You are on page 1of 22

MEMBANGUN MASYARAKAT PROFESIONAL BERBASIS AKHLAKUL KARIMAH

Disusun oleh : Ivan Taufik Putra ( 1341320016 ) Jimianta ( 1341320066 )

Kukuh Yudhaputra Pratama ( 1341320089 )

TEKNIK SIPIL MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI POLITEKNIK NEGERI MALANG 2013

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Membangun Masyarakat Profesional Berbasis Akhlakul Karimah ini dapat selesai dengan tepat pada waktunya tanpa ada hambatan yang berarti. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Agama Islam. Untuk itu, tim penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Abdul Chalim, S.Ag., M.Pd.I selaku dosen Mata Kuliah Umum Agama Islam Jurusan Teknik Sipil / Prodi Manajemen Rekayasa Konstruksi Politeknik Negeri Malang yang telah memberikan bimbingan kepada tim penulis sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. 2. Kedua orang tua kami yang selama ini memberi dorongan motivasi dan materi kepada kami.

Akhir kata, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Malang, 22 September 2013

Tim Penulis

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Suatu bangsa atau negara akan jaya bila warga negaranya terdiri dari orangorang yang berakhlak mulia/luhur. Sebaliknya, bila warganya berakhlak buruk maka rusak pulalah bangsa dan negara itu.Apabila rusak akar, maka akan rusaklah tanaman dan cabangnya. Allah Subhanahuwataala berfirman:Dan tanah yang baik, tanamantanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tandatanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur. (Al - Araf: 58).(http://arifnursahid.blogspot.com). Sudah kita rasakan jati diri bangsa kita sebagai bangsa yang ramah tamah, lemah lembut, penuh sopan santun mulai pudar karena bangsa kita mengalami krisis akhlak al karimah. Hal itu terjadi karena yang mereka pupuk bukan hatinya, tetapi nafsunya. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar, bangsa yang umat muslimnya paling banyak di dunia seharusnya bisa menjadi contoh bangsa-bangsa yang lain dalam hal akhlak, bukan malah menjadi bangsa yang mengekor kepada akhlak atau budaya barat yang tidak ada nilai-nilai Islaminya. (http://murtadinkafirun.forumotion.net) Agama berperan penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan bangsa dan negara yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan manusia maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.(http://tobroni.staff.umm.ac.id) Sependapat dengan (http://prezi.com), Membangun masyarakat professional berbasis aklahkul karimah dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual dan membentuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu Wataala dan berakhlak mulia. Akhlak mulia menyangkut etika, budi pekerti, dan moral sebagai manifestasi dari pendidikan Agama. Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan,pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta

pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan yang profesional. Tolak Ukur baik dalam berakhlaqul karimah adalah baik secara aturan dan sikap (cara penyampaian) menurut : 1. Agama (Allah dan Rasul). 2. Aturan Perundangan yang berlaku 3. Norma dan etika yang berlaku dalam masyarakat Menurut (Toto Suryana ,1997 : 107 ), Akhlak merupakan bagian yang sangat penting dalam ajaran Islam. Atau dengan kata lain, Akhlak dapat disebut sebagai aspek ajaran agama Islam yang mengatur tentang perilaku manusia. Bahkan maksud diturunkannya agama adalah untuk membimbing sikap dan perilaku manusia agar sesuai dengan fitrahnya. Agama menuntun mahasiswa agar dapat memelihara dan mengembangkan kecenderungan mental yang bersih dan jiwa yang suci. Oleh karena itu, Rasul bersabda : Tiadalah Aku diutus melainkan untuk menyempurnakan akhlak dan perilaku manusia. . Oleh karena itu, penulis kali ini akan membuat makalah yang berjudul Membangun Masyarakat yang Profesional sesuai dengan Akhlakul Karimah.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut : 1.2.1 Bagaimana ciri-ciri masyarakat yang profesional berbasis Akhlakul Karimah ? 1.2.2 Bagaimana membangun masyarakat profesional berbasis Akhlakul Karimah ? 1.2.3 Bagaimana penerapan Akhlakul Karimah pada kehidupan sehari-hari ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Tujuan yang dicapai sesuai rumusan masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut : 1.3.1 Untuk mengetahui cara menumbuhkan masyarakat yang profesional berbasis Akhlakul Karimah. 1.3.2 Untuk membangun masyarakat yang profesional dan berbasis Akhlakul Karimah. 1.3.3 Untuk mengetahui penerapan Akhlakul Karimah pada kehidupan sehari-hari.

BAB II ISI & PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Akhlak dan Etika
Menurut (Abdul Chalim, 2013 : 85 - 86), Secara etimologis kata akhlak berasal dari bahasa arab ( )dalam bentuk jama, sedang mufradnya adalah khuluq ( ), yang berarti budi pekerti atau perangai atau tingkah laku. Akhlak bersinonim dengan etika dan moral. Kata akhlak mengandung segi persesuaian dengan khalqun (ciptaan) serta erat hubungannya dengan khaliq dan makhluq. Setiap perbuatan dan perilaku manusia, baik secara individu maupun interaksi sosial tidak dapat terlepas dari pengawasan khaliq (Tuhan). Perkataan ini bersumber dari kalimat yang tercantum dalam Al Quran surat Al- Qalam yang artinya berbunyi bahwa : Sesungguhnya engkau ( Ya Muhammad ) mempunyai budi pekerti yang luhur. Demikian juga dari Hadits Nabi SAW : Aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan budi pekerti . Menurut Ibnu Miskwaih akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan perbuatan tanpa melalui pertimbangan fikiran terlebih dahulu. Sedangkan, Al Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang darinya timbul perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan fikiran. Sejalan dengan itu, Ahmad Amin menjelaskan bahwa akhlak adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada yang lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat. Sebagaimana, Akhlak secara substansial adalah sifat hati (kondisi hati) bisa baik buruk yang tercermin dalam perilaku. Jika sifat hatinya baik maka yang muncul adalah akhlak yang baik (al-akhlaq al-karimah). Sedangkan Etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu/filsafat, karena itu yang menjadi standar baik dan buruk adalah akal manusia. (Rahmat Djatnika, 1992:26)

2.1.1 Pengertian Akhlakul Karimah


Akhlakul karimah merupakan keadaan jiwa yang kokoh, dari mana timbul berbagai perbuatan dengan mudah tanpa menggunakan pikiran dan perencanaan. Bilamana perbuatan-perbuatan yang timbul dari jiwa yang baik,maka keadaannya disebut akhlak yang baik.Mengamalkan akhlakul karimah merupakan bagian dari ibadah kepada Allah secara horizontal kepada sesama manusia, lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara. Akhlakul karimah sangatlah tinggi kedudukannya dalam penilaian Islam. Rasulullah Shallalahu alaihi wa Sallam diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Rasulullah selalu menakar baik buruknya akhlak seseorang sebagai ukuran kualitas imannya. Dapat juga disimpulkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, akan muncul secara spontan ketika diperlukan, tanpa pemikiran atau pertimbangan dan tidak memerlukan dorongan dari luar. Dalam Mujam Al Wasith disebutkan; Min ghairi hajah ila fikr wa ruyah (tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan). (http://khalifah.blogspot.com).

2.1.2 Manfaat Akhlakul Karimah


Manfaat Akhlakul Karimah adalah keberuntungan hidup di dunia dan di akhirat. Keberuntungan atau manfaat lain dari akhlakul karimah di antaranya adalah: 1. Memperkuat dan menyempurnakan agama. 2. Mempermudah perhitungan amal di akhirat 3. Menghilangkan kesulitan. 4. Selamat hidup di dunia dan akhirat. Sumber ; (http://khalifah.blogspot.com)

2.1.3 Dasar - Dasar Akhlakul Karimah


(http://arifnursahid.blogspot.com) menjelaskan bahwa, Dalam Islam yang menjadi dasar atau alat pengukur yang menyatakan bahwa sifat seseorang itu baik atau buruknya adalah Al Quran dan As Sunnah.Apa yang baik menurut Al Quran dan As Sunnah itulah yang baik untuk dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, apa yang buruk menurut Al Quran dan As Sunnah berarti itu tidak baik dan harus di jauhi.Dalam surat (Al Qalam :4) yang artinya :

Sesungguhnya engkau (ya Muhammad) mempunyai akhlak (budi pekerti) yang amat tinggi .

Hadits (HR.Tirmidzi) yang berbunyi : Orang mukmin yang sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaqnya (budi pekertinya ).

Hadits (HR. Akhmad)yang artinya : Sesungguhnya akan diutus kedunia itu untuk menyempurnakan akhlak budi pekerti yang mulia.

(Al Forqan, 25 : 63 ) yang artinya : Dan hamba-hamba yang baik dari Tuhan Yang Maha Penyayang itu ( ialah ) orang-orang yang berjalan diatas bumi dengan rendah hati ( tidak sombong ) dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka , mereka mengucapkan kata-kata ( yang mengandung ) keselamatan ( TAWADHU ). Sumber : (http://republika.co.id)

Hadist (HR.Tabrani)yang artinya: Siapakah diantara mereka hamba-hamba Allah ini yang lebih dicintai oleh Allah ? Rasulullah menjawab, Yaitu orang yang paling baik akhlak-nya.

(http://republika.co.id)

Hadist (HR.Tabrani)yang artinya: Siapakah diantara orang mukmin yang paling sempurna imannya ? Rasulullah menjawab: Yaitu orang yang paling baik akhlak nya. (http://.republika.co.id)

Hadist ( HR.Ahmad ), Dari Abdullah bin Amir : Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda , Maukah kalian kuberitahu tentang orang yang paling kucintai dan paling dekat duduknya dengan aku nanti di hari kiamat ? Diulanginya perkataan itu dua kali tiga kali. Mereka menjawab : Baiklah ya Rasulullah , Beliau bersabda , Yaitu orang yang paling baik akhlak nya. Yang termasuk Akhlakul Karimah / akhlak yang terpuji: 1. Berbakti kepada ibu bapak

2. Bersikap baik kepada saudara dan tentangga 3. Suka menolong kepada orang lain 4. Cinta kepada Allah SWT 5. Cinta dan taat kepada Rasul 6. Memelihara dan menyantuni binatang& tumbuh tumbuhan 7. Menepati janji , Amanah, Sabar, Pemaaf & Ikhlas 8. Tawakal, Adil, Bijaksana, Berani karena benar & Tawadhu Sumber : (http://arifnursahid.blogspot.com)

2.2

Ciri-Ciri Seorang Muslim yang Memiliki Profesionalisme Berbasis Akhlakul Kharimah


1. Mengembangkan prinsip manajemen profesional 2. Memiliki jiwa kepemimpinan. 3. Mempertimbangkan keputusan yang di ambil. 4. Menghargai waktu. 5. Selalu berusaha ke arah yang lebih baik. 6. Memiliki semangat berlomba dalam kebaikan. 7. Memiliki motifasi untuk mandiri. 8. Berwawasan kerahmatan lilalamin. 9. Haus untuk memiliki sifat ilmu pengetahuan. 10. Tidak cepat puas, tidak mudah putus asa, penuh kesabaran, ulet, pantang menyerah. Sumber : (http://id.scribd.com)

2.3

Membangun Masyarakat yang Profesional


Menurut (http://sambokritis.blogspot.com) bahwa, Era globalisasi sudah berjalan sedemikian rupa, setiap sektor kehidupan baik dalam bernegara ataupun berbangsa yang meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan membutuhkan pengelolaan yang efektif dan efisien dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup dan identitas bangsa dan negara. Pengelolaan yang efektif salah satunya bertitik tolak pada kesediaan sumber daya manusia yang unggul, dan salah satu manifestasi dari sumber daya manusia yang unggul adalah tenaga profesional, oleh karena itu setiap bangsa dituntut untuk menjadi bangsa yang profesional.

Dalam menanamkan profesionalisme media yang paling efektif adalah pendidikan formal. Profesionalisme harus sudah dikenalkan pada lembaga pendidikan formal paling dasar (SD-SMP) dan mulai diterapkan pada lembaga pendidikan formal tingkat menengah. Pada pendidikan formal tingkat tinggi yang output dan outcomenya dipersiapkan sebagai tenaga yang handal dalam mengelola setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, profesionalisme harus sudah mendarah daging. Sehingga ketika memasuki dunia sesungguhnya (kerja), profesionalisme sudah dapat dimanifestasikan.

Profesionalisme tanpa didasari akhlakul karimah akan pincang, seperti beberapa waktu ke belakang, bagaimana seorang hakim di Sumatera Utara begitu bersikukuh pada profesionalisme sehingga mengabaikan aspek moral dan psikologis seorang bocah yang bernama Raju, yang baru berusia 7 tahun 8 bulan. Bagaimana seorang artis karena terlalu terfokus pada profesionalisme mengabaikan nilai-nilai akhlakul karimah beriringan dengan hilangnya kreaifitas. Profesionalisme dengan ditunjang akhlakul karimah menurut mereka adalah pengkebirian kreatifitas, padahal sesungguhnya kreatifitas akan selalu hidup walaupun dibatasi norma. Sebagaimana yang diungkapkan (http://okinugraha.wordpress.com) bahwa, seorang profesional kreatif yang dilandasi akhlakul karimah akan menghasilkan produk yang bernilai sangat tinggi, hal tersebut karena produk yang dihasilkan merupakan produk profesional dan produk yang sesuai norma (akhlakul karimah). Seorang profesional akan mendedikasikan dirinya untuk profesinya dan seorang yang berakhlakul karimah akan senantiasa menjunjung norma norma, seorang yang keatif akan selalu menghasilkan kreasi yang dapat memberikan nilai positif bagi dirinya. Manusia diciptakan dengan segala kesempurnaannya, sehingga menjadikan dirinya makhluk yang mulia, tetapi kesempurnaan dan kemuliaan itu akan sirna dan jatuh akan keterpurukan, kecuali mereka yang mengerjakan amal soleh, yang membela kebenaran dan menetapi kesabaran. Dewasa ini yang sangat terasa di negara kita yang tercinta ini adalah rendahnya kesadaran terhadap fitrah manusia dan terlalu terfokusnya prilaku dan pola pikir terhadap kapitalisme. Kesadaran bangsa kita akan pentingnya norma terkikis oleh hegemoni demokrasi yang kebablasan, terkikis oleh demokrasi yang menjurus kepada kebebasan absolut.

Sumber daya manusia yang berada di belakang media massa harus memilki profesionalisme, kreaifitas dan akhlakul karimah. Para pengelola media massa harus mengikis mental kapitalisme yang mengabaikan kepentingan-kepentingan umum (mayoritas). Para pengelola media massa harus memiliki mental khoirunnas yan fauhum linnas, sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat bagi yang lainnya. Jangan hanya demi memperkaya diri lalu hilanglah kesadaran bahwa sesungguhnya yang berada disekitar kita sengsara akibatnya.Manfaat yang diambil hanya untuk dirinya sendiri.

2.4

Membangun Masyarakat Berbasis Akhlakul Karimah


Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh. (Al-Araaf: 199) Ayat ini menurut Az-Zamaksyari dan Ibnu Asyur termasuk kategori Ajmau Ayatin fi Makarimil Akhlak, ayat yang paling komprehensif dan lengkap tentang bangunan akhlak yang mulia, karena bangunan sebuah akhlak yang terpuji tidak lepas dari tiga hal yang disebutkan oleh ayat diatas, yaitu memaafkan atas tindakan dan prilaku yang tidak terpuji dari orang lain, senantiasa berusaha melakukan dan menyebarkan kebaikan, serta berpaling dari tindakan yang tidak patut. Sedangkan dalam surat Ali Imran: 159, Allah menggambarkan rahasia sukses dakwah Rasulullah saw yang dianugerahi nikmat yang teragung dari Allah swt yaitu nikmat senantiasa bersikap lemah lembut, lapang dada dan memaafkan terhadap perilaku kasar orang lain , Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS Ali Imran:159). (http://id.scribd.com)

2.5

Faktor Pembentuk Akhlak Manusia


Perwujudan akhlak dalam kehidupan manusia mengalami perbedaan. Hal ini dipengaruhi dua faktor utama sebagaimana dinyatakan (Thohir Luth, 2005:119-133) sebagai berikut : a. Faktor dari dalam (internal) yaitu sifat sifat bawaan atau yang dibawa sejak lahir. b. Faktor dari luar (eksternal) : pengaruh yang terjadi di luar diri manusia karena adanya suatu aksi dan interaksi.

1. Instink ( Naluri ) Setiap kelakuan manusia lahir dari suatu kehendak yang digerakkan oleh naluri (instink).Naluri adalah tabiat yang dibawa manusia sejak lahir, jadi merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir.Ada yang mendefinisikan bahwa naluri ialah sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan tujuan dengan terpikir terlebih dahulu ke arah tujuan itu tanpa didahului latihan perbuatan. Hal tersebut merupakan bidang pembahasan psikologi, pengertian tentang naluri sangat penting sebab para ahli etika tidak merasa hanya menyelidiki tindak tanduk lahir manusia saja , tetapi merasa perlu menyelidiki faktor - faktor pendorong dari dalam jiwa pelakunya yang bersumber dari suatu naluri yaitu naluri ingin makan dan mempertahankan kelanjutan hidupnya. Dalam hubungan ini, ahli ahli psikologi menerangkan

berbagai naluri yang ada apada manusia yang menjadi pendorong tingkah lakunya diantaranya : a. Naluri makan (nutritive instinct). Begitu lahir manusia telah membawa suatu hasrat makan tanpa didorong oleh orang lain. b. Naluri berjodoh (sexual instinct). Laki laki menginginkan wanita dan sebaliknya. Dalam Al Quran dijelaskan bahwa : Manusia itu diberi hasrat (keinginan) kepada wanita, anak-anak dan kekayaan yang melimpah limpah. (Ali Imran:14) c. Naluri keibu-bapakan (paternal instinct), yaitu tabiat kecintaan orang tua kepada anaknya dan sebaliknya kecintaan anak pada orang tuanya. d. Naluri berjuang (combative instinct), tabiat manusia yang cenderung

mempertahankan diri dari gangguan dan tantangan.

e. Naluri ber-Tuhan, tabiat manusia mencari dan merindukan penciptanya yang mengatur dan memberikan nikmat kepadanya. Naluri ini disalurkan dalam hidup beragama. Selain dari kelima instink tersebut, masih banyak lagi instink yang dikemukakan oleh para ahli psikologi, misalnya : instink memiliki, instink ingin tahu dan memberitahu, instink takut, instink suka bergaul, instink meniru. Naluri itu laksana pedang bermata dua, dapat merusak diri sendriri dan dapat mendatangkan manfaat sebesar-besarnya. Hal ini bergantung pada cara penyalurannya. Nutritive Instink misalnya : jika diperturutkan begitu saja dengan makan apa saja tanpa batas sesuai dengan panggilan hawa nafsu, maka pastilah akan merusak diri sendiri. Islam mengajarkan agar naluri ini disalurkan dengan makan atau minum barang yang baik, halal dan suci serta tidak berlebih-lebihan. Naluri Berjodoh, jika diperturutkan begitu saja, dapat menyeret pada kehinaan dan kerendahan, misalnya kebebasan sex, kepelacuran, homosexual, lesbian, dan sebagainya.Tetapi juga agama tidak menghendaki agar nafsu sex itu dibinasakan dengan menganiaya diri sendiri.Naluri berjodoh itu perlu disalurkan melalui jalan yang halal dan suci, yakni pernikahan sesuai dengan syariah Islam. 2. Keturunan Salah satu faktor yang diselidiki dalam etika ialah masalah Keturunan. Dan Sunatullah yang berlaku pada laam ini dapat diketahui bahwa cabang itu menyerupai pokoknya dan pokok menghasilkan yang serupa atau hamper serupa dengannya. Dalam dunia manusia dapat dilihat anak-anak yang menyerupai orangtuanya bahkan nenek moyangnya yang sekalipun sudah jauh, sejumlah warisan fisik dan mental masih terus diturunkan pada cucu-cucunya. Manusia mendapatkan warisan fisik dan mental, mulai dari sifat-sifat umum sampai ke sifat-sifat yang khusus yang dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Manusia yang berasal dari satu keturunan dimana-mana membawa turunan dari pokok-pokoknya beberapa sifat dan pembawaan yang bersamaan, misalnya bentuk badan, perasaan, akal dan pemikiran. Dengan sifat-sifat manusia yang diwariskan dari satu nenek moyang, maka manusia dapat menundukan alam,

sedangkan keistimewaan itu tidak diwariskan kepada hewan karena berlainan keturunan. b. Dan sifat-sifat kemanusiaan yang umum menurunkan sifat-sifat khas kemanusiaan kepada keturunannya, maka kita dapati pula adanya rumpun, bangsa dan suku sebagai cabang dari ranting dan asal manusia tadi. 3. Azam Salah satu kekuatan yang berlindung dibalik tingkah laku manusia adalah kemauan keras (Azam).Itulah yang menggerakan manusia berbuat dengan sungguhsungguh.Seorang dapat bekerja sampai larut malam dan pergi menuntut ilmu dinegeri yang jauh berkat kekuatan azam.Sebenarnya kehidupan orang-orang besar dan terkemuka dalam sejarah hidupnya digerakkan oleh kehendak yang keras.Itulah rahasia kemenangan hidup mereka.Semangat mereka luntur dalam melaksanakan segala urusan, karena memliki azam yang demikian kuatanya. Kadang-kadang kehendak itu pun terkena penyakit sebagai mana halnya tubuh kita natara lain : a. Kelemahan kehendak : seseorang mudah menyerah kepada hawa nafsunya, kepada lingkungan atau kepada pengaruh yang jelek. b. Kehendak yang kuat tetapi salah arah : yakni diarahkan pada pola hidup yang merusak dalam berbagai bentuk kedurhakaan dan kerusakan. Pendorong dan perangsang kelakuan manusia sehingga dapat melakukan perbuatan yang baik dan menjauhi perbuatan jahat sesuai dengan nalurinya itu, dinyatakan dalam Al-Quran berupa : a. Tandazir : yakni peringatan berupa neraka atau siksaan atau timpakan kepada orang-orang yang berbuat jahat. b. Tabyir : yakni berita gembira bahwa surge atau kebahagiaan yang kekal dan abadi dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh 4. Suara Batin Dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu wkatu memberikan peringatan (syarat) jika tingkah laku manusia berada di ambang bahaya dan keburukan.Kekuatan tersebut adalah suara batin atau suara hati yang dalam

bahasa Arab disebut dlamir.Fungsi dara bahasa batin tersebut ialah memperingatkan bahanyanya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. 5. Kebiasaan Yang dimaksud kebiasaan adalah perbuatan yang selalu diulang ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan. Contoh : a. Merokok adalah suatu kelakuan yang pada waktu pertama dilakukan tidaklah merupakan suatu kesenangan. b. Bangun tengah malam mengerjakan solat tahajud, berat bagi orang yang tidak biasa. Tetapi apabila hal tersebut sering dilakukan maka akan menjadi mudah.

2.6

Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan


Sependapat dengan(Abdul Chalim, 2011 : 105-111),Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya : Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.( HR.Ahmad) Secara umum dapat dikatakan, bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah akumulasi dari aqidah dan syariat yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syariat akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syariat Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah. Menurut obyek / sasarannya terdapat akhlak terhadapa Allah, akhlak kepada manusia dan akhlak kepada lingkungan. 1. Akhlak kepada Allah a. Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan kepatuhan terhadap perintah Allah. Berakhlak kepada Allah

dilakukan melalui medi komunikasi yang telah disediakan, antara lain ibadah shalat. b. Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi , baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati, Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan kententraman hati sebagaimana dimaksud dalam firman Allah : Ingatlah, dengan zikir kepada Allah akan menentramkan hati.(Ar-Rad, 13:28) c. Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti ibadah karena ia merupakan pengakuan atas keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan doa dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena dipandang sebagai orang yang sombong. d. Tawakkal kepada Allah yaitu, berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan. Tawakkal bukanlah menyerah kepada keadaan, sebaliknya tawakkal mendorong orang untuk bekerja keras karena Allah tidak menyia-nyiakan kerja manusia. Setelah bekerja keras apapun hasilnya akan diterimanya sebagai sesuatu yang terbaik bagi dirinya, tidak kecewa atau putus asa. e. Tawaduk kepada Allah adalah rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Mahakuasa, oleh karena itu, tidak ada alas an bagi manusia untuk tidak bertawaduk kepada Allah karena manusia diciptakan dari bahan yang hina , yaitu tanah. 2. Akhlak kepada Manusia a. Akhlak kepada diri sendiri 1. Sabar adalah perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebgau hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya. Sabar melaksanakan perintah adalah sikap menerima dan melaksanakan segala perintah tanpa pilih pilih dengan ikhlas. 2. Syukur adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan

dan perbuatan. Orang yang suka bersyukur terhadap nikmat Allah akan ditambah nikmat yang diterimanya sebagaimana firmanNya : Kalau kalian bersyukur, tentu Aku akan menambah (nikmat) untukmu dan jika kamu mengingkati (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (Ibrahim, 14:7)

b. Akhlak kepada ibu bapak Akhlak kepada Ibu Bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan.Allah mewasiatkan agar manusia dapat berbuat baik kepada ibu bapak. Berbuat baik kepada ibu bapak dapat dibuktikan dengan menyayangi dna mencintai mereka serta berterima kasih dengan cara bertutur kata lembut dan sopan. Berbuat baik kepada Orang tua tidak hanya ketika mereka hidup, tetapi harus berlangsung walaupun mereka telah meninggal dunia dengan cara mendoakan dan meminta ampunan untuk mereka, menepati janji mereka yang belum terpenuhi, dan meneruskan silaturahmi dengan sahabat sahabat sewaktu mereka hidup.

c. Akhlak kepada keluarga Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkan kasih sayang diantara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk

komunikasi.Komunikasi dalam keluarga diungkapkan dalam bentuk perhatian baik melalui kata kata maupun perilkau. Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh keluarga. Pendidikan dalam keluarga akan ditanamkan dalam keluarga akan menjadi ukuran utama bagi anak dalam menghadapi pengaruh yang dating kepada mereka di luar rumah.

3. Akhlak kepada Lingkungan Misi Agama Islam adalah mengembangkan rahmat bukan hanya kepada manusia tetapi juga kepada alam dan lingkungan hidup, sebagaimana firman Allah. Tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan utnuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.(Al-Anbiyaa, 21 :107). Misi tersebut tidak

terlepas dari tujuan diangkatnya manusia sebagai khalifah di bumi ,yaitu sebagai wakil Allah yang bertugas mengelola , memakmurkan, dan melestarikan alam. Memakmurkan alam adalah mengelola sumber daya alam sehingga dapat mensejahterahkan tanpa merugikan alam itu sendiri.Menurut (http://palembang.tribunnews.com). Penerapan Akhlaqul karimah pada Lingkungan Keluarga.Beberapa contoh akhlaqul karimah anak kepada kedua orang tua: 1. Bertutur kata dengan bahasa yang halus. 2. Mohon ijin ketika akan bepergian dan pamitan dengan mencium tangan serta memohon doa mereka. 3. Bila disuruh segera melaksanakan, selama tidak maksiat. 4. Bila dinasehati, anak mendengarkan dengan baik dan tidak memotong pembicaraan. 5. Bila berbicara supaya dengan nada yang rendah dari orang tua/ tidak membentak, atau mengeluarkan kalimat yang kasar. 6. Senang membantu pekerjaan orang tua di rumah 7. Mendahulukan kepentingan/ perintah orang tuanya dari pada kepentingan diri sendiri. 8. Jujur ,amanah dan tidak berkhianat kepada orang tua. 9. Apabila berselisih pendapat dengan orang tuanya anak tetap menghargai pendapat orang tuanya. 10. Selalu mendoakan baik kepada orang tuanya. 11. Merawat orang tuanya ketika sedang sakit dan utamanya ketika sudah tua 12. Bila dipanggil segera memenuhi panggilannya sambil mendekat.

Penerapan Akhlaqul karimah pada Lingkungan Masyarakat.Berikut beberapa contoh akhlaqul karimah dalam masyarakat:

1. Apabila bertemu dengan tetangga menyapanya. 2. Apabila melewati sekelompok masyarakat menyapa dengan sopan dan permisi. 3. Apabila naik kendaraan di dalam kampung dengan kecepatan rendah dan tidak menggeberkan gasnya atau melepas sarangan knalpotnya. 4. Melayat warga yang meninggal dan memberikan sumbangan. 5. Membantu dan menjenguk warga yang sakit. 6. Ikut serta dalam kegiatan gotong royong/ kerja bakti. 7. Membantu warga yang terkena musibah. Menurut (http://ppimaroko.org/index.php) , Secara alamiah kita juga harus proaktif mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat baik dalam bentuk materi maupun tenaga, jangan sampai kita mengabaikan bahkan acuh terhadap kegiatan di lingkungan sekitar sehingga berakibat munculnya penilaian negative dari masyarakat. Rasulullah, saw bersabda: yang artinya: i. Barang siapa yang iman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya (HR. Bukhari) ii. Orang iman yang bergaul dalam masyarakat dan sabar terhadap hal-hal yang menyakitkan dari mereka, adalah lebih utama dari pada orang iman yang tidak bergaul dalam masyarakat dan tidak sabar terhadap hal-hal yang menyakitkan dari mereka (HR.Attirmidzi).

4. Akhlak kepada Tataran Berbangsa dan Bernegara Sebagian besar ulama Islam di Indonesia telah sama-sama sepakat bahwa bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini adalah sudah final dan tidak bisa ditawar lagi.Sikap ini bahkan telah diperkuat dalam ijtima ulama se Indonesia dalam pertemuan para ulama di bawah koordinasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Pondok Gontor, Ponorogo pada tahun 2006 yang lalu.Dengan demikian penerapan akhlaqul karimah dalam berbangsa dan bernegara dapat dicontohkan sebagai berikut: 1. Mensepakati dan mendukung sepenuhnya untuk tetap tegaknya Negara

Kesatuan 2. Republik Indonesia. 3. Rela berkorban untuk tetap utuhnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. 4. Berusaha menempatkan kepentingan Bangsa dan Negara di atas kepentingan pripadi dan golongan. 5. Komitmen terhadap Pancasila sebagai Dasar Negara dan UUD 1945. 6. Menghormat, menjunjung tingi dan tidak mencela lambang-lambang kebesaran Negara. Sebagai daerah yang mendapatkan penghargaan diwilayah pendidikan dari Presiden RI, sepertinya Kota Tangerang layak menjadi daerah percontohan yang menggunakan sistem pendidikan yang berbasis

multikultural, dengan ditopang kemultikulturalan masyarakatnya. Akhlakul karimah pun sepertinya harus ditafsirkan begitu Prural agar bagaimana, ketika sistem (Akhlakul Karimah) tersebut masuk pada ranah pendidikan, tidak menghilangkan atau bahkan mendeskritkan identitasidentitas minoritas, tetapi bagaimana identitas-identitas yang ada bisa saling bercumbu mesra, sebagai cita-cita luhur masyarakat Akhalakul Karimah yang berbangsa dan bernegaraIndonesia.Wallahu Alam bi ash Showab.

BAB III PENUTUP


1.1 Kesimpulan
Akhlakul Karimah merupakan sifat terpuji yang harus di miliki oleh setiap manusia.akhlak merupakan tolak ukur yang yang menunjukan baik buruknya seseorang,setingginya-tinggi orang ilmu seseorang,kalau tidak berakhlak apalah artinya. dan manfaat dari akhlak itu akan berdampak pada kehidupan.Pribadi Nabi Muhammad adalah contoh yang paling tepat untuk dijadikan teladan dalam membentuk kepribadian. Dengan demikian dasar akhlakul karimah adalah ajaran agama Islam yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah sebagai pedoman dalam

kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungan kepada Allah maupun sesama makhluk.Akhlak juga sebagai penentu kemulyaan seseorang bahkan sebuah komunitas bangsa.Kemulyan dan kehormatan bangsa banyak ditentukan oleh pelaksanaan akhlak di dalamnya.Semakin mulia seseorang, semakin baik akhlaknya. Manfaat dari akhlakul karimah sendiri adalah memperkuat dan

menyempurnakan agama, Mempermudah perhitungan amal di akhirat, menghilangkan kesulitan.selamat hidup di dunia dan akhirat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak adalah insting(naluri), keturunan, kemauan(azam), suara batin, serta kebiasaan.Faktor-faktor tersebut merupakan penunjang terbentuknya akhlakul karimah bila seseorang bisa

mengggunakan komponen tersebut dengan baik maka hasilnya pun akan baik dan sebaliknya.Dalam Islam yang menjadi dasar atau alat pengukur yang menyatakan bahwa sifat seseorang itu baik atau buruknya adalah Al Quran dan As Sunnah. Sedangkan, ciri ciri masyarakat professional yang berbasis akhlakul karimah adalah sebagai berikut :mengembangkan prinsip manajemen professional, selalu berusaha ke arah yang lebih baik., memiliki semangat berlomba dalam kebaikan, memiliki motifasi untuk mandiri, pantang menyerah dan ulet. Untuk membangun masyarakat professional yang berbasis akhlakul karimah adalah harus menjadi pribadi yang mudah memaafkan atas tindakan dan prilaku yang tidak terpuji dari orang lain, senantiasa berusaha melakukan dan menyebarkan kebaikan, serta berpaling dari tindakan yang tidak patut.

1.2

Saran
Dalam dunia tanpa batas ini yang kita sebut dengan zaman globalisasi, sebuah negara dan masyarakatnya akan memiliki resiko yang tinggi, Apabila tatanan masyarakatnya tidak dilandasi dengan akhlaq yang mulia. Untuk itu kemuliaan akhlak sangat penting yang sebagai maklumat utama bagi ajaran Islam, sebagaimana yang ditegaskan oleh Rasulullah saw tentang tujuan pengutusan beliau kemuka bumi, Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.(HR.Bukhari, Baihaqi, dan Hakim). Bedasarkan pengertiannya, maka ahlak bukanlah sesuatu yang ada dan melekat pada diri seseorang dengan sendirinya, melainkan ditanam dan dilekatkan melalui suatu usaha atau proses (pembiasaan).Apabila semua itu tercapai maka pada akhirnya kelak kita akan menjadi masyarakat yang maju dan berkembang,masyarakat pun akan hidup bahagia dan sejahtera dengan para pemimpin yang professional dan berkualiatas baik secara mutu dan akhlak.

DAFTAR PUSTAKA
Chalim, Abdul S.Ag. M.Pd, dkk.2013. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum.Malang : Anggota IKAPI. Halaman 85 112. Luth, Thohir dkk.2005 .Buku Daras Pendidikan Agama Islam di Universitas

Brawijaya.Malang : PPA. Toto Suryana, Drs.M.Pd. 1997. Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum.Bandung : Tiga Mutiara. Halaman 107. http://ahklaqulkarimah.blogspot.com/2012/02/akhlaqul-karimah.html, Jumat, 20 September 2013 pukul 15.09. http://arifnursahid.blogspot,com/2012/06/akhlakul-karimah.html,diakses pada hari Jumat, 20 September 2013 pukul 15.25. http://blog.autada.com/2012/09/akhlakul-karimah-solusi-kemajuan-bangsa.html, diakses hari Minggu, 22 September 2013. Pukul 19.15. http://ha-sans.blogspot.com/2012/07/ahklaqul-karimah.html, September 2013 pukul 15.40. http://id.scribd.com/doc/95052455/Membangun-Masyarakat-Profesional-Berbasis-AkhlakulKarimah#download, diakses hari Jumat, 20 September 2013 pukl 15.55. http://murtadinkafirun.forumotion.net/t9801-akhlakul-karimah, diakses hari Sabtu , 21 September 2013 pukul 08.30. http://okinugraha.wordpress.com/2008/08/10/media-massa-profesionalisme-dan-kreativitas/, diakses hari Sabtu , 21 September 2013 pukul 09.00 http://palembang.tribunnews.com/view/41271/akhlaqul_karimah_dalam_kehidupan_bermasy arakat_berbangsa_dan_bernegara,di akseshari Jumat , 20 September 2013 pukul 16.05. http://ppimaroko.org/index.php?option=comcontent&view=article&id=204akhlakkarimah&c atid=56:opini&Itemid=86,diakses hari Sabtu,21 September 2013 pukul 09.15 http://prezi.com/1k5yk4mz05wq/membangun-masyarakat-professional-berbasis-akhlakulkarimah/, diakses hari Sabtu, 21 September 2013 pukul 09.20 http://republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/05/31/lm2iw7-akhlakul-karimahohindahnya, diakses hari Jumat, 20 September 2013 pukul 16.15. http://sambokritis.blogspot.com/2012/10/pendidikan-berbasis-akhlak-mulia.html, diakses hari Sabtu , 21 September 2013 pukul 09.30. http://tobroni.staff.umm.ac.id/2010/11/24/pendidikan-karakter-dalam-perspektif-islampendahulan/, diakses hari Jumat, 20 September 2013 pukul 16.35. diakses hari Jumat, 20 diakses pada hari

You might also like