You are on page 1of 12

diposting oleh novian-r-p-fisip08 pada 14 November 2011 di Asas asas Manajemen - 0 komentar

Kepemimpinan gaya otoriter, otokratis, atau diktator adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan diputuskan oleh pimpinan. Kepemimpinan gaya otoriter berciri : 1. Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan 2. Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan 3. Kebijakan selalu dibuat oleh pimpinan 4. Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan ke bawahan 5. Pengawasan dilakukan secara ketat 6. Prakarsa harus selalu datang dari pimpinan 7. Tiada kesempatan bagi bawahan untuk mengeluarkan pendapat 8. Tugas diberikan dengan intruksi 9. Banyak kritik daripada pujian 10. Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan 11. Pemimpin menuntut kesetiaan mutlak dari bawahan 12. Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman 13. Kasar dalam bertindak 14. Kaku dalam bersikap 15. Tanggung jawab dipikul oleh pimpinan

Gaya Kepemimpinan Demokratis


diposting oleh novian-r-p-fisip08 pada 14 November 2011 di Asas asas Manajemen - 0 komentar

Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Gaya kepemimpinan demokratis berciri: 1. Wewenang pimpinan tidak mutlak 2. Pimpinan melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan 3. Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan 4. Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan 5. Komunikasi berlangsung timbal balik 6. Pengawasan dilakukan secara wajar 7. Prakarsa datang dari pimpinan maupun bawahan 8. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk mengeluarkan pendapat 9. Tugas diberikan bersifat permintaan 10. Pujian dan kritik seimbang 11. Pimpinan mendorong prestasi bawahan 12. Kesetiaan bawahan secara wajar 13. Memperhatikan perasaan bawahan 14. Suasana saling percaya, menghormati dan menghargai 15. Tanggung jawab dipikul bersama

Percakapan dimulai hari ini

20:34 Thatykosongkosongsembilan D'khuepiezztanddboys Celaluw BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Masalah Badan usaha lembaga instansi pemerintah maupun non pemerintahmerupakan suatu organisasi yang mempunyai tujuan yang hendak di capai.Tujuan yang hendak di capai dalam suatu organisasi dapat berupa efisiensi penggunanaan sumber daya lembaga pemerintah, penggunaan dana seefisienmungkin untuk menghasilkan barang dan jasa.Manajemen lembaga pemerintah yang tangguh dan SDM yang handalmerupakan dasar utama bagi terjamin eksistensinya lembaga tersebut. Denganitu diperlukan adanya upaya yang dapat meningkatkan kinerja setiap pegawailembaga pemerintah agar dapat memberikan konstribusi terbaiknya demiterciptanya tujuan bersama. Bersangkutan dengan hal tersebut manejmenlembaga pemerintah perlu mewujudkan Gaya Kepemimpinan tertentu sesuaidengan karakteristik mereka.Gaya Kepemimpinan merupakan penggerak utama kegiatan dalamorganisasi untuk menuju ke arah kesuksesan yang ingin di capai, sebabKepemimpinan adalah suatu usaha untuk mempengaruhi orang antar peseorangan (interpersonal), lewat proses komunikasi untuk mencapai satu arahatau beberapa tujuan. Definisi ini mengandung pengertian bahwa Kepemimpinanmencakup penggunaan pengaruh dan bahwa semua hubungan antara peseorangan ang menyangkut kepemimipinan adalah merupakan hal yang dapatmengarahkan pegawai untuk memenuhi tugas mereka dengan baik.Ilmu administrasi telah terjadi perkembangan dalam orientasiorganisasinya yang menitik beratkan pada pelaksanaan tugas tugas rutin pemerintahan umum dan pembangunan dalam rangka mengadakan sarana dan prasarana kerja demi mencapai tata kehidupan bagi kesejahtraan masyarakat.Dalam adminisrtasi kepagawaiaan, di usahakan terbentuknya pegawainegeri sipil yang bersih, berwibawa dan sadar akan tangung jawabnya sebagaiabdi negara dan abdi masyarakat seperti di tegaskan dalam pasal 3 ayat (1)Undang Undang Nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok Pokok Kepegawaian(1999:4) yaitu : P egawai negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintah dan pembangunan. Keberadaan pegawai negeri memiliki peran sangat penting terhadapkelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan nasional yang berencana, terarah, terpadu dan dilaksanakan secara bertahap, bersungguh sungguh melalui pegawai negeri yang berkualitas dan berdidikasi tinggi dalammelaksanakan tugas selaku aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat.Pentingnya peranan pegawai negeri dalam kegiatan roda pemerintahankhususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sebagai suatu institusi, memberi konsekuensi pada perlunya pegawai negeri memiliki tanggung jawab dan pengabdian yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang di bebankan kepadanya. Karena tanpa adanya rasa tanggung jawabdan pengabdian maka pegawai negeri akan cenderung membiarkan

pekerjaannyaterbengkalai, lambat, atau cenderung tidak masuk kerja, kurang koordinasi antara bagian atau bahkan antara pegawai dalam unit kerjanya, keadaan tersebuttentunya akan mempengaruhi kualitas kerja pegawai. Oleh karna itu, agar pegawai negeri dapat melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawabdan dengan suasana kerja yang menyenangkan, maka keadaan pemimpin dalammelaksanakan fungsi Kepemimpinannya dengan baik sangat penting dalammenggerakan pegawai. Hal ini berarti pemimpin sangat menentukan dalammelaksanakan fungsi Kepemimpinannya agar pegawai dapat melaksanakan tugas tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab, karena bawahan tentu akan dapatlebih mudah di gerakkan jika pemimpin memiliki sifat Kepemimpinan yang baik.Walaupun pegawai negeri sangat penting untuk menunjukkan rasatanggung jawab atau kinerja yang tinggi dalam melaksanakan tugas melalui pelayanan maksimal kepada masyarakat, tetapi dalam kenyataanya tidak semua pegawai dalam suatu instansi memiliki rasa tanggung jawab dan kinerja yangtinggi, bahkan ada yang cenderung menunjukkan motivasi yang rendah dalammengerjakan tugas kantor sehari hari.Oleh karena itu, demi peningkatan rasa tanggung jawab, pengabdian, dankinerja pegawai, Kepemimpinan pimpinan sangat penting dan menentukan sehingga pegawai dapat memiliki dorongan untuk melaksanakan tugas kantor dengan penuh rasa tanggung jawab.Berkaitan dengan uraian di atas, maka menarik minat saya untuk mengkajinya secara ilmiah dengan judul Gaya Kepemimpinan Kepala Kantor Wilayah (KANWIL) Kementrian Agama Provinsi Sulawesi S elatan. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka masalah pokok yang dikaji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:Bagaimana Gaya Kepemimpinan Kepala kantor wilayah KementrianAgama provinsi Sulawesi Selatan? I.3 Tujuan dan Kegunaan penelitian 1. Tujuan PenelitianUntuk mengetahui gambaran Gaya Kepemimpinan Kepala kantor wilayah kementrian agama2. Kegunaan penelitiana. Sebagai masukan bagi lembaga tentang kondisi obyektif Kepemimpinan Kepala kantor wilayah kementrian agama sehinggadapat melakukan pembinaan yang dianggap perlu demimeningkatkan kinerja pegawai kantor . b. Pegawai, sebagai masukan dalam upaya, meningkatkan kinerjanyaguna lebih meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. 5 c. Peneliti, sebagai dasar yang sangat berharga dalam melakukankegiatan yang bersifat ilmiah.d. Peneliti selanjutnya, sebagaian bahan banding atau bahan referensi bagi peneliti yang berminat untuk mengkaji permasalah yang relevan I.4 Keterbatasan Penelitian Melihat luasnya cakupan tentang Kepemimpinan, maka penulismembatasi Kepemimpinan pada aspek Gaya Kepemimpinan yang di terapkanoleh pemimpin dalam menggerakkan bawahannya. 10 Kelima jenis Kepemimpinan diatas akan di uraikan satu persatu sebagai berikut: A. Pemimpin sebagai Eksekutif Pemimpin eksekutif sering disebut administrator. fungsinya adalahmenerjemahkan kebijaksanaan yang bersifat lisan menjadi sutu kegiatan. Diamemimpin dan mengawasi tingkah laku orang-orang yang menjadi bawahannya.Dia membuat keputusan-keputusan yang memerintahkannya untuk dilaksanakan.Kepemimpinan eksekutif atau Kepemimpinan administratif tersebutmerupakan Kepemimpinan yang banyak dijumlah dalam kehidupan masyarakat,karena memang merupakan kebutuhan berbagai bidang dalam masyarakat.Kepemimpinan dalam ketentaraan dapat dikatakan sebagai jenis Kepemimpinaneksekutif. Demikian pula Kepemimpinan dalam cabang cabang yang bersifatadministratif dalam suatu pemerintahan,mulai dari pusat sampai ke daerah daerah, memerlukan fungsi eksekutif tersebut. B. Pemimpin sebagai Hakim Pemimpin

sebagai hakim atau penimbang atau pelerai sudah dikenal sejak dahulu. Dari berbagai sumber dapat diketahui cerita cerita atau kisah kisahdimana seseorang pemimpin bertindak sebagai hakim atau penengah yang setiapkeputusannya dilaksanakan dengan taat. Dalam masyarakat modern, tanggung jawab keadilan terletak ditangan para pemimpin dengan keahliannya yang khususdan ditunjuk secara khusus. Ini dikenal sebagai pengaadilan. Dalam bidang lainnya, umpamanya dalam bidang olahraga, terdapat korps wasit yangmempunyai sebagai hakim, dimana keputusannya adalah bersifat mutlak. C. Pemimpin sebagai Penganjur Pemimpin sebagai penganjur, sebagai propagandis, sebagai juru bicaraatau sebagai pengarah opini publik merupakan orang orang penting dalammasyarakat. Mereka ini bergerak dalam usaha komunikasi dan publisistik yang perlu menguasai ilmu komunikasi. Penganjur merupakan sejenis pemimpin yangmemberi inspirasi kepada orang lain.seringkali ia merupakan orang yang pandai bergaul dan fasih berbicara. Acapkali ia adalah pionir dalam bidang sosial dan berjuang untuk perubahan perubahan. Jika ia dalam kedudukannya sebagai penganjur itu berada jauh di depan kelompoknya,dan bisa menjadi lambang penjelmaan idea-idea yang dibawakannya. D. Pemimpin sebagai Ahli Pemimpin sebagai ahli, umpamanya seorang instruktur atau seorang juru penerang, berada dalam posisi yang khusus dalam hubungannya dengan unitsosial dimana ia bekerja. Dia lebih terpelajar daripada orang orang lainnya.Kepemimpinannya hanya berdasrkan fakta, dan hanya pada bidang manaterdapat fakta, termasuk dalam katagori ini adalah guru, petugas sosial, dosen,ahli hukum dan yang lainnya, yang mencapai atau memeliharanya pengaruhnyakarena mereka mempunyai pengetahuan untuk di berikan kepada orang lain. Halyang membuat seseorang menjadi pemimpin sebagai ahli adalah kenyataan bahwa ia lebih banyak memiliki pengetahuan dibandingkan dengan bawahan 12 dan fungsinya adalah memberikan penerangan kepada bawahannya. Alasanutama bagi eksistensinya pemimpin sebagai ahli bahwa ia tahu dan orang laintidak tahu dan ia mempunyai wewenang untuk memberikan kepada orang lainagar kinerjanya lebih meningkat. E. Pemimpin sebagai Pemimpin Diskusi Pemimpin jenis ini dijumpai dalam lingkungan Kepemimpinandemokratis dimana komunikasi memegang peranan yang sangat penting.Sesorang yang secara lengkap memenuhi kriteria Kepemimpinan demokratisadalah orang yang menerima peranannya sebagai pemimpin diksusi. Jikaseseorang pejabat melaksanakan metode demokratis, dia bukan lagi seorangeksekutif, melainkan seseorang pemimpin diskusi. Bila seorang melakasanakangaya demokratis, dia bukan lagi seorang pemimpin diskusi. Diskusi yang bebasadalah satu satunya prooses dimana kelompok secara keseluruhan ikut berperandan dimana semua anggota kelompok sama- sama diwakili dalam membuat suatukeputusan. Melalui diskusi, seorang pemimpin dapat menampilkan bakat bakatkreatif dari anggota anggota kelompok, membantu mereka memecahkan persoalan dan mencapai keputusan yang mereka buat. II.3 Prinsip Prinsip dan Ciri Ciri Kepemimpinan Seseorang pemimpin dalam menjalankan Kepemimpinannya, maka iaharus memiliki prinsip prinsip sebagaimana dikemukakan oleh Soekarno(1986:136) sebagai berikut:1) Mahir dalam soal soal teknis dan taktis 13 2) Ketahui diri sendiri, cari dan usahakan selalu perbaikan perbaikan.3) Yakin tindakan diri, bahwa tugas tugas dimengerti, diawasi dan dijalankan.4) Ketahui anggota anggota bawahan dan pelihara kesejahtraan anggota.5) Usahakan dan pelihara selalu, agar anggota mendapatkan keterangan keterangan yang diperlukan.6) Berilah tauladan dan contoh yang baik.7) Tumbuhkan rasa tanggung jawab dikalangan para anggota. Latih

anggota bawahan sebagai satu tim yang kompak.9) Berilah tugas dan pekerjaan pimpinan (komando) sesuai dengankemampuannya.Prinsip prinsip kepemimpinan menurut dewantara (syamsi, 1994:141)yaitu:1) Ing ngarso sung tulodoSeorang pemimpin harus mampu memberi teladan kepada baawahannya.Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki sikap dan perbuatan yangmenjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang yang di pimpinnya.Misalnya pimpinan harus memberi contoh disiplin dan giat bekerja.2) Ing madyo mangun karsoSeorang pemimpin yang ing madyo mangun karso adalah pemimpinapabila ia di tengah ia akan membangun prakarsa. Seorang pimpin harus mampumembangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang orang yang di bimbingnya. misalnya untuk memcahkan masalah yang di hadapi organisasi pimpinan memberikan kesempatan kepada bawahan untuk memberikanmasukan, saran dan pendapatnya.3) Tut wuri handayaniSeorang pemimpin yang tut wuri handayani berarti pemimpin yangmengikuti dari belakang dan berwibawa. Seorang pemimpin harus mendorongorang orang yang di pimpinnya agar berani berjalan di depan dan berani bertanggung jawab. Misalnya pimpinan memberikan kesempatan sepenuhnyakepada bawahan untuk menyelesaikan pekerjaan yang di tugaskan kepadanyaatau memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya dalam unit kerjanya. Secaradiam diam memantau dan dan mengawasinya agar tidak terjadi hal hal yangtidak di inginkan. Jadi pimpinan tetap bertanggung jawab terhadap pelaksanaantugas bawahan.Selanjutnya tentang ciri ciri Kepemimpinan, milet (kristiadi, 1996:7-8) yaitu kesehatan yang baik, memahami tugas pokok, memiliki perhatian, intelegensi, integritas, sikap persuasif , kritis dan kesetiaan. Sedangkan siagian (1997:21) menggunakan ciri ciri kepemimpinan pancasila antara lain :1) Berpengetahuan luas, yaitu pemimpin tidak picik, tidak mudah emosi, tetapiluas pandangannya.2) Objektif, dalam arti dapat menguasi emosi dan lebih banyak menggunakanrasio. 15 3) Adil dalam memperlakukan bawahan, yaitu seorang pemimpin yang dalammenggerakan bawahannya selalu bersifat punitis (menghukum) tidak dapatdikatakan sebagai pemimpin yang baik.4) Menguasai prinsip prinsip human relations.5) Dapat mampu bertindak antara lain sebagai penasehat terhadap bawahannya,serta mengenal sifat dan keadaan bawahannya.Apabila disimak dari pendapat di atas tentang ciri ciri Kepemimpinan,maka ciri ciri Kepemimpinan tersebut harus dimiliki oleh setiap orang, tidak terkecuali kepala kantor atau kepala bagian dalam melaksanakan fungsiKepemimpinannya secara profesional dalam pelaksanaa tugas sehari hari. Setiap pemimpin yang ingin melaksanakan fungsi Kepemimpinannya dengan baik seharusnya mengetahui ciri - ciri kepmimpinan tersebut dan dapatmenerapkannya dengan baik.Seorang kepala bagian sebagai pemimpin bertanggung jawab penuh bagi proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan pengawasan terhadap seluruh kegiatan organisasi pada bagian yang di pimpinnya. Sebagai pemimpin, kepala bagian mempunyai kekuasaan dankewenangan untuk mengarahkan semua komponen organisasi atau unit kerjasesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dengan tetap mengedepankan aspek profesionalisme demi kemajuan organisasi, seperti dalam hal pelayanan kepadamasyarakat 20 Pengertian di atas, mengandung makna bahwa pengawasan merupakankegiatan untuk meyakinkan dan menjamin bahwa pekerjaan yang dilakukansesuai dengan rencana yang telah di tetapkan, kebijaksanaan sesuai dengan yangdi gariskan dan perintah yang diberikan dalam rangka pelaksanaan rencana.Tanpa rencana, maka pengawasan tidak mungkin dilaksanakan, karena tidak ada pedoman untuk

melaksanakan pengawasan.Setiap pelaksanaan pendidikan memerlukan adanya pengawasan.Pengawas bertanggung jawab keefektifan program kerja. Oleh karena itu, pengawasan yang dilakukan harus meneliti ada atau tidaknya kondisi kondisiyang akan memungkinkan tercapainya tujuan tujuan pendidikan.Purwanto (1991:20) mengemukakan fungsi pengawasan yaitu :menentukan kondisi kondisi atau syarat syarat apakah yang di perlukan danmemulai atau mengusahakan syarat syarat yang diperlukan itu. Pengawasan dalam kegiatan organisasi merupakan aktifitas untuk menentukan kondisi atau syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainyatujuan organisasi. Selain itu, pengawasan merupakan bagian yang sangat pentingdalam pelaksanaan fungsi kepala bidang guna mencapai tujuan organisasi. II.4 Teori Kepemimpinan Dewasa ini kita banyak mengetahui tentang hal Kepemimpinan dibandingdengan masa lampau tetapi patut disayangkan bahwa kita belum memiliki teori teori lengkap yang terintegrasi mengenai Kepemimpinan yang mewakilikeseluruhan aspek tersebut. Kita tidak dapat mengemukakan cara yang terbaik 21 untuk memimpin manusia. Kepribadian pemimpin, skillnya, pengalamannya,kepercayaannya, kesadaran akan harkat dirinya, jenis pengikutnya, interaksi daniklim organisatoris mempengaruhi kelakuan seorang pemimpin dan apa yangdilakukan olehnya atau tidak dilakukan olehnya.George R. Terry dalam kartono (2006:71-80), mengemukakan sejumlahteori Kepemimpinan, yaitu teori teori sendiri di tambah dengan teori teori penulis lainnya, yaitu sebagai berikut : 1. Teori Otokritas Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah perintah, paksaan dan tindakan tindakan yang arbiter (sebagai wasit). Ia melakukan pengawasan yang ketat agar semua pekerjaan berlangsung secara efisien.Kepemimpinannya berorientasi pada struktur organisasi dan tugas tugas.Pemimpin tersebut pada dasarnya selalu mau berperan sebagai pemainorkes tunggal dan berambisi untuk merajai situasi. Oleh karena itu dia disebutsebagai otokrat keras. Adapun ciri ciri khasnya antara lain :a) Dia memberikan perintah perintah yang dipaksakan dan harus di patuhi. b) Dia menentukan policy atau kebijakan untuk semua pihak tanpa berkonsultasidengan para anggota.c) Dia tidak pernah memberikan informasi mendetail tentang rencana rencanayang akan datang, akan tetapi cuma memberitahukan pada setiap anggotakelompoknya langkah langkah segera yang harus mereka lakukan. 22 d) Dia memberikan pujian atau kritik pribadi terhadap setiap anggotakelompoknya dengan inisiatif sendiri.Sikapnya selalu menjauhi kelompoknya (menyisihkan diri) sebab ia menganggap diri sendiri sangat istimewa atau eksklusif. Ringkasnya, ia ibarat sebuah sistem pemanas kuno, yang memberikan energinya tanpamempertimbangkan iklim emosional lingkungannya. 2. Teori Psikologis Teori ini menyatakan bahwa fungsi seseorang pemimpin adalahmemunculkan dan mengembangkan sistem motivasi terbaik, untuk merangsangkesedian bekerja dari pengikut dan anak buah. Pemimpin merangsang bawahanagar mereka mau bekerja guna mencapai sasaran sasaran organisatoris maupununtuk memenuhi tujuan tujuan pribadi. Maka Kepemimpinan yang mampumemotivasi orang lain akan meningkatkan aspek aspek psikis manusia seperti pengakuan (recognizing), martabat, status sosial, kepastian emosional,memperhatiakan keinginan dan kebutuhan pegawai, kegairahan kerja, minat,suasana hati dan lain lain. 3. Teori Sosiologis Kepemimpinan dianggap sebagai usaha usaha melancarkan antar relasi dalam organisasi, dan sebagai usaha untuk menyelesaikan setiap konflik organisatoris antara para pengikutnya, agar tercapai kerja sama yang baik.Pemimpin menetapkan tujuan tujuan, dengan menyertakan para pengikut dalam pengambilan

keputusan terakhir. Selanjutnya juga mengidentifikasi tujuan, dan 69 gaya kepemimpinan yang militeristis. Karena pimpinan ini dalam menjalankangaya kepemimpinannya jarang ataupun bahkan tidak pernah melakukan hal-halyang berbau formalitas yang berlebihan. Bahkan pimpinan Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan ini senang untuk menerimasaran dan kritik dari para bawahannya Seperti yang dikemukakan oleh salahsatu informan : beliau senang kalau dikritik ataupun diberi kan saran dan tentunya kritik dan saran yang diberikan kepeda beliau bersifat membangun, baik secara organisasi maupun individu Dalam pengamatan penulis, memang apa yang dikatakan salah satu narasumber tersebut ada benarnya karena penulis melihat bahwa pimpinan dalamhal ini Kepala Kantor Wilayah Wilayah Kementerian Agama Provinsi SulawesiSelatan dalam menerima kritik maupun saran cenderung terbuka dan tentu sajasifat dan kritik tersebut sifatnya harus membangun baik membangun individu beliau sendiri maupun membangun organisasi secara keseluruhan.Dengan Demikian mencermati hasil wawancara ternyata pada umumnyainforman mengatakan bahwa Kepala Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Sulawesi Selatan cenderung tidak menggunakan gaya kepemimpinanyang Militeristis. IV.3.3. Gaya Kepemimpinan Paternalistis Pemimpin yang paternalistis adalah seorang pemimpin yangmenganggap bawahan sebagai manusia yang tidak dewasa, bersikap terlalu 70 melindungi, jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambilkeputusan, inisiatif, mengembangkan daya kreasi dan fantasi, serta sering bersikap maha tahu.Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang informan dilokasi penelitian, diperoleh keterangan bahwa pimpinan Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan cenderung tidak menggunakangaya kepemimpinan yang paternalistis. Karena pimpinan ini dalammenjalankan gaya kepemimpinannya selalu memberikan kesempatan kepada bawahan untuk menagmbil inisisatif. Pimpinan Kantor Wilayah KementerianAgama Provinsi Sulawesi Selatan ini juga tidak pernah melakukan hal-hal yangmenonjolkan dirinya sendiri dalam artian bersikap maha tahu. Seperti yangdikemukakan oleh salah satu informan : Bapak pimpinan kami jarang bahkan tidak pernah sekalipun menunjukkan sikap ke superioran dirinya seperti bersikap maha tahu atau beliau lah yang maha tahu mengenai segala- galanya Dalam pengamatan penulis, memang apa yang dikatakan salah satu narasumber tersebut ada benarnya karena penulis selama melakukan penelitian jarang bahkan tidak pernah menyaksikan Kepala Kantor Wilayah WilayahKementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan melakukan tindakan yangseolah-olah maha tahu segalanya beliau cenderung memberikan ruang kepada bawahannya untuk menunjukkan daya kreasinya dalam berorganisasi. 71 Dengan Demikian mencermati hasil wawancara ternyata pada umumnyainforman mengatakan bahwa Kepala Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi Sulawesi Selatan cenderung tidak menggunakan gaya kepemimpinanyang paternalistis. IV.3.4. Gaya Kepemimpinan Kharismatik Seorang pemimpin yang kharismatis adalah seorang pemimpin yangmempunyai daya penarik yang amat besar dan karena pada umumnyamempunyai pengikut yang sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pulatidak menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Seorang pemimpin yang kharismatik tidak dilihat dari segi umumnya ataupun latar belakang sosial ekonominya, akan tetapi orang mengikuti perintah orang yang bersangkutan secara alamiah, bukan karena perasaan takut kepada pemimpinnya. Adapun ciri-ciri dari Gaya Kepemimpinan Kharismatik adalahPemimpin memiliki daya tarik dan wibawa untuk mempengaruhi

bawahannya,Memiliki pengikut yang banyak, Mudah untuk mempengaruhi danmengarahkan anggota organisasinya dan, Keyakinan pada pendirian yg telah ditetapkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang informan dilokasi penelitian, diperoleh keterangan bahwa informan menilai bahwa pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatancenderung tidak menggunakan gaya kepemimpinan yang kharismatik.Dalam pengamatan penulis selama melakukan penelitian memangmelihat fakta bahwa Kepala Kantor Wilayah Wilayah Kementerian Agama 77 1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi SulawesiSelatan dapat mempertahankan dan terus mengembangkan gayakepemimpinan demokratisnya agar roda organisasi yang dipimpinnya bisa berjalan dengan lebih baik lagi. 2. Bagi peneliti yang ingin menganalisis variabel-variabel gayakepemimpinan yang ada, pada khususnya pada Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, maka disarankan agar meneliti dengan menggunakan variabel variabel yang lain yangtidak termasuk dalam penelitian ini.. 78 DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad . 1990. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern . Bandung :Pustaka Amani.Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok .Rineka Cipta. Jakarta.Fattah, Nanang. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan . Bandung: RemajaRosdakarya.Kartono, K. 1992. Pemimpin dan Kepemimpinan . Jakarta: PT. Raja Grafindo.Kartono, Kartini. 2006. Pemimpin dan Kepemimpinan, Apakah Kepemimpinan Abnormal itu? . PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.Komarudin, Inu Kencana. 2006. Kepemimpinan Pemerintah Indonesia . PT.Refika Aditama : Bandung.Kristiadi. 1996. Kepemimpinan . Jakarta: LAN RI.Maman Ukas, Manajemen Konsep, Prinsip, dan Aplikasi , (Bandung : OssaPromo, 1999). 79 Nawawi, H, 1985, Administrasi Pendidikan , Jakarta : Gunung Agung.Pangewa, Maharuddin. 1989. Kepemimpinan Dalam Proses Administrasi (Suatu Tinjauan Berbagai Literatur) . Diktat. Ujungpandang FPIPS IKIP.Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan . Bandung:Remaja Rosdakarya.Siagian , S.P. 1997. Filsafat Administrasi . Jakarta: PT. Toko Gunung AgungSoetopo, Hendiyat dan Wasty Soemanto. 1984 . Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Supervise Pendidikan . Armico. BandungSoekarno, K. 1986. Dasar dasar Manejemen . Jakarta: Miswar.Syamsi, Ibnu. 1994. Pokok pokok Organisasi dan Manajemen . Jakarta: PT.Rineka Cipta.Siswanto, bedjo. 1990. Manejemen Modern, Konsep dan Aplikasi . Bandung:Sinar Baru.Terry, George R. 2008. Dasar dasar Manajemen . Terjemahan Oleh G.A.Ticaulu. PT. Bumi Aksara : Jakarta.Thoha, Miftah. 1995, Kepemimpinan Dalam Manejmen . Jakarta : RajaGrafindo Persada.Winardi. 1983. Kepemimpinan dan Manegement . Bandung: Alumni Pilih emotikon

Percakapan dimulai hari ini

20:37 Idha Poetrhye Gaya Kepemimpinan Posted by Irpan Ramdani On Tuesday, December 28, 2010 No comments 4 Gaya Kepemimpinan Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukanya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman, ahli pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari perannya memberikan pengajaran/instruksi. Ada 4 gaya kepemimpinan berdasarkan kepribadian yaitu : Gaya Kepemimpinan Karismatis Gaya Kepemimpinan Diplomatis Gaya Kepemimpinan Otoriter Gaya Kepemimpinan Moralis Masing-masing dari keempat gaya kepemimpinan tersebut memiliki perbedaan, kelemahan juga kelebihannya masingmasing. a) Gaya Kepemimpinan Karismatis. Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan semangat. Saya tidak tahu darimana asalnya kharisma mereka, tetapi saya yakin bahwa kelebihan itu adalah anugerah dari Tuhan yang adil. Biasanya pemimpin dengan kepribadian kuning ini visionaris. Mereka sangat menyenangi perubahan dan tantangan. Mungkin, kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa saya analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang orang yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji. Yah, itu saja, tanpa adanya komitmen untuk berubah. Banyak yang datang, tetapi banyak juga yang pergi. b) Gaya Kepemimpinan Diplomatis. Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya. Dalam bahasa sederhana, diplomator yang ulung, atau win-win solution. Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya ini bisa sangat sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikutpengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin. c) Gaya Kepemimpinan Otoriter. Kelebihan gaya kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada

alasan, yang ada adalah hasil. Bagaimana caranya ? Lakukan semua yang bisa ! Dunia memang berubah, hanya saja, dia bergerak lebih cepat ! Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya. Nah, disinilah masalahnya. Semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Si otoriter ini kadang kala menekan bawahannya supaya tidak menjadi ancaman, entah itu dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak mungkin dicapai. d) Gaya Kepemimpinan Moralis. Tidak ada gaya kepemimpinan yang paling menghargai bawahannya selain pemimpin dengan kepribadian biru ini. Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap permasalahan para bawahannya. Sabar ? Tentu saja. Murah hati ? Tepat sekali. Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang orang datang karena kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya. Yang paling mengerikan dari pemimpin berkepribadian biru ini adalah emosinya. Dia sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat. Jawaban Kasus : Hartoyo Sebagai Manajer. 1. Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Pak Hartoyo adalah Gaya kepemimpinan otoriter atau otokrasi, yang artinya sangat memaksakan kehendak kekuasaannya kepada bawahan. Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak ada alasan, yang ada adalah hasil. Bagaimana caranya ? Lakukan semua yang bisa ! Dunia memang berubah, hanya saja, dia bergerak lebih cepat ! Langkah - langkahnya penuh perhitungan dan sistematis. Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya. Nah, disinilah masalahnya. Semua orang adalah musuh, entah itu bawahannya atau rekan kerjanya. Si otoriter ini kadang kala menekan bawahannya supaya tidak menjadi ancaman, entah itu dengan kedisiplinan yang tidak masuk akal atau dengan target yang tak mungkin dicapai. Motivasi bawahan Pak Hartoyo saat ini yang sebagai karyawan biasa tentu tidak senang dengan gaya kepemimpinan militer/ otoriter seperti yang diterapkan Pak Hartoyo karena mereka tidak terbiasa. Berbeda dengan bawahan Pak Hartoyo yang dahulu, yang merupakan tentara yang sudah terbiasa dengan gaya kepemimpinan yang keras dan tegas. 2. Jika Pak Hartoyo tidak merubah gaya kepemimpinannya diprediksikan Departemen yang dibawahinya tidak ada kekompakan, rasa kekeluargaan dan bawahanya akan merasa tertekan dengan gaya kepemimpinannya.

Ada beberapa hal yang bisa ditempuh untuk memperbaiki keadaan di Perusahaan tersebut : 1. Menyarankan kepada Pak Hartoyo untuk merubah gaya kepeimpinannya. 2. Bericara kepada bawahan Pak Hartoyo agar memaklumi gaya kepemimpinan yang diterapkan Pak Hartoyo. 3. Jika kedua hal diatas tidak merubah keadaan menjadi lebih baik, maka perusahaan disarankan untuk mengganti Pak Hartoyo dengan orang yang bisa memimpin Departemen Produksi dengan lebih baik. Pilih emotikon

You might also like