You are on page 1of 12

PENGEMBANGAN KETRAMPILAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PEMANFAATAN BAHAN -BAHAN BEKAS PADA DIKLAT GURU MAPEL

FISIKA MA Oleh: Miftakhul Anwar

Abstrak

This Study is a descriptive research, which describes the media of teaching and lear ning physics which is created from unused things. They are like electrical board, electrical motor, hydrometer, gas pressure, ampere rmeter, lorentz force, rice cooker, U pipe, and many thing.

The aim of this essay is to know the use of unused thing as media in teaching and learning physics in the Madrasah Aliyah teacher training in Balai Diklat Surabaya . Beside that, this essay to see how the media are implemented during teaching and learning activities.

Key: Media, pembelajaran, bahan bekas

A.Pendahuluan fisika adalah bagian science yang mempelajari cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu p roses penemuan. Oleh karena itu pendidikan sains harus menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan Sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Standar Isi,2006). Menurut Nur (2004), belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya. Fisika adalah pelajaran eksprimen, yaitu pelajaran yang harus disertai percobaan 4

(Druxes dkk., 1995). Ini berarti p embelajaran fisika dikaitkan dengan pengalaman nyata

atau kontekstual dan lebih bermakna.

Pembelajaran fisika jangan melalalui hafalan

tentang teori-teori, konsep-konsep, dalil-dalil atau rumus-rumus saja, akan tetapi pengetahuan itu dibangun siswa melalui pengalaman yata.

Menurut Hutagalung (2001), kita bisa menikmati hasil perkembangan teknologi, tetapi kita tidak mengetahui bagaimana proses penemuan teknologi dan ilmu yang mendasari penemuan teknologi itu sendiri. Salah satu ilmu penting yang mengantar ditemukan

teknologi adalah ilmu fisika. Oleh karena itu pembelajaran fisika perlu mengaitkan dan pengaplikasikan konsep fisika pada tekonol ogi, sehingga siswa tahu apa manfaatnya mereka belajar fisika. Marthen (2007), mengatakan perlunya mengaplikasikan konsepkonsep fisika pada teknologi, ini akan membangkitkan antusias dan motivasi siswa untuk belajar fisika

Kurikulum Standar Isi atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), menekankan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan . Seorang guru dituntut

kreatif, inovatif dalam menciptakan suasana pembelajaran. Siswa jangan diajarkan menghafal teori-teori, konsep-konsep, fakta, rumus-rumus saja dengan metode ceramah sehingga membuat siswa tidak punya motivasi dalam mengikuti pembelajaran. Berikan pengalaman lansung dengan mengaitkan apa yang dipelajari dengan kontek yang nyata. Oleh karena itu untuk memberikan pengalaman lansung pada pembelajaran fsika dan menyenangkan maka guru harus menggunakan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan , sehingga tujuan pembelajaran fisika dapat dicapai oleh siswa.

Akan tetapi yang menjadi kendala di lapangan adalah sebagian besar Madrasah Aliyah di wilayah Jawa Timur tidak mempunyai sarana laboratorium dengan peralatannya atau media yang memadai (Survey Pesert a Diklat guru mapel fisika, 2011 dan data tidak dipublikasikan). Jika ada, peralatannya rusak, kurang memadai atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Hal ini disebabkan ketersediaan dana atau alatnya berasal dari bantuan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dilapangan. Jika membeli harganya mahal, dan tidak

terjangkau, terutama sekolah -sekolah yang berada di pedesaan atau pinggiran. Selain itu kebanyakan guru kurang atau tidak punya daya kreativitas dan inovatif, motivasi, dan pengalaman bagaimana membuat media yang dibuat dari bahan-bahan bekas yang tersedia 5

di lingkungan sekolah dan terjangkau . Dan juga bagaimana mengaitkan konsep fisika pada teknologi atau mengaplikasikasikan konsep fisika dalam kehidupan sehari -hari. Sehingga sekolah yang tidak mempunyai alat peraga, guru terpaksa mengajarkan Fisika
kapur murni yaitu mengajar Fisika hanya bermodalkan kapur dan ceramah saja, tidak kontektual dan membuat banyak siswa menjadi bosan, sehinnga tujuan pembelajaran tidak tercapai.

Munculnya masalah di atas perlu dipecahkan , dan untuk itulah penulis mencobah menguraikan melalui tulisan pengembangan media yaitu Pengembangan Ketrampilan Pembuatan Media Pembelajaran Fisika Melalui Pemanfaatan Bahan -Bahan Bekas Pada Diklat Guru Mapel Fisika Madrasah Aliyah

B. Definisi Media Menurut asal katanya, media berasal dari kata/bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang secara harfiah berati perantara tau pengantar. Sadiman (1989) mengatakan media itu tidak lain dan tidak bukan adalah software dan hardwere yang berfungsi sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Soeharto (2003) mengatakan media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Sedangkan Arsyad (2002) mengatakan bahwa media pendidikan alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas dalam rangkah komunikasih antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dari beberapa pengertian media diatas maka dapat disimpulkan bahwa media itu bisa berbentuk softwere maupun hardware dan sebagai alat bantu proses belajar mengajar baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang berfungsi sebagai menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajarpada diri siswa

C. Media Bahan Bekas Yang dimaksud dengan media bahan bekas adalah media atau alat bantu pembelajaran yang menggunakan atau dibuat dari bahan -bahan beka atau bahan yang idak digunakans.

Langkah-langkah dalam pembuatan m edia/alat peraga/praktik menurut Achmad Djazuli (1996), sebagai berikut : 1. Mempelajari GBPP(silabus) yang akan diajarkan (menyangkut indikator, tujuan,

pokok bahasan/sub pokok bahasan dan uraian) 2.Mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dan indikator suatu kompetensi dasar 3.Menentukan kedalaman dan keluasan materi pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan diajarkan(dengan bantuan buku -buku sumber atau sumber lainny a) 4.Menetapkan strategi pembelajaran yang efektif(dengan memperhatikan metode, urutan materi, dan urutan langkah kegiatan) 5.Menentukan jumlah dan jenis alat dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi : (1) kemampuan yang ingin dicapai, (2) metode yang digunak an, dan (3) materi yang diajarkan 6.Pembuatan alat peraga/praktik, yang dapat dilakukan dengan cara : (1) memanfaatkan barang bekas atau bahan lain yang ada dilingkungan sekolah yang mudah didapat, dan (2) dibuat sendiri olrh guru (bila perlu bersama siswa) 7.Persiapan mengajar, hal yang dapat dilakukan adalah : (1) mencoba alat yang dibuat, (2) menyiapkan jumlah dan jenis alat, dan (3) menetapkan cara pengorganisasian kelas 8. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

Secara garis besar yang harus dilakukan dalam prakt ik membuat alat peraga/praktik menurut Achmad Djazuli (1996), menentukan hal -hal dari alat peraga/praktik yang akan dibuat tersebut, yaitu sebagai berikut : 1.Fungsi(menentukan fungsi dari alat peraga yang dibuat ) 2.Alat dan Bahan(menentuakan alat dan bahan d ari alat peraga yang dibuat) 3.Pembuatan Alat(menentukan langkah -langkah pembuatan dari alat perga yang akan dibuat) 4.Penggunaan Alat dan proses pembelajaran : a.Silabus mata pelajaran tingkat sekolah dan tahun, yang meliputi : (1) kelas/ semester dan (2) pokok bahasan b. Penggunaan Alat(cara penggunaannya)

Langkah-langkah dalam pembuatan alat peraga/praktik adalah : 1. Mempelajari silabus yang akan diajarkan (menyangkut standar Isi, Kompetensi dasar, indikator, Pengalaman Belajar 9. Mengidentifikasi kemampuan -kemampuan yang hendak dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dan indikator suatu kompetensi dasar 10.Menentukan kedalaman dan keluasan materi pokok bahasan/sub pokok bahasan yang akan diajarkan(dengan bantuan buku -buku sumber atau sumber lainnya) 11.Menetapkan strategi pembelajaran yang efektif (dengan memperhatikan metode, urutan materi, dan urutan langkah kegiatan) 12.Menentukan jumlah dan jenis alat dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi : (a) kemampuan yang ingin dicapai, (b) metode yang digunakan, dan (c) materi yang diajarkan 13.Pembuatan alat peraga/praktik/media, yang dilakukan dengan cara: (a) memanfaatkan barang bekas atau bahan lain yang ada dilingkungan sekolah yang mudah didapat, dan (b) dibuat sendiri oleh gu ru (bila perlu bersama siswa) 14.Persiapan mengajar, hal yang dapat dilakukan adalah : (a) mencoba alat yang dibuat, (b) menyiapkan jumlah dan jenis alat, dan (c) menetapkan cara pengorganisasian kelas 15. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

. Fungsih Media Dalam Pembelajaran Fisika Hadirnya media sangat diperlukan mengingat bahwa kedudukan media ini bukan sekedar alat bantu mengajar, tetapi bagian integral dalam pembelajaran. Selain dapat mengantikan sebagian tugas guru sebagai penyaji materi (penyalur pesan ) media juga memiliki potensi yang unik yang dapat membantu siswa dalam belajar. Mengingat

pentingnya media dalam pembelajaran, maka guru harus menggunakan media dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran sangat diperlukan oleh guru maupun siswa ketika mereka melakukan aktifitas pembelajaran, karena tanpa media pembelajaran tidak menarik seperti diungkapkan oleh Thomas Gordon(1990), sering terjadi keluhan yang berbeda pada diri setiap siswa dalam mengungkapkan pembelajaran yang kurang menarik, monoton, membuat ngantuk, abstrak, dan lain sebagainya. Pembelajaran tersebut dapat dikatakan tidak efektif.

Menurut Kemp dalam Hamzah (2007) bahwa kehadiran media dalam pembelajaran memberikan kontribusi, antara lain: 1. penyajian materi ajar akan lebih menarik 2. penyajian materi lebih berstandar 3. kegiatan pembelajaran lebih interaktif 4. effisiensi waktu 5. kualitas belajar dapat ditingkatkan 6. pembelajaran dapat disajikan kapan, dimana saja tergantung keperluan 7. meningkatkan sifat positif siswa terhadap proses pembelajaran 8. memberikan nilai positif terhadap pengajar

Penggunaan Bahan-Bahan Bekas Sebagai Media Pembelajaran Fisika Dalam pengembangan pembuatan media yang memanfaatkan bahan -bahan bekas ini, dilakukan dengan beberapa langkah 1.Mendiskusikan silabus yang telah merek a persiapkan, SK-KD mana yang bisa dibuatkan media pembelajarannya 2.Pembagian tugas kelompok, setiap kelompok membuat media sesuai dengan tugasnya. Tugas setiap kelompok adalah membuat disain media, membawa bahan -bahan bekas dant-alat yang diperlukan, mer encanakan langkah-langkah pembuatan media, dan langkah-langkah penggunan media serta menjelaskan kesesuaiannya dengan SK KD/materi/konsep-konsep fisikanya 3.Membuat media sesuai dengan tugas kelompok masing -masing 4. Menerapkan media dalam pembelajaranya semen tara kelompok lain memberikan masukan, saran, kritikan untuk perbaikan alat selanjutnya

Adapun media pembelajaran fisika yang telah dibuat oleh peserta diklat dapat dilihat dalam table sebagai berikut: Media Yang Dibuat Dari Bahan -bahan Bekas
No 1 Standar KompetensiKompetensi dasar Memformulasikan besaranbesaran listrik rangkaian tertutup sederhana (satu loop) Materi Yang Sesuai dengan Media Listrik Dinamik Nama Media Papan listrik Bahan Bekas Yang Diperlukan Kardus Kertas aluminium foil Jarum pentul Magnit Alat Yang Diperlu kan Gunting Lem Fungsi Media Dalam Pembelajaran Untuk mempelajari pokok bahasan: (1) arus listrik mengalir dalam rangkaian tertutup

Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hokum termodinamika Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik serta penerapannya pada keping sejajar Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik serta penerapannya pada keping sejajar Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-hari

Induksi elektromagnit

Motor listrik

Kawat email Batu baterei Papan kayu Magnit lounspiker Kawat besi/baja

Tang

yang di dalamnya terdapat sumber listrik; (2) arus listrik mengalir antara dua titik pada penghantar jika ada beda potensial; (3) bumi memiliki sifat magnet; (4) di sekitar arus listrik terdapat medan magnet. Menjelaskan gaya lorentz Dan menjelaskan prinsip motor listrik

Tekanan dalam zat cair

Hidrometer

Hukum boyle

Satuan kuat arus

Corong Balon Selang plastik Gelang karet Kayu triplek Kawat Suntikan plastik Beban semen yang berbeda (1 kg, 2 kg, 3kg) Tali ravia - Kawat penghantar 2 meter Batu baterei 4 buah

Bor

Mengukur tekanan pada kedalam tertentu pada zat cair

Mengukur volume gas dalam ruang tertutup akibat adanya perbedaan tekanan tetutup Untuk menjelaskan pengertian 1 ampere

Gaya lorentz

Hukum Kekekalan Energi

- Kerta grenjeng rokok/aluminium foil - Magnit U/magnid bekas lounspiker Baterei Papan kayu / triplek 12 Cm x 22 Cm Pelat baja 15 Cm Roda Kertas karton tebal Kertas HVS Roda Kertas karton yang erwarna

Menjelaskan gaya lorentz

Menerapkan hukum kekekalan energi mekanik untuk menganalisis gerak dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat

Hukum Kekekalan Energi

Kalor

10

gelap Kertas hitam Kertas Aluminium Foil Cermin Plastik Lem / Selotip Gunting Penggaris Magic Cooker Benang Kayu 10 Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar Menformulasikan hubungan antara konsep torsi, momentum sudut, dan momen inersia, berdasarkan hukum II Newton serta penerapannya dalam masalah benda tegar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran Kesetimbangan Kesetimbanga n Benda Kertas karton Benang Paku penggaris Menentukan pusat kesetimbangan

11

kesetimbangan

Sendok garbu 1 buah Sendok makan 2 buah Paku besar 20 buah

Membuat kesetimbangan benda

12

Bejana berhubungan

Pipa U

Selang plastik Triplek Pengharis kawat

Bor

Menghitung masa jenis zat cair

13

Resonansi

Tabung resonansi

Lampu tabung logam paralon Karet Kayu papan Penggaris 100 cm/50 cm Tabung paralon Botol aqua 1,5 lt Selang plastik transparan Meteran Lem karet Bola karet (bola bekel) Bola pimpong Kelereng Pengaris 2 meter Botol aqua Botol air aki

14

Menganalisis hubungan antara gaya dengan gerak getaran

Resonansi

Tabung resonansi

Bor Paku Baut dan moor Obeng Tang Bor

Menentukan frekuensi getaran l

Menentukan panjang gelombang resonansi udara

15

Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan Menerapkan konsep dan prinsip gelombang bunyi dan cahaya dalam teknologi Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan

Tumbukan

Menentukan koefisien tumbukan

16

Grafitasi bumi

Paku

Menentukan pecepatan grafitasi bumi Menentukan massa jenis benda padat

17

Masa jenis

Balok kayu

11

fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari 18 Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida statik dan dinamik serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif Menganalisis alat-alat optik secara kualitatif dan kuantitatif Koefisien gesekan Papan kayu Kaca Balok kayu Busur Botol aqua Tabung paralon Meteran Bor

berdasarkan hukum Archimides

Menentukan koefisien gesekan benda

19

Hukum bernoulli

Menghitung kecepatan aliran air

20 21

Pembiasan pada kaca planparalel Pembiasan Dispersi cahaya

Water Planpararel Water Prisma

Kaca Lem kaca Kaca Lem kaca

22

23

Menerapkan Hukum Newton sebagai prinsip dasar dinamika untuk gerak lurus, gerak vertikal, dan gerak melingkar beraturan Memformulasikan gaya listrik, kuat medan listrik, fluks, potensial listrik, energi potensial listrik serta penerapannya pada keping sejajar

Gaya sentripetal

Paralon 15 cm Beban Benang

Menen tukan panjang pergeseran Menentukan deviasi minimum Menentukan indek bias zat cair bening Menentukan dispersi cahaya Menetukan gaya sentripetal

Muatan listrik

Elektroskop

Logam Aluminium foil Karet

Gunting

Menentukan benda bermuatan positif atau negatif

B. Penerapan Media Bahan Bekas dalam pembelajaran fisik Penerap an penggunaan media pembelajaran fisika yang dibuat dari bahan bekas oleh peserta diklat ini sebagai berikut: 1. Peserta dibagi menjadi enam kelompok tampilan 2. Setiap kelompok hanya menampilkan 1 media terbaiknya 3. Setiap kelompok diwakili satu orang sebagai guru model melak ukan pembelajaran fisika MA dengan media yang telah dibuat. 4. Peserta kelompok lain bertindak sebagai siswa model. 5. Ketika guru model melakukan pembelajaran tersebut, siswa model disamping sebagai siswa juga bertindak sebagai penilai dengan menggunakan instrumen 1. Instrumen 1 ini mengambarkan tingkat kemanfaatan media dari bahan bekas terhdap pembelajaran fisika dengan indikator-indikator seperti dalam tabel 3.2

12

No 1 2 3 4 5

Indikator Apakah medianya sesuai dengan SK -KD? Apakah medianya sesuai dengan materi ajar? Apakah medianya sesuai dengan kecukupan waktu? Apakah penggunaan medianya sudah benar? Apakah visulisasi medianya baik?

Skor 1 2 3 4

Nilai kemanfaata media =

Jumlahskor perolehan x 100 % jumlahskor max imum

Kriteria kemanfaatan media: : 80 - 100Baik Sekali : 66 - 79Baik : 51 - 65Cukup : 25 50Kurang baik

Nilai kemanfaata media =

Jumlahskor perolehan x 100 % jumlahskor max imum

Kriteria kemanfaatan media: : 80 - 100Baik Sekali : 66 - 79Baik : 51 - 65Cukup : 25 50Kurang baik

Contoh: Presentase yang telah dilakukan oleh 5 kelompok dan hasil penilaiannya oleh kelompok yang lain seperti pada tabel dibawah: Tabel 3.2 No 1 Nama Kelompok Einstein Penilaian kelompok lain Nama Media Papan listrik
I II 100 III 100 IV 100 V 80 VI 80

Nilai Tota l
460

Nilai Ratarata
92

13

2 3 4 5 6

Newton Archimides Pascal Hertz JJ. Thomson

Motor listrik Water planparalel Pipa U Tabung resonansi Elektroskop

90 80 80 88 60 80 80 88 50

90

80 75

88 80 80

80 80 80 65

428 395 405 391 260 467,8

85,6 79 81 78,2 52

85 75 60 75 50

40

Rata-rata Total

77,97

Dari data diatas dapat diuraikan sebagai berkut 1. Nilai penampilan media yang yang terbaik adalah penampilan kelompok Einstein dengan nilai rata-rata 92 (sangat baik). Ini berarti media tersebut telah memenuhi enam indikator kemanfatan media dengan sangat baik. 2. Nilai penampilan tejelek adalah penampilan kelompok JJ. Thomson dengan nilai 52 (cukup). Ini terjadi karena berdasarkan isian instrumen 1 : bahwa media yang ditampilkan: a. Kurang sesuai dengan materi b. Kurang benar penggunan Media c. Kurang visualisasi 3. Nilai rata-rata total penampilan kelompok adalah 73. Ini berarti penampilan pembelajaran dengan media yang terbuat dari barang bekas adalah baik. Berarti pula media telah memenuhi standar kemanfaatan.

E. Penutup: Diklat Mapel Guru Fisika M adrasah Aliyah telah menghasilkan media pembelajaran seperti: papan listrik, motor listrik, hidrometer, tekanan gas, ampere, gaya lorentz, cartraik, air car, ricecoocer,kesetimbangan benda, pipa u, tabung resonansi, grafimeter , rhometer, water planpararel, water prisma, elektroskop. Media dari bahan-bahan bekas ini mempunyai nilai kemanfaatan yang tinggi , sehingga meskipun dengan biaya yang tidak terlalu besar namun diharapkan dapat mengatasi keterbatasan media pembelajaran fisika khususnya pada Madrasah Aliyah

14

Daftar Pustaka: Depadiknas, 2006, Kurikulum KTSP Sekolah Menengah Atas . Arsyad, 2002, Media Pembelajaran , Jakarta, PT Raja Grafindo persada Achnad Djazuli (1996), Pedoman Pembuatan , Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Peraga/Praktik Sederhana Mata Pelajaran Matematika untuk SD . Jakarta: Depdiknas B. Uno, Hamzah (2007), Profesi kependidikan problem, solusi, dan reformasi pendidikan di indonesia, Jakarta, Bumi Aksar. Blanchard, Allan. 2001. contextual Teaching and Learnin g. @ B.E.S.T.
Druxes, H. 1995. Kompendium Didaktik Fisika . Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

Marsono, Dkk, 1997, Petunjuk Teknis Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam , Jakarta: Departemen Agama RI Kanginan, Martin, 2005, Fisika SMA Kelas 2 , Erlangga, Jakarta Kertiasa, Dkk, 1985, Ilmu Alam: Petunjuk Pratikum Untuk SMP , Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Harsono, dkk, 2003, teknologi pembelajaran, pendekatan system konsepsi dan model, SAP, evaluasi, sumber belajar dan Media , Surabaya, Surabaya intelectual Club Nur, Muhamad.2000. Media Pengajaran dan Teknologi untuk Pembelajaran . Surabaya: Pusat Studi Matematika dan IPA Sekolah.

University of Washington College of Education. 2001. Training for Indonesian Education Team In Contextual Teaching and Le arning. Seatle, Washington, USA. .

15

You might also like