You are on page 1of 11

Pengelolaan Konflik pada Kasus Transeksual

Ismed Yusuf Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro I. Pendahuluan Kasus Iwan Rubianto, yang melakukan operasi ganti kelamin di Singapura, dari laki-laki menjadi perempuan dan berganti nama dengan Vivian Rubianti pada tahun 19 !, sempat men"uat di Indonesia# $endapat pro dan kontra di antara para ilmuwan, baik dari kedokteran, psikologi, hukum, sosial dan agama saling kontradikti%# Sejak itulah, pengelolaan kasus transeksual mulai mendapatkan perhatian, yang semula belum mendapatkan perhatian sama sekali# &i Indonesia sendiri, sesudah itu, operasi ganti kelamin pada kasus traseksual mulai bisa dilakukan pada rumah sakit ' rumah sakit yang besar# &i Semarang pernah dilakukan ( kali, beberapa di antaranya penulis menjadi salah satu anggota tim# )entu saja ada kasus-kasus yang bisa berhasil dengan baik, baik dari segi biologis, psikologis dan sosial, misalnya pada kasus &or"e *amalama# )etapi tentu saja banyak kasus yang malah menimbulkan masalah psikososial yang lebih rumit dan sulit untuk dikelola# II. Transeksual )ranseksual, adalah bentuk ekstrim dari *angguan Identitas +enis Kelamin# *angguan Identitas +enis Kelamin, ditandai oleh perasaan kegelisahan yang dimiliki seseorang terhadap jenis kelamin biologisnya sendiri, termasuk peran jenis kelaminnya ,jender-# &alam situasi yang ideal, identitas jenis kelamin dan identitas jender adalah sejalan# Seorang yang berjenis kelamin perempuan, tentunya akan berpenampilan dan berperilaku layaknya perempuan pada umumnya# &emikian sebaliknya juga pada seorang laki-laki# Seorang dengan jenis kelamin biologik laki-laki, akan tetapi dia merasa dirinya perempuan dan berpenampilan serta berperilaku seperti perempuan se"ara umum dapat disebut dysforia jender# &emikian pula sebaliknya# .al ini terjadi oleh karena adanya gangguan dalam mood dan a%ek dari individu tersebut# /entuk ekstrim dari dis%oria

jender inilah yang disebut transeksual# +adi transeksual adalah, keinginan yang kuat untuk menjadi individu dengan jenis kelamin yang berlawanan dengan kelamin biologiknya, dan berupaya untuk menstimulasi dan mendapatkan terapi yang dapat mengubah se"ara %enotipe organ biologisnya menjadi lawan jenisnya# III. Kondisi Biologis Seorang disebut laki-laki atau perempuan yang normal harus memenuhi 10 syarat# Se"ara biologi harus memenuhi 1 syarat dan se"ara psikologi harus memenuhi 2 syarat# Syarat biologi yaitu 3 1# +enis dan jumlah kromosom# $ada laki-laki, 21 45 dan pada perempuan, 21 44# 6# +enis gonade# $ada laki, testis dan pada perempuan indung telur# !# 7lat kelamin dalam# $ada laki-laki epididimis dan saluran sperma# Sedangkan pada perempuan tuba dan rahim# 2# 7lat kelamin luar# $ada laki-laki skrotum dan penis# Sedangkan pada perempuan klitoris, vagina dan labia mayora# (# .ormonal# $ada laki-laki yang dominan adalah testoteron, sedangkan pada perempuan estrogen dan progesteron# 1# 7lat kelamin sekunder# $ada laki tumbuh bulu-bulu yang khusus seperti kumis, jenggot, juga otot-otot yang lebih berkembang, adanya jakun# $ada perempuan adanya payudara, pintu panggul yang lebih besar, kulit lebih halus dan sebagainya# IV. Kondisi Psikologis 2 syarat psikologis, merupakan suatu jalur yang berkesinambungan# Semuanya harus sesuai dengan jenis kelamin biologinya# Kondisi psikologis terkait dengan perkembangan perilaku seksual dari bayi, anak, remaja sampai dewasa# Kondisi psikologis terdiri dari 2 tahap perkembangan perilaku seksual, yang meliputi 3 perkembangan identitas jenis, perilaku jender, orientasi seksual dan perilaku seksual#

1. Perkembangan identitas jenis. Identitas jenis adalah 3 perasaan diri seseorang akan identitas jenis kelaminnya# 7pakah dirinya seorang laki-laki atau seorang perempuan# 5ang normal, perasaan diri tersebut sesuai jenis kelamin biologisnya# Identitas jenis tesebut terbentuk sempurna pada usia 18 bulan, dengan %aktor yang dominan adalah lingkungan, terutama orang tua# /ayi yang baru lahir, dengan segera dapat ditentukan jenis kelaminnya dengan langsung melihat alat kelamin luar# $erilaku orang tua yang berpengaruh antara lain3 pemberian nama, nama panggilan, jenis dan warna pakaian dengan asesorinya, mainan dan sebagainya# 9ewat pengaruh pengasuhan tersebut, se"ara bermakna akan membentuk identitas diri, apakah dirinya laki-laki atau perempuan# 2. Perkembangan identitas jender Identitas jender adalah penampilan dan atau perilaku non seksual, yang ditampilkan seseorang dalam kehidupan sehari-hari# 5ang normal, adalah sesuai dengan jenis kelamin biologiknya dan identitas jenisnya# Keadaan ini terbentuk sempurna sejak anak usia 2 tahun# :aktor yang mempengaruhi, yang dominan adalah %aktor lingkungan, khususnya perilaku orang tua dalam pengasuhan# ;isalnya, pemberian pakaian, jenis mainan, teman-teman sebaya sepermainan, tugas-tugas dalam rumah tangga dan sebagainya# 9ewat pengaruh pengasuhan tersebut, se"ara bermakna akan membentuk identitas jender, apakah sesuai dengan dirinya laki-laki atau perempuan# 3. Perkembangan orientasi seksual <rientasi seksual adalah, sasaran obyek keinginan seksual terhadap jenis kelamin tertentu# 5ang normal adalah, lawan jenis dari dirinya# <rientasi seksual terbentuk sempurna pada saat remaja# :aktor yang berpengaruh adalah lingkungan pergaulan dengan teman sebaya#

4. Perkembangan perilaku seksual $erilaku seksual adalah akhir dari perkembangan psikologi perilaku seksual# $erilaku seksual adalah perilaku yang didasari atas orientasi seksual# $ada keadaan yang normal, seseorang men"ari dan memperoleh kepuasan dengan lawan jenisnya# $erilaku seksual yang normal meliputi semua aktivitas dengan lawan jenis, yang akhiri dengan sanggama, di mana alat kelamin laki-laki masuk ke dalam alat kelamin perempuan, keduanya saling menikmati, saling memberikan kepuasan dan pada keadaan tertentu, diharapkan dari hubungan tersebut mengakibatkan kehamilan atau memberikan keturunan# Penyimpangan perkembangan psikologis Sesuai dengan perkembangan psikologis perilaku seksual, maka transeksual bisa terjadi apabila perkembangan sejak %ase 1, 6, ! sampai 2 selalu terjadi penyimpangan kearah yang berlawanan# /ila penyimpangan perkembangan mulai %ase 6, ! sampai 2, maka yang terjadi adalah transvestitisme, yaitu seseorang berpenampilan dan berperilaku berlawanan dengan jenis kelamin biologisnya, akan tetapi dia tetap merasa dirinya sesuai dengan jenis kelamin biologisnya# =ontoh yang sering terjadi adalah pada waria, di mana dia merasa dirinya laki-laki, akan tetapi senang tampil dan berperilaku seperti perempuan# <rientasi dan obyek seksualnya juga laki-laki# /ila penyimpangan perkembangan mulai %ase ! sampai 2, maka yang terjadi adalah homoseskual berat ,homoseksual egosintonik-# Seseorang berpenampilan dan berperilaku sesuai dengan jenis kelamin biologiknya, akan tetapi dia merasa menyenangi dan mendapatkan kepuasan dari orientasi seksual dan perilaku seksualnya dengan sesama jenis# Se"ara psikologis tidak terjadi kon%lik dengan perilaku tersebut dan berusaha untuk tetap mempertahankan dan mendapatkan pengakuan dari lingkungan dan masyarakat, atas perilakunya tersebut# /ila penyimpangan perkembangan hanya terjadi pada %ase 2, maka yang terjadi adalah homoseksual ringan ,egodistonik-# Seseorang berpenampilan dan berperilaku seksual sesuai dengan jenis kelamin biologiknya, orientasi seksualnya dan perilaku seksualnya bisa dengan lawan jenis atau yang sejenis# $ada kondisi ini seseorang sering

terjadi kon%lik internal, antara keinginan untuk berperilaku seksual yang normal dan yang menyimpang# $ada kondisi ini pasien menutup diri rapat-rapat tentang keberadaan dirinya# )ermasuk dalam kategori ini, mereka yang berperilaku homoseksual rekreasional# V. Diagnosis Transeksual ;enurut >#.#<# ,1999- 3 7# Individu tersebut ingin untuk hidup dan diterima sebagai anggota dari orang dengan jenis kelamin yang berlawanan, biasanya diikuti dengan impian untuk memiliki tubuh sebisa mungkin sama dengan jenis kelamin yang diinginkan melalui operasi dan terapi hormonal# /# Kondisi ini telah mun"ul se"ara persisten sekurang-kurangnya 6 tahun# =# *angguan ini bukan disebabkan oleh gangguan mental lainnya dan bukan oleh karena gangguan yang bersi%at biologik# VI. Konflik Psikososial *angguan dalam perkembangan psikologis perilaku seksual, menimbulkan masalah di lingkungan yang tidak bisa diabaikan# <leh karena kondisi transeksual merupakan suatu proses perkembangan yang terus menerus berjalan dan berlangsung, maka masalah psikologis yang mun"ul juga tergantung pada usia individu dan sejauh mana penyimpangan yang sudah terjadi# Kasus-kasus transeksual jarang mun"ul se"ara langsung mani%est, akan tetapi lewat proses yang bertahap dan berjalan perlahan-lahan# $ada usia balita, nampak individu lebih memilih mainan-mainan yang biasa dimainkan oleh lawan jenis, beberapa perilaku mirip lawan jenis, menyenangi hal-hal yang berkaitan dengan perilaku lawan jenis# $ada usia sekolah, nampak teman-teman sebaya dan sepermainannya kebanyakan dengan lawan jenis# &engan sesama jenis kurang suka dan kurang disukai oleh temannya# $erilaku mirip lawan jenis lebih menonjol# $ada usia remaja, di mana sudah masuk %ase orientasi seksual, mulai ada aktivitas homoseksual, baik oleh karena dijadikan obyek orang lain maupun atas inisiti% sendiri berupaya untuk menjadi obyek homoseksual orang lain# /iasanya yang di"ari adalah

orang yang lebih tua, dan berpenampilan ma"o# $ada masa remaja ini penampilan dengan pakaian lawan jenis sudah mulai "oba-"oba se"ara tersembunyi# :antasi dalam mimpi basah juga dengan sesama jenis# $ada usia dewasa, penampilan dan perilaku lawan jenis lebih ekstrem dan lebih sering, walaupun belum 100?# &emikian pula kegiatan dan pekerjaan yang disukai adalah pekerjaan yang berkaitan dengan keperluan lawan jenis# 7ktivitas homoseksual lebih sering terjadi, bahkan bisa mela"urkan diri dengan penampilan lawan jenis# $ada masa inilah kon%lik transeksual yang mendalam benar-benar terjadi# Kon%lik psikososial ini bisa meliputi beberapa bidang se"ara simultan# Kon%lik tersebut antara lain adalah 3 keinginan untuk ganti kelamin keluarga pekerjaan partner seksual stigma masyarakat agama hukum dan sebagainya

Kondisi-kondisi kon%lik yang bertubi-tubi tanpa bisa diselesaikan dengan baik, menimbulkan pasien transeksual mudah jatuh dalam keadaan depresi# VII. Depresi &epresi merupakan gangguan jiwa non psikotik, di mana timbul perasaan sedih yang mendalam, tingkah laku yang lamban dan proses pikir yang terhambat# Se"ara klinis ada 2 %ase dari depresi 3 :ase 1 3 didominasi oleh perasaan ke"ewa yang mendalam, dan sulit untuk keluar dari keke"ewaan tersebut# :ase 6 3 gejala %ase 1 ditambah dengan keluhan-keluhan %isik, teruatama pada alat-alat vis"era dan ketegangan dari otot-otot dan sulit tidur# :ase ! 3 gejala %ase 6 ditambah dengan mun"ulnya pikiran-pikiran tentang kematian, baik kematian orang lain maupun kematian dirinya sendiri#

:ase 2 3 gejala %ase ! ditambah dengan per"obaan bunuh diri atau tindakan bunuh diri# $er"obaan bunuh diri bila tidak berhasil mati, tindakan bunuh diri bila berakhir dengan kematian# VIII. Pengelolaan Konflik $ada anak laki-laki usia balita dan usia sekolah, lebih sering disebut proses %eminisasi# Semakin dini diketahui dan terdeteksi, bila dibiarkan berkembang sampai dewasa, berarti semakin berat gangguannya, sehingga pengelolaan harus lebih serius# $ada anak- anak dengan %eminisasi dapat dilakukan pendekatan dengan terapi bermain (play therapy) dan pengelolaan lingkungan yang terarah# &iharapkan orang tua dapat mengendalikan proses %eminisasi dengan se"ara bertahap dengan menjaga agar emosi anak tetap stabil# +uga pengarahan dari teman-teman sebaya baik yang sejenis maupun yang lawan jenis# $engelolaan dilanjutkan sampai pasien usia remaja dan betul-betul bebas dari proses %eminisasi tersebut# &emikian sebaliknya untuk anak perempuan# $ada usia remaja, pengelolaan lebih sulit# Khususnya mereka yang telah terjadi gangguan orientasi seksual# @paya yang mesti didahulukan adalah bagaimana men"egah terjadinya kontak homoseksual dengan orang lain# :rekuensi dan jumlah pasangan aktivitas homoseksual, akan menentukan prognosis keberhasilan dalam pengelolaan# $ada pasien remaja, harus sudah dipikirkan apakah sudah mulai nampak adanya sindroma depresi pada tahap awal# Sering kali sudah terjadi depresi yang terselubung ,tersamar-# $ada kondisi ini sudah harus dipertimbangkan pemberian obat anti depresan# $sikoterapi pada remaja juga harus berlangsung se"ara bertahap dan berulangulang# /ila %rekuensi kontak homoseksual sudah bisa terkendali, dikendalikan juga pergaulan dengan teman-teman senasib# .al ini untuk men"egah terjadi kekambuhan ,relaps- dari kondisi yang sudah mengalami perbaikan# Kegiatan olah raga yang disukai juga harus diprogram dengan baik, untuk memperbaikan penampilan diri#

IX. Pengelolaan Konflik Kasus Transeksual De asa $engelolaan kasus-kasus transeksual dewasa, termasuk kasus yang amat sulit# 7da beberapa tujuan yang harus ditegaskan lebih dahulu 3 1# 7pakah akan diarahkan menjadi kasus yang normal sesuai dengan jenis kelamin biologiknyaA 6# 7pakah akan diarahkan menjadi kasus transvestitisme A !# 7pakah akan diarahkan menjadi individu lawan jenis dengan tindakan operati%A $ada prinsipnya, terapi psikiatri ditujukan agar pasien dapat menyesuaikan diri dengan apa yang ada pada dirinya# Sulitnya mengelola, oleh karena beberapa sebab# 1# $ada umumnya telah terjadi kontak homoseksual dengan jumlah dan %rekuensi tinggi dengan partner yang "ukup banyak# $ada umumnya homoseksual bersi%at egosintonik# 6# Sudah terjadi transvestitisme se"ara terbuka di depan umum# !# $ekerjaan yang ditekuni adalah pekerjaan yang sesuai untuk lawan jenis# 2# Kon%lik sudah mendalam dan meluas di banyak aspek# (# Sudah terjadi gangguan depresi yang "ukup dalam# 1# $asien tidak ingin ditolong masalahnya, akan tetapi minta dibantu apa yang diinginkan# X. Pedoman Pengelolaan Transeksualisme di Indonesia 1# Bvaluasi psikiatrik yang luas dan mendalam, dengan dilakukan psikoterapi yang teratur lebih dahulu# /ila upaya ini mengalami kegagalan, maka dapat dipikirkan untuk tindakan operati%, dengan mengingat beberapa syarat dasar yang harus dipenuhi terlebih dahulu# 6# $asien harus dibuktikan bermotivasi kuat, dan se"ara psikopatologik tidak menunjukkan tanda-tanda ke arah psikosis# !# )erapi hormonal, terapi menghilangkan bulu yang mengganggu penampilan, dan pembedahan kosmetik non genital lainnya, perlu dijalankan lebih dahulu## 2# .idup sebagai lawan jenis perlu dilaksanakan sebagai per"obaan yang "ukup lama, sedikitnya 6 tahun#

(# Kesediaan pada masa pas"a operasi untuk dievaluasi se"ara teratur oleh psikiater, sebagai lawan jenis, dengan mengingat hal-hal yang terjadi selama hidup sebagai lawan jenis# 7pabila syarat-syarat nomor 1 sampai ( memberikan motivasi yang tetap kuat pada diri pasien, maka dapat dirundingkan lagi dengan tim dokter ahli, apakah tindakan pembedahan itu dapat dipertimbangkan sebagai langkah berikutnya# &alam evaluasi ulangan terhadap pasien, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut 3 1# $asien yang se"ara primer merupakan seorang transeksual, dari semula merasa bahwa alat kelaminnya merupakan gangguan yang luar biasa# Ia tidak atau hanya sedikit merasa kesenangan erotik dari adanya alat kelamin tersebut, atau malahan memben"i alat kelaminnya# .al ini menimbulkan ia senantiasa dalam keadaan "emas dan depresi yang kontinyu, sehingga tindakan psikoterapi tidak mengalami kemajuan, karena tujuan utamanya adalah mengubah alat kelaminnya# &alam keadaan ini, tindakan operasi dapat ditinjau sebagai tindakan yang egosintonik ,sesuai dengan kepribadian dan kesadaran- dari pasien# Kelompok ini merupakan kandidat terbaik untuk operasi ganti kelamin# 6# $asien dengan gejala yang dominan transvestitisme dan homoseksual, merupakan kasus yang lebih komplek# Se"ara biologik benar-benar laki-laki, ia memperoleh kesenangan atau kepuasan erotik dari alat kelaminnya, sedangkan gejala transeksualnya si%atnya sekunder, hati-hati untuk dilakukan tindakan pembedahan# Sebab, tindakan pembedahan si%atnya irreversibel# $asien sema"am ini biasanya berusia antara !0 ' 20 tahun, di mana telah mengalami banyak keuntungan untuk hidup sebagai lawan jenis# Sebagai per"obaan untuk menilai diagnosis banding, perlu dilakukan suatu psikoterapi sistematik ,teratur- paling tidak selama 6 tahun, dengan maksud 3 1# ;enilai tara% ke"emasan dan depresinya, apakah berkurang, sama atau bertambah# 6# ;enilai dorongan transeksual tersebut# !# ;en"oba dengan terapi hormonal lebih dahulu ,membesarkan buah dada, merubah nada suara, menge"ilkan alat kelamin, berkurangnya dorongan seksual7pabila semua per"obaan tersebut memberikan hasil yang memuaskan, maka tindakan operasi ganti kelamin dapat dipertimbangkan bersama tim dokter ahli#

XI. Prognosis Kasus-kasus transeksual yang sudah mengalami operasi ganti kelamin, sering menimbulkan masalah psikososial yang "ukup rumit, khususnya yang menyangkut masalah partner seksual# &ari beberapa pengalaman, didapatkan kesulitan untuk mendapatkan pasangan seksual yang tetap# $ada umumnya laki-laki yang bersedia menjadi partner seksual kebanyakan lebih menginginkan uangnya dari pada diri individu transeksual tersebut# Sementara laki-laki tersebut sering sudah mempunyai simpanan wanita lain yang menjadi partner seksualnya# Kondisi ini sering menimbulkan depresi yang mendalam sampai terjadinya bunuh diri# XII. !ingkasan )ranseksual adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan identitas jenis kelamin yang berlawanan dengan jenis kelamin biologiknya# $asien merasa dirinya berlawanan dengan alat kelamin yang dimiliki, sehingga penampilan dan perilakunya sesuai dengan lawan jenis# $asien berusaha untuk mendapatkan partner seksual yang sesama jenis dan ingin hidup sebagai lawan jenis# $roses terjadinya transeksual, merupakan proses yang berlangsung "ukup panjang# $erlu deteksi dini pada saat usia pasien masih balita atau anak-anak# $ada masa remaja kon%lik mulai berkembang, oleh karena orientasi seksualnya dengan jenis kelamin yang sama# $ada masa dewasa, kon%lik semakin komplek, oleh karena pasien sudah tampil dan berperilaku seperti lawan jenis, dan berupaya mendapatkan partner seksual yang sejenis# <perasi ganti kelamin, merupakan salah satu alternati% jalan keluar, walaupun masih banyak menimbulkan kontroversi maupun masalah sesudah dilakukan operasi kelamin tersebut#

Kepustakaan 1# Kaplan .&, Sado"k /+, 3 *angguan Identitas +enis Kelamin# Sinopsis $sikiatri# +ilid II, edisi tujuh# /inarupa 7ksara, 199 # 6# Setyonegoro, K 3 )ranseksualisme# &irektorat Kesehatan +iwa &itjen 5ankes &epkes RI, 1981# !# ;aramis, >: 3 Seksualitas Cormal dan 7bnormal# =atatan Ilmu Kedokteran +iwa# 7irlangga @niversity $ress, 1998# 2# 7meri"an $sy"hiatri" 7sso"iation# &iagnosti" and Statisti"al ;ental &isorder, !rd ed Revised# >ashington &=, 198 (# 7meri"an $sy"hiatri" 7sso"iation# &iagnosti" and Statisti"al ;ental &isorder, 2th ed, >ashington &=, 1992 1# &epartemen Kesehatan R#I# &irektorat +endral $elayanan ;edik# $edoman $enggolongan &iagnosis *angguan +iwa di Indonesia III, 199!# # .urlo"k B/# $erkembangan 7nak# Bdisi keenam, +ilid 6# $enerbit Brlangga, 199!#

You might also like