You are on page 1of 7

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Perkembangan Hewan dengan judul Siklus Reproduksi yang disusun oleh: Nama : Sukmawati NIM : 1214040015 Kelas : A/Pend. Biologi Kelompok : IV (Empat) Telah diperiksa dan dikonsultasikan pada asisten dan coordinator asisten, maka laporan ini dapat diterima.

Koordinator Asisten

Makassar, Desember 2013 Asisten Pembimbing

Akhmad Faqih Dzulkarnain NIM: 101404003

Akhmad Faqih Dzulkarnain NIM: 101404003

Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab

Drs. Adnan, M. S. NIP: 19621231 198702 1 005

A. Dasar Teori
Siklus estrus adalah proses berulang yang menggambarkan perubahan kadar hormone reproduksi yang disebabkan oleh aktivitas ovarium di bawah pengaruh hormone pituitary. Perubahan kadar hormon reproduksi selanjutnya menyebabkan perubahan struktur pada jaringan penyusun saluran reproduksi. Siklus estrus ditandai dengan adanya birahi pada hewan betina, sehingga akan bersifat reseptif terhadap hewan jantan pada saat estrus. Hal tersebut dikarenakan,di dalam ovarium terjadi pematangan sel telur dan uterus berada pada fase yang tepat untuk implamantasi. Panjang siklus estrus pada tikus adalah 4-5 hari (Marcondes, 2002). Siklus estrus dibedakan dalam 2 fase, yaitu fase folikular dan fase luteal. Fase folikular adalah pembentukan folikel sampai masak, sedangkan fase luteal adalah fase setelah ovulasi, kemudian terbentuknya korpus luteum dan sampai mulainya siklus. Siklus estrus terdiri dari 4 fase, yaitu proestrus, estrus, metestrus, dan diestrus. Setiap fase dalam siklus ditentukan berdasarkan bentuk sel epitel pada pengamatan sitologi vaginanya (Spornitz). Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus, dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya (Adnan & Munisa, 2013) Siklus reproduksi pada mamalia primate disebut siklus menstruasi. Sedangkan siklus reproduksi pada hewan non-primata disebut siklus estrus. Siklus estrus ditandai dengan adanya estrus (birahi). Pada saat estrus, hewan betina akan reseptif terhadap hewan jantan, dan kopulasinya kemungkinan besar akan fertile sebab dalam ovarium sedang terjadi ovulasi dan uterusnya berada pada fase yag tepat untuk implantasi (Adnan & Munisa, 2013). Dari satu estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus estrus. Panjang siklus estrus pada tikus mencit 4-5 hari, pada babi, sapi, dan kuda 21 hari,pada marmot 15 hari. Siklus estrus dibagi dalam, beberapa tahap yaitu diestrus (anestrus), proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-tahap siklus dapat ditentukan dengan melihat gambaran sitology apusan vagina. Pada saat estrus apusan vagina memperlihatkan sel-sel epitel yang menanduk (Adnan & Munisa, 2013). Apusan vagina biasanya dibuat pada hewan-hewan laboratorium, umpanya mencit dan tikus, sebelum hewan jantan dan betina disatukan, penyatuan sebaiknya dilakukan pada saat estrus awal. Pada saat estrus, vulva hewan betina biasanya merah dan bengkak. Adanya sumbat vagina setelah penyatuan menandakan bahwa kopulasi sudah berlangsung, dan hari itu ditentukan sebagai hari kehamilanke-0 (Adnan & Munisa, 2013). Pada hewan betina yang dewasa seksual dikenal adanya siklus reproduksi. Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang terdapat pada individu betina dewasa seksual dan tidak hamil yang meliputi perubahan-perubahan siklik pada organ-organ reproduksi tertentu misalnya ovarium, uterus, dan vagina di bawah pengendalian hormon reproduksi. Siklus reproduksi meliputi antara lain siklus estrus, siklus ovarium, dan siklus menstruasi (Adnan, 2004). Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primate, kemauan menerima hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi. Selama estrus, hewan-hewan betina secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan structural terjadi di dalam organ assesori seks betina. Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun, sedangkan hewan-hewan poliestrus menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu dengan kehamilan (Adnan, 2004). Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang berlangsung pada hewan non primate betina dewasa seksual yang tidak hamil. Pada mencit, siklus estrus terdiri atas bebrapa fase utama adalah fase diestrus, fase proestrus, fase estrus, dan fase metestrus.

1. Fase diestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah yang sangat banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 55 jam. 2. Fase proestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat, leukosit tidak ada atau sangat sedikit. Lamanya fase ini kurang lebih 18 jam. 3. Fase estrus, adalah fase yag ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel epitel dengan inti yang berdegenerasi. Lamanya fase ini kurang lebih 25 jam. 4. Fase metestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk dan leukosit yang banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 8 jam (Adnan, 2004).

B. Tujuan
1. Membedakan sel-sel hasil apusan vagina 2. Menentukan tahap siklus yang sedang dialami oleh hewan betina

C. Prosedur Kerja
1. Memasukkan pipet tetes yang sudah diusap dengan alcohol 70% ke dalam vagina mencit kira-kira sedalam cm, lalu diputar dengan hati-hati. Lalu menyemprotkan larutan NaCl 0,9% kedalam vagina mencit dengan menggunakan pipet halus. Menyemprot dan menyedot berulang kali hingga cairan di dalam pipet tampak keruh. 2. Meneteskan sedikit cairan keruh dari pipet tetes di atas kaca objek. 3. Meneteskan larutan metilen blue 1 % dalam aquades diatas kaca objek lalu dibiarkan selama 3-5 menit. 4. Membuang kelebihan zat warna, kemudian membilas dengan air ledeng. 5. Menutup kaca penutup dengan menggunakan Canada Balsam. 6. Mengeringkan dan di amati di bawah mikroskop. 7. Menentukan gambaran sitology apusan vagina dan tahap siklus reproduksinya seperti; Diestrus Proestrus Estrus Metestrus

D. Hasil Pengamatan
Fase-Fase Siklus Reproduksi Estrus Keterangan 1. Epitel Menanduk

Metestrus 1. Epitel Menanduk 2. Leukosit

Diestrus 1. Leukosit 2. epitel Menanduk 3. Epitel Berinti

Proestrus

Tidak Diamati

E. Pembahasan
1) Metestrus Pada praktikum ini, kami mengamati siklus reproduksi pada mencit dengan mengambil sampel vagina Mus musculus menggunakan pipet tetes untuk kemudian dilihat siklus reproduksinya melalui mikroskop. Dan berdasarkan hasil pengamatan mikroskop, ditemukan bahwa fase siklus reproduksi pada Mus musculus kelompok kami sedang dalam fase metestrus, yaitu dimana didalam selnya jumlah epitel menanduk sudah mulai berkurang karena dimakan oleh leukosit. Praktikum ini telah sesuai teori yang dikemukakan oleh Adnan (2004) dalam buku Reproduksi dan Embriologi, yang menyatakan bahwa fase metestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk dan leukosit yang banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 8 jam. 2) Estrus Pada praktikum ini, kami mengamati siklus reproduksi pada mencit dengan mengambil sampel vagina Mus musculus menggunakan pipet tetes untuk kemudian dilihat siklus reproduksinya melalui mikroskop. Dan berdasarkan hasil pengamatan mikroskop, ditemukan bahwa fase siklus reproduksi pada Mus musculus kelompok lain sedang dalam fase estrus, yaitu dimana didalam selnya jumlah epitel menanduk sangat banyak.. Praktikum ini telah sesuai teori yang dikemukakan oleh Adnan (2004) dalam buku Reproduksi dan Embriologi, yang menyatakan bahwa fase estrus, adalah fase yag ditandai dengan adanya sel-sel epitel menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel epitel dengan inti yang berdegenerasi. Lamanya fase ini kurang lebih 25 jam. 3) Diestrus Pada praktikum ini, kami mengamati siklus reproduksi pada mencit dengan mengambil sampel vagina Mus musculus menggunakan pipet tetes untuk kemudian dilihat siklus reproduksinya melalui mikroskop. Dan berdasarkan hasil pengamatan mikroskop, ditemukan bahwa fase siklus reproduksi pada Mus musculus kelompok lain sedang dalam fase diestrus, yaitu dimana didalam selnya jumlah epitel menanduk hampir habis, dan terdapat leukosit dan epitel berinti. Praktikum ini telah sesuai teori yang dikemukakan oleh Adnan (2004) dalam buku Reproduksi dan Embriologi, yang menyatakan bahwa fase diestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti dalam jumlah yang sangat banyak. Lamanya fase ini kurang lebih 55 jam. 4) Proestrus Pada praktikum ini, kami melakukan pengamatan untuk mengamati tahap siklus proestrus pada Mus musculus. Dan setelah mengambil vagina yang terdapat pada Mus musculus dengan menggunakan pipet tetes lalu diamati dengan menggunakan mikroskop, tidak ditemukan tanda-tanda siklus proestrus pada Mus musculus, dimana tanda siklus proestrus adalah banyaknya epitel berinti yang terdapat dalam vagina Mus musculus. Menurut teori Adnan (2004) dalam buku Reproduksi dan Embriologi, fase proestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel berinti berbentuk bulat, leukosit tidak ada atau sangat sedikit. Lamanya fase ini kurang lebih 18 jam.

F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa siklus reproduksi pada hewan non-primata disebut siklus estrus. Dan siklus pada Mus musculus memiliki empat fase yaitu, fase estrus, metestrus, diestrus, dan proestrus. Dan panjangnya siklus reproduksi yang terjadi pada Mus musculus berlangsung selama 4-5 hari.

G. Saran
Disarankan kepada: 1. Kepada praktikan selanjutnya, agar senantiasa memperlakukan hewan uji dengan hati-hati untuk menghindari tindak kekerasan pada hewan uji tersebut. 2. Kepada asisten, untuk senantiasa tepat waktu untuk mengasistensi praktikan dalam kegiatan praktikum sehingga praktikum dapat berjalan sesuai jam pelajarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2004. Reproduksi dan Embriologi. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM Adnan dan Munisa. 2013. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM Marcondes, F.K., F.J., Bianchi, & A.P. Tanno. 2002. Detemination of the estrous cyclephase rats: some helpful considerations. Journal Brazilian Archives of Biology and Technology. Spornitz, U.M., C.D. Socin, & A.A. Dravid. 1999. Estrous Stage Determination in Rats by Means of Scanning Electron Microscopic Images of Uterine Surface Ephitelium. The Anatomical Record.

You might also like