You are on page 1of 15

[REVIEW TEKNIS]

PLTM NAJATEN
Kapasitas terpasang rencana 3 x 3.2 mW

Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat

A. GAMBARAN UMUM Berdasarkan dokumen yg telah diterima dari PT. DALLE ENERGY PLTM NAJATEN yang berlokasi di Dusun Bongas,, Desa Najaten, Kecamatan Cibalong, maka ringkasan data PLTM NAJATEN akan dikaji secara umum berdasarkan dari proyeksi kelayakan finansial terlebih dahulu, baru dapat direkomendasikan apakah potensi tersebut masih mempunyai ruang yang cukup untuk dilakukan optimasi dan disain untuk mendapatkan performa finansial yang terbaik sehingga dapat dputuskan bahwa investasi dapat dilanjutkan atau tidak. B. RINGKASAN KAJIAN TEKNIS Dokumen hasil review ini bersifat rahasia dan hanya diperlukan sebagai dukungan pendapat dari PT. ADHISATYA MANDIRI NUSANTARA kepada PT. DALLE ENERGY sebagai pemberi tugas. Dari dokumen tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. KAJIAN TEKNIK DASAR

Pada bagian ini akan dibahas beberapa hal mendasar dari segi teknis, baik dari aspek konstruksi maupun produksi yang menjadi landasan utama dalam menentukan kelayakan secara finansial dari proyek yang akan dijalankan tersebut. Bebarapa aspek teknis tersebut akan diuraikan sebagaimana berikut ini. a. Aspek topografi dan situasi permukaan - Gambar peta situasi tidak menggambarkan gradient line yang jelas sehingga tidak diperoleh ilustrasi beda tinggi dari mulai mercu bendung hingga poros turbin dan

tailrace
- Gradient line tersebut diperlukan untuk menentukan tinggi kehilangan energi sepanjang sistem sehingga dapat diperoleh tinggi jatuh yang relatif lebih akurat sebagai acuan perencanaan kapasitas daya dan energi maupun panduan pelaksanaan di lapangan - Dengan kondisi tersebut maka tinggi jatuh yang ditetapkan hanya berdasarkan kepada keterangan yang diperoleh dari dokumen tersebut dengan elevasi menyesuaikan dengan keterangan data dari laporan tersebut. - Beda tinggi yang dimaksud adalah: 1. Gross head yang tersedia adalah 66 m, hal. 6 STUDI KELAYAKAN PLTM

NAJATEN
2. Net head setinggi 60 m, dikarenakan Gross Head disinkronkan dengan desain,

hal. 6 STUDI KELAYAKAN PLTM NAJATEN


b. Aspek hidrologi

Mengingat faktor ketersediaan air merupakan salah satu faktor utama dalam

REVIEW TEKNIS

1|1 4

pembangkitan listrik tenaga air tersebut, disarankan untuk dilakukan kajian pembanding terhadap hasil catatan debit tersebut dengan beberapa metode untuk memperoleh hasil yang lengkap dan opini yang kuat. Dalam analisa hidrologi dasar yang kami lakukan berdasar metode rasional, sementara ini berdasar estimasi dari intensitas curah hujan, luas daerah tangkapan air dan koefisien aliran permukaan diperoleh data sebagai berikut :

Flow-duration
Duration Flow (m 3/s) 1% 86.26 5% 44.57 10% 33.06 15% 27.47 20% 23.90 25% 21.30 30% 19.26 35% 17.58 40% 16.14 45% 14.87 50% 13.73 55% 12.67 60% 11.67 65% 10.72 70% 75% 80% 85% 90% 95% 99% 9.78 8.85 7.88 6.86 5.70 4.23 2.18

FDC NJT MHPP


100.00 90.00 80.00

70.00
Flow (m3/s)
60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00

0%

10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% Duration Probability

- Metode analisa yang disarankan adalah menggunakan metode MOCK dan NRECA - Akan lebih baik jika dilengkapi dengan data pengukuran sesaat sebagai bahan konversi / kalibrasi terhadap hasil kajian analitik tersebut - Jumlah stasiun cuaca untuk pengambilan data sebaiknya minimal 3 (tiga stasiun) dalam radius 50 km dalam korelasi wilayah daerah tangkapan air - Dari data tersebut ditentukan bahwa debit pembangkitan (Qd) pada Q40% sebesar = 16.14 m3/dtk, dan debit minimal pembangkitan tersedia pada Q90% = 38% ~ 40% sebesar 5.70 m3/dtk, apabila diambil 0.6 m3/dtk (hal. 5, STUDI KELAYAKAN PLTM NAJATEN), maka debit minimal yang tersedia adalah 5.1 m3/dtk, jika

REVIEW TEKNIS

2|1 4

diasumsikan unit pembangkit terdiri dari 3 unit turbin, maka masing2 turbin memerlukan pasokan maksimal sebesar 4.96 m3/dtk, artinya dengan debit minimal pada Q90% turbin hanya akan beroperasi 1 unit, sedangkan 2 unit lainnya akan berhenti beroperasi. Hal tersebut merupakan dasar penetapan konfigurasi pemasangan unit apakah akan dipasang 3 unit similar atau asimilar. Berdasarkan keterangan tersebut maka secara umum pola produksi PLTM NAJATEN menurut hasil review dapat diperhitungkan sebagai berikut :

Tabel rencana produksi dan pembangkitan Hari Q mean Q/Qd Effisiensi m3/sec Kejadian (% ) h Turbin h Generator 18 16.14 100.00 0.93 0.95 37 16.14 100.00 0.93 0.95 55 16.14 100.00 0.93 0.95 73 16.14 100.00 0.93 0.95 91 16.14 100.00 0.93 0.95 110 16.14 100.00 0.93 0.95 128 16.14 100.00 0.93 0.95 146 16.14 100.00 0.93 0.95 164 14.87 92.13 0.93 0.95 183 13.73 85.03 0.93 0.95 201 12.67 78.47 0.93 0.95 219 11.67 72.30 0.93 0.95 237 10.72 66.38 0.93 0.95 256 9.78 60.59 0.90 0.95 274 8.85 54.79 0.89 0.95 292 7.88 48.84 0.89 0.95 310 6.86 29.74 0.86 0.95 329 5.70 35.31 0.82 0.95 347 365

h Total 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.86 0.85 0.84 0.82 0.78

Prob. Area (m3/sec) 294.62 294.62 294.62 294.62 294.62 294.62 294.62 294.62 271.45 250.51 231.19 213.01 195.56 178.50 161.43 143.88 125.17 104.02

Head (m) 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96 61.96

Daya (kW) 8,669 8,669 8,669 8,669 8,669 8,669 8,669 8,669 7,987 7,371 6,803 6,268 5,755 5,252 4,750 4,234 3,683 3,061

Energi (kWh) 3,797,181 3,797,181 3,797,181 3,797,181 3,797,181 3,797,181 3,797,181 3,797,181 3,498,524 3,228,679 2,979,647 2,745,291 2,520,500 2,236,246 1,993,293 1,764,660 1,493,530 1,188,167

Dari ilustrasi tersebut dapat dijelaskan bahwa : Bidang warna biru adalah kondisi dimana 3 unit turbin beroperasi penuh, Bidang warna merah muda adalah kondisi dimana 2 unit turbin beroperasi penuh, Bidang warna hijau adalah kondisi dimana hanya 1 unit yang dapat beroperasi penuh, Dan bidang yang kosong adalah kondisi dimana sistem mengalami shut down atau berhenti beroperasi secara teoritis selama kurang lebih 36 hari,

Pada pelaksanaannya dengan suplai debit minimal 40% dari debit disain masing-masing unit maka masih dimungkinkan untuk 1 unit turbin dapat beroperasi dengan kapasitas penuh sepanjang tahun, sedangkan unit yang lain dapat dimanfaatkan untuk periode perawatan. Hal ini juga dapat dijadikan landasan untuk menentukan Standar Operation Procedure (SOP) sebuah pembangkit listrik tenaga air.

REVIEW TEKNIS

3|1 4

c.

Aspek Produksi

Berdasarkan data-data tersebut maka dapat dilakukan kajian dasar untuk mendapatkan kapasitas produksi PLTM NAJATEN sebagai berikut : - Daya terpasang rencana - Energi yang dihasilkan (gross) - Emisi karbon yang dikurangi = 8.68 mW = 57.62 GWh/tahun = 26.158 ton Co2/tahun

Hasil estimasi daya dan pembangkitan tersebut akan dihitung berdasarkan informasi data masukan yaitu beda tinggi antara hulu dan hilir, debit rencana sesuai dengan informasi data hidrologi yang tersedia di lokasi terkait dengan hasil perhitungan sebagai berikut :
Ringkasan Hidrologi Dasar
Sistem operasi : Debit aliran rata2 : Faktor ketergantungan : Debit andalan : Waktu operasi : Run-of-river 12.67 m3/s 0.40 16.14 m3/s 24 hr (base)

Komponen Bangunan Sipil (Kanan)


BENDUNG (WEIR) Lat. : 0359'18.25"S Lon. : 10318'14.55"E Elevasi dasar sungai Elevasi sedimen (Sill) Elevasi muka air pengambilan Tinggi jagaan Elevasi tinggi mercu bendung 113.30 114.30 121.00 1 122.00 El El El m El m m m m

Komponen Infrastruktur Pendukung


JALAN AKSES (ACCESS ROAD) Panjang 0.65 km Lebar terpakai 3m JARINGAN TRANSMISI (TRANSMISSION LINE) Tegangan 20 kV Panjang 1.21 km GARDU HUBUNG (SUBSTATION/SWITCHYARD) Tegangan rencana 20 kV Jumlah trafo 1 ESTIMASI KEBUTUHAN LAHAN (LAND DEMAND) Area 13.76 ha

SALURAN PEMBAWA (HEADRACE CHANEL) Panjang saluran 4882 m Bed slope 0.05% Side slope Lebar saluran Kedalaman saluran Kecepatan aliran 1 7.09 2.13 1.07 V:1H m m m/dt

Rekapitulasi daya terbangkitkan


Efisiensi total rata2 sistem 88.35% Percepatan gravitasi 9.81 m/s 2 Faktor debit 1 (applicable only for base load) Debit andalan 16.14 m3/s Tinggi jatuh (kotor) 66.00 m Kehilangan energi Saluran pembawa 2.44 m Pipa pesat 1.41 m Tailrace channel 0.025 m Minor 2.5% 0.10 m Total 3.97 m Tinggi jatuh aplikasi 62.03 m

PIPA PESAT PERMUKAAN (SURFACE PENSTOCK) Panjang pipa 760 m m Batas diameter 0.50 to 3.00 m Jumlah pipa 1 / 3 Diameter aplikasi 2.77 m Luas penampang dalam pipa 6.04 m Kecepatan di dalam pipa 2.67 m'/dt Diameter bifurkasi / pipa cabang 1.60 m SALURAN PEMBUANG (TAIL WATER CHANEL) Lat. : 0359'18.25"S Lon. : 10318'14.55"E Elevasi dasar sungai Elevasi dasar saluran Length Bed slope Side slope Bed width Side height 60.00 El m 55.00 50 0.05% 1 7.09 2.13 El m m

Kapasitas terpasang Jumlah unit Energi tahunan rata2


Base on Flow Capacity

8.68 MW 3 x 2.89 MW 57.62 GWh/year


75.78%

Perhitungan emisi karbon sederhana


Energi Faktor emisi 57,616,420 454 26,157,854,578 Emisi dikurangi 26,158 Carbon trade price 8 kWh gr/kWh CO2 (Gram) CO2 (Ton) USD /Ton

m m

REVIEW TEKNIS

4|1 4

2.

KAJIAN GEOLOGI TEKNIK PERMUKAAN - Tidak tersedia data geologi teknik yang termasuk bagian dari pekerjaan FS, sehingga review geologi teknik permukaan tidak dapat dilakukan - Keperluan tersedianya laporan penyelidikan tanah dan hasil kajian geologi teknik akan dipergunakan sebagai dasar kajian analisa resiko terhadap kondisi tanah dasar, sehingga hasil-hasil perhitungan dasar sudah mengacu pada kondisi perletakan pada tanah dasarnya. - Dengan adanya data geologi teknik maka dapat dilakukan mitigasi resiko lokal seperti fault, slide dan sebagainya.

3.

KAJIAN KELISTRIKAN

Kebutuhan energi listrik di kabupaten garut per bulan berkisar antara 41.171 mWh 48.482 mWh per bulan atau 537.918 mWh (538 gWh) per tahun, sedangkan produksi rencana dari PLTM NAJATEN adalah 57 gWh / tahun sehingga dari segi penerimaan, produksi energi yang dihasilkan dari PLTM NAJATEN tersebut dapat diserap sepenuhnya oleh konsumen lokal, dan hal tersebut akan lebih berpengaruh jika kondisi itu diperhitungkan dari kebutuhan listrik secara regional di wilayah DJBB. 4. KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN

Pada tahap FS, biaya investasi yang dihitung berdasarkan prakiraan kasar yang mengacu pada data hidrolik, oleh karen itu disebut basic design / disain dasar / hidraulik design. Angka-angka yang diperoleh akan digunakan sebagai penetapan biaya konstruksi dan akan dilakukan perhitungan yang lebihi detail lagi pada tahap detailed engineering design (DED) terkait dengan akurasi volume, harga satuan pekerjaan, metode konstruksi dan alternatif bahan material yang digunakan dimana semua hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan biaya yang lebih ekonomis dalam rangka menekan biaya investasi secara wajar sampai pada kondisi yang paling hemat. a. Aspek Biaya Investasi

Selanjutnya dapat disampaikan bahwa dari laporan tersebut terdapat perbedaan asumsi yang cukup signifikan terutama mengenai biaya konstruksi yang dipandang masih sangat murah atau berada jauh dibawah harga pasar jika melihat volume-volume pekerjaan yang ada, seperti : - elevasi mercu bendung relatif tinggi, untuk sebuah PLTM yaitu di atas 5 m, hal ini memerlukan kajian pendalaman lebih lanjut dikarenakan dengan ketinggian mercu seperti itu pasti mengakibatkan bendung mempunyai beban relatif lebih berat sehingga memerlukan dudukan batuan dasar yang cukup kuat, stabilitas terhadap banjir dan sebagainya, - saluran pembawa yang relatif panjang, dan berdimensi lebih besar dikarenakan debit rencana yang juga relatif besar dengan beda tinggi yang relatif rendah (<

REVIEW TEKNIS

5|1 4

100m) sehingga mengakibatkan disain penampang yang cukup lebar, sehingga resiko terhadap pengelolaan galian dan timbunan akan sangat memerlukan biaya yang relatif tinggi, baik dari segi volume pekerjaan maupun manajemen konstruksi (mobilisasi pembuangan dan disposal area), - dengan konfigurasi 3 unit mesin, memerlukan luas tapak gedung pembangkit yang relatif lebih luas, mengingat masing2 unit mempunya kapasitas hampir 3 mW (menurut laporan tersebut), - kaitannya dengan besar dan luasnya volume pekerjaan-pekerjaan tersebut adalah bahwa biaya akuisisi tanah di wilayah pulau jawa dan bali pada umumnya relatif lebih mahal dibanding dengan derah lain di indonesia. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut maka dapat disampaikan beberapa hal penting sebagai berikut : - Prosedur analisa aspek ekonomi sudah memenuhi pedoman dan kriteria standar kelayakan pembiayaan pada pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) yang berlaku. - Biaya pelaksanaan berdasarkan laporan tersebut masih di bawah ideal, sehingga dikhawatirkan akan terjadi overrun cost pada saat pelaksanaan proyek, sehingga keberlangsungan proyek tersebut akan terganggu bahkan terjadi macet, hal ini tentu saja sangat merugikan investasi yang akan dilakukan - Untuk memperoleh biaya yang lebih akurat maka perlu dilakukan perhitungan volume pekerjaan meskipun masih dalam tahap STUDI KELAYAKAN, serta mendapatkan data hasil analisa geologi teknik meskipun pada tahap dasar seperti hasil pengujian lapisan permukaan dengan pembuatan peta geologi lokal berdasarkan hasil pembuatan dan pengamatan parit uji, sumur uji dan sebagainya serta pembuatan sampel properti fisik dan teknik dari tanah dasar dengan melakukan pengeboran yang dilakukan pada titik tertentu sepanjang saluran yang akan digunakan. - Membuat analisa harga satuan yang aktual berdasarkan kondisi pasar saat ini Sedangkan untuk perlengkapan hidroelektro mekanik, penetapan harga beradasarkan rata-rata harga komponen yang diperoleh dari beberapa vendor, dalam hal ini orientasi pemakaian komponen tersebut menggunakan produk-produk dari china untuk mendapatkan biaya investasi mendekati usulan pada laporan STUDI KELAYAKAN tersebut sehingga fluktuasi nilai tukar mata uang akan sangat berpengaruh dalam pembuatan komitmen-komitmen jual beli dengan para vendor tersebut termasuk didalamnya memuat tenggang waktu pelaksanaan dan biaya yang disepakati mulai dari proses tukar menukar informasi atau data, proses pemesanan serta jangka waktu pelaksanaan / pembuatan hingga masa pengiriman yang semuanya akan saling terkait antara vendor dengan pelaksana konstruksi bangunan sipil yang berada di lokasi.

REVIEW TEKNIS

6|1 4

Berdasarkan data-data hidrolik tersebut maka perkiraan kasar biaya investasi untuk PLTM NAJATEN akan dibandingkan antara hasil review terhadap perhitungan dari laporan STUDI KELAYAKAN tersebut sebagai berikut :

Biaya pendekatan thd hasil laporan


No
1. 1.1 1.2 2. 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3. 3.1 3.3. 4. 5. 6. 6.1 6.2.

Biaya perkiraan saat ini


Biaya (Rp x 106) Ket. No
1. 1.1 1.2 2. 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 2.8 2.9 3. 3.1 3.3. 4. 5. 6. 6.1 6.2.

Ite m
FASILITAS UMUM Jalan Masuk Sarana / Prasaranan Konstruksi Sub Total - 1 BANGUNAN SIPIL UTAMA Bendung Bangunan Pengambilan Kolam Pengendap Saluran Pembawa Bak Penenang Pipa Pesat dan Pelimpah Gedung Sentral Saluran Pembuang Perlengkapan lain-lain Sub Total - 2 MESIN & PERLENGKAPAN Turbine & Generator Equipment & panel kontrol Sub Total - 3 DISTRIBUSI & JARINGAN PEMBEBASAN LAHAN BIAYA LANGSUNG PERENCANAAN & PERIZINAN Biaya Perencanaan / Perijinan (dihitung) Kontingensi (Fee, Insentive) Sub Total - 4 BIAYA TOTAL Ppn 10% INVESTASI

Ite m
FASILITAS UMUM Jalan Masuk Sarana / Prasaranan Konstruksi Sub Total - 1 BANGUNAN SIPIL UTAMA Bendung Bangunan Pengambilan Kolam Pengendap Saluran Pembawa Bak Penenang Pipa Pesat dan Pelimpah Gedung Sentral Saluran Pembuang Perlengkapan lain-lain Sub Total - 2 MESIN & PERLENGKAPAN Turbine & Generator Equipment & panel kontrol Sub Total - 3 DISTRIBUSI & JARINGAN PEMBEBASAN LAHAN BIAYA LANGSUNG PERENCANAAN & PERIZINAN Biaya Perencanaan / Perijinan (dihitung) Kontingensi (Fee, Insentive) Sub Total - 4 BIAYA TOTAL Ppn 10% INVESTASI

Biaya (Rp x 106)

Ket.

750 309 1,059 ...... (1 2,511 1,334 2,214 15,792 3,009 31,760 3,575 40 1,506 61,741 ...... (2 28,089 702 28,791 ...... (3 540 ...... (4 2,665 ...... (5 94,796 1,714 474 2,188 ...... (6 96,984 9,213 ...... (7

750 452 1,202 ...... (1 3,400 1,780 3,033 29,986 3,904 41,479 4,579 91 2,206 90,458 ...... (2 28,089 702 28,791 ...... (3 540 ...... (4 2,665 ...... (5 123,656 1,714 618 2,332 ...... (6 125,988 12,099 ...... (7

7. 8.

7. 8.

106,197

...... (8

138,087

...... (8

Berdasarkan perkiraan harga tersebut maka terdapat selisih biaya yang cukup signifikan antara yang terdappat di dalam laporan STUDI KELAYAKAN PLTM NAJATEN yaitu sebesar Rp. 106.091.420.361,- (dalam pendekatan tersebut digunakan estimasi biaya sebesar Rp. 106.197.000.000,-) dengan estimasi biaya hasil review yaitu sebesar Rp. 138.087 .000.000,- , hal yang menjadikan terdapatnya perbedaan tersebut adalah pekerjaan saluran pembawa, pipa pesat dan gedung sentral yang sangat mempengaruhi biaya akhir dari rencana pembiayaan proyek PLTM tersebut Perbedaan ini terjadi karena ketidaksamaan persepsi maupun analisa harga satuan serta estimasi volume pekerjaan yang tidak ditampilkan secara jelas pada laporan STUDI

REVIEW TEKNIS

7|1 4

KELAYAKAN tersebut, dengan kata lain kekurangan data data yang diperlukan seperti seperti data harga tanah, kajian geologi teknik, akan mempengaruhi metode konstruksi untuk pekerjaan tanah beserta pekerjaan pelindung lereng maupun area penempatan sisa galian (disposal area) bisa jadi belum dimasukkan sebagai variabel-variabel perhitungan biaya tersebut apalagi jika mengingat panjang saluran yang hampir 5 km serta kondisi tanah di jawa barat bagian selatan yang secara umum relatif labil sehingga memerlukan penanganan yang lebih akurat dan terukur. Sedangkan biaya investasi hasil review dapat mempertimbangkan beberapa hal berikut ini : ditampilkan seperti itu dengan

sudah diupayakan secara moderat mengingat tingkatan studi ini baru pada tahap FS dan data pendukung untuk mendapatkan analisis kelayakan ekonomi yang lebih detail untuk mendapatkan biaya yang ekonomis dan validitas data yang bisa dipertanggungjawabkan dapat dilakukan pada tahap Detailed Engineering Design (DED). harga satuan ditentukan secara praktis berdasarkan statistik dan pengalaman dalam beberapa proyek yang sedang berjalan dalam kurun waktu 1-2 tahun terakhir

Secara umum, dari beberapa proyek yang sudah berjalan kontribusi anggaran yang relatif besar terdapat pada pekerjaan saluran pembawa, pipa pesat dan gedung sentral, mengingat selain saluran pembawa yang relatif panjang pada lokasi tersebut untuk ukuran sebuah PLTM, juga terdapat panjang maupun dimensi pipa pesat yang memerlukan konsrtuksi penopang yang cukup besar termasuk penanganan tanah dasar perletakan pipa pesat tersebut, maka untuk mendapatkan hasil perkiraan biaya disarankan untuk melakukan kegiatan geologi teknik terlebih dahulu sehingga resiko-resiko yang terjadi akibat permasalahan geologi dapat ditanggulangi sejak awal, mengingat hampir sebagian besar permasalahan dan kendala pembangunan PLTM terdapat pada kegiatan geologi teknik dan pemetaan yang kurang akurat. 1. Komponen biaya produksi

Dalam menentukan kapasitas produksi PLTM NAJATEN ini, berdasarkan kepada kajian hidrologi teoritis sebagaimana telah disebutkan pada uraian sebelumnya, pada 1. KAJIAN TEKNIK DASAR, karena memang dalam prosedur review ini tidak dilakukan kegiatankegitan tersebut secara langsung dalam waktu yang panjang, jadi hanya mengandalakan opini berdasar data dan laporan yang sudah diterima. Selain indeks biaya investasi (komponen A), proses produksi energi yang dihasilkan oleh PLTM NAJATEN memerlukan memerlukan komponen biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya tetap (komponen B) dan biaya variabel (komponen C) serta biaya bahan bakar (komponen D) dalam hal ini retribusi pemakaian air sungai, serta biaya transmisi (komponen E), namun khusus komponen E sudah dimasukkan dalam biaya investasi karena bersifat sebagai aset fisik yang tetap dengan umur ekonomis hampir sama dengan periode transaksi itu sendiri (PPA).

REVIEW TEKNIS

8|1 4

Indeks biaya operasional tersebut dapat diuraikan dalam bentuk perbandingan antara biaya hasil pendekatan terhadap estimasi harga pada laporan dengan biaya prakiraan berdasarkan estimasi biaya hasil review sebagai berikut :
NO 1 2 3 4 5 TARIFF COMPONENT KOMPONEN A - INVESTASI KOMPONEN B - BIAYA OPERASIONAL & PERWAWATAN TETAP KOMPONEN C - RETRIBUSI PEMAKAIN AIR PERMUKAAN KOMPONEN D - BIAYA VARIABLE OPERASI & PERAWATAN KOMPONEN E - BIAYA JARINGAN DISTRIBUSI TOTAL A+B+C+D COST (Rp) 574.41 / kWH 25.72 / kWH 10.00 / kWH 15.55 / kWH N/A COST (Rp) 751.19 / kWH 28.41 / kWH 10.00 / kWH 17.52 / kWH N/A

625.68 / kWH 807.12 / kWH

Hasil perhitungan biaya tersebut sudah diupayakan menyesuaikan dengan kondisi lapangan dan harga pasar saat ini, jika terdapat perbedaan yang cukup signifikan maka perlu dilakukan kajian lanjutan secara lebih detail terutama mengenai volume pekerjaan sesungguhnya dan harga satuan pekerjaan sesuai dengan data dan kondisi terbaru b. Proyeksi finansial untuk investasi - Dalam proses analisa kelayakan finansial adapun asumsi dan parameter yang digunakan adalah sebagai berikut: - Dalam kerangka pengembangan PLTM NAJATEN ini, pola pembiayaan pembangunan-nya adalah menggunakan skema 65% sumber pembiayaan dengan menggunakan dana pinjaman ( loan ) dan 35% dari modal sendiri. - Komponen harga untuk peralatan fabrikan yang bersifat import ( turbin dan generator beserta kelengkapannya ) diperhitungkan berdasarkan nilai mata uang asing ( US $ ) yang disetarakan dengan nilai tukar/kurs Rp.12.000,-, - Tingkat suku bunga yang digunakan ( Interest rate ) adalah 12 % per-tahun - Jangka waktu pengembalian pinjaman diperhitungkan selama + 7 tahun dengan masa tenggang waktu (grace period) pengembalian 2 tahun, - Harga jual listrik per-kWh adalah Rp.656,- Diasumsikan tidak ada kenaikan tarif listrik selama masa operasi - Pajak Korporasi diperhitungkan sebesar 25% per-tahun, - Tingkat inflasi keseluruhan diasumsikan sebesar 6% per-ahun, - Retribusi pemakaian air diperhitungkan sebesar Rp.10,- per kWh, - Umur investasi berdasar PPA adalah selama 15 tahun - Lama waktu penyusutan minimal 15 tahun dan maksimal 30 tahun (untuk bangunan konstruksi sipil hidro)

REVIEW TEKNIS

9|1 4

Dengan kondisi tersebut maka perbandingan analisa finansial antara laporan STUDI KELAYAKAN dan hasil review ini dapat diuraikan sebagi berikut : - Apabila mengacu pada biaya investasi pendekatan Rp. 106.197.000.000,- maka terdapat perbedaan parameter hasil kelayakan sebagai berikut : Investasi 106.091.420.361 106.197.000.000 138.087.000.000 Daya 9.6 mW 8.68 mW 8.68 mW Energi 59.10 GWh 54.05 GWh 54.02 GWh IRR 25.98% 14.03% 6.52% ROE 47.23% 33.49% 22.43% NPV 99.952 41.049 2.760

- Penyebab terjadinya perbedaan adalah biaya investasi yang tidak sama, hal tersebut bisa disebabkan oleh perbedaan volume maupun harga satuan pekerjaan yang digunakan, menurut hasil review ini, dengan kondisi lapangan tersebut besaran biaya investasi yang cukup relevan dengan situasi tersebut adalah biaya hasil review sebesar Rp. 138.087.000.000,- Rencana kapasitas terpasang dan produksi energi perlu dikaji lebih lanjut secara detail karena terdapat perbedaan meskipun tidak cukup signifikan namun mempengaruhi portofolios finansial proyek yang diusulkan tersebut. - Komponen yang memerlukan klarifikasi lebih detail adalah data dan analisa hidrologi dengan metode empiris maupun analitis, serta desain banjir dengan kala ulang tertentu yang akan mempengaruhi dimensi bendung tersebut - Data pengukuran sipat datar (Waterpassing) berdasarkan layout rencana perletakan bangunan PLTM tersebut, sehingga diperoleh data pasti terhadap beda tinggi aktual yang dapat dipergunakan. - Berdasarkan biaya investasi tersebut serta mjumlah daya yang dihasilkan maka dapat dibuat tabel indeks biaya investasi per satuan daya sebagai berikut : Investasi 106.091.420.361 106.197.000.000 138.087.000.000 Daya 9.6 mW 8.68 mW 8.68 mW Indeks biaya 11.051.189.621,- / mW 12.234.677.419,- /mW 15.908.640.553,- /mW Ket. Terlalu rendah Terlalu rendah Wajar

Berdasarkan kesimpulan diatas maka rencana investasi untuk PLTM NAJATEN tersebut perlu dikaji ulang, meskipun parameter-parameter kelayakannya menunjukkan angkaangka yang masuk kategori layak, namun angka tersebut masih dalam kategori kritis karena tidak ada jarak yang cukup aman terhadap parameter dasar investasi secara umum. Adapun angka yang terdapat pada laporan STUDI KELAYAKAN menyatakan proyek tersebut layak karena jarak angka-angka hasil tersebut dengan parameter dasar kelayakan seperti bunga pinjaman, tingkat pengembalian keuntungan, periode

REVIEW TEKNIS

10 | 1 4

pengembalian pinjaman dsb dapat dikatakan jauh melampui. Namun angka-angka tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan nilai tukar tahun 2012, selain itu menurut hasil review ini, volume pekerjaan maupun harga satuan pekerjaan belum cukup memberikan informasi yang akurat karena tidak menunjukkan suatu perhitungan volume pekerjaan secara terukur, meskipun baru pada tahap STUDI KELAYAKAN. Berikutnya dari segi produksi juga masih memerlukan kajian berupa data perencanaan daya dan pola operasi PLTM NAJATEN secara rinci tiap probabilitas debit berdasarkan karakteristik ketersediaan air sungai melalui Kurva Durasi Aliran (FDC) dan Kurva Frekuensi Ketersediaan Debit rata-rata bulanan yang berfungsi memberikan keterangan secara lebih detail mengenai rencana produksi dan daya yang dihasilkan secara aktual. C. KAJIAN LEGALITAS DOKUMEN Dokumen-dokumen legalitas yang diperlukan merupakan bentuk hubungan formal antara pengembang dengan pemerintah daerah setempat, dengan kelengkapan tersebut maka proses investasi dapat berjalan dengan nyaman dan lancar. Di dalam dokumen-dokumen legalitas biasanya memuat komitmen-komitmen dan atau klausul-kalusul tertentu yang telah menjadi kesepakatan antara pihak pemohon dengan pemerintah daerah setempat, termasuk tenggang waktu berlakunya Ijin-ijin tersebut. Dokumen-dokumen perijinan yang tersedia dalam rencana pembangunan PLTM NAJATEN ini adalah sebagai berikut : a. Ijin Permulaan dan Ijin Prinsip - Rekomendasi Prinsip Bupati Garut diasumsikan sudah diterima karena sudah diterbitkan Ijin Lokasi b. Ijin Lokasi No. 503/KEP.510-BPMPT/2012, tanggal 12 September 2012 c. d. e. Disarankan untuk selalu diperiksa masa berlaku dan kalusul-klausul lainnya yang menyertai seperti laporan berkala, sosialisasi warga dan sebagainya

Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah No. 503/6559/45-IPPT/PPTSP/2012 dari Kantor BPN Garut Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH) Najaten 2012 Surat permohonan Nota Kesepahaman tentang rencana jual beli tenaga energy minihidro dengan PLN

Berdasarkan peraturan perijinan untuk investasi dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro yang berlaku maka Ijin-ijin lanjutan yang diperlukan adalah : 1. Ijin SIPPA beserta Rekomendasi Teknisnya Koordinasi dilakukan dengan Dinas SDA kabupaten setempat, berkonsultasi

REVIEW TEKNIS

11 | 1 4

apakah sungai tersebut masih di dalam kewenangan propinsi atau nasional melalu kementrian PU/Dirjen SDA, biasanya pada sungai-sungai besar atau yang masuk kategori orde 1, SIPPA dikeluarkan oleh Kementrian PU melalui Dirjen SDA stelah mendapatakan Rekomendasi Teknis dari Balai Besar Wilayah Sungai terkait atau Dinas PSDA Propinsi setempat. 2. Ijin Lingkungan beserta rekomendasinya apakh itu rekomendasi SPPL, UKL-UPL atau AMDAL Ijin Lingkungan dikeluarkan oleh Badan Lingkungan Hidup setempat setelah mendapatkan Rekomendasi terhadap laporan UKL-UPL, AMDAL dsb dari Dinas Teknis terkait

3.

Permohonan untuk Penyusunan KKO/KKF oleh PT. PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten Dokumen-dokumen tersebut diatas diperlukan semuanya sebagai lampiran permohonan proses PPA, melalui penyusunan dokumen KKO/KKF tersebut Diperlukan sebagai lampiran awal dalam proses selanjutnya yaitu rekomendasi PT. PLN (Persero) pusat melalui Divisi EBT kepada Kemetrian ESDM Direktorat Jenderal LPE untuk melakukan proses penunjukan langsung kepada pengembang/pemohon Setelah proses tersebut dilakukan yaitu setelah dipuutuskan hasil penunjukan langsung oleh Kementrian ESDM, Dirjen LPE kepada PT. PLN pusat maka proses PPA baru dapat dilaksanakan

4.

Permohonan Ijin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) atau IUPTL (Sementara) sebagai lampiran pelengkap pada proses PPA selanjutnya, sehingga PLTM yang akan dibangun dapat beroperasi dengan baik dan memiliki ijin operasi atau ijin produksi berupa IUPTL tersebut. Power Purchase Agreement / Perjanjian Transaksi Jual-beli energi Listrik

5.

D. KESIMPULAN : Berdasarkan hasil tinjauan dan studi ulang terhadap laporan STUDI KELAYAKAN PLTM NAJATEN tersebut maka dapat disampaikan kesimpulan dari berbagai aspek sebagai berikut : 1. Aspek Teknis Diperlukan Kurva Durasi Aliran secara utuh selama masa tinjau sehingga karakteristik aliran permukaan sungai Cikaengan tersebut dapat dipergunakan berdasarkan karakteristik umum sungai tersebut. Diperlukan Kurva Frekuensi ketersediaan debit sungai rata2 bulanan untuk dipergunakan sebagai dasar perencanaan sistem produksi PLTM tersebut secara

REVIEW TEKNIS

12 | 1 4

lebih akurat sehingga produksi yang dihasilkan merupakan hasil yang aktual Diperlukan gambar pelengkap yang berupa potongan memanjang dari sistem PLTM NAJATEN tersebut untuk mengetahui total kehilangan energi sepanjang sistem tersebut, mengingat saluran pembawa yang relatif panjang, hampir 5 km serta terdapatnya tikungan2 yang cukup tajam sehingga dikhawatairkan akan mengganggu aliran sepanjang saluran, yang berdampak mengurangi energi yang akan disalurkan, sehingga produksi yang direncanakan tidak tercapai sesuai dengan yang diharapkan Perlu dilakukan studi sedimentasi, mengingat elevasi mercu sudah berada di daerah muara sungai dimana pada posisi tersebut biasanya konsentrasi sedimen berlangsung dengan frekuensi yang relatif tinggi sehingga sangat berdampak pada struktur bendung dan bangunan pengambilan oleh karena itu perlu mempertimbangkan sistem pengurasan dan model struktur yanyang tepat agar biaya yang timbul akibat prosedur pemeliharaan dan perawatan bangunan tersebut tidak membebani investasi Mengingat fluktuasi aliran yang terjadi (terjadi secara umum pada sungai-sungai di pulai jawa) maka sangat disarankan untuk membuat kaajian operasional sistem PLTM NAJATEN tersebut secara terperinci dalam koridor waktu bulanan, sehingga resiko2 penurunan kapasitas akibat fluktuasi debit air yang menurun dapat diantisipasi secara cepat dan tidak terlalu berpengaruh pada produksi komulatif energi itu sendiri

2. Aspek Ekonomi dan Finansial Perlu dipastikan lagi biaya investasi tersebut apakah sudah aktual dan masih relevan mengingat studi tersebut dilakukan pada tahun 2012 dan pada saat ini perubahan harga (kenaikan) sudah menignkat dengan sangat signifikan termasuk perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Perlu dilakukan verifikasi perhitungan volume pekerjaan secara lebih obyektif karena volume yang tercantum pada laporan tersebut tidak menyebutkan dengan jelas volume pekerjaan beserta detail itemnya atau sumber data yang jelas dalam menentukan harga satuan pekerjaan tersebut sehingga analisa kelayakan secara finansial dapat dilakukan dengan kaidah yang tepat sesuai dengan kondisi perkonomian saat ini

3. Aspek Legal dan Periijinan Secara umum masih memerlukan waktu penyelesaian yang relatif panjang dan biaya pengadaan diluar biaya-biaya yang tercantum pada perhitungan biaya yang sudah diperhitungakan, mengingat Ijin-ijin yang dimiliki baru bersifat lokal sedangkan biaya perijinan yang tertulis sebesar Rp. 339.250.000,- kemungkinan untuk operasional dan biaya tak terduga lainnya

REVIEW TEKNIS

13 | 1 4

akan memerlukan tambahan yang cukup banyak. Kesimpulan umum berdasarkan dokumen STUDI KELAYAKAN PLTM NAJATEN yang dibuat oleh PT. INTAN ELEKTRIK tersebut secara teoritis TIDAK LAYAK untuk dilanjutkan, kecuali dapat dipastikan bahwa biaya investasi tidak melampui besaran saat ini tentu saja dengan jumlah biaya konstruksi berdasar volume aktual dan harga satuan yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan. Demikian laporan hasil tinjau ulang dokumen STUDI KELAYAKAN PLTM NAJATEN ini semoga dapat memberikan masukan dan opini yang kuat dan kredibel.

Hormat Kami, PT. ADHISATYA MANDIRI NUSANTARA

REVIEW TEKNIS

14 | 1 4

You might also like