum berakhir karena konsumen akan melakukan evaluasi pasca pembeliannya, seandainya konsumen merasa puas, maka kemungkinan untuk melakukan pembelian kembali pada masa depan akan terjadi, sementara itu jika konsumen tidak puas atas keputusan pembeliannya, dia akan mencari kembali berbagai informasi produk yang dibutuhkannya. Proses itu akan terus berulang sampai konsumen merasa terpuaskan atas keputusan pembelian produknya. Tahap Tahap Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Keller dalam bukunya Manajemen Pemasaran edisi keduabelas jilid kesatu (2007:235-243) sebagai berikut : Ada lima tahap yang dilalui oleh konsumen dalam proses keputusan pembelian. 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh ransangan internal atau eksternal. Dalam kasus pertama, salah satu kebutuhan umum seseorang-lapar, haus, seks- mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Dalam kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh ransangan eksternal. Seseorang bisa mengagumi mobil baru tetangganya atau menonton iklan televisi tentang liburan di Hawai yang memicu pemikiran tentang kemungkinan melakukan suatu pembelian. Krispy Kreme yang percaya pada retail theatre, menayalakan tanda neon HOT NOW untuk mendapatkan perhatian dan minat pembelian setiap kali setumpuk donat datang. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. 2. Pencarian Informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level ransangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya sekedar lebih peka tehadap informasi produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif mencari informasi: mencari bahan bacaan, menelepon teman, dan mengunjungi toko untuk mempelajari produk tertentu. Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok berikut ini : a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko. c. Sumber publik : Media massa, organisasi penentu peringkat konsumen. d. Sumber pengalaman : Penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk. 3. Evaluasi Alternatif Bagaimana konsumen mengolah informasi merek yang bersaing dan membuat penilaian akhir?. Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap

konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh pembeli berbeda-beda bergantung jenis produknya- misalnya sebagai berikut: a. Kamera. Ketajaman gambar, kecepatan kamera, ukuran kamera, harga. b. Hotel. Lokasai, kebersihan, suasana,harga. c. Obat kumur. Warna, efektivitas, kemampuan membunuh kuman, harga, rasa/aroma. d. Ban. Keselamatan, umur pemakaian, mutu ketika dikendarai, harga. 4. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga membentuk niat untuk membeli ,merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub-keputusan : merek (merek A), dealer (dealer 2), kuantitas (sebuah komputer), waktu (akhir pekan), dan metode pembayaran (kartu kredit). Dalam pembelian produk sehari-hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil. Sebagai contoh, saat membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berfikir tentang pemasok atau metode pembayaran. 5. Perilaku Pasca Pembelian Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena memerhatikan fitur-fitur tertentu yang menggangu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasikan pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, kepuasan pembeli adalah fungsi dari seberapa sesuainya harapan pembeli produk dengan kinerja yang difikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja produk lebih rendah daripada harapan, pelanggan akan kecewa; jika ternyata sesuai harapan, pelanggan akan puas; jika melebihi harapan, pembeli akan sangat puas. Perasaan perasaan itu akan membedakan apakah pembeli akan membeli kembali produk tersebut dan membicarakan hal-hal yang menguntungkan atau tidak menguntungkan tentang produk tersebut dengan orang lain. Tindakan pasca pembelian, kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan memengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk kembali membeli produk tersebut. Dan pemakaian produk pasca pembelian, Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Pendorong utama frekuensi penjualan adalah tingkat konsumsi produk- semakin cepat pembeli mengonsumsi produk, semakin cepat mereka bisa kembali ke pasar untuk membelinya lagi. Retailer harus menetapkan lebar dan dalam dari keragaman produk, baik variabel atau jenis pilihan dari produk serta kualitas dari produk tersebut. Keragaman produk retailer harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen agar konsumen tertarik dan memutuskan untuk berbelanja. Berdasarkan uraian di atas, penulis sampai pada hipotesis awal, yaitu Keragaman Produk Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Sehubungan dengan penulisan Skripsi ini, maka penulis melakukan penelitian pada PT. Sumber Alfaria Trijaya (SAT) Alfamart. Jalan Soekarno Hatta No.791 Bandung. Penelitian ini lapangan ini untuk memperoleh data-data yang diperlukan penulis. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan. DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4 Kegunaan Penelitian 1.5 Kerangka Pemikiran 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran 2.2 Pengertian Manajemen Pemasaran 2.3 Pengertian Bauran Pemasaran 2.4 Produk 2.4.1 Pengertian Produk 2.4.2 Tingkatan Produk 2.4.3 Klasifikasi Produk 2.5 Keragaman Produk atau Bauran Produk 2.6 Perilaku Konsumen 2.6.1 Pengertian Perilaku Konsumen 2.6.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian 2.7 Tahap-Tahap Proses Keputusan Pembelian 2.8 Eceran (Retailing) 2.9 Pengaruh Antara Keragaman Produk dan Keputusan Pembelian BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan 3.1.2 Visi, Misi, dan Budaya 3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan 3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Teknik Pengumpulan Data 3.2.2 Sumber Data 3.2.3 Populasi dan Sampel 3.2.4 Operasional Variabel 3.2.5 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.2.6 Teknik Sampling 3.2.7 Metode Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Keragaman Produk pada PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Bandung 4.2 Gambaran Umum Responden 4.2.1 Profil Responden 4.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Keragaman Produk pada PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Bandung 4.2.3 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian Konsumen pada PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Bandung 4.3 Pengaruh Keragaman Produk Terhadap Proses Keputusan Pembelian pada PT. Sumber Alfaria Trijaya (Alfamart) Bandung 4.3.1 Pengujian Validitas dan Reliabilitas 4.3.2 Korelasi Rank Spearman 4.3.3 Koefisien Determinasi 4.3.4 Pengujian Hipotesis BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA Buchari Alma. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Cetakan Ketujuh, Alfabeta, Bandung.

B.N.Marbun, S.H. 2003. Kamus Manajemen. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Christina Whidya Utami. 2006. Manajemen Ritel (Strategi dan Implementasi Ritel Modern). Salemba empat, Jakarta. Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran (jilid 1). Penerbit : PT Indeks Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran (jilid 2). Penerbit : PT Indeks. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran (jilid 1). Penerbit : PT Indeks. Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran (jilid 2). Penerbit : PT Indeks. Kotler & Amstrong. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran (jilid 1). Penerbit : PT Indeks. Nazir. 2005. Metode Penelitian. Cetakan Keenam. Ghalia Indonesia, Bogor. Riduwan dan Akdon. 2006. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Cetakan Kedua. Alfabeta, Bandung. Riduwan. 2003. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Cetakan Kedua. Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Keduabelas. Alfabeta, Bandung. Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Keduabelas. Alfabeta, Bandung. Sutisna, S.E., M.E. 2003. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Remaja Rosdakarya, Bandung. Simamora, Bilson. 2004. Riset Pemasaran. Cetakan Pertama. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sudjana, 2000, Metode Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung.

http://skripsi-tomodachi.blogspot.com/2009/08/pengaruh-keragaman-produk-terhadap.html

You might also like