You are on page 1of 10

Imbibisi adlh proses penyerapan air ke dalam sel2 imbiban(biji yg akan berkecambah).

Etiolasi adalah pertumbuhan tumbuhan yang sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh, daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan cahaya matahari. Dormansi adalah suatu keadaan berhenti tumbuh yang dialami organisme hidup atau bagiannya sebagai tanggapan atas suatu keadaan yang tidak mendukung pertumbuhan normal. diferensiasi sel adalah proses ketika sel kurang khusus menjadi jenis sel yang lebih khusus.

Fotoperiodisme adalah panjang penyinaran yang diperlukan tumbuha rata-rata pada setiap hari untuk dapat memberi respons berbeda-beda.
a. teori tunika korpus teori yang menyatakan bahwa titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan terdiri atas 2 zona yang terpisah susunannya, yaitu tunika dan korpus. Tunika merupak lapisan terluar, yang selanjutnya berkembang menjadi jaringan primer. Korpus adalah bagian pusat titik tumbuh yang memiliki kemampuan membelah ke segala arah. teori tunika korpus dikemukakan oleh ahli botani Schmidt b. Teori histogen Titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan disebut dengan histogen. Histogen terdiri dari plerom (bagian pusat akar dan batang yang akan menjadi empulur dan fasis), germatogen (Lapisan terluar yang akan menjadi epidermis) dan periblem (lapisan yang akan menjadi korteks). teori ini dikemukakan oleh Hanstein

Pola pertumbuhan suatu organ atau tumbuhan secara keseluruhan berupa pertumbuhan sigmoid, yaitu terjadinya pertumbuhan yang lambat pada fase inisiasi yang kemudian pada fase berikutnya pertumbuhan akan semakin cepat secara eksponensial.Selanjutnya pertumbuhan akan diperlambat dan akhirnya akan mendekati konstan, sehingga akan membumbentuk kurva pertumbuhan yang menyerupai huruf S .

Katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida yang tidak baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air dan oksigen yang sama sekali tidak berbahaya. Selain itu, enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif lainnya seperti fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia. Katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatif yang bagi kebanyakan orgnisme ekuivalen dengan kerusakan.

Katalisator Enzim merupakan senyawa organik berupa protein yang berfungsi sebagai katalis dalam metabolisme tubuh, sehingga disebut juga biokatalisator.

1. Apoenzim, yaitu bagian enzim aktif yang tersusun atas protein yang bersifat labil (mudah berubah) terhadap faktor lingkungan, dan 2. Kofaktor,yaitu komponen non protein yang berupa : a. Ion-ion anorganik (aktivator) Berupa logam yang berikatan lemah dengan enzim, Fe, Ca, Mn, Zn, K, Co. Ion klorida, ion kalsium merupakan contoh ion anorganik yang membantu enzim amilase mencerna karbohidrat (amilum) b. Gugus prostetik Berupa senyawa organik yang berikatan kuat dengan enzim, FAD (Flavin Adenin Dinucleotide), biotin, dan heme merupakan gugus prostetik yang mengandung zat besi berperan memberi kekuatan ekstra pada enzim terutama katalase, peroksidae, sitokrom oksidase.

c.

Koenzim

Berupa molekul organik non protein kompleks, seperti NAD (Nicotineamide Adenine Dinucleotide), koenzim-A, ATP, dan vitamin yang berperan dalam memindahkan gugus kimia, atom, atau elektron dari satu enzim ke enzim lain. Enzim yang terikat dengan kofaktor disebut holoenzim. Enzim diproduksi oleh sel-sel yang hidup, sebagian besar enzim bekerja di dalam sel dan disebut enzim intraseluler, contohnya enzim katalase yang berfungsi menguraikan senyawa peroksida (H 2O2)

yang bersifat racun menjadi air (H2O) dan oksigen (O2). Enzim-enzim yang bekerja di luar sel (ekstraseluler) contohnya : amilase, lipase, protease dll.

B. Skema Siklus Krebs Secara skematis siklus Krebs dapat dilihat pada Gambar 2.8.

Gambar 2.8 Siklus Krebs (CO2) terbentuk asam -Ketoglutamat yang disertai dengan pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD membentuk NADH. Selanjutnya asam -Ketoglutamat juga melepaskan gugus karboksit (CO2 disertai dengan pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD membentuk NADH. Asam Ketoglutamat lalu berikatan dengan molekul Ko-A membentuk suksinat KoA. KoA kemudian dilepas dan digantikan oleh fosfat (P) berasal dari GTP, terikat pada ADP membentuk ATP, menyebabkan suksinil Ko-A berubah menjadi asam suksinat. Asam suksinat melepaskan 2 hidrogen (2H) dan elektron yang ditangkap FAD membentuk FADH2, asam suksinat berubah menjadi asam fumarat. Kemudian asam fumarat dapat menggunakan air (H2O) menjadi asam malat, selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen dan elektron ditangkap oleh NAD+membentuk NADH. Dan akhirnya asam malat berubah menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yang mendapat transfer 2 atom karbon (2C) dari asetil Ko-A akan menjadi siklus Krebs kembali. C. Hasil Siklus Krebs Pada akhir siklus Krebs ini akan terbentuk kembali asam oksaloasetat yang berikatan dengan molekul asetil koenzim A yang lain dan berlangsung kembali siklus Krebs, karena selama reaksi oksidasi pada molekul glukosa hanya dihasilkan 2 molekul asetil koenzim A, maka siklus Krebs harus berlangsung sebanyak dua kali. Selain dihasilkan energi pada siklus Krebs, juga dihasilkan hidrogen yang direaksikan dengan oksigen membentuk air. Jadi hasil bersih dari oksidasi 1 molekul glukosa akan dihasilkan 2 ATP dan 4 CO2 serta 8 pasang atom H yang akan masuk ke rantai transpor elektron. thanks,, sudah sdiki

Fotofosforilasi Nonsiklik dan Fosforilasi Siklik

Fotofosforilasi Nonsiklik

Fotofosforilasi adalah proses pembuatan ATP (Adenosin Triposfat) dari ADP (Adenosin Diposfat) dan P1 (fosforilasi) menggunakan energi yang berasal dari cahaya (foto). Fotofosforilasi nonsiklik dimulai pada PS II (fotosistem II) dengan urutan proses sebagai berikut: 1. Fotosistem II. Elektron-elektron yang diperangkap oleh p680 dalam fotosistem II mendapat energi dari cahaya. Pada gambar ditunjukkan oleh 2 elektron (2e ) bergerak naik menuju peningkatan energinya. 2. Penerima elektron primer. Dua elektron berenergi dikirimkan oleh fotosistem II ke sebuah molekul yang disebut penerima elektron primer. Penerima elektron ini disebut primer karena merupakan molekul pertama dalam rantai penerima elektron. 3. Rantai transpor elektron. Elektron-elektron melewati rantai transpor elektron. Rantai ini berupa molekul-molekul protein yang melewatkan elektron dari satu protein pembawa elektron ke pembawa elektron lainnya. Beberapa jenis protein pembawa seperti feredoksin dan sitokrom, termasuk bagian-bagian non protein yang mengandung besi. 4. Fotofosforilasi. Saat elektron bergerak turun di rantai transpor elektron, maka energi kedua elektron akan hilang. Hilangnya energi ini sebenarnya terjadi karena digunakan untuk memfosforilasi, rata-rata sekitar 1,5 molekul ATP. 5. Fotosistem I. Rantai transpor elektron berakhir pada fotosistem I (PS I) dengan klorofil P 700. Di fotosistem I ini, elektron sekali lagi mendapatkan energi cahaya matahari yang dilewatkan ke penerima elektron primer (berbeda dengan yang ada di fotosistem II). 6. NADPH. Kedua elektron melewati rantai transpor elektron pendek, di mana pada akhir rantai + + transpor elektron ini kedua elektron kemudian bergabung dengan NADP dan H untuk membentuk NADPH. Molekul NADPH adalah koenzim. Dan karena elektron-elektron tersebut mempunyai sisa energi yang sangat tinggi, maka NADPH mempunyai energi yang sangat tinggi pula. 7. Fotolisis. Dua buah elektron yang berasal dari fotosistem II telah digabungkan menjadi NADPH. Hilangnya dua elektron dari fotosistem II akan digantikan saat proses fotolisis. Fotolisis adalah + pemecahan molekul air menjadi 2H dan 1/2 O2. Secara harfiah fotolisis berarti foto = cahaya, dan lisis = pecah. Sebuah kompleks protein yang mengandung mangan mengkatalisis reaksi ini. Kedua elektron yang dihasilkan dari pemecahan molekul air menggantikan dua elektron yang semula dipakai untuk + memulai rangkaian proses fosforilasi nonsiklik dari fotosistem II. Sementara itu, salah satu H yang terbentuk dari fotolisis digunakan pula untuk membentuk NADPH. Dapat dikatakan, secara ringkasnya fosforilasi mengambil energi dari cahaya dan elektron dari H 2O, kemudian digunakan untuk membentuk molekul ATP dan NADPH yang kaya energi. Karena reaksi ini memerlukan cahaya, maka seringkali reaksi fosforilasi disebut juga reaksi terang. Ringkasan persamaan reaksinya adalah sebagai berikut:

Fosforilasi Siklik Rangkaian fotofosforilasi kedua terjadi saat elektron-elektron yang memperoleh energi pada fotosistem I didaur ulang. Dalam rangkaian ini, elektron yang diberi energi dalam fotosistem I bergabung dengan pembawa protein dan membangkitkan ATP saat melewati rantai transpor elektron. Berbeda dengan fotofosforilasi nonsiklik, yaitu ketika elektron menggabung membentuk NADPH, elekltron-elektron dalam fotofosforilasi siklik kembali ke fotosistem I. Di sini elektron-elektron tersebut dapat diberi energi kembali untuk berperan serta dalam fotofosforilasi siklik atau nonsiklik berikutnya. Fotofosforilasi siklik dianggap bentuk primitif fotofosforilasi dari reaksi fotosintesis, tetapi kenyataannya reaksi ini terjadi berkesinambungan dengan fotofosforilasi nonsiklik.

1. Cara Pembuatan Tape SingkongPengenalan :Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi. Makanan inipopuler di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. DiJawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomycescerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua teknikpembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering, yanglebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan.Tujuan : 1. Untuk mengetahui cara penerapan bioteknologi dengan fermentasi tape. 2. Mengetahui peranan organisme Saccaromyces cereviceae dalam peragian.Alat : 1. Baskom 2. Kain Lap 3. Kompor 4. Panci Kukus 5. Penyaring 6. Piring 7. Pisau 8. Sendok & GarpuBahan : 1. Air secukupnya 2. Daun pisang 3. Ragi yang telah dihaluskan 4. Singkong 2 kgCara Kerja : 1. Siapkan semua bahan. 2. Kupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat. 3. Potong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan. 4. Cuci hingga bersih singkong yang telah dipotong. 5. Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci samapai kira kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih. 6. Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga singkong matang, kira kira ketika daging singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu. 7. Setelah matang, angkat singkong yang telah masak lalu taruh di suatu wadah, kemudian didinginkan

2. 8. Sambil mengipas ngipas, teman satu kelompok kami menyiapkan wadah sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang. 9. Setelah singkong benar benar dingin, masukkan

singkong ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan 10. Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang. Singkong ini harus benar benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal. 11. Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-2 hari hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.ReaksiReaksi dalam fermentasi singkong menjadi tape adalah glukosa (C6H12O6) yang merupakangula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksifermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.Persamaan Reaksi Kimia:C6H12O6 + 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATPPenjabarannya:Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + EnergiKesimpulan: 1. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas. 2. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol. 3. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya. 4. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut

Pertumbuhan Primer dan Sekunder


Written By Hafizul Hamdi | 11 Apr 2013

Pertumbuhan Primer dan Sekunder - Pertumbuhan pada tanaman dikotil dapat dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan primer, yaitu pertumbuhan yang berasal dari aktivitas titik tumbuh. Sedangkan, pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang berasal dari aktivitas kambium.

Pertumbuhan primer meliputi pertumbuhan atau pembentukan epidermis, korteks, floem primer, xilem primer, dan empulur. Pertumbuhan primer menyebabkan perpanjangan batang dan pelebaran daun. Hal ini terjadi, karena pembelahan sel parenkim, pembentukan cabang, dan pembentukan daun.

Pertumbuhan sekunder menyebabkan pelebaran batang, pembentukan lingkar tahun, dan jari-jari empulur. Jari-jari empulur adalah jaringan parenkim yang menghubungkan kulit kayu dengan empulur.

Pertumbuhan Primer
Setelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tumbuhan akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel meristematis.

Proses ini disebut pertumbuhan primer. Sel-sel meristem dapat juga berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus.

Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:

a) Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar. Sel-sel meristem di daerah ini akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan struktur akar pertama.

b) Daerah pemanjangan terletak setelah daerah pembelahan. Pada daerah ini, sel-sel mengalami pembesaran dan pemanjangan.

c) Daerah diferensiasi. Daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus.

Pertumbuhan Sekunder
Di antara xilem dan floem terdapat kambium yang sel-selnya aktif membelah. Pada tumbuhan dikotil, jaringan xilem dan floem primer terdapat pada batang dan akar yang hidup selama periode yang relatif pendek. Kemudian, fungsinya diambil alih oleh jaringan pembuluh sekunder yang dihasilkan oleh kambium yang aktif membelah.

Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk floem sekunder, dan ke arah dalam membentuk xilem sekunder sehingga batang tumbuhan bertambah besar. Aktivitas kambium yang membentuk xilem dan floem sekunder ini disebut pertumbuhan sekunder. Semua jaringan yang ada di sebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah luar kambium disebut kulit atau papagan. Pembentukan xilem dan floem sekunder pada batang terjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim.

Jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitas kambium menjadi rendah sehingga xilem dan floem sekunder yang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan, aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitas kambium akan menghasilkan jejak pada batang yang disebut lingkaran tahun.

Daftar Istilah Diferensiasi = proses perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya. Empulur = medula atau bagian tengah stele batang dikotil, terdiri atas jaringan parenkim. Floem = jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut zat makanan hasil fotositesis dari daun ke bagian yang lain. Floem terdiri atas unsur-unsur tapis, sel sklerenkim, parenkim dan sel pengiring. Kambium = jaringan meristem yang membentuk pertumbuhan sekunder batang dan akar, terdapat di antara floem dan xilem atau antara kulit dan kayu pada tumbuhan dikotil. Kolateral = tipe jaringan pengangkut batang dikotil, letak floem mengarah keluar dari xilem.

Klorenkim = jaringan parenkim yang sel-selnya mengandung banyak kloroplas.

Lentisel = jaringan spesifik yang terdapat pada periderm, memiliki antarsel, berpori-pori dan berbentuk lonjong, berfungsi untuk pertukaran gas.

ruangan

Meristematis = jaringan yang sel-selnya memiliki kemampuan membelah secara terusmenerus.

Parenkim = jaringan dasar yang tak terdiferensiasi. Umumnya terdiri atas sel isi diametris berdinding tipis tak berlignin dan berisi protoplasma.

Pertumbuhan primer = pertumbuhan memanjang batang atau akar karena aktivitas jaringan meristerm di ujung batang atau ujung akar.

Pertumbuhan sekunder = pertumbuhan membesar batang atau akar karena aktivitas kambium.

Sklerenkim = jaringan dasar hasil modifikasi parenkim, mengalami penebalan lignin di seluruh dindingnya.

Xilem = jaringan pembuluh yang berfungsi mengangkut air dan zat hara lainnya dari tanah ke daun. Jaringan xilem terdiri atas sel-sel trakea, trakeid, dan parenkim pengiring. Demikianlah Materi Pertumbuhan Primer dan Sekunder, semoga bermanfaat.

Kofaktor adalah senyawa nonprotein esensial untuk satu atau beberapa reaksi enzim yang berkaitan
Inhibitor adalah zat yang menghambat atau menurunkan laju reaksi kimia. Sifat inhibitor berlawanan dengan katalis, yang mempercepat laju reaksi. Reseptor (biokimia), dalam biokimia, yaitu protein yang mampu berikatan dengan molekul sinyal tertentu dan menyebabkan respons di dalam sel. Pada biokimia, substrat (bahasa Inggris: substrate) adalah molekul organik yang telah berada dalam kondisi siap/segera bereaksi, karena telah mengandung promoter.

Keberadaan katalis akan mempercepat reaksi substrat menuju molekul produk, melalui reaksi kimiawi dengan energi aktivasi rendah yang membentuk senyawa intermediat. Walaupun demikian, tanpa katalis, sebuah substrat akan bereaksi menuju sebuah produk, segera setelah energi aktivasi reaksi kimia yang diarahkan oleh suatu promoter tercapai.

You might also like