You are on page 1of 5

Kasus 4 Pemkab Kulonprogo Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi Angka kemaatian ibu dab bayi di kabupaten

kulonprogo belum bisa dikatakan aman, masih menjadi pekerjaan rumah bagi tenaga kesehatan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Hal tersebut diungkapkan oleh Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kulonprogo drg. Wahyuni Indriastuti, M.Kes bahwa komitmen dari pelayan kesehatan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi bisa dibuktikan. Adapun strategi-strategi dalam penekanan aki dan akb adalah MPS online serta SMS gateway guna pencapaian program MDGs. Informasi yang di dapat juga membuktikan bahwa kesadaran masyarakat kulon progo dalam hal pemahaman kesehatan dari neonatal sampe antenatal agak kurang sehingga banyak ibu hamil yang tidak memeriksakan kandungannya karena dirasa sudah aman, namun ternyata masih menjadi beresiko untuk mengalami masalah dalam persalinannya. Sehingga para pelayan kesehatan tidak cukup tunggu bola tapi harus jembut bola. Kunci utama dalam mengatasi permasalahan adalah dengan penggerakan semua unsur masyarakat untuk tanggap terhadap penurunan angka kematian bayi dan balita. Penyuluhyan dan pengoptimalan pelayanan kesehatan menjadi hal penting dalam mengatasi masalah tersebut. Apalagi dengan dimudahkannya masyarakat untuk dengan mudah mendapatkan layanan kesehatan baik Puskesmas, rumah sakit maupun bidan serta adanya berbagai jaminan kesehatan dari pemerintah seperti Jamkesda, Jamkesmas dan Jampersal. Dalam berita tersebut dapat kita cerna bahwa masalah angka kematian bayi dan balita yang masih muncul menggugah komitmen pelayan kesehatan untuk menangani masalah tersebut dengan berbagai program dan menjalin kemitraan dengan berbagai sektor masyarakat karena maslaha kesehata merupakan masalah yang kompleks. Dapat digambarkan dalam bagan berikut:

Aki & akb di kulonprogo tinggi

Naiknya usaha penurunan aki &akb dari yankes

Pening katan SDM yankes

Programprogram penanggulan gan naiknya aki & akb

Sms getw ay

MPS onlin e Jampersal jamkesmas puskesmas rumahsakit

Kesadara n masyara kat

akse s Pemaha man maslah kesehat an Keluaran yankes

kesada ran

Diagram tersebut dapatdijelaskan: Angka kematian bayi dan balita di kulonprogo masih menjadi momok bagi pelayan kesehatan Di kulonprogo. Berikut profil kesehatan di daerah kulon progo: Angka Kematian Bayi (AKB) Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Kulon Progo dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2004 menunjukkan kecenderungan menurun, sedangkan mulai tahun 2004 sampai tahun 2007 cenderung mengalami kenaikan dari tahun 2004 sebanyak 7,15 / 1.000 kelahiran hidup, tahun 2005 sebanyak 11,80 / 1.000 kelahiran hidup, tahun 2006 sebanyak 14,26 / 1.000 kelahiran hidup, tahun 2007 sebesar 19,6 / 1.000 kelahiran hidup, tahun 2008 sebesar 12,8 / 1.000 kelahiran hidup, tahun 2009 sebesar 15,9 / 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2010 sebesar 9,8 / 1.000 kelahiran hidup, walaupun masih dibawah angka nasional. Informasi ini menunjukkan bahwa masa bayi merupakan masa yang rawan terhadap kesehatan walapun angka ini belum menggambarkan kejadian sebenarnya.

Sumber : Data terolah

Dari hasil laporan audit tentang kematian bayi tahun 2010 diketahui bahwa penyebab utama pada kematian bayi yang terjadi adalah karena Berat Badan Lahir Rendah, asfiksia serta kelainan bawaan. seperti pada table dibwah ini Urutan Penyebab Kematian bayi di Kabupaten Kulon Progo tahun 2010 NO 1 2 3 4 5 6 PENYEBAB BBLR Asfiksia Sepsis Kelainan bawaan Aspirasi Pneumonia Asma Persen 25,00% 25,00% 23,21% 12,50% 5,36% 3,57%

7 Diare 3,57% 8 Trauma 1,79% Sumber : Seksi Kesehatan Keluarga

Angka Kematian Anak Balita Angka kematian anak balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruih terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, penyakit infeksi, dan kecelakaan. Jumlah kematian anak balita tahun 2010 sesuai dengan hasil pelaporan adalah 24 jiwa atau sekitar 4 kematian balita per 1.000 balita.

Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Angka kematian ibu sejak tahun 2005 sampai 2007 terlihat tetap pada kisaran 100/ 100.000 kelahiran hidup sedangkan tahun 2008 mengalami penurunan yaitu 72,23/ 100.000 kelahiran hidup, Untuk kasus kematian ibu pada tahun 2001 sebanyak 7 orang ( 109,56/100.000 KH), tahun 2002 sebanyak 11 orang (206,0/100.000 KH), tahun 2003 sebanyak 12 orang (227,1/100.000 KH), tahun 2004 sebanyak 4 orang (76/100.000 KH), tahun 2005 sebanyak 5 orang, tahun 2006 sebanyak 6 orang, tahun 2007 sebanyak 6 orang, tahun 2008 sebanyak 4 orang, tahun 2009 sebanyak 10 orang (167,34/100.000 KH) dan tahun 2010 sebanyak 4 orang (73,8/100.000 KH).

Dari data tersebut dapat dianalis AKB & AKI di kabupaten kulonprogo mengalami penurunan. Penurunan angka kematian bayi yaitu pada tahun 2009 15,9 dan pada tahun 2010 turun menjadi 9,8 yang artinya adalah terjadi kematian 9-10 dari 1000 kelahiran bayi di kabupaten kulonprogo. Dari hasil laporan audit tentang kematian bayi tahun 2010 diketahui bahwa penyebab utama pada kematian bayi yang terjadi adalah karena Berat Badan Lahir Rendah, asfiksia serta kelainan bawaan. Penurunan angka kematian bayi karena komitmenkominten dan pelayanan kesehatan dari tingkat puskesmas, rumah sakit dan program jampersal. Angka kematian ibu di kabupaten kulonprogo mengalami penurunan dari tahun ketahun, tahun 2009 sebanyak 10 orang (167,34/100.000 KH) dan tahun 2010 sebanyak 4

orang (73,8/100.000 KH). Artinnya adalah pada tahun 2009 terdapat kematian ibu sebanyak 167-168 dari 100.00 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2010 terdapat hanya 4 kematian dari 100.000 kelahiran hidup. Penuruna angka kematian ibu dan bayi ini hasil kerja keras dari pemerintah dan petugas kesehatan di wilayah kabupaten kulonprogo yaitu melalui programprogram diantaranya: 1. MPS online 2. SMS getway 3. Penyuluhan kepada masyarakat untuk sadar tentang kesehatan 4. Kerjasama lintas sektoral untuk menangani masalah aki dan akb Sebagai seorang kesehatan masyarakat melihat kesuksesan itu bukan diraih dengan begitusaja tetepi dengan kerja keras dan perlu waktu yang lama.untuk terus menjaga kesuksesan itu adalah dengan kesadaran dari masyarakat itu sendiri untuk memeriksakan kandungannya mencegah dan menganalisis terlebih dahulu jika ada faktor resiko dalam kelahiran si bayi. Kemudian cakupan pelayanan neo natal antenatal harus bersifat acsessibility supaya mudah di jangkau oleh semua kalangan masyarakat. Dan yang terakhir adalah dukungan dari semua pihak baik itu pemerintah dan pihan-pikah lainnya untuk tetep menurunkan aki dan akb di kulonprogo dan mencapai target MDGs.

You might also like