You are on page 1of 6

KAPANG (MOULD)

Kapang adalah mikroorganisme yang termaksud dalam anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Kapang (Inggris: mold) merupakan anggota regnum Fungi ("Kerajaan" Jamur) yang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang sudah basi atau terlalu lama tidak diolah. Sebagian besar kapang merupakan anggota dari kelas Ascomycetes. Kapang bereproduksi dengan menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 m) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan.

A. Morfologi kapang Fungi multiseluler mempunyai miselium atau filament, dan pertumbuhannya dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan fungi mula-mula berwarna putih, tetapi bila telah momproduksi spsra maka akan terbentuk brbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sofat-sifat kapang baik penampakan mikroskopik ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi kapang. Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septet yang membagi hifa dalam mangan-mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih,.dinding penyekat pada kapang disebut dengan septum yqang tidak bertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat bebas bergerak dari satu ruang keruang lainnya. Kapang tidak berseptat intinya tersebar disepanjang septa.

B. Sifat fisiologi kapang Kapang dapat hidup dalam keadaan sekitar yang tidak menguntungkan bila dibandingkan dengan microbe lainnya. Adapun sifat-sofat fisiologi kapang antara lain :

C. Kebutuhan air Kebanyakan kapang membutuhkan air (aw) minimal untuk pertumbuhannya dibandingkan dengan khamir dan bakteri. Suhu pertumbuhan dan pH. Semua kapang bersifat aerobic, artinya membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat tumbuh baik pada pH yang luas, yaitu 2,0-8.5, tetapi biasanya pertumbuhannya akan baik bila pada kondisi asam atau pH rendah.

D. Nutrisi Kapang dapat menggunakan berbagai komponen makanan, dari yang sederhana sampai yang kompleks, kapang mampu memproduksi enzim hidrolitik. Maka dari itu kapang mampu tumbuh pada bahan yang mengandung pati, pectin, protein atau lipid.

E. Beberapa Jenis Kapang 1. Rhizopus Rhizopus sering diebut kapangoti karena sering tumbuh dan menyebabkan kerusakan pada roti. Selain itu kapang ini jugatumbuh pada sayuran, dan buahbuahan. Spesies rhizopus yang umum ditemukan pada roti yaitu rhizopus stoloniferdan Rhizopus nigricans. Selain merusak makanan sebagian Rhizopus diguaka untuk beberapa makanan fermentasi tradisional seperti, Rhizopus oligosporus dan Rhzopus orizaeyang digunakan dalam pembuatan berbagai macam tempedan oncom hitam. Ciri-ciri Rhizopus adalah: a. Hifa nonseptat b. Mempunyai stolon dan rhizoid yang wananya gelap jik sudah tua, c. Sporangiopora tumbuh pada noda dimana terbentuk juga rhizoid. d. Sporangia biasanya besar dan berwarna hitam. e. Kolumela agak bulat dan apofisisberbentuk seerti cangkir. f. Tidak mempunyai sporangiola. g. Pertumbuhannya cepat, membentuk miselium seperti kapas. h. Pertumbuhannya seksual dengan membentuk Zigospora.

i. Kapang bersifat heterotalik, dimana repoduksi seksual membutuhkan dua talus yang berbeda. 2. Aspergillus Kapang ini mampu tumbuh baik pada substrat dengan konsentrasi gula dan garam tinggi. Aspergillus orizae digunakan dalam fermentasi makanan tahap pertama dalam pembuatan kecap dan tauco. Konidia kelompok ini berwarna kuning sampai hiju, atau mungkin membentuk sklerotia. Ciri-cirinya adalah : a. Hifa septatdan miselium bercaban, sedangkan hifa yang muncul diatas permukaan umumnya hifa fertile b. Koloni berkelompok c. Konidiofora septet atau nonseptat. d. Konidiopora membengkak membentuk vesikel pada ujungnya. e. Sterigmata atau fialida biasanya sederhana, berwarna atau tidak berwarna. f. Beberapa spesies tumbuh baik pada suhu 37 derajat celcius atau lebih. g. Konidia membentuk rantai yang berwarna hijau, coklat atau hitam. 3. Penicillum Penicillium menyebabkan kerusakan pada bahan sayuran,buah-buahan, dan serelia. Selain itu digunkan untuk industri,misalkan memproduksi antibiotic penisilin yang diproduksi oleh Penicillium notatum dan Penicillium chysogenum. Kegunaan lain untuk pematangan keju, misalnya keju camembert oleh Penicillium camemberti yang konidianya berwarna abu-abu dll. Ciri-cirinya adalah : a. Hifa septet, miselium bercabang biasanya berwarna. b. Konidiopore septet dan muncul bercabang atu tidak bercabang. c. Kepala yang membawa spora berbentuk seperti sapu, dengan sterigma atau fialidamuncul dalam kelompok. d. Konodia membentuk rantai karena muncul satu persatu dari sterigmata. e. Konidia waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kebirybiruan atau kecokltan.

F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme 1. Oksigen Mikroorganisme dapat diklasifikasikan dari kebutuhan oksigennya.

Mikroba aerob membutuhkan oksigen, sedangkan anaerob tidak membutuhkan oksigen untuk proses pertumbuhannya. Khamir (yeast) tumbuh dengan baik apabila terdapat cukup oksigen, tapi beberapa spesies dapat tumbuh pada kondisi tanpa oksigen. Kapang dapat tumbuh hanya jika terdapat oksigen, sedangkan bakteri ada yang aerob dan sebagian juga anaerob. 2. Kadar air Ahli mikrobiologi menjelaskan efek dari kadar air lingkungan pada mikroba sebagai water activity (a.w.). Water activity adalah rasio dari tekanan uap air pada larutan dengan tekanan uap pada air murni pada temperatur dan tekanan yang sama. Larutan yang homogen mempunyai rasio mendekati 1. Kebanyakan spesies bakteri, yeast dan kapang membutuhkan nilai a.w. 0.9 1 untuk dapat hidup. Tetapi ada juga yang dapat hidup pada kondisi a.w 0.6 0.7. 3. Temperatur Beberapa mikroba dapat hidup pada temperatur tinggi, demikian sebaliknya. Psychrophillic dapat hidup pada temperatur 20 30 0C. Spesies mesophillic dapat hidup antara 30 40 0C. sedangkan thermophillic dapat hidup pada temperature 45 65 0C. bakteri dapat hidup pada range temperature antara 0 90 0C. Yeast dan kapang dapat dimatikan pada temperature 60 0C selama 15 menit. 4. pH Keasaman dari larutan gula menentukan mikroba yang dapat tumbuh pada larutan gula. Yeast dan kapang dapat tumbuh pada pH 2 - 8, sedangkan bakteri sensitif terhadap kondisi pH. Beberapa bakteri dapat tumbuh pada pH 4 8, sedangkan beberapa hanya dapat tumbuh pada pH 6.5 7.5.

G. Perbedaan Khamir dan Kapang 1. Khamir Ukurannya berkisar antara 1-5m lebarnya dan panjangnya 5-30m. Biasanya berbentuk telur, tetapi ada yang memanjang dan berbentuk bola. Khamir tidak dilengkapi flagelus atau organ penggerak lainnya.

Khamir bersifat fakultatif dapat hidup dalam keadaan aerob maupun anaerob. Fase khamir timbul bilaman organisme itu hidup sebagai parasit atau patogen dalam jaringan. 2. Kapang Tubuh atau thalus pada kapang terdiri dari dua bagian miselium dan spora. Kapang adalah mikroorganisme aerobik sejati. Bentuk kapang bila organisme merupakan saprofit dalam darah atau dalam medium laboratorium.

H. Persamaan Bakteri Kapang dan Khamir Sama-sama mampu menghasilkan suatu enzim tertentu, yang mampu merubah substrat : 1. Tenjadi produk tertentu. 2. Ukurannya dalam micron (sangat kecil) 3. Mempunyai dinding sel

DAFTAR PUSTAKA

De Cenzo and Robins. 1999. Human Resource Management. New York : John Wiley & Sons, Inc. Garry Dessler. 1989. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jilid 2, Jakarta : PT. Prehelinso Hadi Peorwono. 1984. Tata Personalia. Jakarta : Djambatan Hani Handoko. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya manusia. Yogyakarta : BPFE Heidjrachman R & Suad Husnan. 2002. Manajamen Personalia, Yogyakarta :BPFE Jeffrey, dkk. 2002. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: Amara Books John Soeprihanto. 1987. Manajemen Personalia. Yogyakarta : BPFE Manullang. 1987. Management Personalia. Jakarta : Aksara Bar Nitisemito, Alex S,. 1996. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia

You might also like