You are on page 1of 51

EKMA4116 Manajemen

Pertemuan VII Modul XI Komunikasi dan Motivasi dalam Organisasi Rengganis Banitya Rachmat

Komunikasi Dalam Organisasi


Komunikasi (Charles Cooley) mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia dan yang mengembangkan semua lambang pikiran, bersama-sama dengan saran untuk menyiarkan dalam ruangan dan merekamnya dalam waktu
Stoner, Freeman, dan gilbert (1996) proses yang digunakan oleh individu untuk mencari kesamaan arti melalui transmisi pesan simbolik Makna Melibatkan orang; kesamaan arti; simbol yang hanya dapat mewakili/mendekati ide yang mereka maksudkan

Proses Komunikasi
Coutland L. Bovee dan John V. Thill (1993), 5 tahap Komunikasi: 1. Pengirim memiliki ide/gagasan 2. Ide tersebut dibentuk menjadi sebuah pesan, dengan mempertimbangkan subjek apa yang ingin disampaikan; maksud penyampaian pesan; karakteristik pendengar/penerima 3. Pesan tersebut dipindahkan/ditransfer mengunakan sebuah saluran/media 4. Pesan dikirimkan kepada penerima dianggap sukses apabila pesan tersebut dipahami penerima 5. Penerima memberikan umpan balik/feedback kepada pengirim

Unsur Komunikasi
1.

2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Manusia sebagai komunikator (orang yang menyampaikan pesan) Pesan yang akan dikomunikasikan Saluran Komunikasi Metode Komunikasi Komunikan atau penerima pesan Gangguan atau distorsi Konteks Umpan balik Pengaruh Lingkungan Komunikasi

Fungsi Komunikasi
Robins (1996) 4 fungsi utama dalam komunikasi: 1. Pengendalian usaha organisasi melalui proses komunikasi dalam menghadapi perilaku karyawannya dengan cara keharusan mematuhi peraturan yang berlaku dalam organisasi 2. Pengembangan Komunikasi memberikan penjelasan tentang setiap hal yang harus dilakukan karyawan, cara bekerja dengan sebaik-baiknya, dan hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk memperbaiki prestasi kerjanya jika belum memenuhi standar.

Fungsi Komunikasi
3. Sarana ungkapan emosional saluran tercepat yang bisa menampung berbagai perasaan, keluhan; kekecewaan, dan perasaan puas terhadap organisasi dan pekerjaan mereka. 4. Pemberian Informasi memberikan informasi kepada seluruh karyawan tentang suatu keputusan melalui saluran komunikasi yang benar

Pola jaringan Komunikasi


Komunikasi Formal: 1. Komuniaksi dari atas ke bawah (downward communication) berhubungan dengan masalah tanggung jawab dan wewenang karyawan dalam organisasi 2. Komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up communication) dibangun untuk menyalurkan aspirasi dan membuka partisipasi bawahan kepada atasan 3. Komunikasi horizontal (horizontal communication) yang terjadi diantar rekan sejawat dalam posisi yang sederajat 4. Komunikasi diagonal komunikasi yang biasanya melibatkan dua tingkat yang berbeda dalam organisasi Komunikasi Informal jaringan komunikasi yang biasanya digunakan para manajer untuk mengontrol bawahannya ketika mereka bekerja.

Pola jaringan Komunikasi

Komunikasi Internal komunikasi yang terjadi antara manajer dengan komunikan yang beada didalam organisasi Komunikasi eksternal komunikasi yang terjadi antara manajer dengan komunikan yang beada diluar organisasi

Manfaat Komunikasi
Mengurangi Ketidakpastian 2. Mendapatkan Informasi 3. Menguatkan keyakinan 4. Menggunakan wewenang fungsional
1.

Penghalang & Kendala dalam Komunikasi


1. 2. 3. 4.

5.
6.

Perlindungan (protectiveness) Pertahanan (defensiveness) Kecenderungan menghakimi (tendency to judge) Perspektif yang sempit (Narrow Perspectives) Ekspektasi yang tidak sesuai (Mismatched expectation) Kurang waktu (insuffiecient time)

Peranan Komunikasi dalam fungsi organisasi


1. 2. 3.

4.
5. 6.

7.
8.

Komunikasi dan perumusan kebijaksanaan Komunikasi dan pengambilan keputusan Komunikasi dan perencanaan Komunikasi dan pengorganisasian Komunikasi dan penggerakan Komunikasi dan perlaksanaan kegiatan operasional Komunikasi dan pengawasan Komunikasi dan penilaian

Keberhasilan Komunikasi dalam organisasi


Untuk mencapai keberhasilan dalam komunikasi, maka hal-hal yang harus dilakukan organisasi adalah: 1. Penetapan tujuan 2. Pembuatan dan Pelaksanaan keputusan 3. Perekrutan dan pengembangan staf 4. Pengukuran hasil 5. Komunikasi dengan stakeholder 6. Proses negosiasi dengan pemasok dan penyedia dana investasi dsb (modul 11 hal 11.23-11.25_)

Motivasi dalam Organisasi (definisi)


W.J stanton (1981) Suatu kebutuhan yang distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas Handoko (1989) keadaan dalam pribadi seseorang menjadi pendorong munculnya perilaku untuk mewujudkan keinginan yang dapat memuaskan dirinya Gibson (1996) berbagai dorongan yang timbul pada atau di dalam diri individu yang menggerakan dan mengarahkan perilakunya.
Motivasi: kondisi yang menggerakan individu agar mampu mencapai

tujuan dari motifnya Motif: suatu bentuk dorongan kebutuhan dalam diri individu yang harus dipenuhi agar individu tersebut dapat menyesuaikan diri.

Motivasi Kerja
Motivasi merupakan unsur yang penting dalam dunia kerja, sebab

dapan menyebabkan karyawan bekerja keras dan antusias mencapai hasi maksimal.

Hubungan Motivasi dan kerja Drive Incentive Unstisfied need

Goal Satisfied Need

Jika suatu kebutuhan tidak terpuaskan, maka akan timbul

dorongan (drive) dan aktivitas individu untuk merespon rangsangan dalam tujuan yang diinginkan. Pencapaian tujuan akan menjadikan individu merasa puas Motivasi kerja: rangsangan bertindak yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi

Jenis Motivasi

Fear motivation motivasi yang didasarkan atas ketakutan contoh: patuh pada pimpinan Achievement motivation Motivasi ingin mencapai sesuatu contoh: seseorang melakukan sesuati karena ingin berprestasi

Inner motivation motivasi yang didorong oleh kekuatan dari dalam, karena adanya misi atau tujuan hidupnya

Teori Motivasi
1.

Teori Pemuasan Kebutuhan (Content Theory) seseorang memiliki semangat bekerja agar dapat memenuhi kebutuhannya (inner needs)

Teori Kebutuhan Abraham Maslow


1. Kebutuhan Fisiologis : untuk mempertahankan kelangsungan hidup, (makan, minum, bernapas dll) 2. Kebutuhan rasa aman : Kebutuhan akan perlindungan untuk menjauhkan diri dari berbagai bahaya, ancaman, dan pertentangan. 3. Kebutuhan psikologis: Kebutuhan untuk disayangi dan diperhitungkan sebagai pribadi; diterima oleh kelompok, mitra dan sahabat 4. Kebutuhan penghargaan: kebutuhan akan harga diri dihargai, dihormati dan diakui oleh orang lain 5. Kebutuhan Aktualisasi diri : kebutuhan untuk memaksimalkan menggunakan kemampuan, keterampilan dan potensi yang dimiliki individu melalui berbagai kegiatan serta kebutuhan untuk berpendapat, memberikan kritik, dan penilaian

Teori Motivasi
Teori X & Y Douglas Mc. Gregor Teori X: manusia didorong oleh faktor eksternal agar mau bekerja dan manusia pada dasarnya memilih tidak bekerja Teori Y: manusia bekerja karena memerlukan kepuasan dalam bekerja

Kelemahan: banyaknya kesalahan yang dilakukan manajer dalam usaha meningkatkan motivasi karyawannya sebab semua karyawan diasumsikan memiliki kebutuhan yang sama

Teori Motivasi
Teori Contingency Morse & Lorsch
Asumsi: Pola kebutuhan dan motivasi setiap individu beragam dan keduanya akan terbawa dalam perilaku ditempat kerjanya Motif memiliki kemampuan ini terdapat dalam diri setiap individu dan mungkin bisa dipenuhi dengan cara yang berbeda-beda oleh orang yang berbeda Pemenuhan motivasi untuk memiliki rasa berkompeten, seringkali terjadi di saat situasi sedang harmonis antara tugas dan organisasi Pemenuhan motivasi untuk memiliki rasa berkompeten, jika terjadi secara berulang-ulang akan menjadi motivasi yang baik

Teori Motivasi
Teori Kebutuhan David Mc. Cleeland (1961) 1. Kebutuhan akan prestasi (need for achievement), dorongan untuk menjadi unggul dari orang lain 2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation), yaitu dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan berkumpul dengan orang lain 3. Kebutuhan akan kekuasan (need for power), dorongan untuk memiliki pengaruh yang kuat.

Teori Motivasi
Teori Dua faktor Motivasi Higiene & Frederick Herzberg Motivasi kerja bisa dipertahankan dengan cara melihat 2 macam situasi yang mempengaruhi individu terhadap pekerjaannya (faktor motivator (satisfier) dan faktor higienis (dissatisfier)
Faktor Motivator 1. Keberhasilan Pelaksannaan (achievement) 2. Pengakuan Prestasi 3. Pekerjaan itu sendiri 4. Tanggung Jawab 5. Pengembangan Faktor Higienis 1. 2. 3. 4. 5. Kebijakan dan Administrasi Supervisi Upah/gaji Hubungan Interpersonal Kondisi Kerja

Kelemahan: faktor2 yang dikemukanan oleh Herzberg berjalan sendiri-

sendiri dan tidak saling melengkapi

Teori Motivasi
Teori kebutuhan ERG (exixtence, relatedness, and Growth) Clyton Alderfer (1997) Existence needs berkaitan dengan masalah fisik dan keberadaan karyawan Relatedness Needs Kebutuhan hubungan antar pribadi (kepuasan berinteraksi dalam lingkungan kerja) Growth Need kebutuhan meningkatkan kemampuan diri pribadi

Kelemahan: kurang menekankan pada susunan hierarki; perubahan orientasi bisa merupakan kegagalan dan kebutuhan yang lebih tinggi serta dapat menunjukan regresi dengan penambahan pada jenjang kebutuhan yang lebih rendah

Teori Motivasi
2. Teori Motivasi Proses (Process Theory) Teori Pengharapan (Expectation Theory) Victor Vroom 1. Harapan (expectancy) kemungkinan yang dirasakan oleh seseorang bahwa apabila ia melakukan sejumlah usaha tertentu maka ia akan menjurus pada tingkatan kinerja tertentu 2. Nilai atau daya tarik imbalan (valence) akibat dan perilaku tertentu akan memilki nilai bagi individu tertentu 3. Pertautan (instrumentality) persepsi individu bahwa hasil pertama berhubungan dengan hasil selanjutnya

Teori Motivasi
Teori keadilan atau Kesetaraan (Equity Theory) Berasumsi bahwa setiap individu ingin diperlakukan secara adil dan mereka cenderung membandingkan kontribusi imbalan yang mereka terima dengan kontribusi dan imbalan yang di terima orang lain.

Teori Pengukuhan (Reinforcement) Menjelaskan bahwa jika keinginan perilaku disertai dengan imbalan maka seseorang akan termotivasi untuk mengulangi perilaku tersebut

Prinsip memotivasi Kerja karyawan


a. b. c.

d.
e. f.

g.
h.

Prinsip Partisipasi Prinsip Komunikasi Prinsip mengakui adanya perbedaan individu Prinsip menyesuaikan individu dengan pekerjaan Prinsip mengakui andil bawahannya Prinsip pendelegasian wewenang Prinsip memberi perhatian Prinsip Pemberian uang

Syarat manajer untuk menjadi motivator yang baik


a.

b.
c. d. e.

f.
g.

h.

Memotivasi kepada diri sendiri Kecerdasan emosi Empati Memberikan harapan terbaik kepada bawahan yang dipimpin Pelajari secara serius hal-hal pokok yang dibutuhkan bawahan Tetapkan Standar keunggulan yang tinggi Ciptakan suasana di mana kegagalan bukanlah suatu yang fatal Dsb (modul 11 hal 11.48-11.50)

Faktor yang mempengaruhi motivasi


Memahami apa kebutuhan karyawan dalam bentuk kategori

Abraham Maslow Mengidentifikasi tentang apa yang mereka butuhkan dan juga yang mereka inginkan Pengakuan, pujian, promosi, kesempatan untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi membuat karyawan bisa termotivasi Pemanfaatan imbalan jasa uang

Teori Motivasi dalam Aplikasi


1. 2.

3.

4.

Management by Objective Cara menggunakan tujuan untuk memotivasi orang-orang, bukan untuk mengawasi mereka Modifikasi Perilaku penerapan teori penguatan kepada individu-individu dalam situasi kerja. Program dimana para manajer mengidentifikasi perilaku karyawan yang dihubungkan dengna kinerja dan kemudian menjadi suatu strategi intervensi untuk memperkuat perilaku kinerja yang diinginkan Program pelibatan karyawan suatu proses partisipasi yang menggunakan seluruh kapasitas karyawan dan didesain untuk mendorong peningkatan komitment bagi sukses organisasi Dsb (modul 11 hal 11.52-11.55)

EKMA4116 Manajemen
Pertemuan VII Modul XII Good Governance dan Good Corporate Governence Rengganis Banitya Rachmat

Good Governance
Good governance tata kelola yang baik suatu proses yang mengarahkan terciptanya kekuatan dan kewewenangan yang merata dalam seluruh elemen masyarakat untuk dapat mempengaaruhi keputusan dan kebijakan yang berkaitan dengan kehidupan publik beserta seluruh upaya pembangunan sosial dan ekonomi mereka.

4 Asas good governance: transparansi (transparency), pertanggungjawaban (accountability), kewajaran atau kesetaraan (fairness), dan kesinambungan (sustainibility)

Government Governance
Government: badan yang menjalankan pemerintahan suatu negara atay bagian negara seperti propinsi dan turunannya Governance: interaksi kelembagaan yang meluas, tidak sekadar terpusat pada pemerintah (negara) tetapi bergeser ke suatu proses interaksi kepemerintahan yang melibatkan unsur diluar struktur pemerintahan yang strategis
Democratic governance good governance, sistem politik dan

pemerintahan yang dikelola secara adil, transparan, akuntable, serta melibatkan peran masyarakat Authoritarian governance bad governance, dengan praktik korupsi dan penyelewengan kekuasan lain

Kriteria untuk membentuk good governance


1. 2.

3. 4. 5.
6. 7.

Adanya legitimasi/dukungan yang kuat dari masyarakat terhadap institusi publik Adanya kebebasan dalam berpendapat untuk menyampaikan Aspirasi/kepentingan bagi setiap institusi maupun kelompokkelompok masyarakat yang ada Adanya keadilan serta keangkan legal yang berupa kepastian hukum Adanya akuntabilitas dan transparasi dalam mekanisme birokrasi Tersedianya informasi pembangunan yang dapat diakses oleh masyarakat dengan mudah dan bebas Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam penyediaan pelayanan publik Terbentuknya kerja sama yang baik antara pemerintah dan civil society organization

Element Governance
Akhmad Syakhorza 3 domain governance yang tidak terpisahkan dalam satu sistem satu negara
1. Elemen penyelenggara negara

Sebagai penggerak ekonomi, pelaksana kewenangan politik, dan pengatur administratif yang berhubungan dengan urusan warga negara, mengelola proses, dsb - economic governance: proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi aktifitas ekonomi - Political governance: proses pembuatan keputusan dan implementasi kebijakan negara secara legitimate & authoritative - Administrative governance sistem implementasi kebijakan yang memungkinkan sektor publik berjalan secara efisien, adil, dan dapat dipertanggungjawabkan dan terbuka

Element Governance
2. Element Masyarakat terwujudnya pembangunan manusia yang berkelanjutan tidak hanya bergantung pada negara yang mampu menjalankan pemerintahan secara baik dan komunitas bisnis yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan, akan tetapi juga bergantung kepada komunitas masyarakat yang terlibat dalam segala aktifitas 3. Elemen Pelaku bisnis sering disebut sebagai Good Corporate Governance
Ketiga element tersebut membuat kita lebih mudah memahami

element Good governance dari PBB-UNHCS (modul 12 hal 12.912.10)

Ciri-Ciri good Governance (1)


Braton & Rothchild (1994) ciri2 good governance 1. Penyelenggaraan pemerintahan, harus dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas) 2. Penyelenggaraan pemerintahan diletakan pada mekanisme yang jelas dan diinformasikan pada semua pihak (transparansi) 3. Penyelenggaraan pemerintahan harus bersifat terbuka sehingga dapat menerima kritik dari pihak lain guna memperbaiki kinerjanya (equitable) 4. Pemerintah diselenggarakan dengan menegakan peraturan yang ada (rule of law) 5. Penyelenggaraan pemerintah harus mengakomodasi kepentingan bersama serta melibatkan masyarakat dan pihak swasta

Ciri-Ciri good Governance (2)


Penyelenggara pemerintahan harus didukung oleh sumber daya yang memiliki kemampuan dan keahlian dalam menjalankan tugas-tugasnya (capability) 7. Penyelenggaraan pemerintahan harus peka terhadap perubahan yang ada dan dapat menyesuaikan diri dengan perubahan itu (responsif-adaptif) 8. Sumber daya manusia yang terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan mampu memilah dan memisahkan kepentingan pribadi dan kelompok dengan kepentingan umum/kenegaraan (profesionalisme) 9. Penyelenggaraan pemerintahan harus mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas dan kapasitas yang ada secara optimal (efektif dan efisien)
6.

Peranan Good Governance

Pemberdayaan Masyarakat masyarakat sipil sebagai kontrol politik, memiliki posisi amat strategis secara politik, karena sebagai organ vital demokrasi di luar struktur kelembagaan formal Pelayanan Publik untuk menciptakan pelayanan publik yang berkualitas pemerintah membutuhkan suatu perubahan paradigma/pola pikir untuk mencari kombinasi yang tepat antara pendekatan bottom up dengan top down, partial dengan comperhensive serta keseimbangan antara inward looking dengan outward looking. Salah satu langkah2nya adalah (modul 12 hal. 12.13)

Peranan Good Governance

Korupsi dan good governance penerapan good governmance di negara kita menghadapi hambatan besar di tengah masyarakat yang korup dan kekuatan civil society yang masih lemah Pemberantasan korupsi merupakan agenda utama proyek governance

Pemerintah daerah dan Good Governance Pemerintah daerah sedang menerapkan dan menegakan good governance (dampak dari pertemuan local governance thn 2002) yang menghasilkan 6 kesepakatan (Modul 12 hal. 12.15)

Good Corporate Governance (GCG)


suatu proses dan struktur yang digunakan untuk

meningkatkan keberhasilan usaha, dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan/meningkatkan nilai perusahaan (corporate value) dalam jangka panajang dengan memperhatikan kepentingan stakeholders berlandasan peraturan perundang-undangan moral dan etika Definisi lainnya di modul 12 hal 12-23-12-24

Good Corporate Governance (GCG) (1)


3 poin penting dari konsep GCG adalah: 1. Keberhasilan staf dan pemimpin mengelola berbagai sumber daya organisasi yang mampu mendukung dan mendorong pengembangan perusahaan dan risiko secara lebih efektif dan efisien, pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya, budaya perusahaan, proses bisnis, kebijakan, dan struktur organisasi perusahaan, etika, nilai dan sistem
2. Sejumlah prinsip, kebijakan dan sistem manajemen perusahan yang

mengelola aktifitas operasional perusahaan secara lebih efisien, efektif, bertanggung jawab dan menguntungkan bisnis perusaan serta mencapai sasaran strategis dengan menggunakan berbagai praktek bisnis yang baik, sesuai dgn peraturan yang berlaku dan sesuai dengan nilai kemasyarakatan

Good Corporate Governance (GCG) (2)


3.

Sejumlah peraturan yang mengandalkan perusahaan untuk meraih keuntungan dan pertambahan nilai lainnya bagi pihak pemegang kepentingan seperti pemerintah, pemegang saham, pimpinan perusahan, karyawan, dan bagi perusahaan itu sendiri

Landasan hukum Good Corporate Governance di

Indonesia (modul 12 hal 12.27-12.28)

Tujuan Penerapan GCG


1. 2.

3.

4. 5. 6. 7.

Memaksimalkan aktivitas untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran perusahaan Mengoptimalkan nilai perusahaan dalam kurun waktu yang panjang dgn meningkatkan penerapan prinsip good governance, dengan harapan mampu bersaing secara national maupun international Memaksimalkan pengelolaan perusahaan secara profesional, tertib aturan, transparansi, efisiens, memberdayakan fungsi, dan mandiri Mengoptimalkan pengelolaan risiko dan sumber daya perusahaan ke arah yang lebih produktif Meningkatkan nilai investasi perusahaan Membudayakan setiap pimpinan membuat dan melaksanakan keputsan berlandasan pada nilai moral yang tinggi Meningkatkan kontribusi dan peranan perusahaan dalam perekonomian national

Struktur Governance & Mekanisme Governance


Struktur governance: membicarakan struktur hubungan pertanggungjawaban dan peran bagian-bagian perseroan, seperti pemegang saham, komisaris, dan direksi

Mekanisme governace: membahas mekanisme kerja dan interaksi aktual antar bagian perseroan tersebut. Governance structure sangat mempengaruhi Governance process

Prinsip-Prinsip GCG
1. 2. 3.

4.
5.

Transparansi (transparancy) Pengungkapan (disclosure) Kemandirian (independence) Pertanggungjawaban (responsibility) Kewajaran (fairness)

Modul 12 hal. 12.28-12.29

Elemen GCG
Syakhorza corporate governance terdiri dari 6 element: 1. Fokus kepada board 2. Hukum dan peraturan 3. Pengelolaan Sumber Daya dengan Kaidah E3P (efisien, efektif, ekonomis, dan produktif) 4. Transparansi, Akuntability, Responsibility, Independency, dan fairness (TARIF) 5. Tujuan perusahaan 6. Pengendalian strategik

Pendekatan dan Ruang Lingkup GCG


Pendekatan Moral menekankan pentingnya kejujuran, keadilan, taat pada peraturan, menjalankan pekerjaan sesuai nilai agama yang dianut, dan selalu bertindak untuk kepentingan bersama 2. Pendekatan Kesisteman (penerapan GCG bagi unsur dalam perusahaan; berdasarkan bidang/fungsi; bagi pimpinan) 3. Pendekatan budaya melalui penerapan pedoman perilaku etis yang berlaku bagi seluruh pelaku didalam perusahaan
1.

Hambatan penerapan GCG


Hambatan utama penegakan GCG adalah Korupsi, yang dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran. Faktor permintaan: 1. Regulasi dan otorisasi yang memungkinkan terjadinya korupsi 2. Karakteristik tertentu dari sistem perpajakan 3. Adanya provisi atas barang dan jasa di bawah harga pasar Faktor Penawaran: 1. Tradisi birokrasi yang cenderung korup 2. Rendahnya gaji dikalangan birokrasi 3. Kontrol atas institusi yang tidak memadai 4. Transparansi dari peraturan dan hukum

Akibat mengabaikan GCG


1.

2.
3.

4.
5. 6. 7. 8.

9.

Timbulnya ketidakpercayaan para pemegang saham Semakin merosotnya ketidak percayaan karyawan, terjadinya demotivasi kerja dan degradasi moral karyawan Meningkatnya ketidakpercayaan publik Semakin mundurnya kepercayaan kreditur dan mitra kerja Menumbuhkan keraguan pemerintah Dijatuhkannya berbagai sanksi administratif, peringatan, dan bahkan delisting perusahaan yang sudah go public Munculnya sanksi pidana Munculnya gugatan perdata Tidak ada investor yang akan menanamkan modal

Tindak lanjut Implementasi GCG


mereview, merevisi, menyempurnakan berbagai peraturan sesuai dengan prinsip GCG dan menyeberluaskan kepada semua anggota organisasi 2. Setiap peraturan dan kebijakan yang dibuat harus mencantumkan ancaman sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan setiap anggota
1.

Contoh perusahaan yang menerapkan GCG


Perusahaan Indonesia dinilai oleh mata international masih buruk dalam penerapan GCG, GCG Indonesia paling burk dibandingkan negara ASEAN

Bank CIMB Niaga pemenang GCG award 2009 2. PT. ANTAM Pemenang GCG award 2010
1.

Penilaian mandiri (Corporate Governance self assessment checklist)


Penilaian dan pemantauan GCG bisa dilakukan mandiri dengan

bantuan Kuestioner yang berfungsi sebagai alat penilaian mandiri yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan prinsip dan nilai-nilai GCG di lingkungan perusahaannya Kelebihan: Sederhana, suatu perusahaan dapat dengan mudah menilai sendiri bagaimana nilai pelaksanaan GCG Kekurangan: penilaian yang dilakukan tidak dilakukan secara independen, dan dapat menimbulkan pertanyaan apakah penilaian tersebut telah dilakukan secara objektif

Pengukuran dan Penilaian Pelaksanaan GCG


Untuk memaksimalkan pelaksanaan GCG, maka diperlukan sebuah lembaga yang berfungsi memoitor, menilai dan mengevaluasi pelaksanaan Good Corporate Governance, seperti: 1. Komite Audit yang dibentuk oleh dewan komisaris dan melaporkan pelaksanaaan tugasnya kepada dewan komisaris 2. Badan Pemantauan dan evaluasi penerapan GCG yang dibentuk oleh doreksi dengan surat keputusan tersendiri 3. Pengawasan atas kebenaran penilaian ke dalam bentuk laporan korporat 4. Analisis untuk evaluasi guna penyempurnaan proses, hasil, dan dampaknya

You might also like