You are on page 1of 11

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara VI : Batuan Piroklastik II Nama Hari/Tgl : Senin/26-10-2009 Perbesaran Objektif Perbesaran Okuler Perbesaran total No.

Urut No.Peraga Jenis batuan : 5x : 10x : 50x : 01 : MR 01 : Batuan Piroklastik Stb

: Safruddim : D611 07 001

Kenampakan Mikroskopis : Warna pada nikol sejajar transparan, nikol silang abu-abu kehitaman, tekstur Piroklastik, ,Sortasi jelek, kemas terbuka, ukuran mineral 1/50 x 30 = 0,6 mm, bentuk mineral Subhedral - Anhedral. komposisi mineral , Kuarsa, dan massa dasar gelas.

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Deskripsi Material : Kuarsa Mineral ini memiliki warna absorbsi transparan dengan belahan tidak ada dan pecahan tidak rata. Mineral ini memiliki relief rendah dan intensitas yang lemah. Adapun bentuk dari mineral ini yaiu subhedral hingga anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 30 = 0,6 mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah monokroik. Adapun warna interferensi maksimum dari mineral ini adalah kuning keabuan. Mineral ini memiliki sudut gelapan 40o sehingga memiliki gelapan miring. Adapun TRO dari mineral ini adalah addisi length slow pada orde II. Massa dasar gelas Mineral ini memiliki warna absorbs kuning keabu-abuan dengan relief yang lemah dan intensitas yang rendah. Presentase Mineral : Mineral Kuarsa MD gelas Total I (%) 5 95 100 II (%) 5 95 100 III (%) 0 100 100 % Rata-rata 3,333 96,667 100

Nama batuan : Vitric tuff (henrich) Vitricl tuff (Pettijhon,1975) Petrogenesa : Pada pengamatan nikol sejajar, batuan ini memiliki warna transparan, sedangkan pada pengamatan nikol silang memiliki kenampakan warna abu abu kehitaman. Batuan ini memiliki tekstur pyroklastik. Dengan bentuk mineral subhedral anhedral, dengan sortasi jelek, kemas terbuka. Batuan ini mempunyai komposisi mineral berupa mineral Quartz dengan ukuran ukuran 0,6 mm dengan bentuk subhedral. Serta massa dasar berupa gelas vulkanik Batuan ini, merupakan salah satu batuan piroklastik yang terbentuk dari jenis erupsi berupa erupsi eksplosif karena pada magma yang kental, gelembung gelembung gas hanya dapat naik secara perlahan. Ketika magma semacam ini bergerak keatas, kepermukaan bumi, perubahan tekanan menyebabkan gas yang terlarut memuai dan bebas secara eksplosif. Makin tinggi viskositas, makin besar kemungkinan gas yang bebas menyebabkan terjadinya erupsi eksplosif. Pada erupsi ini umumnya akan membentuk tekstur piroklastik (J.Mc Phic, dll 1993).

Adapun endapan piroklastik dari batuan ini yaitu pyroklastik fall deposit berupa tuff karena batuan ini tersusun atas abu vulkanik. Dilihat dari komposisi materialnya, maka dapat disimpulkan bahwa mekanisme batuan ini yaitu tipe III dimana bahan bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat vulkanik yang dapat terletak dibawah muka laut/ danau atau didarat, jatuh langsung kedalam air tenang. Bahan bahan tersebut tidak bercampur dengan bahan yang bukan bahan piroklastik dan juga tidak mengalami reworking. Bahan bahannya berupa ash /abu vulkanik terlempar dari pusat erupsi dan jatuh kelingkungan pengendapan. Pada batuan ini terdapat pada lingkungan yang dekat dengan sumber vulkanisme dan berasosiasi dengan batuan piroklastik lain seperti Tuff. Adapun kegunaan dari batuan ini yaitu sebagai bahan bangunan dan bahan penelitian para ahli geologi. Referensi : Umar, Hamid, dkk., 2009, Penuntun laboratorium petrografi 2009, fakultas teknik jurusan teknik geologi universitas hasanuddin., Makassar. Graha, S, Doddy., 1987, Batuan dan mineral, Nova., Bandung. Sutarto, dkk., 2005, Mineralogi Optik, Laboratorium petrologi dan bahan galian jurusan teknik geologi fakultas teknologi mineral, UPN., Yogyakarta.

Tanda Tangan Praktikan

Asisten Pengawas

(Safruddim)

(M. Fahrullah) : Safruddim : D611 07 001

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara VI : Batuan Piroklastik II Nama Hari/Tgl : Senin/26-10-2009 Stb

Perbesaran Objektif Perbesaran Okuler Perbesaran total No.Urut No.Peraga Jenis batuan

: 5x : 10x : 50x : 02 :C : Batuan Piroklastik

Kenampakan Mikroskopis : Warna pada nikol sejajar transparan, nikol silang coklat kehitaman, tekstur kristanilitas hipokristalin, granularitas Porfiroafanitik, bentuk mineral subhedral-anhedral, relasi inequigranular, tekstur khusus porfiritik, ukuran mineral 1/50 x 20 mm = 0,4 mm 1/50 x 50 = 1 mm, komposisi mineral : Pyroksin, Plagioklas, Hornblende, massa dasar gelas. Struktur massive.

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Deskripsi Mineral : Pyroksin

Mineral yang memiliki kenampakan warna absorbsi transparan dengan belahan satu arah dan pecahan rata. Mineral ini memiliki relief tinggi dan intensitas yang sedang. Bentuk dari mineral ini yaitu subhedral hingga anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 50 mm = 1 mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah dwikroik karena menampakkan adanya dua perubahan warna pada mineral apabila di putar sebesar 90 o. warna interferensi maksimum dari mineral ini adalah orange kecoklatan. memiliki sudut gelapan 45o sehingga memiliki gelapan paralel. Adapun TRO dari mineral ini adalah addisi length slow pada orde II Plagioklas Mineral ini tidak memiliki warna absorbsi abu abu dengan belahan sempurna. Bentuk mineral euhedral sampai anhedral, belahan sempurna. Mineral ini memiliki relief rendah. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 30 mm = 0,6 mm. Mineral ini memiliki kembaran albit. Dengan bias rangkap lemah, abu abu orde 1, sumbu optis dua (biaxial).sudut gelapan 40o sehingga memiliki gelapan miring. Adapun TRO dari mineral ini adalah addisi length fast (orde II). Hornblande Mineral ini memiliki warna absorbsi kuning kehijauan dengan belahan sempurna dua arah dan pecahan tidak jelas. Mineral ini memiliki relief sedang dan intensitas yang sedang. Adapun bentuk dari mineral ini yaitu subhedral hingga anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 20 mm = 0,4 mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah dwikroik karena menampakkan adanya dua perubahan warna pada mineral apabila di putar sebesar 90o. Adapun warna interferensi maksimum dari mineral ini adalah kuning keabuan. Mineral ini memiliki sudut gelapan 42,5 o sehingga memiliki gelapan miring. Adapun TRO dari mineral ini adalah addisi length slow (orde II). Massa dasar Kristal Mineral ini memiliki warna absorbsi transparan dengan relief yang rendah dan intensitas yang lemah.

Presentase Mineral : Mineral I (%) II (%) III (%) % Rata-rata

Piroksin Plagioklas Hornblande MD kristal Total

10 30 10 50 100

10 20 5 65 100

20 5 5 70 100

13,333 18,333 6,667 61,667 100

Nama batuan : Porfiri andesit (Travis.R.B.,1955) Petrogenesa : : Pada pengamatan nikol sejajar, batuan ini memiliki warna transparan sedangkan pada pengamatan nikol silang, memiliki warna coklat kehitaman. Batuan ini memiliki tekstur kristalinitas yaitu hipokristalin karena pada batuan ini terdiri dari sebagian mineral kristal dan sebagian gelas. Dengan granularitas Porfiroafanitik, karena terdapat fenokris yang terdapat pada massa dasar kristal yang afanitik. Batuan ini memiliki bentuk subhedral-anhedral. Batuan ini memiliki keseragaman ukuran butir yang buruk sehingga memiliki relasi inequigranular. Dalam batuan ini ditemukan adanya tekstur khusus porfiritik karena terdapat fenokris-fenokris yang tertanam dalam massa dasar kristal. Batuan ini memiliki struktur massive yaitu kompak dan padat dari mineral dalam batuan yang tidak menunjukkan adanya pori pori. Batuan ini memiliki komposisi mineral Piroksin dengan ukuran 1 mm, Plagioklas dengan ukuran 0,6 mm, dan terdapat sedikit hornblende dengan ukuran sekitar 0,4 mm dan massa dasar kristal. Batuan ini merupakan salah satu batuan Vulkanik rock yaitu suatu batuan yang terbentuk akibat aktivitas vulkanisme dimana batuan ini berasal dari material batuan beku intermediet, batuan ini kebanyakan sebagai laccolith, lapoholite, dyke, dan sill. Bentuk bentuk intrusinya dikontrol oleh kekentalan magmanya yang intermediet. Awal pembentukan batuan ini dimulai dari pembentukan mineral-mineral kristalnya. Mineral-mineral tersebut terbentuk dari hasil kristalisasi magma pada suhu yang tinggi. Magma yang merupakan cairan yang sangat panas tersusun atas ion-ion yang bergerak bebas tak beraturan. Pada saat magma mengalami pendinginan akibat bersentuhan dengan atmosfer, pergerakan ionion tersebut akan menurun dan ion-ion akan mengatur dirinya menyusun bentuk yang teratur. Apabila pendinginan berlangsung lambat, maka akan terbentuk kristal yang berukuran besar, sedangkan apabila pendinginan berlangsung cepat, maka akan menghasilkan mineral gelas. Kemudian terjadi proses asimilasi magma yaitu proses reaksi atau pelarutan antara magma dengan batuan sekitarnya (wall rock). Ini umumnya terjadi pada magma basa terhadap magma asam, yang biasnya menhasilkan batuan beku intermediet (Kaharuddin M.S, 1988). Awalnya mineral yang pertama terbentuk adalah Piroksin pada suhu 800C - 1200C. Kemudian dilanjutkan dengan

mineral plagioklas. Kemudian dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu adanya aktifitas vulkanisme yang menyebabkan terjadinya ledakan sehingga material material yang terdapat didalam bumi terlempar keluar bersama material material pyroklastik dan jatuh pada suatu lingklungan pengendapan berupa air yang aktif, sebelum mengalami litifikasi, bahan bahan tersebut mengalami reworking dan dapat bercampur dengan bahan yang bukan bahan piroklastik. Sehingga menmbentuk batuan ini. Berdasarkan klasifikasi determinasi batuan beku, dapat ditentukan nama batuan ini yaitu Porfiri andesite (Travis, 1955) Batuan ini berasosiasi dengan Porfiri basalt yang memiliki kegunaan sebagai bahan penelitian para ahli Geologi. Referensi : Umar, Hamid, dkk., 2009, Penuntun laboratorium petrografi 2009, fakultas teknik jurusan teknik geologi universitas hasanuddin., Makassar. Graha, S, Doddy., 1987, Batuan dan mineral, Nova., Bandung. Sutarto, dkk., 2005, Mineralogi Optik, Laboratorium petrologi dan bahan galian jurusan teknik geologi fakultas teknologi mineral, UPN., Yogyakarta.

Tanda Tangan Praktikan

Asisten Pengawas

(Safruddim)

(M. Fahrullah)

PRAKTIKUM PETROGRAFI Acara VI : Batuan Piroklastik II Nama Hari/Tgl : Senin/26-10-2009 Perbesaran Objektif Perbesaran Okuler Perbesaran total No.Urut No.Peraga Jenis batuan : 5x : 10x : 50x : 03 : AM 2 : Batuan Piroklastik Stb

: Safruddim : D611 07 001

Kenampakan Mikroskopis : Warna pada nikol sejajar transparan, nikol silang Abu - abu kehitaman, tekstur Piroklastik ( Vulkanik breccia), Sortasi jelek, kemas terbuka, ukuran mineral 1/50 x 10 = 0,2 mm 1/50 x 5 = 0,1 mm, bentuk mineral Anhedral. komposisi mineral , Kuarsa, kalsit, plagioklas, piroksin, dan massa dasar gelas vulkanik..

Nikol Sejajar

Nikol Silang

Deskripsi Mineral :

Plagioklas Mineral ini tidak memiliki warna absorbsi dengan belahan sempurna dan Mineral ini mempunyai kenampakan warna pada nikol sejajar yaitu transparan sedangkan kenampakan warna pada nikol silang yaitu abu abu. Bentuk mineral euhedral sampai anhedral, belahan sempurna. Mineral ini memiliki relief rendah. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 5 mm = 0,1 mm. Mineral ini memiliki kembaran albit. Dengan bias rangkap lemah, abu abu orde 1, sumbu optis dua (biaxial).sudut gelapan 40 o sehingga memiliki gelapan miring. Adapun TRO dari mineral ini adalah addisi length fast (orde II). Kuarsa Mineral ini memiliki warna absorbsi transparan dengan belahan tidak ada dan pecahan tidak rata. Mineral ini memiliki relief rendah dan intensitas yang lemah. Adapun bentuk dari mineral ini yaitu subhedral hingga anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 10 = 0,2 mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah monokroik. Adapun warna interferensi maksimum dari mineral ini adalah kuning keabuan. Mineral ini memiliki sudut gelapan 40o sehingga memiliki gelapan miring. Adapun TRO dari mineral ini adalah addisi length slow pada orde I Pyroksin Mineral ini memiliki warna absorbsi coklat dengan belahan sempurna satu arah dan pecahan rata. Mineral ini memiliki relief sedang dan intensitas yang sedang. Adapun bentuk dari mineral ini yaitu subhedral hingga anhedral. Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 10 mm = 0,2 mm. Pleokrisme dari mineral ini adalah dwikroik karena menampakkan adanya dua perubahan warna pada mineral apabila di putar sebesar 90 o. Adapun warna interferensi maksimum dari mineral ini adalah coklat tua. Mineral ini memiliki sudut gelapan 42,5o sehingga memiliki gelapan miring. Adapun TRO dari mineral ini adalah substraksi length slow (orde I). Kalsit Mineral ini memiliki warna absorbsi coklat dengan belahan sempurna. Mineral ini memiliki relief tinggi. Adapun bentuk dari mineral ini yaitu subhedral hingga anhedral. Ukuran panjang Pada pengamatan mikroskopis, mineral ini berukuran 1/50 x 150 mm = 2,2 mm. Mineral ini memiliki sudut

pemadaman simetris dengan arah belahan. Biasanya memiliki kembaran polisintetik. Massa dasar gelas Mineral ini memiliki warna absorbsi transparan dengan relief yang rendah dan intensitas yang lemah. Presentase Mineral : Mineral MD Gelas Plagioklas Piroksin Kuarsa Kalsit Total I (%) 30 10 30 20 10 100 II (%) 40 15 15 20 10 100 III (%) 55 5 10 25 5 100 % Rata-rata 41,667 10 18,333 21,667 8,333 100

Nama batuan : Vitric crystal tuff (Pettijhon,1975) Vitrictuff (Henrich) Petrogenesa : Pada pengamatan nikol sejajar, batuan ini memiliki warna transparan, sedangkan pada pengamatan nikol silang memiliki kenampakan warna abu abu kehitaman. Batuan ini memiliki tekstur pyroklastik berupa vulkanik breccia. Dengan bentuk butir subrounded angular dengan bentuk mineral anhedral, dengan sortasi jelek, kemas terbuka. Batuan ini mempunyai komposisi mineral berupa mineral Plagioklas dengan ukuran ukuran 0,1 mm dengan bentuk anhedral. Piroksin dengan ukuran 0,2 mm, kuarsa dengan ukuran 0,2 mm, Kalsit dengan panjang 2,2 mm, adanya mineral kalsit pada batuan ini berupa vein menandakan bahwa batuan ini telah mengalami alterasi. Serta massa dasar berupa gelas vulkanik Batuan ini, merupakan salah satu batuan piroklastik yang terbentuk dari jenis erupsi berupa erupsi eksplosif karena pada magma yang kental, gelembung gelembung gas hanya dapat naik secara perlahan. Ketika magma semacam ini bergerak bergerak keatas, kepermukaan bumi, perubahan tekanan menyebabkan gas yang terlarut memuai dan bebas secara eksplosif. Makin tinggi viskositas, makin besar kemungkinan gas yang bebas menyebabkan terjadinya erupsi eksplosif. Pada erupsi ini umumnya akan membentuk tekstur piroklastik (J.Mc Phic, dll 1993). Adapun endapan piroklastik dari batuan ini yaitu pyroklastik fall deposit berupa tuff karena batuan ini tersusun atas abu vulkanik. Dilihat dari komposisi

materialnya, maka dapat disimpulkan bahwa mekanisme batuan ini yaitu tipe III dimana bahan bahan piroklastik setelah dilemparkan dari pusat vulkanik yang dapat terletak dibawah muka laut/ danau atau didarat, jatuh langsung kedalam air tenang. Bahan bahan tersebut tidak bercampur dengan bahan yang bukan bahan piroklastik dan juga tidak mengalami reworking. Bahan bahannya berupa ash /abu vulkanik terlempar dari pusat erupsi dan jatuh kelingkungan pengendapan. Adapun lingkungan pengendapan batuan ini terdapat pada lingkungan pengendapan laut dangkal. Pada batuan ini terdapat pada lingkungan yang dekat dengan sumber vulkanisme dan berasosiasi dengan batuan piroklastik lain seperti Cristal vitric tuff. Adapun kegunaan dari batuan ini yaitu sebagai bahan bangunan dan bahan penelitian para ahli geologi. Referensi : Umar, Hamid, dkk., 2009, Penuntun laboratorium petrografi 2009, fakultas teknik jurusan teknik geologi universitas hasanuddin., Makassar. Graha, S, Doddy., 1987, Batuan dan mineral, Nova., Bandung. Sutarto, dkk., 2005, Mineralogi Optik, Laboratorium petrologi dan bahan galian jurusan teknik geologi fakultas teknologi mineral, UPN., Yogyakarta.

Tanda Tangan Praktikan

Asisten Pengawas

(Safruddim)

(M. Fahrullah)

You might also like