You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai penjual jasa kesehatan memerlukan data tentang jumlah karyawan, jumlah dokter, jumlah peralatan yang dimiliki, jumlah modal, jumlah penerimaan dan pengeluaran serta jumlah labanya. Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis yang sangat tajam bukan saja terjadi di pasar internasional/global, tetapi juga di pasar domestic/ nasional. Rumah sakit juga harus bersaing dengan rumah sakit dari negara lain yang beroperasi di Indonesia. Agar suatu organisasi dapat berkembang dan paling tidak bertahan hidup (survive), harus mampu menghasilkan produk (barang atau jasa) yang mutunya lebih baik (better quality), harganya lebih murah (cheaper price), promosinya lebih efektif (more effective), penyerahan produknya lebih cepat (faster delivery) dan dengan pelayanan yang lebih baik (better services) apabila dibandingkan dengan para pesaingnya. Rumah sakit memerlukan berbagai jenis statistic baik data internal (dari rumah sakit) dan eksternal (dari pihak pesing), untuk melakukan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, threat) (Supranto, 2007). Analisis SWOT membantu manajer meringkas fakta-fakta yang relevan dan penting dari analisis eksternal dan internal yang mereka lakukan. Mereka kemudian dapat mengenali isu-isu strategis yang utama dan sekunder yang dihadapi oleh organisasi mereka. Strategi yang kemudian dirumuskan oleh manajer itu akan didasarkan pada analisis SWOT untuk memanfaatkan kesempatan yang tersedia dengan cara mengeksploitasi kekuatan organisasi, menetralkan kelemahannya, dan menghadapi ancaman-ancaman potensialnya. Semua ini dilakukan dalam rangka memberikan kepuasan kepada pelanggan (Bateman dan Snell, 2008).

1.2 Rumusan Masalah Bagaimanakah analisa SWOT Rumah Sakit Umum Dr. Syaiful Anwar Malang?

1.3 Tujuan Mengetahui analisa SWOT Rumah Sakit Umum Dr. Syaiful Anwar Malang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi Rumah Sakit Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat dan tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya kesehatan dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan (Siregar, 2004).

2.2

Tugas Rumah Sakit Pada umumnya tugas rumah sakit adalah menyediakan keperluan untuk

pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No: 983/Menkes/SK/XI/1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemeliharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan rujukan (Siregar, 2004). 2.3 Fungsi Rumah Sakit Rumah sakit mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan non medik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, pelayanan rujukan upaya kesehatan, administrasi umum dan keuangan. Maksud

dasar keberadaan rumah sakit adalah mengobati dan perawatan penderita sakit dan terluka. Sehubungan dengan fungsi dasar ini, rumah sakit memberikan pendidikan bagi mahasiswa dan penelitian yang juga merupakan fungsi yang penting. Fungsi keempat yaitu pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan juga telah menjadi fungsi rumah sakit. Jadi empat fungsi dasar rumah sakit adalah pelayanan penderita, pendidikan, penelitian dan kesehatan masyarakat. Pelayanan Penderita Pelayanan penderita yang langsung di rumah sakit terdiri atas pelayanan medis, pelayanan farmasi, dan pelayanan keperawatan. Pelayanan penderita melibatkan pemeriksaan dan diagnosa, pengobatan penyakit atau luka, pencegahan, rehabilitasi, perawatan dan pemulihan kesehatan. Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan sebagai suatu fungsi rumah sakit terdiri atas 2 bentuk utama: a. Pendidikan dan/atau pelatihan profesi kesehatan, yang mencakup dokter, apoteker, perawat, personel rekam medic, ahli gizi, teknisi sinar-X, laboran dan administrator rumah sakit. b. Pendidikan dan/atau pelatihan penderita Merupakan fungsi rumah sakit yang sangat penting dalam suatu lingkup yang jarang disadari oleh masyarakat. Hal ini mencakup: 1) Pendidikan khusus dalam bidang rehabilitasi, psikiatri sosial dan fisik. 2) Pendidikan khusus dalam perawatan kesehatan, misalnya: mendidik penderita diabetes, atau penderita kelainan jantung untuk merawat penyakitnya. 3) Pendidikan tentang obat untuk meningkatkan kepatuhan, mencegah penyalahgunaan obat dan salah penggunaan obat, dan untuk

meningkatkan hasil terapi yang optimal dengan penggunaan obat yang sesuai dan tepat. Penelitian Rumah sakit melakukan penelitian sebagai suatu fungsi dengan maksud utama, yaitu:

a.

Memajukan pengetahuan medic tentang penyakit dan peningkatan/ perbaikan pelayanan rumah sakit.

b.

Ditujukan pada tujuan dasar dari pelayanan kesehatan yang lebih baik bagi penderita. Misalnya: pengembangan dan penyempurnaan prosedur

pembedahan yang baru. Kesehatan Masyarakat Tujuan utama dari fungsi rumah sakit sebagai sarana kesehatan masyarakat adalah membantu komunitas dalam mengurangi timbulnya kesakitan dan meningkatkan kesehatan umum penduduk. Apoteker rumah sakit mempunyai peluang memberi kontribusi pada fungsi ini dengan mengadakan brosur informasi kesehatan, pelayanan pada penderita rawat jalan dengan memberi konseling tentang penggunaan obat yang aman dan tindakan pencegahan keracunan. Pelayanan Rujukan Upaya Kesehatan Yaitu suatu upaya penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang

melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbale balik atas kasus atau masalah yang timbul kepada pihak yang mempunyai fasilitas lebih lengkap dan mempunyai kemampuan lebih tinggi (Siregar, 2004).

2.4

Klasifikasi Rumah Sakit Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria sebagai

berikut: a. Berdasarkan Kepemilikan Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas Rumah Sakit pemerintah; terdiri dari: Rumah Sakit yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan, Rumah Sakit pemerintah daerah, Rumah Sakit militer, Rumah Sakit BUMN, dan Rumah Sakit swasta yang dikelola oleh masyarakat. b. Berdasarkan Jenis Pelayanan Klasifikasi berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri atas: Rumah Sakit Umum, memberi pelayanan kepada pasien dengan beragam

jenis penyakit dan Rumah Sakit Khusus, memberi pelayanan pengobatan khusus untuk pasien dengan kondisi medik tertentu baik bedah maupun non bedah. Contoh: rumah sakit kanker, rumah sakit bersalin. c. Berdasarkan Lama Tinggal Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas rumah sakit perawatan jangka pendek yang merawat penderita kurang dari 30 hari dan rumah sakit perawatan jangka panjang yang merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih. d. Berdasarkan Kapasitas Tempat Tidur Rumah sakit pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan kapasitas tempat tidurnya sesuai pola berikut ; di bawah 50 tempat tidur, 50-99 tempat tidur, 100-199 tempat tidur, 200-299 tempat tidur, 300-399 tempat tidur, 400499 tempat tidur, 500 tempat tidur atau lebih. e. Berdasarkan Afiliasi Pendidikan Rumah sakit berdasarkan afilasi pendidikan terdiri atas 2 jenis, yaitu: Rumah Sakit pendidikan, yaitu rumah sakit yang menyelenggarakan program latihan untuk berbagai profesi dan Rumah Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak memiliki hubungan kerjasama dengan universitas. f. Berdasarkan Status Akreditasi Berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang telah diakreditasi dan rumah sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit telah diakreditasi adalah rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu. g. Rumah Sakit Umum Pemerintah Rumah sakit Umum Pemerintah pusat dan daerah diklasifikasikan menjadi Rumah sakit kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan pada unsur pelayanan, ketenagaan, fisik dan peralatan. 1. Rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik luas.

2. Rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas spesialistik dan subspesialistik terbatas. 3. Rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar. 4. Rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar. 2.5 Analisa SWOT Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka. Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah.

2.5.1 TUJUAN ANALISIS Untuk memberikan gambaran hasil analisis keunggulan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan secara menyeluruh yang digunakan sebagai dasar atau landasan penyusunan objective dan strategi perusahaan dalam corporate planning.

2.5.2 Analisa SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu: 1. Strenghts (Kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

2. Weakness (Kelemahan) Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

3. Opportunities (Peluang) Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan peluang dari luar organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi lingkungan sekitar.

4. Threats (Ancaman) Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapat mengganggu organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Data Rumah Sakit Umum Dr. Syaiful Anwar Berdirinya Sebelum Perang Dunia ke II, RSUD Dr. Saiful Anwar (pada waktu itu bernama Rumah Sakit Celaket), merupakan rumah sakit militer KNIL, yang pada pendudukan Jepang diambil alih oleh Jepang dan tetap digunakan sebagai rumah sakit militer. Pada saat perang kemerdekaan RI, Rumah Sakit Celaket dipakai sebagai rumah sakit tentara, sementara untuk umum, digunakan Rumah Sakit Sukun yang ada dibawah Kotapraja Malang pada saat itu. Tahun 1947 (saat clash II), karena keadaan bangunan yang lebih baik dan lebih muda, serta untuk kepentingan strategi militer, Rumah Sakit Sukun diambil alih oleh tentara pendudukan dan dijadikan rumah sakit militer, sedangkan Rumah Sakit Celaket dijadikan rumah sakit umum. Pada tanggal 14 September 1963, Yayasan Perguruan Tinggi Jawa Timur/ IDI membuka Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dan memakai Rumah Sakit Celaket sebagai tempat praktek (Program Kerjasama STKM-RS Celaket tanggal 23 Agustus 1969). Tanggal 2 Januari 1974,dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.001/0/1974, Sekolah Tinggi Kedokteran Malang dijadikan Fakultas Kedokteran Universitas Brawiyaja Malang, dengan Rumah Sakit Celaket sebagai tempat praktek. Pada tanggal 12 Nopember 1979, oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur, Rumah Sakit Celaket diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 51/Menkes/SK/II/1979 tanggal 22 Pebruari 1979, menetapkan RSU Dr.Saiful Anwar sebagai rumah sakit rujukan. Pada bulan April 2007 dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.673/MENKES/SK/VI/2007 RSU Dr. Saiful Anwar ditetapkan sebagai rumah sakit kelas A.

Pada tanggal 30 Desember 2008 ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum dengan Keputusan Gubernur Provinsi Jawa Timur No.

188/439/KPTS/013/2008.

Luas Lahan Luas lahan yang dimiliki RSUD Dr. Saiful Anwar : 84.106,60 m2, dengan pembagian pemanfaatan sebagai berikut : Luas bangunan lantai I-V : 89.384,87 m2 Luas jalan aspal/tempat parkir : 17.436,03 m2 Luas saluaran air/got/pagar : 1.813,11 m2 Luas taman : 6.214,39 m2 Luas seluruh bangunan yang ada : 89.384,87 m2

Visi Menuju Rumah Sakit berstandar Global tahun 2010.

Misi 1. Mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat melalui pelayanan kesehatan berstandar internasional. 2. 3. 4. Meningkatkan daya saing rumah sakit melalui pelayanan unggulan. Meningkatkan profesionalisme SDM sesuai kompetensi bidang tugas. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan penelitian kesehatan. 5. Mewujudkan pengelolaan rumah sakit yang mandiri.

Motto Kepuasan dan keselamatan pasien adalah tujuan kami

Kepemilikan RSUD Dr. Saiful Anwar adalah Rumah Sakit Umum Kelas A milik Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur.
10

Kedudukan Berdasar perda nomor 23 tahun 2002 tentang organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Provinsi Jawa Timur, RSUD Dr.Saiful Anwar ditetapkan sebagai unsur penunjang Pemerintah Provinsi setingkat dengan Badan, yang menyelenggarakan sebagian urusan dibidang pelayanan kesehatan. Dipimpin oleh seorang kepala yang disebut Direktur, berada dibawah dan

bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Berdasar Perda Jawa Timur No.11 tahun 2008 tanggal 21 Agustus 2008 tentang Organisasi dan tata kerja rumah sakit Provinsi Jawa Timur status kelembagaan RSUD dr.Saiful Anwar ditetapkan sebagai lembaga teknis daerah setingkat badan denagan struktur organisasi structural teridiri dari Direktur , 4 Wakil Direktur, 7 Bidang dengan 14 seksi dan 3 Bagian dengan 9 Sub Bagian. Sedangkan organisasi non structural terdiri dari 24 organisasi Staf Medis Fungsional dan 21 Instalasi. Disamping itu terdapat beberapa Komite yang membantu tugas-tugas Direktur.

RS kelas A RSUD Dr. Saiful Anwar adalah Rumah Sakit kelas A berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 673/Menkes/SK/VI/2007 pada bulan April 2007. Saat ini selain sebagai wahana pendidikan kepaniteraan klinik madya Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya juga program pendidikan dokter spesialis (PPDS I) Bedah, IPD, OBG, IKA, Paru, Jantung, Mata,THT, Patologi Klinik, Emergency Medicine, Kulit Kelamin, Neurologi, Radiologi. Selain itu berbagai institusi pendidikan baik pemerintah maupun swasta bekerja sama dengan RSUD Dr.Saiful Anwar antara lain : Akademi Keperawatan, D3/D4 Gizi, Akademi Kebidanan, Pendidikan Profesi Farmasi dan berbagai Institusi pendidikan lainnya. Tanggal 20 Januari 2011 RSUD dr. Saiful Anwar telah ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama Akreditasi A dari Kementrian Kesehatan RI dengan Nomor Sertifikat 123/MENKES/SK/I/2011.

11

Terakreditasi Sejak Maret tahun 2000, RSUD Dr. Saiful Anwar Malang terakreditasi penuh untuk 12 jenis pelayanan. Pada tahun 2005 terakreditasi penuh tingkat lengkap untuk 16 jenis pelayanan berlaku 1 Pebruari tahun 2005 s/d 1 Pebruari tahun 2008 dan diperbarui dengan setifikat ISO 9001 : 2000 yang berlaku 18 Juni 2008 s/d 18 Juni 2009 dan telah diperbarui dengan sertifikat ISO 9001 : 2008.

3.2 Pembahasan SWOT Faktor Internal (IFAS) ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL Kekuatan (Strength) RSSA mempunyai keunggulan pelayanan rawat darurat, intensive cardiac care unit (ICCU), pelayanan rawat jalan, kamar operasi, pelayanan administrasi dan informasi, radiologi, laboratorium klinik, kedokteran kehakiman, armasi, pelayanan gizi, dan pelayanan rehabilitasi medik. RSSA mempunyai keunggulan sarana dan prasarana tempat tidur, peralatan kedokteran yang lengkap dan canggih, dan peralatan penunjang lainnya. SDM Medis yang cukup besar Penerapan sistem pendidikan keperawatan berkelanjutan Program penerapan Bobot Rating Skor Rasional

0.15

0.6

0.15

0.6

0.20 0.10

4 3

0.8 0.3

0.05

0.05

12

MPKP di 3 ruangan paviliyun RS. RSSA merupakan rumah sakit terbesar di kota Malang Kelemahan (Weakness) Belum adanya job description yang jelas antara perawat D3 dan S1 Belum ada tim monev MPKP Overload pasien, pelayanan kurang maksimal Keamanan masih belum maksimal. Total

0.05

0.05

0.1

0.2

0.05 0.1

3 2

0.15 0.2

0.05 1.00

0.1 3.05

Faktor Eksternal (EFAS) ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL Peluang (Opportunity) RSSA merupakan rumah sakit umum kelas A milik pemerintah daerah provinsi Jawa Timur Kerjasama dengan institusi pendidikan tinggi keperawatan Lokasi yang cukup strategis, akses mudah RSSA merupakan Rumah Sakit Pendidikan Utama Akreditasi A Sertifikasi ISO 9001:2008 Kepercayaan pasien untuk berobat di RSSA meningkat Ancaman (Threat) Banyaknya RS Swasta di Malang Pasar bebas globalisasi Banyaknya Bobot Rating Skor Rasional

0.2

0.8

0.1

0.3

0.2 0.1

4 2

0.8 0.2

0.05 0.05

2 3

0.1 0.15

0.1 0.05 0.1

1 3 1

0.1 0.15 0.1


13

klinik/poliklinik swasta. Banyaknya jumlah tenaga kesehatan di RSSA yang melakukan praktik swasta Total

0.05

0.1

1.00

2.80

Kuat

Rata-rata

Lemah

1. GROWTH

2. GROWTH

3. RETRENCHMNENT (Penciutan)

Tinggi 3 5. RETRENCHMNENT 3. STABILITY 4. GROWTH (Penciutan)

Menengah 2 6. GROWTH STABILISASI 7. GROWTH 8. LIKUIDASI

Rendah 1

14

BAB IV PENUTUP

3.3 Kesimpulan Dari hasil analisa SWOT tersebut, maka strategi yang diterapkan di RSU Dr. Syaiful Anwar sudah tepat dan tidak perlu mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. 3.4 Saran RSU Dr. Syaiful Anwar sebaiknya lebih focus pada pengembangan bangunan untuk ruang perawatan dikarenakan bertambahnya peminat serta besarnya kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di rumah sakit tersebut.

15

You might also like